• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KECUKUPAN AIR SUSU IBU (ASI) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAJORAN I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KECUKUPAN AIR SUSU IBU (ASI) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAJORAN I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1575

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KECUKUPAN AIR SUSU IBU

(ASI)

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAJORAN I

Umi Amimah1), Heni Setyowati Esti Rahayu2) Kartika Wijayanti3). 1,2,3) Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang

henisetyowati@ummgl.ac.id

Abstract

Exclusive breastfeeding is the best nutrition for infants during the first six months of life. Many factors belived can affect the breast milk adequacy that one of that is husband’s support. This study aims:to find the relationship of husband’s support with breast milk adequacy. This study: is a cross sectional research which is done in working area of Pusesmas Kajoran 1. The sample used ware feeding mothers who have baby age 0-24 month consistend of 107 people. The sampling technique used proportional random sampling. The collecting data technique used questionere research instrument. This study used Sperman Rank with statistical application program in its processing for data the analysis technique. The result:of this study showed that mother got good support were 78,5%, enough husband support were 18,7%, and less support from her husband were 2,8%. Whereas for breast milk adequacy,have good breast milk adequacy from mother’s indicator were 92,5%, enough breast milk adequacy were 7,5%, and no mother got less for breast milk adequacy. For baby indicator’s were 94,4% baby’s have a good breast milk adequacy, 5,6% have a enough breast milk adequacy, and no baby got less for breast milk adequacy. The statistical test result showed there a were relationship between the husband’s support with breast milk adequacy for mother’s indicator’s with a p value of 0,002 or sig < 0,05, no relationship between the husband’s support with breast milk adequacy for baby’s indicator’s with a p value 0,845 or Sig > 0,05. The suggestion:for the health workers to give information and do collaboration with husabnd’s and family’s to give support for feeding mother.

Keyword :Husband’s Support, Breast milk adequacy

1. PENDAHULUAN

Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi (Afifah, 2007). ASI mengandung nutrisi-nutrisi dasar dan elemen, dengan jumlah yang sesuai untuk pertumbuhan bayi (Roesli,2009). Sedangkan kecukupan ASI adalah keadaan di mana bayi atau ibu menunjukkan beberapa tanda yang menunjukkan adanya kepuasan dalam produksi ataupun konsumsi ASI (Bahiyatun, 2009).

Berdasarkan data yang diperoleh dari DINKES Kabupaten Magelang (2014), didapatkan hasil bahwa tingkat kesadaran pemberian ASI Eksklusif di Provinsi Jawa Tengah dalam kategori rendah atau hanya

57,06%. Di wilayah Kabupaten Magelang pada tahun 2013 dan 2014 data yang diperoleh relatif stabil sebesar 87,82 %, namun masih ada 3 wilayah prioritas yang menjadi pantauan khusus petugas kesehatan dalam hal pemberian ASI meliputi wilayah Kajoran I dengan prosentase 44,73 %, Bandongan dengan prosentase 48,12 %, Ngablak dengan prosentase 49,31 %.

Sedangkan berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Kajoran I, pada bulan Februari 2016 dengan metode wawancara, didapatkan hasil bahwa dari 10 orang ibu menyusui bayi usia 0-24 bulan terdapat 6 orang ibu yang mengalami masalah menyusui (diantaranya produksi ASI sedikit yaitu 1 orang, payudara bengkak yaitu 2 orang, puting susu lecet yaitu 1 orang,

(2)

1576 produksi ASI sedikit disertai payudara bengkak dan puting susu lecet sebanyak 1 orang, dan produksi ASI sedikit disertai puting susu lecet sebanyak 1 orang) dan 4 orang lainnya dapat menyusui dengan lancar. Sedangkan hasil wawancara dengan 2 orang tenaga kesehatan dalam hal dukungan suami di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran I rata-rata suami hanya memberikan dukungan dalam bentuk materi kepada istri yang sedang menyusui dengan prosentase sebesar 6%, sedangkan untuk aspek dukungan suami yang lain sebesar 2%-3%.

Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Arifah, Rahayuning, Rahfuludin, 2014) di Semarang, mendapatkan hasil bahwa suami melakukan berbagai peran setelah persalinan salah satunya adalah peran mencari informasi sebesar 16,2 %. Mencari informasi tentang ASI adalah peran dasar yang harus dilakukan oleh suami agar tahu tentang menyusui sehingga dapat mendukung ibu saat menyusui secara eksklusif. Sebanyak 55% suami tahu bahwa ASI adalah makanan terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan, dan informasi itu sebagian besar berasal dari nenek moyang atau keluarga (51,2%) dan professional kesehatan (25%). Tetapi hanya 22,5% suami yang mencoba untuk menemukan informasi tentang menyusui untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih baik tentang hal itu. Sebanyak 23,8% ayah terlibat dalam pengambilan keputusan dalam pemberian makanan bagi bayi.

Masalah menyusui pada masa pasca persalinan salah satunya adalah sindrom ASI kurang, sehingga bayi merasa tidak puas setiap setelah menyusu, bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu, tinja bayi keras, payudara tidak membesar yang mengakibatkan gagalnya pemberian ASI pada bayi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Budiati, Setyowati, Helena, 2010), indikator kecukupan ASI dapat dibagi menjadi dua yaitu dari segi bayi dan dari segi ibu. Indikator yang diteliti dari segi bayi meliputi frekuensi dan karakteristik BAK dan BAB, frekuensi, warna, jumlah jam tidur, serta berat badan bayi.

Produksi ASI dikatakan lancar jika minimal 4-5 dari indikator yang diobservasi terdapat pada bayi (≥ 4-5).Sedangkan jika kurang dari 4 (< 4) dikatakan tidak lancar.Sedangkan indikator dari segi ibu, produksi ASI dikatakan lancar jika hasil observasi terhadap responden menunjukkan minimal 5 indikator dari 10 indikator yang ada. Indikator itu meliputi payudara tegang karena ASI, ibu rileks, let down reflek baik, frekuensi menyusui > 8 kali sehari, ibu menggunakan kedua payudara bergantian, posisi perlekatan benar, puting tidak lecet, ibu menyusui bayi tanpa jadwal, ibu terlihat memerah payudara karena payudara penuh, payudara kosong setelah bayi menyusu sampai kenyang dan tertidur, serta bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan (Budiati, Setyowati, Helena, 2010).

Penurunan cakupan produksi ASI pada hari-hari pertama setelah melahirkan dapat disebabkan oleh kurangnya rangsangan hormon prolaktin dan oksitosin yang sangat berperan dalam kelancaran produksi ASI, serta tidak adanya dukungan dari suami atau orang terdekat ibu. Upaya pemberian dukungan dari suami kepada ibu yang menyusui dapat meningkatkan produksi ASI sehingga kecukupan ASI akan diperoleh.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini “apakah ada hubungan dukungan suami dengan kecukupan ASI?”.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan suami dengan kecukupan ASI.

2. KAJIAN LITERATUR DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS (JIKA ADA)

Banyak manfaat yang bisa dirasakan dalam pemberian ASI bagi bayi, yaitu Pertama ASI sebagai nutrisi, ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dengan kualitas dan kuantitas yang sempurna. Air susu seorang ibu secara khusus disesuaikan dengan kondisi bayinya. ASI mengandung beberapa hal yang tidak bisa didapat dari susu sapi berupa Taurin (yaitu suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat di ASI), Laktosa (merupakan hidrat

(3)

1577 arang utama dari ASI yang hanya sedikit sekali terdapat pada susu sapi), asam lemak ikatan panjang DHA, AA, Omega-3, Omega-6 (yang merupakan asam lemak utama dari ASI) (Moody, 2005). Sedangkan menurut (Afifah, 2007) ASI juga mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok antara lain karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang satu dengan yang lainnya.

Kedua ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi, bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat immunoglobulin dari ibunya.Dua belas jenis immunoglobulin terdapat di dalam ASI. Sedangkan dalam tubuh bayi teridentifikasi 30 jenis immunoglobulin, diantaranya 18 jenis immunoglobulin berasal dari serum darah ibu dan 12 jenis hanya ditemukan dalam ASI. Sehingga dalam hal ini ASI sangat berperan besar dalam membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Ketiga ASI dapat meningkatkan kecerdasan bayi melalui 3 segi berupa Asuh menunjukkan kebutuhan bayi untuk pertumbuhan otaknya. Untuk pertumbuhan suatu jaringan sangat dibutuhkan nutrisi atau makanan yang bergizi, Asih menunjukkan kebutuhan bayi untuk perkembangan emosi dan spiritualnya yang diwujudkan dengan pemberian kasih sayang dan perasaan aman,

Asah menunjukkan kebutuhan akan stimulasi

atau rangsangan yang akan merangsang

perkembangan kecerdasan anak secara optimal (Moody, 2005).

