• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterkaitan PKn dan IPS pada Mata Pelajaran Sekolah Dasar

N/A
N/A
Sri Kurniati.A

Academic year: 2024

Membagikan "Keterkaitan PKn dan IPS pada Mata Pelajaran Sekolah Dasar"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PKN SD KELAS RENDAH

“Keterkaitan PKn dan IPS dan Mata Pelajaran Lainnya”

Dosen Pengampu : ABDULAH, M.Pd

Disusun Oleh:

1. Cut Dara (211014286206330) 2. Juliana (211014286206335) 3. Gunawan (211014286206315)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melinpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah kami.Alhamadulillah dengan izin dan kehendak dari Allah SWT sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak ABDULAH, M.Pd selaku dosen pengampu dan teman teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bungo, 19 Juli 2023

Penyusun

i

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Masalah Rumusan...2

C. Tujuan Penlulisan...2

BAB II PEMBAHASAN...3

A. Gambaran Umum dan Karakteristik PKn dan IPS dan Mata Pelajaran Lainnya...3

B. Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan Dengan IPS...5

C. Hubungan Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Mata Pelajaran Lainnya...7

BAB III PENUTUP...13

A. Kesimpulan ...13

B. Saran ...13

Daftar Pustaka...14

ii

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan Kewarganegaraan menurut Depdiknas (2006:49), adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD NRI 1945. Lebih lanjut Somantri (2001:154)mengemukakan bahwa:PKn merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuandasar yang berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta

pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

Menurut Branson 1999:4 civic education dalam demokrasi adalah pendidikan untuk mengembangkan dan memperkuat dalam atau tentang pemerintahan otonom (self government).Pemerintahan otonom demokratis berarti bahwa warga negara aktif terlibat dalam pemerintahannya sendiri;

mereka tidak hanya menerima didikte orang lain atau memenuhi tuntutan orang lain.Beberapa unsur yang terkait dengan pengembangan PKn, antara lain (Somantri, 2001:158)

PKn merupakan bagian atau salah satu tujuan pendidikan IPS, yaitu bahan pendidikannya diorganisasikan secara terpadu (intergrated) dari berbagai disiplin ilmu sosial, humaniora,dokumen negara, terutama Pancasila, UUD NRI 1945, GBHN, dan perundangan negara, dengantekanan bahan pendidikan pada hubungan warga negara dan bahan pendidikan yang berkenaandengan bela negara. Dalam mengembangkan dan melaksanakan PKn, kita harus berpikir secara integratif, yaitu kesatuan yang utuh dari hubungan antara hubungan pengetahuan intraseptif (agama, nilai-nilai) dengan pengetahuan ekstraseptif (ilmu), kebudayaan Indonesia, tujuan pendidikan

1

(5)

2

nasional,Pancasila, UUD1945, GBHN, filsasat pendidikan, psikologi pendidikan, pengembangan kurikulum disiplin ilmu-ilmu sosial dan

humaniora, kemudian dibuat program pendidikannya yang terdiri atas unsur: (i) tujuan pendidikan, (ii) bahan pendidikan, (iii) metode pendidikan, (iv)evaluasi.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari pembahasan tersebut adalah :

1. Bagaimana gambaran umum dan karateristik Pkn dan IPS dan mata pelajaran lainnya?

2. Bagaimana ketertarikan pendidikan kewarganegaraan dengan IPS?

3. Bagaimana hubungan bidang studi pendidikan kewarganegaraan dengan mata pelajaran lainnya?

C. Tujuan Penulisan

Setelah mempelajari materi tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran umum dan karateristik Pkn dan IPS dan mata pelajaran lainnya

2. Untuk mengetahui ketertarikan pendidikan kewarganegaraan dengan IPS 3. Untuk mengetahui hubungan bidang studi pendidikan kewarganegaraan

dengan mata pelajaran lainnya

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum dan Karakteristik PKn dan IPS dan Mata Pelajaran Lainnya

Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajarn yang

memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio- kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh pancasila dan UUD 1945. Sejak diberlakukannya kurikulum sekolah tahun 1975, Pendidikan menjadi mata kuliah yang berdiri sendiri yang tujuaan umumnya adalah membentuk warga negara yang baik. Kemudian dalam perkembangannya.

