• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Ukdi Klinik 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembahasan Ukdi Klinik 1"

Copied!
367
0
0

Teks penuh

(1)

Office Address:

Jl Padang no 5, Manggarai, Setiabudi, Jakarta Selatan (Belakang Pasaraya Manggarai)

Phone Number : 021 8317064 Pin BB 2A8E2925

WA 081380385694 Medan :

Jl. Setiabudi No. 65 G, Medan Phone Number : 061 8229229 Pin BB : 24BF7CD2

www.optimaprep.com

dr. Widya, dr. Eno, dr. Yolina

dr. Cemara, dr. Yusuf

(2)

Kultur darah umumnya ditemukan pada minggu pertama

Kultur feses mulai ditemukan pada minggu kedua dan

ketiga

(3)
(4)
(5)

Virus RNA

(Picornavirus) ukuran

27 nm

Kebanyakan kasus

pada usia <5 tahun

asimtomatik atau

gejala nonspesifik

Gejala bersifat akut:

Demam, malaise, mual,

muntah, anoreksia,

gejala abdomen

Ikterus, nyeri abdomen

kanan atas

Pengobatan: suportif

(6)
(7)
(8)

Hepatoma merupakan keganasan hati

Berbagai penyebab hepatoma adalah

Infeksi kronik hepatitis B

sirosis

hepatoma

Resistensi insulin

non alcoholic liver disease

(NAFLD)

sirosis

hepatoma

Konsumsi alkohol

alcohlic liver disease

sirosis

hepatoma

Gejala yang akan dialami pasien dengan

hepatoma adalah: ikterik, ascites, mudah

memar (gangguan koagulasi), penurunan

berat badan dan nyeri abdomen.

(9)

Tipe hepatoma paling umum adalah

hepatocellular carcinoma

Metode diagnostik yang dapat digunakan

meliputi: pemeriksaan kadar Alfa fetoprotein

(AFP). AFP merupakan penanda tumor yang

akan meningkat pada beberapa kasus seperti:

hepatocelluler carcinoma, germ cell tumor

dan kanker metasatasis hati. Selain itu

pemeriksaan CT-scan dengan kontras juga

pilihan metode diagnostik.

(10)

Pada pasien dengan

hipertensi dan memiliki

penyakit jantung

koroner, maka target

utama dari pengobatan

adalah kolesterol LDL.

Trigliserida memberikan

tambahan informasi

untuk pertimbangan

diagnosis dan pilihan

terapi

ESC/EAS Guidelines for the management of dyslipidaemias 2011

(11)

ESC/EAS Guidelines for the management of dyslipidaemias 2011

(12)

Hematemesis adalah muntah darah berwarna

kehitaman yang berasal dari perdarahan saluran

cerna bagian atas.

Melena adalah buang air besar berwarna

kehitaman ter akibat perdarahan saluran cerna

bagian atas.

Penyebab:

Varises (di Indonesia: 70-75%)

Non-varises:

• ulkus peptikum (OAINS, infeksi

H.pylori

, stres) • gastropati hipertensi portal

• Sindrom Mallory-Weiss, esofagitis, tumor, dan

(13)
(14)
(15)
(16)

MAYOR Kemungkinan Penyebab HENTIKAN OBAT

Gatal & kemerahan Semua jenis OAT Antihistamin & evaluasi ketat

Tuli Streptomisin Stop streptomisin

Vertigo & nistagmus (n.VIII) Streptomisin Stop streptomisin

Ikterus Sebagian besar OAT Hentikan semua OAT s.d.

ikterik menghilang, hepatoprotektor

Muntah & confusion Sebagian besar OAT Hentikan semua OAT & uji fungsi hati

Gangguan penglihatan Etambutol Stop etambutol

Kelainan sistemik, syok & purpura

(17)

Minor Kemungkinan Penyebab Tata Laksana

Tidak nafsu makan, mual, sakit perut

Rifampisin OAT diminum malam

sebelum tidur

Nyeri sendi Pyrazinamid Aspirin/allopurinol

Kesemutan s.d. rasa terbakar di kaki

INH Vit B6 1 x 100 mg/hari

(18)

Cardiac troponins berperan petning dalam

mengakkan diagnosis dan stratifikasi risiko.

Khususnya marker berguna dalam

membedakan NSTEMI dan ubstable angina

Troponins merupakan pemeriksaan yang

lebih spesifik dan sensiti dibandingkan

marker lain seperti: creatine kinase (CK),

isoenzyme MB (CK-MB), dan myoglobin.

Setelah cedera jantung, troponin dapat

meningkat dalam 2-4 jam dan bertahan

selama 7 hari

Daftar Pustaka: ESC Guidelines for the management of acute coronary syndromes in patients presenting without persistent ST-segment elevation

(19)
(20)

Kolelitiasis adalah

adanya batu pada

saluran kantung

empedu

Gejala:

Mual

Nyeri regio perut kanan

atas

Nyeri khususnya dipicu

makanan berlemak

Jika disertai infeksi

sekunder,d apat

menyebabkan gejala

demam, dan menggigil.

4F: female, fat, forty

(21)

Lokasi Nyeri Anamnesis Pemeriksaan Fisis Pemeriksaan Penunjang Diagnosis Terapi Nyeri epigastrik Kembung Membaik dgn makan (ulkus duodenum), Memburuk dgn makan (ulkus gastrikum)

Tidak spesifik Urea breath test (+): H. pylori Endoskopi: eritema (gastritis akut) atropi (gastritis kronik) luka sd submukosa (ulkus) Dispepsia PPI: ome/lansoprazol H. pylori: klaritromisin+amoksi lin+PPI Nyeri epigastrik menjalar ke punggung

Gejala: mual & muntah, Demam Penyebab: alkohol (30%), batu empedu (35%)

Nyeri tekan & defans, perdarahan retroperitoneal (Cullen: periumbilikal, Gray Turner: pinggang), Hipotensi Peningkatan enzim

amylase & lipase di darah

Pankreatitis Resusitasi cairan Nutrisi enteral Analgesik

Nyeri kanan atas/ epigastrium Prodromal (demam, malaise, mual) → kuning. Ikterus, Hepatomegali Transaminase, Serologi HAV, HBSAg, Anti HBS

Hepatitis Akut Suportif

Nyeri kanan atas/ epigastrium

Risk: Female, Fat, Fourty, Hamil Prepitasi makanan berlemak, Mual, TIDAK Demam Nyeri tekan abdomen Berlangsung 30-180 menit USG: hiperekoik dgn acoustic window Kolelitiasis Kolesistektomi Asam ursodeoksikolat Nyeri epigastrik/ kanan atas menjalar ke bahu/ punggung

Mual/muntah, Demam

Murphy Sign USG: penebalan dinding kandung empedu (double rims)

Kolesistitis Resusitasi cairan AB: sefalosporin gen. 3 + metronidazol Kolesistektomi

(22)

Osteoporosis primer dibagi lagi lebih lanjut

menjadi:

Tipe I (pasca menopause)

Ini terjadi pada wanita pasca menopause. Dengan

begitu, dapat dikatakan bahwa osteoporosis terjadi

karena kekurangan estrogen (hormon utama pada

wanita) yang membantu mengatur pengangkutan

kalsium ke dalam tulang pada wanita.

