• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghubungkan antara si komunikator dengan si komunikan untuk lebih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghubungkan antara si komunikator dengan si komunikan untuk lebih"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

12

2.1 Komunikasi Massa

2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa

Didalam proses komunikasi adanya penggunaan suatu media yang

menghubungkan antara si komunikator dengan si komunikan untuk lebih memudahkan terjadinya proses pengiriman pesan. Baik itu pesan yang disampaikan secara langsung seperti yang terdapat dalam komunikasi massa, seperti yang telah dikemukakan oleh para ahli komunikasi bahwa Komunikasi Massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik).9

Media adalah alat perantara. Media yang dimaksud disini adalah media massa yang artinya adalah alat-alat perantara yang digunakan untuk menyampaikan isi pernyataan kepada banyak orang. Pentingnya peranan media dalam proses komunikasi disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai

9

(2)

komunikan. Surat kabar, radio, dan televisi misalnya, dianggap sebagai media yang efisien dalam mencapai komunikan yang jumlahnya amat banyak.

Salah satu perubahan teknologi baru itu menyebabkan dipertanyakannya kembali definisi komunikasi itu sendiri. Definisi komunikasi massa sebelumnya sudah cukup jelas. Komunikasi massa bisa didefinisikan dalam tiga ciri: 10

1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim. Karena komunikan bersifat heterogen, yang berarti antara pembaca, pendengar, pemirsa, atau penonton yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama, pendidikan, kebudayaan, ideologi, hobi, pengalaman, cita-cita, dan sebagainya.

2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara. Karena ditujukan kepada khalayak umum, bukan khusus, dan mengenai kepentingan umum.

3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.

2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa

Sebelumnya telah dibahas tentang pengertian komunikasi massa melalui

definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh beberapa ahli ilmu

10

(3)

komunikasi. Melalui definisi itu pula kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa yang diantaranya:11

1. Komunikator terlembagakan

Bahwa komunikasi massa itu pasti menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik. Karena bentuknya yang melembaga maka gerak media massa juga tidak bebas karena diatur oleh kebijakan lembaganya dan pemerintah.

2. Komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditujukan kepada khalayak yang luas, heterogen, anonim, tersebar, dan tidak mengenal batas geografis dan kultural.

3. Bentuk kegiatan melalui media massa bersifat umum, dalam arti perseorangan atau pribadi.

4. Pola penyampaian pesan media massa berjalan secara tepat dan mampu menjangkau khalayak luas, bahkan mungkin tidak terbatas baik secara geografis maupun kultural.

5. Penyampaian pesan melaui media massa cenderung berjalan satu arah. Umpan balik/ feedback dari khalayak berlangsung secara tertunda atau

delay feedback.

6. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal dan terorganisasi.

7. Penyampaian pesan melalui media massa dilakukan secara berkala.

11

(4)

8. Isi pesan yang disampaikan melalui media massa mencakup berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial budaya, dan keamanan, baik yang bersifat informatif, edukatif maupun hiburan.

9. Media massa mengutamakan unsur pada hubungan. 10. Media massa menimbulkan keserempakan.

11. Kemampuan respon alat indera terbatas.

2.1.3 Proses Komunikasi Massa

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan

secara sekunder.12

a. Proses Komunikasi Secara Primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau peranan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan symbol (lambang) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

b. Proses Komunikasi Secara Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang

12

(5)

komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat kabar, telepon, teleteks, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.

2.1.4 Fungsi dan Tujuan Komunikasi

Wilbur Schramm menyatakan, komunikasi massa berfungsi sebagai

decoder interperter, encoder. Komunikasi massa men-decode lingkungan sekitar untuk kita mengawasi kemungkinan timbulnya bahaya, mengawasi adanya persetujuan dan efek-efek hiburan. Komunikasi massa menginterprestasikan hal-hal yang didecode sehingga dapat mengambil kebijakan terhadap efek. Menjaga berlangsungnya interaksi serta membantu anggota-anggota masyarakat menikmati kehidupan.

Komunikasi massa juga meng-encode pesan-pesan yang memelihara hubungan kita dengan masyarakat lain serta menyampaikan kebudayaan baru kepada anggota masyarakat. Peluang ini dimungkinkan karena komunikasi massa mempunyai kemampuan memperluas pandangan dalam jarak yang hampir tidak terbatas, dan dapat melipat gandakan suara dan kata-kata secara luas.

(6)

Pendapat Schramm pada dasaranya tidak berbeda-beda dengan pendapat Harld Laswell yang menyebutkan fungsi-fungsi komunikasi massa sebagai berikut:13

1. Surveillance of the environment

Fungsinya sebagai pengamat lingkungan, yang oleh karena Scrhamm sebagai decoder yang menjalankan fungsi the wathcer.

