• Tidak ada hasil yang ditemukan

70 TAHUN METEOROLOGI KLIMATOLOGI GEOFISIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "70 TAHUN METEOROLOGI KLIMATOLOGI GEOFISIKA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

VOLUME I NOMOR 7 JULI 2017 ISSN 2548-9801

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR

BMKG

70 TAHUN METEOROLOGI

KLIMATOLOGI GEOFISIKA

WASPADA!! MUSIM

KEMARAU CURAH

HUJAN JUSTRU

MENINGKAT

DINGIN DI

PENGHUJUNG JUNI

KONDISI ANGIN DI

AWAL KEMARAU 2017

(2)

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR

(3)

Sapa Editor

Hari Meteorologi Klimatologi Geofisika ke-70 Tahun 017

Juli dan Hari Jadi BMKG

Bulan Juli merupakan bulan bersejarah bagi Badan Meteoroogi Klimatologi dan Geofisika karena pada tanggal 21 Juli 2017 BMKG merayakan Hari Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ke - 70. Selama itu pula dari 21 Juli 1947 - 21 Juli 2017 BMKG melayani masyarakat dan bekerjasama dengan berbagai stakeholder pemerintahan maupun swasta di bidang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Dengan Tema “Kita Tingkatkan Produktivitas Kerja Melalui Penguatan Jiwa Korsa” BMKG bisa selalu memberikan pelayanan data yang Cepat, Tepat, Akurat dan Mudah dimengerti baik pelayanan cuaca publik, cuaca penerbangan, iklim maupun gempa bumi.

Akhir kata, semoga kedepannya sinergi yang dibangun antara BMKG dengan semua instansi dan stakeholder dapan terus berjalan dengan baik dan dapat ditingkatkan.

Selamat hari jadi yang ke-70 (21 JULI 1947-21 JULI 2017).

TIM REDAKSI

Diterbitkan oleh:

Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai - Denpasar Gedung GOI Lt. II Bandara Ngurah Rai Denpasar Kodepos 80361 03619359754 | 0361701601 03619351124 | 03619356665 stametngurahrai@gmail.com Website: http://ngurahrai.bali.bmkg.go.id/

cover by: Dokumentasi BMKG Jakarta

DAFTAR ISI

04

Suhu, Kelembaban, dan Tekanan Udara

Dingin di penghujung Juni

03

Sapa Editor

Juli dan Hari Jadi BMKG

08

Analisis Angin Kondisi Angin diawal Musim Kemarau 2017

10

Analisa Kejadian Cuaca Bermakna Waspada!! Musim Kemarau Justru

Curah Hujan Semakin Tinggi

16

FOKUS: Hari MKG ke-70

Memperingati Hari Meteorologi Klimatologi Geofisika tahun 2017

REDAKSI

Pelindung Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar

Penasihat Kepala Seksi Observasi Kepala Seksi Data dan Informasi Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Pemred Pande Putu Hadi Wiguna

Wakil Pemred Gde Sudika Pratama Dewa Gede Agung Mahendra

Sekretaris Made Nanda Putri Apritarum Fadianika

Anggota Redaksi Tanti Prasetya P.D. Putu Eka Tulistiawan Ni Luh Putu Sri Ariastuti Bonggo Pribadi Rahma Fauzia Yushar Sangsang Firmansyah Muh. Khamdani Suyatno Sarnubih Hasan I Kadek Mas Satriyabawa

Distribusai & Percetakan I Wayan Subakti Putri Kusumastuti Kadek Winasih Devi Dwita Meiliza Ni Made Dwijayanti I Putu Sumiana

22

IPTEK 11 Tipe Awan Baru Pada Atlas

(4)

4

Suhu, Kelembaban, dan Tekanan Udara

Dinamika Juni 2017

DINGIN

DIPENGHUJUNG JUNI

Ilustrasi Termometer Sumber: https://www.thoughtco.com/

B

MKG memprediksi bahawa bulan juni daerah Bali berada pada musim kemarau. Artinya pada bulan juni intensitas terjadinya hujan akan berkurang juga di daerah kita. Dampaknya akan sangat berpengaruh pada suhu udara di Bali.

