JKMK
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT KHATULISTIWA
http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php?journal=jkmk&page=index
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU, PERAWATAN PAYUDARA, PENYULUHAN ASI
EKSKLUSIF, DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDAN KECAMATAN
SUNGAI TEBELIAN KABUPATEN SINTANG
Dian Indahwati Hapsari1 M. Taufik2
1Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pontianak:Kelas Sintang 2Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak
Jl. Jenderal Ahmad Yani No.111: Pontianak
Info Artikel Abstrak
Sejarah Artikel:
Diterima: 12 Januari 2018 Disetujui: 14 Februari 2018 Dipublikasi: 28 Februari 2018
Pada tahun 2015, cakupan ASI eksklusif hanya sebesar 39,47%, lebih rendah dari target cakupan ASI nasional. Survei pendahuluan yang dilakukan pada sepuluh orang ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Pandan didapatkan hanya 30 % saja ibu yang menyusui anaknya sampai berumur 6 bulan.Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu, perawatan payudara, penyuluhan ASI eksklusif, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pandan Kecamatan Sungai Tebelian Kabupaten Sintang tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi Square (X2) dengan tingkat kepercayaan 95% dan level signifikan 5%.Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh bahwa ada hubungan antara pengetahuan (p value = 0,000 (p<0,05), PR = 1,918), perawatan payudara (p value = 0,000 (p<0,05), PR = 1,826), penyuluhan ASI eksklusif (p value = 0,000 (p<0,05), PR = 2,112), dukungan keluarga (p value = 0,000 (p<0,05), PR = 1,809), dukungan petugas kesehatan (p value = 0,000 (p<0,05), PR = 2,673) dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pandan Kecamatan Sungai Tebelian Kabupaten Sintang tahun 2017. Diharapkan kepada Puskesmas untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif, perawatan payudara yang baik dan dukungan keluarga di wilayah kerja Puskesmas Pandan.
Keywords:
Pengetahuan, Perawatan Payudara, Penyuluhan, Dukungan Keluarga, Petugas Kesehatan
RELATIONSHIP BETWEEN MOTHER KNOWLEDGE, BREAST TREATMENT, EXCLUSIVE ASSEMBLY SUPPLY, FAMILY SUPPORT AND SUPPORT HEALTH WITH EXCLUSIVE BREASTFEEDING WORKING AREA PUSKESMAS PANDAN SUBDISTRICT RIVER TEBELIAN DISTRICT SINTANG
Abstract
Exclusive breastfeeding coverage was only 39.47%, lower than national breastfeeding target. Preliminary survey conducted on ten breastfeeding mothers in Pandan Puskesmas work area found that only 30% of mothers who breastfeed their children until the age of 6 months. The general objective of this study was to investigate the relationship between mother knowledge, breast care, exclusive breastfeeding, family support and support of health workers with exclusive breastfeeding in the work area of Pandan Pusan Sungai Tebelian Subdistrict Sintang District 2017. This type of research is an analytic survey with Cross Sectional approach. The statistical test used in this research is Chisquare test (X2) with 95% confidence level and 5% significant level. Based on the result of statistical test, there is a relationship between knowledge (p value = 0,000 (p <0,05), PR = 1,918), breast care (p value = 0,000 (p <0,05), PR = 1,826), breastfeeding (p value = 0,000 (p <0.05), PR = 2.112), family support (p value = 0,000 (p <0.05), PR = 1.809), health care support (p value = 0,000 (p < 0.05), PR = 2,673) with exclusive breastfeeding in the work area of Pandan Pusan Sub District Tebelian River Sintang District in 2017. It is hoped that Puskesmas will provide information about the importance of exclusive breastfeeding, good breast care and family support in the work area of Pandan Puskesmas.