2. Correlation of the parts ofciety in responding to the environment Fungsinya menghubungkan bagian-bagian masyarakat agar sesuai dengan lingkungan. Scrhamm menanamkan fungsi ini sebagai penerjemah yang melakukan fungsi the forum.

3. Transmission of the social heritage from one generationto the next Fungsinya adalah sebagai penerus atau pewaris sosial dari satu grasi ke generasi selanjutnya. Schramm menamakan fungsi ini sebagai encoder yang menjalankan fungsi teacher.

Laswell tidak memberikan rincian lanjut mengenai fungsi-fungsi yang ia kemukakan itu, sehingga terbuka kesempatan berbagai spekulasi itu sebagai berikut:14

1. Surveillance

Menujukkan pada fungsi pengumpulan dan penyeberangan informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan, baik dalam maupun

13

Riswandi, Opcit. Hal 10

14

(7)

diluar masyarakat. Fungsi ini berhubungan dengan apa yang disebut handing of news.

2. Correlation

Meliput fungsi interprestasi pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam memberikan reaksi terhadap kejadian-kejadian. Bagi sebagian, fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi editorial dan propaganda.

3. Entertainment

Menuju pada kegiatan-kegiatan komunikatif yang dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan dampak-dampak tertentu. Fungsi-fungsi itu sebenarnya serupa dengan fungsi-fungsi komunikasi pada umumnya. Fungsi-fungsi ini telah ada lama sebelum komunikasi massa lahir. Dalam setiap masyarakat termasuk masyarakat primitif, dapat ditemukan adanya para pengamat lingkungan, guru, penghibur, serta acara-acara menghubungkan informasi sehingga suatu masyarakat tetap berfungsi.

2.2 Televisi

Televisi adalah sebuah pengalaman yang kita terima begitu saja. Kendati demikian, televisi juga merupakan sesuatu yang membentuk cara berfikir kita tentang dunia. Televisi merupakan aktivitas industri dan sebentuk teknologi. Pandangan ini lebih tertarik pada kontrol sosial (dan kekuasaan) para perusahaan-perusahaan televisi, pada globalisasi, pada implikasi perubahan teknologi terhadap masyarakat (dan audiens). Televisi pada hakikatnya adalah sebuah fenomena

(8)

kultural, sekaligus medium dimana sepenggal aktivitas budaya menjamah kita didalam rumah.15

Di Indonesia sendiri perkembangan televisi dimulai pada tahun 1962 saat Televisi Republik Indonesia (TVRI) menayangkan langsung upacara peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1962. Televisi menjadi media yang paling berpengaruh dalam membentuk sikap masyarakat karena adanya unsur bahasa verbal dan visual dalam rangka penyampaian suatu pesan, informasi, ilmu, dan hiburan.

Banyak pakar memberikan pendapat tentang fungsi televisi bagi kehidupan masyarakat, namun dari banyaknya pendapat tersebut dapat disimpulkan tentang fungsi televisi, yaitu: 16

1. Sebagai media informasi 2. Sebagai media pendidikan 3. Sebagai media hiburan, dan 4. Sebagai media promosi

Televisi sebagai media massa mempunyai banyak kelebihan dalam penyampaian pesan dibandingkan media massa lainnya, karena pesan yang disampaikan melalui gambar dan suara secara bersamaan dan hidup, sangat cepat dan dapat menjangkau ruang yang sangat luas.

15

Graeme Burton, 2000, Membincangkan Televisi “Apa Itu Kajian Televisi?”, Yogyakarta: Jalasustra, hal 2

16

(9)

2.2.1 Karakteristik Televisi

Ditinjau dari stimulasi alat indera, dalam siaran radio, surat kabar, dan

majalah hanya satu alat indera yang mendapat stimulus. Siaran radio dengan indera pendengaran, surat kabar dan majalah dengan indera penglihatan.

Dalam bukunya komunikasi massa, Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si menjelaskan tiga dari karakteristik televisi, yaitu:17

1. Audiovisual

Televisi memiliki kelebihan, yaitu dapat didengar dan dapat dilihat (audiovisual). Jadi, apabila khalayak siaran radio hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari pada kata-kata. Keduanya harus ada keseriusan secara harmonis. Betapa sangat tidak menariknya jika acara televisi hanya terlihat gambar saja tanpa suara, atau suara tanpa gambar.

2. Berfikir dalam gambar

Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran siaran televisi adalah pengarah acara. Bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah acara, ia harus berfikir dalam gambar (think in picture).

Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam gambar.

Pertama, adalah visualisasi, yakni menerjemahkan kata-kata yang

mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam

17

(10)

proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukkan objek-objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Objek tersebut bisa manusia, benda, kegiatan dan lain sebagainya.

Kedua, adalah penggambaran (picturization), yakni kegiatan

merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

3. Pengoperasian Lebih Kompleks

Dibandingkan dengan siaran radio, pengoperasian siaran televisi lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Untuk menayangkan suatu acara siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembawa berita saja dapat melibatkan 10 orang. Mereka terdiri dari produser, pengarah acara, pengarah teknik, pengarah studio, pemandu gambar, dua atau tiga juru kamera, juru video, juru audio, juru rias, dan lain-lain. Apalagi bila menyangkut acara drama musik yang lokasinya diluar studio, tentu lebih banyak lagi melibatkan orang atau sering juga disebut kerabat kerja televisi (crew).

Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit, harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih. Dengan demikian, media televisi lebih mahal dari pada surat kabar, majalah, dan siaran radio.

(11)

Pada dasarnya media televisi mempunyai peranan pokok yaitu memberikan informasi atau pesan yang mengandung unsur pendidikan, penerangan, hiburan, dan promosi. Dengan tugas dan peranan yang harus diemban diiringi dengan tumbuhnya kompetisi dari sekian banyak jumlah stasiun televisi, maka merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh pihak yang berkecimpung pada media penyiaran.

Upaya meraih perhatian khalayak sebanyak mungkin tentunya juga menjadikan medan perang bagi para kompetitor untuk menyajikan program-program siarannya semenarik mungkin. Dengan adanya warna baru di dunia pertelevisian Indonesia ini, maka masyarakat sebagai konsumen media ini mempunyai banyak pilihan untuk mengakses informasi yang akan didapatnya dengan memilih channel favorit mereka. Adanya televisi swasta ini jelas didorong oleh adanya pelaku dibidang ini yang tidak semata hanya sebagai penyelenggara siaran, namun berlandaskan pada landasan bisnis. Kapitalisme industri televisi Indonesia memang sangat berpengaruh besar pada sajian tayangan yang diberikan kepada khalayak.

2.3 Program Televisi

2.3.1 Pengertian Program Televisi

Program atau acara televisi adalah faktor yang membuat penonton tertarik

untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun televisi tersebut. Program dapat disamakan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak

(12)

lain. Dengan demikian, program adalah produk yang dibutuhkan penonton sehingga mereka dapat mengikutinya.

2.3.2 Jenis Program Televisi

Televisi banyak menyajikan jenis program tayangan yang jumlahnya besar

dan beragam. Pada dasarnya apa saja yang bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program tersebut menarik dan disukai oleh penonton, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun televisi dituntut untuk memiliki kreatifitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai acara yang menarik.

Jenis program tayangan televisi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu program informasi dan program hiburan.18

1. Program Informasi

Yang dimaksud dengan program informasi adalah segala jenis siaran yang bertujuan untuk memberikan tambahan informasi.

Program informasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. Hard News

Segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang segera untuk diketahui oleh khalayak.

18

(13)

b. Soft News

Segala informasi penitng dan menarik namun sifatnya mendalam (indeep) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Misalnya

current affair, magazine, talk, show, documentary.

2. Program Hiburan

Yang dimaksud program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur penonton dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan.

Program yang masuk dalam kategori hiburan adalah:

a Drama

pertunjukkan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik serta emosi.

b Musik

Program yang dapat ditampilkan dalam dua format yaitu video klip ataupun konser. Program musik ini sangat ditentukan oleh kemampuan artis untuk menarik penontonnya. Baik itu dari segi kualitas suara maupun penampilan artis tersebut.

(14)

c Permainan (games)

Bentuk permainan yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu.

Daya tarik televisi yang sangat luar biasa juga menimbulkan pengaruh yang sangat kuat akan dampak dari sebuah televisi. Kekuatan untuk membentuk opini masyarakat secara global dan cepat akan menciptakan efek-efek yang luar biasa yang mampu mengubah dan mempengaruhi perilaku pemirsanya harus diimbangi dengan lahirnya kebijakan maupun etika dalam mengatur media ini agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

2.4 Khalayak

2.4.1 Pengertian Khalayak

Khalayak bisa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca,

pendengar, pemirsa, audience, atau komunikan. Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi, karena itu unsur khalayak tidak boleh diabaikan, sebab berhasil atau tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. Suatu kegiatan komunikasi yang diboikot oleh khalayak sudah pasti komunikasi akan gagal dalam mencapai tujuan.

