Risalah Peltemuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan Teknologi IsOIOp dan RJdiasi 2000
PEMILIBAN LOKASI PEMBANDING BERDASARKAN DISTRIBUSI 137CS
LAPISAN
TANAB DARI BEBERAPA LOKASI STABIL
Nita Suhartini, Darman, Haryono, Djarot. A.S. Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN, Jakarta
ABSTRAK
PEMILIHAN LOKASI PEMBANDING BERDASARKAN DISTRlBUSI1J7Cs LAPISAN TANAH
DARI BEBERAPA LOKASI STABIL Radiogenik 137CS yang terdapat di tanah dapat digunakan sebagai perw\ut w\tuk mengestimasi besarl\ya erosi atau deposit ta1\ah, dengan membandingkan nilai akiivitas total137Cs disuatu lokasi percobaan dettgan suatu lokasi pembanding (reference-site). Penelitian ini bertujuan memilih suatu lokasi pembanding denga1\ melihat distribusi 137CS disetiap lapisan taltah pads beberapa lokasi stabil. Lokasi penelitia1\ adalah suatu hutan lindung yang terdapat di daerah Jawa Barat, yaitu Gn. Pangranggo -Cibodas, Gn. Masigit Knreumbi clan Gn. Kamojang -Garut .Titik percobaan dipilih pada tempat yang terbuka clan dstar sehingga erosi yang mungkin terjadi sangat kecil. Sampel tanah diambil menggunakan slat Scrapper (20 x 50) cm dan tebal setiap lapisan 2 cm dengan kedalaman lubang pengambilan sampel 20 cm. Hasil penelitian menunjllkkan bahwa lokasi yang tepat untuk dijadikan seba~ai lokasi pembanding adalah hutan lindung di Gn.P81\graggo -Cibodas Jawa Burat dengan aktivitas total 13 Cs rata-rata adalah 520 Bq/m2.
ABSTRACT
DETERMINATION OF REFERENCE-SITE BASED ON mE 137CS DISTRIBUTION AT SOIL LA VER FROM A FEW UNDISTURBED LOCA nONS. Radiogenic IJ7CS content of a soil CaJ1 be used to estimate t11e amount of erosion or deposition in area, Mth respect to a reference site. The investigation aimed to detennU1ed the referellce-site from several of undisturbed locations based on the IJ7CS distribution at the soil layer. The locations are a forest at West Javn, nnmely Gn. Pangranggo -Cibodas, Gn. Masigit Kareumbi and Gn. Knmojang -Ganlt. The points sampling were chosen at an open and very flat area where the posibility of erosion is very low. The snmples were taken using Scrapper (20 x 50) cm, and the layer thickt1ess is 2 cm with sampling dept11 is 20 cm. The result showed that the best location which could be used as a reference-site is the forest at Gn.Pw1granggo .Cibodas, havit1g the meW1 value of IJ7CS activity is 520 Bq/m2.
PENDAHULUAN
partikel tanah dengan sangat cepat hingga kedalamanmaksimwn 20 cm, sel1ingga dapat digunakan sebagai penmut pada studi pergerakan tana11 karena proses erosi atau nmoff (2).