(5)

Inilah uniknya ilmu meteorologi, ternyata unsur-unsur cuaca di troposfer kita saling terkait. Sebelum lebih jauh membahas kondisi suhu udara selama sebulan terkahir, ada baiknya kita mengingat kembali keterkaitan antar unsur cuaca ini. Ceritanya berawal dari musim kemarau. Musim kemarau selalu diidentikkan dengan yang namanya berkurangnya hujan. Namun bukan berarti tidak ada hujan sama sekali. Nah, hujan sendiri pasti disebabkan karena adanya awan. Jadi kalau intensitas terjadinya hujan berkurang maka ini pasti akibat

berkurangnya juga awan-awan hujan di Bali. Lalu apa dampaknya terhadap suhu udara?, nah mari kita simak lanjutan ceritanya.

Suhu udara di Bumi sangat dipengaruhi juga oleh banyaknya radiasi matahari yang masuk ke permukaan bumi. Panas ini yang selanjutnya akan di pantulkan oleh permukaan bumi dan diukur sebagai suhu udara. Tapi jangan dibayangkan jika radiasi matahari dalam perjalanannya ke bumi akan mulus-mulus saja. Tidak, banyak proses yang dilalui radiasi ini sebelum mencapai permukaan bumi. Mulai dari penyerapan,

Analisa Suhu Muka Laut bulan Juni 2017 oleh Bureau of Meteorology Australia

pemantulan, pembiasan. Nah, dari berbagai proses tersebut salah satunya disebabkan oleh awan. Jadi begini, ketika radiasi matahari memancar ke bumi dan jika saat bersamaan terdapat banyak awan maka hanya sedikit radiasi yang akan bisa sampai ke bumi karena dihalangi awan. Namun, banyak awan juga akan menghalangi radiasi yang dipantulkan oleh bumi ke angkasa, akibatnya panas akan kembali ke bumi dan begitu juga sebaliknya. Jadi yang perlu kita ingat bersama dalam-dalam adalah suhu udara bukan panas radiasi langsung dari matahari, tapi adalah panas dari bumi hasil penyerapan dan pemantulan dari radiasi matahari. Dan awan adalah salah satu faktor yang bisa meningkatkan dan mengurangi panas tergantung waktu dan

kondisinya. Jadi jika dikaitkan hubungan suhu dan awan pada musim kemarau adalah normalnya suhu udara akan cenderung lebih dingin dari bulan-bulan sebelumnya. Namun apakah benar demikian? Untuk mengetahui secara pasti, mari bersama melihat kondisi bulan juni kemarin.

Suhu muka laut (Sea Surface Temperature) di perairan Indonesia yang ditunjukkan oleh model analisis dari Bureau of Meteorology (BOM) Australia berkisar antara 23,5°C – 29,5°C pada bulan Juni 2017 yang berarti bahwa kondisi suhu muka laut di perairan Indonesia berada dalam kategori Normal, sama seperti bulan lalu. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi suhu muka laut perairan Indonesia tidak mengalami perubahan yang signifikan

(6)

6

Hubungan antara suhu udara yang berbanding terbalik terhadap tekanan udara.

apabila dibandingkan dengan bulan Mei 2017.

Dari data normal Stasiun Meteorologi Ngurah Rai dapat diperoleh data normal suhu minimum adalah 24,0°C. Beberapa data suhu minimum pada pertengahan bulan Juni 2017 menunjukkan angka yang lebih rendah dari data normalnya. Pada tanggal

13, 18, 19, 22, 28, dan 29 Juni 2017, suhu minimum menunjukkan angka di bawah data normal. Hal ini menunjukkan seolah-olah bahwa pada pertengahan bulan Juni 2017 suhu udara mengalami penurunan sehingga terasa lebih dingin. Namun, sebenarnya penurunan suhu dingin yang disebabkan musim kemarau baru benar-benar dimulai pada akhir dari bulan Juni. Ya, tanggal 22, 28 dan 29 Juni. Jika diurai satu-persatu dan dicermati akan dapat diketahui penyebabnya. Dimulai dari suhu minimum pada tanggal 13 Juni, dinginnya suhu pada hari itu disebakan karena tutupan awan yang penuh pada langit sepanjang hari. Hal ini menyebakan radiasi matahari hanya sedikit yang masuk ke bumi, hal ini dibuktikan oleh data lamanya penyinaran matahari yang 0. Sedangkan pada tanggal 18, dan 19 Juni terjadi hujan pada dini hari sampai pagi hari. Hujan ini yang membuat suhu udara menjadi dingin pada ke dua hari tersebut. Bahkan akibat terjadinya hujan di pagi hari menyebakan tanggal 18 suhu udara paling minimum yang tercatat selama sebulan yaitu 22,7°C. Memasuki tanggal 22 Juni pertumubuhan