Kemudian dalam perkembangannya menjadi PMP (Pendidikan Moral Pancasila) yang sekarang dikenal dengan Pendidikan Kewarganegaraan.

Kemudian berubah menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) didasarkan UU RI no 2 tahun 1989. PKn merupakan mata pelajaran yang sangat cepat perubahannya dikarenakan PKn rentan terhadap perubahan politik. Namun secara umum isi (hafalan), pendekatan (politis dan kekuasaan), dan penyampaiannya (satu arah/verbal) tidak banyak berubah.

Hakikat Pendidikan kewarganegaraan adalah merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasai Pancasila UUD 1945. Oleh karena itu Bidang studi Pendidikan kewargenegaraan diajarkan kepada mahasiswa agar kelak nanti ketika menjadi guru dan mengajarkannya ke siswa SD, diharapkan agar siswa tersebut bukan hanya mengetahui dan menghayati tentang nilai-nilai moral Pancasila, namun dapat mengamalkan pengetahuan, sikap, dan perilaku tersebut sesuai dengan tingkat kematangan siswa SD.Tujuan pendidikan kewarganegaraan secara umum adalah:

3

(7)

4

1. Memberikan pengertian, pengetahuan, dan pemahaman tentang pancasila.

2. Membentuk pola fikir yang sesuai dengan pancasila.

3. Menanamkan nilai-nilai moral pancasila ke peserta didik.

4. Menggugah kesadaran anak didik sebagai warga negara dan warga

masyarakat Indonesia untuk selalu mempertahankan dan melestarikan nilai- nilai moral pancasila untuk menghadapi arus globalisasi.

5. Memberi motivasi agar berperilaku sesuai dengan nilai, moral, dan norma pancasila.

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menuntut lahirnya warga negara dan warga masyarakat yang Pancasila, yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang mengetahui hak dan kewajibannya, menyadari pentingnya melaksanakan kewajiban-kewajibannya yang didasari oleh ksadaran dan tanggungjawabnya sebagai warga negara, tidak mencemari air dan tidak merusak lingkungan. Hal tersebut berhubungan dengan landasan konsep yang mendasari Pendidikan Kewarganegaraan yaitu manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan insan sosial politik yang terorganisasi dengan tujuan agar manusia Indonesia memiliki kemauan dan kemampuan untuk:

1.

Sadar dan patuh terhadap hukum (melek hukum)

2.

Sadar dan bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (melek politik)

3.

Memahami dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional

4.

Cinta bangsa dan tanah air.

Karakteristik Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan yaitu sebagai suatu bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah dan

(8)

5

dapat diterima sebagai wahana utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui

1.

Civic intelligence atau kecerdasan dan daya nalar warga.

2.

Civic responsibility atau kesadaran hak dan kewajiban sebagai warga negara

3.

Civic participation atau kemampuan berpatisipasi baik indiividu, maupun sosial.

Ada 3 kompetensi yang hendak diwujudkan melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan:

1.

Kompetensi untuk menguasai pengetahuan kewarganegaraan Tentang pemerintahan, konstitusi, dan hubungan luar negeri

2.

Kompetensi untuk menguasai keterampilan kewarganegaraan Tentang sikap dan pemecahan masalah

3.

Kompetensi untuk menguasai karakter kewarganegaraan Tentang penerapan nilai budi pekerti, demokrasi, ham, dan nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Landasan konsep yang mendasari pendidikan Kewarganegaran yaitu manusia adalah mahkluk ciptaan Tuhan dan sebagai insan sosial dan politik yang terorganisasi melahirkan fungsi dan peran serta tujuan pendidikan Kewarganegaraan. Berdasarkan landasan konsep PKn tersebut, maka fungsi serta tujuan PKn secara umum adalah:

1.