Khalayak adalah sekumpulan orang terorganisir dalam tempat dan waktu tertentu, dimana masing-masing secara sukarela datang kesuatu tempat karena

(15)

memiliki perhatian yang sama serta tujuan yang kurang lebih sama pula, yakni ingin memperoleh hiburan.19

Dengan demikian pada masa sekarang ini, konsep khalayak menunjuk pada sekumpulan orang yang terbentuk sebagai akibat atau hasil dari kegiatan komunikasi yang dilakukan yang jumlah besar, tersebar secara luas, banyak diantaraya yang tidak mengenal satu dengan yang lainnya, dan juga heterogen (beragam) dalam hal ciri-ciri sosial ekonomi dan geografisnya.

2.4.2 Karakteristik Khalayak

Karakteristik khalayak diantaranya adalah:

1. Khalayak sebagai kumpulan penonton, pembaca, pendengar, dan pemirsa.

Kumpulan inilah yang disebut sebagai audience dalam bentuk yang paling dikenal dan menjadi perhatian seluruh penelitian media. Fokusnya adalah pada jumlah total orang yang dapat dijangkau oleh satuan isi media tertentu dan jumlah orang dalam karakteristik demografi tertentu yang penting bagi pengirim.20

2. Khalayak sebagai massa.

Massa sering kali sangat besar, lebih besar dari kebanyakan kelompok, kerumunan atau publik. Para anggota massa tersebar luas dan biasanya tidak saling mengenal satu sama lain. Massa kurang memiliki kesadaran

19

Hafied Cangara, Opcit, Hal. 157

20

(16)

diri dan identitas diri. Serta tidak mampu bergerak secara serentak dan terorganisir untuk mencapai tujuan tertentu. Massa ditandai oleh komposisi yang selalu berubah dan berada dalam batas wilayah yang selalu berubah pula. Ia tidak bertindak untuk dirinya sendiri, tetapi “disetir” untuk melakukan suatu tindakan.

Audience sebagai massa lebih menekankan pada ukurannya yang besar, heterogenitas, penyebaran, dan anonimitas serta lemahnya organisasi sosial dan komposisi yang selalu berubah dengan cepat dan tidak konsisten. Massa tidak memiliki keberadaan/ eksistensi yang berlanjut kecuali dalam pikiran mereka yang ingin memperoleh perhatian dari dan memanipulasi sebanyak mungkin.

3. Khalayak sebagai pasar.

Audiens sebagai pasar muncul sebagai akibat perkembangan ekonomi. Produk media merupakan komoditi atau jasa yang ditawarkan utuk dijual kepada sekumpulan konsumen tertentu yang potensial, bersaing dengan produk media lainnya. Audiens sebagai pasar berarti sekumpulan calon konsumen dengan profil sosial ekonomi yang diketahui yang merupakan saran suatu medium atau pesan.

Konsep audiens sebagai pasar ini mirip dengan audiens sebagai massa. Dalam arti jumlahnya besar, yang perlu diperhatikan adalah soal selera dalam kaitannya dengan produk media yang akan menjadi minat mereka. Audiens dipandang memiliki siknifikasi rangkap bagi media, sebagai

(17)

perangkat calon konsumen produk dan sebagai audiens jenis iklan tertentu. Yang merupakan sumber pendapatan media yang penting.

2.4.3 Jenis-jenis Khalayak

Khalayak dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah:

1. Kelompok atau publik

Istilah ini muncul sejalan dengan pengelompokkan sosial yang ada (misalnya: komunitas, keanggotaan minoritas, politis, religious atau etnis) dan dengan karakteristik sosial bersama dari tempat, kelas sosial, politik, budaya, dan sebagainya.

2. Kelompok kepuasan

Audiens dalam pengertian ini terbentuk atas dasar tujuan atau kebutuhan individu tertentu yang ada terlepas dari media, tetapi berkaitan dengan misalnya isu politik atau sosial. Tipe audiens ini, yang didasarkan pada kebutuhan atau tujuan tertentu, juga homogen dilihat dari segi komposisinya, aktif dalam mengungkapkan permintaan yang membentuk penawaran, dan juga selektif. Akan tetapi tipe audiens ini bukanlah kelompok sosial, melainkan dari individu-individu yang terwujud dalam perilaku konsumen.

3. Kelompok penggemar atau budaya cita rasa

Tipe audiens ini terdiri dari kelompok penggemar atau pengikut pengarang, kepribadian, gaya tetapi tidak memiliki suatu definisi atau

(18)

kategori sosial yang jelas. Komposisinya akan berubah sepanjang waktu, meskipun beberapa audiens seperti itu mungkin juga stabil. Eksistensinya seluruhnya tergantung pada isi yang ditawarkan dan bila isi ini berubah, audiensi pasti bubar atau memperbarui diri.

