0 Kode: 350/Kesehatan Umum
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TERAPAN UNGGULANPERGURUAN TINGGI
EFEKTIFITAS OBAT KUMURBERBAHAN DASAR EKSTRAK DAUN DUWET ATAU EUGENIA Jamboolana (Syzygium Cumini ) TERHADAP
BAKTERI PENYEBAB GINGIVITIS
TIM PENGUSUL
DrgYenni Hendriani P, MKM. NIP 197211222005012002 YonanHeriyanto, Mkes. NIP 197401131993031001 Tri Widyastuti, MEpid, NIP 196706121988032001
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG JANUARI TAHUN 2019
1 HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN TERAPAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI
Judul Riset : Efektifitas Obat Kumurberbahan dasar ekstrak daun duwet atau Eugenia Jamboolana (Syzygium Cumini) Terhadap bakteri penyebab Gingivitis
Bidang Riset/Rumpun Ilmu : Kesehatan Gigi Pusat Riset/Pusat Studi :
Nama Supervisor Periset a. Nama Lengkap b. NIP c. Jabatan Fungsional d. Program Studi e. Nomor HP
f. Alamat surel (e-mail)
: : : : : :
Yenni Hendriani Praptiwi, drg., MKM 197211222005012002
Lektor
JurusanKeperawatan Gigi Poltekkes Bandung 08122437636 yhpraptiwi@gmail.com Anggota Periset (1): a. Nama Lengkap b. NIP c. Program Studi Anggota Periset (2) a. Nama Lengkap b. NIP c. Program Studi : : : : : : : :
Yonan Heriyanto., M.Kes 197401131993031001 JurusanKeperawatan Gigi Bandung
Tri Widyastuti, MEpid. 196706121988032001
JurusanKeperawatan Gigi Poltekkes Bandung Lama Penelitian 1 tahun
Luaran yang dijanjikan : Jurnal Nasional Terakreditasi atau Jurnal Internasional Dana yang diusulkan : Rp. 38.150.000
Mengetahui
KetuaJurusanKeperawatan Gigi
Tri Widyastuti, MEoid
Bandung, Desember 2019 Ketua Peneliti,
2 RINGKASAN
Berdasarkan hasil RISKESDAS tahun 2018 prevalensi penyakit jaringan periodontal di Indonesia sebesar 75,6% dimana Gingivitis dan periodontitis merupakan penyakit periodontal yang sering ditemui. Apabila penyakit ini dibiarkan selain dapat menyebabkan tanggalnya gigi juga menjadi fokal infeksi dalam mulut. Porphyromonas gingivalis merupakan bakteri plak subgingiva yang menyebabkan periodontitis. Upaya pengobatannya dilakukan dengan pengendalian plak dapat dilakukan dengan menyikat gigi dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Namun hal ini masih sulit dilakukan. Di Indonesia baru 2,8% penduduknya yang memiliki kebiasaan menyikat gigi dengan benar. Upaya lain yang dilakukan dalam mengobati gingivitis adalah menggunakan obat kumur antiseptik seperti chlorhexidin gluconat 0,12%, tetapi penggunaannya dalam jangka lama dapat menyebabkan efek samping berupa hilangnya sensasi rasa pada lidah dan mukosa mulut menjadi kering. Duwet atau Euginia Jamboolan (Sygyzium Cumini) adalah tanaman buah lokal Indonesia yang sering digunakan untuk tujuan pengobatan. Daunnya digunakan untuk menguatkan gigi dan gusi, untuk mengobati keputihan, sakit perut, demam, gastropati, dermopati, konstipasi, dan untuk menghambat pembuangan darah di feses. Berdasarkan hasil penelitian De Olievera dkk (2007) daun duwet memiliki efek antimicroba terhadap bakteri gram positif dan gram negatif baik seperti Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumoniae dan Staphylococcus aureus. Ekstrak air dari daun duwet (Eugenia Jamboolana atau Sygyzium cumini) diketahui mengandung antioksidan, tanin dan flavonoid sehingga memiliki efek antimicroba (Olievera, 2007; Sukmasari 2018). Penelitian ini bertujuan untuk membuat beberapa formulasi obat kumur berbahan ekstraks daun duwet dan menganalisis daya hambatnya terhadap bakteri
3 Porphyromonas gingivalis. Hasil penelitian yang diharapkan adalah formula obat kumur yang efektif untuk mengobati dan mencegah gingivitis dengan bahan dasar ekstrak daun duwet/ Eugenia Jamboolana (Sygizium Cumini).
4 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil RISKESDAS tahun 2018 prevalensi penyakit jaringan periodontal di Indonesia sebesar 75,6% dimana Gingivitis dan periodontitis merupakan penyakit periodontal yang sering ditemui. Gambaran klinis dari gingivitis atau inflamasi gingiva yaitu gingiva berwarna merah sampai kebiruan dengan pembesaran kontur gingiva karena edema dan mudah berdarah jika diberikan stimulasi seperti saat makan dan menyikat gigi (Carranza, 2008). Keadaan ini apabila dibiarkan berlanjut akan menyebabkan timbulnya kerusakan tulang alveolar dan berakibat terjadinya kegoyangan gigi hingga tanggalnya gigi dikenal dengan istilah Periodontitis.
