market
Wealth Management Newsletter • Oktober 2011
PERSPECTIVE
FX Update
• Analisa Valuta Asing
• IHSG vs FX Fluctuation
• Investasi FX
Investment Update
• Local Highlight & Global Highlight
• Strategi Investasi untuk Anda
Indikator Ekonomi 2008 2009 2010 2011
Pertumbuhan PDB Riil 6% 4,60% 6,10% 6,5%
Tingkat Inflasi 11,06% 2,78% 6,96% 5,0%
Kebijakan Suku Bunga BI 9,25% 6,50% 6,50% 6,75% Defisit sektor Publik (% dari PDB) 1% 0,91% 1,53% 2,1% Utang sektor Publik (% dari PDB) 33% 30% 26,3% 25,0% IDR/USD per akhir Desember 11120 9404 8996 8548 Cadangan Devisa (dalam miliar USD) 51,6 66,1 96,2 123 Secara fundamental ekonomi Indonesia tidak
ada yang berubah signifikan, tetapi pasar saham Indonesia tidak terlepas dari tekanan aksi jual yang menekan bursa global. Selain tidak bermasalah dari sisi fundamental ekonomi, pertahanan ekonomi Indonesia juga lebih baik karena pertumbuhan ekonominya lebih bergantung pada konsumsi domestik (lihat table 1).
Nasabah yang terhormat,
Pada edisi ketiga ini kami menyajikan perspektif terkini mengenai gejolak pasar modal dan tren valuta asing yang berlangsung dalam sebulan terakhir. Simaklah ulasan kami mengenai pelemahan bursa global karena masih tingginya kekhawatiran krisis utang di Eropa. Kondisi tersebut memberikan dampak pada pelemahan bursa Asia yang terkoreksi karena sentimen global, namun ini tidak mencerminkan fundamental negara Asia yang lebih baik dari Eropa dan Amerika Serikat.
Pada segmen Strategi Investasi kali ini kami memberikan panduan bagaimana menjadi investor yang cerdas dengan menerapkan strategi yang tepat di tengah pasar yang fluktuatif. Dengan demikian, Anda dapat meraih peluang emas dan mempersiapkan portofolio investasi Anda dengan lebih baik.
Bagi Anda para pengusaha, kami juga berbagi tips bagaimana asuransi dapat dijadikan media transfer risiko selama menjalankan bisnis. Melalui rekomendasi produk COMMLink Premier, Anda akan mendapatkan perlindungan terbaik bagi keluarga sekaligus melindungi usaha Anda.
Dalam segmen FX Update, kami tampilkan informasi terkini tentang valuta asing dengan analisa perkembangan pasar valuta asing dan strategi investasi valuta asing.
Terima kasih untuk menjadi nasabah setia kami dan selamat membaca!
Salam hangat,
Liliawati Gunawan Executive Vice President, Head of Wealth Management
Dewi Huta Djaja
Research Analyst, Wealth Management Services
Pergerakan pasar saham global saat ini masih berfluktuasi karena masih
tingginya kekhawatiran tentang krisis utang di Eropa serta perlambatan
ekonomi global. Dengan outlook untuk negara maju yang tidak terlalu
positif dan ekspektasi pendapatan emiten bisa melambat, berinvestasi
pada negara berkembang seperti Indonesia masih merupakan pilihan
menarik untuk investor global saat ini. Di bulan September, pasar saham
negara Asia juga terkoreksi lebih karena sentimen global, yang tidak
mencerminkan fundamental negara Asia yang lebih baik daripada negara
maju. Negara maju cenderung akan mengalami perlambatan sehingga
volatilitas kedepannya diekspektasi akan tinggi.
Investment Update
Local Highlight
Tingkat inflasi untuk bulan September dilaporkan cukup terjaga di level 0,27% dari level 0,93% level Agustus lalu karena harga makanan terutama beras stabil. Sedangkan secara yoy melambat ke 4,61%, dari 4,79% di bulan Agustus lalu. Dengan demikian inflasi tahun kalender Januari hingga September 2011 tercatat mencapai 2,97%, masih jauh di bawah target tahunan BI sekitar 5%. Dengan level inflasi yang cukup terkendali, BI mempunyai ruang untuk mempertahankan atau bahkan menurunkan SBI dari level 6,75% saat ini.
