• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI STOK DARAH DAN AGENDA DONOR DARAH DI PALANG MERAH INDONESIA KABUPATEN SLEMAN BERBASIS WEB NASKAH PUBLIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM INFORMASI STOK DARAH DAN AGENDA DONOR DARAH DI PALANG MERAH INDONESIA KABUPATEN SLEMAN BERBASIS WEB NASKAH PUBLIKASI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI STOK DARAH DAN AGENDA DONOR DARAH

DI PALANG MERAH INDONESIA KABUPATEN SLEMAN

BERBASIS WEB

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

Muhammad Ainun Fitrah

12.11.6051

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2016

(2)
(3)

1

SISTEM INFORMASI STOK DARAH DAN AGENDA DONOR DARAH

DI PALANG MERAH INDONESIA KABUPATEN SLEMAN

BERBASIS WEB

Muhammad Ainun Fitrah

1)

, Dony Ariyus

2)

,

1)

Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta

2)

Sistem Informasi

STMIK AMIKOM Yogyakarta

Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283

Email : muhammad.fitrah@students.amikom.ac.id1), dony.a@amikom.ac.id2)

Abstract - Indonesian Red Cross (PMI) is a national organization engaged in humanitarian, one of the activities that organizes blood donation. In PMI Sleman, Blood Donor Unit (UDD) has a problem in managing and conveying information about blood donation, such as data management and agenda stock blood donor activities, where such information needs to be known by the general public. In addition, the community or the Family Blood Donor (KDD) also experienced difficulties in cooperation with the UDD peyelenggaraan blood donors PMI Sleman. Blood Donor information system provides a solution for the performance conducted in UDD PMI Sleman easier walking. This app has the feature of monitoring the development of blood donation that serves to facilitate head UDD in monitoring the activities of blood donors. Based on the results of research and after testing the Blood Donor Information System in UDD PMI Sleman, the conclusions drawn are easier for officers UDD convey blood donor information and makes it easy for officers to manage the data of blood donors as well as facilitate the UDD head in monitoring the activities of donor blood.

Keywords - Information System, Blood Donor, Monitoring

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi nasional yang bergerak dibidang kemanusiaan. PMI memiliki beberapa tugas pokok, salah satunya yaitu menyelenggarakan donor darah. Di Kabupaten Sleman Kantor Palang Merah Indonesia beralamat di jalan Rajimin, Sucen, Triharjo, Sleman.

Kabupaten Sleman terdiri dari 17 kecamatan dengan jumlah penduduk 1.114.833 jiwa, data pada bulan mei sampai dengan bulan agustus jumlah penduduk yang mendonasikan darahnya sebanyak 7.355. Dari total jumlah penduduk tersebut membuktikan masih banyaknya masyarakat yang kurang minat mendonorkan darah. Pihak Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia Kabupaten Sleman ingin selalu meningkatkan kualitas

pelayanan terhadap pendonor. Hal ini perlu dilakukan karena masyarakat seringkali tidak mengetahui tempat penyelenggaraan atau agenda donor darah, informasi stok darah yang tersedia dan tata cara menyelenggarakan donor darah dengan meminta bantuan PMI. Sehingga beberapa hal tersebut mengakibatkan kurang minat masyarakat untuk mendonorkan darahnya secara sukarela di UDD PMI Kabupaten Sleman, ketika stok darah yang tersedia di UDD PMI Kabupaten Sleman mengalami kekosongan, masyarakat yang sedang membutuhkan darah harus menyediakan donor pengganti. Donor darah pengganti adalah orang yang mendonorkan darahnya untuk diberikan kepada penerima darah yang telah diketahui identitasnya. Kondisi demikian akan menemui permasalahan ketika seorang donor pengganti yang diajukan tidak memenuhi syarat untuk melakukan donor darah.

Selain itu, ketika akan menyelenggarakan agenda donor darah dengan bantuan PMI. Keluarga donor darah (KDD) atau instansi lain harus datang langsung ke PMI atau menghubungi PMI melalui telepon, yang mungkin saja agenda di UDD PMI Kabupaten Sleman telah penuh.

Dengan membangun sebuah sistem informasi stok darah dan agenda donor darah di Palang Merah Indonesia Kabupaten Sleman Berbasis Web. Sehingga akan lebih memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi stok darah dan memudahkan masyarakat dalam menjalin kerjasama dengan UDD PMI Kabupaten Sleman.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka perlu dirumuskan suatu masalah pada penelitian ini adalah:

Bagaimana membuat dan merancang “Sistem Informasi Stok Darah dan Agenda Donor Darah di PMI Kabupaten Sleman Berbasis Web” yang dapat memberikan informasi stok darah dan agenda donor darah yang diselenggarakan oleh PMI Kabupaten Sleman.

