• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMILIBAN LOKASI PEMBANDING BERDASARKAN DISTRIBUSI 137CS LAPISAN TANAB DARI BEBERAPA LOKASI STABIL. Nita Suhartini, Darman, Haryono, Djarot. A.S.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMILIBAN LOKASI PEMBANDING BERDASARKAN DISTRIBUSI 137CS LAPISAN TANAB DARI BEBERAPA LOKASI STABIL. Nita Suhartini, Darman, Haryono, Djarot. A.S."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Risalah Peltemuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan Teknologi IsOIOp dan RJdiasi 2000

PEMILIBAN LOKASI PEMBANDING BERDASARKAN DISTRIBUSI 137CS

LAPISAN

TANAB DARI BEBERAPA LOKASI STABIL

Nita Suhartini, Darman, Haryono, Djarot. A.S. Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN, Jakarta

ABSTRAK

PEMILIHAN LOKASI PEMBANDING BERDASARKAN DISTRlBUSI1J7Cs LAPISAN TANAH

DARI BEBERAPA LOKASI STABIL Radiogenik 137CS yang terdapat di tanah dapat digunakan sebagai perw\ut w\tuk mengestimasi besarl\ya erosi atau deposit ta1\ah, dengan membandingkan nilai akiivitas total137Cs disuatu lokasi percobaan dettgan suatu lokasi pembanding (reference-site). Penelitian ini bertujuan memilih suatu lokasi pembanding denga1\ melihat distribusi 137CS disetiap lapisan taltah pads beberapa lokasi stabil. Lokasi penelitia1\ adalah suatu hutan lindung yang terdapat di daerah Jawa Barat, yaitu Gn. Pangranggo -Cibodas, Gn. Masigit Knreumbi clan Gn. Kamojang -Garut .Titik percobaan dipilih pada tempat yang terbuka clan dstar sehingga erosi yang mungkin terjadi sangat kecil. Sampel tanah diambil menggunakan slat Scrapper (20 x 50) cm dan tebal setiap lapisan 2 cm dengan kedalaman lubang pengambilan sampel 20 cm. Hasil penelitian menunjllkkan bahwa lokasi yang tepat untuk dijadikan seba~ai lokasi pembanding adalah hutan lindung di Gn.P81\graggo -Cibodas Jawa Burat dengan aktivitas total 13 Cs rata-rata adalah 520 Bq/m2.

ABSTRACT

DETERMINATION OF REFERENCE-SITE BASED ON mE 137CS DISTRIBUTION AT SOIL LA VER FROM A FEW UNDISTURBED LOCA nONS. Radiogenic IJ7CS content of a soil CaJ1 be used to estimate t11e amount of erosion or deposition in area, Mth respect to a reference site. The investigation aimed to detennU1ed the referellce-site from several of undisturbed locations based on the IJ7CS distribution at the soil layer. The locations are a forest at West Javn, nnmely Gn. Pangranggo -Cibodas, Gn. Masigit Kareumbi and Gn. Knmojang -Ganlt. The points sampling were chosen at an open and very flat area where the posibility of erosion is very low. The snmples were taken using Scrapper (20 x 50) cm, and the layer thickt1ess is 2 cm with sampling dept11 is 20 cm. The result showed that the best location which could be used as a reference-site is the forest at Gn.Pw1granggo .Cibodas, havit1g the meW1 value of IJ7CS activity is 520 Bq/m2.

PENDAHULUAN

partikel tanah dengan sangat cepat hingga kedalaman

maksimwn 20 cm, sel1ingga dapat digunakan sebagai penmut pada studi pergerakan tana11 karena proses erosi atau nmoff (2).

Pada lokasi pembanding (reference-site) distribusi 137CS pada setiap lapisan tanah akan tetap sejak terjadinya JQllQ!!t (tJm.1950-an) 11ingga kini, karena lokasi tersebut tidak pernah diolah/ dirusak, sehingga aktivitas total 137CS tidak mengalami pengurangan/ penambahan. Pengurangan aktivitas 137CS hanya disebabkan oleh adanya proses peluruhan. Melalui Gambar I, dapat dilihat bahwa untuk lokasi pembanding distribusi 137 Cs akan berkurang dengan bertambahnya kedalaman. Aktivitas 137CS mencapai nilai maksimum pada permukaan tan.1h, daD ini terbentuk sekirnr tahlill 1964 -1965, dan semakin berkurang den~an bertambalulya kedalmnan. Nilai lninimwn aktivitas 13 Cs terbentuk pada awal terjadinyafgl1Q1!1, yaitu sekitar tallun 1950-an. (1)