(7)

awan di daerah Bandara Ngurah Rai mulai berkurang. Diikuti tanggal 28 dan 29 juni kondisi awan hanya sebagian yang menutupi langit. Bahkan lebih sering kurang dari sebagian langit yang tertutup awan. Akibatnya, sesuai teori, suhu udara menjadi dingin. Nah, dampak musim kemarau yang sedikit awan mempengaruhi dinginnya suhu udara baru benar-benar bisa dirasakan pada akhir bulan Juni 2017.

Bagaimana dengan suhu maksimumnya? Data normal suhu maksimum untuk bulan Juni adalah 30,0°C, sedangkan pada bulan Juni 2017, sebagian besar data suhu maksimum yang tercatat berada di bawah data normal dengan rata-rata 29.7°C. Data tersebut mendukung pernyataan bahwa pada bulan Juni terjadi penurunan suhu.

Untuk parameter kelembaban udara (RH) tidak ditemukan perbedaan yang signifikan. Rata-rata RH pada bulan Juni 2017 adalah 83%, yang mana lebih tinggi dari data normal RH Stasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar yaitu 80%. Hal yang hampir sama juga ditunjukkan oleh parameter tekanan udara. Tekanan udara yang tercatat selama bulan Juni 2017 berkisar antara 1009,9 mb – 1012,3 mb, dengan nilai rata-rata 1011,1 mb. Data normal untuk parameter tekanan udara adalah 1010,6 mb. Terdapat selisih sekitar 0,5 mb antara data normal bulan Juni dengan rata-rata tekanan udara Juni 2017.

hubungan antara suhu udara yang

berbanding terbalik terhadap kelembaban udara.

(8)

8

A

ngin merupakan suatu pergerakan udara

dari daerah dengan tekanan tinggi menuju ke daerah dengan tekanan rendah. Penye-bab terjadinya perbedaan tekanan di suatu daerah dipengengaruhi oleh gerak semu matahari. Dimana kita ketahui bahwa, pada bulan Juni, posisi mataha-ri berada di Belahan Bumi Utara. Hal ini menyebab-kan di Utara pemanasan lebih kuat dan amenyebab-kan men-jadi daerah bertekanan udara rendah, sedangkan di Selatan menjadi lebih dingin (daerah berteknan tinggi). Maka secara umum, angin akan berhembus dari Selatan Menuju Utara. Aliran udara dari Sela-tan (Australia) yang membawa sedikit uap air dalam perjalanan melewati Indonesia merupakan konsep dasar mengapa sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim kemarau saat angin Timuran.

Lalu, bagaimana dengan kondisi angin di Bali, khususnya di wilayah Bandara I Gusti Ngurah Rai apakah angin sudah konsiten dari arah Timuran? Akan dibahas dalam ulasan berikut.

(9)

Memasuki akhir bulan Juni, Indeks Monsun Aus-tralia menunjukkan indikasi bahwa Monsun AusAus-tralia semakin menguat. Pola tekanan rendah sering tumbuh di wilayah Belahan Bumi Utara dibandingkan di selatan. Tercatat di Belahan Bumi Utara ditemui adanya satu ba-dai tropis yakni Tropical Storm MERBOK (11 - 12 Juni) di Pasifik Barat. Sedangkan di Belahan Bumi Selatan ti-dak ditemui adanya badai tropis. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum angin bertiup dari Selatan (daerah dengan tekanan lebih tinggi) menuju Utara (daerah den-gan tekanan udara lebih rendah) dan wilayah Bali diper-ngaruhi oleh angin timuran yang berasal dari benua

Aus-tralia.Berdasarkan analisis cuaca bulan Juni 2017, arah

angin di area Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai di dominasi dari arah Timur dengan kecepatan ra-ta-rata 7,5 knot. Hal ini sesuai dengan data normal an-gin selama sepuluh tahun di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar.

