i
ISSN 1997-293X
Vol. XI No. 2, Desember 2019TIM REDAKSI
Penanggung Jawab : Ir. Pryo Handoko, MM.
(Ketua STIA Banten)
Pembina : Dr. Agus Lukman Hakim, SE., M.Si.
(Plt. Wakil Ketua I STIA Banten)
: Ihin Solihin, S.AP, M.Si.
(Wakil Ketua III STIA Banten)
Mitra Bestari : Prof. Dr. Drs. H. Sam’un Jaja Raharja, M.Si. (Guru Besar Ilmu Administrasi FISIP
Universitas Padjadjaran)
: Prof. Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si. (Guru Besar Komunikasi Lintas Budaya Universitas Sultan Agung Tirtayasa) Pemimpin Umum : Dra. Atik Atiatun Nafisah, MM.
(Ketua LPPM STIA Banten) Dewan Editor
Ketua : Dr. Agus Lukman Hakim, SE., M.Si. Anggota : Dr. Agus Sjafari, M.Si
: Leo Agustino, Ph.D
: Dr. Juliannes Cadith, S.Sos, M.Si : Dra. Atik Atiatun Nafisah, MM
Redaksi Pelaksana
Ketua : Ade Hadiono, ST, M.Si Sekretaris : Nopi Andayani, S.AP., MA. Bendahara : Reni Tania, S.Pd., MA. Tata Usaha dan Kearsipan : Litono, S.TP., S.AP.
Distribusi dan Sirkulasi : Adi Purwanto, S.AP
Alamat Redaksi : LPPM STIA Banten
Jl Raya Serang Km. 1.5 Cikondang Pandeglang 42211 Telp. (0253)5500250 – 5207579 – 5207577
Website: http//www.stiabanten.ac.id. Email : [email protected]
Jurnal Niagara merupakan media komunikasi ilmiah, diterbitkan dua kali setahun oleh Lembaga Penellitian dan Pengabdian Masyarakat berisikan ringkasan hasil penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi.
iii
ISSN 1997-293X
Vol. XI No. 2, Desember 2019PENGANTAR REDAKSI
Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Illahi Rabbi, Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XI, No. 2, Desember 2019 dapat kembali hadir dan sampai pula ditangan Anda, baik dari komunitas ilmuwan, praktisi dan pemerhati ilmu administrasi.
Terbitan edisi Desember 2019 ini, berisikan tulisan dari rekan-rekan dosen di lingkungan STIA Banten dan Dosen dari FISIP UNTIRTA dan yang dengan setia selalu mengisi agar konsistensi penerbitan jurnal ini tetap terjaga. Redaksi berharap semua artikel dalam jurnal kali ini dapat bermanfaat untuk menambah informasi dan wawasan pengetahuan, baik dalam bidang administrasi ataupun lainnya.
Kami menyadari dalam penyajian materi jurnal edisi kali ini tidak luput dari kekurangan dan kekhilafan, untuk itu kami mohon maaf dan mohon masukan untuk penyempurnaaan edisi mendatang. Selamat membaca, dan terima kasih atas partisipasi dan dukungannya.
Pandeglang, Desember 2019
v
ISSN 1997-293X
Vol. XI No. 2, Desember 2019DAFTAR ISI
Tim Redaksi ... i Pengantar Redaksi ... iii Daftar Isi ... v IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA (BSPS)
OLEH DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN
KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2018 (STUDI KASUS KECAMATAN PANIMBANG)
Oleh : Mochamad Faishal Afif, Ade Hadiono ... 110 - 122 RESPONSIFITAS PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI
DI DALAM PELAKSANAAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN PROVINSI BANTEN
Oleh : Rina Yulianti ... 123 - 132 ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SEPEDA MOTOR YAMAHA
PADA CV. PUSAKA ABADI MOTOR PANDEGLANG
Oleh: Rt. Khoirunnisa, Atik Atiatun Nafisah ... 113 - 144 IMPLEMENTASI PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA
TATANAN RUMAH TANGGA DI WILAYAH PUSKESMAS MAJASARI PANDEGLANG
Oleh: Tatu Zahrotul Uyun, Natta Sanjaya ... 145 - 152 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTRUCTIONAL SYSTEM DESIGN (ISD)
PENDIDIKAN TINGGI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 (Penelitian di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten)
Oleh: Trisna Sonjaya, Agus Widiarto, dan M. Taufik Harsana ... 153 - 164 PENGARUH PRESTASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KARIR PEGAWAI
(study kasus pada tenaga kependidikan dan non kependidikan di LP3I Cilegon)
Oleh: Arief Rahman ... 165-171 EVALUASI KINERJA PEMERINTAHAN JOKOWI-JK 2014-2018 DI BIDANG POLITIK
Oleh: Tjahyo Rawinarno, Suhud Alynudin ... 172 - 180 PENGARUH PELATIHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI
DANA DESA (ADD) DI KECAMATAN MANDALAWANGI KAB. PANDEGLANG-BANTEN
Oleh: Ridwanullah, Marsalino ... 181 - 187 STRATEGI PEMERINTAH DALAM PERLINDUNGAN PASAR RAKYAT
Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XI No.2, Desember 2019
STIA BANTEN 123
RESPONSIFITAS PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI DALAM PELAKSANAAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN PROVINSI BANTEN
