• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ii

PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Eucheuma spinosum DENGAN PERLAKUAN ASAL Thallus DAN BOBOT BERBEDA MENGGUNAKAN

METODE RAKIT APUNG DI TELUK LAMPUNG, PROVINSI LAMPUNG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Bidang Ilmu Kelautan pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sriwijaya

Oleh :

MARDIAN CANDRA KURNIAWAN 08051381320006

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDERALAYA 2018

(2)

ii

PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Eucheuma spinosum DENGAN PERLAKUAN ASAL Thallus DAN BOBOT BERBEDA MENGGUNAKAN

METODE RAKIT APUNG DI TELUK LAMPUNG, PROVINSI LAMPUNG

SKRIPSI

Oleh :

MARDIAN CANDRA KURNIAWAN 08051381320006

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Bidang Ilmu Kelautan pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sriwijaya

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDERALAYA 2018

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Eucheuma spinosum DENGAN PERLAKUAN ASAL Thallus DAN BOBOT BERBEDA MENGGUNAKAN

METODE RAKIT APUNG DI TELUK LAMPUNG, PROVINSI LAMPUNG

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Bidang Ilmu Kelautan pada Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Oleh :

MARDIAN CANDRA KURNIAWAN 08051381320006

Indralaya, maret 2018

Pembimbing II Pembimbing I

Dr.Wike Ayu Eka Putri, S.Pi., M.Si. Dr. Riris Aryawati, S.T., M.Si. NIP. 197905122008012017 NIP. 197601052001122001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Kelautan

T. Zia Ulqodry, S.T., PhD NIP. 197709112001121006

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Mardian Candra Kuniawan NIM : 08051381320006

Program Studi : Ilmu Kelautan

Judul Skripsi : Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma spinosum dengan Perlakuan Asal Thallus dan Bobot Berbeda Menggunakan Metode Rakit Apung di Teluk Lampung, Provinsi Lampung.

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya

DEWAN PENGUJI

Ketua : Dr. Riris Aryawati, S.T., M.Si.

NIP. 197601052001122001 (...)

Anggota : Dr. Wike Ayu Eka Putri, S.Pi., M.Si.

NIP. 197905122008012017 (...)

Anggota : Dr. Muhammad Hendri, M.Si

NIP. 197510092001121004 (...)

Anggota : Dr. Fauziyah, S.pi

NIP.197512312001122003 (...)

Ditetapkan di : Inderalaya Tanggal : MARET 2018

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Dengan ini saya Nama : Mardian Candra Kurniawan, NIM : 08051381320006 menyatakan bahwa Karya Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri dan Karya Ilmiah ini belum pernah diajukan sebagai pemenuhan persyaratan untuk memperoleh gelar keserjanaan strata satu (S1) dari Universitas Sriwijaya maupun Perguruan Tinggi lainnya.

Semua informasi yang dimuat dalam Karya Ilmiah ini yang berasal dari penulis lain, baik yang dipublikasikan atau tidak, telah diberikan penghargaan dengan mengutip nama sumber penulis secara benar dan semua Karya Ilmiah ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya sebagai penulis.

Inderalaya, Maret 2018

Mardian Candra Kurniawan NIM. 08051381320006

(6)

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Sriwijaya, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mardian Candra Kurniawan

NIM : 08051381320006

Program Studi : Ilmu Kelautan

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sriwijaya Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive

Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma spinosum dengan Perlakuan Asal Thallus dan Bobot Berbeda Menggunakan Metode Rakit Apung di Teluk Lampung, Provinsi Lampung.

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Sriwijaya berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis pertama/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Inderalaya, Maret 2018 Yang Menyatakan,

Mardian Candra Kurniawan NIM. 08051381320006

(7)

ABSTRAK

Mardian Candra Kurniawan. 08051381320006. Pertumbuhan Rumput Laut

Eucheuma spinosum dengan Perlakuan Asal Thallus dan Bobot Berbeda di

Teluk Lampung Provinsi Lampung. (Dr. Riris Aryawati, S.T., M.Si. dan Dr.Wike Ayu Eka Putri, S.Pi., M.Si.).

Rumput laut merupakan tanaman yang tidak memiliki daun, batang dan akar sejati. Rumput laut memiliki thallus sebagai pengganti peran ketiga bagian (daun, batang dan akar) tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan rumput laut dari asal Thallus dan perbedaan bobotnya. Penelitian ini dilakukan pada 31 Agustus – 5 Oktober 2017 di Teluk Lampung, Provinsi Lampung. Pengamatan pertumbuhan rumput laut dilakukan selama 42 hari. Parameter lingkungan yang diukur antara lain suhu, salinitas, kecepatan arus, pH, DO, kecerahan, nitrat dan fosfat. Analisis data menggunakan desain rancangan RAL (rancang acak lengkap) yang kemudian dianalisis menggunakan uji One way anova dengan menggunakan bantuan software SPSS 16.0. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan Thallus ujung E.spinosum dengan kombinasi berat 150 gr menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Faktor lingkungan seperti lemahnya pergerakan air dan timbulnya penyakit ice-ice diduga mempengaruhi pertumbuhan E.spinosum pada lokasi budidaya.

