• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telaah kurikulum dan buku teks mata pelajaran Bahasa Indonesia sekolah dasar kelas rendah

N/A
N/A
SRI TUMARYATUN

Academic year: 2023

Membagikan "Telaah kurikulum dan buku teks mata pelajaran Bahasa Indonesia sekolah dasar kelas rendah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI INISIASI IV

Selamat berjumpa mahasiswa Universitas Terbuka dalam tutorial online (tuton) mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia di SD (PDGK 4204). Kegiatan tutorial keempat ini membahas tentang:

1. Telaah kurikulum dan buku teks mata pelajaran Bahasa Indonesia sekolah dasar kelas rendah 2. Telaah kurikulum dan buku teks mata pelajaran Bahasa Indonesia sekolah dasar kelas tinggi

Pada materi “Telaah kurikulum dan buku teks mata pelajaran Bahasa Indonesia sekolah dasar kelas rendah” Anda akan mempelajari topik-topik yang berkaitan dengan (1) hakikat kurikulum, dan (2) aspek-aspek pembelajaran bahasa. Sedangkan topik bahasan

Telaah kurikulum dan buku teks mata pelajaran Bahasa Indonesia sekolah dasar kelas tinggi”, Anda akan saya ajak untuk mempelajari topik-topik yang berkaitan dengan (1) aspek-aspek pembelajaran bahasa, dan (2) kajian buku teks.

Mari kita pelajari uraian materi berikut:

TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH

Hakikat Kurikulum

A. PENGERTIAN KURIKULUM

Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti jarak yang harus ditempuh. Dari dunia atletik istilah ini dipakai dalam dunia pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus ditempuh atau sejumlah pengetahuan yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat ijazah (Nasution, 1986). Di dalam UU Pendidikan no.2 tahun 1989 disebutkan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar.

Kurikulum tidak terbatas hanya pada mata pelajaran-mata pelajaran saja, tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti bangunan sekolah, alat- alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, karyawan tata usaha, halaman sekolah, dan lain- lain (Wiryokusumo, 1988:6).

Sedangkan pengertian kurikulum yang terdapat dalam buku Ketentuan Kurikulum 2004 merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar. Dengan demikian, Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan yang dibakukan dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah.

A. FUNGSI DAN TUJUAN KURIKULUM

(2)

Kurikulum berfungsi sebagai pedoman guru untuk menjalankan tugasnya sehari-hari.

Bagi sekolah fungsi kurikulum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) bagi sekolah yang bersangkutan berfungsi sebagai (a) alat untuk mencapai tujuan, (b) pedoman bagi guru dalam menyusun dan mengorganisasikan pengalaman belajar siswa, serta sebagai pedoman mengevaluasi perkembangan siswa, (c) pedoman supervisi bagi kepala sekolah yaitu untuk memperbaiki/menciptakan situasi belajar yang baik dan membantu guru memperbaiki situasi belajar, serta sebagai pedoman dalam pengembangan kurikulum. Di samping itu sebagai pedoman mengevaluasi kegiatan belajar-mengajar, (2) bagi sekolah di tingkat atasnya, kurikulum berfungsi (a) untuk keseimbangan proses pendidikan, dan (b) penyiapan tenaga baru.

Fungsi kurikulum bagi anak didik, diharapkan mereka akan mendapat sejumlah pengetahuan dan kecakapan yang baru yang dapat dikembangkan dan melengkapi bekal hidup mereka setelah terjun dalam masyarakat. Sedangkan fungsi kurikulum bagi masyarakat, yaitu orang tua anak didik serta pemakai lulusan adalah sebagai berikut. Dengan memahami kurikulum, orang tua akan mengetahui program-program apa saja yang akan dilaksanakan oleh sekolah. Untuk memperlancar pelaksanaan program tersebut, orang tua perlu juga memikirkan sarana apa saja yang diperlukan. Demi keberhasilan anak-anaknya orang tua bersedia membantu sekolahn untuk mengadakan sarana-sarana tersebut di bawah koordinasi Ketua Komite Sekolah, sedangkan bagi pemakai lulusan dengan memahami kurikulum yang dilaksanakan tidak segan- segannya ikut membantu memperlancar pelaksanaan program dan akan memberikan kritik/saran untuk menyempurnakan program pendidikan yang sedang direncanakan/dilaksanakan.

Sehubungan dengan Fungsi dan Tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar dan Masrasah Ibtidaiyah dalam Kurikulum 2004, dijelaskan bahwa fungsi dan tujuan kurikulum SD/MI sebagai berikut.

1. Fungsi mata pelajaran bahasa Indonesia dikaitkan dan merupakan konsekuensi dari kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara serta sastra Indonesia sebagai hasil cipta intelektual produk budaya, yaitu sebagai (1) sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, (2) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, (4) sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik untuk

(3)

berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah, (5) sarana pengembangan penalaran, dan (6) sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui khazanah kesusastraan Indonesia.

2. Secara umum tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.

a. Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.

b. Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.

c. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial.

d. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis).

e. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastrauntuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan, dan kemampuan berbahasa.

f. Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

B. KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM

Dalam buku Acuan Pengembangan Kurikulum 2004 disebutkan bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan kerangka initi yang memiliki empat komponen, yaitu (a) Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah, (b) Kegiatan Belajar-Mengajar, (c) Penilaian Berbasis Kelas, dan (d) Kurikulum dan Hasil Belajar.

Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar.

Kegiatan Belajar-Mengajar memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran dan pengajaran untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan serta gagasan-gagasan pedagogis dan androgogis yang mengelola pembelajaran agar tidak mekanistik.

Penilaian Berbasis Kelas memuat prinsip, sasaran, dan pelaksanaan penilaian berklelanjutan yang lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui penilaian terpadu dengan kegiatan belajar-mengajar di kelas (berbasis kelas), kinerja (performance), dan tes tertulis.

Kurikulum dan Hasil Belajar (KHB) memuat perencanaan pengembangan kompetensi peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai 18 tahun. Kurikulum dan Hasil belajar ini memuat kompetensi, hasil belajar, dan indikator dari Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Atfal (TK & RA) sampai dengan kelas XII (SMA & MA).

Aspek Pembelajaran Bahasa

(4)

A. ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BAHASA

Dalam Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah pada bagian D RuangLingkup dinyatakan bahwa ruang lingkup standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia SD dan MI terdiri dari empat aspek sebagai berikut.

1. Mendengarkan, seperti mendengarkan berita, petunjuk, pengumuman, perintah, bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan, penjelasan, laporan, ceramah, kotbah, pidato, pembicaraan nara sumber, dialog atau percakapan, pengumuman, serta perintah yang didengar dengan memberikan respons secara tepat serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui mendengarkan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan menonton drama anak.

2. Berbicara, seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan, menyampaikan sambutan, dialog, pesan, pengalaman, suatu proses menceritakan diri sendiri, teman, keluarga, masyarakat, benda, tanaman, binatang, gambar tunggal, gambar seri, kegiatan sehari-hari, peristiwa, tokoh, kesukaan/ketidaksukaan, kegemaran, peraturan, tata tertib, petunjuk, dan laporan, serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan melisankan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan menonton drama anak.

3. Membaca, seperti membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, berbagai teks bacaan, denah, petunjuk, tata tertib, pengumuman, kamus, ensiklopedi, serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan drama anak. Kompetensi membaca juga diarahkan menumbuhkan budaya membaca.

4. Menulis, seperti menulis karangan naratif dan normatif dengan tulisan rapi dan jelas dengan memperhatikan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan tanda baca, dan kosakata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk serta mengapresiasi dan bereksprersi sastra melalui kegiatan menulis hasil sastra berupa cerita dan puisi.

Komponen menulis juga diarahkan untuk menumbuhkan kebiasaan menulis.

Dalam keempat aspek yang merupakan empat keterampilan berbahasa terdapat aspek berikut ini.

1. Kemampuan Berbahasa 2. Aspek Kemampuan Bersastra

(5)

B. PERPADUAN ANTARASPEK DALAM PEMBELAJARAN

Dalam praktiknya, pembelajaran bahasa Indonesia di kelas 1 keempat keterampilan tersebut dilaksanakan secara terpadu. Misalnya memadukan antara kompetensi dasar berbicara dengan kompetensi dasar menulis. Kompetensi dasar berbicara “Memperkenalkan diri” dapat dipaduklan dengan kompetensi dasar menulis “Menulisa beberapa kalimat dengan huruf sambung”. Salah satu alternatif skenario kegiatan pembelajaran dengan memadukan dua kompetensi dasar.

TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI

Aspek-aspek Pembelajaran Bahasa

A. PERPADUAN ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA DI KELAS TINGGI

Aspek pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI terdiri dari empat aspek, yaitu sebagai berikut.

1. Mendengarkan.

2. Berbicara.

3. Membaca.

4. Menulis.

Di dalam keempat aspek tersebut terdapat kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra.

1. Aspek Mendengarkan

a. Yang termasuk kemampuan berbahasa, yaitu mendengarkan berita, petunjuk,

pengumuman, perintah, bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan, penjelasan, laporan, ceramah, kotbah, pidato, pembicaraan nara sumber, dialog atau percakapan, pengumuman, serta perintah yang didengar dengan memberikan respons secara tepat.

b. Yang termasuk kemampuan bersastra, yaitu mengapresiasi dan berekspresi

sastra melalui mendengarkan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan menonton drama anak.

B. PERPADUAN ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA DENGAN ASPEK SASTRA DI KELAS TINGGI Dalam pembelajaran di kelas guru dapat memadukan antara aspek keterampilan

berbahasa dengan aspek kesastraan. Untuk memadukan aspek keterampilan berbahasa dengan aspek kesastraan di kelas 6, pertama sekali harus melihat kompetensi dasar apa yang harus dikuasai siswa kelas 6 dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Perhatikan kolom pertama berisi kompetensi dasar, kemudian memperhatikan kolom ketiga yaitu indikator. Dari indikator

(6)

pertama secara implisit terdapat aspek mendengarkan, di samping itu ada aspek sastra (karena yang didengarkan adalah novel anak).

Kajian Buku Teks

A. SYARAT-SYARAT BUKU TEKS

Menurut W.F.Mackey (dalam Hanafi, 1981) penyusunan buku teks didasarkan pada prinsip berikut.

1. Seleksi.

2. Gradasi.

3. Presentasi.

4. Repetisi.

1. Seleksi

Dalam seleksi ini yang perlu dipertimbangkan adalah hal-hal, seperti berikut ini.

a. Tujuan pengajaran bahasa, level bahasa yang diajarkan, dan jumlah waktu belajar.

b. Tipe bahasa yang akan diajarkan meliputi dialek, register, style, dan media.

c. Jumlah materi yang disajikan.

d. Pilihan butir-butir yang akan diajarkan yang mencakup fonetik, tata bahasa, kosakata, dan makna kata.

e. Kriteria yang dipakai melandasi pilihan.

2. Gradasi Bahan Pelajaran

Gradasi bahan mempersoalkan tataan yang dipandang paling baik untuk menyajikan bahan pelajaran yang yang telah dipilih atau diseleksi. Gradasi ini tampak, seperti berikut ini.

a. Pengelompokan yang mencakup (1) pengelompokan yang berdasarkan sistem, yaitu pengelompokan fonetis, gramatikal, leksikal, dan (2) pengelompokan bunyi-bunyi bahasa menjadi kata, kata menjadi frasa, frasa menjadi kalimat, dan kalimat menjadi konteks.

b. Pengurutan atau sekuensi yang juga mencakup sekuensi berdasarkan sistem di suatu pihak berdasarkan stuktur di pihak lain.

3. Presentasi Bahan

Presentasi bahan mempersoalkan pengomunikasian bahan kepada siswa. Presentasi bahan pelajaran tampak pada uraian berikut ini.

a. Penahapan bahan pelajaran, baik jumlah maupun satuan-satuannya.

b. Pendemonstrasian bahan pelajaran yang mungkin secara lisan ataukah tertulis.

c. Prosedur yang ditempuh dalam menyajikan isi pelajaran terdiri dari ragam-ragam prosedur, yaitu eksplanasi, translasi, otentik atau peragaan (dengan benda, gerak, atau situasi), gambar, dan konteks.

(7)

4. Repetisi Bahan Pelajaran

Repetisi bahan pelajaran mempersoalkan hal-hal yang patut dilakukan guru di dalam kelas, menyajikan bahan pelajaran yang telah tertata dalam bulu pelajaran (telah diseleksi, degradasi, dan dipresentasi). Repetisi ini menyangkut perilaku guru dalam mengajar, dan siswa dalam belajar, yaitu menyangkut perilaku yang berhubungan dengan pembinaan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis atau mengarang.

Menurut Tarigan (1986) dalam penyusunan buku teks digunakan dua patokan. Pattokan pertama bersifat umum yang berlaku bagi setiap buku teks. Patokan kedua bersifat khusus yang berlaku bagi buku teks tertentu saja, misalnya buku teks Matematika, Biologi, dan bahasa Indonesia. Patokan umum bersumber dari kurikulum, sedangkan patokan khusus bersumber dari karakteristik setiap mata pelajaran.

Patokan umum seperti berikut ini.

a. Pendekatan keterampilan proses (berlaku sampai sekarang) meliputi : 1) Mengamati;

2) Menginterpretasi;

3) Mengaplikasikan konsep;

4) Meramalkan;

5) Merencanakan dan melaksanakan penelitian;

6) Mengoptimalkan hasil penelitian.

b. Tujuan meliputi berikut ini.

1) Kognitif.

2) Afektif.

3) Psikomotor.

c. Bahan pengajaran.

d. Program yang meliputi berikut ini.

1) Kelas.

2) Semester/cawu.

3) Jam pelajaran e. Metode.

f. Sarana dan sumber.

g. Penilaian.

h. Bahasa.

Menurut Machfudz dalam Solchan (1995) untuk menyusun naskah buku pelajaran harus memperhatikan ketentuan-ketentuan berikut ini.

a. Ketentuan Umum

Pertama, naskah yang ditulishendaknya mempunyai bagian-bagian yang lengkap, yaitu (1) bagian awal naskah (halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar lainnya jika ada) misalnya daftar gambar, daftar tabel, atau daftar lampiran, (2) bagian isi naskah, dan (3) bagian

(8)

akhir naskah (daftar pustaka, dan jika ada lampiran, indeks). Kedua, naskah yang ditulis harus asli dan belum pernah diterbitkan. Asli artinya bahwa uraian dan susunan kalimat dalam menyajikan naskah merupakan formulasi penulis sendiri.

b. Ketentuan Khusus

Ketentuan khusus ini berkaitan dengan (1) keamanan nasinonal, (2) isi buku teks, (3) cara penyajian, (4) penggunaan bahasa, (5) ilustrasi. Persyaratan yang berhubungan dengan keamanan nasional, isi buku teks tidak boleh bertentangan atau menyimpang dari Pancasila, UUD 1945, dan GBHN dalam cara penyajiannya, bahasanya, dan ilustrasinya.

B. BUKU TEKS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS TINGGI

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru harus menetapkan terlebih dahulu kompetensi siswa yang akan dikembangkan. Misalnya kompetensi dasar yang akan dikembangkan berhubungan dengan aspek membaca untuk siswa kelas 4, maka guru harus mencari dahulu dalam Kurikulum 2004 Standar Kompetensi untuk membaca siswa kelas 4. Seandainya kompetensi membaca itu dipadukan dengan apresiasi sastra maka kompetensi dasarnya yang berhubungan dengan sastra adalah “Membaca dongeng atau cerita rakyat”. Hasil belajarnya adalah “Menjelaskan latar belakang dongeng, tokoh, dan penokohan”. Indikatornya adalah (1) menyebutkan tempat-tempat kejadian dalam dongeng, (2) menyebutkan tokoh-tokoh dalam dongeng, (3) menjelaskan hubungan tokoh-tokoh dongeng dengan tempat kejadian yang diceritakan dalam dongeng, sedangkan Materi Pokoknya “Dongeng atau Cerita Rakyat”.

Latihan soal:

Untuk mengecek pemahaman Anda tentang materi “telaah kurikulum dan buku teks mata pelajaran bahasa Indonesia” Cobalah Anda jawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

(1) Jelaskan empat komponen kurikulum berbasis kompetensi!

(2) Bagaimana tahapan ketika Anda memadukan pembelajaran bahasa Indonesia dan sastra?

(3) Jelaskan fungsi kurikulm bagi sekolah!

Selamat belajar semoga sukses.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini integrasi CT pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pantun memunculkan fondasi CT pengenalan pola dan algoritma, kemampuan guru untuk mengelola

Penerapan fase-fase pembelajaran berbasis teks dapat dilihat dari strategi pengajaran yang digunakan dalam buku teks wajib peserta didik kelas X mata pelajaran Bahasa Indonesia,