Lokasi pembanding (rglerence-site) adalah suatu lokasi yang dapat digunakan sebagai pembanding terhadap lokasi yang lain \U1tuk mengestimasi laju erosi pacta tempat tersebut. Pacta studi erosi menggunakan radiogeluk 137CS alam diperhtkan S\latu lokasi rembanding (referel1ce-site), dilnana lulai total aktivitas

37CS pada lokasi tersebut akan digunakan sebagai pembanding dalam mcnghitung laju erosi. Syarat utamc'\

agar suatu lokasi dapat digunakan sebagai lokasi

pembanding \mtuk suldi erosi ad.'\lah tempat tersebut tid.'\k pernah diolah/dinlsak sejak tilhun 1950-an, selungg.'\ distribusi dari 137CS pada lapisan lanah akiln tetap \IUlh, mulai dari awal terjadinya jaluhan ([g!1Q!!1) lungga sekanmg.

Scpcrti yang tclah dijelaskan pada bebcrapa makalah terd~\11\llu, bahwa 137CS adalah salah salu jenis radioisotop yang dapat ditemukan di alam sebagai hasil dari perbuataI1 lnaI1usia berupc'\ partikel jiluu1an (f.{?llQo!!.t). Kebemdaan 137CS di alam, merupakaI1 produk dari percobaan senjata nuklir yang dilak\lkan antara pertengahan tlU1. 1950-aIl .1980, dat1 adanya kecelakaan instalasi nuklir Chemobyl pad.'\ 26 April 1986 (1). Partikel 137CS yang terbawa oleh air hujan, ketika menyentu11 pennUkaaI1 bumi akan terserap oleh

partikel-~

dari penelitian ini adalall mencari suatu

lokasi pembanding (r~ference-site)

dari beberapa lokasi

stabil yang tidak pernah mengalami pengerusakkan

atau

tidak perna11

diolah sejak tabun 1950-an dan lokasi

tersebut

tidak mengalami/sedikit

terjadi erosi.

(2)

Risalah Peltemuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan Ttkn%gi /SOlop dan Radias4 2(x)o

-KMJ-I pada kctinggian kurang-lebih 1000 m -KMJ-II pad.1 kctinggian kurang-lebih 1000 m

-KMJ-III pada lokasi yang rendah dan datar di Hutan

IindWtg

Aktivitas total 1 J7CS (Bq/m1

.

K

e

d

a

I

Pengarnbilan sarnpel tanah dilakukan menggunakan a]at yang disebut scraper dengan ukuran (20x50) cm (lihat Gambar 2.). Sampel tanah diambil pada setiap kedalam 2 cm, dcw dimasukkan ke dalarn kantong plastik yang bersih. Padc1 setiap titik lokasi diaInbil sampel sampai kedalam 20 cm, serungga setiap titik lokasi sampel terkumpul sebanyak 10 kantong

sam

pel.

a

m

a

n

Gambar 1. Pola Distribusi IJ7CS setiap lapisan tanah untuk takas! pemband!ng (Referellce-.\'it~)

Lokasi yang dipilih adalall :

I. TaInan J13sional Gn. Pangrango -Cibodas -Jawa Barat. Menurut keterangan Departemen Kehutanan,

lokasi ini SUdall dijadikan sebagai hutml lindUl1g sejak sekitar tal1lUl 1925.

2. Tmnan bum On. Masigit KarelUnbi -Jawa Barat, yang telah dijadikan sebagai hutan lindung sejak tahun 1930.

3. Hutan lindung Gn. Kamojang -Garut -Jawa Barat

BAHAN DAN METODE

BAHAN

1. Nitrogen cair

2. Standar tmulh daTi IAEA (Soil IEAE -375, Aktivitas = 5,281 Bq/g pada 31-12-1991»

3. Stmldar 137CS clan (IC)Co

Gambar 2. Alat pengambil sam pel tanah Scrapper

Preparasi sampel Tanah

Oi laboratorium, sampel-sampel tanah dikeringkan menggunakan oven pada slmu 100 DC selama satu malam. Sam pel yang telah kering kemudian ditimbang (WJ, daD dihaluskan menggunakan mesin penggiling tanah hingga lolos ayakan 0,3 mm. Setelah menggerus 1 sampel, penggerus kemudian dibersihkan

menggunakaIl

kuas dan udarn tekan, sehingga

sampel-sam pel tersebut tidak terkontaIninasi satu dengan yang lain.