Pengaruh sirkulasi monsun terhadap angin di Bali selama bulan Juni dapat divisualisasikan dengan diagram windrose. Windrose ini dibuat berdasarkan pengamatan angin yang dilakukan di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai selama periode bulan Juni 2017.

Pemanfaatan angin dalam proses take off atau-pun landing merupakan suatu hal yang penting untuk pe-nerbangan. Kondisi angin selama bulan Juni 2017 yang didominasi timuran menjadikan runway 09 sebagai opsi terbanyak yang digunakan sebagai runway in use untuk take off dan landing.

Tercatat sebanyak 89% headwind, 8% tailwind, dan 3% netral pada bulan Juni 2017. Data tersebut bersumber dari data METAR dan MET REPORT. Kecepatan 10 - 12 konts merupa-kan kecepatan headwind yang paling sering terjadi pada bulan Juni dan mencapai 418 ke-jadian. Selanjutnya 357 kejadian untuk range kecepatan angin antara 7 - 9 knots dan han-ya 10 kejadian dengan kecepatan angin diatas 19 knots. Kondisi ini masih termasuk kedalam kriteria normal baik dari arah maupun kecepa-tannya. Sedangkan untuk tailwind terkencang pernah juga sekali terjadi dengan kecepatan se-besar 6-8 knots.

Selain headwind dan tailwind, proses take off dan landing juga diperngaruhi oleh crosswind. Selama bulan Juni, crosswind di kanan paling banyak terjadi sebesar 40% dari 1472 data angin. Netral sebanyak 33% dan crosswind kiri sebesar 27%. Crosswind dari arah kanan dengan kecepatan 1-3 knots yang paling banyak dijumpai sebanyak 477 kejad-ian. Dengan kecepatan tertingginya 7-9 knots yang terjadi sebanyak 4 kali. Sedangkan 1 kejadian crosswind kiri sebesar 12-14 knots menjadi yang paling tinggi tercatat dan terja-di sebanyak 2 kali. Namun secara keseluruhan crosswind kananlah yang paling sering terjadi selama 1 bulan sebesar 40%.

(10)

10

WASPADA!!! MUSIM KEMARAU

JUSTRU CURAH HUJAN SEMAKIN

TINGGI

Analisis Kejadian Cuaca Bermakna Juni 2017 dan Prakiraan Bulan Juli 2017

(11)

WASPADA!!! MUSIM KEMARAU

JUSTRU CURAH HUJAN SEMAKIN

TINGGI

(12)

12

Cuaca Bermakna Juni 2017

Bulan Juni umumnya di wilayah Indonesia sudah memasuki musim

kemarau, untuk mengetahui pada bulan Juni 2017 apakah benar-benar

sudah memasuki musim kemarau atau belum mari kita bahas mengenai

keadaan cuaca selama bulan Juni 2017, terutama di wilayah bandara

Ngurah Rai Bali dan sekitarnya beserta prakiraan cuaca bulan Juli 2017.

Di bulan Juni 2017, Indeks Monsun Australia menunjukkan indikasi bahwa Monsun Australia semakin menguat. Pola tekanan rendah sering tumbuh di wilayah Belahan Bumi Utara dibandingkan di selatan. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum angin bertiup dari Selatan

(daerah dengan tekanan lebih tinggi) menuju Utara (daerah dengan tekanan udara lebih rendah) dan wilayah Bali diperngaruhi oleh angin timuran yang berasal dari benua Australia. Berdasarkan analisis cuaca bulan Juni 2017, arah angin di area Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai

Windrose bulan Juni 2017 , angin permukaan di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar Sumber: Data pengamatan Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar

di dominasi dari arah Timur dengan kecepatan rata-rata 7,5 knot. Hal ini sesuai dengan data normal angin selama sepuluh tahun di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar.