Pada lokasi pembanding (reference-site) distribusi 137CS pada setiap lapisan tanah akan tetap sejak terjadinya JQllQ!!t (tJm.1950-an) 11ingga kini, karena lokasi tersebut tidak pernah diolah/ dirusak, sehingga aktivitas total 137CS tidak mengalami pengurangan/ penambahan. Pengurangan aktivitas 137CS hanya disebabkan oleh adanya proses peluruhan. Melalui Gambar I, dapat dilihat bahwa untuk lokasi pembanding distribusi 137 Cs akan berkurang dengan bertambahnya kedalaman. Aktivitas 137CS mencapai nilai maksimum pada permukaan tan.1h, daD ini terbentuk sekirnr tahlill 1964 -1965, dan semakin berkurang den~an bertambalulya kedalmnan. Nilai lninimwn aktivitas 13 Cs terbentuk pada awal terjadinyafgl1Q1!1, yaitu sekitar tallun 1950-an. (1)
Lokasi pembanding (rglerence-site) adalah suatu lokasi yang dapat digunakan sebagai pembanding terhadap lokasi yang lain \U1tuk mengestimasi laju erosi pacta tempat tersebut. Pacta studi erosi menggunakan radiogeluk 137CS alam diperhtkan S\latu lokasi rembanding (referel1ce-site), dilnana lulai total aktivitas
37CS pada lokasi tersebut akan digunakan sebagai pembanding dalam mcnghitung laju erosi. Syarat utamc'\
agar suatu lokasi dapat digunakan sebagai lokasi
pembanding \mtuk suldi erosi ad.'\lah tempat tersebut tid.'\k pernah diolah/dinlsak sejak tilhun 1950-an, selungg.'\ distribusi dari 137CS pada lapisan lanah akiln tetap \IUlh, mulai dari awal terjadinya jaluhan ([g!1Q!!1) lungga sekanmg.Scpcrti yang tclah dijelaskan pada bebcrapa makalah terd~\11\llu, bahwa 137CS adalah salah salu jenis radioisotop yang dapat ditemukan di alam sebagai hasil dari perbuataI1 lnaI1usia berupc'\ partikel jiluu1an (f.{?llQo!!.t). Kebemdaan 137CS di alam, merupakaI1 produk dari percobaan senjata nuklir yang dilak\lkan antara pertengahan tlU1. 1950-aIl .1980, dat1 adanya kecelakaan instalasi nuklir Chemobyl pad.'\ 26 April 1986 (1). Partikel 137CS yang terbawa oleh air hujan, ketika menyentu11 pennUkaaI1 bumi akan terserap oleh
partikel-~
dari penelitian ini adalall mencari suatu
lokasi pembanding (r~ference-site)
dari beberapa lokasi
stabil yang tidak pernah mengalami pengerusakkan
atau
tidak perna11
diolah sejak tabun 1950-an dan lokasi
tersebut
tidak mengalami/sedikit
terjadi erosi.
Risalah Peltemuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan Ttkn%gi /SOlop dan Radias4 2(x)o
-KMJ-I pada kctinggian kurang-lebih 1000 m -KMJ-II pad.1 kctinggian kurang-lebih 1000 m
-KMJ-III pada lokasi yang rendah dan datar di Hutan
IindWtgAktivitas total 1 J7CS (Bq/m1
.
K
e
d
a
I
Pengarnbilan sarnpel tanah dilakukan menggunakan a]at yang disebut scraper dengan ukuran (20x50) cm (lihat Gambar 2.). Sampel tanah diambil pada setiap kedalam 2 cm, dcw dimasukkan ke dalarn kantong plastik yang bersih. Padc1 setiap titik lokasi diaInbil sampel sampai kedalam 20 cm, serungga setiap titik lokasi sampel terkumpul sebanyak 10 kantong
sam
pel.
a
m
a
n
Gambar 1. Pola Distribusi IJ7CS setiap lapisan tanah untuk takas! pemband!ng (Referellce-.\'it~)
Lokasi yang dipilih adalall :
I. TaInan J13sional Gn. Pangrango -Cibodas -Jawa Barat. Menurut keterangan Departemen Kehutanan,
lokasi ini SUdall dijadikan sebagai hutml lindUl1g sejak sekitar tal1lUl 1925.
2. Tmnan bum On. Masigit KarelUnbi -Jawa Barat, yang telah dijadikan sebagai hutan lindung sejak tahun 1930.
3. Hutan lindung Gn. Kamojang -Garut -Jawa Barat
BAHAN DAN METODE
BAHAN
1. Nitrogen cair
2. Standar tmulh daTi IAEA (Soil IEAE -375, Aktivitas = 5,281 Bq/g pada 31-12-1991»
3. Stmldar 137CS clan (IC)Co
Gambar 2. Alat pengambil sam pel tanah Scrapper
Preparasi sampel Tanah
Oi laboratorium, sampel-sampel tanah dikeringkan menggunakan oven pada slmu 100 DC selama satu malam. Sam pel yang telah kering kemudian ditimbang (WJ, daD dihaluskan menggunakan mesin penggiling tanah hingga lolos ayakan 0,3 mm. Setelah menggerus 1 sampel, penggerus kemudian dibersihkan
menggunakaIl
kuas dan udarn tekan, sehingga
sampel-sam pel tersebut tidak terkontaIninasi satu dengan yang lain.