PERALA

TAN

-, Alat pengambil sampel (Scrapper) -, I set ayakan

-, Palu -.Ku.'ls pembcrsih

" Spcktromctcr-ganuna (MCA) -Oven -, Marinclli

-.Ka11tong-kantong plastik -, Alat penggerus

METODE

Pen1!ambilan

samoel

Lokasi penelitian ad.1lah Gn. Pangrango -Cibodas -Jawa Barat (GP), Gn.. Masigit Karemnbi (MK) d.1D Gn. Kamojang (KMJ) -Gantt -Jawa Barat .Lokasi ini mempakan hutan lindung sejak tahun 1925, daD tidak pentah dirusak hingga kini.

Titik penggambilan sam pel dipilih secara acak pada tempat-tempat yang datar dan terbuka, yaitu -GP-I padajarak 1500 m dari kaki bukit

-GP-II padc1 jarak 1700 m dc1ri kaki bukit -GP-III padajarnk 1900 m dari kaki bukit -MK-I padajarak 1000 m dari pintu mastlk -rvIK-1I padajarak 1600 m wtri pintu ntasuk -MK-III padc1 jarak 2000 m dari pintu masuk

Ana/isis Sampel

Standar yang digunakan adalal1 standar tanall lAEA-375 dengan aktivitas 137CS = 5,281Bq/g per tanggal 31 Oesember 1991. Sebanyak 200 g standar dimasukkan ke dalaIn marinelli, dan diukur aktivitasnya mengg1makan detektor HPGe yang dihubungkan ke ARTEC Spectrum Master dan Multi-ChaIU1el Analyzer. Pengukuran dilakukan selama 24 jam. Setel,Ul selesai pengukuran, standar dimasukkan kembali ke tempatnya, daD disimpan sehingga dapat digunakan kembali untuk kalibrasi yang sarna.

Untuk sampel tancw, sebanyak 200 g sampel kering ditimbang (W) dan dimasukkan ke dalam 208

(3)

Risalah Perlemuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan , eknologi IsOIOp dan Radias~ 2000

marinelli. Pengukuran saInpel dilaktlkan selarna minimwn 24 jaIn. SetelaJ\ selesai pengukuran. S31npel dirnasukkan kembali ke kantongnya daD disimpan. Jikc'\ diperlukan dapat dilakukaI\ pengukuran kembali.

diamana :

A : Aktivitas totatl37 Cs (Bq/m1

m : Massa kering yang lolos ayakan 2 mm (g) a-I: Luas pemukaan alat sampling (m2)

Analisis data

Konsentrasi 137CS pada tanaIl dianalisis menggunakan MCA yang dilengkapi dengan detektor HPGe, unsur yang terdeteksi oleh detektor bukannya unsur 137CS melainkan 137mBa (waktu paruh = 2,44 bIn). 137mBa merupakan turunan dc'lri 137CS (waktu parull = 30,17 tlm), dc'ln ini sebagai ~etunjuk tidc1k langsung dalam menentukan aktivitas 37 Cs di alamo Hal ini disebabkan lillSur 137CS dalam melnaIlCar Sillc1f--~ menglk1silkan produk unsur 137mBa yang menlancarkan sinar-y, seperti yang terlil1at pada rangkaian pelurullan di bawah ini :

nASIL DAN PEMBAHASAN

Seperti yang telah dijelaskan dimuka, pengambilan sampel dilakukan secara acak, dilnana titik-titik pengambilan sampel dipilih pada tempat-tempat yang datal daD terbuka. Lokasi penelitian ini merupakan suatu hutan lindung yang tidak pemah dirnsak jauh sebelum tahWl 1950 (menurnt infonnasi dari Dep. Kehutanan). Titik pengambilan sampel ad.'llah I, GP-II ,GP-GP-III, MK-I, MK-GP-II, Mk-GP-III, KMJ-I, KMJ-GP-II dan KMJ-III. Sampel kering seberat 200 g, kemudian diallt'llisis menggunakan alat MCA selama minimum 8 jam. Hasil cacaltan kemudian dihitung menggunakan persamac'ln (i) sid (iv), sehingga diperoleh aktivitas total

137Cs. 1371 -13___> 137Xe -13___> 137CS -13.__>

137mBa -y...> 137Ba (stabil) (3)

Alat penganalisis MCA yang dilengk;;1pi dengan detektor HPGe merupakan alat pendeteksi silmr-y, untuk menganalisis spektnun-y 137"'Ba yang terdeteksi oleh detektor pada energi 661 keY. Besamya aktivitas 137mBa ekiva1en dengan aktivitas 137CS. Se1ain spektrum 137mBa juga akan muncu1 spektnlm 214Bi sebagai pengganggu.