(4)

2

1.3 Metode Penelitian

Untuk mempermudah dalam proses penelitian, penulis membagi metode penelitian menjadi beberapa bagian dalam pengolahan data dan informasi yang digunakan untuk penyusunan skripsi ini antara lain.

1.3.1 Metode Pengumpulan Data

Metode-metode pengumpulan data yang digunakan dalam pembuatan sistem ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Literatur

Teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literature, jurnal, paper dan baca-bacaan yang ada kaitannya dengan pembangunan sistem informasi.

2. Metode Observasi

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia Kabupaten Sleman.

3. Metode Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan bapak Suraji selaku staf rekrutmen yang dapat memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan.

1.3.2 Metode Pembuatan Perangkat Lunak

Tahapan pembuatan perangkat lunak yang mendasari pembuatan sistem informasi ini adalah model waterfall. Tahapan-tahapan yang terdapat dalam model waterfall tersebut adalah sebagai berikut:

1. Rekayasa Sistem merupakan tahap untuk menetapkan berbagai kebutuhan dari semua elemen yang diperlukan sistem dan mengalokasikan kedalam pembentukan perangkat lunak.

2. Analisis, merupakan tahap menganalisis hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek pembuatan perangkat lunak.

3. Design merupakan tahap perancangan antar muka dari hasil analisis kedalam bentuk yang mudah dimengerti oleh user.

4. Coding merupakan tahap penerjemahan data atau pemecahan masalah yang telah dirancang kedalam bahasa pemrograman tertentu.

5. Testing merupakan tahap pengujian terhadap perangkat lunak yang dibangun apakah sudah sesuai dengan kebutuhan atau keinginan konsumen.

6. Maintenance merupakan tahap akhir dimana suatu perangkat lunak yang sudah selesai dapat mengalami perubahan-perubahan, penambahan, atau perbaikan sesuai permintaan user.

2. Landasan Teori

2.1 Definisi Sistem, Informasi, Sistem Informasi

Sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang saling terkait dan bekerja sama untuk memproses masukan (input) yang ditujukan kepada sistem tersebut dan mengolah masukkan tersebut sampai menghasilkan keluaran (output) yang diinginkan.[1]

2.1.1 Definisi Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan dapat di mengerti oleh yang menerimanya. Bruch dan Gary Grundnifshi mendefinisikan bahwa informasi adalah data yang diletakkan dalam konteks yang lebih berguna dan dapat dimengerti secara komunikatif kepada penerima untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.[2]

2.1.2 Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan transaksi harian, mendukung operasi bersifat manajerial dan kegiatan startegi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.[3]

2.2 Karakteristik Sistem Informasi

Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, maka perlu membedakan unsur-unsur dari sistem yang membentuk. Berikut adalah karakteristik sistem yang membedakan suatu sistem dengan sistem lainnya.[4]

1. Komponen-komponen (components), merupakan suatu sistem yang terdiri dari sejumlah komponen atau elemen-elemen yang saling berinteraksi membentuk sebuah kesatuan. 2. Batas sistem (boundary), Batasan sistem

merupakan penggambaran ruang lingkup dari sistem tersebut. Sehingga dapat membentuk sebuah kesatuan.

3. Lingkungan luar sistem (environments) adalah segala sesuatu diluar batas sistem tersebut yang memberikan pengaruh terhadap sistem tersebut. 4. Penghubung (interface) merupakan media

penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.

5. Masukan (input) merupakan sumber daya yang dimasukkan kedalam sistem, sumber daya tersebut bisa berupa data, bahan baku, energi, dan peralatan yang akan dikonsumsi dan dimanipulasi oleh suatu sistem.

6. Keluaran (output) adalah hasil dari proses yang terjadi didalam suatu sistem, hasil ini bisa berupa sesuatu yang bermanfaat seperti informasi, laporan, dokumen, tampilan layar

(5)

3

computer, dan barang jadi yang bisa dimanfaatkan oleh lingkungan sekitar, ada juga keluaran (output) yang tidak bisa digunakan oleh lingkungan sekitar atau disebut dengan sisa pembuangan. Suatu keluaran (output) dari suatu sistem bisa menjadi input bagi sistem yang lebih besar atau supra system.