Oleh : Rina Yulianti [email protected]
Dosen Administrasi Publik FISIP UNTIRTA
ABSTRAK
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) merupakan aparatur pemerintah yang ditunjuk untuk melakukan pendokumentasian data dan menyampaikan informasi terkait semua kegiatan dan program yang memang diperuntukkan kepada masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangang tentang keterbukaan informasi publik. Informasi tersebut di publikasi melalaui website resmi Pemprov, Banten agar dapat diketahui dan dipergunakan sebagaimana peruntukkannya. Responsivitas di dalam keterbukaan informasi publik masih perlu digalakkan. Respon yang diberikan oleh pemerintah tidak haya berkaitan denga pembuatan peraturan daerah tetepi juga harus dilihat dari kesiapan aparatur dalam hal ini PPID di dalam melaksanakan kebijakan keterbukaan itu sendiri. Di dalam pengumpulan data terkait informasi yang akan disampaikan perlu adanya kerjasama dan koordinasi dengan PPID Pembantu yang ada di OPD , hal inilah yang menjadi masalah di dalam pelaksanaan keterbukaan infromasi publik ini. Selain itu respon yang diberikan PPID terkait permohonan data informasi masih di rasakan oleh masyarakat belum sepenuhnya memuaskan, hal ini terlihat dari masih adanya sengketa informasi publik yang masuk ke dalam komisi informasi yang mana pemohon tidak merasa puas dengan layanan infromasi publik yang diberikan oleh PPID. Kesimpulan yang di dapat adalah pemerintah daerah sudah memberikan respon yang positif dengan membuat peraturan daerah maupun turunannya yang berkaitan dengan keterbukaan informasi publik, hanya saja belum sepenuhnya diikuti dengan respon dalam pelaksanaan keterbukaan informasi publik dari PPID di tingkat pemerintahan Provinsi Banten.
Kata Kunci : Responsivitas, Implementasi Kebijakan KIP ABSTRACT
The Information and Documentation Management Officer (PPID) is a government method retained to document data and submit information related to all activities and programs that are envisioned for the public in accordance with laws and regulations on public information release. This information is published through the official website of the Provincial Government of Banten to the public so that it can be acknowledged and used as proposed. Awareness in public information services still needs to be stimulated. The response given by the government is not only connected to the creation of regional regulations but also must be seen from the device' promptness in this case the PPID in implementing the directness policy itself. In collecting data related to the information to be carried, it is essential to collaborate and organize with the Assistant PPID in OPD, this is the problem in the completion of this public information admission. Furthermore, the response given by the PPID related to the request for information data is still perceive by the public has not been entirely pleasing, this is obvious from the fact that there are still public information disagreements that appear the information commission where the applicant is not gratified with the information service provided by the
Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XI No.2, Desember 2019
STIA BANTEN 124
PPID. Lastly, the deduction that is acquired by the local government has given an affirmative response by formulating regional regulations and derivatives related to public information expose, merely it has not been completely monitored by a retort in the implementation of public information disclosure from the PPID at the Banten provincial government level.
Keywords: Responsiveness, Policy Implementation A. Pendahuluan
Keterbukaan informasi menjadi salah satu aspek penting di era demokrasi ini, dimana demokrasi sangat menjunjung kebebasan dan hak asasi manusia akan informasi publik. Di Indonesia sendiri, pengakuan akan kebebasan di dalam memperoleh informasi di atur dalam Undang-undang 1945 pada pasal 28F, dan Undang-undang terkait Hak asasi Manusia (HAM) yaitu UU No. 39 Tahun 1999.
Masyarakat mempunyai hak atas informasi yang ada di badan publik. Selain itu masyarakat juga merupakan indikator yang penting di dalam mewujudkan negara yang demokratis. Dilihat dari semakin terbukanya kinerja badan publik tentu berelasi dengan kesediaan untuk diawasi oleh publik, sehingga badan publik tersebut telah memastikan segenap aktivitas dan kinerjanya dapat dipertanggungjawabkan.