Plak dan akumulasi kalkulus serta bakteri merupakan penyebab utama terjadinya gingivitis. Faktor predisposisi penyakit gingivitis yaitu merokok, sering mengkonsumsi alkohol, dan stres. Terbentuknya plak akibat diabaikannya kebersihan gigi dan mulut. Lapisan plak pada peradangan gingiva memiliki ketebalan 400 μm. Peradangan gingiva berhubungan dengan akumulasi plak di sekitar marginal gingiva. Kondisi ini menyebabkan perubahan komposisi plak dari mikroflora streptococci menjadi Actinomyces spp. Selama perkembangan gingivitis, mikroflora mengalami peningkatan pada jumlah spesies. Beberapa penelitian menyatakan bahwa terjadi peningkatan mikroba Fusobacterium nucleatum, P. Intermedia, Capnocytophaga spp., Eubacterium spp. dan spirochete pada gingiva yang mengalami peradangan (Dalimunte, 2008).Porphyromonas gingivalis merupakan bakteri plak subgingiva yang menyebabkan periodontitis (Newman et al., 2012).
Pengendalian plak dapat dilakukan dengan menyikat gigi dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Namun hal ini masih
5 sulit dilakukan. Di Indonesia baru 2,8% penduduknya yang memiliki kebiasaan menyikat gigi dengan benar. Upaya lain yang dilakukan dalam mengobati gingivitis adalah menggunakan obat kumur antiseptik seperti chlorhexidin gluconat 0,12%, tetapi penggunaannya dalam jangka lama dapat menyebabkan efek samping berupa hilangnya sensasi rasa pada lidah dan mukosa mulut menjadi kering.
Duwetatau Eugenia Jamboolana (SyzygiumCumini) sering juga disebutsebagaijamblangataujambukeling) merupakan salah satubuahlokal Indonesia. Buahjamblangmemiliki rasa sepat asam dan berwarnaungujikatelahmatang. Duwetadalahpohontropishijau, sangatbanyaktumbuh di Pakistan, India, Bangladesh dan Indonesia. Semuabagiantanamaninidigunakanuntuktujuanpengobatan.
Studipraklinismenunjukanbahwabatang, daun dan buahdaritanamanjamblangmemilikiaktivitassebagaiantioksidan, anti inflamasi, obatcacing, antikanker, antibakteri, dan antidiabetes (Haroon, 2015). PemanfaatanS.cuminisecaraempiristelahbanyakdigunakandalampengobatan secaratradisional. Beberapapenelitianmelaporkansecarailmiahbahwabagiantanamansepertidau n dan buahdilaporkanmemilikiaktivitassebagaiantioksidan.Studimengenaikandun
gan phytochemical dan
efekantioksidantanamanduwetinimenunjukkanadanyakandungan alkaloid, steroid, saponin, cardiac clicoside, karbohidrat, protein, tanin dan phenol
(Kumar dan Kalakoti,2015). Ekstrak air
daridaunduwetmemilikiKandunganmemiliki persentase hasil terbaik (4,83 ± 0,32%), total konten fenolik (40,94 ± 9,79 mg GAE / g DW), dan kapasitas antioksidan (baik tes DPPH dan FRAP) dibandingkan dengan ekstrak lainnya (ekstrak toluen,aceton, ethyl acetat dll), (Sukmasaridkk, 2018).
6 Berdasarkan berbagai alasan yang telah dikemukakan kami tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai ”Efektifitas Obat Kumurberbahan dasar ekstrak daun duwet atau Eugenia Jamboolana (Syzygium Cumini) Terhadap bakteri penyebab Gingivitis.
B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian adalah Efektifitas Obat Kumurberbahan dasar ekstrak daun duwet atau Eugenia Jamboolana (Syzygium Cumini) Terhadap bakteri penyebab Gingivitis
.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum :
Diketahuinya Efektifitas Obat Kumurberbahan dasar ekstrak daun duwet atau Eugenia Jamboolana (Syzygium Cumini) Terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis
2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui konsentrasi ekstrak daun duwet yang tepat untuk bahan obat kumur
b. Mengetahui konsentrasi bunuh minimum (KBM) obat kumur terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis
c. Mengetahui konsentrasi hambat minimum (KHM) obat kumur terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis
d. Mengetahui waktu kontak obat kumur ekstrak buah nanas yang paling efektif dalam menurunkan jumlah bakteriPorphyromonas gingivalis
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan
7 kumur dengan bahan dasar daun duwet untuk pencegahan penyakit gingivitis
E. Luaran
Konsentrasyang tepat ObatKumurkumur berbahan dasar daun duwet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. PENYAKIT JARINGAN PERIODONTAL
A. Gingivitis.
1. Pengertian Gingivitis
Inflamasiatauperadangan yang mengenaijaringanlunak di
sekitargigiataujaringan gingiva disebut gingivitis(Nevil, 2002).Gingivitis
adalahakibat proses peradangangingivayang disebabkan oleh faktor primer dan
faktorsekunder. Faktor primer gingivitis adalahplak,
sedangkanfaktorsekunderdibagimenjadi 2, yaitufaktorlokal dan faktorsistemik.
Faktorlokaldiantaranya: kebersihanmulut yang buruk, sisa-sisamakanan,
akumulasiplak dan mikroorganisme, sedangkanfaktorsistemik, seperti:
faktorgenetik, nutrisional, hormonaldanhematologi (Manson &Eley, 1993).
2. Karakteristik Gingivitis
Karakteristik gingivitis menurut Manson &Eley (1993)
8 a) PerubahanWarna Gingiva
Tandaklinisdariperadangangingivaadalahperubahanwarna.Warna gingiva
ditentukan oleh beberapafaktortermasukjumlah dan
ukuranpembuluhdarah,ketebalanepitel, keratinisasidan pigmen di dalamepitel.