7. Pengolahan (procces) merupakan suatu bagian dari suatu sistem yang akan mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output), bagian ini biasa disebut sebagai bagian inti dari suatu sistem.

2.2.1 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi berbasis komputer dalam suatu organisasi terdiri dari dari komponen-komponen sebagai berikut:

1. Perangkat keras (Hardware) merupakan komponen untuk melengkapi kegiatan memasukkan data, memproses data, dan keluaran data seperti komputer dan printer. 2. Perangkat lunak (Software) merupakan program

dan intruksi untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas yang harus dilakukannya. 3. Basis data (Database) merupakan kumpulan

data dan informasi yang diorganisasikan sedemikian rupa. Sehingga mudah diakses pengguna sistem informasi.

4. Manusia (Human) merupakan personel dari sistem informasi yang meliputi manajer, analisis, programmer, dan operator, serta teknisi yang bertanggung jawab terhadap perawatan sistem.

2.3 Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem adalah daur dari suatu perkembangan sistem informasi mulai dari konsepsi yang berwujud gagasan, proses pengembangannya, hingga implementasi dan pengoperasiannya.[4]

2.3.1 Tahapan Analisis Sistem

Tahapan analisis adalah tahapan dimana sistem yang sedang berjalan dipelajari dengan tujuan untuk memperoleh petunjuk mengenai berbagai kemungkinan perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan sistem itu sendiri. Pada tahap ini, permasalahan yang ada dianalisis menggunakan tiga analisis yaitu:

1. Analisis kelemahan sistem lama

Untuk mengidentifikasi masalah harus dilakukan analisis terhadap sistem lama yaitu dengan metode PIECES (Performance, information, Economy, Control, Eficiency, dan Service).

2. Analisis Kebutuhan Sistem

Analisis kebutuhan menguraikan sistem yang baru seharusnya dapat berjalan berdasarkan dari analisis kelemahan sistem. Dengan adanya sistem yang baru diharapkan mampu mengatasi kelemahan-kelemahan sistem yang lama. 3. Analisis Kelayakan Sistem

Analisis kelayakan sistem merupakan proses yang mempelajari atau menganalisis permasalahan yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan akhir yang akan dicapai.

2.4 Jenis Darah ABO dan Rhesus

Jenis darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membrane sel darah merah. Dua jenis darah yang paling penting adalah jenis ABO dan

Rhesus (factor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal

sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai.

2.4.1 ABO

Jenis darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibody yang terkandung dalam darahnya

a. Individu dengan jenis darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan jenis darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan jenis darah A-negatif atau O-negatif.

b. Individu dengan jenis darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibody terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan jenis darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah B-negatif atau O-negatif.

c. Individu dengan jenis darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibody terhadap antigen A maupun B. sehingga, orang dengan jenis darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan jenis darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan jenis darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesame AB-positif. d. Individu dengan jenis darah O memiliki sel

darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibody terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan jenis darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan jenis darah ABO

(6)

4

apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan jenis darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesame O-negatif.

2.4.2 Rhesus

Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki jenis darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan jenis ABO.

2.4.3 Komponen Darah

Setelah darah digolongkan berdasarkan jenisnya maka dari tiap jenis tersebut digolongkan lagi menjadi komponen darah, yaitu :

1. Whole Blood (WB) adalah darah lengkap dengan berbagai komponen darah lain yang dipisah. WB mampu bertahan pada suhu 4oC s/d 6oC dengan waktu penyimpanan

selama 30 hari.

2. Packed Red Cells (PRC) adalah sel darah merah yang merupakan jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen kejaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. PRC mampu bertahan pada suhu 4oC s/d 6oC dengan waktu penyimpanan

selama 30 hari.

3. Fresh Frozen Plasma (FFP) merupakan bagian cair dari darah manusia yang telah dibekukkan dan diawetkan setelah donor darah dan akan digunakan untuk transfuse darah. FFP dan Cryo mampu bertahan pada suhu -30oC dengan waktu penyimpanan

selama 1 tahun.

4. Thrombocyte Concentrate (TC) Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit, dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar. TC mampu bertahan pada suhu 22oC dengan

waktu penyimpanan selama 5 hari.

