• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EKONOMI

DAN

KEUANGAN REGIONAL

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TRIWULAN I 2015

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

Provinsi Kalimantan Timur

Tim Penyusun

Mawardi B.H. Ritonga

: Kepala Perwakilan

Harry Aginta

: Deputi Bidang Ekonomi dan Keuangan

Rifki Ismail

: Kepala Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan

Wahyu Baskara S

: Analis Ekonomi

Vira Cania A

: Analis

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Kalimantan Timur

(Kaltim) periode triwulan I 2015 dapat diselesaikan dan disusun dengan baik dan tepat

waktu serta dipublikasikan dan didiseminasikan kepada stakeholders Bank Indonesia. Kajian

Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Timur diterbitkan secara periodik

setiap triwulan sebagai perwujudan peran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Kalimantan Timur dalam memberikan informasi kepada stakeholders tentang

perkembangan ekonomi Kalimantan Timur terkini serta prospeknya di triwulan mendatang.

Analisa pada kajian ini menggambarkan perekonomian daerah Provinsi Kalimantan

Timur didasarkan pada data dan informasi yang diperoleh dari berbagai pihak. Atas seluruh

bantuan tersebut kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Harapan kami, hubungan kemitraan yang terjalin selama ini dapat lebih ditingkatkan di masa

yang akan datang. Kami juga senantiasa mengharapkan kritikan, masukan, dan saran untuk

lebih meningkatkan kualitas kajian sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang maksimal

di masa yang akan datang.

Akhirnya besar harapan kami mudah-mudahan laporan triwulanan ini dapat

bermanfaat bagi semua kalangan dalam memahami perekonomian Kalimantan Timur.

Samarinda, Mei 2015

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Mawardi B.H. Ritonga

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GRAFIK ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH ... ix

RINGKASAN EKSEKUTIF ... xii

I. Perkembangan Ekonomi Makro Regional ... 1

1.1 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Secara Umum ... 1

1.2 Sisi Permintaan ... 2

1.2.1 Konsumsi ... 2

1.2.2 Investasi ... 4

1.2.3 Ekspor-Impor ... 6

1.3 Sisi Penawaran ... 10

1.3.1 Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan ... 12

1.3.2 Sektor Pertambangan ... 14

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ... 18

1.3.4 Sektor Lainnya ... 20

II. Perkembangan Inflasi Daerah ... 22

2.1 Gambaran Umum Inflasi ... 22

2.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok Pengeluaran ... 23

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi ... 25

2.3.1 Sisi Permintaan... 25

2.3.2 Sisi Penawaran ... 26

2.4 Dekomposisi dan Komoditas Penyumbang Inflasi ... 27

BOKS II.1 ... 32

III. Stabilitas Sistem Keuangan dan Sistem Pembayaran ... 36

3.1 Perbankan ... 36

3.1.1 Penghimpunan Dana ... 37

3.1.2 Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kalimantan Timur ... 38

(4)

3.1.4 Penyaluran Kredit UMKM ... 40

3.2 Sistem Pembayaran ... 41

3.2.1 Perkembangan Pengedaran Uang Kartal ... 41

3.2.2 Perkembangan Transaksi Nontunai ... 43

IV. Keuangan Daerah ... 45

4.1 APBD Tahun Anggaran 2015 di Wilayah Kaltim dan Kaltara ... 45

4.2 Realisasi APBD Kabupaten/Kota Se-Kaltim Triwulan I 2015 ... 46

4.3 Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I 2015 ... 47

4.3.1 Realisasi Pendapatan ... 47

4.3.2 Realisasi Belanja ... 48

BOKS IV.1 ... 50

V. Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan ... 52

5.1 Ketenagakerjaan ... 52

5.2 Kesejahteraan ... 57

VI. Prospek Perekonomian Kalimantan Timur ... 59

6.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi ... 59

6.2 Prospek Inflasi ... 62

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 PDRB Provinsi Kaltim ADHK 2010 menurut Penggunaan (Rp Triliun) ... 2

Tabel I.2 Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB Provinsi Kaltim ADHK 2010 menurut Penggunaan ... 2

Tabel I.3 Realisasi APBD Provinsi dan Kab/Kota se-Kaltim ... 4

Tabel I.4 Komoditas Ekspor Nonmigas Utama Provinsi Kaltim Triwulan I 2015 ... 8

Tabel I.5 Komoditas Impor Nonmigas Utama Provinsi KaltimTriwulanI 2015 ... 10

Tabel I.6 PDRB Provinsi Kaltim ADHK 2010 menurut Sektor (Rp Triliun) ... 11

Tabel I.7 Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB Provinsi Kaltim ADHK 2010 menurut Sektor ... 12

Tabel II.1 Perkembangan Inflasi Balikpapan, Samarinda, Tarakan dan Provinsi Kaltim ... 23

Tabel II.2 Perkembangan Inflasi Kaltim Menurut Kelompok Pengeluaran ... 24

Tabel II.3 Komoditas Penyumbang Inflasi & Deflasi (mtm) Terbesar Provinsi Kaltim ... 29

Tabel II.4 Komoditas Penyumbang Inflasi & Deflasi (mtm) Terbesar di Provinsi Kaltim ... 30

Tabel II.5 Komoditas Penyumbang Inflasi & Deflasi (mtm) Terbesar di Kaltim ... 31

Tabel II.6 Profil Kebutuhan Beras Kaltim ... 33

Tabel II.7 Roadmap Peran Pemda dalam Pengendalian Harga Komoditas Beras... 33

Tabel II.8 Kegiatan APBN Tahun Anggaran 2015 ... 34

Tabel II.9 Pengembangan 21 Kawasan Sentra Produksi Padi ... 34

Tabel III.1 Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan di Provinsi Kaltim (Rp Miliar) ... 37

Tabel IV.1 Perkembangan APBD se-Kaltim dan Kaltara TA 2014 dan 2015 (Rp Juta) ... 45

Tabel IV.2 Realisasi APBD se-Kalimantan Timur Triwulan I 2015 (Rp Juta) ... 47

Tabel IV.3 Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I 2015 (Rp Juta) ... 48

Tabel IV.IV.4 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur s.d. Triwulan IV 2014 (Rp Juta) ... 49

Tabel V.1 Persebaran Tenaga Kerja Kaltim & Kaltara Menurut Sektor Pekerjaan ... 56

Tabel V.2 Jumlah Tenaga Kerja & TPT Kaltim Berdasarkan Pendidikan... 56

Tabel V.3 Proporsi Tingkat Pendidikan Pekerja di Kaltim dan Kaltara ... 57

Tabel V.4 Tingkat Pengangguran di Kaltim dan Kaltara Berdasarkan Pendidikan ... 57

Tabel VI.1 Perkiraan Pertumbuhan Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia ... 60

(6)

DAFTAR GRAFIK

Grafik I.1 Indeks Keyakinan Konsumen, Kondisi Ekonomi dan Ekspektasi Konsumen Provinsi Kaltim .. 3

Grafik I.2 Indeks Pembelian Barang Tahan Lama Provinsi Kaltim ... 3

Grafik I.3 Indeks Harga Perdagangan Besar Provinsi Kaltim ... 3

Grafik I.4 Pertumbuhan KPM, KPSM dan Multiguna Provinsi Kaltim ... 4

Grafik I.5 Pertumbuhan KPR Provinsi Kaltim ... 4

Grafik I.6 Kebutuhan Semen Provinsi Kaltim ... 5

Grafik I.7 Perkembangan Impor Barang Modal Provinsi Kaltim ... 5

Grafik I.8 Realisasi Investasi PMA Provinsi Kaltim ... 6

Grafik I.9 Realisasi Investasi PMDN Provinsi Kaltim ... 6

Grafik I.10 Perkembangan Kredit Investasi Provinsi Kaltim ... 6

Grafik I.11 Pertumbuhan Nilai Ekspor Migas Kaltim ... 7

Grafik I.12 Pertumbuhan Nilai Ekspor Nonmigas Kaltim ... 7

Grafik I.13 Volume Ekspor Batubara Provinsi Kaltim ke Tiongkok dan India ... 9

Grafik I.14 Perkembangan Ekspor Batubara Provinsi Kaltim berdasarkan Negara Tujuan ... 9

Grafik I.15 Ekspor Komoditas CPO Provinsi Kaltim berdasarkan Negara Tujuan ... 9

Grafik I.16 Nilai Impor Migas Provinsi Kaltim ... 10

Grafik I.17 Nilai Impor Nonmigas Provinsi Kaltim ... 10

Grafik I.18 Komposisi Negara Asal Utama Impor Nonmigas Kaltim ... 10

Grafik I.19 Indeks Produksi Kelapa Sawit (TBS) Provinsi Kaltim ... 12

Grafik I.20 Indeks Produksi Perikanan Provinsi Kaltim ... 12

Grafik I.21 Indeks Produksi Padi Provinsi Kaltim ... 13

Grafik I.22 Provitas Padi, Jagung dan Kedelai Provinsi Kaltim ... 13

Grafik I.23 Indeks Produksi Kedelai Povinsi Kaltim ... 14

Grafik I.24 Indeks Produksi Jagung Provinsi Kaltim ... 14

Grafik I.25 Harga TBS Provinsi Kaltim dan Internasional ... 14

Grafik I.26 Perkembangan Kredit Pertanian Provinsi Kaltim ... 14

Grafik I.27 Lifting Gas Alam Provinsi Kaltim ... 15

Grafik I.28 Lifting Minyak Bumi Provinsi Kaltim ... 15

Grafik I.29 Produksi Batubara Provinsi Kaltim ... 16

Grafik I.30 Konsumsi Domestik Batubara Provinsi Kaltim ... 16

Grafik I.31 Harga Batubara Internasional ... 17

(7)