Sebagai Pendidikan nilai dan moral Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 Dalam hal ini siswa diajarkan tentang nilai moral yang diperlukan seorang warga negara dalam kehidupan sebagai warga negara dan warga masyarakat.

2.

Sebagai Pendidikan Politik Siswa diajarkan bagaimana seharusnya mereka berpartisipasi dan berpikir positif terhadap pembangunan nasional. Selain itu siswa diharapkan memiliki kemampuan berpikir kreatif, dan inovatif terhadap berbagai permasalahan sosial, politik, ekonomi, dan budaya serta

(9)

6

memeiliki rasa tanggung jawab, menghormati, dan menghargai aparat pemerintah.

3.

Sebagai Pendidikan Kewarganegaraan Siswa diharapkan bisa mengerti dan memahami hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, dan bernegara.

4.

Sebagai Pendidikan Hukum dan Kemasyarakatan Siswa diharapkan melek terhadap hukum, yaitu sadar bahwa setiap tindakannya ada hukum dan peraturan yang mengaturnya

B. Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan Dengan IPS

Keterkaitan PKn dengan IPS sangat kuat. Hal ini dikarenakan sebelum menjadi Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan yang menurut Kurikulum tahun 1994 diberi nama Bidang Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (sebagai upaya mewujudkan pesan UU sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989 khususnya Pasal 39 Ayat (2) dan (3)), Bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan adalah bagian dari bidang studi IPS. Bidang studi IPS mencakup aspek Geografi, Ekonomi, dan Sejarah, Pancasila serta UUD 1945 yang menyangkut warga negara serta pemerintahan. Kemudian terjadi pemisahan menjadi bidang studi IPS yang mencakup aspek Geografi, Ekonomi, dan Sejarah.

1. Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat: (1) Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih

bermakna; (2) Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan memanfaatkan informasi; (3) Menumbuhkembangkan sikap positif,

kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan; (4) Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain; (5) Meningkatkan minat

(10)

7

dalam belajar; dan (6) Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

2. Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Menurut Depdikbud (1996:3), pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri yaitu: holistik, bermakna, otentik, dan aktif.

a. Holisti Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Pembelajaran terpadu memungkinkann siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa lebih arif dan bijak di dalam menyikapi atau mengahdapi kejadian yang ada di depan mereka.

b. Bermakna Pengkajian suatu fenomena dari berbagai aspek seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Rujukan yang nyata dari semua konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lainnya akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari. Selanjutnya, hal ini akan mengakibatkan pembelajaran yang fungsional. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam kehidupannya.

c. Otentik Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatya lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui eksperimen. Guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, sedangkan siswa bertindak sebagai aktor pencari informasi dan pemberitahuan.

(11)

8

d. Aktif Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam

pembelajaran, baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus-menerus belajar. Dengan demikaian, pembelajaran terpadu bukan hanya sekedar merancang aktivitas-aktivitas dari masing-masing mata pelajaran yang saling terkait. Pembelajaran terpadu bisa saja

dikembangkan dari suatu tema yang disepakati bersama dengan melirik aspek-aspek kurikulum yang bisa dipelajari secara bersama melalui pengembangan tema tersebut.

C. Hubungan Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Mata Pelajaran Lainnya

Pendidikan kewarganegaraan (PKN) merupakan program pendidikan yang memiliki misi untuk mengembangkan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya dan keyakinan bangsa indonesia yang memungkinkan dapat diwujudkan dalam perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang bersifat interdisipliner terutama disiplin ilmu hukum, politik, dan filsafat moral. Sifat interdisipliner ini menjadikan PKn jelas batang keilmuannya (body of knowledge). Dalam paradigma PKn sekarang dikenal tiga komponen yang saling berkaitan. Menurut Udin Saripuddin Winataputra, ada tiga komponen tersebut adalah sebagaimana uraian berikut ini.

1. Komponen pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) berupa materi pelajaran PKn yang harus dicapai peserta didik.

2. Komponen keterampilan kewarganegaraan (civic skills) berupa kemampuan bersifat partisipatoris dan kemampuan intelektual.

3. Komponen watak/karakter kewarganegaraan (civic dispositions) seperti bertanggung jawab secara moral; disiplin; rasa hormat terhadap nilai dan martabat kemanusiaan; rasa hormat terhadap peraturan (hukum); mau

(12)

9

mendengarkan, bernegosiasi dan berkompromi untuk mencapai kebaikan publik; dan menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan.

Hubungan Pendidikan Kewarganegaraan terhadap ilmu sosial lainnya 1. Hubungan PKn dengan ilmu politik

Pendidikan kewarganegaraan merupakan praktik dari ilmu

kewarganegaraan, sedangkan ilmu kewarganegaraan adalah bagian dari ilmu politik. Seperti yang dikemukakan oleh checter van yakni bagian dari ilmu poltik akan membahas tentang hak dan kewajiban warga negara terdapat di civics/ilmu kewarganegaraan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan mengandung praktik-praktik yang diturunkan ilmu politik. Sesuai dengan tujuan PKn yaitu menjadikan warganegara yang baik. Maka kita harus memahami teori tentang demokrasi politik yang meliputi konstitusi, parpol pemilu dan semuan hal itu merupakan adopsi dari ilmu politik. Dengan memahami teori ilmu politik maka warga negara mempunyai pengetahuan tentang kenegaraan melalui praktis dari

pendidikan kewarganegaraan maka warga negara dapat melaksanakan kewajibannya dan mengetahui hak yang harus diterimanya sebagai warga negaa yang baik.

2. Pendidikan kewarganegaraan dengan sosiologi

Sosiologi merupakan ilmu tentang masyarakat. Yang mana yang dibahas tidak hanya keteraturan dalam msyarakat tetapi juga penyimpangan sosial. Salah satu penyebab terjadi penyimpangan sosial yaitu

kekurangpahaman masyarakat terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Contoh kasus keterkaitan sosiologi dengan pendidikan kewarganegaraan, dalam sebuah desa mempunyai kendala dalam

aksesbilitas. Seperti kurang memadainya jalan raya untuk masyarakat desa untuk keluar dari desa dalam rangka memenuhi kebutuhan, seperti

berjualan, melanjutkan pendidikan, dan membeli kebutuhan rumah tangga yang tidak disediakan desa. Namun hal tersebut terkendala sehingga menimbulkan ketergangguan pola kehidupan masyarakat, terjadinya konflik antar masyarakat dan meresahkan kondisi desa. Bagi masyarakat

(13)

10

yang paham dengan haknya sebagai warganegara maka mereka akan menuntutnya sesuai prosedur tanpa harus meresahkan kampungnya sendiri.

Kemudan jika mereka memahami tentang kewajiban sebagai warga negara maka mereka akan berusaha memenuhi kewajibannya seperti pajak supaya pemerintah dapat membangun sarana umum seperti yang diinginkan dan mengelola sumberdaya ala dengan baik. Jadi pendidikan kewarganegaraan dapat menjad solusi permasalahan di masyarakat. Sama-sama mengkaji masyarakat / warga negara.

3. Pendidikan kewarganegaraan dengan ilmu sejarah

Dalam mempelajari sejarah terdapat latar belakang mempelajari pendidikan kewarganegaraan, proses dan alasannya pendidikan

kewarganegaraan dipelajari. Kemudian dengan pada ilmu sejarah dapat diketahui mengapa perlunya pendidikan yang bertujuan menjadikan warga negara yang baik. Semua itu didasari oleh sejarah/peristiwa yang terjadi diwaktu yang lalu. Dengan mempelajari sejarah kita dapat mengetahui kekurangan apa yang akan terdapat pada era dulu dan diperbaiki pada masa sekarang sehingga terdapat perbaikan-perbaikan dari waktu ke waktu.

Dengan mempelajari sejarah dapat ditemukan hal positif yang dapat dipertahankan untuk tercapanya tujuan PKn saat ini atau kedepannya.