Di dalam sebuah kebijakan, informasi publik dapat dimaknai sebagai informasi tentang kebijakan pemerintah yang berdampak luas terhadap kehidupan publik yang harus diketahui dan dipahami secara akurat oleh publik atau dapat diartikan sebagai informasi yang bersifat mendesak atas konteks tertentu sebagai bentuk penjelasan atas isu yang berkembang di masyarakat.
Merespon akan keterbukaan informasi publik, maka lahirlah Undang-undang No 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, Undang-undang ini disahkan dan diundangkan pada tanggal 30 April 2008. Sesuai dengan ketentuan yang diatur pada pasal 64 ayat (1) bahwa undang-undang ini mulai berlaku ditahun sejak tanggal diundangkan.
Undang-undang ini dibentuk dengan tujuan menjamin hak warga negara di
Indonesia untuk mendapatkan kebebasan mengakses informasi publik. Di dalam salah satu amanah UU No. 14 Tahun 2008 tentang KIP dalam pasal 13 menyebutkan bahwa Badan Publik wajib menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) dilingkungan kerjanya.
Di dalam implementasi kebijakan KIP, peranan PPID sangat penting dalam menjaga keberhasilan implementasinya. Dimana PPID menjaga fungsi publikasi, liputan, mengelola website. Sehingga interaksi antara PPID Provinsi dan pembantu serta berbagai pihak dapat terlaksana dengan baik. Undang-undang No. 14 tahun 2008, secara garis besarnya bertujuan untuk menjawab hak publik akan kebutuhan informasi. Dimana di dalam undang-undang diamanatkan agar Badan publik dapat memberikan informasi publik seperti yang diatur dalam pasal 7 yaitu : 1. Badan Publik wajib menyediakan,
memberikan dan/atau menerbitkan informasi publik yang berada dibawah kewenangannya kepada pemohon informasi publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan. 2. Badan publik wajib menyediakan
informasi publik yang akurat, benar dan tidak menyesatkan.
3. Untuk melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Badan Publik harus membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola informasi publik secara baik dan efisien sehingga dapat diakses dengan mudah.
4. Badan publik wajib membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang diambil untuk memenuhi hak setiap orang atas informasi publik.
Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XI No.2, Desember 2019
STIA BANTEN 125
5. Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) antara lain memuat pertimbangan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau pertahanan dan keamanan negara.
6. Dalam rangka memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) Badan Publik dapat memanfaatkan sarana dan/atau media elektronik dan nonelektronik.
Dengan melihat penjabaran pada pasal 7, maka setiap badan publik harus dapat memahami apa yang menjadi kewajibannya di dalam menyampaikan dan memberikan informasi kepada masyarakat, seperti di ketahui bahwa di dalam pemberian informasi publik dikenal dengan 3 kategori yaitu informasi berkala, serta merta dan tersedia setiap saat. Setiap organisasi perangkat daerah melalui PPID nya wajib menyediakan informasi yang di maksud kecuali informasi mengenai rahasia negara atau yang memang tidak diperuntukkan untuk publik sesuai aturannya. PPID sendiri di sini sangat penting, mengingat semua informasi di setiap OPD dipegang dan di kelola serta mereka juga yang akan menjalani proses sidang kalau terjadi sengketa informasi publik, di karenakan adanya ketidakpuasan masayarakat ataupun lembaga terkait informasi yang mereka butuhkan.
Pejabat Pengelola Informasi Publik dan Dokumentasi (PPID) dilingkungan pemerintahan Provinsi Banten dibentuk pada tahun 2011 berdasarkan keputusan Peraturan Gubernur Provinsi Banten No. 16 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi Publik dan Dokumentasi di lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten. PPID itu sendiri adalah penyedia dan pengelola layanan informasi yang ada disetiap organisasi perangkat daerah (OPD) yang ada di Pemerintahan Provinsi Banten.
Terbentuknya PPID juga merupakan salah satu cara pemerintah provinsi di dalam merespon akan keterbukaan informasi publik sesuai yang diamanatkan dalam undang-undang. Dimana setiap
masyarakat memiliki hak akan informasi. Kebutuhan informasi yang menjadi hak masyarakat harus dilayani dengan baik oleh PPID. Layanan informasi dilakukan secara langsung ataupun melalui website masing-masing OPD, PPID juga menerima aduan terkait dengan keterbukaan informasi publik.