Grafik I.33 Harga Futures Komoditas Batubara ... 17

Grafik I.34 PMI Manufaktur India dan Tiongkok ... 17

Grafik I.35 Perkembangan Kredit Pertambangan Provinsi Kaltim ... 18

Grafik I.36 Indeks Produksi LNG Provinsi Kaltim ... 18

Grafik I.37 Indeks Produksi Kilang Minyak Provinsi Kaltim ... 18

Grafik I.38 Produksi LNG Provinsi Kaltim ... 19

Grafik I.39 Produksi LPG Provinsi Kaltim ... 19

Grafik I.40 Indeks Produksi Pupuk Provinsi Kaltim ... 20

Grafik I.41 Indeks Produksi Amoniak Provinsi Kaltim ... 20

Grafik I.42 Indeks Produksi CPO Provinsi Kaltim ... 20

Grafik I.43 Perkembangan Kredit Perindustrian Provinsi Kaltim ... 20

Grafik I.44 Perkembangan Kredit Angkutan Provinsi Kaltim ... 21

Grafik I.45 Indeks Tingkat Hunian Hotel Provinsi Kaltim ... 21

Grafik I.46 Indeks Omzet Restoran Provinsi Kaltim ... 21

Grafik I.47 Kebutuhan Semen Provinsi Kaltim ... 21

Grafik II.1 Laju Inflasi Provinsi Antar Provinsi ... 23

Grafik II.2 Laju Inflasi Provinsi Kaltim, Wilayah Kalimantan dan Nasional ... 23

Grafik II.3 Perkembangan Inflasi Kota Sampel se-Kaltim ... 23

Grafik II.4 Ekspektasi Konsumen Provinsi Kaltim 3-6 Bulan ke Depan ... 25

Grafik II.5 Ekspektasi Harga Konsumen Provinsi Kaltim Menurut Kelompok ... 25

Grafik II.6 Inflasi Bulanan Komoditas Beras dan Bawang Merah Provinsi Kaltim ... 26

Grafik II.7 Nilai Tukar Rp/US$ dan Inflasi Provinsi Kaltim ... 26

Grafik II.8 Dekomposisi Inflasi Provinsi Kaltim ... 27

Grafik II.9 Inflasi Provinsi berdasarkan Kelompok ... 27

Grafik II.10 Perubahan Harga dan Inflasi Beras ... 28

Grafik II.11 Dekomposisi Inflasi Inti Provinsi Kaltim ... 29

Grafik II.12 Dekomposisi Inflasi Inti Barang/Jasa Provinsi Kaltim ... 29

Grafik II.13 Dekomposisi Inflasi Provinsi Kaltim ... 32

Grafik II.14 Perkembangan Harga Beras (mtm) ... 32

Grafik III.1 Pertumbuhan Kredit Nasional dan Provinsi Kaltim ... 36

Grafik III.2 Pertumbuhan DPK Nasional dan Provinsi Kaltim ... 36

Grafik III.3 Kredit Provinsi Kaltim Berdasarkan Jenis Penggunaan ... 38

Grafik III.4 Kredit Modal Kerja, Investasi dan Konsumsi Provinsi Kaltim ... 38

(8)

Grafik III.6 Kredit Perbankan Provinsi Kaltim Berdasarkan Sektor Ekonomi Utama (yoy)... 39

Grafik III.7 Pertumbuhan NPL Gross Kredit di Provinsi Kaltim ... 40

Grafik III.8 NPL Gross Kedit di Provinsi Kaltim Berdasarkan Sektor Ekonomi ... 40

Grafik III.9 Kredit UMKM Provinsi Kaltim berdasarkan Jenis Penggunaan ... 41

Grafik III.10 Komposisi Kredit UMKM Provinsi Kaltim Berdasarkan Sektor Ekonomi Tw I 2015 ... 41

Grafik III.11 Total Pengedaran Uang Kartal Provinsi Kaltim ... 42

Grafik III.12 Pengedaran Uang Kartal Provinsi Kaltim berdasarkan Wilayah Kerja KPwBI ... 42

Grafik III.13 Perkembangan Penarikan Uang Lusuh ProvinsiKaltim ... 43

Grafik III.14 Rasio Penarikan Uang Lusuhterhadap Inflow Provinsi Kaltim ... 43

Grafik III.15 Perkembangan Nilai Transaksi RTGS Provinsi Kaltim ... 43

Grafik III.16 Perkembangan Volume Transaksi RTGS Provinsi Kaltim ... 43

Grafik III.17 Perkembangan Nilai Transaksi Kliring Provinsi Kaltim ... 44

Grafik III.18 Perkembangan Volume Transaksi Kliring Provinsi Kaltim ... 44

Grafik III.19 Perkembangan Nilai Transaksi RTGS Provinsi Kaltim ... 44

Grafik III.20 Perkembangan Volume Transaksi RTGS Provinsi Kaltim ... 44

Grafik IV.1 Komposisi DBH SDA Nasional dan Kaltim Tahun 2013 ... 50

Grafik IV.2 Perkembangan DBH dan Harga Komoditas Global ... 51

Grafik IV.3 Perkembangan APBD Prov. Kaltim dan Harga Komoditas Global ... 51

Grafik V.1 Kondisi Ketersediaan Lap Kerja ... 53

Grafik V.2 Perkembangan Angk. Kerja Kaltim Kaltara ... 53

Grafik V.3 Proporsi Angk. Kerja Kaltim Kaltara ... 53

Grafik V.4 Proporsi Pengangguran Kaltim Kaltara ... 53

Grafik V.5 Penduduk Bekerja di Kaltim& Kaltara ... 53

Grafik V.6 Perkembangan TPB& TPT Gabungan ... 53

Grafik V.7 Tenaga Kerja Kaltim Secara Sektoral ... 55

Grafik V.8 Tenaga Kerja Kaltim Berdasarkan Status ... 55

Grafik V.9 Perkembangan Pendapatan RT ... 58

Grafik V.10 Prakiraan Penghasilan RT ... 58

Grafik VI.1 Harga Batubara dan CPO ... 60

Grafik VI.2 Harga LNG RI & Minyak Mentah ... 60

Grafik VI.3 Proyeksi Inflasi Kaltim ... 64

(9)

DAFTAR GAMBAR

(10)

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

INFLASI DAN PDRB

2015

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I MAKRO EKONOMI

Indeks Harga Konsumen (IHK) 150.6 152.6 159.7 160.7 113.4 114.4 116.1 120.5 121.4 Kota Samarinda 149.1 150.7 159.3 159.9 114.0 114.4 115.2 120.2 120.4 Kota Balikpapan 147.8 149.3 154.9 156.5 111.9 113.6 115.6 118.9 120.9 Kota Tarakan 165.0 169.4 176.5 176.6 115.4 116.6 121.0 126.6 126.4 Laju Inflasi Tahunan (y-o-y,%) 6.3 7.2 9.5 9.7 8.5 7.7 4.6 7.7 7.1 Kota Samarinda 5.6 6.6 10.2 10.4 8.8 7.8 3.0 6.7 5.7 Kota Balikpapan 6.8 7.0 7.9 8.6 7.3 7.3 5.7 7.4 8.1 Kota Tarakan 7.0 9.8 11.5 10.4 9.9 8.3 7.3 11.9 9.5 Pertumbuhan PDRB (%,yoy) 3.3 3.7 3.3 0.7 0.7 0.8 2.8 3.8 (1.3) Menurut Sektor Ekonomi (%,yoy)

Pertanian 7.8 8.9 5.5 0.9 4.6 3.9 4.1 7.7 4.8 Pertambangan 4.4 5.6 1.7 (2.6) (2.9) (3.9) 0.6 6.0 (2.0) Industri Pengolahan (4.9) (6.2) 3.9 3.0 1.5 6.4 2.1 (7.5) (9.4) Listrik dan Gas 9.4 3.8 0.8 1.2 (0.8) 2.2 2.7 59.5 46.8 Air 4.3 5.4 6.7 8.0 8.3 4.5 4.5 1.9 (0.1) Konstruksi 7.9 5.0 3.5 4.3 5.0 5.5 6.6 8.8 3.3 Perdagangan 1.7 5.1 4.7 2.2 4.9 3.1 5.8 3.5 0.2 Transportasi dan Pergudangan 5.7 6.9 7.7 11.1 11.0 7.9 8.2 6.7 4.5 Akomodasi dan Makan Minum 7.9 4.3 1.1 1.3 3.5 4.3 6.2 5.7 5.0 Informasi dan Komunikasi 14.2 10.6 7.2 6.3 8.1 8.8 10.5 11.0 10.7 Jasa Keuangan 21.1 18.0 11.0 6.3 4.1 2.7 0.4 3.9 4.5 Real Estate 9.5 8.5 9.0 7.6 8.3 8.5 8.2 6.8 5.7 Jasa Perusahaan 4.7 6.6 8.4 11.0 12.2 10.8 10.0 7.8 1.0 Adm Pemerintahan 4.0 5.3 3.7 1.9 5.7 8.2 12.7 14.4 9.3 Jasa Pendidikan 7.8 11.8 16.9 36.3 25.9 16.9 14.2 5.5 14.4 Jasa Kesehatan dan Sosial 2.8 2.4 5.0 11.2 8.6 10.9 9.2 9.7 13.4 Jasa lainnya 2.1 2.4 2.6 3.8 4.7 5.8 8.0 8.6 9.3 Menurut Pengeluaran (%,yoy)

Konsumsi RT 6.9 6.2 5.2 7.3 7.8 6.2 5.5 4.0 1.2 Konsumsi LNPRT 5.9 5.8 8.2 13.3 17.3 15.8 (2.1) (5.0) (10.7) Konsumsi Pemerintah 29.3 11.3 4.7 7.0 (22.6) (4.8) 4.5 10.8 2.3 PMTDB 7.1 1.4 1.3 (1.9) 0.7 8.3 3.7 7.1 5.2 Perubahan Inventori (17.7) 19.6 (29.7) (67.3) (5.9) 3.1 132.6 71.6 (48.2) Ekspor LN 8.2 4.6 7.1 (3.4) (6.4) (12.4) (8.4) (9.4) (3.6) Impor LN 34.6 23.9 29.1 (15.3) (10.7) (10.4) (4.2) 31.4 32.7 Net Ekspor Antar Daerah (3.9) (115.1) (110.8) 1.6 40.6 1,811.8 4,321.7 (159.2) 65.1 PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Nilai Ekspor Migas (US$ Juta) 3,154 3,306 3,210 3,174 2,783 2,879 2,827 2,379 1,981 Nilai Ekspor Nonmigas (US$ Juta) 4,690 4,734 4,213 4,523 3,916 3,792 3,648 3,501 3,126 Nilai Impor Migas (US$ Juta) 1,917 1,915 1,837 1,561 1,801 1,837 1,680 1,594 1,075 Nilai Impor Nonmigas (US$ Juta) 586 675 565 456 389 421 403 347 302

(11)

PERBANKAN

2015

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I

INSTITUSI KEUANGAN - berdasarkan lokasi proyek

DPK (Rp triliun) 82.0 85.2 88.8 85.4 80.1 87.7 91.2 89.5 87.8 Giro (Rp triliun) 21.5 25.0 25.5 22.1 16.8 23.1 22.4 22.6 20.6 Tabungan (Rp triliun) 32.1 32.4 33.7 37.8 35.6 35.1 36.6 38.8 35.7 Deposito (Rp triliun) 28.4 27.8 29.6 25.4 27.7 29.4 32.2 28.1 31.5 Kredit (Rp triliun) 81.8 88.2 96.2 101.0 100.7 99.0 100.4 106.6 103.0 Modal Kerja 32.0 30.3 33.4 35.3 33.9 32.7 33.5 36.5 32.3 Investasi 30.6 37.5 41.3 43.6 44.4 43.7 44.0 46.4 47.0 Konsumsi 19.2 20.4 21.5 22.1 22.3 22.6 22.9 23.7 23.7 NPL (%) 2.0% 2.0% 2.4% 2.7% 2.6% 3.6% 3.7% 4.7% 5.1% LDR (%) 99.8% 103.5% 108.3% 118.3% 125.7% 112.9% 110.1% 119.1% 117.3% Kredit UMKM 18.0 19.8 20.9 20.9 20.4 21.6 21.2 21.7 21.6

Kredit Modal Kerja 11.8 12.6 13.8 13.9 13.1 13.9 13.6 13.8 13.5

Kredit Investasi 6.0 6.9 6.9 6.8 7.1 7.7 7.6 7.9 8.1

Kredit Konsumsi 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 - 0.0 0.0 0.0

NPL (%) 3.3% 3.1% 3.2% 2.6% 4.0% 5.9% 6.1% 6.1% 7.1%

BANK PERKREDITAN RAKYAT

Total Aset (Rp miliar) 305 296 307 332 339 328 302 359 354

DPK (Rp miliar) 190 180 182 194 203 199 174 191 185 Tabungan 74 74 77 86 82 78 79 96 87 Giro - - - -Deposito 115 106 105 108 121 121 95 94 98 Kredit (Rp miliar) 212 227 233 229 236 253 233 231 224 Modal Kerja 123 129 135 136 138 148 129 128 114 Investasi 15 18 19 17 17 17 19 20 16 Konsumsi 75 80 79 76 80 88 85 84 95

Kredit UMKM (Rp miliar) 124.2 130.6 135.6 136.0 135.7 143.3 132.5 134.9 116.3 Rasio LDR (%) 111.9% 125.8% 128.0% 118.5% 116.5% 127.2% 133.6% 121.1% 121.5% Rasio NPL Gross (%) 13.7% 13.6% 14.0% 14.6% 14.4% 12.9% 15.4% 13.8% 11.9%

2013 2014

(12)

SISTEM PEMBAYARAN

2015

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I

SISTEM PEMBAYARAN

Posisi Kas Gabungan (Rp triliun) 3.97 4.75 8.45 7.94 4.88 5.17 7.80 8.00 5.24 Inflow (Rp triliun) 2.16 1.27 2.82 1.26 2.63 1.73 2.72 1.65 3.38 Outflow (Rp triliun) 1.81 3.48 5.63 6.67 2.25 3.43 5.08 6.36 1.86

Clean Money Policy (Rp miliar) 247.00 188.20 504.50 473.91 347.66 348.73 485.52 250.83 686.45 Nominal Transaksi RTGS (Rp triliun) 73.61 92.38 95.87 100.40 85.56 84.44 84.96 106.82 101.35 Volume Transaksi RTGS (transaksi) 91,717 96,090 90,482 100,458 90,503 89,871 87,392 86,038 45,877 Rata-rata harian nominal transaksi RTGS 1.23 1.54 1.52 1.59 1.36 1.34 1.35 1.70 1.61 Rata-rata harian volume transaksi RTGS 1,529 1,173 1,436 1,595 1,437 1,427 1,387 1,366 728 Nominal Kliring Debet Penyerahan(Rp triliun) 6.93 6.88 6.92 7.13 6.88 6.86 6.26 6.83 6.46 Volume Kliring Debet Penyerahan(transaksi) 196,466 191,691 168,559 191,957 125,279 188,073 172,274 182,238 174,149 Rata-rata harian Nominal Kliring Debet Penyerahan(Rp triliun) 0.116 0.109 0.110 0.113 0.109 0.109 0.099 0.108 0.103 Rata-rata harian Volume Kliring Debet Penyerahan(transaksi) 3,274 3,090 2,676 3,047 1,989 2,985 2,735 2,893 2,764 Nominal Kliring Debet Pengembalian(Rp triliun) 0.27 0.29 0.35 0.31 0.30 0.34 0.30 0.29 0.39 Volume Kliring Debet Pengembalian(transaksi) 5,209 5,612 6,098 6,023 5,445 6,057 5,533 5,609 5,545 Rata-rata harian Nominal Kliring Pengembalian 0.004 0.005 0.006 0.005 0.005 0.005 0.005 0.005 0.006 Rata-rata harian Volume Kliring Pengembalian 87 89 97 96 86 96 88 89 88 Nominal Tolakan Cek/BG Kosong(Rp triliun) 0.21 0.24 0.30 0.27 0.26 0.31 0.24 0.24 0.34 Volume Tolakan Cek/BG Kosong(transaksi) 3,968 4,491 5,144 5,077 4,516 5,063 4,555 4,579 4,560 Rata-rata harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 0.003 0.004 0.005 0.004 0.004 0.005 0.004 0.004 0.005 Rata-rata harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong 66 71 82 81 72 80 72 73 72

2014

2013 INDIKATOR

(13)

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TRIWULAN I 2015

Kinerja pertumbuhan ekonomi Kaltim mengalami kontraksi yang dipengaruhi oleh penurunan kinerja sektor pertambangan dan industri pengolahan serta kondisi eksternal yang belum membaik

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Perekonomian Kalimantan Timur (Kaltim) pada triwulan I 2015 secara agregat mengalami kontraksi. Ekonomi Kaltim turun dari 3,8% (yoy) menjadi -1,3% (yoy) pada triwulan laporan. Pertumbuhan ekonomi ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh sebesar 4,7%. Secara triwulanan, ekonomi Kaltim di triwulan laporan terkontraksi sebesar -4,4% (qtq), jauh lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 1,5% (qtq). Kontraksi perekonomian Kaltim terjadi akibat perlambatan ekonomi global dan tekanan terhadap harga komoditas dunia.

Laju inflasi Kaltim mengalami penurunan seiring dengan kebijakan penyesuaian kembali harga komoditas energi

Perkembangan Inflasi Daerah

Laju inflasi Provinsi Kalimantan Timur (termasuk Kalimantan Utara) pada triwulan I 2015 tercatat 7,08% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 7,66% (yoy). Pola inflasi Kaltim pada triwulan laporan sejalan dengan pola nasional yang juga mengalami perlambatan. Realisasi inflasi pada triwulan laporan yang lebih rendah disebabkan oleh kebijakan penyesuaian kembali harga komoditas energi yang sempat mengalami kenaikan pada triwulan sebelumnya.

Stabilitas sistem keuangan di Kaltim perlu mendapat perhatian di tengah kinerja perekonomian yang menurun, kinerja sistem pembayaran secara konsisten mampu merespon pergerakan transaksi perekonomian

Perkembangan Stabilitas Sistem Keuangan dan Sistem Pembayaran

Kinerja perbankanpada triwulan I 2015 perlu mendapat perhatian di tengah kondisi perekonomian yang menurun. Penghimpunan dana pihak ketiga cenderung meningkat, sedangkan realisasi penyaluran kredit tercatat mengalami perlambatan. Hal ini merupakan sikap

prudential banking dalam memandang menyikapi kegiatan

perekonomian yang melemah. NPL perbankan sedikit mengalami kenaikan karena melemahnya kinerja sektor utama. Sementara itu

(14)

kredit kepada UMKM mengalami peningkatan baik dari sisi nominal maupun pangsanya terhadap total penyeluran kredit di Kaltim. Namun demikian, kualitas penyaluran kredit perlu menjadi perhatian mengingat tingginya tingkat NPL kredit UMKM.

Perkembangan sistem pembayaran Kaltim baik dari sisi tunai maupun nontunai secara konsisten mampu merespon pergerakan transaksi perekonomian daerah. Pada transaksi tunai, jumlah uang yang masuk (inflow) mengalami peningkatan, sedangkan jumlah uang yang keluar (outflow) mengalami penurunan. Sementara itu, nilai transaksi nontunai di Kaltim mengalami peningkatan pada periode laporan.

Penurunan kinerja sektor utama dan turunnya harga komoditas global berdampak pada menurunnya kemampuan fiskal pemerintah daerah

Perkembangan Keuangan Daerah

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2015 di Kaltim dan Kaltara mengalami penurunan dibandingkan APBD tahun anggran 2014. Pagu belanja mengalami penurunan sebesar 9%. Hal ini disebabkan karena anggaran pendapatan yang juga menurun sebesar 5%. Penurunan anggaran pendapatan tersebut disebabkan karena menurunnya Dana Bagi Hasil (DBH) yang diperoleh dari hasil pengelolaan sumber daya alam yang mengalami penurunan. Harga komoditas internasional (terutama batubara dan minyak bumi) juga faktor lain yang menyebabkan menurunnya DBH.

Kondisi ketenagakerjaan masih cukup kondusif namun tingkat kesejahteraannya menurun

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Di tengah perekonomian yang mengalami kontraksi, kondisi ketenagakerjaan pada Februari 2015 tercatat masih cukup kondusif. Peningkatan jumlah tenaga kerja masih mampu terserap oleh berbagai jenis pekerjaan di beberapa sektor. Bahkan tingkat pengangguran terbuka terus menurun. Pelemahan perekonomian global yang berdampak pada menurunnya kinerja perekonomian Kaltim, pada gilirannya memberikan dampak yang negatif terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Tingkat penghasilan masyarakat mengalami penurunan sehingga kinerja konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan mengalami perlambatan.

(15)

Perbaikan perekonomian Kalimantan Timur cenderung masih terbatas seiring dengan prospek ekonomi global dan prospek harga komoditas internasional yang belum membaik

Prospek Perekonomian dan Inflasi

Kinerja perekonomian Kaltim pada triwulan II 2015 diperkirakan sedikit membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang pertumbuhannya mengalami kontraksi -1,3% (yoy). Meskipun demikian, perbaikan tersebut diperkirakan relatif masih terbatas, seiring dengan perbaikan ekonomi global yang terbatas serta harga komoditas global yang masih rendah. Kondisi tersebut akan memberikan tekanan terhadap kinerja ekspor luar negeri Kaltim yang masih didominasi oleh komoditas berbasis sumber daya alam (SDA). Sebaliknya, kinerja perekonomian dalam negeri diperkirakan membaik seiring dengan meningkatnya konsumsi dan investasi meskipun pada level yang terbatas serta upaya khusus peningkatan produksi di sektor pertanian. Di sisi perkembangan harga, inflasi Kaltim pada triwulan II 2015 diperkirakan sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya.

(16)

Kalbar 1.2% / 15.1% Kalteng 0.9% / 10.6% Kalsel 1.2% / 14.4% Kaltim 4.9% / 59.9%

I. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kinerja pertumbuhan ekonomi Kaltim mengalami kontraksi yang dipengaruhi oleh penurunan kinerja sektor pertambangan dan industri pengolahansertakondisi eksternal yang belum membaik...

1.1

Perkembangan Ekonomi Makro Regional Secara Umum

1

Perekonomian Kalimantan Timur (Kaltim) pada triwulan I2015 secara agregat mengalami kontraksi. Ekonomi Kaltim turun tajam dari 3,8% (yoy) pada triwulan IV

2014menjadi -1,3% (yoy) pada triwulan laporan. Pertumbuhan ekonomi ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh sebesar 4,7%.Secara triwulanan, ekonomi Kaltim pada triwulan laporan juga mengalami kontraksi sebesar -4,4% (qtq), jauh lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang masih tumbuh positif sebesar 1,5% (qtq). Kontraksi perekonomian Kaltim terjadi akibat perlambatan ekonomi global dan harga komoditas dunia yang belum pulih dan berada pada keseimbangan barunya.

Dari sisi penawaran, kontraksi perekonomian Kaltim terjadi akibat penurunan pada sektor utama, yaitu pertambangan dan industri pengolahan. Selain itu, perlambatan

pertumbuhan juga terjadi pada sebagian besar sektor antara lain pertanian, listrik dan gas, konstruksi, transportasi, akomodasi, informasi dan komunikasi, real estate dan jasa perusahaan. Namun demikian, terdapat pula beberapa sektor yang mengalami peningkatan kinerja di periode laporan, antara lain jasa keuangan, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial dan jasa lainnya.

Gambar I.1Peta Perekonomian Nasional (yoy)

Sumber: BPS, diolah Notes:

Gambar menunjukkan pangsa perekonomian wilayah terhadap nasional, sedangkan tabel menunjukkan pangsa perekonomian provinsi di Kalimantan terhadap nasional dan wilayah Kalimantan.

1

Perkembangan ekonomi Kalimantan Timur diambil dari Berita Resmi Statistik - BPS Provinsi Kalimantan Timur,No.034/05/64/Th.XVIII, 5 Mei 2015 menggunakan tahun dasar 2010

Kalimantan

8.3%

Sumatera

22.6%

Jawa

58.3%

SulampuaBalnustra

10.9%

NASIONAL 4.7%

(17)

1.2

Sisi Permintaan

Penurunan kinerja perekonomian Kaltim pada triwulan I 2015 terutama dipicu oleh ekspor luar negeri yang masih mengalami kontraksi. Selain itu, kinerja ekonomi yang

menurun juga dipengaruhi oleh kinerja konsumsi rumah tangga, pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB),danperdagangan antar daerah yang seluruhnya melambat, serta kinerja konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (LNPRT)yang mengalami kontraksi (Tabel I.1 dan I.2).Penurunan kinerja perekonomian semakin tertekan dengan meningkatnya impor luar negeri.Sementara itu, konsumsi pemerintah mengalami peningkatan pada triwulan laporan.

Tabel I.1 PDRB Provinsi Kaltim ADHK 2010 menurut Penggunaan (Rp Triliun)

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah

Tabel I.2 Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB Provinsi Kaltim ADHK 2010 menurut Penggunaan

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah

1.2.1 Konsumsi

Konsumsi rumah tangga tumbuh melambat 1,2% (yoy) pada triwulan I 2015.

Pertumbuhan pada triwulan I 2015 lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,3% (yoy). Perlambatan konsumsi ini tidak lepas dari kontraksi perekonomian Kaltim akibat lesunya kinerja sektor utama sehingga pendapatan masyarakat

2014 2015 Tw IV Tw I Konsumsi RT 57.91 60.88 65.65 69.85 73.93 18.82 18.42 Konsumsi LNPRT 1.29 1.36 1.43 1.54 1.64 0.39 0.39 Konsumsi Pemerintah 17.34 18.38 19.63 21.46 22.09 11.59 1.82 PMTDB 108.51 117.15 122.72 124.97 131.17 33.90 32.93 Perub. Inventori 2.32 4.33 6.22 5.33 6.53 0.40 1.00 Ekspor Luar Negeri 277.28 321.09 329.55 342.24 310.82 78.56 73.82 Impor Luar Negeri 65.03 61.07 70.48 81.46 81.68 23.62 24.66 Net Ekspor Antar Daerah 18.59 (16.85) (5.08) (1.50) 27.68 5.26 16.05

PDRB TOTAL 418.21 445.26 469.65 482.44 492.18 125.30 119.77

2010 2011 2012 2013 2014 Lapangan Usaha

TwIV-2014 TwI-2015 TwIV-2014 TwI-2015 TwIV-2014 TwI-2015 TwI-2015

Konsumsi RT 0.8 -2.1 5.3 1.2 15.0 15.4 0.18

Konsumsi LNPRT 3.2 -2.0 -5.0 -10.7 0.3 0.3 -0.04

Konsumsi Pemerintah 139.6 -84.3 -0.7 2.3 9.2 1.5 0.03

PMTDB 5.3 -2.9 8.4 5.2 27.1 27.5 1.35

Perub. Inventori -79.2 151.6 34.4 -48.2 0.3 0.8 -0.76

Ekspor Luar Negeri 0.3 -6.0 -33.7 -3.6 62.7 61.6 -2.28

Impor Luar Negeri 23.1 4.4 5.3 32.7 18.9 20.6 5.01

Net Ekspor Antar Daerah -17.3 205.1 176.4 65.1 4.2 13.4 5.21

PDRB TOTAL 1.5 -4.4 3.8 -1.3 100 100 -1.3 Andil yoy Distribusi (%) Laju Pertumbuhan yoy (%) Lapangan Usaha qtq (%)

(18)

mengalami penurunan.Meskipun demikian, konsumsi rumah tanggamemberikan andil positif sebesar 0,18% (yoy) terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan laporan.

Perlambatan konsumsi rumah tangga sejalan denganindeks keyakinan konsumen yang lebih rendah, yakni dari 119,94 pada triwulan IV 2014 menjadi 118,58 pada periode laporan. Selain itu, perlambatan konsumsi juga tercermin darimenurunnya indeks ketepatan waktu untuk membelibarang tahan lama, yaitu dari 115,67 pada triwulan IV 2014 menjadi 98,33 pada periode laporan (Grafik I.2). Rumah tangga cenderung lebih mengutamakan konsumsi makanan dibandingkan dengan membeli barang tahan lama. Perlambatan konsumsi rumah tangga juga tercermin dari melambatnya Indeks harga perdagangan besar yang menunjukkan perlambatan jika dibandingkan dengan triwulan IV 2014 (Grafik I.3). Indeks tendensi konsumen yang dirilis BPS juga menunjukkan adanya penurunan pada triwulan I 2015 yakni sebesar 101,03 dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 111,73.