(14)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan nilai secara formal diIndonesia diberikan pada mata pelajaran PPKn yang merupakan pendidikan nilai Pancasila agar dapat menjadi kepribadian yang fungsional.Jadi, hubungan Kewarganegaraan dengan IPS ialah memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya melalui pemahaman terhadap nilai-nilai dan

mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang baik dalam kehidupannya serta mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya

PKn di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warganegara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk mempertahankan NegaraKesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hakikat negara kesatuan Republik Indonesia adalahnegara kebangsaan modern. Negara kebangsaan modern adalah negara yang

pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan atau nasionalisme yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama, walaupun warga masyarakat tersebut berbeda- beda agama, ras, etnik, atau golongannya.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu diperlukan penelitian lanjutan, baik dengan pendekatan yang sama maupun pendekatan yang berbeda. Dengan demikian, diperoleh hasil yang sesuai dengan harapan semua pihak, terutama mereka yang menekuni bidang sintak.

11

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, A. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan dan pendidikan karakter bangsa. Jurnal Demokrasi, 11(1).

Dwintari, J. W. (2017). Kompetensi kepribadian guru dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis penguatan pendidikan karakter.

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 7(2), 51-57.

Hardini, T. (2015). Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran Pkn Melalui Metode Sosiodrama Di Kelas 5 Sd Tlompakan 01 -TuNtang. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan., 5(3), 120–135.

Hardiyana, S. (2014). Pengaruh guru PKn terhadap pembentukan karakter siswa.

Jurnal Ilmiah PPKn IKIP Veteran Semarang, 2(1), 54-64. Juliardi, B.

(2015). Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Bhinneka Tunggal Ika, 2(2),

Karimah, M. (2015). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah.

Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies, 3(1), 49-55.

Pertiwi, A. D., Nurfatimah, S. A., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. F. (2021).

Implementasi Nilai Pendidikan Karakter Dalam Mata Pelajaran PKn di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(5), 4331-4340.

RAWANTINA, N. I. I. (2013). Penanaman nilai nasionalisme dan patriotisme untuk mewujudkan pendidikan karakter pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan siswa kelas x sma negeri 4 sidoarjo. Kajian Moral dan Kewarganegaraan, 1(1), 39-54.

Riadin, A., & Permadi, A. S. (2019). Implementasi Pembelajaran PKn untuk Membentuk Pribadi yang Berkarakter di SD Muhammadiyah Sampit.

Pedagogik: Jurnal Pendidikan, 14(1), 18-28.

Suyanto. (2009). Urgensi Pendidikan Karakter. http:// www.

mandikdasmen.depdiknas.go.id/web/pa ges/urgensi.html.diakses tanggal 20 Oktober 2021.

Syam, N. (2011). Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Di Sekolah Dasar Melalui Model Pengajaran Bermain Peran. Jurnal Perspektif Ilmu Pendidikan, 24(3), 108– 112

12

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan pemberian motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn Kelas XI IPS SMA Budisatrya Medan Tahun

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN KOMPETENSI DASAR (KD) TAHUN PELAJARAN :2014/2015 Nama Sekolah : SD Negeri 5 Karanganyar Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn

Memberi masukan mengenai sejauh mana keterkaitan antara hasil belajar mata pelajaran Fisika dan Kimia dengan penguasaan teori mata pelajaran Teknologi Dasar

Dari hasil uji coaba lapangan pengembangan media audio visual menggunakan macromedia flash untuk siswa kelas V sekolah dasar pada mata pelajaran IPS diperoleh

Tujuan dari penenlitian ini adalah membantu siswa agar mau kembali mengulas mata pelajaran IPA dan IPS di rumah sehingga pada saat materi pelajaran tersebut disampaikan di

Sedangkan hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran IPS tentang respon penggunaan media permainan ular tangga di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Lengkenat

Telaah kurikulum dan buku teks mata pelajaran Bahasa Indonesia sekolah dasar kelas tinggi Pada materi “Telaah kurikulum dan buku teks mata pelajaran Bahasa Indonesia sekolah dasar

Integrasi Multiple Intelligence dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Menurut Sapriya 2011: 194, pembelajaran IPS di Sekolah Dasar mempunyai tujuan bahwa melalui pelajaran IPS, siswa