• Tidak ada hasil yang ditemukan

KODING MORTALITAS TERKAIT COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KODING MORTALITAS TERKAIT COVID-19"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KODING MORTALITAS

TERKAIT COVID-19

(2)

LATAR BELAKANG

Wabah

COVID-19

ini

telah

banyak menimbulkan kematian

di banyak negara

Dalam

pembuatan

Sertifikat

Kematian, tata cara koding yang

digunakan

berbeda

dengan

koding untuk layanan perawatan

atau

pengobatan

yang

menggunakan Koding Morbiditas

Koding Mortalitas merupakan

bagian

penting

dan

bagian

terbesar dari susunan Manual

Instruksi (Volume 2) ICD-10

(3)

Menentukan Penyebab Dasar

Kematian (UCOD)

WHO telah menetapkan suatu himpunan

prosedur/

rule

yang harus diikuti untuk

menentukan

kode

penyebab

dasar

kematian

Jika hanya satu penyebab kematian yang

dilaporkan maka penyebab tersebut

adalah UCOD dan digunakan untuk

tabulasi

Jika sebab kematian yang diketahui

hanya diagnosis ;

Terkonfirmasi

COVID-19

maka berdasarkan

announcement

dari

WHO, kode yang dapat digunakan adalah

U07.1

Jika sebab kematian hanya dinyatakan

sebagai Suspek / inkonklusif/ Tak tersedia

data /Tak terkonfirmasi COVID-19 maka

kode yang digunakan adalah U07.2

Emergency use ICD Codes for COVID-19 disease outbreak.

(4)

INTERNATIONAL FORM OF MEDICAL

CERTIFICATE OF CAUSES OF DEATH

Cause of death I

Disease or condition directly (a) ... leading to death * due to (or as a consequence of)

(b) ... Antecedent causes due to (or as a consequence of) Morbid conditions, if any,

giving rise to the above cause, (c) ... stating the underlying due to (or as a consequence of) condition last

(d) ...

Approximate Interval between

onset and death ... ... ... ... ... ... II

Other significant conditions ... contributing to the death, but

not related to the disease or

condition causing it ... * This does not mean the mode of dying, e.g. heart failure, respiratory

failure.

It means the disease, injury, or complication that caused death

• Bagian I : Untuk penyakit-penyakit yang terkait rangkaian peristiwa yang langsung menyebabkan kematian, (terkait urutan dan kejadian langsung menuju kematian) dan

• Bagian II : Untuk kondisi lain yang tak terkait langsung namun secara alamiah turut berperan/berkontribusi terhadap kematian

(5)

Cara Pengisian Form :

1. Penyebab langsung

kematian

dituliskan

pada

baris

teratas/baris pertama (

line

a)

2. Penyebab

dasar

kematian

/

Originating antecedent cause

dituliskan

pada

baris

terbawah/terakhir

3. Penyebab

antara

dituliskan

antara

baris

pertama

dan

terakhir

4. Perkiraan interval

berisikan

menit, jam, hari, minggu, bulan,

tahun kejadian

(6)

Maka

dalam

pengisian

sertifikat

kematian harus diurutkan dari awal

mula

penyebab

(

Originating

Antecedent Cause

) atau sebab dasar

kematian (

Underlying Cause Of Death

)

dituliskan di baris terbawah (baris d)

Kemudian

sebab-sebab

antaranya

dituliskan di baris antara (baris c dan d)

Sebab langsung kematian (

Direct Cause

of Death

) ditulis di baris teratas atau

baris a.

Kondisi-kondisi

yang

tidak

terkait

langsung dengan rangkaian peristiwa

yang menimbulkan kematian, namun

turut

serta berkontribusi

terhadap

kematian, misalnya komorbiditas dan

komplikasi dapat dimasukkan dalam

Baris II Sertifikat Kematian

(7)

Contoh Kasus :

Jika pasien masuk ke RS dengan

keluhan demam, batuk, pilek,

disertai

sesak

nafas,

memiliki

riwayat

kontak

dg

penderita

COVID-19 Pasien dirawat sebagai

PDP

Setelah dilakukan pemeriksaan,

dokter

menegakkan

diagnosis

Pneumonia yang berat.

Kemudian pada hari ke 8 dirawat,

pasien mengalami gagal nafas dan

dokter

mencatat

sebagai

Respiratory Distress Syndrome.