Grafik I.1Indeks Keyakinan Konsumen, Kondisi Ekonomi

dan Ekspektasi Konsumen Provinsi Kaltim Grafik I.2Indeks Pembelian Barang Tahan Lama Provinsi Kaltim

Grafik I.3 Indeks Harga Perdagangan Besar Provinsi Kaltim

Kinerja konsumsi rumah tangga yang melambat juga terkonfirmasi dari pertumbuhan kredit konsumsi yang relatif melambat.Kredit kepemilikan rumah tipe 70m2

dan kepemilikan Rumah Toko (Ruko) atau Rumah Kantor (Rukan) mengalami perlambatan pada periode laporan (Grafik I.5). Kredit untukkepemilikan rumah tipe 22 s.d. 70m2 tumbuh

20 40 60 80 100 120 140 160

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015

In

d

e

ks

Indeks Keyakinan Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini Ekspektasi Konsumen 85 90 95 100 105 110 115 120

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 In d e ks 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 20 40 60 80 100 120 140 160 180

I II III IV I II III IV I II III IV I 2012 2013 2014 2015 yo y In d ek s

(19)

relatif stabil pada triwulan laporan. Perlambatan kredit konsumsi untuk kepemilikan properti juga dikonfirmasi melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan pihak Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Kaltim yang menyatakan bahwa omzet pengusaha properti mengalami penurunan.Sementara itu, kredit kepemilikan roda dua menunjukkan perlambatan, sedangan kredit kepemilikan kendaraan roda empat dan kredit multiguna tumbuh relatif stabil pada triwulan I 2015 (Grafik I.4).

Kinerja konsumsi pemerintah meningkat pada triwulan I 2015 menjadi tumbuh sebesar 2.3% (yoy). Kinerja tersebut lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang mengalami kontraksi sebesar-0.7% (yoy).Peningkatan realisasi belanja pemerintah didukung oleh komponen belanja pegawai, disusul oleh belanja hibah, belanja barang dan lainnya. Kondisi ini sejalan dengan realisasi APBD provinsi dan Kabupaten/Kota se-Kaltim triwulan I 2015 yang lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (Tabel I.3).

Grafik I.4 Pertumbuhan KPM, KPSM dan Multiguna Provinsi Kaltim

Grafik I.5Pertumbuhan KPR Provinsi Kaltim

Tabel I.3 Realisasi APBD Provinsi dan Kab/Kota se-Kaltim

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Kaltim (diolah)

1.2.2 Investasi

Kinerja investasi Kaltim pada triwulan I 2015 mengalami perlambatan. Kondisi

tersebut tercermin darirealisasi investasi fisik (PMTDB) yang tumbuh sebesar 5,2% (yoy), atau -100 -50 0 50 100 150

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 Pe rs e n y oy

Kendaraan Roda 2 Kendaraan Roda 4 Multiguna

-30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 P erse n y o y

KPR Tipe 22 s.d. 70 KPR Tipe > 70 KPR Ruko atau Rukan

Anggaran (Rp Miliar) Tw I (Rp Miliar) Capaian Anggaran (Rp Miliar) Tw I (Rp Miliar) Capaian Provinsi Kaltim 13,805 711 5.1% 9,336 689 7.4% Kab/Kota se Kaltim 43,315 2,112 4.9% 30,332 2,107 6.9% 2015 2014

(20)

melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,4% (yoy). Meskipun demikian, investasi masih memberikan andil positif terhadap laju pertumbuhan ekonomi Kaltim sebesar 1,35% (yoy). Perlambatan investasi tercermin dari kinerja pembangunan infrastruktur yang menurun. Hal ini sejalan dengan perlambatan yang terjadi pada sektor konstruksi yang tumbuh 3,3% (yoy) pada periode laporan, lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,77% (yoy). Menurunnya investasi di sektor infrastruktur tidak terlepas dari masih rendahnya realisasi belanja infrastruktur pemerintah pada awal tahun.

Perlambatan investasi pada triwulan I 2015juga terkonfirmasi dari menurunnya kebutuhan semen dan pertumbuhan impor barang modal. Kebutuhan semen Kaltim pada triwulan I 2015 sebesar 263,5 juta ton atau menurun -45,08% (yoy), lebih rendah dibandingkan kebutuhan semen triwulan sebelumnya yang tumbuh positif sebesar 0,43% (yoy) (Grafik I.6).Impor barang modal juga mengkonfirmasi bahwa aktivitas investasi di Kaltim masih melambat. Impor barang modal triwulan I 2015masih mengalami kontraksi -22,57% (yoy).Meskipun demikian, impor barang modal pada triwulan laporan menuju ke arah perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar-28,37% (yoy) (Grafik I.7).

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia

Grafik I.6 Kebutuhan Semen Provinsi Kaltim

Grafik I.7 Perkembangan Impor Barang Modal Provinsi Kaltim

Penanaman Modal Asing (PMA) di Kaltim pada triwulan I 2015 mengalami penurunan dari tumbuh sebesar 38,7% (yoy) pada triwulan IV 2014 menjadi -37,6% (yoy) pada periode laporan. Berdasarkan data realisasi investasi tahun 2014, penurunan PMA khususnya terjadi pada sektor tersier (perdagangan dan jasa). Lebih lanjut, tujuan utama PMA adalah Kota Balikpapan, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Kutai Kartanegara.

-50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 0 100 200 300 400 500 600

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 Pers e n y o y Ri b u T on

Kebutuhan Semen g(yoy)

-100 -50 0 50 100 150 200 100 200 300 400 500 600 700 800

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 Pers e n y o y Ju ta US D

(21)

Penanaman Modal Dalam Negeri(PMDN)pada triwulan I 2015 tercatat Rp1,5 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar Rp1,9 triliun (Grafik I.8 dan I.9).Berdasarkan data realisasi investasi tahun 2014, daerah tujuan utama investasi PMDN di Kaltim adalah Kota Balikpapan,Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur. Investasi di Bontang didominasi oleh investasi kimia dengan produk akhir berupa pupuk, sedangkan untuk Kutai Timur, investasi banyak bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit.

Sumber: BPPMD Provinsi Kalimantan Timur

Grafik I.8 Realisasi Investasi PMA Provinsi Kaltim

Sumber: BPPMD Provinsi Kalimantan Timur

Grafik I.9 Realisasi Investasi PMDN Provinsi Kaltim

Dilihat dari sisi pembiayaan, kredit investasi pada triwulan I 2015 juga tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya dari 6,39% (yoy) menjadi 5,82% (yoy)(Grafik I.10).

Grafik I.10 Perkembangan Kredit Investasi Provinsi Kaltim

1.2.3 Ekspor-Impor

Perdagangan luar negeri Kaltim masih mengalami surplus pada triwulan I 2015.Ekspor luar negeri Kaltim mencapai Rp73,8 triliun sedangkan impor luar negeri Kaltim

mencapai Rp24,6 triliun.Secara umum, transaksi perdagangan luar negeri Kaltim pada triwulan 500 1,000 1,500 2,000 2,500 50 100 150 200 250 300 350 2010 2011 2012 2013 2014 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2014 2015 U S$ Ju ta p ro y ek

Jumlah Proyek Nilai Investasi (US$ Juta)

2 4 6 8 10 12 14 16 18 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2010 2011 2012 2013 2014 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2014 2015 Rp Trili u n p ro y ek

Jumlah Proyek Nilai Investasi (Rp Miliar)

10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 Pers e n y o y Pers e n y o y

(22)

I2015 secara konsisten masih mengalami net ekspor (jumlah ekspor lebih besar dibandingkan dengan jumlah impor) dengan nominal sebesar Rp49,2 triliun.Namun demikian,net ekspor pada triwulan laporan masih lebih rendah dibandingkan net ekspor triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp54,9 triliun. Di sisi domestik, perdagangan antar daerah juga mengalami surplus atau net ekspor sebesar Rp16 triliun.

Perbaikan ekspor luar negeri Kaltim masih terbatas. Ekspor luar negeri Kaltim pada

triwulan I 2015 tumbuh -3,6% (yoy).Meskipun masih mengalami kontraksi,namun membaik jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh -33,7% (yoy). Nilai ekspor migas Kaltim mencapai US$1,98 miliar atau tumbuh -28,80% (yoy)pada triwulan I 2015, turun lebih dalam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh-25,05% (yoy) (Grafik I.11). Penurunan kinerja ekspor migas sejalan dengan turunnya lifting migas pada triwulan I 2015.

Penurunan ekspor Kaltim yang lebih dalam dapat ditahan dengan membaiknya ekspor nonmigas. Ekspor nonmigas pada triwulan I 2015mencapai US$3,13 miliar atau tumbuh -20,18%, sedikit membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh -22,61% (yoy) (Grafik I.12). Perbaikan ekspor nonmigas didorong oleh meningkatnya kinerja ekspor kayu dan

Crude Palm Oil (CPO) yang tumbuh positif pada triwulan I 2015. Di lain sisi, kinerja ekspor

batubara pada triwulan I 2015masih mengalami kontraksi atau tumbuh -18,81% (yoy), namun sedikit membaik dibandingkan dengan triwulan IV 2014 yang tumbuh -20,40% (yoy).

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah

Grafik I.11 Pertumbuhan Nilai Ekspor Migas Kaltim

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah

Grafik I.12 Pertumbuhan Nilai Ekspor Nonmigas Kaltim

Pada periode laporan, komoditas nonmigas yang diekspor Kaltim dari sisi nilai masih didominasi oleh komoditas batubara dengan pangsa ekspor mencapai 87,2%, diikuti oleh CPO (4,1%), kayu dan artikel kayu (3,5%), bahan kimia inorganik (2,1%) dan pupuk (0,4%). Nilai ekspor komoditas bahan bakar mineral dan produk minyak mineral (sebagian besar

-50% -40% -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015

yoy

Ju

ta

USD

Ekspor Migas Growth (%,yoy)

-25% -20% -15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 yo y Ju ta USD

(23)

didalamnya merupakan batubara)tumbuh -18,8% (yoy) dan memberikan kontribusi -16,4% (Tabel I.4).