Alamat Korespondensi:
ISSN 2581-2858
Universitas Muhammadiyah Pontianak-Kelas Sintang
Email: indahwati.hapsari@gmail.com / 085347690423, 0895377310154
PENDAHULUAN
Peran ASI (Air Susu Ibu) eksklusif sangat penting
sebagai kunci untuk mewujudkan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan atau Sustainable Development Goal’s
(SDGs) sesuai tema dari WABA (World Breastfeeding
Week), Pekan ASI Sedunia, yang menyatakan bahwa
menyusui tidak hanya untuk kesehatan anak tetapi juga
merupakan dasar dari pembangunan suatu Negara.1
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian
Kesehatan mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 tentang ASI eksklusif
di Indonesia yang berisi penetapan ASI eksklusif selama
6 bulan dan dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun atau
lebih dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33
Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif,
pasal 6 berbunyi:”Setiap Ibu yang melahirkan harus
memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang
dilahirkannya”. Secara global, cakupan ASI eksklusif dunia pada tahun 2014 masih memprihatinkan yaitu
sebesar 36% dan pada tahun 2015 meningkat menjadi
38% tetapi belum mencapai target capaian ASI eksklusif
dunia yaitu 80%. 1
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun
2013, data cakupan ASI eksklusif nasional mencapai 32%
dan meningkat pada tahun 2014 menjadi 52,3%, namun
cakupan ASI eksklusif nasional belum mencapai target
sebesar 80%. Menurut data provinsi di seluruh Indonesia,
hanya terdapat satu provinsi yang berhasil mencapai
target ASI eksklusif nasional yaitu Provinsi Nusa
Tenggara Barat sebesar 84,7%. Provinsi Jawa Barat,
Papua Barat, dan Sumatera Utara merupakan tiga provinsi
dengan cakupan ASI eksklusif terendah. Sedangkan data
cakupan ASI eksklusif khusus Provinsi Kalimantan Barat
pada tahun 2013 adalah sebesar 31,32%, meningkat
menjadi 47,3% pada tahun 2013, kemudian ditahun 2014
mengalami peningkatan yang tidak begitu signifikan
sebesar 49,5%, namun masih belum mencapai target
cakupan ASI eksklusif nasional. 2
Berdasarkan data cakupan ASI eksklusif seluruh
Kabupaten dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Barat tahun 2016, kabupaten Kapuas Hulu menduduki
peringkat pertama dari empat belas kabupaten, sebesar
76,56%, dan cakupan ASI eksklusif paling terendah
sebesar 38,93% yaitu kabupaten Sanggau. Sedangkan
cakupan ASI eksklusif kabupaten Sintang di urutan yang
ke sebelas sebesar 52,97%. Berdasarkan data Dinas
Kesehatan Kabupaten Sintang, menemukan data cakupan
ASI eksklusif pada tahun 2013 sebesar 41,55% dan
menurun pada tahun 2014 menjadi 38,35% dan
meningkat kembali menjadi 46,25% pada tahun 2015.
Cakupan ASI eksklusif di Kabupaten Sintang terjadi
peningkatan setiap tahun tapi belum mencapai target ASI
secara nasional yaitu sebesar 80%.3
Cakupan ASI eksklusif seluruh wilayah Puskesmas
di Kabupaten Sintang tahun 2016 masih memprihatinkan,
data cakupan ASI eksklusif yang didapat dari pemegang
program gizi Puskesmas Pandan pada tahun 2013 sebesar
10% menurun menjadi 6,28 % pada tahun 2014, dan
meningkat menjadi 6,45% pada tahun 2015. Pada tahun
2016 cakupan ASI eksklusif Puskesmas Pandan
meningkat menjadi 39,47%, tetapi belum mencapai target
cakupan ASI eksklusif yang diharapkan.
Survei pendahuluan yang dilakukan pada sepuluh
orang ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Pandan
didapatkan hanya 30 % saja ibu yang menyusui anaknya
sampai berumur 6 bulan. Dari 70% ibu yang tidak
memberikan ASI eksklusif, sebanyak tiga orang
memberikan susu formula dan makanan tambahan
sebelum 6 bulan karena mengaku tidak tahu, satu orang
menyatakan ASI nya belum keluar pada hari pertama
tambahan sebanyak satu orang, berhenti menyusui karena
puting lecet sebanyak satu orang dan belum pernah
mendapatkan informasi tentang ASI eksklusif sebanyak
satu orang.
Berdasarkan data latar belakang, maka peneliti
merasa perlu melakukan penelitian tentang:”Hubungan antara pengetahuan ibu, perawatan payudara, penyuluhan
ASI eksklusif, dan dukungan petugas kesehatan dengan
pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
Pandan”.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
Pandan Kecamatan Sungai Tebelian Kabupaten Sintang
pada bulan April-Mei 2017. Metode penelitian ini
menggunakan desain Cross Sectional, populasi pada
penelitian ini sebanyak 390 orang berdasarkan sasaran
Ibu yang memiliki bayi berumur 6-11 bulan, pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan proportional
random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 190
responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis univariat dan bivariat dengan uji statistic Chi
Square.