Oleh karenc'1 itu, basil cacahan pada energi 661 keY ini perlu dikoreksi terhadc'1p spektrum 214Bi. (4).PerSc'1maan yang digunakan untuk mengkoreksi nilai 137CS padc'1 cnergi 661 keY, adalah:

Net Area 137CS (pacta encrgi 661 keY) =

Net area 137mBa (pada 661 keY) -0,035 x Net area ~14Bi (pada 609 keY) (i)

Contoh perhitungan :

Sampel MK-I pada lapisan (0 -2) cm

-Net area pada 609 keY = 741 -Net area pada 661 keY = 429

-faktor koreksi detektor (c.t) = 164 (diperoleh saat mengkalibrasi alat

MCA)

-Berat sarnpel yang dianalisis (W) = 200 gram -Berat total sampel kering (m) = 699 gram -Lamanya pencacahan (life time) = 86400 detik -Luas pennukaan alat scraper (a) = (0,2 m x 0, 5 m) =

0,1 m2

-Net area 137CS pada "'\1ergi 661 keY = 429 -(0,035 x 741) = 410

-Cacahan per detik 137CS (A.) = 410/ 86400 = 0,0047

Bq

-Aktivitas 137CS (As) = (c.fxA.)/W

= (164 x 0,0048 Bq)/ 200 g = 0,0039 Bq/g -Aktivitas total 137CS (A) = As x m x a-I

= (0,0039 Bq/g x 699 g)

/ (0,1 m2)

= 27 Bq/m~

Caca11an perdetik d.1fi srunpel (Aft) diperoleh daTi

= Net area 137CS

(pada energi 661 keV)!T

(ii)

dimana :

Aa = Cacaltan

T = lamanya

Aktivitas 137CS diperoleh menggunakan persamaan,

yaitu:

A. = (c.f x A.)/W

(iii)

din1.ma :

A. .Aktivitas 137CS

sampel (Bq/g)

A. : Aktivitas 137CS

yang didapat dari alat (Bq)

W : Berat sampel yang dianalisis

c.f : faktor koreksi detektor yang diperoleh pada S3i1l

kalibrasi alat

Total aktivitas 137CS perSc1tuan luas (Bq/m2) adalah (iv) A

=A..m.a-Hasil perhitungan untuk 3 lokasi yang berbeda dapat dilihat pacta Tabel I sid 3 dan Gambar 3 sid II. Melalui basil penelitian dapat diketahui bahwa pola distribusi 137 Cs pacta lapisan tanah untuk setiap lokasi berbeda. Perbedaan pola distribusi tersebut, disebabkan karena adanya perbedaan jenis tanah, dan kondisi alam lainnya yang dapat mempengaruhi pola distribusi 137CS pada lapis-1n tanal1.

Gn.Pangranggo -Cibodas -Jawa Barat. Lokasi ini merupakan suatu hutan lindung yang sering didatangi oleh wisatawan. Pada beberapa tempat ditemukan suatu lokasi yang jarang dilalui , daD terbuka serta datar. Kesulitan pengarnbilan sampel di lokasi ini adalah. banyak ditemukan akar tumbuhan yang besar dan sulit untuk disingkirkan. Tanall pada lokasi ini berwarna llitam dan jenis lempung.

PengaInbilan sarnpel dilakukan pacta beberapa titik yang berbeda ketinggian secara acak. Melalui Tabel I dan Gambar 3 sid 5 dapat dilihat bahwa pola distribusi 137CS

209

per detik (Bq)

pencacallan

(4)

Risalah Peltemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isolop dan Radiasi, Z(){JO

timbunan humus daun-daunan. Karena titik ini terletak lebih rendah daTi ke dua titik yang lain. Secara umum pola distribusi 137 Cs pada lapisan tanall di lokasi Hutan Burn Gn.Masigit Kareumbi ini cukup baik dibandingkan secara teoritis, dan jenis tanah di lokasi ini adalall lempung. Tapi lokasi ini terlalu dekat dengan Gn. Galunggung, selungga pada lapisan pennukaan mernpakan basil timbunan debu-debu yang berasal dari letusan Gn.Galunggung, daD hujan asam akibat letusan Gn.Galunggung juga mempengarulli pH tanah, sehingga 137CS yang terikat pacta partikel tanah mudal1 terlepas oleh air hujan yang masuk ke dalam tanall. Melalui percobaan dapat dilihat bahwa distribusi 137CS lebih dari 20cm.