PERALA
TAN
-, Alat pengambil sampel (Scrapper) -, I set ayakan
-, Palu -.Ku.'ls pembcrsih
" Spcktromctcr-ganuna (MCA) -Oven -, Marinclli
-.Ka11tong-kantong plastik -, Alat penggerus
METODE
Pen1!ambilan
samoel
Lokasi penelitian ad.1lah Gn. Pangrango -Cibodas -Jawa Barat (GP), Gn.. Masigit Karemnbi (MK) d.1D Gn. Kamojang (KMJ) -Gantt -Jawa Barat .Lokasi ini mempakan hutan lindung sejak tahun 1925, daD tidak pentah dirusak hingga kini.
Titik penggambilan sam pel dipilih secara acak pada tempat-tempat yang datar dan terbuka, yaitu -GP-I padajarak 1500 m dari kaki bukit
-GP-II padc1 jarak 1700 m dc1ri kaki bukit -GP-III padajarnk 1900 m dari kaki bukit -MK-I padajarak 1000 m dari pintu mastlk -rvIK-1I padajarak 1600 m wtri pintu ntasuk -MK-III padc1 jarak 2000 m dari pintu masuk
Ana/isis Sampel
Standar yang digunakan adalal1 standar tanall lAEA-375 dengan aktivitas 137CS = 5,281Bq/g per tanggal 31 Oesember 1991. Sebanyak 200 g standar dimasukkan ke dalaIn marinelli, dan diukur aktivitasnya mengg1makan detektor HPGe yang dihubungkan ke ARTEC Spectrum Master dan Multi-ChaIU1el Analyzer. Pengukuran dilakukan selama 24 jam. Setel,Ul selesai pengukuran, standar dimasukkan kembali ke tempatnya, daD disimpan sehingga dapat digunakan kembali untuk kalibrasi yang sarna.
Untuk sampel tancw, sebanyak 200 g sampel kering ditimbang (W) dan dimasukkan ke dalam 208
Risalah Perlemuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan , eknologi IsOIOp dan Radias~ 2000
marinelli. Pengukuran saInpel dilaktlkan selarna minimwn 24 jaIn. SetelaJ\ selesai pengukuran. S31npel dirnasukkan kembali ke kantongnya daD disimpan. Jikc'\ diperlukan dapat dilakukaI\ pengukuran kembali.
diamana :
A : Aktivitas totatl37 Cs (Bq/m1
m : Massa kering yang lolos ayakan 2 mm (g) a-I: Luas pemukaan alat sampling (m2)
Analisis data
Konsentrasi 137CS pada tanaIl dianalisis menggunakan MCA yang dilengkapi dengan detektor HPGe, unsur yang terdeteksi oleh detektor bukannya unsur 137CS melainkan 137mBa (waktu paruh = 2,44 bIn). 137mBa merupakan turunan dc'lri 137CS (waktu parull = 30,17 tlm), dc'ln ini sebagai ~etunjuk tidc1k langsung dalam menentukan aktivitas 37 Cs di alamo Hal ini disebabkan lillSur 137CS dalam melnaIlCar Sillc1f--~ menglk1silkan produk unsur 137mBa yang menlancarkan sinar-y, seperti yang terlil1at pada rangkaian pelurullan di bawah ini :
nASIL DAN PEMBAHASAN
Seperti yang telah dijelaskan dimuka, pengambilan sampel dilakukan secara acak, dilnana titik-titik pengambilan sampel dipilih pada tempat-tempat yang datal daD terbuka. Lokasi penelitian ini merupakan suatu hutan lindung yang tidak pemah dirnsak jauh sebelum tahWl 1950 (menurnt infonnasi dari Dep. Kehutanan). Titik pengambilan sampel ad.'llah I, GP-II ,GP-GP-III, MK-I, MK-GP-II, Mk-GP-III, KMJ-I, KMJ-GP-II dan KMJ-III. Sampel kering seberat 200 g, kemudian diallt'llisis menggunakan alat MCA selama minimum 8 jam. Hasil cacaltan kemudian dihitung menggunakan persamac'ln (i) sid (iv), sehingga diperoleh aktivitas total
137Cs. 1371 -13___> 137Xe -13___> 137CS -13.__>
137mBa -y...> 137Ba (stabil) (3)
Alat penganalisis MCA yang dilengk;;1pi dengan detektor HPGe merupakan alat pendeteksi silmr-y, untuk menganalisis spektnun-y 137"'Ba yang terdeteksi oleh detektor pada energi 661 keY. Besamya aktivitas 137mBa ekiva1en dengan aktivitas 137CS. Se1ain spektrum 137mBa juga akan muncu1 spektnlm 214Bi sebagai pengganggu.