Hasil

pemeriksaan

Lab;

terkonfirmasi positif COVID-19

(8)

Extracted from Autralian Bureau of Statistics. Guidance for Certifying Deaths due to

COVID-19.

https://www.abs.gov.au/ausstats/abs@.nsf/ mf/1205.0.55.001

(9)

Bila terdapat komorbiditas dapat

dimasukkan dalam Bagian II

Sertifikat Kematian

(10)

Adapun kode Sebab Dasar Kematian

(

Underlying Cause of Death / UCOD)

adalah

U07.1

(COVID-19

Confirmed)

sebagaimana yang telah dipublikasikan

oleh WHO. Kode UCOD inilah yang

dimasukkan dalam pelaporan dan indeks

sebab

kematian

di

fasilitas

layanan

kesehatan

Cause of death

I

Disease or condition directly

leading to death *

(a) ARDS

(b) Pneumonia virus

Antecedent causes Morbid conditions, if any, giving rise to the above cause, stating the underlying condition last

(c) COVID-19 Confirmed (U07.1)

(11)

Catatan :

1. Koding Sertifikat Kematian BERBEDA dengan Koding Morbiditas untuk layanan Kesehatan 2. Dalam Koding Mortalitas, Sebab Kematian

adalah Underlying Cause of Death sebagai sebab awal mula yang menimbulkan rangkaian peristiwa yang berakhir pada kematian

3. Sangat berbeda dengan Koding untuk pelayanan kesehatan yang menggunakan prinsip koding morbiditas.

4. Pada penjaminan pembiayaan pelayanan kesehatan, pembayaran kembali (reimbursement) adalah didasarkan pada kompleksitas kasus yang menggambarkan besaran sumber daya (resources) yang dikeluarkan oleh pemberi layanan (provider) dalam menangani pasien tersebut.

5. Untuk keperluan penjaminan ini, digunakan Koding Morbiditas

Extracted from WHO.ICD-10. Volume 2. Manual Instruction. Chapt 4.

(12)

PRINSIP KODING

MORBIDITAS

PRINSIP :

Single-Condition Morbidity

Analysis

Kondisi utama yang digunakan dalam

single-condition morbidity analysis

adalah

kondisi utama yang dirawat atau

di-investigasi

sepanjang episode asuhan

kesehatan yang terkait

Extracted from WHO : ICD-10 , 2010 Edition, Vol. 2 Instruction Manual.

4. Rules and guidelines for mortality and morbidity coding ; 4.4 Morbidity

(13)

Kondisi utama

(Dx Utama)

kondisi

yang, didiagnosis

pada akhir episode

asuhan

kesehatan,

terutama

bertanggung

jawab

menyebabkan

seseorang

(pasien) membutuhkan

pengobatan atau pemeriksaan.

Bila terdapat lebih dari satu kondisi

yang terekam dalam dokumen

pilih

kondisi yg paling banyak menggunakan

sumber daya

Extracted from WHO : ICD-10 , 2010 Edition, Vol. 2 Instruction Manual.

4. Rules and guidelines for mortality and morbidity coding ; 4.4 Morbidity

(14)

Kondisi Lain (Dx Lain/Dx Sekunder)

Kondisi

yang

coexist

atau

berkembang selama (dalam) episode

pelayanan

kesehatan,

dan

mempengaruhi manajemen pasien.

Kondisi-kondisi yang terkait episode

sebelumnya yang tidak membawa

dampak terhadap episode saat ini

seharusnya tidak dicatat (di-kode).

DIAGNOSIS LAIN

Extracted from WHO : ICD-10 , 2010 Edition, Vol. 2 Instruction Manual.

4. Rules and guidelines for mortality and morbidity coding ; 4.4 Morbidity

(15)

Permenkes no. 76 th 2016

Diagnosis Sekunder adalah diagnosis yang menyertai diagnosis utama pada saat pasien masuk atau yang terjadi selama episode perawatan.

Diagnosis sekunder merupakan komorbiditas dan / atau komplikasi.

Komorbiditas adalah penyakit yang menyertai diagnosis utama atau kondisi yang sudah ada sebelum pasien masuk rawat dan membutuhkan pelayanan kesehatan setelah masuk maupun selama rawat.

Komplikasi adalah penyakit yang timbul dalam masa perawatan dan memerlukan pelayanan tambahan sewaktu episode pelayanan, baik yang disebabkan oleh kondisi yang ada atau muncul akibat dari pelayanan kesehatan yang diberikan.