4. Audiens medium

Ada banyak contoh saluran audiens medium, dan loyalitas pada saluran juga didorong oleh media karena alasan komersial. Apakah terbentuk secara spontan atau oleh manipulasi, loyalitas seperti itu dapat memberi beberapa karakteristik publik atau kelompok sosial pada jenis audiens ini seperti stabilitas, batas-batas, dan kesadaran identitas.

Akan tetapi, bagi kebanyakan media yang berorientasi komersial, audiens jenis ini lebih mirip dengan kumpulan atau pasar. Anggotanya umumnya adalah pelanggan produk media yang dibincangkan atau produk lain yang diiklankan oleh media tersebut.

Persaingan media penyiaran pada dasarnya adalah persaingan merebut perhatian audien dan untuk dapat merebut perhatian audien, maka pengelola stasiun penyiaran harus memahami siapa audien mereka dan apa kebutuhan mereka. Dalam era persaingan dewasa ini, setiap media penyiaran harus memiliki strategi yang jelas dalam merebut audiens. Strategi merebut audiens adalah sama saja dengan strategi pemasaran (marketing) dalam arti yang luas.

(19)

2.5 Eksistensi

Eksistensi manusia adalah suatu proses yang dinamis, suatu “menjadi” atau “mengada”. Ini sesuai dengan kata eksistensi itu sendiri, yakni existere, yang artinya “keluar dari,” “melampui” atau “mengatasi” dirinya sendiri. Jadi, eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan individu dalam mengaktualisasikan potensi-potensi yang ada pada dalam dirinya. Oleh sebab itu, arti istilah eksistensi analog dengan “kata kerja”, bukan “kata benda”.21

Eksistensi adalah pemberian makna. Hal ini sesuai dengan hakikat kesadaran manusia itu sendiri sebagai intensionalitas, yang selalu mengarah keluar dirinya dan melampui dirinya (transendensi). Manusia tidak bersifat imanen (terkurung dalam dirinya sendiri), melainkan transenden (keluar atau melampui dirinya sendiri). Namun, berkat transendensinya itulah manusia menjadi manusia. Manusia tidak pernah puas dengan lingkungan yang sudah ada yang diberikan alam pada dirinya. Realitas yang semula objektif, lalu diberi makna subjektif, sesuai dengan kebutuhannya. Realitas yang semula liar dan tak terkendali, menjadi dunia yang bisa dijinakkan dan dikendalikan. Realitas yang semula menyakitkan dan tidak menyenangkan, diupayakan untuk menjadi dunia yang menyehatkan dan menyenangkan.22

21

Zainal Abidin, 2007, Analisis Eksistensi, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, hal 16

22

(20)

Eksistensi adalah ada-dalam-dunia (in-der-welt-sein). Manusia tidak hidup sendiri dan berada dalam diri sendiri, melainkan berada dalam dunianya. Manusia adalah ada-dalam-dunia. Ada-dalam-dunia memiliki pengertian yang hampir sama dengan lebenswelt-nya Husserl. Ada-dalam-dunia adalah struktur dasar mengadanya manusia. Kata sambung dalam kalimat itu menunjukkan bahwa mengadanya manusia tidak bisa lepas dari (dan tidak dapat terealisiasi tanpa) dunianya.23

Kata dasar eksistensi (exixtency) adalah exist yang berasal dari kata Latin

ex yang berarti keluar dan sister yang berarti berdiri. Jadi, eksistensi adalah berdiri

dengan keluar dari diri sendiri. Pikiran semacam ini dalam bahasa Jerman disebut

dasein. Da berarti disana sein, berarti berada. Berada bagi manusia selalu berarti

disana, di tempat. Tidak mungkin ada manusia yang tidak bertempat. Bertempat berarti terlibat dalam alam jasmani, bersatu dengan alam jasmani. Akan tetapi, bertempat bagi manusia tidaklah sama dengan bertempat bagi batu atau pohon. Manusia selalu sadar akan tempatnya. Dia sadar bahwa ia menempati. Ini berarti suatu kesibukan, kegiatan, melibatkan diri. Dengan demikian, manusia sadar akan dirinya sendiri. Jadi, dengan keluar dari dirinya sendiri manusia sadar tentang dirinya sendiri, ia berdiri sebagai aku atau pribadi.24

Cara berada manusia itu menunjukkan bahwa ia merupakan kesatuan dengan alam jasmani, ia satu susunan dengan alam jasmani, manusia selalu mengkonstruksikan dirinya dalam alam jasmani sebagai satu susunan. Karena

23

Zainal Abidin, Ibid. Hal 17

24

(21)

manusia selalu mengkonstruksi dirinya, jadi ia tidak pernah selesai. Dengan demikian, manusia selalu dalam keadaan sadar ia selalu sedang ini atau sedang itu.