HASIL
Karakteristik Responden
Berdasarkan Tabel 1. didapatkan bahwa
sebagian
besar (79,5%) ibu berumur 20-35 tahun dan masih
termasuk dalam kategori usia produktif. Sebagian
besar ibu berpendidikan tamat SMP (72%) dan
termasuk dalam tingkat pendidikan yang masih
tergolong rendah.
Tabel 1. Karaktersistik Ibu
Variabel f %
Umur Ibu
<20 tahun 20-35 tahun
>35 tahun
21 151
18
11 79,5
9,5
Pendidikan Ibu
Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Akademi/Sarjana
46 72 59 13
24,2 38 31 6,8 Sumber: Data primer, 2017
Berdasarkan tabel 2. didapatkan bahwa sebesar
54,2% responden memiliki pengetahuan kurang baik
mengenai ASI Eksklusif, 57,4% memiliki perawatan
payudara kurang baik mengenai pemberian ASI eksklusif,
56,8% tidak mendapatkan penyuluhan tentang asi
eksklusif, 64,7% tidak mendapatkan dukungan keluarga,
52,17% mendapatkan dukungan oleh petugas kesehatan,
Tabel 2. Gambaran Pengetahuan, Perawatan Payudara, Penyuluhan ASI Eksklusif, Dukungan Keluarga, Dukungan Petugas Kesehatan dan Pemberian ASI Eksklusif
Variabel f %
Tabel 3. Analisis Chi-Square antara Pengetahuan, Perawatan payudara, Penyuluhan ASI Ekslusif, Dukungan Keluarga dan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Pemberian ASI Eksklusif
Variabel Pemberian ASI Eksklusif
p-value
Tidak Eksklusif Eksklusif
f % f %
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 3 menunjukkan
bahwa bahwa proporsi responden yang pengetahuannya
kurang baik tidak memberikan ASI eksklusif sebesar
81,6% lebih besar dibandingkan dengan responden yang
pengetahuannya baik tidak memberikan ASI eksklusif
sebesar 42,5%. Uji statistik Chi Square menunjukkan
signifikansi p value = 0,000. Proporsi responden yang
perawatan payudaranya kurang baik dan tidak
memberikan ASI eksklusif sebesar 78,9% lebih besar
payudaranya baik yang tidak memberikan ASI eksklusif
sebesar 43,2%. Uji statistik Chi Square menunjukkan
signifikansi p value = 0,000. Sementara itu, proporsi
responden yang tidak mendapatkan dukungan keluarga
tidak memberikan ASI eksklusif sebesar 75,6 %, lebih
besar dibandingkan dengan proporsi responden yang
mendapatkan dukungan keluarga tidak memberikan ASI
eksklusif sebesar 41,8%. Uji statistik Chi Square
menunjukkan signifikansi p value = 0,000. Untuk
dukungan yang bersumber dari petugas kesehatan
didapatkan ibu yang tidak mendapatkan dukungan
petugas kesehatan disertai dengan tidak memberikan ASI
eksklusif sebesar 94,5%, lebih besar dibandingkan
dengan proporsi responden yang mendapatkan dukungan
petugas kesehatan namun tidak memberikan ASI
eksklusif sebesar 35,4%. Uji statistik Chi Square
menunjukkan signifikansi p value = 0,000.
PEMBAHASAN
Pengetahuan menjadi salah satu faktor yang dapat
menimbulkan motivasi seorang ibu untuk memberikan
ASI eksklusif kepada bayinya. Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang dari pengalaman dan penelitian sebelumnya
terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan
yang menetap lebih lama daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan.4 Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh
Rachmaniah dimana adanya hubungan antara
pengetahuan ibu dengan pemberian asi eklsklusif p value
= 0,02 (p<0,05) dimana ditemukan sebagian besar ibu
dengan pengetahuan yang rendah tidak memberikan ASI
eksklusif pada bayinya.5
Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk
merawat payudara terutama pada masa nifas (masa
menyusui) untuk melancarkan pengeluaran ASI.6 Tujuan
perawatan payudara adalah untuk memelihara kebersihan
payudara, melenturkan dan menguatkan puting susu,
melancarkan aliran ASI, mencegah puting susu datar atau
terbenam supaya dapat dikeluarkan sehingga siap untuk
disusukan kepada bayinya.7 Dampak tidak melakukan
perawatan payudara adalah ASI tidak lancar/sedikit,
puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit menghisap
dan dapat timbul bendungan payudara, mastitis dan
lain-lain.6
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Djumadi, sebagian besar ibu
primipara yang diteliti, ditemukan bahwa 29 responden
(85,3%) dalam perawatan payudara baik karena rutin
melakukan perawatan payudara. Kemudian didapatkan
23 responden (67,6%) memproduksi ASI yang banyak.