Tabel I.4 Komoditas Ekspor Nonmigas Utama Provinsi Kaltim Triwulan I 2015

Pasar Asia masih menjadi tujuan ekspor utama komoditas batubara Kaltim.Tingginya

biaya transportasi merupakan faktor utama sulitnya menembus pasar ekspor ke kawasan Eropa dan Amerika. Lebih lanjut, konsumen Eropa dan Amerika lebih memilih impor dari negara lainnya seperti Afsel dan Venezuela dengan biaya transportasi yang lebih murah.

Perlambatan ekonomi yang diperkirakan masih terus terjadi di Tiongkok menjadi faktor utama menurunnya pengiriman batubara ke negara dengan konsumsiterbesar di dunia tersebut. Selain itu, Tiongkok juga mulai secara perlahan mengurangi konsumsi batubara untuk bahan bakar pembangkit listrik untuk mengurangi tingkat polusi yang saat ini membahayakan. Otoritas setempat telah mengambil kebijakan action plan pengurangan konsumsi batubara tersebut untuk periode 2015-2020. Di samping kebijakan green

economytersebut, Tiongok secara halus juga mulai memperhatikan potensi batubara

domestiknya. Penurunan permintaan batubara dari Indonesia diindikasikan merupakan salah satu cara untuk melindungi pekerja tambang lokal yang ada di Tiongkok (Grafik I.13).Pasar ekspor batubara lainnya yaitu keIndia masih relatif stabil dengan kecenderungan menurun seiring persaingan yang ketat dengan negara lain seperti Australia dan Afrika Selatan. Kenaikan permintaan batubara Kaltim justrudiperoleh dari negara Korsel, Taiwan, dan ASEAN. Sementara itu, ekspor batubara ke Jepang mengalami penurunan (Grafik 1.14).

Komoditas Nilai

(Juta USD) Pangsa

Laju Pertumbuhan

(yoy)

Kontribusi

44 Kayu dan Artikel Kayu 116.97 3.5% 1.3% 0.0%

27 Bahan Bakar Mineral dan Produk Minyak Mineral 2,880.77 87.2% -18.8% -16.4% 28 Bahan Kimia Inorganik 68.23 2.1% -1.4% 0.0%

31 Pupuk 12.84 0.4% -89.1% -0.3%

15 Minyak Nabati atau Hewani 136.26 4.1% 37.2% 1.5%

Lainnya 89.30 2.7% -34.4% -0.9%

(24)

Grafik I.13 Volume Ekspor Batubara Provinsi Kaltim ke Tiongkok dan India

Grafik I.14 Perkembangan Ekspor Batubara Provinsi Kaltim berdasarkan Negara Tujuan

Berbeda dengan batubara yang cenderung hanya diekspor ke pasar Asia, negara tujuan ekspor CPO Kaltim lebih variatif. Terdapat empat negara yang menjadi tujuan utama ekspor CPO Kaltim, yakni Malaysia, India, Italia dan Spanyol(Grafik 1.15). Peningkatan permintaan CPO pada triwulan I 2015 terutama berasal dari Pakistan dan India.

Grafik I.15 Ekspor Komoditas CPO Provinsi Kaltim berdasarkan Negara Tujuan

Impor luar negeri mengalami peningkatan. Laju pertumbuhan kegiatan impor luar

negeri Kaltim pada triwulan I 2015 tercatat 32,7% (yoy), atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,3% (yoy).Berdasarkan data BPS Provinsi Kaltim, nilai impor nonmigas Kaltim selama triwulan I 2015 adalah sejumlah US$302.49 juta, meningkat dibanding triwulan sebelumnya(Grafik I.17). Sementara itu, impor migas Kaltim mengalami penurunan (Grafik I.16).

Jika dilihat komoditasnya, impor nonmigas Kaltim didominasi oleh komoditas nuclear

react(pangsa 47,99%), yaitu bahan peledak untuk pertambangan. Komoditas impor lainnya

adalah kapal, perahu dan sejenisnya (12,01%), karet dan hasilnya (9,6%) dan besi dan hasilnya dengan pangsa impor 8,18%(Tabel I.5). Jika dilihat berdasarkan negara asal impor, Amerika Serikat merupakan negara asal impor terbesar bagi Kaltim pada triwulan laporan.Pangsa

Max Level Tiongkok

Max Level India

5 10 15 20 25 30 10 20 30 40 50 60 70 80

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 Ju ta t o n Ju ta t o n

Total Vol Expor Batubara Vol Ekspor India (rhs) Vol Ekspor Tiongkok (rhs)

-40% -20% 0% 20% 40% 60% 10 20 30 40 50 60 70 80

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 Pe rs e n y oy Ju ta t o n

Total Vol Expor Batubara ASEAN Jepang Korsel Taiwan

45%

1%

14%

40%

(25)

impor dari Amerika Serika mencapai 16,90%, diikuti Singapura (12,87%), Malaysia (12,11%), Jepang (7,88%) dan Tiongkok dengan pangsa impor sebesar 6,61% (Grafik I.18).

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah

Grafik I.16 Nilai Impor Migas Provinsi Kaltim

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah

Grafik I.17 Nilai Impor Nonmigas Provinsi Kaltim

1.3

Sisi Penawaran

Asesmen dari sisi penawaran memperlihatkan bahwa kontraksi ekonomi yang terjadi pada periode laporan lebih disebabkan oleh menurunnya kinerja sektor

-60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 500 1,000 1,500 2,000 2,500

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 yo y Ju ta USD

Impor Migas Growth (%,yoy)

-60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100 200 300 400 500 600 700 800 900

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 yo y Ju ta US D

Impor Non Migas Growth (%,yoy)

Tabel I.5 Komoditas Impor Nonmigas Utama Provinsi KaltimTriwulanI 2015

Grafik I.18Komposisi Negara Asal Utama Impor Nonmigas Kaltim

Komoditas Nilai

(Juta USD) Pangsa

Laju Pertumbuhan

(yoy)

Kontribusi

84 Nuclear react.,boilers,mech. appli. 146.75 48.0% 5.0% 2.4% 73 Articles of iron and steel 25.02 8.2% -52.2% -4.3% 89 Ships,boats and floating structures 8.84 2.9% -87.4% -2.5% 87 Vehicles other than railway 36.71 12.0% -5.3% -0.6% 40 Rubber and articles thereof 15.60 5.1% -31.9% -1.6%

Lainnya 72.85 23.8% 10.3% 2.5% TOTAL 305.76 100.0% -21.6% -21.6% 21% 23% 14% 12% 30%

(26)

pertambangan dan sektor industri pengolahan.Perlambatan ekonomi Tiongkok

menyebabkan kinerja sektor pertambangan Kaltim mengalami penurunan yang dalam.Penurunan permintaan Tiongkok terhadap batubara Kaltim dan berbagai negara penghasil batubara merupakan salah satu penyebab meningkatnya stok batubara di dunia. Kondisioversupply stok batubara dunia berdampak pada rendahnya harga batubara global. Sejalan dengan penurunan kinerja pertambangan, industri pengolahan yang didominasi oleh sektor migas juga mengalami kontraksi pada triwulan I 2015. Kondisi ini disebabkan olehpenurunan lifting migas Kaltim pada triwulan I 2015. Penurunan pada kedua sektor utama ini membawa dampak negatif pada sektor sekunder dan tersier seperti konstruksi, perdagangan, transportasi, akomodasi, real estate, dan sektor lainnya. Sementara itu, sektor yang pada triwulan I 2015 tumbuh meningkatdibandingkan triwulan sebelumnya adalah sektor jasa keuangan, sektor jasa pendidikan, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial serta sektor jasa lainnya (Tabel I.6 dan I.7).

Tabel I.6 PDRB Provinsi Kaltim ADHK 2010 menurut Sektor (Rp Triliun)

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah

2014 2015 Tw IV Tw I Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 27.40 28.97 31.12 32.88 34.56 8.81 8.92

Pertambangan dan Penggalian 201.66 222.95 240.88 246.33 246.05 63.39 59.41

Industri Pengolahan 98.09 94.72 91.76 90.67 91.12 21.78 20.92

Pengadaan Listrik, Gas 0.12 0.13 0.15 0.15 0.18 0.06 0.06

Pengadaan Air 0.18 0.19 0.19 0.21 0.22 0.05 0.05

Konstruksi 29.05 30.49 32.44 34.10 36.31 9.58 9.11

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 20.53 22.53 23.84 24.65 25.72 6.41 6.29

Transportasi dan Pergudangan 10.58 11.67 12.55 13.54 14.68 3.79 3.72

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2.76 2.99 3.27 3.39 3.56 0.91 0.91

Informasi dan Komunikasi 4.62 5.05 5.66 6.19 6.79 1.77 1.80

Jasa Keuangan 4.93 5.23 5.88 6.68 6.86 1.78 1.76

Real Estate 3.16 3.36 3.63 3.94 4.26 1.09 1.09

Jasa Perusahaan 0.72 0.82 0.89 0.96 1.06 0.27 0.26

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 7.92 8.64 8.87 9.20 10.15 2.73 2.56

Jasa Pendidikan 3.14 3.86 4.60 5.46 6.26 1.72 1.71

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.64 1.84 2.03 2.14 2.35 0.63 0.63

Jasa lainnya 1.71 1.82 1.88 1.94 2.07 0.53 0.54

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 418.21 445.26 469.65 482.44 492.18 125.30 119.77

(27)

Tabel I.7 Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB Provinsi Kaltim ADHK 2010 menurut Sektor

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah

1.3.1 Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kinerja sektor pertanian mengalami perlambatan. Laju pertumbuhan sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan di triwulan I 2015 tumbuh 4,8% (yoy),melambatjika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh7,7% (yoy).Akibatnya, sumbangan pertumbuhan yang diberikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim turun dari 0,5% menjadi 0,3%. Perlambatan pada kinerja sektor pertanian lebih disebabkan karena subsektor perkebunan dan subsektor perikanan (Grafik I.19 dan I.20). Melambatnya kinerja subsektor perkebunan dipengaruhi oleh pertumbuhan produksi kelapa sawit yang mengalami perlambatan di tengah harga TBS yang juga mengalami penurunan. Sementara itu, penurunan produksi ikan pada triwulan I 2015 ini lebih disebabkan karena faktor cuaca yang kurang kondusif.

