• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISSN X Vol. XII No. 1, Juni 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISSN X Vol. XII No. 1, Juni 2020"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

i

ISSN 1997-293X

Vol. XII No. 1, Juni 2020

TIM REDAKSI

Penanggung Jawab : Ir. Pryo Handoko, MM.

(Ketua STIA Banten)

Pembina : Dr. Agus Lukman Hakim, SE., M.Si.

(Wakil Ketua I STIA Banten)

: Ihin Solihin, S.AP, M.Si.

(Wakil Ketua III STIA Banten)

Mitra Bestari : Prof. Dr. Drs. H. Sam’un Jaja Raharja, M.Si. (Guru Besar Ilmu Administrasi FISIP

Universitas Padjadjaran)

: Prof. Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si. (Guru Besar Komunikasi Lintas Budaya Universitas Sultan Agung Tirtayasa) Pemimpin Umum : Dra. Atik Atiatun Nafisah, MM.

(Ketua LPPM STIA Banten) Dewan Editor

Ketua : Dr. Agus Lukman Hakim, SE., M.Si. Anggota : Dr. Agus Sjafari, M.Si

: Leo Agustino, Ph.D

: Dr. Juliannes Cadith, S.Sos, M.Si : Dra. Atik Atiatun Nafisah, MM Redaksi Pelaksana

Ketua : Ade Hadiono, ST, M.Si Sekretaris : Nopi Andayani, S.AP., MA. Bendahara : Reni Tania, S.Pd., MA. Tata Usaha dan Kearsipan : Litono, S.TP., S.AP.

Distribusi dan Sirkulasi : Adi Purwanto, S.AP Alamat Redaksi : LPPM STIA Banten

Jl Raya Serang Km. 1.5 Cikondang Pandeglang 42211

Telp. (0253)5500250 – 5207579 – 5207577 Website: http//www.stiabanten.ac.id. Email : [email protected]

Jurnal Niagara merupakan media komunikasi ilmiah, diterbitkan dua kali setahun oleh Lembaga Penellitian dan Pengabdian Masyarakat berisikan ringkasan hasil penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi.

(4)

ISSN 1997-293X

Vol. XII No. 1, Juni 2020

PENGANTAR REDAKSI

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Illahi Rabbi, Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII, No. 1, Juni 2020 dapat kembali hadir dan sampai pula ditangan Anda, baik dari komunitas ilmuwan, praktisi dan pemerhati ilmu administrasi.

Ditengah kondisi wabah pandemi Corona Covid 19 dan pemberlakuan PSBB, dimana semua aktifitas lebih banyak dilakukan di rumah (WFH) redaksi mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dosen yang tetap ikut berpartisipasi dalam keberlanjutan terbitnya jurnal ini. Dalam penerbitan edisi kali ini, memuat tulisan dari rekan-rekan dosen di lingkungan STIA Banten, Universitas Bina Bangsa, dan dosen dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA). Redaksi berharap semua artikel dalam jurnal kali ini dapat bermanfaat untuk menambah informasi dan wawasan pengetahuan, baik dalam bidang administrasi ataupun lainnya.

Kami menyadari dalam penyajian materi jurnal edisi kali ini tidak luput dari kekurangan dan kekhilafan, untuk itu kami mohon maaf dan mohon masukan untuk penyempurnaaan edisi mendatang. Selamat membaca, dan terima kasih atas partisipasi dan dukungannya.

Pandeglang, Juni 2020

(5)

iii

ISSN 1997-293X

Vol. XII No. 1, Juni 2020

DAFTAR ISI

Tim Redaksi ... i Pengantar Redaksi ... ii Daftar Isi... iii PENGARUH PEMASARAN ONLINE MELALUI MEDIA SOSIAL FACEBOOK

TERHADAP PENJUALAN PRODUK PT. ORLIN INDONESIA DISTRIBUTOR PANDEGLANG

Oleh : Willy Merlina, Ade Hadiono ... 1 - 17 ANALISIS FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK MIGRASI PADA MAHASISWA

DARI KABUPATEN PANDEGLANG UNTUK KULIAH DI KOTA SERANG

Oleh : Natta Sanjaya ... 18 - 29 ANALISIS PROGRAM KELUARGA HARAPAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

TERHADAP SUMBER DAYA MANUSIA PENERIMA MANFAAT

Oleh : AR. Chaerudin, Agus Holid ... 30 - 43 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, PENGEMBANGAN