Gingiva
menjadimemerahketikavaskularisasimeningkatatauderajatkeratinisasiepitelmeng
alamireduksiataumenghilang. Warnamerahataumerahkebiruanakibatproliferasi
dan keratinisasidisebabkanadanyaperadangan gingiva kronis. Pembuluhdarah
vena akanmemberikankontribusimenjadiwarnakebiruan. Perubahanwarna
gingiva akanmemberikankontribusi pada proses peradangan.
Perubahanwarnaterjadi pada papila interdental dan margin gingiva yang
menyebar pada attached gingiva.
b) PerubahanKonsistensi
Kondisikronismaupunakutdapatmenghasilkanperubahan pada
konsistensi gingiva normal yang kaku dan tegas. Pada kondisi gingivitis
kronisterjadiperubahandestruktifatauedema dan reparatifatau fibrous
secarabersamaansertakonsistensi gingiva ditentukanberdasarkankondisi yang
dominan.
c) PerubahanKlinis dan Histopatologis
Gingivitis terjadiperubahanhistopatologisyang menyebabkanperdarahan
gingiva akibatvasodilatasi, pelebarankapilerdanpenipisanatauulserasiepitel.
Kondisitersebutdisebabkankarenakapilermelebaryangmenjadilebihdekatkepermu
9 menipisdanepiteliumkurangprotektifsehinggadapatmenyebabkanrupturpadakapil
er dan perdarahan gingiva.
d) PerubahanTeksturJaringan Gingiva
Teksturpermukaan gingiva normal sepertikulitjeruk yang
biasadisebutsebagai stippling. Stipplingterdapat pada
daerahsubpapiladanterbatas pada attached gingivasecaradominan,
tetapimeluassampaikepapila interdental.Teksturpermukaan gingiva
ketikaterjadiperadangankronisadalahhalus, mengkilapdankakuyangdihasilkan
oleh atropiepiteltergantung pada perubahaneksudatifataufibrotik.Pertumbuhan
gingiva secaraberlebihakibatobat dan
hiperkeratosisdenganteksturkasarakanmenghasilkanpermukaan yang berbentuk
nodular pada gingiva.
e) PerubahanPosisi Gingiva
Adanyalesi pada gingiva merupakan salah satugambaran pada gingivitis.
Lesi yang paling
umumpadamulutmerupakanlesitraumatiksepertilesiakibatkimia,fisik dantermal.
Lesiakibatkimiatermasukkarena aspirin, hidrogenperoksida, peraknitrat,
fenoldanbahanendodontik. Lesikarenafisiktermasuktergigit, tindik pada
lidahdancaramenggosokgigi yang salahyangdapatmenyebabkanresesi gingiva.
Lesikarenatermaldapatberasaldarimakanan dan minuman yang
panas.Gambaranumum pada kasus gingivitis akutadalahepitelium yang nekrotik,
erosiatauulserasidaneritema, sedangkan pada kasus gingivitis
10 f) PerubahanKontur gingiva
Perubahan pada kontur gingiva
berhubungandenganperadangangingivaataugingivitistetapiperubahantersebutdap
at juga terjadi pada kondisi yang lain.Peradangan gingiva
terjadiresesikeapikalmenyebabkancelahmenjadilebihlebardanmeluaske
permukaanakar. Penebalan pada gingiva yang diamati pada
gigikaninusketikaresesitelahmencapai mucogingival
junctiondisebutsebagaiistilah McCall festoon.
3. Klasifikasi Gingivitis
MenurutRosad (2008)klasifikasi gingivitis
berdasarkankeparahannyadibedakanmenjadi 2
Gingivitis Akut
Gambaranklinis pada gingivitis akutadalahpembengkakan yang
berasaldariperadanganakut dan gingiva yang lunak. Debris yang
berwarnakeabu-abuandenganpembentukanmembran yang terdiridaribakteri,
leukositpolimorfonukleardan degenarasiepitel fibrous. Pada gingivitis
akutterjadipembentukanvesikeldenganedemainterseluler dan
intraselulerdengandegenarasinukleus dan sitoplasmaserta rupture dinding sel.
a) Gingivitis Kronis
Gambaran gingivitis kronisadalahpembengkakanlunak yang
dapatmembentukcekungansewaktuditekan yang terlihatinfiltrasicairan dan
eksudat pada peradangan. Pada saatdilakukan probing terjadiperdarahan dan
11 epiteldapatmemicuperadangan dan perubahan pada jaringantersebut.
Jaringankonektif yang mengalamipembengkakan dan
peradangansehinggameluassampaikepermukaanjaringanepitel. Penebalanepitel,
edemadaninvasileukositdipisahkan oleh daerah yang
mengalamielongasiterhadapjaringankonektif.Konsistensikaku dan
kasardalammikroskopisnampak fibrosis dan
proliferasiepiteladalahakibatdariperadangankronis yang berkepanjangan.
4. FaktorEtiologi Gingivitis
Menurut Manson &Eley(1993) gingivitisdisebabkan oleh faktor primer
dan faktorsekunder. Faktor primer dari gingivitisadalahplak. Plakgigiadalah
deposit lunak yang membentuk biofilm yang
menumpukkepermukaangigiataupermukaanjaringankerasdironggamulut(Daliem
unthe,2008).Plakgigimengalamiperkembangan pada permukaangigi dan
membentukbagianpertahananbakterididalamronggamulut. Penggunaanantibiotik
yang berspektrumluassecaraberkepanjanganadalah salah satucontohnya.
Kondisitersebutdapatterjadipertumbuhanmikroorganismesecaraberlebihankhusus
nyajamur dan bakteri(Daliemunthe,
2008).Plakgigitidakdapatdibersihkanhanyadenganberkumurataupunsemprotan
air, tetapidapatdibersihkansecarasempurnadengancaramekanis.