(16)

Jika berdasarkan definisi Diagnosis Utama,

maka

dari

beberapa

diagnosis

yang

terdokumentasi,

pilih

satu

yang

menghabiskan

resources

terbesar sebagai

Diagnosis Utama

Diagnosis Sekunder menurut definisi WHO

adalah diagnosis yg

co-exist

(komorbiditas)

atau

yang

muncul

akibat

pengobatan/perawatan (komplikasi) yang

berdampak terhadap pengelolaan diagnosis

utamanya, merupakan

Diagnosis Sekunder

.

Kondisi-kondisi lain atau kondisi terdahulu

yang tidak terkait diagnosis pada episode

tersebut tidak perlu dikode

Dalam Permenkes No 76 ditegaskan bahwa

diagnosis

sekunder

membutuhkan

pengelolaan tambahan di luar pengelolaan

diagnosis utamanya.

Diagnosis

sekunder

dapat

berupa

komorbiditas atau komplikasi.

Definisi

komorbiditas

atau

komplikasi

menurut Clinical Casemix Handbook adalah

sbb :

(17)

Komplikasi adalah kondisi yang tidak

ditemukan saat admisi, yang kemudian

muncul

selama

pasien

dalam

perawatan, atau merupakan akibat

dari suatu prosedur atau pengobatan

selama dirawat. Misalnya; embolisme,

efek samping obat, ISK, infeksi

post-operatif

Komorbiditi adalah suatu kondisi yang

sudah ada (

exist

) pada saat admisi,

yang

mempengaruhi

perawatan

terhadap

pasien,

karena

membutuhkan tambahan ; prosedur

diagnostik, therapeutic treatment, atau

akan

meningkatkan

monitoring

ataupun

clinical care

(18)

KESIMPULAN

1. Terdapat

perbedaan

mendasar

antara

Sebab

Dasar

Kematian

(

Underlying Cause of Death

) dan

Diagnosis

Utama

pada

Koding

Morbiditas.

2. Sebab Dasar Kematian mengacu

pada kondisi atau diagnosis yang

mengawali

rangkaian

peristiwa

morbid yang berakhir pada kematian

3. Sedangkan

Diagnosis

Utama

mengacu pada Kondisi yang dirawat

dan diperiksa, yang menghabiskan

sumber daya terbesar pada satu

episode pelayanan kesehatan, dan

yang ditentukan di akhir episode

layanan kesehatan.

(19)

Referensi :

1. Autralian Bureau of Statistics. Guidance for Certifying Deaths due to COVID-19.

https://www.abs.gov.au/ausstats/abs@.nsf/mf/1 205.0.55.001

2. New ICD-10-CM code for the 2019 Novel Coronavirus (COVID-19), April 1, 2020

https://www.cdc.gov/nchs/data/icd/Announcem ent-New-ICD-code-for-coronavirus-3-18-2020.pdf 3. Emergency use ICD codes for COVID-19 disease

outbreak

http://www9.who.int/classifications/icd/covid19/ en/

3. WHO : ICD-10 , 2010 Edition, Vol. 2 Instruction Manual. Chapt 4. Rules and guidelines for

mortality and morbidity coding

4. Permenkes No. 76 Th 2016 Tentang Pedoman INA CBGs Dalam Pelaksanaan JKN.

5. Dept of Health. Vital Records. Guidance for Certifying COVID-19 Deaths.

https://health.hawaii.gov/vitalrecords/guidance-for-certifying-covid-19-deaths/

Referensi

Dokumen terkait

1. Karyawan dapat memandang kerja sebagai kegiatan alami yang sama dengan istirahat atau bermain. Orang-orang akan melakukan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka

Berkaitan dengan masalah diatas, kita lihat sejarah umat Islam sendiri yakni pada Konferensi Pertama Pendidikan Islam Sedunia di Mekkah tahun 1977, dan yang kedua di

Penelitian ini dilakukan di LAZ PT Semen Padang dnagan tujuan untuk mengetahui : (1) Untuk mengetahui pelaksanaan dari pengelolaan serta pengunaan dana yang

Analisa teknik permainan dalam Concerto for the Left Hand (in D) untuk piano karya Maurice Ravel pada penelitian ini dilakukan dengan menganalisis 6

Dengan nama Retribusi Izin Trayek dipungut Retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan izin trayek kepada orang pribadi atau badan untuk menyediakan pelayanan

Pada perancangan tampilan untuk antarmuka berbasis teks, ada 6 faktor yang harus dipertimbangkan agar diperoleh tata letak yang berkualitas tinggi, antara lain :.

membuat tugas orang tua dalam memberikan pendidikan nilai kepedulian sosial menjadi jauh lebih berat, sebab anak tinggal di lingkungan yang memiliki

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas