• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRACT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN KADER TENTANG SKRINING KEHAMILAN RESIKO

TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN KARTU SKOR POEDJI

ROCHJATI DI DESA PATAS KECAMATAN GEROKGAK

KABUPATEN BULELENG

Ni Komang Sulyastini, S.ST.,M.Pd1, Luh Nik Armini, S.ST.,M.Keb2, Ketut Espana Giri, S.ST.,M.Kes3

1,2,3Prodi Diploma III Kebidanan Undiksha komang.sulyastini@undiksha.ac.id

ABSTRACT

Pregnancy is a natural process and is always awaited by every couple because it is expected to produce offspring. However, not every pregnancy can go through labor normally because every pregnancy can develop complications. The most common cause of death among mothers was found in the very high risk group as much as 55.2%, followed by the high risk group 39.7% and the low risk group 5.2%. From the research that was carried out in 2019 in Patas Village, there were 76 pregnant women. Of the 76 pregnant women, there were 30 people with high risk pregnancy category and 5 people with very high risk pregnancy. The number of posyandu cadres in Patas Village is 35 people, of whom have never received training. The aim of this community service is to increase cadres' knowledge about detection of high risk of pregnancy by using the Poedji Rochjati Score Card (KSPR). This method of community service is a question and answer lecture, discussion and demonstration. The instrument used was the KSPR sheet. The results obtained were an increase in the cadres' skills in filling out the Poedji Rochjati card, namely when the pre-test, 35 cadres (100%) could not fill in the card and after the post test, the results obtained from 35 cadres were 32 people (86.4%) it is correct in filling out the card and 3 people (13.6%) are still wrong in filling out the Poedji Rochjati score cardKeywords: Screening, High Risk Pregnancy, Poedji Rochjati Scorecard

ABSTRAK

Kehamilan merupakan proses yang alamiah dan selalu dinantikan oleh setiap pasangan karena diharapkan dapat menghasilkan keturunan. Tetapi, tidak setiap kehamilan dapat melalui proses persalinan dengan normal karena setiap kehamilan dapat berkembang mengalami komplikasi. Penyebab kematian pada ibu terbanyak ditemukan pada kelompok resiko sangat tinggi sebanyak 55,2% diikuti oleh kelompok risiko tinggi 39,7% dan kelompok risiko rendah 5,2%. Dari penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2019 di Desa Patas terdapat 76 orang ibu hamil. Dari 76 ibu hamil tersebut terdapat 30 orang kategori kehamilan resiko tinggi dan 5 orang dengan kehamilan resiko sangat tinggi. Jumlah kader posyandu yang ada di desa patas adalah sebanyak 35 orang dan dari jumlah tersebut belum pernah mendapatkan pelatihan. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan kader tentang deteksi risiko tinggi kehamilan dengan menggunakan Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR). Metode dalam pengabdian masyarakat ini adalah ceramah Tanya jawab, diskusi dan demonstrasi. Instrumen yang digunakan yaitu lembar KSPR. Hasil yang didapatkan adalah terjadi peningkatan kemampuan kader dalam mengisi kartu Poedji Rochjati yaitu saat pre test dari 35 orang kader (100%) tidak bisa mengisi kartu tersebut dan setelah dilakukan post test didapatkan hasil dari 35 orang kader sebanyak 32 orang (86,4%) sudah benar dalam mengisi kartu dan 3 orang (13,6 %) masih keliru dalam mengisi kartu skor poedji Rochjati

(2)

PENDAHULUAN

Kehamilan merupakan proses yang alamiah dan selalu dinantikan oleh setiap pasangan suami istri karena diharapkan dapat menghasilkan keturunan sebagai generasi penerus yang sehat dan memperpanjang kehidupan sebuah keluarga. Tetapi, tidak setiap kehamilan dapat berlangsung dan melalui proses persalinan dengan normal karena setiap kehamilan dapat berkembang mengalami masalah/ komplikasi setiap saat seperti Hiperemesis Gravidarum, Abortus, Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK), Solusio Plasenta, Plasenta Previa dan Anemia. Setiap ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya. Salah satu pemantauan yang bisa dilakukan selama kehamilan yaitu melalui skrining dan deteksi dini selama kehamilan guna mengupayakan kehamilan yang sehat dan persiapan persalinan yang bersih dan aman. Dengan deteksi dini, ibu hamil yang berisiko atau memiliki faktor risiko dapat terdeteksi sejak awal sehingga dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI).

Kehamilan dengan faktor risiko adalah kehamilan dengan beberapa kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik pada ibu maupun janin dalam kandungan dan dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan, ketidaknyamanan dan ketidakpuasan. Kehamilan berisiko terbagi menjadi tiga yaitu Kehamilan Risiko Rendah (KRR), Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dan Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST). Kehamilan dengan resiko tinggi dan sangat tinggi dapat menyebabkan atau menambah komplikasi selama persalinan dan nifas. Semakin tinggi skor yang dimiliki oleh seorang ibu hamil maka semakin tinggi komplikasi pada proses persalinannya. Ibu dengan faktor risiko tinggi mengalami 2,72 kali mengalami komplikasi pada persalinannya dibandingkan ibu dengan faktor risiko rendah. Ibu dengan kehamilan resiko sangat tinggi 4,4 kali lebih berisiko mengalami komplikasi selama proses

persalinan dibandingkan ibu dengan risiko rendah. Penyebab kematian pada ibu terbanyak ditemukan pada kelompok resiko sangat tinggi sebanyak 55,2% diikuti oleh kelompok risiko tinggi 39,7% dan kelompok risiko rendah 5,2%.

Kabupaten Buleleng sebagai kabupaten terluas di Bali dan memiliki jumlah penduduk terbanyak tentunya memiliki sasaran ibu hamil setiap tahun yang lebih banyak dibandingkan kabupaten lain. Desa Patas merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kerja Puskesmas Gerokgak I di Kecamatan Gerokgak. Dari penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2019 di Desa Patas terdapat 76 orang ibu hamil dimana dari 76 ibu hamil tersebut terdapat 30 orang dengan kategori kehamilan resiko tinggi dan 5 orang dengan kehamilan resiko sangat tinggi. Kehamilan dengan faktor resiko tinggi dan sangat tinggi berpotensi 2,5 kali menyebabkan komplikasi selama persalinan. Dari 25 % ibu hamil beresiko tinggi dan sangat tinggi pada saat persalinan mengalami persalinan lama. Jumlah kader posyandu yang ada di desa patas adalah sebanyak 35 orang dan dari jumlah tersebut belum pernah mendapatkan pelatihan. Kader kesehatan merupakan hasil dari proses pemberdayaan masyarakat yang diwujudkan melalui partisipasi aktif masyarakat. Proses pendampingan ibu hamil memang dilakukan oleh bidan desa namun demikian dalam menggerakkan masyarakat tidak terlepas dari peran kader sebagai orang yang membawa misi kesehatan serta terdekat dengan masyarakat. Pengenalan kemungkinan terjadinya tanda bahaya kehamilan harus secara dini dan ditangani dengan benar oleh kader kesehatan.

Kader bertugas membantu bidan dalam menjaring ibu – ibu hamil yang beresiko tinggi dan sangat tinggi sehingga lebih cepat mendapatkan pemantauan selama masa kehamilan. Apabila kader kesehatan kurang mampu melakukan deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan, maka akan terjadi komplikasi yang lanjut yang akan mengakibatkan kematian ibu dan bayi. Tujuan

(3)

dari pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan kader tentang deteksi risiko tinggi kehamilan dan melakukan pendampingan kader pengisian Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR). Apabila kader mampu melakukan deteksi dini pada ibu hamil maka mampu mencegah dan menurunkan komplikasi selama masa kehamilan. Metode dalam pengabdian masyarakat ini adalah ceramah Tanya jawab, diskusi dan demonstrasi. Instrumen yang digunakan yaitu lembar KSPR. Upaya lain dari pemerintah dalam rangka percepatan penurunan AKI dan AKB antara lain di satu pihak pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas secara cukup dan tenaga kesehatan terampil di fasilitas kesehatan. Untuk itu, integrasi program MPS (Making

Pregnancy Safer) dengan program Gerakan

Sayang Ibu (GSI) yang lebih memfokuskan pada pemberdayaan masyarakat harus segera dilakukan agar percepatan penurunan AKI dan AKB dapat segera terwujud.

METODE

Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah dengan memberikan pelatihan kepada kader yang ada di Desa Patas kecamatan gerokgak Kabupaten Buleleng sebanyak 35 orang tentang skrining kehamilan resiko tinggi dengan menggunakan kartu skor poedji Rochjati. Kegiatan diawali dengan melakukan penjajakan dan koordinasi dengan Kepala Puskesmas Gerokgak I, Kepada Desa Patas dan dengan Bidan Desa. Setelah dilakukan penjajakan kemudian dilakukan pendataan terhadap kader desa patas yang berjumlah 35 orang. Para kader diberikan pelatihan tentang bagaimana cara melakukan skrining kehamilan beresiko dengan menggunakan kartu Poedji Rochjati yang sebelumnya kader diberikan materi tentang kehamilan resiko tinggi dan cara mendeteksinya kemudian kader diberikan latihan tentang bagaimana cara menggunakan