Plakgigitidakdapatterlihatjikajumlahnyasedikitkecualidiberidenganlarutandisklos
ingatausudahmengalamidiskolorisasi oleh pigmen-pigmen yang
beradadalamronggamulut. Plakgigiakanterlihatberwarnaabu-abu,
12 2008).Lapisanplak pada peradangan gingiva memilikiketebalan 400 μm. Peradangan gingiva berhubungandenganakumulasiplak di sekitar
marginalgingiva.
Kondisiinimenyebabkanperubahankomposisiplakdarimikroflorastreptococcimenj
adi Actinomycesspp. Selamaperkembangan gingivitis,
mikrofloramengalamipeningkatan pada jumlahspesies.
Beberapapenelitianmenyatakanbahwaterjadipeningkatanmikroba Fusobacterium
nucleatum, P. Intermedia, Capnocytophagaspp.,
Eubacteriumspp.danspirochetepada gingiva yang
mengalamiperadangan(Daliemunthe, 2008).Menurut Manson
&Eley(1993)faktorsekunderdibagimenjadi 2, yaitufaktorlokal dan
faktorsistemik. Faktorlokal pada lingkungan gingiva
merupakanpredisposisidariakumulasi deposit plak yang
menghalangipembersihanplak. Faktor-faktortersebutadalahrestorasigagal,
kavitaskaries, tumpukansisamakanan, gigitiruansebagianlepasan yang
desainnyatidakbaik, pesawatorthodonti, susunangigi-geligi yang tidakteratur,
merokoktembakaudanmikroorganisme. Faktorlokaltersebutmerupakanproses
mulainyaperadangan gingiva. Lang NP. et al.,
(2008)menyatakanbahwaapabilagigigeligidibersihkandengan interval 48 jam
tidakakanterjadi gingivitis, tetapiapabilapembersihangigigeligiditundasampai 72
jam akanterjadiinflamasi gingiva.Faktorsekunder gingivitisyang
13 terhadapiritasilocal (Manson &Eley, 1993). Faktorsistemikadalahfaktor yang
mempengaruhitubuhsecarakeseluruhan, misalnya:
a. FaktorGenetik.
Peradangan gingiva yang berasaldarifaktorgenetikterlihat pada
Hereditary gingival fibromatosisdan beberapakelainanmukokutaneus yang
bermanifestasisebagaiperadangan gingiva. Hereditary gingival
fibromatosis(HGF) adalahsuatukeadaan yang tidakbiasa yang ditandai oleh
diffuse gingival enlargement,
kadang-kadangmenutupisebagianbesarpermukaanatauseluruhgigi.
Peradangantimbultanpatergantungdaripengangkatanplaksecaraefektif.Macam-macamlesi yang dapatmempengaruhiadalah lichen planus, pemphigoid,
pemphigus vulgaris dan erythema multiforme.Hyperplasia gingiva
dapatberasaldarifaktorgenetik. Hyperplasia gingiva (sinonimdengangingival
overgrowth, gingival
fibromatosis)dapatterjadisebagaiefekdaripengobatansistemikseperti phenytoin,
sodium valproate, cyclosporine dandihydropyridines.Peradangantergantung pada
perluasanplak.
b. FaktorNutrisional
Secarateoritisdefisiensidarinutrienutamadapatmempengaruhikeadaan
gingiva dan dayatahannyaterhadapiritasiplak,
14 sangatlahsulituntukmendefinisikanakibatdefisiensispesifik pada
seorangmanusia.Peradangan gingiva karenamalnutrisiditandaidengan gingiva
tampakbengkak, berwarnamerahterangkarenadefisiensi vitamin C. Kekurangan
vitamin C
mempengaruhifungsiimunsehinggamenurunkankemampuanuntukmelindungidiri
dariproduk-produkselulertubuhberuparadikaloksigen.
c. Faktor Hormonal
Perubahanhormonendokrinberlangsungsemasapubertas, kehamilan,
menopousedan diabetes. Keadaaninidapatmenimbulkanperubahanjaringan
gingiva yang merubahresponsterhadapproduk-produkplak.Insidens gingivitis
pada masa pubertasmencapaipuncaknya dan
tetapterjadiwalaupundilakukankontrolplak.
PenemuanSutclifemenyatakanbahwapeningkatankeparahan gingivitis
tidakberhubungandenganmeningkatnya deposit plak. Jaringanlunak di
dalamronggamulut pada masa pubertasterjadiinflamasi yang
bereaksilebihhebatterhadapjumlahplak yang tidakterlalubesar yang
diikutidenganpembengkakan gingiva dan perdarahan. Setelah melewati masa
pubertaskeparahaninflamasi gingiva cenderungberkurang(Jeffreyet al., 2011).
d. FaktorHematologi
Penyakitdarahtidakmenyebabkangingivitis,tetapidapatmenimbulkanperu
bahanjaringan yang merubahresponsjaringanterhadapplak. Penyakithematologi
yang menyebabkanperdarahan gingiva, diantaranyaadalahanemia,
15 Eley,1993).Presentaseepiteljaringanikatgingiva yang
terkenaradangmengalamiperdarahanlebihbesarbiladibandingkandengan gingiva
yang tidakmengalamiperdarahan. Perdarahan pada gingiva
adalahsejalandenganperubahanhistopatologis yang terjadi pada jaringanikat
periodonsium
II. TANAMAN DUWET ATAU EUGENIA JAMBOOLANA (SYGYZIUM
CUMINI)
DuwetatauJamblangatau Jamun atau Indian Blackberry adalahtanamantropishijau yangbanyaktumbuh di Bangladesh, Pakistan, India, Malaysia dan Indonesia. Tanamanini yang telahsejak lama dikenalsebagaitanaman yang memilikibanyakkhasiatbaikdaun, buahmaupumkulitbatangpohonnya.