(8)

ABSTRACT

Mardian Candra Kurniawan. 08051381320006. Growth Seaweed Eucheuma

spinosum with OriginTreatment Thallus and Different Weight Using Floating

Rafts Method in Lampung bay, Lampung Province. (Dr. Riris Aryawati, ST, M.Sc. and Dr.Wike Ayu Eka Putri, S.Pi., M.Sc.).

Seaweed is a plant that doesn’t have any leaf, trunk and true root. Seaweed has thallus to replace the function of leaf, trunk and root. The purpose of this research is to know the effect of seaweed growth rate from it’s thallus and the weight different. This research was conducted on 31 August to 5 October 2017 at the Lampung Bay, Lampung Province. Observations growth of seaweed conducted for 42 days. The Surrounding parameters measured include temperature, salinity, current velocity, pH, DO, brightness, nitrate and phosphate. Analysis of data using RAL plan designs (completely randomized design) were then analyzed using One way ANOVA using SPSS 16.0. The results showed that thallus tip E.spinosum treatment with a combination of weight of 150 g resulted in better growth compared to other treatments. Environmental factors such as the weak movement of water and the occurrence of ice-ice disease thought to affect the growth of E.spinosum at the cultivation site.

(9)

RINGKASAN

Mardian Candra Kurniawan. 08051381320006. Pertumbuhan Rumput Laut

Eucheuma spinosum dengan Perlakuan Asal Thallus dan Bobot Berbeda di

Teluk, Lampung Provinsi Lampung. (Dr. Riris Aryawati, S.T., M.Si. dan Dr.Wike Ayu Eka Putri, S.Pi., M.Si.).

Rumput laut merupakan makro alga atau ganggang yang berukuran besar yang merupakan tanaman tingkat rendah. Rumput laut tidak memiliki daun, batang dan akar sejati. Rumput laut memiliki thallus sebagai pengganti peran ketiga bagian (daun, batang dan akar) tersebut. E. spinosum memiliki permukaan yang licin, thallus berbentuk silindris, memiliki warna cokelat tua, hijau cokelat, hijau kuning, atau merah ungu dan tumbuh pada substrat yang berbatu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan rumput laut terbaik berdasarkan perlakuan asal thallus dan bobot awal yang berbeda sehingga didapatkan hasil pertumbuhan berat rumput laut yang dapat meningkatkan kualitas produksi rumput laut basah. E. Spinosum ditanam dengan menggunakan media rakit apung dengan perlakuan asal thallus (ujung dan pangkal) terhadap bobot bibit (50 gr, 100 gr dan 150 gr) dengan jarak tanam yang sama yaitu 50 cm serta pengaruhnya terhadap parameter lingkungan di Perairan Teluk Lampung, Provinsi Lampung. Hasil pengamatan kualitas lingkungan menunjukkan kisaran suhu antara 29-29,50C, salinitas 31-32‰, kecepatan arus 4 - 15cm/s, DO 5,4 – 6,9mg/l, pH 7,569 - 8,152, kecerahan 3,5 – 7 m, kedalaman 18,7 – 20 m, nitrat 0,053 - 1,748 ppm dan fosfat 0,362 – 0,679 ppm.

Pertumbuhan rumput laut E. Spinosum berdasarkan perlakuan asal thallus memperlihatkan pertumbuhan harian terbaik terjadi pada perlakuan asal thallus ujung dengan persentase pertumbuhan (0,51%), pada pertumbuhan mingguan pertumbuhan terbaik terjadi pada perlakuan thallus ujung dengan hasil (20,86 gr) dan pada pertumbuhan mutlak pertumbuhan terbaik terjadi pada perlakuan thallus ujung dengan hasil (27,83 gr).

Pertumbuhan rumput laut E. Spinosum berdasarkan perlakuan bobot memperlihatkan pertumbuhan harian terbaik terjadi pada perlakuan bobot 100 gr dengan hasil (0,59%), pada pertumbuhan mingguan pertumbuhan terbaik terjadi pada perlakuan bobot 150 gr dengan hasil (22,45gr) yang terjadi pada minggu ke-3 dan pada pertumbuhan mutlak pertumbuhan terbaik terjadi pada perlakuan bobot 100 gr dan 150 gr yang memiliki hasil pertumbuhan yang sama yakni (28,3 gr).