Tipe II (Senile)

Terjadi pada pria dan wanita usia. Hilangnya massa

tulang kortikal terbesar terjadi pada usia tersebut.

Diakibatkan oleh kekurangan kalsium yang berhubungan

dengan usia dan ketidakseimbangan antara kecepatan

hancurnya tulang dan pembentukan tulang baru.

Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun

dan dua kali lebih sering menyerang wanita.

(23)

Vitamin D berperan penting dalam absorbsi

kalsium yang akhirnya berhubungan dengan

metabolisme kalsium tulang.

Pada kondisi kekurangan aktivasi vitamin D

seperti pada orang tua dan penyakit ginjal

kronik, maka akan terjadi pengeroposan

tulang sebagai akibat dari resorbsi tulang

untuk mengkompensasi kadar kalsium

(24)

7-dehydrocholesterol merupakan prekursor

vitamin D3 pada lapisan epidermis kulit.

Setelah mengalami reaksi elektrocyclic akibat

paparan terhadap UVB akan membentuk

cholecalciferol. Cholecalciferol akan

dihodroksilasi di hati untuk membentuk

calcifediol

langkah terakhir adalah

hidroksilasi oleh ginjal menjadi calcitriol

(bentuk aktif dari vitamin D3)

(25)

Tirotoksikosis:

manifestasi

peningkatan

hormon

tiroid

dalam

sirkulasi.

Hipertiroidisme:

tirotoksikosis

yang

disebabkan oleh kelenjar tiroid hiperaktif.

Trias:

Hipertirioidsme: pembesaran tiroid

hiperfungsional difus.

Optalmopati infiltratif menghasilkan

exophthalmos.

Dermopati infiltratif terlokalisasi disebut

(26)

Skor>19

hipertiroid

Skor<11

eutiroid

Antara

11-19

equivocal

(27)
(28)

↑TSH, ↓T4 Hipotiroid

↑TSH, T4 normal Hipotiroid subklinis, hipotiroid dalam perawatan.

↑TSH, ↑ T4 TSH secreting tumor, resistensi hormon tiroid

↓TSH, ↑T4 atau ↑T3 Hipertiroid

↓TSH, T4 & T3 normal Hipertiroid subklinis

↓TSH, ↓T4 dan ↓T3 Sick euthyriodism, gangguan pituitari

TSH normal, T4 abnormal Perubahan TBG, gangguan laboratorium,

amiodaron,tumor TSH pituitari.

Preferensi tes dengan fT4 dan fT3 dibanding T4 dan T3 total karena tidak

(29)

Abses paru merupakan nekrosis jaringan paru

dengan pembentukan kavitas dengan ukuran

umumnya diatas 2 cm.

Kavitas mengandung debris nekrotik dan

cairan akibat infeksi bakteri.

Berbagai penyebab abses paru adalah

pneumonia, emboli sptik, vasculitis.

(30)

Diagnosis dari abses paru:

Gejala klinis

Pemeriksaan lab (peningkatan LED, sputum,

aspirasi transbronkial)

Pemeriksaan radiologis (xray: abses terlihat pada

sisi unilateral melibatkan lobus atas dan segmen

apikal dari lobus bawah)

(31)

P

enyakit infeksi zoonotik yang disebabkan

oleh Leptospira patogen

Faktor risiko:

Pekerjaan; berkontak secara langsung & tidak

langsung dengan urin atau jaringan binatang yang

infeksius

Bidang pertanian, konstruksi, pembersih selokan,

laboratorium, dokter hewan, pekerja tambang, dan

tentara

Aktivitas berenang, memancing,di dalam air

(32)
(33)

Keluhan demam yang tidak diketahui

sebabnya

Ruam kulit

Sakit kepala terutama bagian frontal

Nyeri otot

Mata merah

Batuk, nyeri dada

Mual dan muntah

Kadang ikterik

(34)

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit

infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan

ditularkan oleh nyamuk

Aedes

terutama

Ae.

aegypti

.

Virus dengue (DEN-V) terdiri atas 4 serotipe yaitu

DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4. Semua serotipe

tersebut terdapat di Indonesia

Gejala klinis infeksi dengue bervariasi mulai dari

yang paling ringan berupa

flu-like syndrome

hingga sindrom renjatan dengue (SRD) dan

kematian. Angka kesakitan dan kematian akibat

DBD di Indonesia masih tinggi. Kematian

terutama disebabkan renjatan hipovolemik akibat

kebocoran plasma dari intravaskular ke ruang

(35)

A. Demam Dengue (DF)

Probable

demam akut dengan 2 atau lebih tanda

berikut :

Nyeri kepala

Nyeri retroorbital

Arthralgia

Rash

Manifestasi perdarahan

Leukopenia, DAN

IgM ELISA (+)

Confirmed

kasus yang telah terkonfirm dengan

(36)

B. Demam Berdarah Dengue (DHF)

Empat tanda berikut di bawah ini harus ada :

Demam, atau riwayat demam, biasanya bifasik.

Kecenderungan perdarahan yang ditandai dengan

tes tornikuet (+), peteki/purpura/ekimosis,

perdarahan mukosa/GIT, hemateemesis/melena.

Trombositopenia ( < 100.000 sel/cc)

Bukti adanya kebocoran plasma yang

bermanifestasi sebagai berikut:

Peningkatan hematokrit > 20%

Penurunan hematokrit > 20% setelah pemberian cairan

Adanya efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.

(37)

DHF grade 1 : demam + gejala nonspesifik

konstitusional (anorexia, muntah, dll) + tes

tornikuet (+)

DHF grade 2 : sama seperti grade 1, ditambah

gejala perdarahan spontan mukokutan atau GIT

(melena, perdarahan gusi, petekie, dll)

DHF grade 3 (DSS) : ditandai oleh gejala

kegagalan hemodinanik seperti nadi lemah dan

cepat (>120x/mnt ), hipotensi (<120 mmHg),

dan akral dingin.

DHF grade 4 (DSS) : adanya shock dengan

(38)

Diagnosis dapat ditegakkan melalui tiga cara:

Keluhan klasik + pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥

200 mg/dL. Glukosa plasma sewaktu adalah hasil

pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan

waktu makan terakhir.

Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL dengan

adanya keluhan klasik. Glukosa darah puasa artinya pasien

tidak mendapatkan tambahan kalori sedikitnya 8 jam

sebelum pemeriksaan.