Gn.Karnojang-Garut-Jawa Barat. Lokasi ini merupakan hutan lindung yang sejak jauh sebelum tabun 1950 sudah dilindungi. Lokasi ini selain dekat dengan Gn.Galunggung, juga dekat dengan aktivitas geothennal disekitar lokasi hutan lindung, sehingga pH tanah pada lokasi ini bersifat asam. Jenis tanah pada hutan lindlmg ini adalah lempung yang bercampur dengan pasir dan kerikil. Jenis dan pH tanall tersebut sangat luempengarulli distribusi konsentrasi 137CS. Melalui

Tabel 3 dan Garnbar 9 sid 11 dapat dilihat bahwa konsentrasi 137CS terkumpul pada lapisan bawah.. Hal ini disebabkan karena tanah bersifat asalu, sehingga 137CS yang telah terikat oleh partikel tanah mudah terlepas oleh air hujan yang masuk ke dalarn tanall dan berpindah ke lapisan yang lebih dalmu. Rendalmya konsentrasi 137 Cs pada setiap lapisan, karena jenis tanah ini bercampur dengan pasir dan kerikil. Pola distribusi 137CS lapisan tanah pada lokasi hutan lindung ini tid.:'lk sesuai dengan pola distribusi secara teoritis, sellingga kurang baik untuk

dijadikan sebagai lokasi pembanding (r~rerflce-site)

KESIMPULAN

Melalui basil dan pembabasan dapat disimpulkan bahwa distribusi 137CS pada lapisan tanah sangat dipengaruhi oleh jenis tanaI\ daD pH tanah.

Dari ketiga lokasi penelitian, maka yang paling tepat untuk dijadikan sebagai lokasi pembanding ~~ ~) adalah Gn.Pangranggo dengan aktivitas total 13 Cs untuk masing-masing titik pecobaan adalal\ GP-I = 465 Bq/m2, GP-II = 539 Bq/m2 dan GP-III = 551 Bq/m2. Aktivitas total 137 Cs rata-rata yang akan digunakan sebagai nilai pembanding adalah 520 Bq/m2. Hutan burn Gn.Masigit Kareumbi kurang tepat untuk dijadikan

lokasi pembanding, karena lapisan permukaan

mernpakan ltasil timbunan debu Gn. Galunggung daD hUJnus daun-daUnaJ\.

pada setiap lapisan mendekati vola distribusi 137 Cs secara teoritis. Pada titik GP-I, vola distribusi terlilmt cukup baik dengan aktivitas lnaksimum terdapat pad.'l pennukaan, sedangkan penurunan tidak terjadi secara beraturan. Hal ini disebabkan ditemukan adanya akar-akar tumbuhan dan batuan pada lapisan-lapisan tertentu yang dapat mempengaruJll nilai total dari aktivitas 137CS pada lapisan tersebut. Secara teoritis vola distribusi ini dapat digunakan sebagai pembanding (reference), karena memmjukkan ballwa di tempat tersebut tidak terjadi erosi/deposit tanah. Sedangkan untuk titik GP-II dan GP-III terlilmt perbedaan yang cukup berarti antara vola distriibusi 137CS pada titik-titik tersebut dengan teoritis. Hal ini disebabkan kt'lfena adanya timbunan hUlUUS yang cukup tebal daD temukan akar tumbuhan daD batuan yang sulit untuk dilllndar. Selain itu pada titik GP-III terlihat indikasi terjadi sedikit erosi pada lapisan atas, karena aktivitas 137CS pada lapisan (2 -4) cm daD (4 -6) cm cukup tinggi. Melalui ketiga titik tersebut dapat dilihat bahwa aktivi1:c'ls 137CS pada lokasi Gn. Pangranggo terdistribusi lebih dari 20 cm. Dengan melilmt vola distribusi 137 Cs tersebut lnaka hutan lindung Gn. Pangranggo d.'lpat digun.1kan sebagai lokasi pembanding (r~ference-sjte).

Gn.Masigit KareUlubi -Jawa barat.. Lokasi ini ad-'llall suatu taluan perburuan yang dilindungi. Pengatubilall sampel dilakukan secara acak pada 3 titik yang berbeda. Lokasi ini lebih terbuka dibandingkan dengan Gn. Pangranggo dan Gn. Kamojang. Lokasi pengambilan sampel berjarak lebih dari 1000 m

dari pintu masllk, dan sangat jarang dilalui oleh ITh'lnusia. Titik pengambilan salnpel dipilih pad-'l tempat yang terbuka daD datar. Tanah pada lokasi ini benvama hitam dan jenis lempung. Melalui Tabcl 2 daD Gambar 6 sId 8 dapat dilihat bahwa :