Pertumbuhan rumput laut E. Spinosum berdasarkan perlakuan asal thallus dan bobot berbeda memperlihatkan pertumbuhan harian terbaik terjadi pada perlakuan thallus ujung dengan kombinasi berat 100 gr dengan hasil (0,74%), pada pertumbuhan mingguan pertumbuhan terbaik terjadi pada perlakuan thallus

(10)

ujung dengan kombinasi berat 150 gr hasil (29,7 gr) yang terjadi pada minggu ke-3 dan pada pertumbuhan mutlak pertumbuhan terbaik terjadi pada perlakuan thallus ujung dengan bobot I50gr dengan hasil (42,9 gr). Pengaruh parameter lingkungan seperti pergerakan arus yang lemah serta timbulnya penyakit ice-ice diduga mempengaruhi pertumbuhan rumput laut di Perairan Teluk Lampung.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat serta kekuatan yang diberikan oleh-Nya. Shalawat beriring salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kelautan pada Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya dengan judul “Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma spinosum dengan Perlakuan Asal Thallus dan Bobot Berbeda Menggunakan Metode Rakit Apung di Teluk Lampung, Provinsi Lampung.”.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berjasa membantu, mengarahkan dan membimbing penulis dari tahap perencanaan, pelaksanaan, penyusunan hingga pada tahap penyelesaian skripsi ini. Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi sebagai ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan skripsi ini baik dalam penyampaian, sistematika penulisan dan bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi terciptanya karya yang lebih baik dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Terimakasih.

Inderalaya, Maret 2018

(12)

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR GAMBAR ... v I. TINJAUAN PUSTAKA ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 3 1.3 Tujuan ... 5 1.4 Manfaat ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Deskripsi Rumput Laut ... 6

2.2 Biologi dan Ekologi Rumput Laut ... 7

2.2.1 Eucheuma Spinosum (Eucheuma Denticulatum) ... 9

2.3 Reproduksi Rumput Laut ... 10

2.4 Kondisi Lingkungan ... 11 2.4.1 Pemilihan Lokasi ... 11 2.4.2 Parameter Lingkungan ... 12 a. Arus ... 12 b. Kedalaman Perairan ... 13 c. Kecerahan Perairan ... 13 d. Suhu Perairan ... 13 e. pH Perairan ... 14 f. Salinitas ... 14

g. Nitrat dan Fosfat ... 14

h. Dasar Perairan ... 14 i. Oksigen Terlarut ... 15 2.4.3 Parameter Biologi ... 15 a. Hama ... 15 b. Penyakit ... 16 2.5 Teknik Budidaya ... 17 2.5.1 Metode Dasar ... 17

2.5.2 Teknik Lepas Dasar ... 17

2.5.3 Teknik Rakit Apung ... 17

2.5.4 Teknik Rawai ... 18

2.5.5 Teknik Jalur ... 18

III. METODOLOGI ... 19

3.1 Waktu dan Tempat ... 19

3.2 Alat dan Bahan ... 19

3.3 Metode Penelitian... 21

(13)

3.3.2 Metode Budidaya ... 21

a. Pembuatan Konstruksi Rakit Apung ... 21

b. Penanaman Bibit Eucheuma spinosum ... 24

3.4 Pengukuran ParameterPerairan ... 26

3.4.1 Suhu ... 26

3.4.2 Salinitas ... 26

3.4.3 Arah dan Kecepatan ... 26

3.4.4 pH ... 26 3.4.5 DO ... 26 3.4.6 Kecerahan ... 26 3.4.7 Nitrat ... 27 3.4.8 Fosfat ... 27 3.5 Teknik Pengamatan ... 28 3.6 Analisa Data ... 28 3.6.1 Pertumbuhan Harian ... 28 3.6.2 Pertumbuhan Mingguan ... 28 3.6.3 Pertumbuhan Mutlak ... 29

3.6.4 Rancang Acak Lengkap ... 29

3.6.5 Data Statistik Pertumbuhan Rumput Laut ... 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1 Kondisi umum perairan ... 31

4.2 Parameter Lingkungan ... 32 4.2.1 Suhu ... 32 4.2.2 Salinitas ... 33 4.2.3 Kecepatan Arus ... 33 4.2.4 Oksigen Terlarut ... 33 4.2.5 pH ... 34 4.2.6 Kecerahan ... 34 4.2.7 Kedalaman ... 35 4.2.8 Nitrat ... 35 4.2.9 Fosfat ... 36 4.3 Pertumbuhan Harian ... 36 4.4 Pertumbuhan Mingguan ... 39 4.5 Pertumbuhan Mutlak ... 44

4.6 Uji Normalitas Pertumbuhan Mutlak ... 45

4.6.1 Uji Anova Pertumbuhan Mutlak ... 46

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

5.1 Kesimpulan ... 50

5.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

(14)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang telah berkembang secara pesat dalam usaha budidaya rumput laut. Di samping diuntungkan dengan potensi lahan yang luas, kebutuhan akan rumput laut yang terus memperlihatkan peningkatan, baik di pasar domestik maupun pasar dunia, juga merupakan salah satu prospek untuk mengembangkan rumput laut di Indonesia. Beberapa negara tujuan ekspor rumput laut Indonesia diantaranya seperti, Cili, Spanyol, Perancis, Australia, Filipina, Amerika, Inggris Raya, Hongkong, Jepang, Cina dan negara lainnya di dunia (Kordi, 2011b).

