• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cjr Pkn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Cjr Pkn"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

CRITICAL JOURNAL REPORT

CRITICAL JOURNAL REPORT

PENDIDIKAN KEWARNEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARNEGARAAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN PKN PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN PKN

MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TGT MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TGT

DOSEN PENGAMPU : Junita Friska,S.pd, M.pd DOSEN PENGAMPU : Junita Friska,S.pd, M.pd

DISUSUN OLEH:

DISUSUN OLEH:

BOBI

BOBI AZLIANSYAH

AZLIANSYAH 5162111010

5162111010

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018

2018

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat serta karunianya  penulis dapat menyelesaikan CRITICAL JOURNAL REPORT

ini tepat waktu.

Penulis mengharapkan critical journal ini dapat memberikan informasi kepada  pembaca tentang materi ini dan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para  pembaca.

Terlepas dari semua itu, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenaan dan penulis memohon atas kritik dan saran yang membangun dari  pembaca demi perbaikan critical journal ini. Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membaca critical journal riview ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melindungi segala kegiatan kita.

Medan, 12 maret 2018

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... 1

Daftar Isi... 2

BAB I PENDAHULUAN ... 3

1.1 Latar Belakang ... 3

1.2 Tujuan ... 3

BAB II ... 4

2.1 Identitas Jurnal I ... 4

2.2 Ringkasan Jurnal I ... 5

2.3 Identitas Jurnal II ... 8

2.4 Ringkasan Jurnal II ... 9

BAB III PERBANDINGAN JURNAL ... 12

BAB IV PENUTUP ... 13

4.1 Kesimpulan ... 13

4.2 Saran ... 13

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan Kewarganegaraan atau sering disebut dengan PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib di Sekolah Dasar (SD). Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi tertulis bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang fokus pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak serta kewajibannya sebagai warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan  berkarakter sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Oleh sebab itu PKn di SD merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk diajarkan kepada siswa. Melalui mata pelajaran PKn siswa akan memahami mengenai hak dan kewajibannya sebagai warga negara sehingga dapat membekali siswa sikap yang sesuai dengan norma yang berlaku. Selain itu, mata  pelajaran PKn juga bertujuan untuk menanamkan nilai dalam proses pembentukan warga negara yang cinta terhadap NKRI. Agar tujuan dalam pembelajaran PKn di atas dapat terwujud, maka pembelajaran PKn hendaknya disampaikan agar dapat bermakna bagi kehidupan siswa. Pembelajaran dapat bermakna bagi siswa apabila tujuan dari pembelajaran PKn dapat terwujud. Pembelajaran PKn dibuat sedemikian rupa sehingga peserta didik mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang berharga. Pembelajaran PKn hendaknya dilakukan dengan melibatkan siswa secara aktif. Siswa dilatih agar dapat menggali  pengetahuannya sendiri sehingga akan lebih bermakna bagi siswa. Selain itu, siswa dilatih agar dapat aktif dalam proses pebelajaran melalui diskusi, permainan dan sebagainya. Pembelajaran PKn harus dapat menjadi wahana untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik agar dapat menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas, terampil dan  berkarakter sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Oleh sebab itu, pembelajaran PKn

haruslah berpusat pada siswa.

1.2 Tujuan

untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan jurnal

untuk mengetahui isi penelitian tentnag jurnal

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

IDENTITAS JURNAL I

Judul Jurnal : JURNAL PPKN UNJ ONLINE

Judul Artikel :“PERAN GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN DALAM UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK”

Download : http://www.undana.ac.id/jsmallfib_top/JURNAL/PENDIDIKAN/PEN DIDIKAN_2013/PERAN%20GURU%20PENDIDIKAN%20PANCA SILA%20DAN%20KEWARGANEGARAAN.pdf Halaman : 15 halaman Volume : 1  Nomor : 2 Tahun : 2013

 Nama Pengarang : Fadil Yudia Fauzi, Ismail Arianto, Etin Solihatin)

Reviewer :

Tanggal : 22 November 2017

(6)

RINGKASAN JURNAL I

Tujuan Penelitian

PPKn merupakan mata pelajaran yang sarat isi dengan nilainilai pancasila untuk membentuk kepribadian. PPKn tidak cukup hanya sampai pada penghafalan, melainkan PPKn diterapkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik dalam bentuk perbuatan, nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila bukan untuk dihafal melainkan untuk dipraktekan dalam kehidupan nyata. Tujuan penelitian ini yaitu untuk membentuk kepribadian. Akan tetapi di era globalisasi saat ini seiring kemajuan teknologi, nilai-nilai kesopanan, budi  pekerti seakan telah diabaikan. Yang mengakibatkan prilaku yang peserta didik

menyimpang. Hal ini dikarenakan krisis karakter bangsa.