Hal ini dipengaruhi oleh makanan dan sering melakukan
perawatan payudara.8
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan
pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik
praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah
atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu,
kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri
dalam mencapai tujuan hidup sehat.9 Sedangkan
penyuluhan tentang ASI eksklusif adalah penyuluhan
yang membahas tentang konsep ASI eksklusif dan
manfaatnya yang diberikan kepada ibu hamil, nifas dan
menyusui. Penyuluhan tentang ASI eksklusif sebaiknya
diberikan oleh petugas kesehatan dari saat trimester akhir
kehamilan, setelah melahirkan, nifas dan masa menyusui.
Tentu saja dengan teknik-teknik yang sebaiknya
bervariatif sehingga tidak monoton. Bisa dengan
memberikan buku saku, atau pamflet sampai melakukan
simulasi sehingga lebih cepat dipahami oleh ibu hamil,
melahirkan, nifas dan di masa menyusui.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Merdhika, diketahui bahwa adanya intervensi berupa
sikap seseorang terhadap suatu hal. Selain itu,
berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada ibu
menyusui setelah diberikan penyuluhan diketahui bahwa
terjadi perkembangan pengetahuan dan sikap ibu
menyusui tentang perlunya ASI eksklusif bagi anak. Hal
tersebut dibuktikan dengan adanya kesadaran ibu
menyusui yang semakin meningkat dalam pemberian ASI
eksklusif kepada anaknya.10
Dukungan keluarga sangat penting dalam
menunjang keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif,
dukungan keluarga meliputi dukungan emosional seperti
dukungan dari suami berupa motivasi dan kasih sayang,
dukungan materi bisa berupa pemenuhan nutrisi yang
bergizi, dukungan informasi berupa informasi untuk
menambah pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan
dukungan penghargaan yang bisa dalam bentuk pujian..
Dukungan keluarga dari sekitar ibu mempunyai peranan
penting terhadap keberhasilan menyusui. Dukungan itu
berasal dari lingkungan disekitar ibu selain suami, juga
ada anggota keluarga seperti nenek dan anggota keluarga
lain yang sudah mempunyai pengalaman menyusui.
Dukungan keluarga yang baik akan senantiasa
mendukung ibu dalam menumbuhkan sikap yang positif
dalam pemberian ASI.11
Salah satu cara yang bisa membantu keberhasilan
pemberian ASI eksklusif adalah selalu mengikutsertakan
suami pada saat petugas kesehatan memberikan
penyuluhan tentang ASI eksklusif sehingga suami dapat
memahami pentingnya memberikan dukungan kepada
ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Mulyani yang menyatakan
adanya hubungan yang bermakna antara dukungan suami
dengan pemberian ASI eksklusif dengan p-value =
0,014.12 Dukungan keluarga seperti memberikan
perhatian kepada ibu dengan memberikan bantuan
informasi tentang ASI eksklusif, dukungan kasih sayang
dengan menemani ibu saat menyusui di malam hari,
dukungan pemenuhan gizi ibu menyusui, dan dukungan
penghargaan dalam bentuk pujian kepada ibu sehingga
ibu dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
Petugas kesehatan memegang peranan penting untuk
menunjang keberhasilan proses menyusui ibu. Sesuai
dengan kebijakan Pemerintah dalam PP No.33/2012
tentang Pemberian ASI eksklusif, secara singkat tenaga
kesehatan wajib memberikan informasi dan edukasi ASI
eksklusif kepada ibu maupun anggota keluarga bayi yang
bersangkutan sejak pemeriksaan kehamilan sampai
dengan periode pemberian ASI eksklusif selesai. Petugas
kesehatan baik di Rumah Sakit, puskesmas, maupun
bidan dilarang menerima dan mempromosikan serta
memberikan susu formula atau produk bayi lain yang
dapat menghambat program pemberian ASI eksklusif
kecuali terdapat indikasi medis yang ditetapkan dokter
atau ibu tidak ada atau dalam keadaan darurat seperti
bencana, sehingga mengharuskan bayi mengkonsumsi
susu formula.