SDM, DAN KETERIKATAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PRIMER KOPERASI KARYAWAN KRAKATAU STEEL (PRIMKOKAS)

Oleh : Shofa Amalia, Wawan Prahiawan & Lutfi ... 44 - 55 TINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA

MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

Oleh: Jumanah ... 56 - 65 ANALISI TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT

TERHADAP PELAYANAN DINAS PERTANIAN PROVINSI BANTEN

Oleh : Devi Triady Bachruddin, Oki Oktaviana dan Bani Adi Darma ... 66 - 83 PENGARUH KOMPETENSI, KOMPENSASI, DISIPLIN KERJA, DAN LINGKUNGAN

KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BANK

Oleh: Miftah Faiz Ali Ramdhani ... 84 - 94 DAMPAK PERPPU NO.1 TAHUN 2020 TERHADAP SISTEM

PEMERINTAHAN INDONESIA

(6)

Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII No. 1, Juni 2020

TINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

Oleh: Jumanah

[email protected]

Prodi Ilmu Administrasi Publik - Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten ABSTRAK

Pendidikan adalah suatu investasi modal manusia (human investment) yang jika dikelola dengan benar akan berdampak peningkatan kesejahteraan. Persoalan pendidikan di Indonesia sangat kompleks. Usaha mengatasi persoalan pendidikan yaitu ditetapkannya Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Berdasarkan Peratuuran Menteri Riset Dan Teknologi No 44 Tahun 2015 tentang SNPT meliputi: 1) Standar isi kurikulum; 2) Standar Proses; 3) Standar Kompetensi Lulusan; 4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; 5) Standar Sarana dan Prasarana; 6) Standar Pengelolaan; 7) Standar Pembiayaan; dan 8) Standar Penilaian Pendidikan. Penerapan peraturan sebagai upaya pemerintah dalam menghadapi permasalahan pendidikan Tinggi di Indonesia. Pada penerapan Standar Nasional Pendidikan Tinggi diperlukan dukungan dan komitmen: (1) Kepemimpinan lembaga perguruan tinggi; (2) Mahasiswa Yang Di Didik; (3) Dosen Sebagai Pendidik Dan Pengajar. Dosen harus mempunyai kualifikasi yang diperlukan bagi penyampain ilmunya kepada mahasiswa; (4) Sarana dan Prasarana dan (5) akreditasi kelembagaan.

Kata Kunci: Standar, Pendidikan Tinggi

ABSTRACT

Education is an investment in human capital (human investment) if properly maintained will impact the increase in welfare. The issue of education in Indonesia is very complex. Coping with problems of education, namely the establishment of the National Standard of Higher Education. Based Peratuuran Minister of Research and Technology No. 44 Year 2015 on SNPT include: 1) Standards curriculum content; 2) Standard Process; 3) Graduates Competency Standards; 4) Standards and Education Personnel; 5) Infrastructure Standards; 6) Standard Management; 7) Financing Standards, and 8) Education Assessment Standards. Implementing regulations as the government's efforts in confronting High education in Indonesia. In the implementation of the National Standards for Higher Education requires the support and commitment: (1) Leadership institution; (2) Students Yang Di Educate; (3) Lecturer For Educators and Teachers. Lecturers must possess the qualifications required for penyampain knowledge to the students; (4) Infrastructures and (5) institutional accreditation.

Keywords: Standard, Higher Education PENDAHULUAN

Pemerintah Republik Indonesia dalam membangun pendidikan diIndonesia berpegang pada salah tujuan bangsa

Indonesia yang tertera dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alenia ke empat yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejalan dengan tujuan yang

(7)

Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII No. 1, Juni 2020

STIA BANTEN 57

tertera dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut, dalam batang tubuh konstitusi itu diantaranya Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 C ayat (1), Pasal 31 dan Pasal 32, juga mengamanatkan, bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa pendidikan itu harus disadari arti pentingnya, dan direncanakan secara sistematis, agar suasana belajar dan proses pembelajaran berjalan secara optimal. Dengan terbentuknya suasana dan proses pembelajaran tersebut, peserta didik akan aktif mengembangkan potensi sesuai dengan bakat dan minatnya. Dengan berkembangnya potensi peserta didik, maka mereka akan memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (Raharjo, 2013).

Dalam pelaksanaanya Tantangan perguruan tinggi di Indonesia hari ini semakin kompleks, beban yang dipikul oleh perguruan tinggi untuk mencerdaskan bangsa semakin lama dirasakan sebagai pekerjaan yang maha berat yang menimbulkan ragam pendapat yang miring dari masyarakat akibat tidak maksimalnya peran yang dijalankan seperti anggapan selama ini yang berkembang bahwa perguruan tinggi ‘bak menara gading’ yang hanya bisa

menelorkan ide-ide cerdas dalam berbagai forum dan kegiatan ilmiah sementara sangat sulit untuk dilakukan. Anggapan

Berdasarkan QS World University Ranking (Kompas; 2019) menggunakan 6 indikator penting dalam pemeringkatan yaitu: Reputasi Akademik, Reputasi Lulusan, Rasio Fakultas dan Mahasiswa, Kutipan Jurnal Ilmiah, Fakultas Internasional dan Mahasiswa Internasional. Pemeringkatan QS World University Ranking juga digunakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi-Dikti (sekarang menjadi kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) sebagai salah satu tolak ukur universitas di Indonesia menuju universitas kelas dunia. Berikut pemeringkatan 10 universitas terbaik di ASEAN: 1. National University of Singapore (NUS), Singapura (urutan 11 dunia) 2. Nanyang Technological University (NTU), Singapura (urutan 12 dunia) 3. Universiti Malaya (UM), Malaysia, (urutan 87 dunia) 4. Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Malaysia (urutan 184 dunia) 5. Universiti Putra Malaysia (UPM), Malaysia (urutan 202 dunia) 6. Universiti Sains Malaysia (USM), Malaysia (urutan 207 dunia) 7. Universiti Teknologi Malaysia, Malaysia (urutan 228 dunia) 8. Chulalongkorn University, Thailand (urutan 271 dunia) 9. Universitas Indonesia (UI), Indonesia (urutan 292 dunia) 10. Universiti Brunei Darussalam (UBD), Brunei (urutan 323 dunia).

Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa sekarang menuju era persaingan mutu atau kualitas. Maka perguruan tinggi di era globalisasi hendaknya berbasis pada mutu. Dalam menyediakan jasa pendidikan dan mengembangkan sumber daya manusia, perguruan tinggi hendaknya memperhatikan bahwa keunggulan merupakan hal yang sangat penting saat ini. Para mahasiswa yang sedang

(8)

Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII No. 1, Juni 2020

menuntut ilmu di perguruan tinggi pada dasarnya mengharapkan hasil berlipat/ganda yaitu ilmu pengetahuan, gelar, keterampilan, pengalaman, keyakinan dan perilaku berbudi luhur. Semua itu diperlukan dalam rangka mempersiapkan diri memasuki/membuka lapangan kerja dengan mengharapkan kehidupan yang lebih baik.

TINJAUAN PUSTAKA

a. Pengertian Pendidikan Tinggi

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia no 12 Tahun 2012 pada ayat (1) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara, dan pada ayat (2) mentakan bahwa Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia.

Dalam Undang-undang tersebut menyebutkan pula bahwa perguruan tinggi satuan pendidikan yang menyelenggarakan Pendidikan Tinggi. Terdiri dari Perguruan Tinggi Negeri yang selanjutnya disingkat PTN adalah Perguruan Tinggi yang didirikan dan/atau diselenggarakan oleh Pemerintah. Perguruan Tinggi Swasta yang selanjutnya disingkat PTS adalah Perguruan Tinggi yang didirikan dan/atau diselenggarakan oleh masyarakat. Melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi yang

selanjutnya disebut Tridharma adalah kewajiban Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan Pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Meliputi (1) Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan/atau pengujian suatu cabang ilmu pengetahuan dan teknologi. (2) Pengabdian kepada Masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. (3) Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Menurut Taliziduhu dalam penelitian (Bruno, 2019) mengatakan bahwa Perguruan tinggi yang ada di Indonesia terdiri dari tiga kategori, yaitu : Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi Swasta (PTS), Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK), Lembaga pendidikan tersebut berbentuk Universitas, Institut, Sekolah Tinggi dan Akademi. Terdiri dari Strata satu (SI) bergelar Sarjana, Diploma I dan II bergelar A.Ma, Diploma III bergelar A.Md, Starata dua atau pasca sarjana (S2) bergelar Magister, dan Strata tiga (S3) bergelar Doktor (DR).

Fungsi pendidikan adalah menyiapkan manusia muda yang berkualitas, menyiapkan tenaga kerja dan menyiapkan warga negara yang baik (Dwi Siswoyo, dkk. 2007: 83). Tujuan pendidikan nasional berdasarkan Undang-Undang No 20 Tahun 2003 pasal 3 adalah, “Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

(9)

Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII No. 1, Juni 2020

STIA BANTEN 59

Adapun tujuan yang diamanatkan Undang-Undang dari Pendidikan Tinggi bertujuan: a. berkembangnya potensi Mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa; b. dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa; c. dihasilkannya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Penelitian yang memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia; dan d. terwujudnya Pengabdian kepada Masyarakat berbasis penalaran dan karya Penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. b. Kebijakan Tentang Standar Pendidikan

Tinggi

Menurut Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi pada ayat (1) menyebutkan bahwa Standar Nasional Pendidikan Tinggi adalah satuan standar yang meliputi Standar Nasional Pendidikan, ditambah dengan Standar Nasional Penelitian, dan Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat. Dan ayat (2) Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang pembelajaran pada jenjang pendidikan tinggi di perguruan tinggi di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Beberapa tujuan dari Standar Nasional Pendidikan Tinggi bertujuan untuk: a. menjamin tercapainya tujuan pendidikan tinggi yang berperan strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menerapkan nilai humaniora serta pembudayaan dan pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan; b. menjamin agar pembelajaran pada program studi, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia mencapai mutu sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi; dan c. mendorong agar perguruan tinggi di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia mencapai mutu pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat melampaui kriteria yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi secara berkelanjutan.

Berdasarkan Permenristek Dikti No 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi terdiri atas:

(1) standar kompetensi lulusan; Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan dan hal ini digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar penilaian pembelajaran, standar dosen dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran, dan standar pembiayaan pembelajaran. (2) standar isi pembelajaran; merupakan

kriteria minimal tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran, mengacu pada capaian pembelajaran lulusan. Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran pada program profesi, spesialis, magister, magister terapan, doktor, dan doktor terapan,

(10)

Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII No. 1, Juni 2020

wajib memanfaatkan hasil penelitian dan hasil pengabdian kepada masyarakat.

(3) standar proses pembelajaran; merupakan kriteria minimal tentang pelaksanaan pembelajaran pada program studi untuk memperoleh capaian pembelajaran lulusan hal ini mencakup: a. karakteristik proses pembelajaran; b. perencanaan proses pembelajaran; c. pelaksanaan proses pembelajaran; dan d. beban belajar mahasiswa.

(4) standar penilaian pembelajaran; merupakan kriteria minimal tentang penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan, mencakup: a. prinsip penilaian; b. teknik dan instrumen penilaian; c. mekanisme dan prosedur penilaian; d. pelaksanaan penilaian; e. pelaporan penilaian; dan f. kelulusan mahasiswa. (5) standar dosen dan tenaga

kependidikan; merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi dan kompetensi dosen dan tenaga

kependidikan untuk

menyelenggarakan pendidikan dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan pendidikan dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.

(6) standar sarana dan prasarana pembelajaran; merupakan kriteria minimal tentang sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan isi dan proses pembelajaran dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan, paling sedikit terdiri atas: a. perabot; b.peralatan pendidikan; c. media pendidikan; d.buku, buku elektronik, dan repositori; e. sarana

teknologi informasi dan komunikasi; f. instrumentasi eksperimen; g. sarana olahraga; h.sarana berkesenian; i. sarana fasilitas umum; j. bahan habis pakai; dan k. sarana pemeliharaan, keselamatan, dan keamanan.