Jadi pendidikan karakter sangat terpengaruhi oleh pendidikan kewarganegaraan, dimana  pendidikan kewarganegaraan memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter. Karena pendidikan kewarganegaraan mencakup semua poin-poin karakter. Yang termasuk poin karakter didalam pendidikan kewarganegaraan adalah budi pekerti, moral, norma.

Subjek Penelitian

Warga negara Indonesia seperti pendidik, siswa/siswi, anak-anak bangsa dan masyarakat Indonesia.

Assesment Data

Informasi tentang fakta- fakta yang ada dilapangan dengan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang fakta- fakta yang ada dilapangan, yakni mengenai ”PPKn dalam mewujudkan  pembentukan karakter peserta didik SMAN 1 Sukatani”. Peneliti mengguna kan metode deskriptif dikarenakan datadata yang dikumpulkan berupa kata kata, gambar, dan bukan angka-angka. Sehingga laporan penelitian akan berisi data- data untuk memberi gambaran  pada penyajian laporan tersebut.

(7)

Langkah Penelitian

Tentang fakta- fakta yang ada dilapangan, yakni mengenai ”PPKn dalam mewujudkan

 pembentukan karak ter peserta didik SMAN 1 Sukatani”. Peneliti mengguna kan metode

deskriptif dikarenakan datadata yang dikumpulkan berupa kata kata, gambar, dan bukan angka-angka. Sehingga laporan penelitian akan berisi data- data untuk memberi gambaran  pada penyajian laporan tersebut.

Hasil Penelitian

Karakter sering disamakan dengan budi pekerti, ada pula yang mendefinisikan karakter sebagai sistem keyakinan dan kebiasaan. Jika kita simpulkan karakter adalah akhlak atau moralyang sudah tertanam dalam pikiran, dengan kata lain karakter itu sebuah kebiasaan yang sudah ditanamkan oleh lingkungan keluarga.

Pembentukan karakter anak memang semestinya dilakukan oleh orang tua. Namun, ketika anak berada di sekolah, maka yang menjadi orang tua anak adalah guru. Sehubungan dengan perannya sebagai pembentuk karakter anak di sekolah, maka guru dituntut untuk sungguh-sungguh menjalankan peran tersebut, karena salah membentuk karakter anak akan berakibat fatal bagi kehidupan anak. Oleh karena itu guru memiliki  peran penting dan strategis bagi setiap pembaharuan pendidikan, hal ini yang menuntut

guru untuk memiliki cara bertindak untuk menanmkan pendidikan karakter.

Maka dari itu anak memiliki karakter yang berbeda-beda, karena setiap keluarga memiliki karakter yang berbeda yang ditanamkan kepada anak dan menjadi kebiasaan,  pihak sekolah hanya bersifat mengasah dan memperdalam lagi karakter mereka. Oleh karena itu apabila si anak tidak mendapatkan pendidikan karakter dari keluarganya dari  pihak sekolah agak kesulitan dalam membentuk karakter peserta didik.

Seorang guru harus menjadi seorang pengasuh bagi peserta didik, menjadi panutan dan teladan untuk dicontoh oleh peserta didik, guru pula harus menjadi pembimbing untuk membimbing anak didiknya yang memiliki integritas dan kedisiplanan dalam kehidupan sehari-hari. Namun upaya pembentukan karakter anak merupakan hal yang tidak mudah dijalankan oleh seorang guru. Guru akan kesulitan dalam membentuk karakter anak, jika tidak ada dukungan dari keluarga dan masyarakat yang ada di lingkungan peserta didik. Pembentukan karakter merupakan tanggung jawab bersama antara guru, keluarga dan

(8)

masyarakat.Peranan guru dalam pembentukan karakter di sekolah sebagai contoh atau teladan bagi anak khususnya dan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu seorang guru haruslah memberi contoh yang baik, segala tingkah lakunya tidak bertentangan dengan norma dan nilai yang berlaku dimasyarakat.

Kekuatan Penelitian

1. Penelitian mudah dilaksanakan karena peneliti mengadakan penelitian secara langsung ke lapangan untuk mensurvei tentang informasi serta fakta-fakta yang akan diteliti.

2. Pendeskripsian hasil penelitian secara jelas di paparkan dan membuat para pembaca mudah memahaminya.

3. Penelitian ini juga memiliki menghasilkan banyak pengetahuan khususnya mengenai  betapa pentingnya pelajaran PKN yang dimana peserta didik diharapkan memiliki

kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila sehingga terciptalah generasi  bangsa yang cerdas dan bermoral.

Kelemahan Penelitian

1. Yang membuat penelitian ini memiliki kelemahan yaitu karena peneliti tidak menampilkan gambar permasalahan yang sedang Ia teliti membuat penilitian ini kurang akurat.

2. Penjelasan mengenai proses dari penelitian tidak jelas dicantumkan dalam artikel tersebut.

3. Hasil dari penelitian yang dilakukan tidak merinci dicantumkan dalam artikel tersebut.

Kesimpulan

Guru PKn dalam membentuk karakter peserta didik memiliki peranan yang sangat  penting. Karena PKn merupaka pelajaran yang bertujuan untuk membentuk warganegara yang baik dalam kehidupan sehari-hari atau dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Serta memiliki karakter yang berbudi luhur. Dengan demikian, dengah adanya guru yang memiliki mutu tinggi dalam pembinaan karakter peserta didik serta pendidikan pancasila dan kewarganegaraan diharapkan dapat membentuk peserta didik yang memiliki kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila sehingga terciptalah generasi bangsa yang cerdas dan

(9)

IDENTITAS JURNAL II

Judul Jurnal : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Artikel :Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Pada Mata Pelajaran PKn melalui Model Cooperative LearningTipe TGT (Teams Games Tournament) Download :http://www.e-jurnal.com/2017/05/peningkatan-hasil-belajar-kognitif- pada.html Halaman : 12 halaman Volume : 17  Nomor : -Tahun : 2016

 Nama Pengarang :ItaPurnamasari

Reviewer : Ikhsan Shobirin Ritonga Tanggal : 22 Oktober 2017

(10)

:-RINGKASAN JURNAL II

Tujuan Penelitian

PKn hendaknya disampaikan agar dapat bermakna bagi kehidupan siswa. Pembelajaran dapat bermakna bagi siswa apabila tujuan dari pembelajaran PKn dapat terwujud. Pembelajaran PKn dibuat sedemikian rupa sehingga peserta didik mendapatkan  pengetahuan dan pengalaman yang berharga. Pembelajaran PKn hendaknya dilakukan dengan melibatkan siswa secara aktif. Siswa dilatih agar dapat menggali  pengetahuannya sendiri sehingga akan lebih bermakna bagi siswa. Selain itu, siswa dilatih agar dapat aktif dalam proses pebelajaran melalui diskusi,permainan dan sebagainya. Pembelajaran PKn harus dapat menjadi wahana untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik agar dapat menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas, terampil dan berkarakter sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Oleh sebab itu,  pembelajaran PKn haruslah berpusat pada siswa.

Subjek Penelitian Siswa kelas IV B di SD N Sendangsari

Assesment Data

Peneliti menggunakan data yang akurat seperti presentase para siswa kelas IV B di SD N Sendangsari.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian, Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, (3) dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (WijayaKusumah & Dedi Dwitagama, 2011 : 7). Dalam penelitian ini,  peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV di SD N Sendangsari. Model penelitian yang digunakan yaitu model penelitian menurut Kemmis dan Mc Taggart. Pada model  penelitian tersebut peneliti menggunakan dua siklus.Waktu dan Tempat Penelitian,