Pemeriksaan glukosa 2 jam pada tes toleransi glukosa oral

(TTGO) dengan beban 75 gram glukosa ≥ 200 mg/dL .

Pemeriksaan ini lebih sensitif dan spesifik dibanding

dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun

pemeriksaan ini memiliki keterbatasan karena sulit untuk

dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat

(39)
(40)
(41)
(42)
(43)

Kreatinin merupakan marker penanda fungsi

ginjal yang telah umum digunakan. Kreatinin

merupakan hasil produksi hepar dari metilasi

glycoyamine.

Kreatinin dikeluarkan dari tubuh melalui filtrasi

glomerolus Ginjal, karena itu merupakan

penanda yang baik untuk penurunan fungsi

filtrasi glomerolus.

Jika terjadi penurunan filtrasi, maka akan terjadi

(44)

Diare mendadak yang disertai darah dan lendir

dalam tinja. Pada disentri shigellosis, pada

permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa

darah dalam 6-24 jam pertama, dan setelah

12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan

darah dan lendir dalam tinja.

Gejala:

• Panas tinggi (39,5 - 40,0 C), kelihatan toksik.

• Muntah-muntah.

• Anoreksia.

• Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.

• Kadang-kadang disertai dengan gejala

menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit

kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).

(45)

Sistitis: disuria, frekuensi, urgensi, nyeri

suprapubik, urin bau & kelabu.

Pyelonefritis: demam, menggigil, mual, muntah,

nyeri abdomen, diare, silinder leukosit.

Uretritis: disuria, frekuensi, pyuria.

Urinalisis sebaiknya menggunakan urin pagi hari

karena urin terakumulasi sepanjang malam

sehingga lebih banyak kelainan, seperti silinder

atau nitrit, yang dapat ditemukan untuk

(46)

Pielonefritis merupakan infeksi pada ginjal,

umumnya disebabkan karena penjalaran infeksi

ascending dari UTI dibawah.

Gejala yang dialami apsiena dalah demam, nyeri

pinggang, dan mual.

Pada pemeriksaan lab dapat dijumpai:

leukositosis, Pemeriksaan urin: bakteriuria,

hematuria, silinder, pyuria.

Terapi: Ciprofloksasin selama 7 hari atau

(47)
(48)
(49)

Pasien tanpa keadaan komorbid tertentu dapat

menggunakan diuretik golongan thiazide.

Diuretik thiazide dapat dipertimbangkan sebagai terapi lini

pertama pada sebagian besar kasus hipertensi.

ACE Inhibitor merupakan pengobatan yang rasional untuk

pasien dengan angina, risiko tinggi penyakit jantung

koroner, penyakit ginjal kronis dan diabetes.

ARB dengan indikasi yang sama seperti ACE-Inhibitor

merupakan pilihan yang populer dikarenakan minimnya

efek samping seperti batuk (ditemukan pada 10%

penyandang hipertensi yang mengkonsumsi ACE-I). ARB

juga terbukti mengurangi kejadian kardiovaskular pada

individu risiko tinggi.

(50)

1.

ACE-I (kaptopril, lisinopril): Bradikinin & substansi P

batuk

2.

ARB (valsartan, losartan): Tidak menyebabkan batuk

(51)

Terapi

Pemanasan

handuk hangat,

infrared

Radiasi

pre-op/post-op

500- 1000 Rad

“lindungi implant”

Indometasin

Ibuprofen

Diphosphonates

Pembentukan tulang

pada jaringan yang

secara normal tidak

menunjukkan sifat

ossifikasi

Sendi bengkak, nyeri,

hangat

Seringkali terjadi

pengurangan range of

movement

Dapat terjadi sejak 2

minggu post op

Dapat berlanjut menjadi

pembentukan tulang

ekstensif dalam 3 bulan

Ashton et al. Prevention of heterotopic bone formation in high risk patients post-total hip arthroplasty. Journal of Orthopaedic Surgery 2000, 8(2): 53–57

(52)

Femoral head

impaction

(53)

Fraktur siku

tersering pada

anak-anak

Usia < 8 tahun

Mekanisme

Extension (95%) vs

flexion

Posisi menahan

dengan tangan

ekstensi

Posisi menahan

dengan siku fleksi

(54)

Mild swelling to gross deformity

Arm held to side, immobile,

extension

S-shaped configuration

angulasi lengan atas

Gartland

I - nondisplaced

II - displaced with intact posterior cortex

III - displaced fracture, no intact cortex

A: posteromedial rotation of distal fragment

B: posterolateral rotation

(55)

Gartland type I

Gartland type II

(56)
(57)

Infeksi pada

traktus biliaris

Trias Charcoat

Demam

Nyeri perut

kuadran kanan

atas

Kuning/ikterik

• Pemeriksaan:

• USG Abdomen

• Endoscopic retrograde

cholangiopancreatography

(ERCP)

• Magnetic resonance

cholangiopancreatography

(MRCP)

• Percutaneous transhepatic

cholangiogram (PTCA)

• Pemeriksaan lab:

• Kadar Bilirubin

• Kadar enzim hati/tes fungsi hati

• Leukosit/White blood count

(58)

Disorder Clinical Feature

Pancreatitis Chronic Abdominal pain, normal or mildly elevated pancreatic

enzyme levels, malabsorbsion (steatorrhea), diabetes mellitus (CHRONIC)

sudden in onset abdominal pain radiates the back, worse in supine position,Profuse vomiting, fever(ACUTE)

Acute

cholesistis Acute right upper quadrant pain and tenderness, radiates to back or below the right shoulder blade,Fever and leukocytosis, Clay-colored stools, jaundice, Nausea and vomiting,Palpable gallbladder/fullness of the RUQ ,Murphy sign

Cholelithiasis Episodic abdominal pain (increases when consuming fat), pain resolves over 30 to 90 minutes.localizes the pain to the

epigastrium or right upper quadrant radiation to the right

scapular tip (Collins sign).Dyspepsia,Gallstones on

cholecystography or ultrasound scan,4F. Dx:USG, MRCP

Choledocholithiasis  at least one gallstone in the common bile

duct Pancreatic

Tumor >50 years,abdominal pain, lower back pain,jaundice, Dark urine and clay-colored stools,Fatigue and weakness, Painless Jaundice, palpable gallbladder (ie, Courvoisier sign),Loss of

appetite and weight loss,Nausea and vomiting, Trousseau sign, in which blood clots form spontaneously in the portal blood vessels, the deep veins of the extremities, or the superficial veins anywhere on the body, Diabetes mellitus, Tumor marker CA 19-9

(59)