Data suhu udara bulan Juni 2017 terdiri dari suhu udara rata-rata, suhu udara maksimum, dan suhu udara minimum. Suhu rata-rata harian tertinggi terjadi pada tanggal 5 Juni 2017 yang mencapai 27,8 0C dan suhu rata-rata harian terendah terjadi pada tanggal 13 dan 29 Juni 2017 yaitu 25.1 0C, untuk suhu rata-rata sebulan yaitu 26.7 0C nilai masih dikategorikan normal karena suhu rata-rata bulanan di bulan Juni selama 30 tahun yaitu 26.7 0C. Sedangkan rata – rata suhu maksimum harian tertinggi yaitu 32,7 0C terjadi pada tanggal 11 Juni

(13)

Grafik suhu udara bulan Juni 2017 di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar Sumber: data pengamatan Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar

2017. Rata-rata suhu maksimum

harian terendah terjadi pada tanggal 13 Juni 2017 yaitu sebesar 26,8 0C sedangkan rata-rata suhu maksimum bulanan yaitu sebesar 29,7 0C nilai ini masih dikategorikan normal karena rata-rata suhu maksimum bulan Juni selama 30 tahun sebesar 30.0 0C. Rata – rata suhu minimum harian tertinggi terjadi pada tanggal 2 Juni 2017 yaitu sebesar 26,7 0C , sedangan rata – rata suhu minimum harian terendah terjadi pada tanggal 20 Juni 2017 yaitu sebesar 22,8 0C dengan rata –rata suhu minimum sebulan yaitu 25,0 0C masih dalam katagori normal karena suhu

udara rata – rata bulanan dibulan Juni selama 30 tahun yaitu 24,0 0C.

Selanjutnya kita akan membahas mengenai Hujan pada bulan Juni 2017. Dibandingkan bulan Mei 2017, jumlah curah hujan di bulan Juni 2017 mengalami kenaikan drastis menjadi sebesar 195 mm walaupun jumlah hari hujan yang lebih kecil pada bulan sebelumnya yaitu sebanyak 10 hari hujan saja, hal ini dipengarhi dengan banyaknya pusat tekanan rendah yang berada di wilayah Bumi Belahan Selatan yang secara tidak langsung juga mempengaruhi kondisi cuaca di wilayah Bali dan sekitarnya. Curah hujan yang

(14)

14

tertinggi dalam satu hari dicapai pada tanggal 19 Juni 2017 sebesar 106,6 mm. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada tanggal 12 Juni 2017 sebesar 0.6 mm. Curah hujan di bulan Juni 2017 masuk dalam kategori diatas normal yaitu sebesar 195 mm karena curah hujan rata-rata bulan juni selama 30 tahun sebesar 49 mm.

Prakiraan Cuaca Juli 2017

Jumlah Curah Hujan Bulan Juni 2017 Sumber: Data pengamatan hujan di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar Prakiraan curah hujan Juli 2017 Sumber: BMKG

(15)

“Hampir diseluruh wilayah Indonesia pada bulan Juli

2017 diguyur hujan, khususnya di wilayah Bali terjadi

hujan rendah hingga menengah sekitar 50-150 mm.”

Prakiraan sifat hujan Juli 2017 Sumber: BMKG

Hampir diseluruh wilayah Indonesia pada bulan Juli 2017 diguyur hujan, khususnya di wilayah Bali terjadi hujan rendah hingga menengah sekitar 50-150 mm. Diharapkan tetap waspada megingat masih akan turun hujan di wilayah

bali terutama jalur-jalur pariwisata, walaupun hujan tidak sebesar pada waktu musim-musim penghujan. Hal ini didukung dengan sifat hujan di wilayah bali yang bersifat normal.sampai diatas normal.

(16)

16

MENYAMBUT HARI

METEOROLOGI KLIMATOLOGI

GEOFISIKA 2017

oleh: Rahma F. Yushar & Putu Eka Tulistiawan

FOKUS:

Hari MKG ke-70 Tahun 2017

Gedung BMKG Jakarta sumber: BMKG Jakarta

(17)

A

sal mula pengamatan meteorologi dan geofisika sendiri sudah terekam dari tahun 1841. Pengamatan meteorologi dan geofisika yang dilaksanakan pada tahun tersebut dilaksanakan secara individu oleh Dr. Onnen yang saat itu menjabat sebagai kepala sebuah rumah sakit di Bogor. Sekitar 20 tahun kemudian,

Bulan Juli memiliki salah satu momen penting bagi Badan Meteorologi Klimatologi dan

Geofisika (BMKG) karena setiap tanggal 21 Juli, BMKG merayakan hari Meteorologi, Klimatologi,

dan Geofisika (MKG). Dan pada tahun 2017 ini, genap sudah BMKG berumur 70 tahun.

kegiatan pengamatan ini diresmikan serta dibentuk sebuah lembaga khusus di bawah pemerintahan Hindia Belanda. Seiring dengan perkembangannya, lembaga ini menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) pada tahun 2002 dan menetapkan nama lembaganya menjadi BMKG pada tahun 2008.