(11)

 bulan Maret sampai April tahun 2016. Adapun tempat penelitian dilakukan di SD  Negeri Sendangsari Pajangan Bantul. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Sendangsari dengan jumlah 27 siswa yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Objek penelitian ini yaitu peningkatan hasil  belajar kognitif pada mata pelajaran PKn melalui model cooperative learning tipe TGT (Teams Games Tournament).Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Teknik  pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, wawancara dan dokumentasi. observasi dilakukan untuk mengamati jalannya proses pembelajaran menggunakan modelcooperative learning tipe TGT yang sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan mencatatnya dalam lembar observasi checklist. Tes digunakan untuk mengetahui hasil  belajar kognitif siswa pada mata pelajaran PKn. Tes dalam penelitian ini diberikan  pada setiap pertemuan di akhir pembelajaran yang berupa LKS dan soal evaluasi. Wawancara dilakukan dengan guru kelas untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV B SD N Sendangsari sedangkan dokumentasi digunakan untuk mendokumentasikan proses  pembelajaran yang dilakukan pada saat pembelajaran berupa gambar.

Langkah Penelitian

Prosedur Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai  berikut:

1. Observasi pra tindakan, yaitu melalui wawancara dengan guru untuk mencari data

2. hasil belajar kognitif PKn siswa kelas IV SD N Sendangsari.

3. Perencanaan yang meliputi pembuatan RPP,mempersiapkan peralatan serta media yangdigunakan, lembar observasi dan kamera untukmendokumentasikan  pembelajaran.

Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian terbukti bahwa penggunaan model cooperative learning tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Cara yang dapat dilakukan dengan menciptakan suatu pembelajaran yang aktif serta menyenangkan bagi siswa yaitu salah satunya dengan pemilihan model pembalajaran yang tepat. Salah satu model  pembalajaran yang menyenangkan dan menjadikan siswa aktif adalah model cooperative learningtipe TGT (Teams Games Tournament) karena dalam pembelajaran terdapat game akademik, turnamen dan penghargaan terhadap tim. Dengan pembelajaran yang aktif

(12)

dan menyenangkan maka siswa akan dengan mudah memahami materi yangdipelajari sehingga akanmeningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut didukung oleh pendapat Slavin (2008: 163) yang menyatakan bahwa TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis, sistem skor kemajuan individu dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. Melalui turnamen akademik, kuis serta penghargaan terhadap tim yang memperoleh skor tertinggi menjadikan pembelajaran dengan model cooperative learning tipe TGT sebagai model pembelajaran yang menyenangkan dan mengaktifkan siswa sehingga hasil belajar siswa akan meningkat yang nilainya memenuhi KKM ( ≥75) yaitu pada pra tindakan hanya 9 siswa atau 33,333% meningkat di siklus I menjadi 17 siswa atau 62,963% dan meningkat kembali di siklus II menjadi 24 siswa atau 88,889%. Peningkatan hasil belajar kognitif dikarenakan guru menggunakan model cooperative learning tipe TGT sehingga dapat menjadikan pembelajaran menyenangkan dan menarik bagi siswa serta menjadikan siswa aktif selama proses pembelajaran yang mengakibatan hasil belajar kognitif dapat meningkat.

Kekuatan Penelitian

1. Peneliti membuat jurnal ini menjadi komples dan sangat jelas karenapeneliti menyajikan data secara akurat

2. Peneliti sangat baik dalam tinjauan lapangan yang Ia teliti sehingga jurnal ini mudah di pahami

3. Peneliti benar-benar melakukan penelitian dengan baik sehingga mampu menyajikan data secara akurat

Kelemahan Penelitian

Saya rasa jurnal ini tidak memiliki kelemahan karena peneliti memaparkan informasi dengan sangat jelas dan mudah dipahami oleh pembacanya.

(13)

BAB III

PERBANDINGAN ANTARA JURNAL I DAN JURNAL II

Adapun perbadingan antara kedua jurnal tersebut ialah jurnal I dan II, keduanya membahas topik yang sama, yaitu pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan adalah topic utama dalam kedua jurnal tersebut. Di dalam jurnal I dibahas mengenai bagamana peran guru pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dalam upaya pembentukan karakter peserta didik. Di jurnal II membahas bagaimana hasil belajar kognitif Mata Pelajaran PKnpadasiswa. Dalam hal ini jurnal I dan II dapat disatukan menjadi jurnal yang sangat  bagus dan efektif karena isinya saling mengisi dan keterkaitan antar jurnal tersebut sangat

erat. Karena kedua jurnal ini saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Jika jurnal I mengacu kepada mengacu pada pendalaman kewarganegaraan si guru yang akan mengajari  peserta didiknyamaka jurnal II mengacu pada cara si guru yang akan meningkatkannilaikognitifsiswanya. Dan dikarenakan hal itu, menurut saya kedua jurnal ini daapat dikategorikan sebagai jurnal yang bagus.