Eksistensi mempunyai arti yang berbeda dalam pemikiran filsafat dulu dan sekarang. Dalam filsafat abad pertengahan dan sesudahnya, eksistensi berarti adanya (that it is), dan dibedakan dari esensi (essential) yang berarti hakikat. Dalam filsafat Skolastik, misalnya, kalau ditanya: apakah esensi manusia, maka dijawab: rasionalitas. Ini berarti bahwa rasionalitas atau akal budilah yang membuat manusia itu sendiri sebagai manusia. Sedangkan eksistensi dirumuskan sebagai apa yang membuat sesuatu itu ada secara nyata.25

Eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, sauatu ‘menjadi’ atau ‘mengada’. Eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya.

2.5.1 Tahap-tahap Eksistensi

Tiap eksistensi memiliki ciri yang khas. Eksistensi dibagi menjadi tiga tahap, yaitu eksistensi estetis, eksistensi etis dan eksistensi religius.26

25

Ostina Panjaitan, 1992, Manusia sebagai Eksistensi, Jakarta: Yayasan Sumber Agung, hal. 13

26

(22)

1. Eksistensi Estetis

Dalam tahap estetis, yang dipentingkan adalah kenikmatan hidup, seolah-olah hal itu dapat membahagiakan manusia. Tapi, sesungguhnya, manusia dengan eksistensi estetis, batinnya kosong dan hidupnya menjenuhkan. Sifat hakiki eksistensi estetis ditandai peremehan norma-norma moral yang telah ditetapkan. Yang ada hanya keinginan menikmati seluruh pengalaman emosi dan nafsu. Manusia dengan eksistensi estetis memang mengejar hal-hal yang tak terbatas. Ia selalu terbuka bagi segala pengalaman emosi dan nafsu , dan membenci segala batasan yang memaksanya untuk memilih.

2. Eksistensi Etis

Dalam tahap eksistensi etis, menerima norma-norma moral dan kewajiban-kewajiban, menerima peranan yang menentukan dari suara hati dan dengan demikian memberikan bentuk dan konsistensi pada kehidupan. Perpindahan dari eksistensi estetis ke eksistensi etis ini digambarkan seperti orang yang meninggalkan nafsu-nafsu seksual yang bersifat sementara dan masuk ke dalam status perkawinan dengan menerima segala kewajibannya. Sebab perkawinan adalah suatu institusi etis, suatu ungkapan dari kaidah-kaidah universal. Dalam tahap ini orang berpendapat bahwa apa yang sungguh-sungguh membahagiakan hidup ialah cita-cita yang luruh mengenai hidup.

Dalam media penyiaran terdapat istilah Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana khalayak menempatkan suatu

(23)

produk, merek atau perusahaan di dalam otaknya, di dalam khayalannya, sehingga khalayak memiliki penilaian tertentu. Dengan demikian positioning harus dilakukan dengan perencanaan yang matang dan langkah yang tepat. Pengelolaan media penyiaran harus mengetahui bagaimana audiens memproses informasi, menciptakan persepsi, dan bagaimana persepsi memengaruhi pengambilan keputusannya. Sebab, sekali informasi ditempatkan pada posisi yang salah, ia akan sulit diubah.

Positioning menjadi penting bagi media penyiaran karena tingkat

kompetisi yang cukup tinggi saat ini. Persepsi terhadap perusahaan media penyiaran dan program yang disiarkannya memegang peranan penting dalam konsep positioning karena khalayak menafsirkan media bersangkutan melalui persepsi hubungan-hubungan asosiatif yang disimpan melalui proses sensasi. Persepsi membantu manusia memahami dunia disekelilingnya untuk disimpan dalam memorinya.27

2.6 Sepakbola

Menurut Bill Muray, pakar sejarah sepakbola, dalam bukunya The World Game: A History of Soccer, sepakbola sudah dimainkan sejak awal Masehi. Saat itu, orang-orang di era Mesir Kuno sudah mengenal permainan membawa dan menendang bola yang dibuat dari buntalan kain linen. Sejarah Yunani Purba juga mencatat ada sebuah permainan yang disebut episcuro, permainan menggunakan

27

(24)

bola. Bukti itu tergambar pada relief-relief di dinding museum yang melukiskan anak muda memegang bola bulat dan memainkannya dengan paha.