(7) standar pengelolaan pembelajaran; merupakan kriteria minimal tentang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan pembelajaran pada tingkat program studi. (2) Standar pengelolaan hal ini harus mengacu pada standar kompetensi lulusan, standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar dosen dan tenaga kependidikan, serta standar sarana dan prasarana pembelajaran. (8) standar pembiayaan pembelajaran.

merupakan kriteria minimal tentang komponen dan besaran biaya investasi dan biaya operasional yang disusun dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan, Biaya investasi pendidikan tinggi merupakan bagian dari biaya pendidikan tinggi untuk pengadaan sarana dan prasarana, pengembangan dosen, dan tenaga kependidikan pada pendidikan tinggi. (Lubis, 2013)

PEMBAHASAN

a. Permasalahan Pendidikan Di Indonesia

Berdasarkan hasil penelitian salah satunya diprovinsi Jawa Tengah di Daerah Kabupaten Semarang Kecamatan Kaliwungu masih banyak sekali kualitas atau mutu pendidikan dijenjang sekolah dasar yang masih sanggat rendah. Hal ini dikarenakan masih banyaknya faktor yang mepengaruhi kualitas pendidikan tersebut. Misalnya mahalnya biaya pendidikan, kurangnya kopetensi pendidik, kurangnya daya serap peserta ddik, kurang kerjasaanya antara sekolah

(11)

Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII No. 1, Juni 2020

STIA BANTEN 61

dan lingkungan keluarga, dan lain sebagainya. Dari beberapa faktor tersebut tentu akan mepengaruhi tingkat kualitas suatu pendidikan dan nantinya akan berpengaruh terhapat pendidikan ke jenjang selanjutnya sampai pada tahan ke jenjang pendidikan Tinggi. Dalam hal ini, pemerintah seharusnya lebih memperhatikan akan hal tersebut (Prasetya, Kristen, & Wacana, 2017). b. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia

Menurut marzuki Ali (2019) mengatakan bahwa berbagai kendala mendasar yang ada dalam dunia pendidikan tinggi yaitu: pertama, masih rendahnya kualitas pendidik. Masalah ini merupakan persoalan krusial yang harus segera diatasi, karena akan berdampak signifikan terhadap lulusan yang dihasilkan. Salah satu yang akan terdampak adalah indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia yang selama ini dinilai masih rendah. Terkait dengan ini, dibutuhkan perhatian yang serius dalam rangka meningkatkan kualitas pendidik. Para dosen harus secara berkelanjutan melakukan up-datekemampuan dan ilmunya,sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berjalan.

Kedua, belum memadainya fasilitas pendidikan. Hingga kini masih banyak pendidikan tinggi yang belum memiliki fasilitas pendidikan yang lengkap, sehingga proses pembelajaran dan hasil lulusan menjadi kurang optimal. Perlu diingat bahwa tanpa fasilitas yang memadai dan relevan dengan kebutuhan, maka hasil pendidikan tidak akan optimal. Hal ini pada umumnya terjadi di berbagai fakultas yang membutuhkan alat peraga dan alat praktek dalam proses pembelajaran seperti fakultas kedokteran,

fakultas teknik, fakultas peternakan, fakultas pertanian, dan lain sebagainya.

Ketiga, masalah efektivitas pendidikan. Efektivitas pendidikan terkait erat dengan kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan oleh pendidikan tinggi. Namun kenyataan yang sangat memprihatinkan adalah, bahwa di Indonesia, hingga kini masih banyak penyelenggaraan pendidikan tinggi yang belum efektif, sehingga hanya sedikit pendidikan tinggi Indonesia yang masuk pada ranking atas pendidikan tinggi di tingkat dunia dan bahkan tingkat Asia. Kenyataan ini menunjukkan betapa parahnya kualitas pendidikan tinggi di kebanyakanpendidikan tinggi Indonesia, dan tentu saja hal ini berimplikasi pada sumber daya manusia yang dihasilkan.

Keempat, mahalnya biaya pendidikan. Sebagaimana kita ketahui bersama, hingga kini masyarakat masih harus menanggung banyak biaya, sehingga hanya golongan masyarakat mampu yang dapat membiayai pendidikan anaknya di jenjang pendidikan ini. Meskipun Pemerintah menyediakan beasiswa untuk mahasiswa dari keluarga tidak mampu, namun jumlahnya hanya sedikit. Dampak akhir dari kenyataan ini adalah ketidakadilan dalam memperoleh hak atas pendidikan.

Kelima, masalah pengangguran terdidik. Pengangguran terdidik terkait dengan kualitas pendidikan tinggi. Banyaknya lulusan pendidikan tinggi yang tidak dapat segera memasuki dunia kerja, apalagi menciptakan lapangan kerja sendiri, merupakan permasalahan krusial dalam pendidikan tinggi di Indonesia. Berdasarkan pengamatan, pengangguran terdidik di Indonesia terus mengalami peningkatan sejak beberapa tahun terakhir, sementara jumlah penganggur tidak terdidik makin turun. Dengan melonjaknya jumlah pengangguran intelektual maka tugas pemerintah untuk

(12)

Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII No. 1, Juni 2020

menciptakan lapangan kerja juga akan semakin susah.