Kartu Skor Poedji Rochjati untuk melakukan skrining.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Pelatihan Kader tentang Skrining kehamilan resiko tinggi dengan menggunakan kartu skor poedji rochjati diawali dengan melakukan penjajakan ke desa patas dan berkoordinasi dengan kepala puskesmas, kepala desa dan bidan desa Patas untuk mendapatkan data jumlah kader yang ada di Desa Tersebut. Dari penjajakan didapatkan jumlah kader sebanyak 35 orang yang tersebar di 7 (tujuh dusun) dimana pada setiap dusun terdiri dari 5 orang kader. Pada Pelatihan ini kader dibagi menjadi 2 kelompok yaitu masing – masing kelompok terdiri dari 20 orang dan 15 orang karena harus memenuhi protocol kesehatan di masa Pandemi Covid-19. Pada kegiatan ini masing-masing kelompok diberikan materi tentang kader dan perannya, materi tentang kehamilan resiko tinggi dan materi tentang kartu skor poedji rochjati. Setelah pemberian materi kemudian dilanjutkan dengan memberikan latihan tentang cara mengisi kartu skor poedji rochjati. Sebelum pelatihan dimulai, diawali dengan dilakukan pre test tentang cara mengisi kartu skor poedji rochjati dan didapatkan hasil sebanyak 35 orang kader (100%) tidak bisa mengisi kartu tersebut. Setelah diberikan materi dan dilakukan latihan mengisi kartu skor poedji rochjati kemudian dilakukan post test dan didapatkan hasil dari 35 orang kader sebanyak 32 orang (86,4%) sudah benar dalam mengisi kartu dan 3 orang (13,6 %) masih keliru dalam mengisi kartu skor poedji Rochjati

Para kader di Desa patas sudah melakukan perannya sebagai kader sesuai dengan pendapat WHO 1995 bahwa peran kader antara lain sebagai pelaku penggerak masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat, pengamatan terhadap masalah kesehatan di desa, upaya penyehatan Lingkungan, peningkatan kesehatan ibu, bayi dan anak balita serta pemasyarakatan keluarga sadar Gizi. Skor

(4)

Poedji Rochjati adalah suatu cara untuk mendeteksi dini kehamilan yang memiliki risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan. Ukuran risiko dapat dituangkan dalam bentuk angka disebut skor. Skor merupakan bobot prakiraan dari berat atau ringannya risiko atau bahaya. Jumlah skor memberikan pengertian tingkat risiko yang dihadapi oleh ibu hamil. Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi menjadi tiga kelompok : 1) Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2, 2) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10 dan 3) Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12 (Rochjati Poedji, 2003: 27-28). Adapun Tujuan dari sistem skor adalah : 1) Membuat pengelompokkan dari ibu hamil (KRR, KRT, KRST) agar berkembang perilaku kebutuhan tempat dan penolong persalinan sesuai dengan kondisi dari ibu hamil. 2) Melakukan pemberdayaan ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat agar peduli dan memberikan dukungan dan bantuan untuk kesiapan mental, biaya dan transportasi untuk melakukan rujukan terencana. Sedangkan fungsi Skor adalah : 1) Alat komunikasi informasi dan edukasi/KIE – bagi klien/ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat. Skor digunakan sebagai sarana KIE yang mudah diterima, diingat, dimengerti sebagai ukuran kegawatan kondisi ibu hamil dan menunjukkan adanya kebutuhan pertolongan untuk rujukkan. Dengan demikian berkembang perilaku untuk kesiapan mental, biaya dan transportasi ke Rumah Sakit untuk mendapatkan penanganan yang adekuat. 2) Alat peringatan-bagi petugas kesehatan. Agar lebih waspada. Lebih tinggi jumlah skor dibutuhkan lebih kritis penilaian/pertimbangan klinis pada ibu Risiko Tinggi dan lebih intensif penanganannya.

Cara Pemberian skor adalah : Tiap kondisi ibu hamil (umur dan paritas) dan faktor risiko diberi nilai 2,4 dan 8. Umur dan paritas pada semua ibu hamil diberi skor 2 sebagai skor awal. Tiap faktor risiko skornya 4 kecuali bekas

sesar, letak sungsang, letak lintang, perdarahan antepartum dan pre-eklamsi berat/eklamsi diberi skor 8. Tiap faktor risiko dapat dilihat pada gambar yang ada pada Kartu Skor Poedji Rochjati‟ (KSPR), yang telah disusun dengan format sederhana agar mudah dicatat dan diisi (Rochjati Poedji, 2003: 126). Adapun foto-foto kegiatan sebagai berikut :

Foto 1 : Kegiatan Pembukaan Pelaksanaan P2m yang dihadiri oleh Kepala Desa dan Kader

Foto 2 : Pemberian Materi Oleh narasumber di Ruangan 1

(5)

Foto 3 : Pemberian Materi oleh Narasumber Pada Kelompok 2

Foto 4 : Latihan Mengisi Kartu Skor Poedji Rochjati

Foto 5 : Penutupan Kegiatan Oleh Bapak Kepala Desa

Foto 6 : Foto bersama setelah Kegiatan

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pelaksanaan P2M dan pembahasannya maka pelatihan kader tentang skrining kehamilan resiko tinggi dengan menggunakan Kartu Skor Poedji Rochjati efektif dilakukan untuk meningkatkan kemampuan Kader untuk melakukan deteksi kehamilan Resiko Tinggi.

DAFTAR RUJUKAN

Fouriana Listyawati E, Caninsti R. Kualitas hidup pada ibu dengan kehamilan

risiko tinggi. ResearchGate. 2017;

(October).

Hidayah P. Hubungan Tingkat Risiko

Kehamilan Dengan Kejadian

Komplikasi Persalinan Di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan

Senopati Bantul Tahun 2014.

2016;3(1).

doi:10.22146/jkesvo.33877

Nurmawati. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kehamilan Resiko Tinggi Di Puskesmas Cibatu Kabupaten Bekasi

Provinsi Jawa Barat Tahun 2017.

2017:6669-6684.

Widiastuti T, Kartasurya MI, Dharminto.

Manajemen Deteksi Dini Ibu Hamil

(6)

Antenatal di Tingkat Puskesmas

Kabupaten Jepara.

2014;02(03):261-267.

Widarta GD, Cahya Laksana MA, Sulistyono A, Purnomo W. Deteksi Dini Risiko Ibu Hamil dengan Kartu Skor Poedji Rochjati dan Pencegahan Faktor

Empat Terlambat. Maj Obstet

Ginekol. 2015;23(1):28.

doi:10.20473/mog.v23i1.2100

Huthwaite M. MH. RC. TR. KL. The

pregnancy. Arch Womens Ment

Health. 2012.

Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar. Pedoman Pelayanan Antenatal.

Pedoman Pelayanan Antenatal

Terpadu. 2010:1 of 98

doi:10.1016/j.bbr.2012.09.037

Kemenkes RI. Buku Saku Kesehatan Ibu di

Fasilitas Kesehatan Dasar dan

Rujukan. 2013.

https://health.detik.com/ibu-dan-anak/d-1329141/15-komplikasi-penyakit- berisiko-tinggi-saat-hamil diakses tanggal 21 Februari 2020

Cunningham. 2009. Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta : EGC

Depkes RI. 2010. Prinsip Pengelolaan

Program KIA. Jakarta: Depkes RI

Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Departemen Kesehatan

RI. Diakses dari

http://www.litbang.depkes.go.id pada tanggal 21 Februari 2020.

JNPK-KR. 2017. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia

Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta:ECG

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu

Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka

Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu

Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka

Rochjati, P. 2003. Skrining Antenatal pada Ibu

Hamil. Surabaya: Pusat Safe

Motherhood-Lab/SMF ObGyn RSUD Dr. Soetomo

Rochjati, Poedji. 2003. “Skrining Antenatal pada Ibu Hamil”. Surabaya :Airlangga

Gambar

Foto 1 : Kegiatan Pembukaan Pelaksanaan P2m  yang dihadiri oleh Kepala Desa dan Kader
Foto 3 : Pemberian Materi oleh Narasumber  Pada Kelompok 2

Referensi

Dokumen terkait

Federasi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mengadakan diskusi publik untuk merespon situasi Papua yang mengarah semakin tidak baik dan tanpa

Nilai rata-rata tertinggi untuk variabel kualitas e-service adalah pernyataan ―Saya tidak merasa kesulitan saat melakukan pencarian tiket pesawat atau hotel‖ yaitu

Kinerja usaha terkini PT. INFAR ARISPHARMA sudah cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan, terutama.. laporan neraca dan laporan

Dalam pengasuhan di Tempat Penitipan Anak, anak juga harus mendapatkan pengasuhan yang baik, seperti halnya istirahat, karena anak yang masih balita mereka harus

Dengan latar belakang diatas sehingga peneliti ingin meneliti apakah variabel- variabel yang ada dalam ulasan diatas benar- benar berpengaruh terhadap permintaan

Kajian ini menggunakan Teori Perancangan Gelagat Ajzen dan Teori Difusi Inovasi Rogers untuk mengenal pasti sikap, norma subjektif dan persepsi kawalan gelagat yang

Validitas isi dari kuesioner dinilai dengan cara memeriksa apakah item-item pertanyaan di dalam kuesioner memang sudah sesuai dengan isi (content) dati

Ada hubungan umur dengan Keikutsertaan ibu melakukan Inspeksi Visual Asam Asetat, nilai Odd Ratio sebesar 25,72 berarti bahwa ibu dengan ≥ 39 tahun mempunyai kemungkinan