Sepakbola juga disebut-sebut berasal dari daratan Cina. Dalam sebuah dokumen militer disebutkan, sejak 206 SM, pada masa pemerintahan Dinasti Tsin dan Han, orang-orang sudah memainkan permainan bola yang disebut dengan tsu chu. Tsu mempunyai arti “menerjang bola dengan kaki”, sedangkan chu berarti “bola dari kulit dan ada isinya”. Mereka bermain bola yang terbuat dari kulit binatang dengan cara menendang dan menggiringnya ke sebuah jaring yang dibentangkan pada dua tiang.

Jepang pun tak mau ketinggalan. Sejak abad ke-8, konon masyarakatnya sudah mengenal permainan ini. Mereka menyebutnya sebagai Kemari. Bola yang dibuat dari kulit Kijang berisi udara.

Yang menarik, ada legenda pada abad pertengahan. Konon saat itu, seluruh desa mengikuti satu permainan bola. Bola yang terbuat dari tengkorak, ditendang satu diantara warga ke arah desa tetangga. Kemudian, oleh si penerima bola di desa itu, bola dilanjutkan ke desa selanjutnya.28

2.7 Indonesia Super Liga

Indonesia Super Liga dalam bahasa Inggris: Indonesia Super League yang disingkat dengan ISL adalah kompetisi sepak bola antar klub profesional level tertinggi di Liga Indonesia pada tahun 2008 hingga 2013. ISL diselenggarakan oleh PT. Liga Indonesia (dahulu BLI) yang dimiliki PSSI. ISL diikuti 18 tim

28

http://agung-spider.blogspot.com/2010/03/definisi-sepak-bola.html - http://p1p1moe.multiply.com/journal/item/22/SEJARAH_SEPAK_BOLA

(25)

terbaik yang akan saling bertanding satu putaran penuh kompetisi 34 pertandingan, kandang dan tandang. Sistem operasi untuk setiap klub peserta dengan promosi dari dan degradasi ke Divisi Utama. Musim kompetisi tidak menentu dan disesuaikan dengan kondisi atau suasana yang terjadi di Indonesia.

Sponsor utama ISL adalah perusahaan rokok Djarum, oleh karena itu ISL secara resmi dikenal sebagai Djarum Indonesia Super League. Pada musim 2009/2010 AFC menobatkan Liga Super Indonesia adalah liga terbaik peringkat ke-8 se-Asia, dan liga terbaik se-Asi Tenggara.

Pada tahun 2011, setelah serangkaian kisruh dan kontroversi penyelenggaraan Liga Prima Indonesia, PSSI kemudian menggantikan ISL dengan Liga Primer Indonesia (IPL). Sebagian klub ISL yang tidak setuju dengan penyelenggaraan IPL kemudian tetap menyelenggarakan Liga Super Indonesia 2011/2012.

Ide dari pelaksanaan sistem liga ini telah dikemukakan sejak tahun 2007 sebagai upaya mewujudkan profesionalisme dalam persepak-bolaan nasional. Alasan lainnya adalah karena format Liga Indonesia pada tahun 2007 yang kurang adil, berlangsung secara sistem setengah kompetisi. Sistem ini menyebabkan tingginya tingkat ketegangan pertandingan dan sangat berpotensi memicu kerusuhan. Alasan terakhir adalah karena terlalu banyak tim peserta (36 tim).

ISL pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008. Kompetisi ini dilaksanakan untuk mengikuti persyaratan FIFA yang menyatakan bahwa liga teratas dari suatu negara harus diikuti oleh paling sedikit 18 klub dan setiap klub

(26)

diharapkan merupakan klub profesional tanpa dibantu dana subsidi Pemerintah APBD.

Berikuti ini adalah daftar tim juara Indonesia Super Liga dari tahun 2008 hingga 2013.29

Tabel 2.7.1

tim juara Indonesia Super Liga tahun 2008/ 2013

Tahun Juara Runner-Up

Pencetak gol terbanyak Jumlah Gol 2008/2009 Persipura Jayapura Persiwa Wamena Christian Gonzales Boaz Solossa 28

2009/2010 Arema Indonesia Persipura Jayapura Aldo Barreto 19 2010/2011 Persipura Jayapura Persiwa Wamena Boaz Salossa 26 2011/2012 Sriwijaya FC Perspiura Jayapura Alberto Goncalves 24 2012/2013 Persipura Jayapura Arema Indonesia Boaz Solossa 25 29 http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_juara_sepak_bola_Indonesia

(27)

Jumlah penonton ISL terbanyak yang datang langsung ke stadion jatuh pada Aremania (fans dari klub Arema Indonesia). Predikat sebagai supporter paling loyal dan fanatik di kancah Indonesia Super Liga tampaknya akan tetap tersemat pada Aremania, supporter Arema Indonesia. Aremania membuat tim berjuluk Singo Edan ini menjadi pemuncak 10 besar daftar penonton terbanyak. Urutan pertama justru ketika Arema melawan Persiram Raja Ampat yang berakhir dengan kemenangan 3-0, 13 januari lalu. Jumlah penonton di Stadion Kanjuruhan mencapai 29.591 orang. Media Officer Arema, Sudarmadji juga membenarkan keaslian daftar list 10 besar penonton ISL terbanyak ini.