Signs of intraperitoneal injury

Nyeri Abdominal, iritasi

peritoneum

Distensi

karena

pneumoperitoneum, Pembesaran

gaster, atau terjadi ileus

Ekimosis daerah pinggang

(gray-turner sign) atau

umbilikus(cullen's sign)

retroperitoneal hemorrhage

Kontusio Abdominal – seat belts

sign

Bising usus ↓

mengarahkan pada

trauma intraperitoneal

RT: Darah atau emfisema

(60)

The type of injury will depend on whether the organ injured is

solid or hollow.

hollow organs include:

stomach

intestines

gallbladder

bladder

solid organs

include:

liver

spleen

kidneys

(61)

Ruptur organ berongga

Ruptur Organ Solid

Akan mengeluarkan

udara dan

cairan/sekret GIT yang

infeksius

Sangat mengiritasi

peritoneum

peritoniti

s

Menyebabkan

perdarahan internal

yang berat

Darah pada rongga

peritoneum

peritonitis

Terlihat gejala syok

akibat perdarahan hebat

Gejala peritonitis dapat

tidak terlalu terlihat

(62)

Batu pada saluran kemih

Tanda:

Nyeri pinggang

Irritative voiding symptom

mual

Hematuria mikroskopik

Kristal urin dapat

ditemukan pada urinalisis:

kalsium oksalat, asam

urat, sistein

Diagnosis: IVP

(63)

Cervical lateral diagnostic 80%

Foto vertebra komplit AP-Lateral

90% diagnostic

CT spinal 98% diagnostic

22.5º logrolled view untuk melihat

facets

45º view melihat intervertebral

foramen & facets

(64)

Peg & lateral mass distance <2mm and symmetrical

Peg & arch of atlas distance <2mm in adults < 4mm in kids

Above C4 the width is <half of the VB width below C4 its

equal to one VB width

Pseudosubluxation of C2 on C3 is normal in young kids& it

disappears on extension

C1 and C2 interspinous space <10mm wide

Distance between occiput and atlas <5mm

(65)

To estimate scattered burns: patient's palm surface = 1% total body surface area

http://www.traumaburn.org/referring/fluid.shtml

Parkland formula = baxter

formula

Kebutuhan Cairan:

4 x 30 x 70 =

8400 ml

8 jam pertama

8400 ml / 2 =

4200ml

(66)
(67)
(68)

Tanda pasti kematian

Rigor mortis

Lebam mayat (livor mortis)

Lebih cepat terbentuk

Pembusukan

Cedera yang tidak memungkinkan survive

Dekapitasi

Terpotong anggota badan

Terbakar hingga tidak dapat dikenali

(69)

Once you begin CPR, continue until (STOP

acronym):

S Patient

Starts

breathing and has a pulse

T Patient is

Transferred

to another trained

responder

O You are

Out

of strength

(70)

Kriptorkismus: testis tidak ada dalam

skrotum dan tidak dapat dimasukkan ke

skrotum

Ectopic: tidak melewati jalur turunnya testis

Retraktil: dapat dimanipulasi hingga masuk

ke dalam skrotum dan dapat menetap tanpa

tarikan

Gliding: dapat dimanipulasi hingga masuk

ke dalam skrotum namun bila dilepas akan

tertarik kembali

Ascended: sebelumnya telah ada dalam

skrotum lalu tertarik ke atas secara

spontan

(71)

Testis yang tidak

teraba muncul

sekitar 20-30%

pada pasien

kriptorkismus

Hanya 20-40% dari

testis yang tidak

teraba, saat

dioperasi

benar-benar tidak ada

(72)

Peningkatan tekanan

intrapleura

Kompresi paru ke sisi

kontralateral

Kompresi trakea,

jantung, aorta,

esophagus

Ventilation and

Cardiac Output

greatly compromised

Udara terkumpul

pada rongga pleura

tanpa ada tempat

untuk keluar

Hasil

paru-paru

kolaps dan menekan

mediastinum,

pembuluh darah

besar dan trakea

(73)

Each time we inhale,

the lung collapses further. There is no place for the air to

escape..

Heart is being compressed

The trachea is pushed to the good side

(74)
(75)

Hemoroid

structur vaskular

dalam anal canal

Gambaran

Histologis

Epitel skuomosa

kolumnar simplex

dan eptel skuomosa

bertingkat dengan

pelebaran vena pada

lapisan lamina proria

dan submukosa

(76)

Symptoms • knee pain • pain in the back hip • difficulty moving the lower extremity • The leg is shortened and internally rotated with flexion and adduction at the hip Risk Factor • Accident • Improper seating adjustment • sudden break in the car netterimages.com soundnet.cs.princeton.edu

(77)
(78)
(79)

Simple management

maneuvers

Suction

Chin lift

Jaw thrust

“Definitive airway:” Cuffed tube

in trachea

endotracheal tube

Pasien tidak sadar:

GCS <9

Obstruksi karena

Lidah

Aspirasi

Benda asing

Trauma Maksilofasial

Trauma leher

Management:

Careful endoscopic exam

Careful and gentle intubation,

or

(80)

Modifikasi untuk pasien dengan kecurigaan trauma

medula spinalis:

1. Tongue/jaw lift

(81)

Faktor Risiko

Ulkus

Peptikum e.c NSAID

Gejala klasik:

Nyeri seluruh lapang

perut yang timbul

mendadak

Menjalar sampai ke bahu

Tanda peritonitis

Peneriksaan Fisik

Nyeri tekan seluruh

lapang perut

rigid abdomen; with

rebound and percussion

tenderness, and

guarding (a characteristic

„drum-like‟ tender

abdomen

)

Pekak hepar menghilang

Radiologic Findings

Plain radiograph of

abdomen (AP)

(82)
(83)

Skapula dan humerus

merupakan tempat

perlekatan proksimal dari

otot-otot yang berfungsi

untuk fleksi dan ekstensi

sendi siku

Ulna & radius merupakan

tempat perlekatan distal dari

otot-otot ini

Fraktur pada regio kondilus

akan tergeser akan tarikan

otot

(84)

Phimosis

Prepusium tidak

dapat ditarik

kearah proksimal

Fisiologis pada

neonatus

Komplikasi

Balanitis

Postitis

Balanopostitis

Treatment

Dexamethasone 0.1%

(6 weeks) for

spontaneous

retraction

Paraphimosis

Prepusium tidak

dapat ditarik

kembali dan

terjepit di sulkus

koronarius

Gawat darurat bila

Obstruksi vena

superfisial

edema dan nyeri

Nekrosis glans

penis

Treatment

Manual reposition

(85)

Paraphimosis

leading to vascular

engorgement and edema of the distal glans.