Dukungan suami merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan menyusui (Dagun, 2002).Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami terhadap istri, dimana suami dapat memberikan bantuan secara psikologis baik berupa motivasi, perhatian, dan penerimaan (Adhim, 2003).

Salah satu faktor yang berperan dalam produksi ASI adalah dukungan suami. Pemberian dukungan suami pada istri terhadap produksi ASI ini dapat dilakukan melalui dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan penghargaan, serta dukungan informasi. Dukungan emosional merupakan dukungan yang diwujudkan dalam bentuk perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya, dan perasaan saling mengerti.Dukungan instrumental berupa dukungan yang diwujudkan dalam pertolongan langsung seperti melakukan pemijatan pada ibu, merawat bayi.Dukungan penghargaan adalah dukungan yang berupa pemberian informasi yang menjelaskan tentang peran pelaksanaan, bagaimana suami atau istri dapat menampilkan perannya.Serta dukungan informasi berupa dukungan dalam bentuk pemberian informasi yang berguna dan berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi (House, 2000).

3. METODE PENELITIAN

Penelitian hubungan antara dukungan suami dengan kecukupan Air Susu Ibu (ASI) di Puskesmas Kajoran I menggunakan analisis observatif yang menguji hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat..Penelitian ini merupakan penelitian analitik

observasional dengan menggunakan

pendekatan cross sectional dimana

pengukuran variabel kecukupan ASI sebagai variabel terikat dilakukan bersama dengan pengukuran variabel bebas (dukungan suami).

Lokasi penelitian ini di wilayah kerja Puskesmas Kajoran I. Alasan melakukan penelitian di lokasi tersebut adalah karena

wilayah Kajoran merupakan salah satu wilayah yang menjadi prioritas dalam pantauan pemberian ASI eksklusif.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik proporsional random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner. Teknik analisa data yang digunakan adalah

Sperman Rank dengan menggunakan

bantuan program aplikasi statistik dalam pengolahannya.

Analisa multivariat, merupakan salah satu jenis analisis statistik yang digunakan untuk menganalisis data dimana data yang digunakan berupa banyak variabel bebas (independen variabel) dan juga banyak

(4)

1578 variabel terikat (dependen variabel). Analisa regresi yang digunakan adalah regresi logistik.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Kajoran I yang dilakukan pada tanggal 6 April 2016 sampai dengan 7 Mei 2016. Sebanyak 107 responden telah berhasil peneliti dapatkan dalam penelitian ini. Hasil analisis data yang diperoleh dari data yang terkumpul melalui kuesioner adalah sebagai berikut:

Table 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Dukungan Suami pada ibu menyusui di wilayah

Puskesmas Kajoran I

No Variabel Frekuensi Prosentase

n = 107 % 1 Dukungan Suami a. Baik 84 78,5 b. Cukup 20 18,7 c. Kurang 3 2,8 2 Dukungan Emosi a. Baik 89 83, 2 b. Cukup 13 12,1 c. Kurang 5 4,7 3 Dukungan Instrumental a. Baik 76 71, 0 b. Cukup 28 26,2 c. Kurang 3 2,8 4 Dukungan Penghargaan a. Baik 89 83,2 b. Cukup 11 10,3 c. Kurang 7 6,5 5 Dukungan Informasi a. Baik 5 4,7 b. Cukup 37 34,6 c. Kurang 65 60,7 Sumber :data primer yang diolah, 2016 Table di atas menunjukkan bahwa sebanyak 84 ibu menyusui (78,5%) mendapatkan dukungan suami dengan baik, sedangkan 20 ibu menyusui (18,7%) mendapatkan dukungan suami yang cukup,

dan 3 ibu menyusui (2,8%) mendapatkan dukungan suami yang kurang.

