• Tidak ada hasil yang ditemukan

Spo Unit Laundry

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Spo Unit Laundry"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

RS Siti Khodijah Pekalongan

PENANGANAN LINEN KOTOR NON-INFEKSIUS DI RUANGAN KEPERAWATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1 / 1

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

(SPO)

Tanggal Terbit Ditetapkan,

Direktur RS Siti Khodijah

Drg. Said Hassan, M.Kes

PENGERTIAN

Adalah proses penanganan linen yang telah dipergunakan oleh pasien, yang tidak terkontaminasi oleh cairan tubuh pasien (darah, feses, nanah, dll), selama masa perawatan di ruang keperawatan oleh petugas ruangan masing-masing.

TUJUAN Dilaksanakannya penanganan linen kotor non infeksius di ruangan secara tepat dan benar.

KEBIJAKAN

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS.

2. Keputusan Menteri Kesehatan RI 382/MENKES/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya.

PROSEDUR

1. Menggunakan APD lengkap (Sarung tangan, apron/sekoret, sepatu, masker, penutup kepala).

2. Lepaskan linen kotor non infeksius yang telah digunakan pasien dari bed pasien.

3. Lipat linen kotor non infeksius dan dipisahkan sesuai jenisnya. 4. Catat jumlah linen kotor non infeksius sesuai jenisnya pada

lembar check list yang diberikan oleh unit laundry.

5. Masukkan linen kotor non infeksius ke dalam kantong plastik berwarna hitam, kemudian diikat dan dimasukkan ke dalam box wadah linen kotor berwarna....

(2)

RS Siti Khodijah Pekalongan

PENANGANAN LINEN KOTOR INFEKSIUS DI RUANGAN KEPERAWATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1 / 1

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

(SPO)

Tanggal Terbit Ditetapkan,

Direktur RS Siti Khodijah

Drg. Said Hassan, M.Kes

PENGERTIAN

Adalah proses penanganan linen yang telah dipergunakan oleh pasien yang terkontaminasi oleh cairan tubuh pasien (darah, feses, nanah, dll), selama masa perawatan di ruang keperawatan oleh petugas ruangan masing-masing.

TUJUAN

Dilaksanakannya penanganan linen kotor infeksius di ruangan secara tepat dan benar agar meminimalisir terjadinya kontaminasi serta mencegah terjadinya infeksi nosokomial.

KEBIJAKAN

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS.

2. Keputusan Menteri Kesehatan RI 382/MENKES/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya.

PROSEDUR

1. Menggunakan APD lengkap (Sarung tangan, apron/sekoret, sepatu, masker, penutup kepala).

2. Lepaskan linen kotor infeksius yang telah digunakan pasien dari bed pasien.

3. Lipat linen kotor infeksius dan masukkan linen tersebut ke dalam kantong plastik berwarna kuning.

4. Letakkan linen kotor infeksius yang bernoda berat pada posisi di tengah antara linen kotor infeksius yang bernoda ringan, agar dapat meminimalisir terjadinya penyebaran kontaminasi.

5. Setelah itu, tutup rapat kantong plastik dengan diikat dan dimasukkan ke dalam box wadah linen kotor infeksius berwarna....

(3)

RS Siti Khodijah Pekalongan

PENGAMBILAN LINEN KOTOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1 / 1

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

(SPO)

Tanggal Terbit Ditetapkan,

Direktur RS Siti Khodijah

Drg. Said Hassan, M.Kes

PENGERTIAN Adalah proses pengambilan linen yang telah dipergunakan oleh pasien selama masa perawatan di Rumah Sakit.

TUJUAN Agar tidak terjadi penumpukan linen kotor.

KEBIJAKAN

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS.

2. Keputusan Menteri Kesehatan RI 382/MENKES/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya.

PROSEDUR

1. Menggunakan APD lengkap (Sarung tangan, apron/sekoret, sepatu boot, masker, penutup kepala).

2. Siapkan kereta/trolly untuk mengangkut linen kotor dan box yang sudah dicuci untuk wadah linen kotor infeksius dan non infeksius sebagai pengganti diruangan.

3. Angkat dan pindahkan box linen kotor infeksius dan non infeksius dari ruangan ke trolly yang sudah disiapkan.

4. Tukarkan box bersih linen kotor infeksius dan non infeksius untuk ditempatkan di ruangan.

5. Linen kotor diangkut oleh petugas laundry ke tempat cucian melalui jalur linen kotor.

6. Untuk linen kotor dari ruangan non rawat inap, diantarkan ke unit laundry oleh petugas ruangan masing-masing dan dicatat dalam buku cucian non-rawat inap, yang selanjtnya diserahkan kepada petugas laundry.

UNIT TERKAIT Unit Laundry dan Keperawatan

(4)

Pekalongan No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

(SPO)

Tanggal Terbit Ditetapkan,

Direktur RS Siti Khodijah

Drg. Said Hassan, M.Kes

PENGERTIAN Adalah proses pencucian linen kotor yang tidak terkontaminasi oleh cairan tubuh pasien (darah, feses, nanah, dll).

TUJUAN Untuk mendapatkan linen bersih, rapi dan aman digunakan untuk peruntukannya.

KEBIJAKAN

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS.

2. Keputusan Menteri Kesehatan RI 382/MENKES/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya.

PROSEDUR

1. Menggunakan APD lengkap (Sarung tangan, apron/sekoret, sepatu boot, masker, penutup kepala).

2. Timbang linen kotor sesuai dengan kapasitas mesin cuci. 3. Pisahkan linen sesuai tingkat kekotorannya.

4. Proses Pencucian :

a. Pembersihan Mesin Cuci :

1) Masukkan air ke dalam mesin cuci. 2) Masukkan detergen.

3) Mulai operasikan mesisn cuci dengan menekan tombol wash, dan operasionalkan selama kurang lebih 5 menit. 4) Setelah berhenti, buang air untuk membersihkan mesin

cuci.

b. Tahap Pencucian :

1) Masukkan air ke mesin cuci.

2) Masukkan detergen dengan takaran sesuai jumlah linen. 3) Operasionalkan mesin cuci selama ±15 menit.

4) Setelah mesin berhenti, kemudian bilas dengan air bersih.

5) Selanjutnya rendam dengan pewangi/softener di dalam mesin cuci.

6) Lakukan pembilasan dengan air bersih.

7) Selanjutnya peras dengan menggunakan mesin, kemudian linen siap dijemur hingga kering.

UNIT TERKAIT Unit Laundry

(5)

Pekalongan No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

(SPO)

Tanggal Terbit Ditetapkan,

Direktur RS Siti Khodijah

Drg. Said Hassan, M.Kes

PENGERTIAN Adalah proses pencucian linen kotor yang terkontaminasi oleh cairan tubuh pasien (darah, feses, nanah, dll).

TUJUAN Untuk mendapatkan linen bersih, rapi dan aman digunakan untuk peruntukannya.

KEBIJAKAN

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS.

2. Keputusan Menteri Kesehatan RI 382/MENKES/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya.

PROSEDUR

1. Menggunakan APD lengkap (Sarung tangan, apron/sekoret, sepatu boot, masker, penutup kepala).

2. Bersihkan noda dengan mengguyurkan air mengalir.

3. Rendam linen dalam larutan desinfektan selama ± 15 menit pada bak I, setelah 15 menit buang air rendaman.

4. Angkat linen dan pindahkan ke dalam bak II yang berisi air bersih.

5. Sikat linen menggunakan detergen untuk menghilangkan noda yang tersisa.

6. Bilas linen sampai bersih menggunakan air mengalir.

7. Buka pintu mesin cuci dan masukkan linen yang telah dibilas ke dalam mesin tersebut untuk dilakukan perendaman dengan softener (pewangi dan pelembut), kemudian tutup pintu mesin tersebut.

8. Proses Pemerasan Linen : a. Tekan tombol power b. Tekan tombol proses 2x

c. Tekan tombol start untuk memulai mengoperasikan mesin pemeras

d. Proses pemerasan dilakukan ± selama 10 menit

9. Setelah selesai, buka pintu mesin dan angkat linen yang sudah diperas.

UNIT TERKAIT Unit Laundry

(6)

Pekalongan No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

(SPO)

Tanggal Terbit Ditetapkan,

Direktur RS Siti Khodijah

Drg. Said Hassan, M.Kes

PENGERTIAN Adalah suatu proses mengeringkan linen yang telah dicuci dengan cara alamiah, yaitu dengan menggunakan sinar matahari.

TUJUAN Agar terpenuhinya kebutuhan linen yang kering dan bersih.

KEBIJAKAN

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS.

2. Keputusan Menteri Kesehatan RI 382/MENKES/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya.

PROSEDUR

1. Linen yang telah dicuci segera dibawa ke tempat penjemuran. 2. Jemur linen sampai kering.

3. Bila sudah kering ambil linen dengan menggunakan keranjang dan trolly untuk dibawa ke ruang setrika.

4. Apabila musim hujan, penjemuran dilakukan di ruang tertutup.

UNIT TERKAIT Unit Laundry

(7)

Pekalongan No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

(SPO)

Tanggal Terbit Ditetapkan,

Direktur RS Siti Khodijah

Drg. Said Hassan, M.Kes

PENGERTIAN Adalah suatu proses membuat linen agar lebih bersih, halus dan rapi.

TUJUAN Untuk mendapatkan linen bersih, halus dan rapi sebelum didistribusikan ke ruangan.

KEBIJAKAN

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS.

2. Keputusan Menteri Kesehatan RI 382/MENKES/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya.

PROSEDUR

1. Linen yang telah kering dibawa ke ruang penyetrikaan. 2. Siapkan alas setrika.

3. Atur temperatur setrika sesuai dengan jenis linen.

4. Setelah temperatur stabil, segera memulai penyetrikaan linen sesuai jenisnya dengan menggunakan alat setrika manual. 5. Linen siap dilipat.

6. Linen yang telah rapi dipisahkan menurut ruangan masing-masing dan dicatat terlebih dahulu dalam logbook sebelum didistribusikan.