This condition is a medical emergency when

identified acutely and requires prompt

effective treatment to prevent loss of the

distal glans penis

(86)

• Manipulation

• Ice packs

• Compression

• Osmotic agent

• Puncture technique

• Surgical reduction

followed by circumcision

• dorsal slit procedure

(87)

Vasodilatasi perifer

peningkatan permeabilitas

kapiler (edema)

Bronchospasm

Aritmia, tachycardia

(88)
(89)

Talkativeness

Slurred speech

Dizziness

Nausea

Depression

Euphoria

Excitement

Convulsions

Overdosis epinefrin

Sangat jarang

Fear, anxiety

Tenseness

Restlessness

Throbbing headache

Tremor

Perspiration

Weakness

Dizziness

Pallor

Respiratory difficulty

Palpitations

(90)

Femur bone

anatomy

Terletak dekat

dengan pembukuh

darah besar (femoral

artery)

Pada fraktur femur

kehilangan darah

sampai 1,500 ml

per femur

(91)

Sumbatan saluran limfe

Akumulasi cairan limfe di jaringan sekitar

Etiologi

• Pembedahan

• Radiasi

• Infeksi

• Trauma

Transportasi cairan limfe terganggu

• Saluran limfe rusak secara fisik karena operasi

• Kompresi saluran limfe karena perubahan saat radiasi dan operasi

• Obstruksi saluran limfe oleh tumor

(92)

Iodine is better tolerated by tissue than a

combination of octenidine/phenoxyethanol or

preparations that contain chlorhexidine, but less

well-tolerated than polihexanide and

taurolidine26-29 (Kramer et al 93, Kramer &

Adrian 96, Kramer et al 95, Kramer et al 98)

As an active component, iodine thus is the agent

of choice for topical management of infected

wounds or colonised acute trauma wounds

CONSENSUS PAPER ON WOUND ANTISEPSIS

(93)

It is a rapidly progressive, potentially fatal

condition characterized by widespread

necrosis of the muscles and subsequent

soft-tissue destruction

.

Merupakan akibat dari luka yang tidak diobati

dengan adekuat

(94)

Closteridium

species – spore forming,

Gram(+)

C. Perfringens

(mostly)

c.nov

yi

c.septicu

m

(95)

Anaerobic environment Distension of tissues Interfering Blood supply Ischemia/ gangrene Toxemia and death Spores germinate Carbohydrates Fermentation Gas production In tissues

PATHOGENESIS

Incubation period is 1-7 days vegetative cells multiply

(96)

Akumulasi dari cairan

dan udara bebas pada

rongga pleura

Menyebabkan tekanan

positif pada rongga

pekura

paru-paru

kolaps

Pemeriksaan Fisik

Hipersonor pada lapang

paru atas

Redup pada lapang paru

bawah

Karena trauma

Biasanya

darah

hematopneumothorax

(97)

/VENTRAL HERNIA

(98)

Tipe Hernia Definisi

Reponible Kantong hernia dapat dimasukkan kembali ke dalam

rongga peritoneum secara manual atau spontan

Irreponible Kantong hernia tidak dapat dimasukkan kembali ke

dalam rongga peritoneum

Incarserated Obstruksi dari pasase usus halus yang terdapat di dalam kantong hernia

Strangulated Obstruksi dari pasase usus dan Obstruksi vaskular dari

kantong herniatanda-tanda iskemik usus:

bengkak,nyeri,merah

Indirek mengikuti kanalis inguinalis

• Karena adanya prosesus vaginalis persistent

• The processus vaginalis outpouching of peritoneum attached to the testicle that trails behind as it descends

retroperitoneally into the scrotum.

DirekTimbul karena adanya defek atau kelemahan pada fasia transversalis dari trigonum Hesselbach

(99)

http://www.rch.org.au/clinicalguide/guideline_index/fractures/Supracondylar _fracture_of_the_humerus_Emergency_Department/

(100)

Merupakan pemeriksaan untuk menilai fundus

okuli terutama retina dan papil saraf optik

Papil

 Batas tegas, bulat lonjong, kabur

 Warna pucat atau merah jambu, ekskavasi

Pembuluh darah retina

 Bentuk, jumlah, lurus atau berkelok, warna, titik persilangan,

spasme, rasio arteri dan vena

Retina

 Eksudat, perdarahan, sikatrik koroid atau ablasi  Makula lutea

(101)
(102)

Swelling (inflamation) or infection of the

(103)
(104)

• Glaukoma adalah penyakit saraf mata yang berhubungan dengan peningkatan tekanan bola mata (TIO Normal : 10-24mmHg)

• Ditandai : meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai oleh pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang

• Jenis Glaukoma :

 Primer yaitu timbul pada mata yang mempunyai bakat bawaan, biasanya bilateral dan

diturunkan.

 Sekunder yang merupakan penyulit penyakit mata lainnya (ada penyebabnya) biasanya

Unilateral

• Mekanisme : Gangguan aliran keluar humor akueus akibat kelainan sitem drainase sudut kamera anterior (sudut terbuka) atau gangguan akses humor akueus ke sistem drainase (sudut tertutup)

• Pemeriksaan :

 Tonometri : mengukur tekanan Intraokuler (TIO)

 Penilaian diskus optikus : pembesaran cekungan diskus optikus dan pemucatan diskus  Lapang pandang

 Gonioskopi : menilai sudut kamera anterior → sudut terbuka atau sudut tertutup

• Pengobatan : menurunkan TIO → obat-obatan, terapi bedah atau laser

Vaughn DG, Oftalmologi Umum, ed.14

(105)

Causes Etiology Clinical

Acute

Glaucoma Pupilllary block Acute onset of ocular pain, nausea, headache, vomitting, blurred vision, haloes (+), palpable

increased of IOP(>21 mm Hg), conjunctival injection, corneal epithelial edema, mid-dilated nonreactive pupil, elderly, suffer from hyperopia, and have no history of glaucoma

Open-angle (chronic) glaucoma

Unknown History of eye pain or redness, Multicolored halos, Headache, IOP steadily increase, Gonioscopy Open anterior chamber angles, Progressive visual field loss Congenital

glaucoma abnormal eye development, congenital infection

present at birth, epiphora, photophobia, and blepharospasm, buphtalmus (>12 mm)

Secondary

glaucoma Drugs (corticosteroids)

Eye diseases

(uveitis, cataract)

Systemic diseases Trauma

Sign and symptoms like the primary one. Loss of vision

Absolute

glaucoma end stage of all types of glaucoma, no vision, absence of pupillary light reflex and pupillary response, stony appearance. Severe eye pain. The treatment → destructive procedure like

cyclocryoapplication, cyclophotocoagulation,injection of 100% alcohol

(106)

Buta warna merah dan hijau

laki-laki

(107)

Adalah lepasnya

lapisan dalam dari

retina dari lapisan

epitelium pigment

(choroid)

Gejala dan tanda

Photopsia

sensasi

meliat kilat

Gangguan lapang

pandang

Adanya sensasi seperti

tirai menutup

(108)
(109)

Penurunan TIO

beta blocker, alpha 2-adrenergik agonis,

carbonic anhydrase

Tekanan IO diturunkan dengan :

Pilokarpin 2 % tiap menit selama 5 menit

tiap 1 jam

selama satu hari

Asetazolamid 500 mg IV

tablet 250 mg/4 jam

Nyeri dikurangi dengan

xilokain 2%

retrobulbar

Pembedahan hanya untuk glaukoma sudut

(110)

• Blood in the front (anterior) chamber of the eye a reddish

tinge, or a small pool of blood at the bottom of the iris or in the cornea.