Dari segi peningkatan kemampuan, jurnal I memberikan beberapa hal yang spesifik mengenai peran guru jaman sekarang, sedangkan pada jurnal II berisi hal yang harus diperhatikan seorang guru pendidikan pancasila dan kewarganegaraan untuk meningkatkan kemampuannya. Dalam hal ini menurut sayakedua jurnal ini juga sama bagusnya, karena dalam kedua jurnal ini terdapat hal-hal yang harus diperhatikan oleh subjek penelitian (peserta didik dan guru) untuk peningkatan kemampuan mereka dalam pendidikan kewarganegaraan.

Dari segi penyajian penelitian, jurnal Itidak terdapat detail penelitian yang telah dilakukan pada guru pendidikan pancasila dan kewarganegraan. Sedangkan jurnal II

memberikan hasil dan proses yang merinci serta mendetail mengenai proses penelitian yang dibahas. Meskipun telah dijelaskan bahwa metode penelitian adalah deskripsi tetapi menurut saya ini adalah kekurangan. Karena menurut saya, jurnal yang baik itu adalah jurnal yang memiliki data yang merinci mengenai penelitian yang telah dilakukan. Dalam hal ini menurut saya, jurnal II lebih baik dibanding dengan jurnal I.

(14)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif PKn pokok bahasan globalisasi siswa kelas IV B SD Negeri Sendangsari dapat meningkat karena pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe TGT (Teams Games Tournament). Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran PKn menggunakan model cooperative learning tipe TGT yaitu dengan adanya game akademik, tournament tim, penghitungan skor dan penghargaan terhadap tim yang memperoleh skor tertinggi. Pembelajaran dengan model tersebut terbukti dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran PKn kelas IV B SD Negeri Sendangsari. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas yaitu pada saat pra tindakan sebesar 67 meningkat di siklus I menjadi 75,73 serta meningkat menjadi 83,15 pada siklus II.

4.2 Saran

(15)

1.Untuk siswa, hasil belajar kognitif yang sudahbaik karena pembelajaran dengan modelcooperative learning tipe TGT (Teams GamesTournament) sehingga siswa aktif dalamkegiatan pembelajaran PKn harus tetapditingkatkan lagi.

2.Untuk guru, peningkatan hasil belajar kognitifsiswa dengan menggunakan model cooperativelearning tipe TGT (Teams Games Tournament)dapat digunakan sebagai dasar  pertimbanganuntuk merancang kegiatan pembelajatanselanjutnya.

3.Untuk sekolah, pembelajaran denganmenggunakan model pembelajaran cooperativelearning tipe TGT (Teams Games Tournament)perlu didukung dengan  penyediaan berbagaisarana dan prasana yang dibutuhkan.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Erna Iswanti. (2008). Mendidik Anak dengan Bermain. Yogyakarta : Arti Bumi Intaran.

Isjoni. (2007). Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia- Malaysia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

 Nana Sudjana. (2006).  Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

 Ngalim Purwanto. (2006). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosda Karya.

Referensi

Dokumen terkait

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat 10 mata pelajaran yang harus diajarkan di sekolah dasar, salah satunya adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang berkaitan dengan metode pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dimana masih ada guru

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya

Permendiknas RI Nomor 22 tahun 2006 menegaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang di berikan mulai dari SD/MI/SDLB

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Undang-Undang Republik

Sesuai dengan Standar Isi Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik dari sekolah dasar untuk membekali peserta

Implementasi model pembelajaran PKn sebagai general education yang berbasis pada scientific approach untuk meningkatkan konsep dasar mata kuliah pendidikan kewarganegaraan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pendidikan kewarganegaraan PKn tidak dianggap sebagai mata pelajara biasa, karena melalui pelajaran kewarganegaraan dapat melahirkan generasi