3. Analisis dan Perancangan Sistem 3.1 Latar Belakang PMI Kabupaten Sleman

PMI Kabupaten Sleman adalah salah satu PMI di Indonesia yang berdiri pada tahun 1995 sesuai dengan SK PMI PUSAT dan pada tahun 2009 PMI telah memiliki gedung baru. Sehingga semua kegiatan

menjadi satu di markas PMI. PMI Kabupaten Sleman saat ini mampu melayani lebih dari 20 RS/RB/KLINIK bersalin diwilayah Kabupaten Sleman. PMI mampu memproduksi darah rata-rata 417 kantong / bulan, melakukan kegiatan perekrutan DDS (Donor Darah Sukarela Tetap) dan melakukan kegiatan mobilling unit rata-rata 12 kali / bulan. Adapun tujuan dari PMI Kabupaten Sleman adalah meringankan penderita sesama manusia apapun sebabnya dengan tidak membedakan agama, bangsa, suku, warna kulit, jenis kelamin, bahasa.

3.2 Analisis Kelemahan Sistem

Tabel 1 Hasil analisis PIECES pada UDD PMI Kabupaten Sleman

Jenis

Analisis Sistem Lama Sistem Baru

Kinerja Sistem pemesanan agenda donor darah via telepon dan pencatatan.

Sistem baru

melayani pemesanan agenda donor darah secara terkomputerisasi. Informasi Penyampaian informasi menggunakan teknologi sms gateway dan hanya terbatas kepada masyarakat yang nomornya telah terdaftar di PMI.

Sistem baru mampu memberikan informasi yang lengkap dan meningkatkan kecepatan dalam pemrosesan informasi.

Ekonomi PMI perlu mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk pembelian peralatan tulis dan buku dalam jangka waktu yang panjang.

Sistem yang baru mampu

meminimalkan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian peralatan tulis dan buku, karena pencatatan dilakukan secara terkomputerisasi. Pengedalian Kurangnya keamanan terhadap data pembukuan agenda donor darah yang berpotensi menjadi hilang atau rusak, sehingga dapat menimbulkan data manipulasi yang dilakukan oleh petugas.

Sistem baru berbasis web dapat

menyimpan data agenda secara komputerisasi dan dapat meminimalisir data yang hilang atau rusak, sehingga pengedalian intern akan lebih maksimal.

(7)

5 Efisiensi pemborosan dalam hal keuangan yaitu biaya pembukuan dalam jangka waktu yang panjang seperti pembelian peralatan tulis dan buku agenda

Penggunaan web dapat mengurangi pemborosan kas karena pencatatan dan pelaporan telah terkomputerisasi di dalam database web secara akurat. Pelayanan Pelayanan pemesanan agenda donor darah dilakukan sekarang ini hanya bisa dilayani pada saat jam kerja.

Dalam sistem baru pelayanan

pemesanan agenda donor darah dilakukan secara 24 jam dan akan diverifikasi selama jam kerja dengan koneksi internet. Sehingga memudahkan KDD dan Instansi bekerjasama dengan PMI.

3.3 Analisis Kebutuhan Sistem 3.3.1 Kebutuhan Fungsional Admin

a. Mampu mengolah data stok darah

b. Mampu mengolah data agenda donor darah c. Mampu mengelola data verifikasi agenda donor

darah

d. Mampu mengelola data testimony

e. Mampu mengelola halaman depan dan halaman about

f. Mampu mengelola data laporan agenda donor darah

g. Dapat mengakses admin page

3.3.2 Kebutuhan Fungsional Pengunjung

a. Dapat melihat homepage

b. Dapat melakukan pemesanan agenda donor darah

3.3.3 Kebutuhan Perangkat Keras

Processor : Intel (R) Core(TM)2 Duo CPU T6570 @ 2.10GHz(2 CPUs), ~2.1GHz Monitor : 16 inch

VGA : INTEL int GMA 4500M Warranty 24months

Harddisk : 500GB

RAM : 2GB

Internet : Speedy 512 MB

3.3.4 Kebutuhan Perangkat Lunak

a. Windows 7 sebagai sistem operasi b. Google Chrome sebagai web browser c. Sublime Text 3 sebagai web editor

d. XAMPP 3.2.1 sebagai software paket yang sudah terintegrasi dengan MySQL sebagai database server dan Apache sebagai server.

e. PHP versi 5.3.6

3.4 Perancangan Sistem 3.4.3 DFD Level 0

Gambar 1 DFD Level 0 3.4.3 Perancangan Antar Tabel

Gambar 2 Rancangan Antar Tabel

4. Implementasi dan Pembahasan 4.1 Implementasi Interface

Implementasi interface adalah penerapan tampilan yang berdasarkan desain yang telah dirancang sebelumnya yang dapat dilihat dari sisi pengguna aplikasi.