-Aktivitas maksim\Ull pad-'l titik MK-I terdapc'lt pada lapisan ke-5 (8 -10) cm, sedangkatllapisan 3 dan 4 sedikit lebih rendall. Hal ini menunjukkan terjadi erosi dan ditemukan batuan yang cukup berarti. Sedangkan lapisan 1 dan 2 mengandung aktivitas yang kecil, hal ini disebabkan karena adanya timb\man debu-debu yang berasal d.'lri letusan Gn. Galunggung yang terjadi pada tahun 1982, karena

lokasi ini cukup dekat dengan Gn.Galunggung daD agak terbuka. Selain itu juga terdapat timbunan hUlUUS yang cukup tebal.

-Untuk titik MK-II, aktivitas 137CS terdapat pada lapisan ke 4 (6 -8) cm, sedangka11lapisan diatasnya (4 -6) cm lebih rend-'lll sedikit.. Hal uIi disebabkan karena pada lapisan ini ditemukan ballyak baumn kecil.

Sedangkan pada d\k'l (2) lapisan teratas, konsentrasi cukup kecil, kt'lfcna merupakan campuran antara hUlnus dengan dcbu- debu Gn. Galunggung.

-Untuk titik MK-IlI, pola distribusi pad.'l titik ini ag.'lk berbeda dengan dlli'1 titik yang lain (I dan MK-II). Pada titik illl, lapisan ke 3 «4 -6) cm) memiliki aktivitas yang sangat kecil. lni kemungkinan merupakan timbUlmn debu-debu Gn.Galunggung. Sedangkan lapisan ke-l daD 2 lebih tinggi dari lapisan ke-3. Hal ini kcmungkinan disebabkan kare\k'l hasil deposit tanah yang berasal daTi tempat yang lebih tinggi daD tercampur dengan

DAFT AR PUST

AKA

WALLING, D.E., and

QUINE, T.A., "Use of

Caesium-137 to investigate patterns and mtes

of soil erosion on amble fields", In Soil Erosion

on Agricultuml Land, (J. Boardman, I.D.L.

Foster, and J.A. Dearing, Ends), John Wiley

and Sons Ltd, (1990), 33 -53.

(5)

Risalah Peltemuan Ilmiah Pene/lrian dan Pengembangan T eknologi lsofop dan Radias~ 2fXJO 20 RITHIEo. JoCo. Mc HENRY. J.R.. and GILL, A.Co.

.-Fallout 137Cs in the soils and sediments of tllree small watersheds". Ecology (1974a). 55,

887 -890.

4. ELLIOT, G.E.,

and

COLE-CLARK, B.E.,

"Estilnates of

erosion on potato lands on

Krasnozems at Dorrigo, NSW., using the

caesium-137 Techniques", Australian Journal

of Soil Research,

1993,31,209-223.

3. CAMPBELL,

B.L.,

LOUGHRAN, R.J.. and

ELLIOT, G.L., "Caesiwn-137 as an indicator

of geomorphic processes in a drainage basin

system", Australian Geographical Studies 20,

(1982),49 -53.

5. MOSS,A.J., WALTER, P.H., and HUTrA, J., "Raindrop -simulated transportation in shollow water flows", an Experimental study, Sedimentary Geology, (1979), 22, 923 -927.

Tabcll. Hasll pcrhitungan konscntrasi IJ7CS sampcl tanah Gn. Pangrango -Cibodas -Jawa Darat

TabelJ. Hasil perhitungan konsentrasi IJ7CS sampel tanah Gn. Kamojang -Garut -Jawa Darat

-No. Kedaloman Aktivitas Total Cacsium-137

GP-I

GP-Ill

No.

Kedalaman Aktivitas Total Caesium-137

ro~/m2)

(~!11)

(cm)

0-2 0-2 2-4

~

6-8

-s':'TO

TQ"':l2

12 -14 T4:'"j6 j6:1'8 18-20

96

48

65

4\ 58 56

V

61 49

57"

90

70

68

50

22

~

34

--539 47 62 59

73

54 70 58 48

40

40

-

551

I.

2

3

4

2-4

4-6

-c;:s-8-10 10 -12 12- 14 4.

~

~~

l-:r

I-S:-r-

oH

10.

5-:-1

-c;--~

I 8. 30 14-16 I 16 -18 9 25

--465 IIO.1~-20 -TOTAL

TOTAl

Tabcl2. Hasil perhitungan konscntrasllJ7CS sampel tanah Gn. Maslgit Knreumbl- Jawa Barat

Kcdalaman _(~m)

I.