Pengamatan suhu udara menggu-nakan termometer yang disimpan di dalam sangkar meteorologi Sumber: insmkg.wordpress.com

(18)

18

Visi BMKG adalah untuk mewujudkan BMKG yang handal, tanggap, dan mampu

dalam rangka mendukung keselamatan masyarakat serta keberhasilan pembangunan nasional, dan berperan aktif di tingkat internasional. Visi tersebut diwujudkan melalui misi-misi yang telah ditetapkan oleh BMKG, yaitu :

1. Mengamati dan memahami

fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.

2. M e n y e d i a k a n d a ta ,

Data Suhu Udara di Sta-siun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar Periode Mei 2017 Sumber: Data pen-gamatan Stasiun Meteo-rologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar

Hari MKG ke-70 Tahun 2017

informasi dan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika yang handal dan terpercaya.

3. M e n g k o o r d i n a s i k a n

dan memfasilitasi kegiatan di bidang meteorologi, klimatologi , kualitas udara dan geofisika.

4. Berpartisipasi aktif

dalam kegiatan internasional di Bidang meteorologi, klimatologi , kualitas udara dan geofisika. Untuk memenuhi visi dan misi tersebut, BMKG memiliki 5 balai besar dan 181 stasiun operasional di seluruh Indonesia. Gedung pusat

Radio Elshinta Wawancarai KBMKG Terkait HMKG ke 70 Seumber: BMKG Jakarta

BMKG beralamat di Jl. Angkasa I No.2 Kemayoran Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Melalui kantor pusat dan stasiun operasionalnya, BMKG berusaha menyediakan berbagai informasi yang berkaitan dengan meteorologi, klimatologi,

dan geofisika seperti misalnya informasi cuaca, iklim, gempa bumi. Informasi-informasi ini dapat ditemukan dalam berbagai bentuk media massa, seperti website BMKG (bmkg.go.id) atau media sosial seperti Twitter (@infoBMKG) dan

(19)

Facebook. Selain itu, telah tersedia juga aplikasi mobile yang dapat diunduh dan memuat berbagai informasi mengenai meteorologi, klimatologi, dan geofisika di berbagai wilayah Indonesia.

Pembukaan Pekan Olahraga dalam Rangka Peringatan Hari MKG ke 70 Sumber: BMKG Jakarta

(20)

20

Seputar Cuaca Menjelang Idul Fitri 2017

Penggunaan theodolite dalam pengamatan pilot balon Foto oleh: Gede Sudika P.

(21)

Kebersamaan dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri Di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar Foto oleh: Gede Sudika P.

(22)

22

Teknologi pengindraan jauh yang semakin berkembang memberikan kita tampilan atmosfer dari sudut pandang yang berbeda. Membantu kita menemukan hal-hal yang tak terjangkau oleh mata manusia. Perkembangan teknologi selanjutnya yaitu pengguanaan kamera ponsel dan sosial media, memberikan sudut pandang baru pada cara kita mengabadikan fenomena alam seperti awan serta membagikan hasil tangkapan kamera tersebut ke seluruh dunia. Peningkatan penggunaan teknologi ini memicu World Meteorological Organization untuk menambahkan 11 klasifikasi awan baru ke Peta Awan Internasional, sumber data meteorologi yang diakui secara global.

Gavin Pretor-Pinney, pendiri dari Cloud Appreciation Society, yakin bahwa akses demokratis dalam memotret dan membagikan gambar akan membantu menciptakan rasa keterkaitan dan apresiasi terhadap cara kita memperlakukan atmosfer. “Orang-orang mungkin akan bertanya ‘Sepenting apa untuk memberikan nama latin

pada awan-awan ini?’” ujar Pretor-Pinney. “Untuk memelajari nama-nama dari karakteristik yang berbeda merupakan cara kita untuk lebih menyatu dengan langit. Mengamati langit dapat melawan tekan dari dunia digital, kegiatan ini mengalihkan Anda dari tekanan di atas bumi.”