UNIT TERKAIT Unit Laundry

(8)

Pekalongan No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

(SPO)

Tanggal Terbit Ditetapkan,

Direktur RS Siti Khodijah

Drg. Said Hassan, M.Kes

PENGERTIAN Adalah suatu proses pendistribusian linen bersih ke ruang keperawatan.

TUJUAN Agar terpenuhinya kebutuhan linen di setiap ruangan.

KEBIJAKAN

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS.

2. Keputusan Menteri Kesehatan RI 382/MENKES/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya.

PROSEDUR

1. Pilih dan catat linen sesuai jenisnya dan ruangannya pada logbook petugas laundry.

2. Bungkus linen dengan plastik putih transparan pada masing-masing ruangan.

3. Turunkan linen yang telah dibungkus dari ruang laundry ke tempat penempatan trolly.

4. Naikkan linen bersih ke trolly bersih menurut ruangan masing-masing.

5. Setelah sampai pada ruangan yang dituju, lapor kepada petugas ruangan bahwa linen bersih telah diditribusikan.

6. Petugas ruangan menandatangani buku catatan pengiriman linen.

7. Kembalikan trolly ke tempat semula dan pengiriman selesai. 8. Untuk linen bersih non-keperawatan (bukan dari rawat inap)

diambil sendiri oleh petugas ruangan masing-masing yang bersangkutan dan menandatangani buku linen di unit laundry.

UNIT TERKAIT Semua Unit

(9)

Pekalongan No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

(SPO)

Tanggal Terbit Ditetapkan,

Direktur RS Siti Khodijah

Drg. Said Hassan, M.Kes

PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk melindungi linen bersih dari kontaminasi.

TUJUAN

Melindungi linen dari kontaminasi ulang baik dari bahaya mikroorganisme dan pest, juga untuk mengontrol posisi linen tetap stabil.

KEBIJAKAN

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS.

2. Keputusan Menteri Kesehatan RI 382/MENKES/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya.

PROSEDUR

1. Simpan linen bersih dalam almari penyimpanan linen. 2. Beri alas pada setiap rak di almari penyimpanan.

3. Letakkan linen yang baru dicuci ditumpukkan paling bawah, sedangkan linen yang sudah lama dicuci diletakkan ditumpukkan paling atas.

4. Pisahkan linen sesuai jenisnya.

5. Untuk penyimpanan di unit laundry, rak penyimpan linen dipisahkan pula pada masing-masing ruangan.

6. Almari penyimpanan linen bersih harus selalu tertutup, bersih dan bebas dari debu.

UNIT TERKAIT Semua Unit

(10)

Pekalongan No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

(SPO)

Tanggal Terbit Ditetapkan,

Direktur RS Siti Khodijah

Drg. Said Hassan, M.Kes PENGERTIAN

Adalah suatu rangkaian kegiatan dalam upaya penyediaan linen yang meliputi pensortiran dan perbaikan baik itu dengan cara manual maupun menggunakan mesin jahit.

TUJUAN Terpenuhinya kebutuhan linen untuk mendukung pelayanan Rumah Sakit yang efektif dan efisien.

KEBIJAKAN

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS.

2. Keputusan Menteri Kesehatan RI 382/MENKES/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya.

PROSEDUR

1. Lakukan pensortiran terhadap linen-linen yang mengalami kerusakan.

2. Serahkan linen-linen yang perlu perbaikan kepada petugas pemeliharaan linen untuk dilakukan perbaikan.

3. Perbaiki linen yang masih bisa dan masih layak pakai.

4. Linen yang masih layak pakai tetapi sudah tidak bisa diperbaiki, masih dapat dimanfaatkan dengan cara mengubah bentuk seperti lap atau alas instrumen.

5. Musnahkan linen yang sudah tidak dapat dipakai dengan dibuat berita acara penghapusan barang oleh Bagian Rumah Tangga. 6. Serahkan linen-linen hasil perbaikan kepada petugas laundry

untuk dilakukan pencucian ulang dan catat pada buku perbaikan sebagain laporan bulanan.

Referensi

Dokumen terkait

Ketentuan Sanksi : Dikenakan Denda kelalaian sebesar 1 o/oo (satu permil) apabila dalam 3 (tiga). Peringatan tertulis

language (bahasa), thought (pemikiran). Teori ini menggali bagaimana manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan makna yang diberikan orang lain pada mereka,

Hasil kegiatan tersebut dalam tahap observasi menyebutkan bahwa pembelajaran menulis sastra dengan berorientasi pada pembentukan karakter siswa ini berhasil dan kelas sangat

Untuk diare akut di atas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan atau sedang kadar natrium 50-60 meg/l dapat di buat sendiri (mengandung larutan garam dan gula)

Keberanian seharusnya ada pada setiap indi(idu namun perlu dibatasi agar tidak mendatangkan ke&elakaan. Musta'a Hj +aud menegaskan bahawa nilai keberanian merupakan

Sastra adalah suatu bentuk dan hasil karya tulis yang kreatif dan imajinatif. Karya sastra juga dijadikan sebagai wilayah yang menceritakan tentang kehidupan manusia dengan

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan Tesis