SygyziumcuminitermasukdalamkeluargaMyrtaceace. Dan Eugenia cumini (Linn.). S. cumini (S cumini) diketahui ditemukan di seluruh Asia Selatan dan Tenggara seperti Malaysia, Indonesia, India, dan lainnya. Pada abad-abad sebelumnya, sebelum penemuan insulin, banyak praktisi tradisional menggunakan herbal termasuk S. cumini untuk mengobati diabetes. Aktivitas lain dari S. cumini termasuk antibakteri, inflamasi, antijamur, anti-ulserogenik, antioksidan, pemulungan radikal, dan lain-lain (Sukmasari dkk, 2018). Daunnya digunakan untuk menguatkan gigi dan gusi, untuk mengobati keputihan, sakit perut, demam, gastropati, dermopati, konstipasi, dan untuk menghambat pembuangan darah di feses. Berdasarkan hasil penelitian De Olievera dkk (2007) daun duwet memiliki efek antimicroba terhadap bakteri gram positif dan gram negatif baik seperti Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumoniae dan Staphylococcus aureus. Ekstrak air dari daun duwet (Eugenia Jamboolana atau Sygyzium cumini) diketahui mengandung antioksidan, tanin
16 dan flavonoid sehingga memiliki efek antimicroba (Olievera, 2007; Sukmasari 2018).
Mekanismekerja flavonoid
sebagaiantimikrobaadalahdenganmembuatikatanFosfolipiddalammembranselbak terisehinggamengurangipermeabilitassehinggasel-seltelahlisis dan menyebabkandenaturasi protein, menghambatpembentukan protein sitoplasma,
asamnukleat, dan ikatan ATP-ase pada sel.
Kerusakanmembranselbisamengakibatkankebocorankomponenpentingseperti protein, asamnukleat, nukleotida dan lain-lain yang merupakanhasildarigangguanpermeabilitasselsehinggaseltidakdapatmelakukanak tivitaskehidupan dan pertumbuhanterhambatataubahkanmati (Lestari et al., 2014)
Mekanismekerjataninsebagaiantibakteridengancaramemprepitasi
protein. Efekantibakteritaninmelaluireaksidenganmembransel, inaktivasienzim
dan inaktivasifungsimaterigenetik.
Mekanismekerjataninsebagaiantibakteriadalahmenghambatenzim reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehinggaselbakteritidakdapatterbentuk
(Rijayanti,2014). Mekanismekerja saponin
sebagaiantibakteriyaitudapatmenyebabkankebocoran protein enzimdaridalam
sel. Saponin dapatmenjadi anti
bakterikarenakarenazataktifpermukaannyamiripdetergen, akibatnya saponin akanmenurunkanteganganpermukaandindingselbakteri dan merusakpermebialitasmembran (Rijayanti, 2014). Zat- zat anti bakteritersebutdiharapkandapatmenurunkanjumlahPorphyromonasgingivalis yang merupakanbakteri yang paling dominan sebagai penyebab gingivitis.
III. Bakteri Porphyromonas gingivalis
BakteriPorphyromonasgingivalis (P.gingivalis) adalah bakterianaerob Gramm negatif, non motil, assacharolytic dan terlihatberbentuk kokus
sampaiberbentukbatangpendek. Secarataksonomi,
17 18 Kingdom : Bacteria Filum :Bacterioedetes Kelas :Bacterioedes Ordo :Bacteriodales Familia: Porphyromonadaceae Genus :Porphyromonas Spesies :Porphyromonasgingivalis Sumber: Klikfarmasi.com
Habitat utamabakteriP.gingivalisadalah pada plaksubgingiva di
dalamsulkus gingiva ataupoket periodontal.
P.gingivalisadalahanggotabacteroides pigmen hitam (black pigmented). Organismedarikelompokinibervariasiwarnanyadaricoklathinggahitam,
dikembangkandalam agar darah dan
awalnyadikelompokkandalamspesiestunggal. Tahap awal terjadinya gingivitis adalah adanya kolonisasi bakteri ini dalam sulkus gingiva. (Hussain, 2015)
Patogenesisterjadinyapenyakit periodontal
akibatbakteriPorphyromonasgingivalisFaktorpatogenP.gingivalistermasukfimbri ae, hemagglutinin, kapsul, lipopolisakarida LPS, vesikelmembranluar dan pelbagaimetabolikorganik. Pada awalnyabakteriberkolonisasi pada lingkungan periodontal lalumenempel pada lapisanpelikelpermukaangigi. P.gingivalismelalui fimbriae pada permukaanbakteri kaya prolin protein ditemukan pada lapisan saliva di permukaangigi. Melaluiperlekatanfimbrianya, P.gingivalismengikatsel-selepitel dan fibroblas.21,22 Molekul –
18
molekuladhesiseperti hemagglutinin dan
fimbrilinterdapatP.gingivalisakanmenempel pada substrata atau sel.Bakteriiniberperansangatpentingdalamvirulensimelalui proses adhesidenganselpenjamusertamerupakan antigen untukmendeteksiadanya serum antibody pada penderita. P.gingivalismampumenghambatproduksi IL-8 oleh
selepitel yang
dapatmemberikankeuntunganbagimikroorganismedalammenghindaridayabunuh PMN. Enzimproteolitiksepertitripsinmampumendegradasikolegen, fibronektin, dan immunoglobulin. Enzimbakteridapatmemfasilitasikerusakanjaringan dan infasidaribakterikedalamjaringanpenjamu.(Hussain, 2015)
19 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain dan rancangan penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan acak lengkap dan metode sumuran
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
3.2.1 Waktu : Januari 2019 – Desember 2019
3.2.2 Lokasi Penelitian : Klinik Jurusan Kesehatan Gigi dan Jurusan Analis Kesehatan
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Isolat bakteri porphyromonas gingivalisdari Pasien gingivitis di klinik JKG 3.3.2 Sampel
Bakteri porphyromonas gingivalis yang dibiakan dalam lempeng agar darah (LAD)
3.3.3 Cara Pengambilan Sampel
1. Isolat bakteri plak dari Pasien klinik JKG dengan menggunakan swab kemudian dibiakan dalam LAD
2. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C
3.4 Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
OBAT KUMUR
EKSTRAKS DUWET
(Syzygium Cumini)BUAH NANAS
BAKTERI
porphyromonas gingivalis20 1. Variabel Penelitian
a. Variabel Dependent : obat kumur dari ekstrak daun duwet atau Eugenia Jamboolana (Syzygium Cumini)
b. Variabel Independent :Bakteri Porphyromonas gingivalis
2. Hipotesa
obat kumur dari ekstrak daun duwet atau Eugenia Jamboolana (Syzygium Cumini) lebih efektif membunuh atau menghambat pertumbuhan Bakteri Porphyromonas gingivalis dibanding obat kumur kimia.