PPID di Pemerintahan Provinsi Banten berada di Dinas Komunikasi, Informasi, Statistik dan Persandian. Berdasarkan laporan tahunan Komisi Informasi Daerah Banten, selama tahun 2017, PPID Pemerintahan Provinsi Banten menerima 133 permohonan informasi. Dimana sebagian besar mengenai dokumen pelaksanaan anggaran dan realisasi anggaran, APBD, pelaksanaan kegiatan lelang serta dokumen kontrak. Pemohon sendiri terdiri dari perorangan dan lembaga swadaya masyarakat (LSM), Di dalam permohonan tersebut ada ketidakpuasan mereka dalam informasi yang diberikan, sehingga menimbulkan sengketa informasi publik antara pemohon dan PPID.
Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik melalui Komisi Informasi hanya dapat diajukan setelah melalui proses keberatan kepada atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Pengajuan keberatan secara tertulis kepada atasan PPID sekurang-kurangnya berisikan nama dan/atau instansi asal pengguna informasi, alasan mengajukan keberatan, tujuan menggunakan informasi, dan kasus posisi permintaan informasi yang dimaksud. Yang dimaksud dengan atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi adalah pejabat yang merupakan atasan langsung pejabat yang bersangkutan dan/atau atasan dari atasan langsung pejabat.
Sikap PPID di dalam melaksanakan tugasnya harus lebih responsif terhadap permintaan informasi dari masyarakat, dimana tugas PPID sendiri cukup banyak, dan berdasarkan hasil wawancara dengan PPID masih banyak kendala yang dihadapi misalnya mengenai pengumpulan data informasi yang sering telat dikirim oleh
Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XI No.2, Desember 2019 STIA BANTEN 126 86 20 35 15 36 37 32 82 46
Pemohon Informasi Publik
1 2 3 4 5 6 7 8 9
masing-masing OPD, belum melakukan verifikasi bahan informasi publik setiap bulannya, sudah melakukan pemutakhiran data, hanya saja sering terhambat dengan telatnya data informai yang masuk dari OPD, belum adanya ruang khusus yang menyimpan semua arsip data informasi. Sedangkan penghimpunan informasi publik dari OPD di lingkungan pemprov. Banten sudah dilakukan, dan melakukan penyimpanan informasi publik yang diperoleh dari OPD.
Penelitian ini untuk melihat sejauh mana respon yang diberikan oleh aparat PPID di dalam pelaksanaan keterbukaan informasi publik di lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten, dimana respon tersebut tidak sebatas pembuatan peraturan saja tetapi juga bagaimana mereka dapat merespon dengan cepat terkait layanan informasi publik secara media online maupun offline untuk di publish kepada masyarakat, sehingga dengan respon yang cepat akan dapat mengurangi sengketa informasi publik yang masuk ke komisi informasi.
B. Metode
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Objek penelitian ini adalah aparat PPID dalam merespon implementasi kebijakan keterbukaan informasi publik di Pemerintahan Provinsi Banten. Adapun unit analisisnya, sebagai satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian berupa benda maupun manusia (Arikunto,
2005) adalah Dinas Komunikasi, Informasi, Statistik dan Persandian Provinsi Banten sebagai unit utama Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID Utama). Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari hasil wawancara dengan informan, juga dilakukan observasi. Untuk melengkapi penelitian ini dilakukan pula penelusuran berbagai kebijakan dan dokumen yang terkait dengan penelitian ini.
C. Hasil Pembahasan
Responsivitas merupakan kemampuan birokrasi di dalam mengenal kebutuhan masyarakatnya, dimana dalam prioritas pelayanan serta mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Menurut Tangkilisan (2005:177), secara singkat responsivitas ini mengukur daya tanggap birokrasi terhadap harapan, keinginan dan aspirasi serta tuntutan masyarakat.
Sikap positif yang dilakukan oleh PPID dengan memberikan respon jika ada pemohon yang meminta layanan informasi. Selain itu ada proses interaksi antara pemohon dan termohon. Nilai positif dari pemohon yang datang adalah untuk mengingatkan PPID bahwa masih ada informasi yang belum lengkap di dalam publikasi PPID, yang mana data/informasi itu bagian dari informasi yang wajib dipublish. Selain itu informasi yang akan disampaikan juga harus jelas.
Pemohon Informasi Publik di Provinsi Banten Tahun 2017
Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XI No.2, Desember 2019
STIA BANTEN 127
Dari grafik di atas dapat terlihat dari respon masyarakat di dalam informasi publik. Dimana Pemerintah Provinsi Banten jumlah pemohonnya 86 pemohon, Pemerintah Kota Serang 20 pemohon , Pemerintah Kota Tangerang 35 pemohon, Pemerintah Kota Cilegon 20, Pemerintah Kota Tangerang selatan 36, Pemerintah Kabupaten Serang 37 pemohon, Pemerintah Kabupaten Pandeglang 32 pemohon, Pemerintah Kabupaten Tangerang 84 pemohon dan Pemerintahan Kabupaten Lebak 55 pemohon. Pemohon ini sendiri terdiri dari perorangan dan organisasi masyarakat. Dari tabel di atas Pemerintahan Provinsi Banten berada paling banyak jumlah pemohon layanan informasi publik. Pemohon informasi publik ini tentu merupakan elemen masyarakat ataupun organisasi yang menginginkan akan transparansi informasi publik, agar apa yang menjadi tugas PPID di dalam penyampaian informasi dapat lebih fokus.