• May partially or completely block vision.

• The most common causes of hyphema are intraocular surgery,

blunt trauma, and lacerating trauma

• The main goals of treatment are to decrease the risk of

rebleeding within the eye, corneal blood staining, and atrophy of the optic nerve.

• Treatment :elevating the head at night, wearing an patch and

shield, and controlling any increase in intraocular pressure. Surgery if non-resolving hyphema or high IOP

• Complication: rebleeding, peripheral anterior synechiea, atrophy

optic nerve, glaucoma (months or years after due to angle closure)

(111)

• Merupakan trauma yang mengenai

bola mata akibat terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat asam atau basa yang dapat merusak struktur bola mata tersebut

• Keadaan kedaruratan oftalmologi

karena dapat menyebabkan cedera pada mata, baik ringan, berat

bahkan sampai kehilangan penglihatan

• Etiologi : 2 macam bahan yaitu yang

bersifat asam (pH < 7) dan yang bersifat basa (pH > 7,6)

• Pemeriksaan Penunjang :

 Kertas Lakmus : cek pH berkala

 Slit lamp : cek bag. Anterior mata dan

lokasi luka

 Tonometri

 Funduskopi direk dan indirek

• Klasifikasi :

 Derajat 1: kornea jernih dan tidak

ada iskemik limbus (prognosis sangat baik)

 Derajat 2: kornea berkabut

dengan gambaran iris yang masih terlihat dan terdapat kurang dari 1/3 iskemik limbus (prognosis baik)

 Derajat 3: epitel kornea hilang

total, stroma berkabut dengan gambaran iris tidak jelas dan sudah terdapat 1/2 iskemik limbus (prognosis kurang)

 Derajat 4: kornea opak dan sudah

terdapat iskemik lebih dari 1/2 limbus (prognosis sangat buruk)

http://samoke2012.files.wordpress.com/2012/10/trauma-kimia-pada-mata.pdf

(112)

Tatalaksana Emergensi :

Irigasi : utk

meminimalkan durasi

kontak mata dengan

bahan kimia dan

menormalkan pH mata;

dgn larutan normal saline

(atau setara)

Double eversi kelopak

mata : utk memindahkan

material

Debridemen : pada epitel

kornea yang nekrotik

Tatalaksana

Medikamentosa :

Steroid : mengurangi

inflamasi dan infiltrasi

neutrofil

Siklopegik :

mengistirahatkan iris,

mencegah iritis (atropine

atau scopolamin)

dilatasi pupil

Antibiotik : mencegah

infeksi oleh kuman

oportunis

http://samoke2012.files.wordpress.com/2012/10/trauma-kimia-pada-mata.pdf; Ilmu Penyakit Mata, Sidarta Ilyas

(113)

• Removing the offending agent

– Immediate copious irrigation

• With a sterile balanced buffered

solution normal saline solution or ringer's lactate solution

• Until the ph (acidity) of the eye returns to normal

– Pain relief Topical anesthetic

• Promoting ocular

surface(epithelial)healing

– artificial tears

– Ascorbate collagen remodeling

– Placement of a therapeutic bandage

contact lens until the epithelium has regenerated

• Controlling inflammation

– Inflammatory inhibits

reepithelialization and increases the risk of corneal ulceration and

perforation

– Topical steroids

– Ascorbate (500 mg PO qid)

• Preventing infection

– Prophylactic topical antibiotics

• Controlling IOP

– In initial therapy and during the later recovery phase, if IOP is high (>30 mm Hg)

• Control pain

– Cycloplegic agentsciliary spasm

– Oral pain medication

The Goals Of

Management :

(114)

EPIDEMIOLOGY

• Adult chlamydial conjunctivitis is a

sexually transmitted disease (STD)

• All ages but particularly young

adults

• More women than men affected C.

trachomatis serotypes D-K Histopathology: basophilic

intracytoplasmic epithelial inclusion bodies (on Giemsa staining)

SIGNS

• Preauricular lymphadenopathy • Mucopurulent discharge

• Conjunctival injection • Chemosis

• Follicular reaction (especially

bulbar or plica semilunaris follicles)

• Superior micropannus

• Fine or coarse epithelial or

subepithelial corneal infiltrates

SYMPTOMS

• Unilateral or bilateral involvement

• Purulent discharge, crusting of

lashes, swollen lids, or lids "glued together"

• Patient may also complain of:

◦ red eyes ◦ irritation ◦ tearing ◦ photophobia ◦ blurred vision TREATMENT

Options include one of the following:

• Azithromycin 1000mg single dose

• Doxycycline 100mg BID for 7 days

• Tetracycline 100mg QID x 7 days

(avoid in pregnant women and in children)

• Erythromycin 500 mg QID x 7 days

Patient and sexual contacts should be evaluated and treated for other STDs.

(115)

Konjungtivitis merupakan radang konjungtiva

atau selaput lendir yang menutupi belakang

kelopak dan bola mata

Gejala khusus pada konjungtivitis adalah

sekret

hasil produksi sel goblet

(116)

• Uveitis

– acute, sterile anterior segment inflammation

– develop symptoms within 12 to 24 hours of the surgery

– Red eye and painfull

– Slit lamp → increased cell and flare, hypopyon formation, diffuse

corneal edema

• Swelling of the macula (cystoid macular edema)

– between 2 and 12 weeks after cataract surgery

– vision becomes blurry after a period of clear vision

– Risk Factor:age-related macular degeneration, diabetic

retinopathy

• Retinal detachment

– Fluid seeps through a tear in the retina

– shadow in field of vision, floaters or flashing lights

• Endophthalmitis

– Painful eyeball, Lid oedema, chemosis, conjunctival injection

– very poor vision

– sensitivity to light

(117)

CT scan merupakan pemeriksaan “gold standar”

untuk penegakkan diagnosis stroke

-

Stroke hemorargik

Ct- scan merupakan pemeriksaan yang dapat

dipercaya untuk menegakkan diagnosis perdarahan

akut (terutama dalam seminggu pertama serangan

stroke)

-

Stroke iskemik

dalam satu jam pertama serangan stroke iskemik,

hanya <50% infark yang dapat terlihat

perlu

(118)

Stadium Hiperakut

(<12 jam serangan)

Normal 50-60%

Arteri hiperdense

(

dense MCA sign)

Obstruksi pada

nukleus lentiformis

Insular ribbon sign

Acute : 12 – 24 jam

serangan

Low density basal

ganglia

Sulcal effacement

1 – 3 hari setelah

serangan

Peningkatan massa

Transformasi

hemorargik

(119)
(120)

DIAGNOSIS ME TB

ME TB bersifat subakut

Gejala prodormal :

◦ Demam sub akut, malaise, nyeri kepala, pusing, muntah dan perubahan personaliti (muncul beberapa minggu sebelumnya)

Setelah prodormal selesai,

pasien akan menderita nyeri

kepala hebat, perubahan

kesadaran, stroke,

hidrosefalus, dan neuropati

kranial

Kejang jarang terjadi pada

orang dewasa

bila ada

kemungkinan meningitis

bakterial atau virus atau

tuberkuloma serebri

Kejang sering muncul pada

pasien anak (hampir 50%

kasus)

Penegakkan diagnosis

berdasar pada manifestasi

klinis dan pemeriksaan CSF

Pada pemeriksaan CSF

didapatkan :

◦ Pleositosis dengan predominan limfosit ◦ Total WBC 100 and 500 cells/μL.

◦ Pada fase awal, sel darah putih dapat rendah dengan predominan neutrofil

◦ Protein meningkat antara 100 dan 500 mg/dL,

◦ Glukosa rendah kurang dari 45mg/dL atau rasio CSF: plasma <0.5

Marx GE, Chan ED. Tuberculous Meningitis : Diagnosis and Treatment Review. Hindawi Publishing Corporation Tuberculosis Research and Treatment Volume 2011, Article ID 798764, 9 pages

(121)
(122)

Neurologic exam

A. Deep tendon reflexes

(knee jerk – L4, ankle jerk – S1)

B. Straight-leg raise C. Dorsiflexion of ankle

during straight-leg raise test increases sciatic

tension and pain

D. Plantar flexion at ankle during straight-leg raise relieves sciatic tension and pain

E. Ankle clonus

F. Consider rectal exam (for tone) and check for

perianal sensation (cauda equina syndrome

(123)

 Stimulus auditif  sistem

audiktif  area auditif

primer di girus Hiscl (di kedua lobus temporalis)

 area auditif primer di

hemisfer yg dominan 

area asosiasi auditif

(Wernicke area) 

informasi diteruskan ke daerah enkoding motorik (area Broca)

Afasia adalah gangguan berbahasa baik dalam memproduksi dan/atau memahami bahasa

Tujuh komponen Wernicke-Geshwind Model

(124)

Afasia Global

Melibatkan seluruh daerah bahasa di fisura Sylvii, pasien sama sekali tidak berbicara, atau sepatah kata atau frasa yang diulang ulang, artikulasi buruk, tidak bermakna

Afasia Broca (Lesi Frontal)

Pasien tidak bicara atau sedikit bicara, memerlukan banyak usaha untuk berbicara, miskin gramtik, menyisipkan, mengimbuh huruf atau bunyi yg salah

Afasia Wenicke (Sensorik) – Lesi Temporoparietal

Bicara terlalu banyak, kalimat yang diucapkan tidak mempunyai arti Afasia Transkortikal

(125)
(126)
(127)
(128)

Stroke (WHO MONICA 1986)

Gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari 24 jam, berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak sepintas, tumor otak, stroke sekunder karena trauma ataupun infeksi.

(129)

Tanda dan Gejala Stroke (De Freitas et al 2009)

 Hemidefisit motorik  Hemidefisit sensorik  Penurunan kesadaran

 Kelumpuhan nervus fasialis (VII) dan

hipoglosus (XII) sentral

 Gangguan fungsi luhur seperti kesulitan

berbahasa (afasia) dan gangguan fungsi intelektual (demensia)

 Buta separuh lapang pandang

(hemianopsia)

 Defisit batang otak

(130)

• Jarang muncul sebelum usia 40 tahun, resiko meningkat dengan

bertambahnya usia dan mengenai 1-% pasien berumur di atas 65 tahun

•Faktor resiko parkinson :

• genetik

• terpapar pestisida

• kopi dan rokok menurunkan resiko terjadinya parkinson

Kerusakan pada neuron penghasil dopamine di Substansia Nigra Jalur nigrostriatal : Dopamine di korpus striatum Produksi Dopamine Rigiditas, Bradykinesia, Tremor, Gangguan berjalan

(131)
(132)

Guillain-Barré syndrome (GBS) is a group of autoimmune syndromes consisting of

(133)

Paresis nervus VII

perifer idiopatik

ditemukan pertama

kali oleh Sir Charles

Bell ( 1774-1842)

Etiologi

Inflamasi pada nervus

fascialis di ganglion

geniculatum

menyebabkan

kompresi dan akhirnya

terjadi iskemia dan

demyelinisasi

Penyebab inflamasi

belum dapat

diidentifikasi, dicurigai

disebabkan oleh

infeksi HSV-1

(134)
(135)

Penonjolan diskus intervertabralis dengan protusi

dan nukleus kedalam kanalis spinalis

mengakibatkan penekanan pada radiks atau cauda

equina.

(136)

1.Mati rasa, gatal dan penurunan pergerakan satu

atau dua ekstremitas.

2.Nyeri tulang belakang

3.Kelemahan satu atau lebih ekstremitas

4.Kehilangan control dari anus dan atau kandung

kemih sebagian atau lengkap.

5. nyeri diperberat akibat peningkatan tekanan

cairan intraspinal (membungkuk, mengangkat,

mengejan, batuk, bersin, juga ketegangan atau

spasme otot), akan berkurang jika tirah baring.

(137)

Korteks

serebri -Lobus oksipital -Lobus temporal -Lobus parietal -Lobus frontal

-Menerima dan memproses informasi visual

- Penghidu, pendegaran, keseimbangan, emosi dan motivasi , bahasa

- area asosiasi sensorik dan kemampuan visuospasial -Konsentrasi, kontrol emosi, area motorik, tempat

koordinasi semua sinyal dari bagian otak, proses

pemecahan masalah yang kompleks, kepribadian Sistem

limbik Hipokampus Amygdala

Pembentukan memori baru Mengatur emosi yang terkait dengan self perservation Central

core -Medulla oblongata (medulla) -Pons -Cerebellu m -Hipotalam us

-Mengatur respirasi, nadi dan tekanan darah

-Mengatur siklus bangun dan tidur

-Mengatur refleks, keseimbangan dan

mengkoordinasikan gerakan -Emosi dan motivasi, reaksi terhadap stres

(138)

Perasaan mual dan pusing yang terjadi akibat

gerakan saat menaiki mobil, roller coaster

atau menaiki perahu

Terkait dengan sistem keseimbangan yaitu :

Telinga dalam

Mata

Reseptor di kulit

Reseptor di sendi dan otot

(139)

Adalah kesimpulan menyeluruh yang

mendeskripsikan hasil observasi dan

kesan dari pasien selama wawancara

Status mental pasien dapat berubah

dengan waktu

Status mental =

deskripsi: penampilan

}

pembicaraan }

perilaku }

pikiran } pasien

selama

wawancara

(140)

I. Deskripsi umum

1.