Tabel 2 Distribusi Karakteristik responden berdasarkan Kecukupan

ASI pada ibu menyusui di wilayah Puskesmas Kajoran I No Variabel Frekuensi Prosentas e n = 107 % 1 Kecukupan ASIberdasa rkan Indikator Ibu a. Baik 99 92,5 b. Cukup 8 7,5 c. Kurang - - 2 Kecukupan ASI berdasarka n Indikator Bayi a. Baik 101 94,4 b. Cukup 6 5,6 c. Kurang - -

Sumber :data primer yang diolah,2016 Kecukupan air susu ibu (ASI) dikategorikan menjadi dua, yaitu kecukupan berdasarkan indikator ibu dan kecukupan dari indikator bayi yang berupa:

a. Kecukupan ASI berdasarkan indikator ibu Berdasarkan hasil penelitian memperlihatkan bahwa 99 ibu menyusui (92,5%) berada dalam kategori baik kecukupan ASI nya, dan 8 ibu menyusui (7,5%) berada dalam kategori cukup kecukupan ASI nya, dan tidak ada ibu yang berada dalam kategori kurang dalam kecukupan ASI nya.

b. Kecukupan ASI berdasarkan indikator bayi Berdasarkan hasil penelitian memperlihatkan bahwa 101 bayi (94,4%) berada dalam kategori baik kecukupan ASI

(5)

1579 nya, dan 6 bayi (5,6%) berada dalam kategori cukup kecukupan ASI nya.

Setelah dilakukan analisis terhadap karakteristik responden baik berdasarkan dukungan suami dan kecukupan ASI, maka peneliti melakukan uji normalitas data untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa:

Variabel Kolmogorov-Smirnov statistic df Sig. Dukungan Emosi 0,100 107 0,003 Dukungan Instrumen 0,089 107 0,037 Dukungan Penghargaan 0,144 107 0,000 Dukungan Informasi 0,192 107 0,000 Kecukupan 0,225 107 0,000 ASI indikator ibu Kecukupan ASI indikator bayi 0,207 107 0,000

Sumber :data primer yang diolah,2016

Oleh karena semua variabel memiliki nilai < 0,05, maka dapat diambil kesimpulan data memiliki distribusi tidak normal yang dilanjutkan dengan analisa bivariate menggunakan Uji Spearmen Rank.

Tabel 3. Hubungan antara Dukungan Suami dengan Kecukupan ASI

Sumber :data primer yang diolah, 2016 Hasil uji analisis Spearmen Rank

menunjukkan nilai p value = 0,002 sehingga

p < 0,05 yang berarti bahwa ada hubungan

antara pemberian dukungan suami dengan kecukupan ASI berdasarkan indikator ibu. Dan untuk indikator bayi nilai p value = 0,845 sehingga p > 0,05 yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara pemberian dukungan suami dengan kecukupan ASI berdasarkan indikator bayi.

Penilaian kecukupan ASI pada indikator ibu, aspek yang dinilai adalah payudara ibu tegang, let down reflek baik (Ibu merasakan payudara kenceng-kenceng dan ASI terasa menyemprot dengan lancar), ibu tidak tampak merasa nyeri saat menyusu, ibu terlihat memerah payudara karena penuh, ibu

menggunakan kedua payudara secara bergantian, bayi dapat menyusu pada satu payudara sampai puas dan tenang, ibu menyusui bayinya tanpa jadwal (sesuai kebutuhan bayi), ibu tampak rileks, keadaan putting payudara dan areola bersih, tidak lecet, payudara ibu tampak kosong setelah bayi menyusu sampai kenyang dan tertidur, ibu dapat memberikan ASI peras menggunakan cangkir dan sendok. Salah satu hal yang dapat menyebabkan meningkatnya kecukupan ASI dari indikator ibu adalah adanya dukungan suami (Hani, 2014).

Menurut Ariani (2010) saat menyusui bayi maka akan terjadi dua refleks dalam tubuh ibu yaitu refleks prolaktin (produksi

(6)

1580 ASI) dan refleks oksitosin (mengalirnya ASI), dimana saat terjadi refleks oksitosin

Dinilah suami berperan penting dalam menciptakan ketenangan, kenyamanan dan kasih sayang. Kebahagiaan, ketenangan dan kenyamanan yang dirasakan ibu akan meningkatkan produksi hormon oksitosin sehingga ASI mengalir dengan lancar.

Pada indikator bayi ini aspek yang dinilai adalah frekuensi bayi buang air kecil, dimana bayi yang cukup ASInya maka selama 24 jam paling sedikit bayi akan BAK sebanyak 6 kali, warna urin kuning jernih, jika ASI cukup setelah menyusu maka bayi tertidur/tenang selama 2-3 jam (Bobak & Lowdermilk, 2005). Pada bayi, bentuk dukungan suami dapat diberikan dengan carasuami ikut menyendawakan bayi, suami ikut menggendong bayi saat bayi menangis, dan suami membantu mengganti popok serta suami menyarankan ibu untuk memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi.