Dari sisi pendapatan negara pun, angka ekspor dan surplus perdagangan sangat baik untuk Indonesia. Untuk bulan September, nilai ekspor Indonesia masih meningkat dan mencatat angka rekor baru di US$18,81miliar. Sementara nilai impor di Agustus 2011 mencapai US$ 15,05 miliar. Dari Januari-Agustus surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$ 20,01 miliar.
Sumber: Commonwealth Bank
Tabel 1. Posisi Indonesia semakin membaik dari posisi di tahun 2011
P
ada bulan September, IHSG melemah -7,6% mengikuti pelemahan bursa global. Gejolak Indeks IHSG dipengaruhi kondisi eksternal dari krisis utang Eropa yang belum jelas penyelesaiannya dan diekspektasi bisa berkepanjangan. IHSG juga tertekan karena kekhawatiran akan kondisi perekonomian AS yang dikuatirkan bisa mengalami periode pertumbuhan ekonomi yang rendah untuk waktu lama seperti dialami Jepang sebelumnya. Penurunan peringkat Italia oleh S&P juga menambah sentimen buruk. Investor juga sepertinya tidak puas dengan Operation Twist yang akan dilakukan the Fed.Sumber: Bloomberg -6,03 -8,11 -7,18 -7,60 -8,85 -13,83 -4,52 -11,17 -11,05
Indeks Agustus 2011 September 2011 Change (%) US Dow Jones
Cina Shanghai US S&P IHSG Indonesia MSCI World
MSCI Asia Pasific Ex Japan Europe FTSE Eurofist 300 Minyak mentah Emas 10.913,4 2.359,22 1.131,42 3.549,03 1.104,06 377,83 923,41 79,2 1.623,97 11.613,53 2.567,34 1.218,89 3.841,73 1.211,22 438,45 967,09 88,81 1.835,43
B
ursa global ditutup turun -8,85% untuk bulan September merespon data ekonomi AS yang lemah serta kekhawatiran berlanjut tentang krisis utang di Eropa. Beberapa spekulasi membuat perdagangan indeks global cukup fluktuatif. Pada 7 September, Jerman memutuskan untuk mendukung keterlibatannya untuk dana talangan Uni Eropa. Bursa AS juga sempat tertekan dengan rumor kemungkinan serangan teroris menjelang 10 tahun penyerangan terhadap WTC. Bursa global sempat naik setelah Jerman dan Perancis mengungkapkan komitmennya untuk tetap mempertahankan Yunani dalam Uni Eropa. Di AS, rancangan kebijakan Operation Twist tidak terlalu membantu tingkat keyakinan investor akan membantu pertumbuhan ekonomi dengan signifikan. The Fed akan menjual obligasi jangka pendek dan membeli obligasi pemerintah AS dengan tenor yang lebih panjang senilai US$400 miliar, agar yield obligasi AS jadi menarik di bursa untuk jangka panjang. Investor juga menunggu keputusan untuk menambah besaran dana stabilisasi keuangan Eropa (European Financial Stability Fund) demi memfasilitasi dana talangan untuk Yunani, yang harus disetujui seluruh anggota Uni Eropa.Global - Lembaga moneter internasional atau
International Monetary Fund (IMF) menyatakan kegiatan ekonomi global terus melemah. Jepang terhantam bencana gempa dan tsunami yang mengganggu perekonomiannya. Kemudian ekonomi AS juga kembali jatuh karena rendahnya konsumsi dalam negeri. Kondisi ekonomi Eropa juga terguncang di sektor keuangannya. Masalah struktural ini membuat dunia dihadapi oleh risiko krisis yang cukup besar.
Dewi Huta Djaja
Research Analyst, Wealth Management Services
Global Highlight
pertumbuhan yang sangat rendah. Tingkat keyakinan konsumen juga masih rendah untuk September. German Ifo index yaitu indikator ekspektasi bisnis untuk enam bulan ke depan, terus turun di bulan September walaupun lebih sedikit dari ekspektasi. Indikator ini sudah terus menurun sejak bulan Februari. Data order baru untuk sektor industri di Uni Eropa juga turun signifikan di bulan Juli sedangkan PMI Manufakturing Indeks juga mengindikasikan akan penurunan lebih lanjut lagi kedepannya.
Australia adalah salah satu negara maju
yang siap menghadapi kondisi perlambatan ekonomi kedepannya dengan fundamental yang solid. Menurut pemerintah Australia, fundamental ekonomi Australia saat ini sangat kuat dengan tingkat pengangguran yang rendah, sistem perbankan yang kuat serta banyak rencana investasi ke depan. Keunikan ekonomi Australia terutama diuntungkan oleh permintaan komoditas dari negara berkembang seperti Cina dan India, walaupun industri lain seperti pendidikan, pariwisata dan manufaktur mengalami penurunan. Pertumbuhan ekonomi GDP Australia tumbuh lebih dari ekspektasi analis untuk kuartal sebelumnya, didukung oleh tingkat belanja konsumen yang tinggi serta meningkatnya ekspor komoditas.
Cina - Kekhawatiran tentang kemungkinan
perlambatan ekonomi Cina yang signifikan atau ‘hard landing’ menjadi marak kembali, terlihat dari koreksi yang cukup dalam pada bursa Cina dan Hang Seng. Investor merasa cukup kuatir akan Cina, karena mengkuatirkan perlambatan ekonomi di AS dan Eropa akan berdampak pada penurunan permintaan ekspor dari Cina. Pemerintah Cina masih mempunyai berbagai pilihan untuk menjaga agar menghindari resesi misalnya bisa menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) yang saat ini berada di level 21,5% untuk bank besar, menurunkan suku bunga jika risiko inflasi sudah menurun, menarik peraturan yang menghambat pembelian rumah serta menambah belanja fiskal untuk membangun infrastruktur dan industri di daerah-daerah yang belum terlalu maju. Langkah-langkah ini diekspektasi bisa menyumbang 1-2% untuk pertumbuhan ekonomi Cina.
Komoditas - Pada bulan September, harga
minyak turun signifikan lebih dari -11%. OPEC merevisi turun angka prediksi pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun 2011. Revisi ini menunjukkan bahwa permintaan dari AS dan Cina akan menurun dan melemahnya aktifitas ekonomi di negara OECD. Permintaan dari AS dan Cina secara total merupakan 32% dari total permintaan minyak global pada tahun 2010 lalu, sedangkan permintaan dari 17 negara Uni Eropa merupakan 12%.
Harga emas juga turun signifikan sebanyak -11,05% karena menguatnya USD serta aksi jual investor yang memerlukan likuiditas karena penurunan yang terjadi harga saham. Permintaan untuk emas juga berkurang karena ekspektasi akan perlambatan ekonomi membuat investor berspekulasi akan kemungkinan deflasi, sehingga daya tarik emas sebagai alat penyeimbang inflasi menjadi menurun. 2011 (F) 2012 (F) Global 4 4 AS 1,5 1,8 Uni Eropa 1,6 1,1 Indonesia 6,4 6,3 Australia 1,8 3,3 Sumber: IMF
Tabel 3. Revisi Tingkat Pertumbuhan Ekonomi dari IMF
Table 2. Indeks Global
Data ekonomi AS masih terus mengindikasi
pertumbuhan yang lemah kedepannya. Di AS, tingkat keyakinan masih rendah baik untuk konsumen ataupun produsen. Survei konsumen juga mengindikasikan bahwa pandangan konsumen tentang kondisi ketenagakerjaan semakin memburuk, di mana lebih dari setengahnya berekspektasi kondisi ketenagakerjaan akan lebih memburuk lagi. Data perumahan juga masih menunjukkan belum adanya perbaikan. Angka order untuk barang tahan lama (durable goods) mengalami penurunan di bulan Agustus. Tingkat investasi bisnis kuartal September berada di level yang sama dengan kuartal juni di level 7-8% qoq dipersetahunkan. Karena itu, korporasi dilihat masih belum melakukan ekspansi sehingga ekspektasi pertumbuhan jumlah tenaga kerja masih akan lemah.
Dari Uni Eropa, tingkat pembelanjaan yang
dilakukan oleh sektor manufaktur dan jasa turun kembali di bulan September, sampai dibawah level 50 yang mengindikasikan kondisi
mana terdapat kombinasi yang seimbang antara manfaat hidup (berupa nilai investasi yang tumbuh lebih optimal) dengan manfaat meninggal.
Dengan melakukan manajemen risiko dan manajemen kesejahteraan yang cerdas, para pengusaha dapat lebih tenang dalam menjalankan roda usahanya karena apabila suatu saat mengalami suatu risiko bisnis, maka nilai investasi yang tersedia dapat digunakan untuk meneruskan cicilan sampai kondisi keuangan pulih kembali. Unit Linked juga memiliki manfaat kematian, apabila nasabah peminjam meninggal dunia dalam masa kreditnya, maka manfaat uang pertanggungan dapat digunakan dalam melunasi kewajiban yang tersisa kepada pihak bank.