Responsivitas sangat diperlukan dalam pelaksanaan keterbukaan informasi publik, hal ini menunjukkan kemampuan dari organisasi untuk lebih mengenali kebutuhan masyarakat akan informasi yang up to date. Bagaimana informasi itu dapat diterima masyarakat dengan mudah dan tidak perlu memakan waktu yang lama untuk memperolehnya, sudah menjadi hak masyarakat untuk dapat mengetahui informasi apa saja terutama yang berkaitan dengan program kerja apa saja yang akan di laksanakan oleh OPD yang ada di lingkungan Provinsi Banten, karena masyarakat juga merupakan bagian kontrol sosial di dalam keterbukaan informasi publik, dimana mereka dapat menjadi informan penting di kala ada salah satu program pemerintah yang tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dengan adanya partisipasi masyarakat harapannya tentu dapat mengurangi korupsi, kolusi dan
nepotisme guna mewujudkan
pemerintahan clean government di lingkungan Pemprov. Banten.
Respon pemerintah Provinsi Banten terhadap undang-undang keterbukaan informasi Publik, dengan membentuk PPID dilingkungan pemerintahan Provinsi Banten. Surat Keputusan Gubernur yang dikeluarkan terkait dengan struktur organisasi, tugas dan fungsi PPID serta alur kerja sebagai pihak yang bertanggungjawab di dalam pengelolaan informasi dan dokumentasi yang ada di pemerintahan Provinsi Banten.
Respon yang ada juga di ikuti dengan komitmen dari pimpinan di dalam pelaksanaan undang-undang keterbukaan informasi publik. Dengan terbentuknya PPID, gubernur berharap semua badan publik dapat lebih terbuka dengan menyiapkan semua perangkatnya, baik dari sumber daya manusia, serta sarana dan prasarana untuk menunjang PPID. Selain itu peran pimpinan dalam implementasi kebijakan sangat penting, seperti yang di sampaikan Gubernur Provinsi Banten dalam acara pemeringkatan tahun 2017, dimana Bapak Gubernur dalam pidatonya menginginkan agar Banten menjadi provinsi yang terbuka akan informasi publik, artinya informasi apapun yang menjadi hak untuk masyarakat tahu harus di buka untuk semua badan publik yang ada di Banten.
Di dalam menunjang supaya Banten menjadi provinsi yang terbuka, tentunya peran aparatur pemerintah dalam hal ini PPID harus diberikan pembekalan agar pemahaman akan peraturan tentang keterbukaan informasi penting untuk dipelajari dan dilaksanakan di dalam pekerjaan mereka. Salah satunya adalah aparat pelaksana juga harus diberikan bimbingan teknis terkait apa saja yang menjadi tugas PPID. Selain itu juga kemampuan organisasi juga harus lebih terorganisir, dimana PPID tidak bisa berjalan sendiri tanpa bantuan bidang-bidang lain yang ada di badan publik tersebut. Bagaimanapun PPID merupakan tumpuan di badan publik, karena semua terkait data ada di PPID. Sudah semestinya PPID harus dapat melakukan koordinasi
Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XI No.2, Desember 2019
STIA BANTEN 128
yang baik dengan PPID yang ada di OPD pemerintahan Provinsi Banten. PPID Pembantu yang ada di OPD merupakan faktor pendukung yang sangat besar di dalam keterbukaan informasi publik, bagaimana aparat pelaksana harus mengumpulkan semua data terkait program yang dilakukan oleh badan publik setiap tahunnya, walaupun masih ada badan publik yang belum mengupdate data kegiatan di masing-masing OPD nya.