Oleh karenc'1 itu, basil cacahan pada energi 661 keY ini perlu dikoreksi terhadc'1p spektrum 214Bi. (4).PerSc'1maan yang digunakan untuk mengkoreksi nilai 137CS padc'1 cnergi 661 keY, adalah:
Net Area 137CS (pacta encrgi 661 keY) =
Net area 137mBa (pada 661 keY) -0,035 x Net area ~14Bi (pada 609 keY) (i)
Contoh perhitungan :
Sampel MK-I pada lapisan (0 -2) cm
-Net area pada 609 keY = 741 -Net area pada 661 keY = 429
-faktor koreksi detektor (c.t) = 164 (diperoleh saat mengkalibrasi alat
MCA)
-Berat sarnpel yang dianalisis (W) = 200 gram -Berat total sampel kering (m) = 699 gram -Lamanya pencacahan (life time) = 86400 detik -Luas pennukaan alat scraper (a) = (0,2 m x 0, 5 m) =
0,1 m2
-Net area 137CS pada "'\1ergi 661 keY = 429 -(0,035 x 741) = 410
-Cacahan per detik 137CS (A.) = 410/ 86400 = 0,0047
Bq
-Aktivitas 137CS (As) = (c.fxA.)/W
= (164 x 0,0048 Bq)/ 200 g = 0,0039 Bq/g -Aktivitas total 137CS (A) = As x m x a-I
= (0,0039 Bq/g x 699 g)
/ (0,1 m2)
= 27 Bq/m~
Caca11an perdetik d.1fi srunpel (Aft) diperoleh daTi
= Net area 137CS
(pada energi 661 keV)!T
(ii)
dimana :Aa = Cacaltan
T = lamanya
Aktivitas 137CS diperoleh menggunakan persamaan,
yaitu:
A. = (c.f x A.)/W
(iii)
din1.ma :
A. .Aktivitas 137CS
sampel (Bq/g)
A. : Aktivitas 137CS
yang didapat dari alat (Bq)
W : Berat sampel yang dianalisis
c.f : faktor koreksi detektor yang diperoleh pada S3i1l
kalibrasi alat
Total aktivitas 137CS perSc1tuan luas (Bq/m2) adalah (iv) A
=A..m.a-Hasil perhitungan untuk 3 lokasi yang berbeda dapat dilihat pacta Tabel I sid 3 dan Gambar 3 sid II. Melalui basil penelitian dapat diketahui bahwa pola distribusi 137 Cs pacta lapisan tanah untuk setiap lokasi berbeda. Perbedaan pola distribusi tersebut, disebabkan karena adanya perbedaan jenis tanah, dan kondisi alam lainnya yang dapat mempengaruhi pola distribusi 137CS pada lapis-1n tanal1.
Gn.Pangranggo -Cibodas -Jawa Barat. Lokasi ini merupakan suatu hutan lindung yang sering didatangi oleh wisatawan. Pada beberapa tempat ditemukan suatu lokasi yang jarang dilalui , daD terbuka serta datar. Kesulitan pengarnbilan sampel di lokasi ini adalah. banyak ditemukan akar tumbuhan yang besar dan sulit untuk disingkirkan. Tanall pada lokasi ini berwarna llitam dan jenis lempung.