Tercatat sekitar 555 jenis rumput laut di perairan Indonesia, diantaranya ada beberapa jenis rumput laut yang memiliki nilai ekonomis, beberapa diantaranya seperti Eucheuma sp, Gracilaria sp dan Gelidium. Lahan budidaya rumput laut di Indonesia dengan luas indikatif mencapai 769.452 ha, namun dari jumlah tersebut baru sekitar 50% atau seluas 384.733 ha saja yang efektif dimanfaatkan (Kemenperin, 2016).

Salah satu perairan di Indonesia yang memiliki potensi pengembangan budidaya rumput laut adalah di perairan Provinsi Lampung. Menurut Handayani (2017), Provinsi Lampung adalah salah satu daerah di Indonesia yang sangat strategis, berada di Pulau Sumatera bagian selatan yang terpisahkan dari Pulau Jawa oleh Selat Sunda. Teluk Lampung memiliki potensi perikanan maupun pariwisatanya, kegiatan budi daya perikanan dan pariwisata di wilayah ini berkembang dengan baik, salah satunya adalah budidaya rumput laut.

Salah satu rumput laut yang dapat dikembangkan di Teluk Lampung adalah Eucheuma spinosum. E.spinosum merupakan salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan pendapatan para petani ataupun nelayan serta dalam pemanfaatan lahan di wilayah pesisir pantai dan mempunyai nilai ekonomis penting karena memiliki kandungan karagenan yang banyak dimanfaatkan dalam industri makanan, kosmetik, farmasi serta industri lainnya seperti tekstil, kertas, fotografi, pasta dan pengalengan ikan (Abdan et al. 2013).

(15)

Menurut Surawiyati et al. (2014), dalam penelitiannya terhadap responden petani rumput laut di Desa Kutuh Kecamatan Kuta Selatan memperlihatkan bahwa petani memilih membudidayakan E.spinosum dikarenakan rumput laut jenis ini memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap penyakit ice-ice dibandingkan dengan rumput laut jenis Eucheuma cottonii.

Salah satu metode yang dimanfaatkan masyarakat untuk membudidayakan rumput laut adalah metode apung atau disebut juga floating method. Metode apung ini pada prinsipnya menggunakan media rakit sebagai media dasar untuk sarana budidayanya. Menurut Parenrengi et al. (2012), keuntungan dari metode rakit apung ini adalah dapat diterapkan pada kondisi perairan yang dalam dengan syarat masih terlindung dari gelombang yang besar sehingga pemilihan lokasi untuk metode rakit apung ini lebih fleksibel dibandingkan dengan metode lainnya. Selain itu, intensitas cahaya matahari lebih banyak serta pergerakan air di permukaan yang terus – menerus dapat memperbaharui kandungan unsur hara perairan sehingga proses fotosintesis dapat berjalan lebih baik.

Teknik budidaya rumput laut dengan metode rakit apung memperlihatkan pertumbuhan yang baik untuk digunakan dalam usaha budidaya rumput laut. Teknik budidaya dengan metode ini menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan metode budidaya lain yang biasa digunakan oleh petani pada umumnya (Abdullah, 2011 : Fitri et al. 2016 : Wijayanto et al. 2011).

Keberhasilan suatu budidaya rumput laut selain ditentukan oleh metode budidaya yang tepat adalah perlu memperhatikan kualitas lingkungan yang baik. Faktor lain yang mempengaruhinya yakni seperti pemilihan asal thallus dan bobot bibit yang tepat yang akan dipergunakan dalam budidaya rumput laut. Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu penelitian untuk dapat menentukan asal thallus dan bobot bibit yang tepat untuk dapat memaksimalkan hasil dari budidaya rumput laut yang baik.

Dalam proses budidaya diperlukan pemilihan asal thallus terbaik agar dapat menghasilkan produksi rumput laut yang maksimal. Mamang (2008) menyatakan bahwa pemilihan asal thallus yang berbeda dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dari bobot basah rumput laut, baik thallus yang berasal dari ujung, tengah dan pangkal thallus. Pada asumsinya dengan

(16)

menggunakan perlakuan asal thallus yang berbeda maka akan berdampak pada pertumbuhannya. Amaluddin (2017), pada penelitiannya memperlihatkan bahwa pemilihan asal thallus yang berbeda antara ujung dan tengah thallus berdampak pada produktivitas rumput laut.