4. Definisi Operasional
C. Alat dan Bahan Penelitian Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu timbanagan analitik, blender, gelas ukur, gelas piala, batang pengaduk, kertas saring, cawan petri, rotary evaporator, lemari pendingin, botol kaca, beker gelas, pipet, erlenmeyer, autoklaf, pH meter
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil ukur Skala
ukur Formulasi
Obat kumur dari daun duwet
Formulasi Obat kumur yang dibuat dari ekstrakdaun duwet Eugenia Jamboolana (Syzygium Cumini)yang dibuat dengan metode sequensial cold percolation dengan pelarut air. Kemudian konsentrasi yang MIC yang didapat dari dibuat formulasi. Gelaskimia ,labuukur, juicer, pipet dan kertassaring Dalam ppm/persentasi rasio Bakteri Porphyromon as gingivalis. pertumbuhan Bakteri Porphyromonas gingivalis Lempeng Agar Darah 1) Mm rasio
21
universal, aluminium foil, jangka sorong, laminar air flow (LAF), incubator, sentrifugasi, kawat ose
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bakteri Prophyromonasgingivalis, esktrak daun duwet, propilen glikol, PEG-40 hydrogenated castor oil, Oleum menthe, Asam benzoate, NatriumBenzoat, Kalium tiosianat, Kalsium laktat, Sorbitol 70%, , etanol 96%, nutrient agar(NA), Enkasari dan NaCl 0,9 %.
D. Prosedur pengumpulan data dan alurpenelitian 1. PengajuanKajiEtik (Ethical Clearance)
KajiEtikdiajukankepadaKomisiEtikPenelitianKesehatanPoltekkes Bandung dan telahmendapatkanpersetujuan pada tanggal 12 September 2019 (surat ethical clearance terlampir).
2. Penyiapan Sampel
Sampel yang yang akan digunakan diambil dari daerah wonosobo. Sampel daun duwet sebanyakkuranglebih 10 kg yang telah diambil dicuci bersih, kemudian diangin-anginkan selama 2 minggusehinggadidapatkansebanyak 2 kg daun
Ekstraksi Sampel
EkstraksisampeldilakukandengancaraCold Percolationatauperkolasidingin. Yaitu proses penyariansimplisiadenganjalanmelewatkanpelarut yang sesuaisecaralambat pada simplisiadalamsuatu percolator. S. cumini (L.) Daun duwet dikumpulkan dari pertanian lokal di Sukorejo, Wonosobo Jawa Tengah Indonesia. pada Juni 2019, daun dicuci dengan air leding selama 15 menit untuk membersihkan semua kemungkinan kotoran.. Daunduwet yang telahkering dihaluskan dengan menggunakan blender hingga menjadi serbukdidapatsebanyak 1,2 kg serbuksimplisia.
EkstraksiDaunDuwet
Ekstraksi tanaman dilakukan dengan menggunakan metode ekstraksi perkolasi dingin berurutan (sequensial cold percolation), karena metode ini ditemukan mampu mengekstraksi fenolik dan flavonoid dalam jumlah tinggi dari daun S. cumuni (Chanda dan Kaneira, 2012). Pertama, bubuk daun kering direndam dalam air pada konsentrasi 10% b / v, sama dengan 25 g serbuk dalam 250 mL air dalam labu kerucut. Labu berbentuk kerucut diguncang pada 120 rpm, 27 oC menggunakan pengocok inkubator. Setelah 1 hari, pelarut disaring menggunakan Whatmann no. 1
22
kertas saring dan saringan vakum untuk memisahkan serbuk daun dari pelarut. Filtrat disentrifugasi pada 5000 rpm selama 10 menit, pada 27 oC untuk benar-benar memisahkan supernatan dari bubuk daun kering yang halus. Supernatan kemudian disalurkan keluar, meninggalkan residu di bagian bawah tabung centrifuge.Serbukinidilarutkandalam air denganperbandingan1 : 4 secarabertahapsehinggadidapatkan 3 liter perkolat air. Kemudianproses ekstraksidilanjutkandenganpembuatanekstrakskeringdenganmetode freeze drying.