PengaInbilan sarnpel dilakukan pacta beberapa titik yang berbeda ketinggian secara acak. Melalui Tabel I dan Gambar 3 sid 5 dapat dilihat bahwa pola distribusi 137CS
209
per detik (Bq)
pencacallan
Risalah Peltemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isolop dan Radiasi, Z(){JO
timbunan humus daun-daunan. Karena titik ini terletak lebih rendah daTi ke dua titik yang lain. Secara umum pola distribusi 137 Cs pada lapisan tanall di lokasi Hutan Burn Gn.Masigit Kareumbi ini cukup baik dibandingkan secara teoritis, dan jenis tanah di lokasi ini adalall lempung. Tapi lokasi ini terlalu dekat dengan Gn. Galunggung, selungga pada lapisan pennukaan mernpakan basil timbunan debu-debu yang berasal dari letusan Gn.Galunggung, daD hujan asam akibat letusan Gn.Galunggung juga mempengarulli pH tanah, sehingga 137CS yang terikat pacta partikel tanah mudal1 terlepas oleh air hujan yang masuk ke dalam tanall. Melalui percobaan dapat dilihat bahwa distribusi 137CS lebih dari 20cm.
Gn.Karnojang-Garut-Jawa Barat. Lokasi ini merupakan hutan lindung yang sejak jauh sebelum tabun 1950 sudah dilindungi. Lokasi ini selain dekat dengan Gn.Galunggung, juga dekat dengan aktivitas geothennal disekitar lokasi hutan lindung, sehingga pH tanah pada lokasi ini bersifat asam. Jenis tanah pada hutan lindlmg ini adalah lempung yang bercampur dengan pasir dan kerikil. Jenis dan pH tanall tersebut sangat luempengarulli distribusi konsentrasi 137CS. Melalui
Tabel 3 dan Garnbar 9 sid 11 dapat dilihat bahwa konsentrasi 137CS terkumpul pada lapisan bawah.. Hal ini disebabkan karena tanah bersifat asalu, sehingga 137CS yang telah terikat oleh partikel tanah mudah terlepas oleh air hujan yang masuk ke dalarn tanall dan berpindah ke lapisan yang lebih dalmu. Rendalmya konsentrasi 137 Cs pada setiap lapisan, karena jenis tanah ini bercampur dengan pasir dan kerikil. Pola distribusi 137CS lapisan tanah pada lokasi hutan lindung ini tid.:'lk sesuai dengan pola distribusi secara teoritis, sellingga kurang baik untuk
dijadikan sebagai lokasi pembanding (r~rerflce-site)
KESIMPULAN
Melalui basil dan pembabasan dapat disimpulkan bahwa distribusi 137CS pada lapisan tanah sangat dipengaruhi oleh jenis tanaI\ daD pH tanah.
Dari ketiga lokasi penelitian, maka yang paling tepat untuk dijadikan sebagai lokasi pembanding ~~ ~) adalah Gn.Pangranggo dengan aktivitas total 13 Cs untuk masing-masing titik pecobaan adalal\ GP-I = 465 Bq/m2, GP-II = 539 Bq/m2 dan GP-III = 551 Bq/m2. Aktivitas total 137 Cs rata-rata yang akan digunakan sebagai nilai pembanding adalah 520 Bq/m2. Hutan burn Gn.Masigit Kareumbi kurang tepat untuk dijadikan
lokasi pembanding, karena lapisan permukaan
mernpakan ltasil timbunan debu Gn. Galunggung daD hUJnus daun-daUnaJ\.
pada setiap lapisan mendekati vola distribusi 137 Cs secara teoritis. Pada titik GP-I, vola distribusi terlilmt cukup baik dengan aktivitas lnaksimum terdapat pad.'l pennukaan, sedangkan penurunan tidak terjadi secara beraturan. Hal ini disebabkan ditemukan adanya akar-akar tumbuhan dan batuan pada lapisan-lapisan tertentu yang dapat mempengaruJll nilai total dari aktivitas 137CS pada lapisan tersebut. Secara teoritis vola distribusi ini dapat digunakan sebagai pembanding (reference), karena memmjukkan ballwa di tempat tersebut tidak terjadi erosi/deposit tanah. Sedangkan untuk titik GP-II dan GP-III terlilmt perbedaan yang cukup berarti antara vola distriibusi 137CS pada titik-titik tersebut dengan teoritis. Hal ini disebabkan kt'lfena adanya timbunan hUlUUS yang cukup tebal daD temukan akar tumbuhan daD batuan yang sulit untuk dilllndar. Selain itu pada titik GP-III terlihat indikasi terjadi sedikit erosi pada lapisan atas, karena aktivitas 137CS pada lapisan (2 -4) cm daD (4 -6) cm cukup tinggi. Melalui ketiga titik tersebut dapat dilihat bahwa aktivi1:c'ls 137CS pada lokasi Gn. Pangranggo terdistribusi lebih dari 20 cm. Dengan melilmt vola distribusi 137 Cs tersebut lnaka hutan lindung Gn. Pangranggo d.'lpat digun.1kan sebagai lokasi pembanding (r~ference-sjte).