Selain komitmen pimpinan juga harus diikuti oleh komitmen dari para pelaksananya. Komitmen ini tentunya sesuai dengan motto pelayanan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Pemerintahan Provinsi Banten yaitu : Memberikan Pelayanan Informasi yang Ramah, Cepat, Tepat dan Akurat. Berkaitan dengan kebijakan aparat di dalam memberikan informasi yang valid dan dapat dipercaya serta mudah di dalam mengakses informasi data yang dibutuhkan. Dari motto pelayanan ini tentu ada nilai-nilai yang semestinya sudah menjadi bagian hidup para pelaksana PPID. Bagaimana aparat pelaksana bersikap di kala ada permohonan informasi yang masuk, serta segera untuk melengkapi data informasi publik yang di butuhkan oleh masyarakat ataupun lembaga. Begitu juga dengan keikutsertaan PPID dalam seminar, workshop berkaitan dengan keterbukaan informasi publik dan mengenai PPID dan kehadiran langsung pejabat PPID merupakan salah satu bentuk komitmen mereka di dalam menjalankan tugasnya. Komitmen kerja sangat dibutuhkan dalam kerangka kinerja PPID. Dimana komitmen kerja merupakan kesanggupan suatu karyawan atau anggota organisasi untuk tetap memelihara sebuah nilai dalam upaya pencapaian tujuan organisasi secara umum Hasibuan (2005). Komitmen ini dapat di mulai dari aparat PPID di dalam memahami visi dan misinya, karena nilai yang terkandung di dalamnya mengamanatkan aparaturnya untuk lebih terbuka dan melakukan pelayanan prima dalam informasi publik, sehingga dengan
komitmen untuk meningkatkan keterbukaan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, meningkatkan aksebilitas, membangun dan mengembangkan sistem pelayanan informasi publik, meningkatkan kualitas SDM dalam pengelolaan dan pelayanan informasi publik dan meningkatkan sinergitas dengan pemangku kepentingan.
PPID Utama Pemerintahan Provinsi Banten dalam hal ini Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Provinsi Banten sudah melakukan upaya perbaikan. Tahun 2016 ke belakang SKPD/OPD masih mandiri membuat website masing-masing tetapi untuk tahun 2017 sudah disediakan melalui bidang aplikasi di Diskominfo dan websitenya sudah disediakan, tinggal OPD yang berkewajiban langsung untuk menguplode informasi dan mempublikasikan diri sesuai yang diamanatkan di dalam pasal 9,10 dan 11 undang-undang KIP. Dan melakukan standar pelayanan sesuai dengan Perki No. 1 tahun 2010.
Kehadiran PPID juga tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan Komisi Informasi. Kehadiran komisi informasi memberikan ruang tersendiri di era keterbukaan informasi publik di Banten. Bagaimana komisi informasi melakukan kerjasama dengan PPID Utama melakukan sosialisasi ke badan-badan publik mengenai undang-undang No. 14 tahun 2008. Selain itu juga komisi informasi melakukan pemeringkatan badan publik setiap tahunnya, yang sekarang di sebut dengan monitoring dan evaluasi (monev). Hasil monev ini sendiri dapat membantu PPID Provinsi di dalam melihat kesiapan PPID di OPD di dalam melaksanakan KIP. Monev ini sendiri bertujuan untuk melihat sudah sampai sejauh mana kegiatan/ kinerja dari organisasi perangkat daerah yang ada di Pemprov Banten, dan komisi informasi melakukan penilaian ini berdasarkan 3 kategori, yaitu melalui angket, pemantauan website serta visitasi langsung ke badan publik. Selain itu komisi informasi juga
Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XI No.2, Desember 2019
STIA BANTEN 129
melakukan kegiatan sidang, mediasi jika ada persengketaan di badan publik.
Dilihat dari hasil
pemeringkatan/monev, PPID Pembantu yang masuk sepuluh besar itu mempunyai pelaksana PPID yang sama, artinya dinas tersebut tetap mempertahankan orang yang sama dalam pengelolaan informasi publik, sehingga ada kesinambungan antara tugas yang di lakukan setiap tahun. Serta pelatihan yang mereka dapatkan melalui bimtek, workshop atau FGD yang dilaksanakan oleh PPID utama dan KI dapat menjadi pengetahuan akan tugas dan tanggungjawab dari PPID. Hal ini juga di sampaikan oleh PPID utama, yang juga membetulkan hasil dari pemeringkatan yang di lakukan oleh KI, “ bahwa badan publik tersebut memiliki staf pelaksana PPID yang tidak berganti, dengan memilih atau mempertahankan yang ada tentu akan sangat membantu OPD di dalam mengkomunikasikan keterbukaan informasi publik, buktinya di dalam pemeringkatan mereka selalu juara ( masuk sepuluh besar)”. Hal ini terlihat bagaimana pimpinan untuk terus menempatkan orang yang sama dan tepat secara berkelanjutan pada pelayanan informasi publik.