11 tambahan ini adalah pembaruan pertama yang didapatkan atlas tersebut selama 30 tahun terakhir, dan lebih banyak perubahan lagi yang dapat diberikan oleh para ilmuwan publik yang dapat membagikan dan mendiskusikan awan

hanya dengan mengunggah foto ke situs Atlas tersebut. Tahun 2017 merupakan debut atlas ini dipublikasi di dunia maya, nantinya versi cetak akan menyusul di tahun yang sama.

Asperitas, bahasa Latin untuk kekasaran, adalah jenis awan yang paling digemari oleh para ilmuwan publik dan telah menerima penghargaan khusus dari Komunitas Apresiasi Awan di Inggris Raya. Foto ini,

Penambahan 11 Tipe Awan Baru Pada Atlas Awan

Internasional

Oleh: Pande Putu Hadi Wiguna

11 jenis awan baru dalam atlas awan

Cumulonimbus capillatus incus mamma, salah satu dari 11 jenis awan baru Seumber: National Geographich

(23)

Penambahan 11 Tipe Awan Baru Pada Atlas Awan

Internasional

Oleh: Pande Putu Hadi Wiguna

pertama kali terlihat pada 2006, mencuri perhatian mereka karena karakternya yang tidak dapat disamakan dengan jenis awan yang sudah ada.

Ditandai dengan cekungan-cekungan kecil yang menciptakan riak tak beraturan di langit, asperitas dinobatkan sebagai juara oleh para pegiat awan yang tidak dapat mengenali jenis awan ini secara akurat. “Awan ini sangat menonjol, rupanya

seperti gelombang turbulensi, seperti saat anda melihat permukaan laut dari bawahnya,” jelas Pretor.

Awan lain yang sebelumnya dinamakan dengan nama-nama sehari-hari, seperti awan Kelvin-Helmoltz, dan lubang fallstreak, sekarang akan dikenal dengan nama latin seperti fluctus dan cavum. Atlas Awan Internasional pertama kali diciptakan pada 1896 dan telah menjadi sumber data dari jenis-jenis awan serta gambar-gambarnya yang telah membantu melatih pakar meteorologi selama beberapa dekade.

Sebuah artikel yang akan dipublikasi pada Mei tahun ini oleh Royal Meteorological Society akan memperlihatkan formasi awan asperitas dari foto-foto yang diambil oleh ilmuwan publik. Mereka berencana untuk mengungkap pola cuaca yang dapat menciptakan bentuk awan ini.

Pretor-Pinney berharap, pembaruan minat pada aktivitas mengamati awan akan membantu masyarakat untuk menemukan momen merenung dan sunyi di tengah era digital yang sibuk ini. “Minat dalam penamaan awan ini akan membantu kita berhubungan dengan dunia kita, dengan lebih memahami, dan lebih menyayangi,” ujar Pretor.

( S u m b e r : S a r a h G i b b e n s / N a t i o n a l G e o g r a p h i c )

Cumulonimbus capillatus incus mamma, salah satu dari 11 jenis awan baru Seumber: National Geographich

(24)

24 Meteodrome, Juli 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR

Referensi

Dokumen terkait

Namun berdasarkan temuan hasil survey sebagai penelitian pendahuluan di lapangan, dan analisis dari berbagai sumber, serta simpulan dari beberapa penelitian sebelumnya,

Segenap dosen Prodi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo yang telah memberikan saran kepada peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis

Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah peningkatan capaian kinerja pada tahun yang akan datang, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Dalam melakukan produksi mggot (Chrysomya megacephala) sebagai pakan alami mau pembuatan tepung maggot disarankan media kultur yang digunakan berupa limbah ikan +

kadar tiamin, sedangkan riboflavin dan niasin tidak berubah. Kadar total asam amino tidak dipengaruhi oleh pengalengan, namun digesti pepsin in vitro menunjukkan bahwa

Kalman Filter bekerja dengan cara memisahkan noise dari data asli dan dari segi teori Kalman Filter lebih baik dalam menangani eror dari output sensor sehingga

Program kerja Rekap data pusat belajar provinsi Jawa tengah ini adalah kegiatan yang telah dilakukan oleh pegawai PPPPTK sebelumnya, dan dilanjutkan oleh

Arah Kebijakan : Peningkatan Kualitas Layanan Kesehatan Dan Budaya Sehat Masyarakat - Belum terpenuhinya Standar RS Kelas B Non Pendidikan Khususnya SDM, dan