Pada reponden yang menunjukkan tanda tidak cukup ASI meski telah mendapatkan dukungan suami yang cukup, pada bayi usia lebih dari 6 bulan karena bayi disusui dengan frekuensi menyusu pada ibu hanya 4-5 kali dalam sehari sehingga tidak memenuhi indicator lama menyusu yang normal. Selanjutnya, kondisi psikologis ibu sangat berpengaruh dalam keberhasilan menyusui.

Pada ibu primipara dengan usia < 20 tahun, sebagian besar ibu tidak mempunyai keyakinan mampu memproduksi ASI yang cukup sehingga akan menimbulkan stress dan khawatir, yang dapat menganggu pemberian ASI pada bayi sehingga akan berpengaruh pada produksi dan kecukupan ASI (Prasetyono, 2009). Selain itu, posisi dan teknik menyusui yang belum baik pada ibu primipara usia < 20 tahun akan berpengaruh pada produksi ASI.

Posisi dan teknik menyusui yang baik dan benar akan dapat menghisap air susu ibu dengan baik sehingga produksi susu akan banyak dan dapat memicu menonjolnya putting susu ibu. Hal inilah yang akan mempermudah bayi dalam menyusu (Laksono, 2010). Pada beberapa

Sumber :data primer yang diolah,2016 bayi yang telah berusia > 6 bulan, sebagian besar telah diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) oleh ibu sehingga bayi akan merasa kenyang dan jarang menyusu. Selain itu, pada bayi usia > 6 bulan pemberian makanan pendamping ASI merupakan sumber energi utama bagi bayi selain ASI yang apabila terlambat dalam memberikannya akan dapat menyebabkan malnutrisi bagi bayi (Suryoprajogo, 2009).

Sedangkan untuk hasil analisis Multivariatnya adalah:

Tabel 4

Hubungan antara Dukungan Suami dengan Kecukupan ASI dengan pendidikan suami, pekerjaan suami, dan penghasilan berdasarkan kecukupan ASI indikator ibu

Variabel Koefisien Regresi

(β) p OR (IK 95%) Langkah 3 Dukungan Suami 19,495 1,000 3E+ 008 (0,000) Pekerjaan Suami 1,493 0,119 4,450 (0,680-29,132) Konstanta -21,203 1,000 0,000 Langkah 4 Dukungan Suami 20,104 1,000 5E+008 (0,000) Konstanta -21,203 1,000 0,000

(7)

1581 Tabel 5

Hubungan antara Dukungan Suami dengan Kecukupan ASI dengan pendidikan suami, pekerjaan suami, dan penghasilan berdasarkan kecukupan ASI indikator bayi

Berdasarkan indikator ibu dukungan suami menunjukkan p value = 1,000 > 0,05 dan memiliki nilai OR = 5E +008 sedangkan pekerjaan suami p value = 0,119 dengan OR = 4,450 pada indikator ibu.Sedangkan untuk indikator bayi, penghasilan menunjukkan p value = 0,528 > 0,05dengan OR = 0,465, pekerjaan suami menunjukkan p value = 0,998 > 0,05 dengan OR = 0,000.

Akan tetapi berdasarkan indikator ibu, pekerjaan suami dapat berfungsi sebagai variabel penganggu dalam dukungan suami. Dalam penelitian ini hasilnya menunjukkan bahwa pekerjaan suami berpotensi 4,450 kali dalam mempengaruhi dukungan suami. Sedangkan berdasarkan indikator bayi, dukungan suami, pendidikan suami, pekerjaan dan penghasilan suami tidak berfungsi sebagai variabel penganggu kecukupan ASI berdasarkan indikator bayi.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan dukungan suami dengan kecukupan Air Susu Ibu (ASI) di wilayah kerja Puskesmas Kajoran I, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Karakteristik responden yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kajoran I sebagian besar memiliki kategori usia aman dalam bereproduksi (21-35 tahun) sebanyak 87 (81,3%), dengan sebagian besar ibu menyusui Bergama Islam sebanyak 107 (100%). Pada pendidikan Istri, sebagian

besar reponden memiliki pendidikan SMP sebanyak 44 (41,1%). Untuk pekerjaan istri sebagian besar reponden bekerja dalam sektor informal sebesar 81 reponden (75,7%). Sedangkan berdasarkan penghasilan, sebagian besar reponden memiliki penghasilan keluarga dibawah atau sama dengan UMR (≤ UMR) sebesar 89 reponden (83,1%).

2. Karakteristik reponden berdasarkan dukungan suami, sejumlah 84 ibu menyusui mendapatkan dukungan suami yang baik sebesar 78,5%.

3. Karakteristik kecukupan ASI reponden berdasarkan indikator ibu dan bayi berupa, dari indikator ibu 99 ibu menyusui (92,5%) memenuhi kecukupan ASI dalam kategori baik. Sedangkan kecukupan ASI dari indikator bayi 101 ibu menyusui (94,4%) dapat memenuhi ASI pada bayinya dengan baik.

4. Terdapat hubungan antara variabel dukungan suami dengan kecukupan Air Susu Ibu (ASI) berdasarkan indikator ibu dan tidak terdapat hubungan antara dukungan suami dengan kecukupan Air Susu Ibu (ASI) berdasarkan indikator bayi. 5. Hasil analisis multivariate membuktikan bahwa berdasarkan indikator ibu pekerjaan suami berpotensi 4,450 kali dalam mempengaruhi dukungan suami dan dukungan suami, penidikan suami, pekerjaan dan penghasilan suami tidak berfungsi sebagai variabel pengganggu kecukupan ASI berdasarkan indikator bayi.

(8)

1582

6. REFERENSI

Afifah, D.N. (2007). Faktor yang

Berperan dalam Kegagalan Praktik

Pemberian ASI Eksklusif (Studi

Kualitatif di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang Tahun 2007).

Arifah, I., Rahayuning, D., Rahfuludin, M.Z,. (2014). Father’s Roles on the

Exclusive Breastfeeding Practice.

Jurnal KESMAS Vol. 8 No.2, September 2014:83-92. Diakses tanggal 20 Januari 2016.

Ariani. (2010). Ibu Susui Aku!.

Bandung: Khazanah Intelektual.

Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan

Kebidanan Nifas Normal. Jakarta:

EGC.

Budiati, T. Setyowati., Helena. (2010).

Peningkatan Produksi ASI Ibu Nifas Seksio Sesarea Melalui Pemberian Paket “ Sukses ASI”. Jakarta: Fakultas

Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Volume 13, No. 2, Juli 2010; Hal 59-66.

Dagun, S.M. (2002). Psikologi Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.

DINKES. (2014). Resume Profil Kesehatan Kabupaten Magelang. Hani, R. M. 2014. Hubungan Dukungan Suami Terhadap Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. House, J.S., Landis, K. R., & Umberson, D. (2000). Social Relationship and Health Science, 241

(4865), 540-545.

Laksono, K. (2010). Dahsyatnya ASI

dan Laktasi. Yogyakarta: Medika Baca.

Moody, J. (2005). Menyusui: Cara

Mudah, Praktis, & Nyaman. Jakarta :

EGC.

Prasetyono. D.S. (2009). Buku Pintar

ASI Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press.

Roesli, U. (2007). Inisiasi Menyusu

Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta:

Pustaka Bunda.

Roesli, U. (2009). Panduan Praktis

Gambar

Tabel 2 Distribusi Karakteristik  responden berdasarkan Kecukupan

Referensi

Dokumen terkait

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di sebuah TPA dibutuhkan serangkaian studi untuk menentukan apakah PLTSa layak dibangun di TPA tersebut, salah satunya

Akan tetapi BPOM sendiri memiliki kelemahan dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas kebijakan ini yaitu tidak memiliki kekuatan hukum dalam menindaklanjuti hasil

[r]

Perampokan dengan membunuh yang dimaksud ayat tersebut sama halnya tindakan perampokan yang dilakukan oleh para koruptor di negara ini.. Motif dan

Masukkan email serta password lalu klik “Login” untuk melakukan koneksi ke akun tumblr yang ingin di daftarkan sehingga nanti jika ada postingan baru dari akun blog anda

nafkah masa tunggu istri yang tertalak ba’in kubra&gt; dalam keadaan hamil , maka penulis melakukan penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, namun

There- fore, using a finite mixture of Dirichlets helps correct for the limitations of the unsegmented Dirichlet high- lighted by Fader and Schmittlein (1993). Apart

Kemudian film dokumenter menjadi media yang akan digunakan untuk memberi informasi kepada remaja Betawi tentang keberadaan batik Betawi yang nantinya akan