Penempatan orang yang tepat di dalam pengaturan staf pelaksana dalam PPID sangat dibutuhkan, karena dapat membantu pelaksanaan tugas dengan cepat dan akurat di dalam penyampaian data informasi publik baik secara online maupun langsung. Staf pelaksana PPID pun harus aktif dan telaten di dalam penyimpanan data informasi atau pendokumentasian data yang teratur dan rapi agar setiap dibutuhkan data dengan cepat dapat di pergunakan. Dan ini juga harus dibantu dengan sarana yang mendukung, misalnya ruang khusus untuk PPID dalam memberikan layanan informasi. Di lingkungan pemprov. Banten sendiri belum semua OPD memiliki ruang PPID. Dari 41 OPD hanya 12 (29,26 persen) OPD yang memiliki ruang khusus layanan PPID.
Tabel 4.1 Pemeringkatan Badan Publik Kategori Organisasi Perangkat Daerah
Provinsi Banten Tahun 2017 1
Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Provinsi Banten
2 Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten 3 Dinas Kesehatan Provinsi Banten 4 Badan Penghubung Daerah
Provinsi Banten
5 Dinas Pertanian Provinsi Banten 6 Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Banten 7 Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Provinsi Banten
8 Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Banten
9 Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten 10 Dinas Pariwisata Provinsi Banten (Sumber : Komisi Informasi Prov. Banten, 2018)
Dengan adanya pemeringkatan ini, nilai positifnya adalah untuk selalu mengingatkan PPID yang ada di lingkungan pemerintah Provinsi Banten agar selalu memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat, tanpa ada rasa takut akan informasi itu akan di salahgunakan. Karena KIP ini sudah menjadi suatu keharusan dan juga dilindungi oleh undang-undang. Dengan masih banyaknya PPID pembantu yang tidak menyerahkan kuesioner menunjukkan masih rendahnya sikap PPID di dalam mengapresiasi yang dilakukan oleh KI Banten. Bagaimana tidak, ini adalah salah satu indikator untuk melihat bagaimana peran PPID di dalam pelaksanaan KIP itu sendiri.
Pejabat Pengelola Informasi Publik (PPID) di Provinsi Banten diangkat berdasarkan SK Gubernur. Sedangkan yang ditetapkan menjadi PPID Pembantu adalah sekretaris dinas, jabatan ini melekat ke struktural dengan di bantu oleh pelaksana
Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XI No.2, Desember 2019
STIA BANTEN 130
PPID. Untuk PPID sendiri belum dibantu/didukung oleh pejabat fungsional. Jabatan fungsional yang dimaksud seperti komputer, arsiparis dan pustakawan seperti yang iamanatkan oleh UU No. 14 Tahun 2008. Seperti di katakan oleh Edward III, salah satu faktor yang memperngaruhi implementasi kebijakan adalah sikap aparatur, keterbukaan informasi publik akan berjalan efektif apabila sikap PPID/aparatnya memiliki kesadaran akan pentingnya keterbukaan informasi. Sayangnya keterbukaan informasi ini belum sepenuhnya, karena masih adanya ketertutupan dari pihak OPD nya. Sehingga kerap terjadi ketidakpuasan pemohon yang berujung kepada pengaduan ke PPID Utama. Menurut Kepala Dinas Diskominfo selaku PPID Utama dan pelaksana PPID hampir sebagian besar yang diminta oleh pemohon mengenai anggaran kegiatan. Dan ini juga menjadi pekerjaan rumah bagi PPID Utama yang tidak pernah selesai sampai sekarang, karena PPID Pembantu lamban dalam memberikan informasi. Sehingga pada tahun 2017 ini masih ada sengketa informasi publik antara pemohon dan PPID .
Di dalam mengimplementasikan sebuah produk kebijakan, sikap aparat masih terkesan menunggu, masih rendahnya inisiatif yang dilakukan oleh pelaksananya. Hal ini juga menjadi salah kendala PPID utama di dalam mengumpulkan data informasi. Di dalam melakukan sesuatu, mereka lebih banyak menunggu. Contohnya dalam hal pemeringkatan/monev yang dilakukan oleh komisi informasi (KI), ketika akan di adakan pemeringkatan semua badan public membenahi semua yang berkaitan dengan keterbukaan informasi publik, dari penyediaan ruangan sampai dengan pengisian website, agar semua aspek nilai yang dibuat oleh komisi informasi dapat terpenuhi. Hanya saja di dalam pemeringkatan yang dilakukan oleh KI tidak semua badan publik ikut serta. Padahal KI sudah memberi pemberitahuan kesetiap
badan publik bahwa setiap tahun akan ada monitoring dan evaluasi, dan semua badan publik diberi surat secara resmi oleh KI Banten. Pada tahap awal penilaian KI Banten memberikan/menyebarkan kuesioner ke sumua badan publik di pemerintahan Provinsi Banten, hanya saja tidak semua badan publik mengembalikan kuesioner yang di kirim oleh KI. Berdasarkan wawancara yang di lakukan dengan Komisi informasi, ada beberapa faktor kenapa badan publik yang ada tidak ikut dalam kegiatan pemeringkatan yang dilakukan : Bisa jadinya suratnya tidak sampai otomatis tidak ditindaklajuti oleh pimpinan badan publik tersebut, atau badan publik tidak akan ikut pemeringkatan otomatis tidak mengisi dan mengembalikan tapi dari dua hal ini KI memberikan alternatif, dengan memperpanjang waktu selama 1 minggu agar dapat mengisi kuesioner.