2.

3.

4. 5. 6. 7.

T

9.

j'O: 0-2

-2-4

4-6

6-8

8 -10 10- 12 12 -14 14 -16 16-18 18-20 TOTAL

(6)

R/Salah Pel1/'111tJan Ilmiah Penelil,an din Pe:r7gembangan Tekno/~qi IsOIOp din Radias~ 2000

0.2

2-4

E

4.6

Co)

-6.8

c 8 -10 ~ E 10 .12

~

iU 12 -14 '0 ~ 14 -16 16 .18 18 -20 0 20 40 60 80 Total Aktivitas Cs-137 (Bq/m2)

1137

Gambar 3. Distribusi

kandungan

Cs setiap lapisan

2 CI\ pada titik

GP-I

setebal

Distribusi

Total Aktivitas

Cs-137 pada titik GP-II

0 2 4 6

8.

10. 12. 14. 16.

18.

E

C.)

-C fa

E

fa

~

'1:' CII

~

~

0 20 40 60

Total Aktivitas

Cs-137 (Bq/m2)

80 100

1J'f

4. Diatribusi

kandungan

C8

2 G5 paQa ti't.1.x'

GP-II

Gambar

set1ap lap1san

setebal

Distribusi

Total Aktivitas

Cs-137 pada titik GP-III

O.

2 4

-6.

8 -10 -

12.

14.16. 18.

~

c ca

E

ca iij 'C

~

~

~

0 80

Gambar

20 40 60 Total Aktivitas Cs-137 (Bq/m2)

5. DiGtribu~i

ktmdungan

137Cft setiap

lapi8an

setebal

2 cm pada titik

GP-Ill

212 1.2 .4 .6 .8 .10 .12 .14 .16.18 .20 2 4 6 8 10 12 14 16 18 .20

(7)

Risalah Pertemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radias/; 2(X)O 0 2 4 6 8 -10 -

12.

14 16 18

-E

u

-c (OJ

E

(OJ -;a '0 C1I

~

0 20 40 60 80 100

Total Aktivitas Cs-137 (Bq/m2)

.1'1

Gaabar 6~ Distribusi

kan4ungan

J Os ~etie.p lapinan

2 c.

pada titik

MK-I

setebal

Distribusi

Total Aktivitas

Cs-137 pad a titik MK-II

I I I I I I I I I

0.2

2.4

4.6

6.8 8-10 10 -12 12 .14 14.16 18 .18 18 -20

E

u

-c ca

E

ca

iV

"tJ Qj

~

":'::""~""""I

",I_J

,

'i "~ I

I

I

I

II

0 100

Gambar

setebal

Distribusi

Total Aktivitas

Cs-137 pad a titik MK-III

0 2 4 6

8.

10.

12-14. 16 18

-E

u

-C IU

E

IU

~

"C W

~

~

~;llj:;r:.~;~:~:r::':~':;:i::.'::,,:r;::.j 20 40 60

Total Aktivitas Cs-137 (Bq/m2)8.

Di8tr1bu~i

kandungan 137Cs

setiap

lap1san

setebal

2 ca pada titik

MK-III

80 100

Gaabar

213

-2 -4 .6.8 10 12 14 16 18 20 -2 -4 -6 -8 10 12 14 16 18 20

(8)

R/Sa/ah PeI1emuan //miah PetIeI/rian dan PengemMngan rt'kn%gi /solop dan Radla~ 2000

Distribusi

Total

Aktivitas

Cs-137 pada titik KMJ-I

0-2

2.4

4-6 6.8 8.10 10-12 12-14 14-16 16 -18 18 -20

E

~

~

C IV

E

~

IV "0 Q)

~

"""

,-"-

I

J

I

I

I

I

'-0 20 40 60 80

Total Aktivitas Cs-137 (Bq/m2)

1)

,. DiBtribus1

kandungan

1~.

setiap lapiaan

2 ca pada ti tik KMJ-1

100

~bar

setebal

Distribusi

Total Aktivitas

Cs-137 pada titik KMJ-II

~

I

I

I

I

I

",

II

,--0.2

2.4

4.6

6-8 B .10 10 .12 12 .14 14 -16 16.18 18 -20

E

u

-c: IV E !J. IV "C QJ

~

=='

:;:: " :

0 20 40 60 Total Aktivitas Cs-137 (Bq/m2)