Dan keenam, link and matchantara pendidikan tinggi dan kebutuhan akan sumberdaya manusia di lapangan kerja. Pendidikan tinggi bagai berjalan dengan iramanya sendiri, sementara kondisi riil di lapangan kurang diperhatikan secara matang. Akhirnya pendidikan tinggi tidak mampu menjadi faktor yang penting dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pendidikan tinggi belum mampu sepenuhnya mampu melahirkan sumberdaya manusia yang layak diterima di lapangan kerja yang ada, dan pendidikan tinggi juga belum mampu menghasilkan entrepreneur yang memiliki keberanian dan kemandirian.

Hasil penelitian (Pengestu & Perdagangan, 2009) melihat bahwa Persoalan yang dihadapi perguruan tinggi di Indonesia secara umum tidak terlepas dari tiga isu pokok yaitu persoalan mutu, persoalan relevansi dan persoalan akses. (1) Persoalan Mutu; Mutu perguruan

tinggi merupakan sebuah jaminan (garansi) yang diberikan kepada calon mahasiswa, sehingga calon mahasiswa akan mendapatkan kepastian prospek masa depan mereka melalui perguruan tinggi yang telah dipilih. 5 Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur mutu sebuah perguruan tinggi adalah kualifikasi pendidikan dosen, sarana dan prasaran belajar, jumlah karya ilmiah yang dihasilkan dosen, lulusan, peringkat dalam rangking perguruan tinggi yang dikeluarkan oleh lembaga resmi, pelayanan yang diberikan, dan lain sebagainya. Seluruh indikator mutu ini dijadikan sebagai dasar oleh beberapa lembaga resmi dalam menetukan peringkat perguruan tinggi dalam berbagai kawasan, berikut ditampilkan data

peringkat beberapa perguruan tinggi di

(2) Persoalan akses pemerataan; Persoalan akses dan pemerataan juga menjadi dilema tersendiri dalam pendidikan tinggi di Indonesia, banyak pemuda/i usia 19-24 tahun yang notabene merupakan usia produktif dalam pendidikan tinggi tidak dapat menikmati dan mengikuti pendidikan di perguruan tinggi dengan alasan yang beragam seperti tidak ada biaya, tidak ada motivasi untuk melanjutkan, tidak memiliki bakat dan minat untuk meneruskan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan merasa sudah cukup dengan bekal ilmu yang dimilki dan berbagai alasan yang lain.

(3) Persoalan Relevansi, Persoalan relevansi dapat dimaknai sebagai kesesuaian apa yang dihasilkan perguruan tinggi dengan respon dunia kerja, artinya dengan melihat seberapa besar daya serap dunia kerja terhadap lulusan perguruan tinggi dapat dikatakan bahwa adanya kesesuaian antara keduanya, apabila daya serap dunia kerja terhadap lulusan perguruan tinggi sangat kecil berarti perguruan tinggu menjadi penyumbang angka pengangguran yang semakin tinggi, maka terjadilah persoalan irrelevansi antara pendidikan dengan dunia kerja, dimana kriteria dan kualifikasi kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja tidak terpenuhi oleh para lulusan perguruan tinggi. Pengangguran yang terjadi bahkan memperlihatkan angka yang mengkhawatirkan terutama mereka yang menganggur dalam strata pendidikan S1 atau D3, apabila dilihat dari persoalan relevansi berarti dunia kerja tidak memberikan kesempatan kepada lulusan ini karena berbagai alasan mendasar diantaranya kualifikasi dan kompetensi yang tidak

(13)

Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII No. 1, Juni 2020

STIA BANTEN 63

memenuhi persyaratan yang diinginkan.

c. Upaya-upaya dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi

Upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan titik strategis dalam upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas merupakan salah satu pilar pembangunan bagi suatu bangsa melalui pengembangan potensi individu. Karenanya, dapat dikatakan bahwa masa depan suatu bangsa terletak pada mutu dan kualitas pendidikan yang dilaksanakan. Untuk menjamin mutu dan kualitas pendidikan, diperlukan perhatian yang serius, baik oleh penyelenggaran pendidikan, pemerintah, maupun masyarakat. Sebab, dalam sistem pendidikan nasional sekarang ini, konsentarasi terhadap mutu dan kualitas bukan semata-mata tanggungjawab sekolah dan pemerintah, tetapi merupakan sinergi antara berbagai komponen termasuk masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat harus sadar dan berkonsentrasi terhadap peningkatan mutu pendidikan. Untuk melaksanakan penjaminan mutu tersebut, diperlukan kegiatan yang sistematis dan terencana dalam bentuk manajemen mutu. (Ii, 1998).