Faktor lain selain metode budidaya serta penyiapan asal thallus yang tepat adalah faktor pemilihan berat bibit yang sesuai agar budidaya rumput laut menghasilkan hasil yang ideal. Menurut Ismail et al. (2015), pemahaman masyarakat yang kurang tentang berat bibit awal yang sesuai yang digunakan saat penanaman dapat menyebabkan produksi rumput laut berkurang sedangkan Sahabati et al. (2016), menyatakan bahwa pada penelitiannya ukuran berat awal rumput laut yang berbeda dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan rumput laut.

1.2 Perumusan Masalah

Rumput laut merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia yang memiliki nilai ekonomis dan dapat diandalkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Memiliki keuntungan sebagai tanaman laut yang mudah dibudidayakan serta modal yang tidak besar. Rumput laut memiliki kandungan yang bermanfaat untuk berbagai keperluan seperti untuk keperluan bahan pangan maupun bahan tambah pada produk industri, kedokteran dan kosmetik.

Sebagai langkah awal dalam pengembangan dari budidaya rumput laut yakni perlu dilakukannya suatu studi mengenai lokasi budidaya yang tepat, metode budidaya, serta penentuan asal thallus dan bobot bibit yang tepat. Pada umumnya masyarakat belum mengetahui pengaruh pemilihan asal thallus serta bobot bibit yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dari rumput laut.

Dalam penelitian ini diharapkan metode rakit apung serta pemilihan asal thallus dan bobot bibit rumput laut yang tepat dapat memberikan hasil produksi yang maksimal serta optimalisasi penggunaan metode rakit apung sehingga dapat menghemat ruang di suatu perairan, sehingga masyarakat dapat memperoleh informasi yang baru mengenai cara budidaya yang tepat.

(17)

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian Budidaya Rumput Laut

Eucheuma spinosum

Asal Thallus dan bobot awal rumput laut E. Spinosum yang tidak seragam

Lepas dasar Metode Rakit Long line

Asal Thallus Parameter lingkungan Bobot awal

Pangkal Ujung 150gr 100gr 50gr

Data

Analisa data

Asal Thallus dan bibit awal rumput laut E. spinosum optimum

: Di luar penelitian : Alur penelitian

(18)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis pengaruh parameter lingkungan terhadap pertumbuhan rumput laut Eucheuma spinosum dengan metode rakit apung di Teluk Lampung Provinsi Lampung.

2. Menghitung dan menganalisis pertumbuhan rumput laut E.spinosum berdasarkan asal thallus dengan metode rakit apung di Teluk Lampung Provinsi Lampung.

3. Menghitung dan menganalisis pertumbuhan bobot bibit awal rumput laut E.spinosum dengan metode rakit apung di Teluk Lampung Provinsi Lampung.

4. Menghitung dan menganalisis pertumbuhan rumput laut E.spinosum terbaik berdasarkan asal thallus dan bobot bibit awal dengan metode rakit apung di Teluk Lampung Provinsi Lampung.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai bobot bibit awal dari suatu asal thallus (ujung dan pangkal) E.spinosum yang tepat dengan menggunakan metode rakit apung sehingga dapat meningkatkan kualitas produksi rumput laut basah.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Abdan, Rahman A dan Ruslaini. 2013. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Karagenan Rumput Laut (Eucheuma spinosum) Menggunakan Metode Long Line. Jurnal Mina Laut Indonesia. Vol.3 (12) Hal. 113-123, ISSN : 2303-3959.

Abdullah AA. 2011. Teknik Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) dengan Metode Rakit Apung di Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol.3 (1). Sumenep : Sentra Rumput Laut Sittram.

Alamsjah MA, Ayuningtiaz NO dan Subekti S. 2010. Pengaruh Lama Penyinaran Terhadap Pertumbuhan dan Klorofil a Gracilaria verrucosa pada Sistem Budidaya Indoor. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol.2 (1).

Aldoni M. 2011. Laju Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma cottoni dengan Metode Rak Bertingkat di Perairan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. [Skripsi]. Indralaya : Universitas Sriwijaya.

Alifatri LO. 2012. Laju Pertumbuhan dan Kandungan Agar Gracilaria verrucosa dengan Perlakuan Bobot Bibit terhadap Jarak Tanam di Tambak Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya Karawang, Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Amaluddin. 2017. Pengaruh Asal Thallus Terhadap Produktivitas Eucheuma cottoni dan Eucheuma spinosum di Perairan Desa Sombano Kaledupa Kabupaten Wakatobi. [Skripsi]. Kendari : Universitas Halu Oleo.