Gn.Masigit KareUlubi -Jawa barat.. Lokasi ini ad-'llall suatu taluan perburuan yang dilindungi. Pengatubilall sampel dilakukan secara acak pada 3 titik yang berbeda. Lokasi ini lebih terbuka dibandingkan dengan Gn. Pangranggo dan Gn. Kamojang. Lokasi pengambilan sampel berjarak lebih dari 1000 m
dari pintu masllk, dan sangat jarang dilalui oleh ITh'lnusia. Titik pengambilan salnpel dipilih pad-'l tempat yang terbuka daD datar. Tanah pada lokasi ini benvama hitam dan jenis lempung. Melalui Tabcl 2 daD Gambar 6 sId 8 dapat dilihat bahwa :
-Aktivitas maksim\Ull pad-'l titik MK-I terdapc'lt pada lapisan ke-5 (8 -10) cm, sedangkatllapisan 3 dan 4 sedikit lebih rendall. Hal ini menunjukkan terjadi erosi dan ditemukan batuan yang cukup berarti. Sedangkan lapisan 1 dan 2 mengandung aktivitas yang kecil, hal ini disebabkan karena adanya timb\man debu-debu yang berasal d.'lri letusan Gn. Galunggung yang terjadi pada tahun 1982, karena
lokasi ini cukup dekat dengan Gn.Galunggung daD agak terbuka. Selain itu juga terdapat timbunan hUlUUS yang cukup tebal.
-Untuk titik MK-II, aktivitas 137CS terdapat pada lapisan ke 4 (6 -8) cm, sedangka11lapisan diatasnya (4 -6) cm lebih rend-'lll sedikit.. Hal uIi disebabkan karena pada lapisan ini ditemukan ballyak baumn kecil.
Sedangkan pada d\k'l (2) lapisan teratas, konsentrasi cukup kecil, kt'lfcna merupakan campuran antara hUlnus dengan dcbu- debu Gn. Galunggung.
-Untuk titik MK-IlI, pola distribusi pad.'l titik ini ag.'lk berbeda dengan dlli'1 titik yang lain (I dan MK-II). Pada titik illl, lapisan ke 3 «4 -6) cm) memiliki aktivitas yang sangat kecil. lni kemungkinan merupakan timbUlmn debu-debu Gn.Galunggung. Sedangkan lapisan ke-l daD 2 lebih tinggi dari lapisan ke-3. Hal ini kcmungkinan disebabkan kare\k'l hasil deposit tanah yang berasal daTi tempat yang lebih tinggi daD tercampur dengan
DAFT AR PUST
AKA
WALLING, D.E., and
QUINE, T.A., "Use of
Caesium-137 to investigate patterns and mtes
of soil erosion on amble fields", In Soil Erosion
on Agricultuml Land, (J. Boardman, I.D.L.
Foster, and J.A. Dearing, Ends), John Wiley
and Sons Ltd, (1990), 33 -53.
Risalah Peltemuan Ilmiah Pene/lrian dan Pengembangan T eknologi lsofop dan Radias~ 2fXJO 20 RITHIEo. JoCo. Mc HENRY. J.R.. and GILL, A.Co.
.-Fallout 137Cs in the soils and sediments of tllree small watersheds". Ecology (1974a). 55,
887 -890.
4. ELLIOT, G.E.,
and
COLE-CLARK, B.E.,
"Estilnates of
erosion on potato lands on
Krasnozems at Dorrigo, NSW., using the
caesium-137 Techniques", Australian Journal
of Soil Research,
1993,31,209-223.
3. CAMPBELL,
B.L.,
LOUGHRAN, R.J.. and
ELLIOT, G.L., "Caesiwn-137 as an indicator
of geomorphic processes in a drainage basin
system", Australian Geographical Studies 20,
(1982),49 -53.
5. MOSS,A.J., WALTER, P.H., and HUTrA, J., "Raindrop -simulated transportation in shollow water flows", an Experimental study, Sedimentary Geology, (1979), 22, 923 -927.