Selain itu, Agar pendidikan dan pengajaran dapat berjalan dengan sebaik-baiknya, maka program tudi yang tersedia seyogyanya harus sesuai dengan minat masyarakat, selaras dengan tuntutan jaman, calon mahasiswanya haruslah baik, tenaga pengajarnya berbobot, proses pendidikannya harus dapat berjalan dengan baik, serta sarana dan prasarananya harus memadai. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan strategi peningkatan mutu pendidikan di perguruan tinggi antara lain :

(1) Kepemimpinan lembaga perguruan tinggi, perlunya komitemen pemimpin dalam hal ini adalah dalam menentukan visi misi dan pelaksanaan yang berorientasi pada standar pndidikan tinggi untuk dilampaui. (2) Mahasiswa Yang Di Didik. Untuk dapat

menghasilkan produk yang baik, maka harus menanam bibit-bibit yang baik. Untuk mendapatkan bibit yang baik perlu seleksi yang baik pula.

(3) Dosen Sebagai Pendidik Dan Pengajar. Dosen harus mempunyai kualifikasi yang diperlukan bagi penyampain ilmunya kepada mahasiswa. Dengan tenaga dosen yang berkompeten dan berkualitas akan memudahkan penyampaian ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga apa yang disampaikan kepada mahasiswa dapat diterima dan dikembangkan sesuai dengan kemampuan mahasiswa dengan kajian bidang ilmu yang dipilihnya.

(4) Sarana dan Prasarana. Untuk menghasilkan kualitas tenaga lulusan perguruan tinggi, maka harus bekerja sama dengan pihak dunia usaha/industri sebagai penyerap dan pemakai tenaga lulusan perguruan tinggi Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan unsur mahasiswa, alumni dan perusahaanperusahaan yang mewakili dunia usaha, untuk memberikan masukan yang berguna untuk menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang diharapkan mampu berkiprah di era globalisasi. Untuk itu, maka perlu perbaikan terhadap kurikulum dengan menambahkan program-program baru seperti : penguasaan bahasa internasional, teknologi komputer, program magang dan etika. Laboratorium sebagai ajang latih dan praktek mahasiswa perlu dilengkapi dengan fasilitas yang cukup serta program pelatihannya harus

(14)

Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII No. 1, Juni 2020

disesuaikan dengan perkembangan dunia industri dan jasa. Sedangkan perpustakaan sebagai jantungnya perguruan tinggi perlu diperkaya dan dilengkapi dengan berbagai jurnal dan literatrur yang terbaru. Sarana komputerisasi dan perangkat yang lengkap memungkinkan mahasiswa dapat melakukan interaksi secara global; termasuk menggali pengetahuan lewal internet. Demikian pula gedung atau ruang perkuliahan serta perlengkapannya sebagai penunjang proses pendidikan dan pengajaran sangat perlu mendapat perhatian dari segi kebersihan, keindahan serta kenyamanannya. (Asmawi, 2005)

(5) Akreditasi kelembagaan, merupakan kegiatan penilaian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan standar nasional pendidikan tinggi. Akreditasi dilakukan untuk melakukan kelayakan program studi perguruan tinggi atas dasar kriteria yang mengacu pada standar nasional pendidikan tinggi. Pemerintah membentuk Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi untuk mengembangkan sistem akreditasi. Sebagai bentuk akuntabilitas publik, akreditasi dilakukan oleh Lembaga Akreditasi Mandiri. Dengan demikian, akreditasi ada dua, yaitu berdasarkan standar nasional pendidikan tinggi, kedua akreditasi mandiri, yang merupakan lembaga mandiri bentukan Pemerintah atau bentukan masyarakat yang diakui Pemerintah atas rekomendasi Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi.