Anggadiredja JT, Zatnika A, Purwoto H dan Istini S. 2006. Rumpu Laut : Pembudidaya, Pengolahan dan Pemasaran Komoditas Perikanan Potensial. Jakarta : PS.

Arisandi A, Farid A, Wahyuni EA dan Rokhmaniati. 2013. Dampak Infeksi Ice-ice dan Epifit terhadap Pertumbuhan Eucheuma cottonii. Jurnal Ilmu Kelautan. Vol. 18 (1) : 1-6. ISSN 0853-7291.

Arisandi A, Marsoedi, Nursyam N dan Sartimbul A. 2011. Kecepatan dan Persentase Infeksi Penyakit Ice-ice pada Kappaphycus alvarezii di Perairan Bluto Sumenep. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan.Vol.3 (1).

Ariyati RW, Widowati LL dan Rejeki. 2016. Performa Produksi Rumput Laut Euchema cottonii yang di Budidayakan Menggunakan Metode Long-line Vertikal dan Horisontal. Prosiding Seminar Nasional Tahunan Ke-V Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan.

(20)

Asni A. 2015. Analisis Produksi Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) Berdasarkan Musim dan Jarak Lokasi Budidaya di Perairan Kabupaten Bantaeng . Jurnal Akuatik. Vol. 6 (2). ISSN 0853-2532.

Dewi KT, Adhirana I, Priohandono YA, Gustiantini L dan Novico F. 2016. Ostracoda Sebagai Indikator Perubahan Lingkungan Perairan Sekitar PLTU Tarahan, Teluk Lampung, Sumatera. Jurnal Geologi Kelautan. Vol. 4 (1).

Farnani YH, Cokrowati N dan Farida N. 2013. Pengaruh kedalaman Tanam terhadap Pertumbuhan Eucheuma spinosum pada Budidaya dengan Metode Rawai. Jurnal Keluatan. Vol. 16 (1). ISSN : 1907-19931.

Fatmawati PI dan Wahyudi D. 2015. Potensi Rumput Laut di Kabupaten Sumenep. Jurnal Cemara. Vol.12 (1), ISSN : 2087-3484.

Fitri AR, Isdiantoni dan Ekawati. 2016. Kelayakan Finansial Budidaya Rumput Laut (seaweed) Metode Rakit Apung di Desa Talango Kecamatan Talango Kabupaten Sumenep. Jurnal Berkala Ilmiah Agridevina. Vol. 5 (2). ISSN : 2301-8607.

Formosa. 2007. Morphology and taxonomy introduction. http://formosa.ntm. gov.tw/seaweeds/english/b/b1_01.asp. [11 April 2017].

Gundo C, Soemarno, Arfiati D, Harahap N dan Kaunang. 2011. Analisis Parameter Oseanografi di Lokasi Pengembangan Eucheuma spinosum Pulau Nain Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Ilmu Kelautan. Vol.16 (4) : 193-198. ISSN 0853-7291

Hanafiah KA. 1991. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rajawali Pers.

Handayani, T. 2017. Potensi Makroalga di Paparan Terumbu Karang Perairan Teluk Lampung. Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. Vol.2 (1), ISSN : 0125-9830.

Harahap F. 2010. Budidaya Rumput Laut dengan Spora dan Kultur Jaringan untuk Peningkatan Pendapatan Keluarga. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 16 (62). ISSN : 0852-2715.

Hasnawi, Makmur, Paena M dan Mustafa A. 2013. Analisis Kesesuaian Lahan Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) di Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Ris. Akuakultur. Vol. 8 (3). Hendri M, Rozirwan, Apri R dan Handayani Y. 2018. Gracilaria sp Seaweed

Cultivation with Net Floating Method in Traditional Shrimp Pond in the Dungun River of Marga Sungsang Village of Banyuasin District, South Sumatera. International Journal of Marine Science. Vol.8 (1) : 1-11.

(21)

Hernanto AD, Rejeki S dan Ariyati. 2015. Pertumbuhan Budidaya Rumput Laut (Eucheuma cottoni Dan Gracilaria sp.) dengan Metode Long line di Perairan Pantai Bulu Jepara. Journal of Aquaculture Management and Technology. Vol.4 (2) : 60-66.

Hung DL, Hori K, Nang HQ dan Kha T. Seasonal changes in growth rate, c arrageenan yield and lectin content in the red alga Kappaphycus alvarezii cultivated in Camranh Bay, Vietnam. Journal of Applied Phycology.21(3) : 265-272.

Indriani H dan Sumiarsih E. 1991. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Rumput Laut. Jakarta : PS.