Di bawah ini adalah ilustrasi dari manfaat produk unit linked COMMLink Premier dari Commonwealth
Life bagi pengusaha.
Strategi Investasi
Untuk Anda
Rheza Karyanto
Investments Unit Head, Product and Marketing
tinggi/absolute tetapi mendapatkan yang optimal.
4) Don’t worry too much when you are a value investor
Di saat bursa mengalami tekanan karena sentimen negatif, investor akan cenderung menemukan perbedaan yang cukup besar antara harga saham dan nilai atau value dari sebuah perusahaan. Padahal sesungguhnya nilai dari sebuah perusahaan tidak bergerak sebanyak bursa saham itu sendiri. Sebagai ilustrasi, apakah ketika harga saham Astra turun 10% maka penjualan mobil Toyota di Indonesia juga turun 10%? Rasanya tidak demikian kenyataannya.
Jika Anda seorang investor jangka panjang maka koreksi ini adalah peluang terbaik untuk mendapatkan valuasi atau harga yang murah. Sayangnya kebanyakan investor cenderung melihat peluang hanya berdasarkan kinerja masa lalu, yang padahal tidak menjamin kinerja di masa depan. Oleh karena itu, akumulasikanlah kekayaan anda dalam jangka panjang sebagai seorang value investor (bukan seorang trader).
Sebagai penutup, kini saatnya kita memetik pelajaran yang berharga dari pengalaman di tahun 2008, di mana pada tahun tersebut Indonesia berhasil menunjukkan ketangguhan-nya terhadap krisis global. Terbukti setelah terkoreksi -50% di 2008, IHSG meroket +87% dan +46% dalam 2 tahun kemudian berturut-turut dan menjadi yang terbaik di Asia.
Asuransi sebagai
Media Transfer Risiko
bagi Pengusaha
Pak Rudi, 35 tahun, memiliki rata-rata limit kredit sebesar Rp1,25 miliar, dengan proyeksi sales/bulan sebesar 70% dari pinjaman Rp875 juta. Net profit/bulan 5% dari sales Rp43,75 juta. Porsi alokasi untuk premi COMMLink Premier adalah sebesar 10% dari net profit yaitu Rp4,375 juta/bulan atau
Rp52,5 juta/tahun.
Dengan menyisihkan dana sebesar itu, manfaat COMMLink Premier yang diterima oleh Pak Rudi
antara lain:
• UP dasar sebesar Rp1,5 miliar (lebih besar dari limit kredit).
• Manfaat tunai sebesar Rp1 miliar apabila ia mengalami diagnosa penyakit kritis (53 jenis penyakit kritis)
• Tersedia dana pengganti income sebesar Rp1 miliar apabila mengalami kecelakaan yang menyebabkan cacat tetap total.
• Pengambilalihan pembayaran premi sebesar Rp52,5 juta/tahun sampai usia 65 tahun, apabila mengalami diagnosa penyakit kritis atau kecelakaan yang menyebabkan cacat tetap total. • Santunan tunai harian sebesar Rp1,5 juta/hari selama 120 hari per tahun apabila terpaksa dirawat inap di RS atau 60 hari per tahun utk perawatan di ICU.
• Manfaat investasi yang terus berkembang dengan lebih optimal.
Dengan perencanaan keuangan keluarga dan bisnis yang cerdas melalui COMMLink Premier, Pak
Rudi telah memberikan perlindungan terbaik bagi keluarga sekaligus dapat dengan tenang menjalankan usahanya. Bagaimana dengan Anda?
Alexander Wiharja
Product Manager, Bancassurance
T
idak ada yang tahu sampai kapan kondisi fluktuatif ini akan berlanjut, tetapi saat ini merupakan kesempatan bagi investor lokal yang cerdas untuk mempersiapkan portofolio yang lebih baik. Tidak hanya untuk menghadapi situasi yang terburuk tetapi juga bagaimana meraih peluang emas di saat rasa panik melanda investor-investor lain yang kemudian bertindak tidak rasional dan menjual investasinya dengan diskon yang tidak wajar alias sangat murah.Berikut ini adalah beberapa strategi yang dapat bermanfaat untuk Anda:
1) Don’t get fully invested!
Jangan menanamkan 100% dari dana Anda di saham pada saat ini. Akan lebih baik jika Anda menyiapkan uang tunai (20%- 50%) yang bisa dialokasikan sebagai amunisi ketika bursa saham mengalami koreksi.
2) Rupiah cost averaging
Strategi berinvestasi secara rutin dan bertahap (rupiah cost averaging) pada kondisi fluktuatif bisa memberikan Anda lebih banyak unit reksa dana pada harga yang jauh lebih rendah, dan ketika kondisi bursa berbalik arah pada saat itulah Anda bersiap meraup keuntungan yang lebih besar.
Melalui fasilitas auto debet AutoInvest dari
Commonwealth Bank, Anda dapat menerapkan strategi berinvestasi ini dengan lebih mudah.
3) It is not about finding an absolute return but getting the optimal one
Pada kondisi fluktuatif, anda bisa mengurangi risiko lewat proses rebalancing di mana mengurangi porsi alokasi di reksa dana saham dan mendiversifikasi ke reksa dana pendapatan tetap atau pasar uang.
Dengan berkurangnya porsi alokasi pada saham, dampak fluktuasi pegerakan saham pada portofolio keseluruhan akan lebih teredam. Tujuan membangun portofolio bukan untuk selalu mendapatkan return yang paling
Khusus untuk para pengusaha, selain risiko kehidupan (meninggal dunia, sakit, kecelakaan dan cacat), ada beberapa risiko keuangan lain seperti risiko inflasi dan risiko bisnis yang dapat terjadi sewaktu-waktu selama bisnisnya berjalan. Asuransi berperan sangat penting untuk menjamin nilai ekonomi, memberikan perlindungan risiko kehidupan, manajemen risiko dan jaminan rencana masa depan.
Seluruh fungsi tersebut terintegrasi dalam satu produk asuransi yang saat ini sedang menjadi primadona di masyarakat, yaitu Unit Linked, di
Pernahkah Anda meminjam kredit kepada bank untuk membeli rumah, mobil atau keperluan konsumtif lainnya? Apakah Anda juga pernah mengambil kredit untuk keperluan usaha? Umumnya bank mewajibkan Anda sebagai nasabah peminjam (debitur) untuk membeli produk asuransi jiwa dengan jumlah pertanggungan awal yang sama dengan nominal pinjaman yang dicairkan.
NZD
NZD mengalami tekanan jual akibat neraca perdagangan yang mengalami defisit pada bulan Agustus 2011, pertama dalam 8 bulan terakhir. Selandia Baru yang mengandalkan ekspor hasil pertanian dan peternakan sebagai kontributor ekonomi terbesar juga mengalami nasib yang sama dengan Australia ketika harga komoditas secara umum turun.
Bila pasar saham dan komoditas dunia terus turun sebaiknya kita membeli USD dan menjual mata uang yang lain. JPY tidak terlalu direkomendasikan karena adanya faktor intervensi yang sulit untuk diperkirakan.
Namun dengan kondisi saat ini di mana mata uang seperti AUD, EUR dan IDR sudah turun sangat banyak terhadap USD maka tidak bijak jika kita membeli USD dengan agresif karena adanya peluang koreksi.
Strategi yang bisa dilakukan adalah menjual mata uang major dan komoditas terhadap USD untuk inter day ketika pasar saham dan komoditas turun tetapi pada akhir hari sebaiknya kita kembali ke mata uang major dan komoditas untuk menghindari koreksi tiba-tiba. Keunggulan dari memegang USD saat ini dengan harapan bahwa harga saham, komoditas dan mata uang dengan suku bunga tinggi terus turun terhadap USD sehingga bisa dibeli kembali dengan harga murah. Investor tidak bisa mengandalkan bunga USD karena nilainya hampir sama dengan nol.
FX Strategy
USD
Menguatnya USD saat ini disebabkan oleh kekhawatiran pelaku pasar akan prospek ekonomi dunia dan tingginya risiko gagal bayar beberapa negara anggota Euro. Suramnya prospek ekonomi dunia menyebabkan pelaku pasar menjual saham dan komoditas dan memborong surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) yang dianggap paling aman. Tingginya tingkat defisit dan utang dari Yunani, Portugal, dan Italia juga menyebabkan keringnya likuiditas USD di pasar antar bank khususnya Eropa dan mendorong naik suku bunga pasar USD.
IDR
IDR cenderung melemah terhadap USD akibat aksi jual di pasar saham dan obligasi pemerintah yang dilakukan oleh investor asing. Turunnya nilai Rupiah, rendahnya harga saham dan obligasi pemerintah seharusnya menjadi peluang investasi yang sangat bagus karena pada dasarnya perekonomian domestik masih bertumbuh kuat. Inflasi yang cenderung turun dan tingkat suku bunga IDR yang masih menarik dan tingginya belanja konsumen dan investasi adalah faktor-faktor utama di balik peluang menguatnya IDR di jangka waktu menengah dan panjang.
EUR
EUR saat ini berpeluang melemah akibat masalah defisit dan utang pemerintah Yunani yang sangat besar sehingga dapat menyebabkan gagal bayar. Tidak adanya kejelasan mengenai program talangan untuk Yunani menyebabkan EUR terus menerus mengalami tekanan jual terhadap USD. EUR masih tertahan karena masih bagusnya kondisi negara-negara anggota Euro yang lain seperti Jerman, Perancis dan Belanda. Selain itu aksi intervensi Bank Sentral Swiss untuk mempertahankan nilai tukar EUR/CHF pada 1,20 juga menolong EUR dari kejatuhan yang dalam.
AUD
AUD mengalami tekanan jual yang sangat besar akibat turunnya harga komoditas dunia. Australia yang mengandalkan ekspor komoditas sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi sangat tidak diuntungkan dengan kondisi harga komoditas yang rendah saat ini. Tingginya fluktuasi pasar juga mengakibatkan sentimen negatif terhadap AUD.
JPY
JPY cenderung stabil karena dijaga oleh intervensi pemerintah jika JPY terus menguat. JPY secara tradisional menjadi alternatif utama bagi investor di saat kondisi ekonomi dunia memburuk. Namun penguatan JPY yang berlebihan dapat melemahkan ekonomi Jepang yang masih mengandalkan ekspor.
GBP
GBP saat ini mengalami aksi jual yang besar akibat adanya kemungkinan dari bank sentral Inggris untuk menambah injeksi dana ke pasar uang atau yang lebih dikenal sebagai
quantitative easing. Kondisi ekonomi yang
masih sangat lemah adalah alasan di belakang rencana bank sentral untuk kembali membeli obligasi pemerintah dan swasta untuk menurunkan yield dengan tujuan menyediakan dana murah untuk investasi.
SGD
Perekonomian Singapura yang mengandalkan perdagangan internasional dan jasa sangat bergantung pada kesehatan perekonomian negara-negara seperti AS dan Cina. Dengan kondisi yang tidak menguntungkan di AS dan melambatnya ekonomi Cina menyebabkan SGD melemah terhadap USD.
Analisa Valuta Asing
FX Update
Mika Martumpal
Cara Cerdas Berinvestasi
AutoInvest
commbank.co.id
Kemudahan investasi reksa dana
secara berkala dengan fasilitas auto debet.
DISCLAIMER
Kecuali dinyatakan lain, semua data bersumber dari berita media massa, dan tidak diterbitkan oleh PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk tetapi tidak terbatas pada penuntutan hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya, karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai “Grup” “Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan. Laporan ini telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapatkan manfaat dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan, jika perlu mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak,memberitahukan perkembangan terkini atau terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksi dan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. Investasi dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki risiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan/atau penjualan ter-hadap kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten dengan laporan ini. Silahkan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi kami hubungi Call Centre kami di 5000 30 atau email kami di [email protected].
D
alam kondisi pasar uang yang bergejolak, kita bisa memanfaatkan pergerakan valuta asing untuk memaksimalkan return dari investasi kita di mata uang asing.Kita bisa melakukan jual beli mata uang asing untuk tenor yang sangat pendek; harian atau bahkan kurang dari itu. Dengan demikian
Investasi FX
IHSG vs FX Fluctuation
maka perputaran uang (velocity of money) meningkat dengan lebih optimal dibandingkan
return dari hanya sekedar mengendap di
rekening atau deposito.
Demikian juga misalnya jika tidak ada pergerakan kurs yang menarik dari suatu mata uang, kita bisa pindah ke mata uang lain
yang kemungkinan dalam waktu dekat akan lebih menguat. Sebagai contoh, investasi awal di mata uang AUD, kemudian pindah ke Yen Jepang. Setelah ada penguatan Yen, maka kembali ditukarkan ke AUD, sehingga keuntungan ini akan menurunkan biaya perolehan AUD.
Indratno
Head of Treasury Sales
0.9572 0.9900 0.9800 0.9700 0.9600 0.9500 0.9400 08:00
26 Sep 2011 27 Sep 201116:00 28 Sep 201108:00 29 Sep 201116:00 30 Sep 201108:00 03 Okt 201108:00 04 Okt 201116:00
AUD
1.0000