SIMPULAN

Beberapa permasalahan pendidikan tinggi di Indonesia yang semakin kompleks, diperlukannya upaya pemerintah salah satunya adalah dengan

menerapkan standar nasiona pendidikan tinggi meliputi: (1) standar kompetensi lulusan; standar isi pembelajaran; (2) standar proses pembelajaran;. (3) standar penilaian pembelajaran; (4) standar dosen dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana pembelajaran; (7) standar pengelolaan pembelajaran; (8) standar pembiayaan pembelajaran.

Pada penerapan Standar Nasional Pendidikan Tinggi pada pelaksanaanya diperlukan dukungan dan komitmen: (1) Kepemimpinan lembaga perguruan tinggi, (2) Mahasiswa Yang Di Didik. (3) Dosen Sebagai Pendidik Dan Pengajar. Dosen harus mempunyai kualifikasi yang diperlukan bagi penyampain ilmunya kepada mahasiswa. (4) Sarana dan Prasarana. (5) Akreditasi kelembagaan. DAFTAR PUSTAKA

Asmawi, M. R. (2005). Strategi Meningkatkan Lulusan Bermutu Di Perguruan Tinggi. Makara Human Behavior Studies in Asia, 9(2), 66. https://doi.org/10.7454/mssh.v9i2.1 24

Bruno, L. (2019). 済無No Title No Title. Journal of Chemical Information and

Modeling, 53(9), 1689–1699.

https://doi.org/10.1017/CBO978110 7415324.004

Ii, B. A. B. (1998). Bab ii tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran. 8–48. Marzuki Ali. 2019. Upaya Menjawab

Tantangan pendidikan Tinggi di Indonesia.

http://www.marzukialie.com/?show

=tulisan&id=57, diakses 24/01/20

Lubis, A. (2013). Pelaksanaan Standar Nasional dalam Dunia Pendidikan. Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan, 1–17.

Pengestu, M. E., & Perdagangan, M. (2009). BAB I PENDAHULUAN I . 1 Latar Belakang Masalah. 1–11.

(15)

Jurnal Ilmiah Niagara Vol. XII No. 1, Juni 2020

STIA BANTEN 65

Prasetya, D., Kristen, U., & Wacana, S. (2017). Rendahnya Kualitas Pedidikan Pada Jenjang Sekolah Dasar Dan. (October).

Raharjo, S. B. (2013). Evaluasi Trend Kualitas Pendidikan Di Indonesia.

Jurnal Penelitian Dan Evaluasi

Pendidikan, 16(2), 511–532.

https://doi.org/10.21831/pep.v16i2. 1129

Yohanes Enggar Harususilo . 2019. https://edukasi.kompas.com/read/2018/0 6/22/15112451/10-universitas-terbaik- asean-2019-di-mana-posisi-indonesia?page=all, diakses 24/01/20 http://www.dpr.go.id/dokpemberitaan/m ajalah-parlementaria/m-92-2012.pdf UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

PENDIDIKAN TINGGI,

http://sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp- content/uploads/2016/02/uu-nomor-12-tahun-2012-ttg-pendidikan-tinggi.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Melihat kesesuaian pada perubahan luasan obyek bangunan dari tahun 2002 sampai tahun 2012, walaupun perubahannya sesuai dengan tema RDTRK UP Rungkut yaitu

Halim (2013:5) menyatakan bahwa masalah dalam sebuah organisasi, salah satunya adalah masalah keuangan. Terlepas dari jenis organisasinya, organisasi bertujuan memperoleh

Utang yang digunakan oleh perusahaan sektor manufaktur pada tahun pengamatan sudah mencapai titik maksimum atau dapat dimaknai bahwa perusahaan telah menggunakan utang

Merujuk pada permasalahan yang ada dan solusi yang dilakukan, maka rumusan tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan respon siswa dalam kegiatan menulis deskriptif teks melalui

penegak dan pramuka pandega guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan menambah pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan

Indonesia Port Corporation Terminal Petikemas.Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Oliver (1999).Hasil analisis tersebut juga sejalan dengan beberapa

Pemerintah menerima masukan dari Lembaga Penyiaran bahwa masa penyiaran simulcast memerlukan waktu yang memadai untuk melengkapi pembangunan infrastruktur penyiaran

menulis makalah yang berjudul ”Analisis Kesesuaian Perairan Tambak di Kabupaten Demak Ditinjau dari Nilai Klorofil-A, Suhu Permukaan Perairan dan Muatan Padatan