Ekstrak ditimbang dan disimpan dalam wadah gelas tertutup sebelum digunakan untuk pengujiansehinggadidapatkansebanyak 12,6786 gram ekstrakDaunduwet.
3. Pembuatan Media Sterilisasi Alat
Alat-alat yang digunakan dalam uji aktivitas antibakteri ini disterilkan terlebih dahulu. Alat-alat gelas dan media disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15-20 menit dengan tekanan 15 Psi sedangkan untuk jarum Ose dan pinset disterilisasikan dengan cara dibakar diatas api langsung (Lay dan Hastowo, 1992).
Pembuatan Media Agar Miring
Nutrient Agar (NA) sebanyak 0,28 gdilarutkan dalam 10 mL aquades (28 g/1000 mL) menggunakan erlenmeyer. Setelah itu dihomogenkan dengan stirer di atas penangas air sampai mendidih. Sebanyak 5 ml dituangkan masing-masing pada 2 tabung reaksi steril dan ditutup dengan aluminiumfoil. Media tersebut disterilkan dalamoutoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit, kemudian dibiarkan pada suhu ruangan selama ±
23
30 menit sampai media memadat pada kemiringan 30o. Media Agar miring digunakan untuk inokulasi bakteri (Lay, 1994).
Pembuatan Media Dasar dan Media Pembenihan
Nutrient Agar (NA) sebanyak 8,4 gdilarutkan dalam 300 mL aquades (28 g/1000 mL) menggunakan erlenmeyer. Setelah itu, dihomogenkan dengan stirer di atas penangas air sampai mendidih. Media yang telah dihomogenkan kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit, selanjutnya didinginkan sampai suhu ± 45-500C (Lay, 1994).
Cara pengambilan sampel Bakteri Pseudomonas Gingivalis (bakateri black pigmented) Cairan dari saku gusi pasien gingivitis marginalis kronis diambil dengan spuit sebanyak 0,1 ml dengan menggunakan spuit ukuran 1 cc. Cairan ditanam pada LAD dan dimasukkan dalam jar anaerob yang telah disiapkan untuk diinkubasi selama 48 jam dengan suhu 37 derajat Celcius., kemudian dilakukan isolasi bakteri sehingga didapatkan isolat bakteri black pigmented. Setelah itu dilakukan identifikasi bakteri dengan pengecatan gram.
24 Pembuatan LarutanMc.Farland
Larutan standar Mc. Farland terdiri dari dua bagian, bagian pertama yaitu H2SO4 1%
dibuat dengan cara dipipet sebanyak 1 mL dan dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL dan tambahkan aquades hingga tanda batas. Larutan BaCl2.2H2O 1,175% dibuat
dengan cara BaCl2.2H2O sebanyak 1,175 g dimasukkan kedalam labu takar 100 mL
dan dilarutkan dengan aquades hingga tanda batas. Selanjutnya diambil 9,95 mL larutan H2SO4 1% dan dimasukkan kedalam erlenmeyer, kemudian dicampurkan
dengan larutan dimasukkan dicampurkan dengan larutan BaCl2.2H2O 1,175%
sebanyak 0,5 mL. Kemudian dikocok sampai terbentuk larutan yang keruh. Kekeruhan ini dipakai sebagai standar kekeruhan suspensi bakteri uji yang ekuivalen dengan konsentrasi bakteri 1,5 x 108 CFU/mL (Victor, 1980)
Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Bakteri uji yang telah diinokulasi diambil dengan kawat Öse steril lalu disuspensikan kedalam tabung yang berisi 10 mL larutan NaCl 0,9% hingga di peroleh kekeruhan yang sama dengan standar kekeruhan larutan Mc. Farland. Perlakuan yang sama dilakukan pada setiap jenis bakteri uji.
Pembuatan Media Pengujian
Media uji dibuat dengan metode difusi agar (difusi Kirby dan baeur yang dimodifikasi) dengan cara sumuran dengan2 lapisan media agar (Nainggolan, 2000) yang pengerjaannya Lapisan dasar dibuat dengan menuangkan masing-masing 50 mL NA ke dalam 3 cawan petri besar, kemudian dibiarkan memadat. Setelah memadat, permukaan lapisan dasar ditanam 5 pencadang baja yang diatur jaraknya agar daerah pengamatan tidak bertumpu pada masing-masing cawan. Suspensi bakteri dicampurkan ke dalam media pembenihan NA. Selanjutnya dituangkan 50 mL media pembenihan NA pada tiap cawan petri yang diletakkan pecandang sebagai lapisan kedua. Setelah lapisan kedua memadat, pecandang diangkat secara aseptik menggunakan pinset dari masing-masing cawan petri, sehingga terbentuk sumur-sumur.
Uji Aktivitas Antibakteri Secara In-vitroUji aktivitas antibakteri secara in-vitro dilakukan dengan Larutan uji obat kumur ekstrak daun duwet dengan konsentrasi yang berbeda (0,5%, 1% dan 2%) diteteskan pada sumur yang berbeda sebanyak 0,1
25
g/mL menggunakan mikropipet. Larutan obat kumur tanpa ekstrak daun duwet digunakan sebagai kontrol negatif diteteskan pada sumur sebanyak 0,1 g/mL menggunakan mikropipet. Larutan enkasari digunakan sebagai kontrol positif diteteskan pada sumur dan diteteskan sebanyak 0,1 g/mL menggunakan mikropipet. Cawan petri diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37°C selama 24 jam
26
DAFTAR PUSTAKA
AOAC. 1990. Official Methode of Analysis of The Association of Analytical Chemist. Virginia : AOAC inc.