Tabcll. Hasll pcrhitungan konscntrasi IJ7CS sampcl tanah Gn. Pangrango -Cibodas -Jawa Darat
TabelJ. Hasil perhitungan konsentrasi IJ7CS sampel tanah Gn. Kamojang -Garut -Jawa Darat
-No. Kedaloman Aktivitas Total Cacsium-137
GP-I
GP-Ill
No.
Kedalaman Aktivitas Total Caesium-137ro~/m2)
(~!11)(cm)
0-2 0-2 2-4~
6-8
-s':'TO
TQ"':l2
12 -14 T4:'"j6 j6:1'8 18-2096
4865
4\ 58 56V
61 4957"
90
70
6850
22
~
34 --539 47 62 5973
54 70 58 4840
40-
551I.
23
4
2-4
4-6
-c;:s-8-10 10 -12 12- 14 4.~
~~
l-:r
I-S:-r-
oH
10.5-:-1
-c;--~
I 8. 30 14-16 I 16 -18 9 25 --465 IIO.1~-20 -TOTALTOTAl
Tabcl2. Hasil perhitungan konscntrasllJ7CS sampel tanah Gn. Maslgit Knreumbl- Jawa Barat
Kcdalaman _(~m)
I.
2.3.
4. 5. 6. 7.T
9.
j'O: 0-2-2-4
4-66-8
8 -10 10- 12 12 -14 14 -16 16-18 18-20 TOTALR/Salah Pel1/'111tJan Ilmiah Penelil,an din Pe:r7gembangan Tekno/~qi IsOIOp din Radias~ 2000
0.2
2-4E
4.6
Co)-6.8
c 8 -10 ~ E 10 .12~
iU 12 -14 '0 ~ 14 -16 16 .18 18 -20 0 20 40 60 80 Total Aktivitas Cs-137 (Bq/m2)1137
Gambar 3. Distribusi
kandungan
Cs setiap lapisan
2 CI\ pada titik
GP-I
setebal
Distribusi
Total Aktivitas
Cs-137 pada titik GP-II
0 2 4 6
8.
10. 12. 14. 16.18.
E
C.) -C faE
fa~
'1:' CII~
~
0 20 40 60Total Aktivitas
Cs-137 (Bq/m2)
80 1001J'f
4. Diatribusi
kandungan
C8
2 G5 paQa ti't.1.x'
GP-II
Gambar
set1ap lap1san
setebal
Distribusi
Total Aktivitas
Cs-137 pada titik GP-III
O.
2 4-6.
8 -10 -12.
14.16. 18.~
c caE
ca iij 'C~
~
~
0 80Gambar
20 40 60 Total Aktivitas Cs-137 (Bq/m2)5. DiGtribu~i
ktmdungan
137Cft setiap
lapi8an
setebal
2 cm pada titik
GP-Ill
212 1.2 .4 .6 .8 .10 .12 .14 .16.18 .20 2 4 6 8 10 12 14 16 18 .20
Risalah Pertemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radias/; 2(X)O 0 2 4 6 8 -10 -
12.
14 16 18-E
u -c (OJE
(OJ -;a '0 C1I~
0 20 40 60 80 100Total Aktivitas Cs-137 (Bq/m2)
.1'1Gaabar 6~ Distribusi
kan4ungan
J Os ~etie.p lapinan
2 c.
pada titik
MK-I
setebal
Distribusi
Total Aktivitas
Cs-137 pad a titik MK-II
I I I I I I I I I
0.2
2.44.6
6.8 8-10 10 -12 12 .14 14.16 18 .18 18 -20E
u -c caE
caiV
"tJ Qj~
":'::""~""""I",I_J
,
'i "~ I
I
I
I
II
0 100Gambar
setebal
Distribusi
Total Aktivitas
Cs-137 pad a titik MK-III
0 2 4 6
8.
10.
12-14. 16 18-E
u
-C IUE
IU~
"C W~
~
~;llj:;r:.~;~:~:r::':~':;:i::.'::,,:r;::.j 20 40 60Total Aktivitas Cs-137 (Bq/m2)8.
Di8tr1bu~i
kandungan 137Cs
setiap
lap1san
setebal
2 ca pada titik
MK-III
80 100
Gaabar
213
-2 -4 .6.8 10 12 14 16 18 20 -2 -4 -6 -8 10 12 14 16 18 20R/Sa/ah PeI1emuan //miah PetIeI/rian dan PengemMngan rt'kn%gi /solop dan Radla~ 2000
Distribusi
Total
Aktivitas
Cs-137 pada titik KMJ-I
0-2
2.4
4-6 6.8 8.10 10-12 12-14 14-16 16 -18 18 -20E
~
~
C IVE
~
IV "0 Q)~
"""
,-"-
I
J
I
I
I
I
'-0 20 40 60 80Total Aktivitas Cs-137 (Bq/m2)
1)
,. DiBtribus1
kandungan
1~.
setiap lapiaan
2 ca pada ti tik KMJ-1
100
~bar
setebal
Distribusi
Total Aktivitas
Cs-137 pada titik KMJ-II
~
I
I
I
I
I
",
II
,--0.2
2.4
4.6
6-8 B .10 10 .12 12 .14 14 -16 16.18 18 -20E
u
-c: IV E !J. IV "C QJ~
=='
:;:: " :
0 20 40 60 Total Aktivitas Cs-137 (Bq/m2)18. D1str1bus1 kandungan 137C8
2 CD pa4a tit1k
KMJ-II
80 100
GCl8bar
setiap lapi~an setebal
Distribusi
Total Aktivitas
Cs-137 pada titik KMJ-III
0-2 -2-4E
u 4-6 -6-8 ~ 8 -10 E 10 -12 IU c; 12 -14 "C GI 14-16 :x: 16. 18 18 -20 '~"i!ii;~:~ =~.",~~,; .,.. ,-"'CO" 0 20 40 60 80Total Aktivitas Cs-137 (Bq/m2)
11. Distribusi
kanaungan 137C8
setiap
lapi8an
~ CM pada titik
KMJ-Ill
100
Gaabar
setebal
Risalah Peltemuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan r eknologi lsolop dan Radiasi 2000
DISKUSI
SIGIT BUDI SANTOSO
EV ARIST A RISTIN
Teknik tersebut sangat bemlalllaat UIlulk mengetallui laju erosi tallc1h. Ap.1kah teknik tersebut sudah ditawarkan kepada Departemen kehutanan atau dinas pengairan sellingga dapat membantu usalla pelestarian lingkuug.m dan dapat memperoleh dana tmnbahan dari departemen & dinas terkait sellingga dampak hasil penelitian tersebut menjadi signifikasi.
1. Bagailnana aplikasinya setelah diketahui lokasi pembanding?
2. Apakah kurva basil penelitian telah selesai dengan kurva yang dillarapkan kalau tidak bagaimana penjelasannya ?
3. ApakaJl reference site ini ltanya sesuai untuk daerah disekitar Jawa Barat saja atau perlu site lain yang untuk daemh yang lebih jaull, misalnya di Pulau Sumatra?
NITA SUHARTINI
Kami belum melakukan penawaran tersebut. karena studi erosinya belum pernall kami lakukan. Sehingga persamaan untuk mengestimasi laju erosi ini belum diuji. unttlk kondisi yang ada di Jawa Barat ini.
NIT A SUHARTINI
ZAINAL ABIDIN
Data at1alisis 137C daTi berbagai daerall Ulltuk setiap lokasi limball, pUllCak atau lereng terlilmt distribusinya kurang sesuai. Apakah iIll di sebabkan oleh strategi penentu.m tiap lapisan (tebal & volume) atau acta hallain penyebabnya.
I. Aplikasinya nilai total 137CS dari lokasi pembanding akan digunakan sebagai nilai pembanding untuk estimasi laju erosi suatu daerah.
2. KulVa lJasil penelitian mel11c"lDg tidak sarna dengan yang diharapkan
3. Reference-site yang kami peroleh hanya dapat digunakan untuk radius 200 km dari lokasi tersebut. Jika studi dilakukan lebih daTi 200 km maka perlu dicari ref-site yang baru.
NITA SUHARTINI
Pengambilan sam pel untuk SemUt1 lokasi sarna adallya perbedaan distribusi 137 CS ilu disebabkan karena kondisi aIaln dan jenis tanalmya yang berbeda.