Dia menyebut loyalitas Aremania sudah tak diragukan lagi. “Kalau urusan loyalitas dan kesetiaan kepada Arema, Aremania itu tak diragukan. Mungkin fanatisme seperti Aremania belum ada duanya di ISL. Jargon tidak kemana-mana, tapi ada dimana-mana untuk Aremania itu masih berlaku sampai sekarang, “tutur Sudardmaji kepada Malang Post. Tapi, yang lebih membanggakan lagi, dari daftar 10 besar jumlah penonton terbanyak ISL, Aremania juga mendominasinya. Setidaknya, ada empat laga Arema yang dapat predikat penonton terbanyak. Selain peringkat satu, peringkat dua juga diduduki oleh Aremania. Yakni, laga Arema melawan Mitra Kukar, 3 februari lalu mencatatkan rekor 29.493 penonton. Saat menjamu Persisam Putera Samarinda, 7 februari 2013, Aremania mencatatkan rekor sebanyak 25.038 penonton, membuat laga tersebut menduduki peringkat 5 pertandingan dengan penonton terbanyak ISL.

Terakhir, Aremania berkolaborasi dengan The Jakmania pada laga Persija kontra Arema Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, 16 februari lalu,

(28)

mencatatkan jumlah penonton 21.463 penonton, membuat laga ini berada di peringkat 8 terbanyak di ISL. Sudarmadji menilai Aremania bukan sekedar supporter biasa, yang sekedar bernyanyi-nyanyi di tribun. Mereka adalah aktor utama yang mengeksistensikan sepakbola secara kultural. Ia pun mengungkapkan, bukan hanya laga home saja yang selalu dipenuhi oleh supporter.

Saat Aremania yang ikut memadati stadion supporter lawan pun datang demi menyaksikan laga Arema dan melihat fanatisme Aremania. Bisa jadi, kata Sudarmadji, Aremania dan Arema merupakan klub pilot project yang menghidupkan sepakbola Indonesia secara keseluruhan. “Aremania dalah supporter ideal pilot project industri sepakbola Indonesia yang kreatif dan inovatif dengan berbagai bentuk dukungannya,” tandasnya.

Sementara itu, Aremania korwil Kalayatan, Ahmad Gozali pun tak heran, bila Aremania berada dipuncak daftar 10 besar penonton terbanyak ISL. “Loyalitas kita tak tersaingi. Tapi, loyalitas ini harap diimbangi dengan prestasi dari tim Arema itu sendiri”. Kalau prestasi semakin naik, maka jumlah itu akan semakin banayak lagi. Saya yakin kita bisa kembali masuk daftar supporter terbanyak di Asia, “tandas pria yang akrab disapa AK saat dikonfirmasi Malang Post.30

30

Referensi

Dokumen terkait

Pustakawan dan Guru Pustakawan Perpustakaan Sekolah harus dapat memahami secara baik apa yang menjadi tujuan umum dan tujuan khusus pendidikan pada Sekolah Dasar, Sekolah

Sama seperti media massa, media online juga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk opini publik.. Melihat cara kerja media tentang persoalan

Puji dan syukur panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, kelimpahan rahmat dan karunia Nya sehingga dapat menyelesaukan tesis tentang “ Pengaruh Kompensasi dan

c. Mahasiswa dan Lulusan: 1) Secara kuantitatif, jumlah mahasiswa baru yang diterima Prodi PAI relatif stabil dan di atas rata-rata dibandingkan dengan jumlah

Menghasilkan karya penelitian melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi serta bidang pendidikan dan non kependikakan untuk mewujudkan masyarakat yang

Rata-rata dalam 1 kemasan berisi 20 lembar dengan harga dalam rentang antara Rp10.000,- hingga Rp30.000,-, Akan tetapi, untuk bisnis ini sebaiknya Anda tidak perlu membeli yang

Peran guru sebagai motivator dalam pembiasaan literasi siswa pada aspek membaca dan menulis telah dilakukan dengan baik, hal ini terbukti pada hasil observasi seperti