Respons yang diberikan oleh PPID di dalam monev yang dilakukan oleh KI berbeda-beda, oleh karena itu perlu komitmen yang kuat antara pimpinan dan pelaksana. Komitmen di dalam memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat dan dipublish di website, agar masyarakat juga mengetahui dan berpartisipasi di dalam keterbukaan infortmasi public. Selain itu PPID juga tidak perlu merasa takut akan disalahgunakannya data yang ada. Dengan begitu antara PPID dan masyarakat dapat saling membantu di dalam pelaksanaan keterbukaan informasi public di pemerintahan Provinsi Banten.
D. Simpulan
Simpulan dari penelitian ini adalah pelaksana PPID di dalam merespon permohonan informasi masih belum optimal, Dimana masih ada informasi publik yang belum sepenuhnya disampaikan melalui website seperti jenis informasi berkala, dan serta merta, padahal informasi ini wajib diumumkan. Selain itu masih adanya sengketa informasi publik yang masuk ke Komisi Informasi yang
Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XI No.2, Desember 2019
STIA BANTEN 131
menandakan masih kurang pahamnya aparat pelaksana PPID akan undang-undang KIP. Hal ini dikarenakan adanya pergantian aparat pelaksana PPID tanpa di lakukan bimbingan teknis dan pelatihan bagi PPID yang baru. Ini juga berimplikasi kepada kesiapan aparat dalam memenuhi akan kebutuhan informasi seperti yang diamanatkan oleh undang-undang.
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di dalam pelaksanaan keterbukaan informasi publik sangat penting, dimana PPID merupakan pelaksana yang akan menyediakan, mendokumentasi-kan dan menginformasimendokumentasi-kan informasi publik yang ada di badan publik, dan sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang KIP pasal 7 ayat 3 dimana badan publik wajib membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola informasi publik secara baik dan efisien sehingga layanan informasi publik dapat diberikan akses yang mudah. Respon yang diberikan oleh pemerintah dengan adanya peraturan yang dibuat juga diikuti dengan komitmen PPID di dalam memberikan informasi publik yang dibutuhkan masyarakat dengan cepat tanpa harus diminta terlebih dahulu. Kewajiban PPID untuk selalu mengupdate data terkait semua program kinerja instansinya sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2008.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2005. Prosedur Penelitian, Suatu pendekatan Praktek. Jakarta : Rineke Cipta
Edwards III.1980. Implementing Public Policy. Washington DC: Congressional Quarterly Press
Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Prenada Media Group
Tangkilisan, Hassel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta ; Gramedia Widia Sarana Indonesia
Van Mater & Van Horn. 1974. Human Resource Champions. Boston : Harvard Business School Press.
Peraturan-Peraturan
Keputusan Gubernur Banten Nomor 489.1/Kep.113-Huk/2017 Tentang Penetapan PPID di Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten.
PP RI No. 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2012
Tentang Tata Kelola Keterbukaan
Informasi Publik dalam
Penyelengaaraan Pemerintah Daerah Peraturan Gubernur Banten Nomor 16
Tahun 2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi Publik dan Dokumentasi di Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten
Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik (Per-KI SLIP)
Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 tahun 2010 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik (PPSIP) Undangt-Undang Nomor 14 tahun 2008
Tentang Keterbukaan Informasi Publik Jurnal
Cletus International Federation of Library Associations and Institutions 38(2) 175–186 ª The Author(s) 2012 Reprints
and permission:
sagepub.co.uk/journalsPermissions.nav DOI: 10.1177/0340035212444514 ifla.sagepub.com
Fatri Badalia, J. Mandey. 2011. Implementasi Kebijakan Keterbukaan Informasi Publik (Studi Pemberdayaan dan Bantuan Sosial Pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Banggai Kepulauan). Levent v. Orman, Public. Information
Systems. The Information Society: A International Journal. Publication details, including instructions for
Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XI No.2, Desember 2019
STIA BANTEN 132
authors and subscription information: http://www.tandfonline.com/loi/utis20 Supriatna, Kusma. 2012. Pelayanan
Informasi di Pemprov. Banten. Menara Banten Edisi IV Tahun 2012
Taufik. 2015. Komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman Dalam Meningkatkan Akses Publik Terhadap Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.