18. D1str1bus1 kandungan 137C8

2 CD pa4a tit1k

KMJ-II

80 100

GCl8bar

setiap lapi~an setebal

Distribusi

Total Aktivitas

Cs-137 pada titik KMJ-III

0-2 -2-4

E

u 4-6 -6-8 ~ 8 -10 E 10 -12 IU c; 12 -14 "C GI 14-16 :x: 16. 18 18 -20 '~"i!ii;~:~ =~.",~~,; .,.. ,-"'CO" 0 20 40 60 80

Total Aktivitas Cs-137 (Bq/m2)

11. Distribusi

kanaungan 137C8

setiap

lapi8an

~ CM pada titik

KMJ-Ill

100

Gaabar

setebal

(9)

Risalah Peltemuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan r eknologi lsolop dan Radiasi 2000

DISKUSI

SIGIT BUDI SANTOSO

EV ARIST A RISTIN

Teknik tersebut sangat bemlalllaat UIlulk mengetallui laju erosi tallc1h. Ap.1kah teknik tersebut sudah ditawarkan kepada Departemen kehutanan atau dinas pengairan sellingga dapat membantu usalla pelestarian lingkuug.m dan dapat memperoleh dana tmnbahan dari departemen & dinas terkait sellingga dampak hasil penelitian tersebut menjadi signifikasi.

1. Bagailnana aplikasinya setelah diketahui lokasi pembanding?

2. Apakah kurva basil penelitian telah selesai dengan kurva yang dillarapkan kalau tidak bagaimana penjelasannya ?

3. ApakaJl reference site ini ltanya sesuai untuk daerah disekitar Jawa Barat saja atau perlu site lain yang untuk daemh yang lebih jaull, misalnya di Pulau Sumatra?

NITA SUHARTINI

Kami belum melakukan penawaran tersebut. karena studi erosinya belum pernall kami lakukan. Sehingga persamaan untuk mengestimasi laju erosi ini belum diuji. unttlk kondisi yang ada di Jawa Barat ini.

NIT A SUHARTINI

ZAINAL ABIDIN

Data at1alisis 137C daTi berbagai daerall Ulltuk setiap lokasi limball, pUllCak atau lereng terlilmt distribusinya kurang sesuai. Apakah iIll di sebabkan oleh strategi penentu.m tiap lapisan (tebal & volume) atau acta hallain penyebabnya.

I. Aplikasinya nilai total 137CS dari lokasi pembanding akan digunakan sebagai nilai pembanding untuk estimasi laju erosi suatu daerah.

2. KulVa lJasil penelitian mel11c"lDg tidak sarna dengan yang diharapkan

3. Reference-site yang kami peroleh hanya dapat digunakan untuk radius 200 km dari lokasi tersebut. Jika studi dilakukan lebih daTi 200 km maka perlu dicari ref-site yang baru.

NITA SUHARTINI

Pengambilan sam pel untuk SemUt1 lokasi sarna adallya perbedaan distribusi 137 CS ilu disebabkan karena kondisi aIaln dan jenis tanalmya yang berbeda.

Gambar

Gambar 1.  Pola Distribusi  IJ7CS  setiap lapisan tanah untuk takas!  pemband!ng  (Referellce-.\'it~)
Gambar 3.  Distribusi  kandungan  1137 Cs  setiap  lapisan 2  CI\ pada  titik  GP-I

Referensi

Dokumen terkait

Persentase ruta dengan kepemilikan tanah/lahan ( dengan nilai koefisien yang negatif dan odds ratio sebesar 0,894(=exp ( )) yang menunjukkan bahwa provinsi dengan

No.  Tiga Sub kelompok yang mengalami inflasi atau kenaikan indeks terbesar pada bulan ini adalah sub kelompok bumbu-bumbuan, sub kelompok transportasi dan sub

Desain interior yang terdapat pada ruang perpustakaan kampus Meruya di Universitas Mercu Buana terlihat belum memenuhi standar prinsip universal design universal

Salah satu upaya yang dapat dilakukan pada penderita diabetes adalah dengan mengatur pola makan yang sehat dengan mengonsumsi makanan yang mengandung serat yang

a) Asas manfaat dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala upaya dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen

(hukum Islam). Perbandingan tersebut menu- rut Smith merupakan bersifat ―kasar‖ dan ―tidak berbahaya‖ karena setiap orang akan menilai kurang proporsional

8 Penelitian lain yang dilakukan oleh Diana Aulya tahun 2013, pada polisi lalu lintas di Polres Metro Jaya Pusat terdapat 24,6% Polisi Lalu Lintas mengalami stres kerja

Waktu optimum produksi enzim kitinase dari bakteri kitinolitik yang berasal dari kerang Anadara granosa yang diuji dengan jamur Rhizoctonia solani yang telah