Grafik I.19 Indeks Produksi Kelapa Sawit (TBS) Provinsi Kaltim

Grafik I.20 Indeks Produksi Perikanan Provinsi Kaltim

TwIV-2014 TwI-2015 TwIV-2014 TwI-2015 TwIV-2014 TwI-2015 TwI-2015

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.6 1.3 7.7 4.8 7.0 7.4 0.34% Pertambangan dan Penggalian 3.4 -6.3 6.0 -2.0 50.6 49.6 -1.02% Industri Pengolahan -5.6 -3.9 -7.5 -9.4 17.4 17.5 -1.79% Pengadaan Listrik, Gas 57.5 -9.3 59.5 46.8 0.0 0.0 0.01%

Pengadaan Air -0.7 1.0 1.9 -0.1 0.0 0.0 0.00%

Konstruksi 5.8 -4.9 8.8 3.3 7.6 7.6 0.24%

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor -3.2 -1.8 3.5 0.2 5.1 5.3 0.01% Transportasi dan Pergudangan 2.0 -1.7 6.7 4.5 3.0 3.1 0.13% Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.5 -0.3 5.7 5.0 0.7 0.8 0.04% Informasi dan Komunikasi 2.6 2.0 11.0 10.7 1.4 1.5 0.14%

Jasa Keuangan 4.1 -1.0 3.9 4.5 1.4 1.5 0.06%

Real Estate 1.2 0.2 6.8 5.7 0.9 0.9 0.05%

Jasa Perusahaan 1.4 -4.4 7.8 1.0 0.2 0.2 0.00%

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4.1 -6.2 14.4 9.3 2.2 2.1 0.18%

Jasa Pendidikan 10.5 -0.7 5.5 14.4 1.4 1.4 0.18%

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6.8 1.1 9.7 13.4 0.5 0.5 0.06%

Jasa lainnya 2.1 1.9 8.6 9.3 0.4 0.5 0.04%

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.5 -4.4 3.8 -1.3 100 100 -1.32%

Lapangan Usaha qtq (%) Distribusi (%) Andil

Laju Pertumbuhan yoy (%) 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 18% 50 100 150 200 250 300 350

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 yo y In dek s

Produksi Kelapa Sawit (TBS) g(yoy), Rhs

-5% -4% -3% -2% -1% 0% 1% 2% 3% 88 90 92 94 96 98 100 102

I II III IV I II III IV I II III IV I 2012 2013 2014 2015 yo y In d ek s

(28)

Survei Prompt Indikator pada triwulan I 2015 menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan produksi Tandan Buah Segar (TBS) Kaltim. Dari sisi eksternal, kembali

menurunnya harga CPO internasional pada triwulan I 2015 menjadi salah satu faktor penahan bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit. Pada triwulan laporan, rerata harga CPO internasional tercatat kembali turun di level US$625,5/MT, sedangkan triwulan lalu masih tercatat senilai US$652/MT (Grafik I.25). Rebound masih sangat mungkin terjadi pada harga internasional jika melihat masih tumbuhnya permintaan di pasar internasional. Sejalan dengan harga komoditas global, rerata harga TBS lokal masih terus mengalami penurunan, bahkan pada triwulan laporan harga tercatat Rp1.396/kg,lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar Rp1.420/kg. Pembentukan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kaltim didasarkan pada harga CPO internasional sehingga tren penurunan harga komoditas dunia termasuk CPO pada gilirannya menyebabkan penurunan harga TBS di Kaltim.

Perlambatan kinerja sektor pertanian yang lebih dalam tertahan dengan adanya perbaikan kinerja subsektor pertanian tabama. Perbaikan di subsektor pertanian tabama

salah satunya didorong oleh pertumbuhan produksi padi yang telah memasuki masa panen sebagaimana teridentifikasi pada indeks produksinya yang meningkat pada triwulan I 2015 (Grafik I.21). Sejalan dengan hal tersebut, provitas (produktivitas tanaman) padi juga meningkat pada triwulan I 2015 (Grafik I.22). Namun demikian, panen padi pada triwulan I 2015 ini hanya terjadi pada akhir triwulan laporan, sedangkan panen raya diperkirakan baru terjadi pada triwulan II 2015. Selain itu, produksi jagung dan kedelai cenderung menunjukkan pertumbuhan yang stabil pada triwulan I 2015 (Grafik I.23 dan 24).

Grafik I.21 Indeks Produksi Padi Provinsi Kaltim Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Grafik I.22 Provitas Padi, Jagung dan Kedelai Provinsi

Kaltim -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 20 40 60 80 100 120 140 160 180

I II III IV I II III IV I II III IV I 2012 2013 2014 2015 yo y In d ek s

Padi Sawah g(yoy), Rhs

0 10 20 30 40 50 60 2012 2013 2014 2015.1 2015.2 2015.3 Pro vita s (ku /h a)

(29)

Grafik I.23 Indeks Produksi Kedelai Povinsi Kaltim Grafik I.24 Indeks Produksi Jagung Provinsi Kaltim

Penyaluran kredit kepada sektor pertanian melambat dari 10,91% (yoy) menjadi 4,50% (yoy). Kredit yang disalurkan ke sektor pertanian sampai dengan periode triwulan I

2015 mencapai Rp16,4 triliun (Grafik I.26) dengan proporsi utama ke subsektor perkebunan. Perlambatan penyaluran kredit yang terjadi pada sektor pertanian terutama subsektor perkebunan, bukan mengindikasikan sudah tidak menariknya subsektor perkebunan, namun lebih menggambarkan sudah usainya siklus investasi perkebunan.

Sumber: Dinas Perkebunan Prov.Kaltim & Bloomberg

Grafik I.25 Harga TBS Provinsi Kaltim dan Internasional

Grafik I.26 Perkembangan Kredit Pertanian Provinsi Kaltim

1.3.2 Sektor Pertambangan

Sektor pertambangan dan penggalian tercatat sebagai salah satu faktor utama penyebab kontraksi ekonomi Kaltim pada triwulan I 2015. Pertumbuhan yang terjadi pada

sektor ini tercatat-2,0% (yoy), jauh dibawah level pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar6,0% (yoy). Sejalan dengan hal tersebut, kontribusi pertumbuhannya terhadap perekonomian juga turun dari 3,0% pada triwulan IV 2014 menjadi -1,0% pada periode laporan. -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 175 180 185 190 195 200 205 210

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 yo y In dek s Kedelai g(yoy), Rhs -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 120 125 130 135 140 145 150

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 yo y In dek s Jagung g(yoy), Rhs 0 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rp /kg ; U S$/ m t TBS Int 0 10 20 30 40 50 60 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 Pers e n y o y Rp Tril iu n

(30)

Penurunan kinerja subsektor pertambangan migas tercermin dari liftingmigas yang masih terus mengalami penurunan pada triwulan I 2015.Penurunan lifting gas mencapai

-34,49% (yoy) pada periode laporan, atau lebih dalamdibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh -18,15% (yoy) (Grafik I.27). Sejalan dengan lifting gas, lifting minyak bumi juga mengalami kontraksipada triwulan I 2015 sebesar -62,89%% (yoy), menurundibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,16% (yoy) (Grafik I.28). Penurunan produksi secara alami

(natural declining) pada triwulan laporan diperkirakan masih terus terjadi akibat sumur-sumur

migas di Kaltim yang semakin tua. Sementara itu, kegiatan enhanced oil recovery (EOR) terhadap sumur-sumur migas tua belum memberikan hasil yang lebih baik. Menjelang berakhirnya kontrak pengelolaan beberapa blok migas di Kaltim, operator cenderung menahan investasi besar untuk menemukan sumur baru. Dengan demikianrata-rata 5 tahun tingkat natural declining diperkirakan sebesar 10,24% untuk gas alam dan 6,99% untuk minyak bumi per tahunnya.

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Prov.Kaltim

Grafik I.27Lifting Gas Alam Provinsi Kaltim

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Prov.Kaltim

Grafik I.28Lifting Minyak Bumi Provinsi Kaltim

Kinerjapertambangan nonmigas Kaltim yang didominasi oleh komoditas batubara belum menunjukkan adanya perbaikan. Sejak tahun 2013, produksi batubara Kaltim terus

mengalami penurunan. Pada triwulan I 2015, total produksi batubara Kaltim tercatat 57 juta ton atau turun 19,75% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 64 juta ton dengan tingkat pertumbuhan 5,14% (yoy) (Grafik I.29). Kondisi ini merupakan dampak dari perlambatan ekonomi global serta kondisi domestik yang masih belum mampu untuk menyerap lebih banyak produksi batubara lokal. Pada triwulan I 2015, jumlah Domestic

Market Obligation (DMO) Nasional sebesar 23,6% dari total produksi.Sedangkan DMO Kaltim

hanya mencapai 14,2% (Grafik I.30).Kondisi ini disebabkan masih rendahnya jumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di wilayah Kaltim. Sampai dengan tahun 2015, kapasitas

-40 -35 -30 -25 -20 -15 -10 -5 0 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 Pers e n y o y Ju ta mm b tu

Lifting Gas Alam g (yoy) (RHS)

-70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 Pers e n y o y Ju ta b ar e l

(31)

terpasang listrik di Kaltim sebesar 533 Megawatt (MW) namun hanya 95 MW atau 17,8% yang dihasilkan dari PLTU.

Sumber: McCloskey Indonesian Coal Report

Grafik I.29 Produksi Batubara Provinsi Kaltim

Sumber: McCloskey Indonesian Coal Report

Grafik I.30 Konsumsi Domestik Batubara Provinsi Kaltim

Di sisi eksternal, rendahnya permintaan batubara Tiongkok serta stok batubara dunia yang berlebih kembali menjadi sumberkoreksi harga internasional.Pada triwulan I

2015, harga batubara internasional turun dari US$56,15/ton menjadi US$53,35/ton dengan laju pertumbuhan harga yang terkontraksi -14,51% (yoy) dari periode sebelumnya -11,74% (yoy) (Grafik I.31). Sejalan dengan turunnya harga di pasar internasional, Harga Batubara Acuan (HBA) yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM juga mengalami penurunan dari

triwulan sebelumnya sebesar US$65,87/ton menjadi US$64,84/ton, terkontraksi lebih dalam

menjadi -18,73% (yoy) dari triwulan sebelumnya -15,93% (yoy) (Grafik I.32).

Indikasi penurunan permintaan batubara tercermin dari menurunnya PMI India.

Penurunan permintaan batubara oleh India tercermin melaluiPurchasing Manager Index (PMI) India yang menurun dari 53,13 pada triwulan sebelumnya menjadi 52,07 pada triwulan I 2015. Sementara itu peningkatan PMI Tiongkok lebih disebabkan karena perbaikan pada sektor usaha jasa bukan pada sektor usaha manufaktur (Grafik I.34).

-30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 10 20 30 40 50 60 70 80

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2011 2012 2013 2014 2015 yo y Ju ta t o n

Produksi g (yoy) (Skala Kanan)

-100% -50% 0% 50% 100% 150% 200% 5 10 15 20 25

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 2011 2012 2013 2014 2015 yo y Ju ta t o n

(32)

Sumber: Bloomberg

Grafik I.31 Harga Batubara Internasional

Sumber: Kementerian ESDM & Bloomberg

Grafik I.32 Harga Batubara Acuan

Sumber: Globalcoal Report, IMF

Grafik I.33 Harga Futures Komoditas Batubara

Sumber : HSBC

Grafik I.34 PMI Manufaktur India dan Tiongkok

Dalam menjaga tingkat margin di tengah tren penurunan harga dalam jangka panjang yang masih terus berlangsung, pilihan bagi perusahaan adalah dengan melakukan efisiensi biaya. Berdasarkan hasil liaison KPw BI Prov. Kaltim, strategi efisiensi biaya yang dilakukan oleh perusahaan tambang antara lain dengan cara menunda investasi alat berat, memakai alat berat yang sudah habis umur ekonomisnya, mengurangi jam kerja karyawan sampai dengan merumahkan karyawan. Contactliaison juga menyatakan bahwa strategi paling efektif dalam efisiensi biaya adalah dengan cara melakukan tambang selektif dengan mempertimbangkan

stripping ratio terhadap kalori yang terkandung dalam batubara.

Dari sisi produksi, komitmen penambang skala besar untuk mematuhi kontrak dengan pemerintah menjadi faktor pendorong terjaganya volume produksi di tengah koreksi harga. Lebih lanjut, aktivitas penambangan skala besar juga relatif masih tinggi karena adanya kontrak jangka panjang dengan pembeli dan perusahaan kontraktor. Bagi penambang kecil maksimalisasi produksi merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan keuntungan dan menjaga agar likuiditas perusahaan tetap terjaga.

40 45 50 55 60 65 70 75 80 85

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2010 2011 2012 2013 2014 US D /to n 0 20 40 60 80 100 120 140 I 2009 III I 2010 III I 2011 III I 2012 III I 2013 III I 2014 III I 2015 HBA 7.000 kcal 6.700 kcal 6.150 kcal 5.700 kcal 5.400 kcal 5.000 kcal 4.400 kcal 4.200 kcal (US$/ton) 60 65 70 75 80 85 Dec'14 Q1'15 Q2'15 Q3'15 Q4'15 2015 2016 2017 2018 $U S/m t

ICE Richards Bay ICE globalCOAL NEWC IMF Australia

44 46 48 50 52 54 56 58

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 In d e ks P MI Tiongkok India

(33)

Pembiayaan sektor pertambangan juga mengalami perlambatan pada triwulan laporan. Berdasarkan data perbankan, kredit berdasarkan lokasi proyek di Kaltim untuk sektor

pertambangan pada triwulan I 2015 mencapai Rp14,7 triliun atau tumbuh 5,5% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh 30,6% (yoy) (Grafik I.35). Kondisi ini lebih disebabkan rendahnya kualitas kredit pada sektor pertambangan yang tercermin dari tingginya tingkat NPL sebesar 9,78% pada triwulan I 2015.

Grafik I.35 Perkembangan Kredit Pertambangan Provinsi Kaltim

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan

Kontraksi laju pertumbuhan sektor industri pengolahan yang lebih dalam enjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan I 2015. Kinerja industri

pengolahan Kaltim pada triwulan I 2015semakin memburuk dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari -7,5% (yoy) menjadi -9,4% (yoy). Penurunan ini sejalan dengan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) KPw BI Provinsi Kaltim yang tercermin dari Prompt

Manufacturing Index (PMI) dunia usaha Kaltim pada triwulan laporan yang menurun dari 50

menjadi 40.

Grafik I.36 Indeks Produksi LNG Provinsi Kaltim Grafik I.37 Indeks Produksi Kilang Minyak Provinsi Kaltim -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 Pers e n y o y Rp Tril iu n

Kredit Pertambangan growth (% yoy)

-25% -20% -15% -10% -5% 0% 5% 10% 10 20 30 40 50 60 70 80

I II III IV I II III IV I II III IV 2012 2013 2014 yo y In d ek s Produksi LNG g(yoy), Rhs -25% -20% -15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20 40 60 80 100 120

I II III IV I II III IV I II III IV 2012 2013 2014 yo y In d ek s

(34)

Kontraksi pertumbuhan industri pengolahan terutama didorong oleh penurunan kinerja subsektor industri migas. Hal ini merupakan akibat dari realisasi lifting migas juga menurun pada triwulan laporan. Realisasi lifting minyak pada triwulan I 2015 sebesar 3,5 juta barel sementara realisasi lifting gas sebesar 110,84 juta mmbtu. Capaian lifting migas triwulan I 2015 merupakan yang terendah sejak tahun 2009. Rendahnya lifting migas merupakan dampak akan berakhirnya pengelolaan beberapa blok migas di Kaltim. Saat ini, investasi yang dilakukan oleh pengelola blok migas di wilayah Kaltim hanya bersifat minor dan dilakukan sebagai upaya menahan penurunan lifting secara alami (natural declining) dari sumur-sumur yang sudah tua.

Grafik I.38 Produksi LNG Provinsi Kaltim Grafik I.39 Produksi LPG Provinsi Kaltim

Industri pengolahan nonmigas juga mengalami perlambatan. Subsektor industri

nonmigas yang didominasi oleh industri CPO dan bahan kimia juga mengalami perlambatan. Perlambatan kinerja subsektor industri nonmigas tercermin dari indeks produksi pupuk yang turun dari 43,5 menjadi 41,46 pada triwulan laporan(Grafik I.41).Lebih lanjut, indeks produksi amoniak juga mengalami penurunan dari 722,67 menjadi 665,83 pada triwulan I 2015 (Grafik I.42). Sementara itu, indeks produksi CPO cenderung tumbuh stabil pada triwulan laporan (Grafik I.43). -30 -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 0 10 20 30 40 50 60 70

I II III IV I II III IV I II III IV I 2012 2013 2014 2015 Pe rs e n yo y Std . C a rg o

Produksi LNG(Standar Cargo) gProd.LNG (%,yoy)

-60 -40 -20 0 20 40 60 80 I II III IV I II III IV I 2013 2014 2015 Pe rs e n yo y Jenis C3 Jenis C4

Gambar

Gambar I.1Peta Perekonomian Nasional (yoy)
Tabel I.2 Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB Provinsi Kaltim ADHK 2010 menurut Penggunaan
Grafik I.4 Pertumbuhan KPM, KPSM dan Multiguna  Provinsi Kaltim
Grafik I.10 Perkembangan Kredit Investasi Provinsi Kaltim
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan persamaan model seperti diatas ini dan melakukan analisis menggunakan regresi data panel dengan dua uji kelayakan terhadap model tersebut, maka

Tanggung-jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility ) berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan dimana suatu perusahaan dalam melaksanakan

Perancangan kampanye “Cara Pintar Dalam Berhemat Listrik Prabayar” ini memiliki konsep yaitu sebuah kampanye hemat energi yang dapat merangkul konsumen listrik

WT Strategi: UKM Kerupuk Kulit dapat meningkatkan kualitas produk seperti merek, perijinan, BPOM pegemasan.Berdasarkan hasil obsevasi dan pengamatan produk kerupuk

dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Efektivitas Penggunaan Alat Bantu Tali dan Baskom Sebagai Model Pengembangan Ketepatan Servis Pada Siswa Kelas IV SDN 2

Penelitian yang dilakukan oleh Prasetya (2015) meneliti hubungan usia dengan kejadian preeklamsia berat, terdapat 19 pasien preeklamsia berat dengan usia ibu risiko tinggi

Grafik pengaruh faktor C terhadap beban maksimum Berdasarkan Gambar diatas, dapat dilihat pada grafik bahwa rasio tulangan 0,8 % berada dibawah dari rasio tulangan 1,6 %