Irawati, Badraeni, Abustang dan Tuwo A. Pengaruh Perbedaan Bobot Tallus Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Strain Coklat yang Dikayakan. Jurnal Rumput Laut Indonesia. Vol.1 (2) : 82-87. ISSN : 2548-4494.

Ismail A, Tuiyo R dan Mulis. 2015. Pengaruh Berat Bibit Awal Berbeda terhadap Pertumbuhan Kappaphycus alvarezii di Perairan Teluk Tomini. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol.3 (4).

Juneidi W. 2004. Rumput Laut, Jenis dan Morfologinya. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Kartikasari F, Jaelani LM dan Winarso G. 2016. Analisis Sebaran Konsentrasi Suhu Permukaan Laut dan pH untuk Pembuatan Peta Lokasi Budidaya Kerapu Bebek Menggunakan Citra Satelit Landsat -8 (Studi Kasus: Teluk Lampung, Lampung). Jurnal Teknik. Vol.5 (2). ISSN : 2337-3539.

Kasim M. 2016. Makro alga. Jakarta : Penebar Swadaya.

Kemdikbud. 2017. Rumah Belajar Belajar Untuk Semua. https//:belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=12&id materi=146&lvl1=5&lvl2=2&lvl3=0&kl=7. [11 April 2017].

Kemenperin. 2016. Rumput Laut. http://agro.kemenperin.go.id. [20 Januari 2017]. Kordi MGH. 2011. Marikultur, Prinsip dan Praktik Budidaya Laut. Yogyakarta

: Lily Publisher.

Kordi MGH. 2011b. Kiat Sukses Budidaya Rumput Laut di Laut dan Tambak. Yogyakarta : Lily Publisher.

Mamang N. 2008. Laju Pertumbuhan Bibit Rumput Laut Eucheuma Cottoni dengan Perlakuan Asal Thallus terhadap Bobot Bibit di Perairan Lakeba, Kota Bau-bau, Sulawesi Tenggara [Skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

(22)

Nafed K. 2011. Rumput Laut dan Produk Turunannya : Tarakan Legalkan Budidaya Rumput Laut : Petani Tolitoli Olah Rumput Laut Jadi Dodol. Jakarta : Warta Ekspor.

Neksidin, Pangerang UK dan Emiyarti. 2013. Studi Kualitas Air untuk Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) di Perairan Teluk Kolono Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal Mina Laut Indonesia. Vol.03 (12) : 147-155. ISSN : 2303-3959.

Parenrengi A, Rachmansyah dan Suryati, E. 2012. Budidaya Rumput Laut Penghasil Karaginan (Karaginofit). Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Pariwono JI. 1999. Kondisi Oseanografi Perairan Pesisir Teluk Lampung. Jakarta : Proyek Pesisir Publication, Technical Report (TE – 99/12-I) Coastal Resources Center, University of Rhode Island.

Pongarrang D, Rahman A dan Iba W. 2013. Pengaruh Jarak Tanam dan Bobot Bibit Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) Menggunakan Metode Vertikultur. Jurnal Mina Laut Indonesia. Vol.3, (12) : 94-112, ISSN 2303-3959.

Pong-masak PR dan Sarira NH. 2015. Teknologi Budidaya Rumput Laut dengan Metode Vertikultur. Boalemo : Loka Penelitian dan Pengembangan Budidaya Rumput Laut.

Pratiwi R. 2010. Asosiasi Krustasea di Ekosistem Padang Lamun Perairan Teluk Lampung. Jurnal Ilmu Kelautan. Vol.15 (2) : 66-76. ISSN 0853-7291. Rudiyanti S dan Ekasari AD. 2009. Pertumbuhan dan Survival Rate Ikan Mas

(Cyprinus carpio Linn) pada Berbagai Konsentrasi Pestisida Regent 0,3 G. Jurnal Saintek Perikanan. Vol. 5 (1) : 39-47.

Sahat HJ. 2013. Rumput Laut Indonesia. Jakarta : Warta Ekspor.

Sahabati S, Mudeng JD dan Mondoringin LLJJ. 2016. Pertumbuhan Rumput Laut Kappaphycus alvarezii yang dibudidayakan dalam Kantong Jaring dengan Berat Awal Berbeda di Teluk Talengen Kepulauan Sangihe. Jurnal Budidaya Peraian. Vol.4 (3) : 16-21.

Saifullah dan Haryati S. 2014. Identifikasi Jenis Rumput Laut dari Perairan Pulo Merak Cilegon Banten. Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan. Vol. 3 (1) : 31-35, ISSN 2302-6308.