(8)

6

Gambar 3 Halaman Utama Admin

2. Halaman Home

Gambar 4 Halaman Home 4.2 BlackBox Testing

Black box testing adalah tahap pengujian yang berfokus pada fungsi perangkat lunak dan cara beroperasinya, apakah interface sudah bisa berjalan dengan baik atau belum. Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dalam hal fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam akses database, kesalahan kinerja sistem.

5. Penutup 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang didapat dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini serta setelah disesuaikan dengan tujuannya, maka diperoleh kesimpulan bahwa Sistem Informasi Stok Darah dan Agenda Donor darah yang diimplementasikan ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem informasi stok darah dan agenda donor darah ini memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi mengenai stok darah dan agenda donor darah yang tersedia secara up to date.

2. Sistem informasi stok darah dan agenda donor darah ini dapat memberikan kemudahan kepada Keluarga Donor Darah (KDD) atau intansi dalam melakukan proses kerjasama secara online dengan UDD PMI Kabupaten Sleman.

5.2 Saran

Sistem Informasi Donor Darah di UDD PMI Kabupaten Sleman ini masi jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan . oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan dan penyempurnaan lebih lanjut seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat ini. Adapun saran agar sistem informasi lebih baik lagi yaitu berikut ini:

a. Fitur monitoring untuk kepala UDD Sebagai fitur Sistem Pendukung Keputusan atau Sistem Peramalan untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan UDD PMI Kabupaten Sleman kedepannya.

b. Sistem informasi Donor Darah yang ada, dapat dikembangkan dengan memperluas cakup kerja yang dikelola, jadi tidak hanya pada bagian rekrutmen saja, tetapi dikembangkan sampai Bidang Distribusi.

Daftar Pustaka

[1] J. HM, Analisis dan Desain Sistem Informasi : pendekatan terstruktur teori dan praktik aplikasi bisnis. Penerbit Andi, 2005.

[2] Grudnitski, Information Systems Theory and Practice. New York: John Wiley and Sons, 1986. [3] A. Kadir, Pengenalan Sistem Informasi. ANDI,

2003.

[4] H. Al Fatta, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan bersaing perusahaan & Organisasi Modern. Yogyakarta: Andi, 2007.

Biodata Penulis

Muhammad Ainun Fitrah, memperoleh gelar Sarjana

Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2016.

Dony Ariyus, M.kom, memperoleh gelar Magister Ilmu

Komputer (M.Kom) UGM Yogyakarta tahun 2010. Saat ini menjadi Dosen tetap di STMIK AMIKOM Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1 Hasil analisis PIECES pada UDD  PMI Kabupaten Sleman
Gambar 1 DFD Level 0  3.4.3 Perancangan Antar Tabel
Gambar 4 Halaman Home  4.2  BlackBox Testing

Referensi

Dokumen terkait

Antara ilmu lain yang saya dapat hasil daripada latihan industri ini adalah membaikpuih mesin pencetak, komputer, belajar cara menguasal fungsi dan kawalan kamera DSLR, menulis bil

Tulisan ini memaparkan status kontaminasi aflatoxin dan infeksi jamur Aspergillus flavus pada beragam mata rantai perdagangan, faktor-faktor yang mempengaruhi atau memicu

Pada aplikasi PMI, petugas menekan tombol scan QR donor untuk memindai QR dari detail transaksi donor, jika QR sesuai maka status dari transaksi akan berubah menjadi telah

Total regulatory adjustments to Tier 2 capital Jumlah faktor pengurang (regula- tory adjustment) Modal Pelengkap

Juara III terbaik Putra & Putri adalah Regu yang memiliki jumlah akumulasi nilai tertinggi ketiga8. Harapan I terbaik Putra & Putri adalah regu yang memiliki jumlah

Video mapping, atau juga dikenal sebagai projection mapping , dapat menguatkan makna dan nilai budaya suatu kesenian tari tradisional karena media ini menggunakan

Prevalensi parasit Trichodina sp, yang menginfeksi kulit dan insang benih ikan mas ( Cyprinus carpio) yang ada di BPBIAT yang ada di dua kolam pengambilan

Reinforcer aktivitas dan Reinforcer simbolik. Model pembelajaran punishment hal yang diterapkan adalah: teori hukuman preventif dan represif. 2) Dampak positif dan negatif dari