Penampilan

2.

Perilaku dan

aktivitas

psikomotor

3.

Sikap terhadap

pemeriksa

II. Mood dan afek

1.

Mood

2.

Afek

3.

Keserasian afek

III. Ciri pembicaraan

IV. Persepsi

V. Isi pikiran dan arah

pikiran (

mental

trends )

1.

Proses / bentuk

pikiran

2.

Isi pikiran

VI. Kesadaran dan

kognisi

VII. Pengendalian

impuls

VIII. Daya nilai dan

tilikan

IX. Taraf dapat

dipercaya

(141)

Mood = suasana perasaan

emosi yang meresap dan terus menerus

yang mewarnai persepsi seseorang akan

dunia.

Deskripsi mood

Euthym

: normal

Hypothym : murung-putus asa-depresif

Hyperthym :

elasi-ekspansif-euforik-manik

Empty

: kosong-hambar

Irritable

: mudah tersinggung

Alexithymia : sulit mengungkapkan

(142)

Afek :

Ekspresi emosi sesaat, dapat diamati dari

ekspresi wajah, gerak tubuh, irama suara.

Deskripsi Afek :

serasi / tidak serasi

luas

terbatas

tumpul

datar

labil/tegang/cemas

(143)

Bicara dapat digambarkan didalam

kualitasnya, kecepatan produksi suara dan

kualitasnya.

Penampilan: secara fisik, pakaian, cara

berjalan, rapi/ tidak, terurus/tidak

(144)

 Dalam arti sempit adalah pemahaman pasien terhadap penyakitnya  Derajat tilikan:

1. Penyangkalan penyakit sama sekali

2. Agak menyadari bahwa mereka adalah sakit dan membutuhkan

bantuan tetapi dalam waktu yang bersamaan menyangkal penyakitnya.

3. Sadar bahwa mereka adalah sakit tapi melemparkan kesalahan pada

orang lain, pada faktor eksternal atau faktor organik

4. Menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memahami

penyebab sakitnya

5. Tilikan intelektual: menerima bahwa pasien sakit dan bahwa gejala

disebabkan gangguan tertentu dalam diri pasien sendiri tetapi TIDAK menerapkan pengetahuan tersebut untuk pengalaman di masa depan

6. Tilikan emosional sesungguhnya: Tilikan yang sehat, yakni sadar

sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motifasi untuk mencapai perbaikan

(145)

Kompulsif desakan atau paksaan untuk melakukan sesuatu yang akan meringankan rasa tidak nyaman akibat obsesi. Jika dilakukan  tindakan kompulsif

Isi pikir Isi pikiran dimaksudkan pada apa yang sesungguhnya

dipikirkan seseorang: gagasan, keyakinan, preokupasi, obsesi.

arus pikir: cara dimana seseorang menyatukan gagasan dan asosiasi, yaitu bentuk dimana seseorang berpikir. Proses pikiran mungkin logis dan koheren atau sama sekali tidak logis dan bahkan tidak dapat dimengerti (termasuk neologisme, asosiasi longgar, flight of ideas, tangensial, sirkumtansial)

Flight of ideas gagasan yang bertubi-tubi melompat dari satu topik ke topik lain

Obsesif gagasan, bayangan pikiran atau impuls yang timbul

dalam pikiran individu secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama

(146)

Akatisis syndrome characterized by unpleasant sensations of inner restlessness that manifests itself with an inability to sit still or remain motionless. (a subjective disorder characterized by a desire to be in constant motion resulting in an inability to sit still and a compulsion to move.)

Rigiditas Stiffness or inflexibility.

Bradikinesia extreme slowness of movements and reflexes

Distonia akut sustained muscle contractions cause twisting and repetitive movements or abnormal postures

(characterized by intermittent spasmodic or sustained involuntary contractions of muscles in the face, neck, trunk, pelvis). Frequently a result of antiemetics

metoclopramide, typical antipsychotic eg. Chlorpromazine

Tardive

dyskinesia an involuntary movement disorder characterized by repetitive purposeless movements which typically involve the buccolingual masticatory areas but which can include choreoathetoid limb movement.

(147)

DSM-IV-TR divides primary sleep disorders

into:

Dyssomnias: disorders of quantity or timing of

sleep

Insomnia

Hypersomnia

Parasomnias: abnormal behaviors during sleep or

the transition between sleep and wakefulness.

Sleep walking , night terror, nightmare

(148)

Insomnia is difficulty initiating or maintaining

sleep. It is the most common sleep complaint and

may be transient or persistent.

Primary insomnia is commonly treated with

benzodiazepines.

(149)

According to severity:

Mild: almost every night,

minimum impairment of

quality of life (QoL)

Moderate: every night,

moderate impairment

QoL with symptoms

(irritability, anxiety,

fatigue)

Severe: every night,

moderate impairment

QoL with more severe

symptoms of irritability,

anxiety, fatigue

According to form

of presentation:

Sleep onset/early

insomnia (difficulty

falling asleep)

Sleep

maintenance/midd

le insomnia

(waking frequently)

End of sleep/late

insomnia (waking

too early)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan kualitas

PT. Jagat Konstruksi Abdipersada adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi. Jagat Konstruksi Abdipersada didirikan pada tahun 1990 yang berkonsentrasi

Gain (Peningkatan) Prestasi Belajar Geografi Pada Kelas yang Diberi Perlakuan dengan Menggunakan Media Fotografi dan Tanpa Menggunakan Media Fotografi Terlihat pada

Berdasarkan presentase hasil tes kemampuan memahami ketepatan struktur kalimat dalam karangan narasi siswa kelas XI SMA Negeri 11 Halmahera Utara pada keseluruhan

(1) Pemberian Bantuan Pemerintah dilaksanakan berdasarkan permohonan yang dilakukan secara tertulis dari calon penerima Bantuan Pemerintah kepada satuan kerja

 Untuk proyek kawasan industri di Subang saat ini pembebasan lahan sudah 750 hektare dan diperkirakan pada akhir tahun akan mencapai 800 hektare..  Pada tahun

Sedangkan responden yang memiliki kadar timbal (Pb) dalam darah yang terpapar tinggi

Disisi lain juga akan sangat mudah dipahami bahwa upaya penegakan demokrasi akan sangat bergantung bagaimana ASEAN dapat menjadikan demokrasi merupakan nilai yang