Samad F. 2011. Analisis Kesesuaian Lahan Budidaya Rumput Laut Menggunakan Penginderaan Jauh dan SIG di Taman Nasional Karimunjawa. [Skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

(23)

Santoso L dan Nugraha YT. 2008. Pengendalian Penyakit Ice-ice untuk Meningkatkan Produksi Rumput Laut Indonesia. Jurnal Saintek Perikanan. Vol.3 (8) : 37-43

Sapitri RA, Cokrowati N dan Rusman. 2016. Pertumbuhan Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Hasl Kultur Jaringan Pada Jarak Tanam Yang Berbeda. Depik. 5 (1): 12-18.

Sediadi A dan Budihardjo U. 2000. Rumput Laut Komoditas Unggulan. Jakarta : PT. Gramedia.

Setyobudiandi I, Soekendarsi E, Juariah U, Bahtiar dan Hari H. 2009. Rumput Laut Indonesia Jenis dan Upaya Pemanfaatannya. Kendari : Unhalu Press.

SNI. 2010. Produksi rumput laut Eucheuma cottonii – Bagian 2 : Metode Long-line.

Soenardjo N. 2011. Aplikasi Budidaya Rumput Laut Eucheuma cottonii (Weber Van Bosse) Dengan Metode Jaring Lepas Dasar (Net Bag) Modal Cidaun. Buletin Oseanografi Marina. 1: 36-44.

Susilowati T, Rejeki S, Dewi EN dan Zulfitriani. 2012. Pengaruh Kedalaman terhadap Pertumbuhan Rumput Laut (Eucheuma cottonii) yang dibudidayakan dengan Metode Longline di Pantai Mlonggo, Kabupaten Jepara. Jurnal Saintek Perikanan. Vol. 8 (1).

Susanto AB. 2005. Metode Lepas Dasar dengan Model Cidaun pada Budidaya Eucheuma spinosum (Linnaeus) Agardh. Jurnal Ilmu Kelautan. Vol. 10 (3) : 158-164, ISSN 0853-7291.

Suwariyati NWE, Susrusa IKB dan Rantau IK. 2014. Perbedaan Pendapatan Usahatani Rumput Laut Eucheuma spinosum dan Eucheuma cottonii di Desa Kutuh Kecamatan Kuta Selatan. Jurnal Agribisnis dan Agrowisata. Vol.3 (1) ISSN : 2301-6523.

Verawati. 2016. Analisis Kualitas Air Laut di Teluk Lampung. [Tesis]. Lampung : Universitas Lampung.

Wantasen AS dan Tamrin. 2012. Analisis Kelayakan Lokasi Budidaya Rumput Laut di Perairan Teluk Dodinga Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis. Vol. 8 (1).

Widyastuti S. 2010. Sifat Fisik dan Kimiawi Karagenan yang Diekstrak dari Rumput Laut Eucheuma cottonii dan E. Spinosum pada Umur Panen yang Berbeda. Jurnal Agroteksos. Vol. 20 (1).

(24)

Wijayanto T. 2010. Studi Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma cottonii dengan Berbagai Metode Penanaman yang berbeda di Perairan Kalianda, Lampung Selatan. [Skripsi]. Indralaya : Universitas Sriwijaya.

Wijayanto T, Hendri M dan Aryawati R. 2011. Studi Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma cottonii dengan Berbagai Metode Penanaman yang berbeda di Perairan Kalianda, Lampung Selatan. Jurnal Maspari. Vol.3 : 51-57. WWF. 2014. Budidaya Rumput Laut : Cottonii (Kappaphycus alvarezii), Sacol

(Kappaphycus striatum), dan spinosum (Eucheuma denticulatum). Jakarta : WWF Indonesia.

Gambar

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian  Budidaya Rumput Laut

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, perhitungan manfaat (benefit) merupakan faktor vital dalam memutuskan suatu rencana pembangunan atau pengembangan suatu proyek, dalam penelitian ini akan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan oleh sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: bahwa

yang berkaitan dengan kuantitas produk tertentu agar mereka mendapatkan harga master dealer (bukan harga konsumen di pasaran). Master dealer ini biasanya memiliki beberapa

Abstrak : Penyegaran udara merupakan usaha untuk memberikan kenyamanan dan kesegaran kerja , oleh karena itu terutama didaerah beriklim tropis penyegaran udara merupakan

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan Bank Sampah memberi dampak sebagai pemberdaya masyarakat untuk kesejahteraan dalam pengelolaan sampah, seperti lingkungan

Penelitian ini bertujuan: 1) meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi hidrokarbon menggunakan penerapan model pembelajaran problem solving berbantuan animasi

Pada bahasan ini akan di paparkan hasil dari pegujian pengenalan rambu lalu lintas menggunakan konfigurasi wavelet Gabor dengan 8 orientasi 4 skala yang diterapkan pada

Dalam penyusunan Rencana Strategis Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Sulawesi Tengah (Renstra BP PAUD dan Dikmas) Sulawesi Tengah