Apriyantono A, D Fardiaz, NL Puspitasari, Sedarnawati dan S Budiyanto. 1989. AnalisisPangan. Bogor : PAU Pangan dan Gizi IPB.
Ardiansyah. 2007. “Antioksidan dan PeranannyaBagiKesehatan”. ArtikelIptek. http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2007-01-23-Antioksidandan-Peranannya-Bagi-Kesehatan.shtml. [13 Juni 2007].
Arisandi Y dan Y Andriani. 2006. KhasiatBerbagaiTanamanuntukPengobatan. Jakarta :Eska Media.
Azmi,dkk,2015, EkstraksiAntosianinBuahMurbeiMetode MA , JurnalPangan dan Agro industry , Jul. Vol. 3No. 3p.835-846
Caranza, 2004, Periodontology, Co. Mosby, California
Chanda, S.V. M.J Kaneira. Optimization of Condition for the Extraction of antioxidants from Leaves of Sygizium Cumini L. Using different Solvents. Food Anal. Methods, 2012. 5 : p.332-8
Chen CC, LK Liu, JD Hsu, HP Huang, MY Yang dan CJ Wang. 2004. “Mulberry Extract Inhibits the Development of Atherosclerosis in Cholesterol-Fed Rabbits”. Food Chemistry 91(4).
Darina, L dkk; “Physicochemical and antioxidant characteristic of Baccaurea angulota fruit juice extract”. African Journal of biotechnology, 2013. 12 (34): p. 5333-5338
Davis, W.W., Stout, T.R., 1971. Disc Plate Methods of Microbiological Antibiotic Assay.Microbiology.22(4):659-665
Depkes RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar, Jakarta
Ercisli S dan E Orhan. 2007. “Chemical Composition of White (Morus alba), Red (Morus rubra) and Black (Morusnigra) Mulberry Fruits”. Food Chemistry 103 (4) : 1380-1384.
Forest, J.O, 2005. Pencegahan Penyakit Mulut, EGC, Jakarta
Hussain, M; Stover,C.M; Dupont, A. 2015. P. gingivalis in periodontal disease and atherosclerosis – scenes of action for antimicrobial peptides and complement. Frontiers in Immunology. Published 10 February 2015.
Lay, Bibiana W., Hastowo, S. 1992. Mikrobiologi. RajawaliPress, Jakarta
27
Putri, M.H, Eliza Herjulianti, dan Neneng Nurjanah. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC.
Rachma, M. 2010.Formulasi Obat Kumur Yang Mengandung Minyak Atsiri Temulawak (Curcuma Xantrohizza) Sebagai Antibakteri Propyromonasgingivalis Penyebab Bau Mulut. UI,Jakarta.
Susi Sukmasari et al . Total phenolic content, flavonoid content, and antioxidant capacity of Syzygium. cumini (L.) Skeels leaves grown in Wonosobo, Java, Indonesia and comparison against current findings of Syzygium cumini leaves andSyzygium polyanthum (Wight) Walp leaves. J. Pharm. Sci. & Res. Vol. 10(1), 2018, 31-35
28 N
O Kegiatan / Waktu
Janmaret Aprjun julsep Oktnov
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan alat dan bahan penelitian
3 Pengambilan data (
pengukuran dan pemeriksaan)
4 Evaluasi hasil penelitian
5 Pengolahan data hasil penelitian
6 Analisa data
7 Pembuatan dan penyampaian laporan penelitian
29
ANGGARAN BIAYA
1. Kegiatan Laboratorium
Kegiatan Harga
Identifikasi daun duwet Rp. 1.000.000 Pembuatan ekstraks daun duwet Rp. 3.000.000 Pembuatan formulasi Obat kumur
dari ekstrak
Rp. 13.000.000
Pembuatan media tanam bakteri Rp. 5.000.000 Bakteri Porphyromonas Gingivalis Rp. 5.000.000 Uji coba ekstrak terhadap bakteri
secara in vitro
Rp. 5.000.000
Uji coba formulasi obat kumur Bakteri Porphyromonas Gingivalis
Rp. 5.000.000
Subtotal (Rp) Rp28.000.000,-
2. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp) Biaya (Rp) ATK (Kertas, Tinta Printer,Fotoco py, bolpoint dll) - Penyusunan Proposal, - Penyusunan Protokol - Copy Instrumen penelitian - Copy informed consent 1 paket Rp. 450.000 Rp. 450.000 Subtotal (Rp) Rp. 450.000- 3. Perjalanan Justifikasi Perjalanan
Kuantitas Harga Satuan (Rp) Biaya (Rp) Perjalanan ke lokasi penelitian Pengambilan data awal 10 x perjalanan Rp.200.000,- Rp 2000.000,- Perjalanan ke lokasi penelitian
Uji coba ke 1 3 x perjalanan Rp.750.000,- Rp. 2.250.000,-
Perjalanan ke lokasi penelitian
Uji coba ke 2 3 x perjalanan Rp.750.000,- Rp. 2.250.000,-
Subtotal (Rp) Rp.8.750.000,--
30
Kegiatan Justifikasi Kuantitas Harga Satuan (Rp) Biaya (Rp) 1. 1. Kaji Etik, 2. 2.Proposal dan Laporan Bentuk pertanggungjaw aban kepada Institusi pemberi dana (perbanyak laporan) 1 kali 6 eksp Rp. 350.000 Rp.75.000,- Rp. 500.000 Rp. 450.000,- Subtotal (Rp) Rp.950.000,- Total Anggaran (Rp) Rp.38.150 .000,- .