Manajemen laktasi yang dapat dilakukan pada saat:
Sebelum Ibu melahirkan, ibu dapat mencari informasi
tentang menyusui dan teknik menyusui yang benar. Ibu
juga dapat mengetahui apakah terdapat masalah atau tidak
pada payudaranya. Segera setelah melahirkan, ibu dapat
meminta bantuan petugas kesehatan dalam memfasilitasi
ibu melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini). IMD
merupakan awal kesuksesan ASI eksklusif. IMD dapat
memantapkan ibu untuk memberikan ASI kepada bayi
sampai 6 bulan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Prayogo, Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square
didapatkan p-value = 0,01 < α (0,05), berarti dapat disimpulkan ada hubungan dengan dukungan petugas
kesehatan dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah
KESIMPULAN
Faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI
eksklusif adalah pengetahuan ibu, perawatan payudara,
penyuluhan ASI eksklusif, dukungan keluarga dan
dukungan petugas kesehatan. Diharapkan petugas
kesehatan supaya lebih aktif lagi dalam memberikan
informasi kepada ibu yang mempunyai bayi untuk
menambah pengetahuan mereka dengan memberikan
penyuluhan langsung sejak ibu melakukan pemeriksaan
pada trimester akhir kehamilan, membuka kelas ibu
hamil, sampai ibu melahirkan, maupun penyuluhan
secara tidak langsung seperti melalui leaflet-leaflet
tentang ASI eksklusif, serta meminta dukungan tokoh
agama dan tokoh masyarakat untuk membantu
memberikan pengertian kepada masyarakat tentang
pentingnya ASI eksklusif. Keikutsertaan suami pada saat
memberikan penyuluhan kepada ibu sangat penting agar
suami dapat memahami pentingnha ASI eksklusif dan
memberikan dukungan baik itu moril (perhatian dan kasih
sayang) dan materil (pemenuhan nutrisi/gizi untuk ibu
menyusui).
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO.The Lancet Breastfeeding Series, Vol. 387, No
10017, 30 January 2016 [Serial Online]. [disitasi tanggal 8 Oktober 2016]. Diakses dari:
http://www.thelancet.com/journal/lancet/article/P11 50140-6736(16)00210-5/fulltext
2. Kementerian Kesehatan RI. Profil kesehatan
Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan:2014 [disitasi pada 15 Agustus 2016]. Diakses dari:
www.depkes.go.id/.../profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2014.pdf
3. Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Sintang.
Profil Kesehatan Kabupaten Sintang. Sintang: Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang:2015.
4. Nurkhayati, Ayu. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu
Tentang ASI Eksklusif Dengan Motivasi Pemberian ASI Eksklusif. Naskah Publikasi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta: 2014. [disitasi tanggal 22 Desember 2016]. Diakses dari:
http://eprints.ums.ac.id/30536/17/02._Naskah_Publi kasi.pdf
5. Rachmaniah, N.. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Ibu tentang ASI dengan Tindakan ASI Eksklusif. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta;2014
6. Sholichah Nur. Hubungan Perawatan Payudara Ibu
Post Partum dengan Kelancaran Pengeluaran ASI di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang;2012 [disitasi tanggal 8 Oktober 2016]. Diakses dari: http://e-journal.akbid-purworejo.ac.id/index.php/jkk3/article/view/52/50
7. Depkes RI. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur
Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta: Depkes RI;2006
8. Djumadi, Ulfin I. Hubungan Perawatan Payudara
terhadap produksi ASI Pada Ibu Primipara. Skripsi. Gorontalo: Universitas Gorontalo; 2014. [disitasi tanggal 17 Desember 2016].Diakses dari:
http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/article/do wnload/10439/10318
9. Depkes RI. Pedoman pemberantasan Penyakit
Jakarta : Departemen Kesehatan RI;2002.
10. Merdhika, Widha Ayu. Mardji. dan Devi Mazarina.
Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Dan Sikap Ibu Menyusui di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar. [internet]. 2014. Jurnal Teknologi dan Kejuruan, Vol.37, No.1, pp.55-72, [disitasi tanggal 17 Desember 2016]. Diakses dari:
http://journal.um.ac.id/index.php/teknologi-kejuruan/article/download/4108/725 .
11. Raharjo, Herlina Retnaningtyas Putri. Hubungan
Support System Keluarga Dengan Sikap Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo. Naskah Publikasi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2012 [disitasi tanggal 17 Desember 2016]. Diakses dari
http://eprints.ums.ac.id/20574/13/NASKAH_PUBL IKASI.pdf
12. Mulyani, Kiki Rizki. Hubungan Dukungan Suami
Terhadap Pemberian ASI eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul Yogyakarta. Skripsi.Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah; 2012 [Disitasi pada 8 Oktober 2016]. Diakses dari:
http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/5881
13. Prayogo, Danang. Hubungan Peran Bidan dan