• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Kalimantan Tengah selama Mei 2016 sebesar 97,73 persen, naik 0,83 persen dibandingkan NTP bulan April 2016. Hal ini disebabkan oleh kenaikan NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat (1,98 persen), subsektor hortikultura (0,60 persen), dan subsektor tanaman pangan (0,52 persen).

 Indeks harga yang diterima petani (It) naik 1,24 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,40 persen.

 NTP tertinggi terjadi pada subsektor perikanan sebesar 107,26 persen, sedangkan NTP terendah terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 92,08 persen.

 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Kalimantan Tengah sebesar 104,90 persen, naik 0,90 persen dibandingkan April 2016.

 Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 123,94 atau naik sebesar 0,41 persen, yang disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau (0,92 persen) dan bahan makanan (0,48 persen).

o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007

No. 03/06/62/Th.X, 1 Juni 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Selama Mei 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 97,73 Persen

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan presentase yang diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP berperan sebagai indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan, yang menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa baik yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk kegiatan produksi pertanian. Sehingga, semakin tinggi NTP semakin kuat daya beli petani.

Nilai Tukar Usaha Rumah tangga Pertanian (NTUP) merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib) tanpa memperhitungkan

(2)

kemampuan daya beli hasil produksi rumah tangga tani terhadap pengeluaran biaya selama proses produksi.

Dari hasil pemantauan harga penjualan komoditas hasil pertanian di tingkat produsen, biaya produksi, dan konsumsi rumah tangga terhadap barang/jasa di wilayah perdesaan selama Mei 2016 menunjukkan bahwa NTP Provinsi Kalimantan Tengah meningkat 0,83 persen, yaitu dari 96,92 di April 2016 menjadi 97,73 di Mei 2016. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga yang diterima sebesar 1,24 persen lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,40 persen.

1.

Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas hasil pertanian yang dihasilkan petani. Dibandingkan bulan sebelumnya, indeks harga yang diterima petani meningkat 1,24 persen selama Mei 2016. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya It pada tiga subsektor meliputi tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,46 persen, hortikultura sebesar 1,02 persen, dan tanaman pangan sebesar 1,00 persen.

2.

IndeksHarga yang DibayarPetani (Ib)

Indeks harga yang dibayar petani (Ib) dipengaruhi oleh komponen pengeluaran rumahtangga terhadap fluktuasi harga barang dan jasa, baik untuk keperluan konsumsi maupun memproduksi hasil pertanian. Indeks Harga yang dibayar petani selama Mei 2016 naik sebesar 0,40 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan tersebut terutama dipengaruhi oleh naiknya Ib pada empat subsektor yaitu tanaman pangan sebesar 0,41 persen, hortikultura sebesar 0,41 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,48 persen, dan peternakan sebesar 0,39 persen.

90.00 95.00 100.00 105.00 110.00 115.00 120.00 125.00

Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani

Mei 2015 - Mei 2016

(3)

Tabel 1

NilaiTukarPetani (NTP) Menurut Subsektor dan Perkembangannya April - Mei 2016

Kelompokdan Sub kelompok April 2016 Mei 2016 Persentase Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. TanamanPangan (Padi&Palawija)

a. NilaiTukarPetaniPadi&Palawija (NTPP) 97,25 97,82 0,58 b. NilaiTukar Usaha Pertanian 99,31 99,83 0,52 c. IndeksHarga yang DiterimaPetani (It) 119,44 120,63 1,00

- Padi 119,93 121,12 0,99

- Palawija 110,93 112,22 1,16

d. IndeksHarga yang DibayarPetani (Ib) 122,82 123,32 0,41

- IndeksKonsumsiRumahTangga 123,39 123,87 0,40

- Indeks BPPBM 120,27 120,84 0,47

2. Hortikultura

a. NilaiTukarPetaniHortikultura (NTPH) 105,06 105,70 0,60 b. NilaiTukar Usaha Pertanian 117,27 118,36 0,93 c. IndeksHarga yang DiterimaPetani (It) 126,91 128,20 1,02

- Sayur-sayuran 116,34 114,41 -1,66

- Buah-buahan 130,27 132,71 1,87

- TanamanObat 137,94 136,58 -0,99

d. IndeksHarga yang DibayarPetani (Ib) 120,80 121,30 0,41

- IndeksKonsumsiRumahTangga 123,06 123,63 0,46

- Indeks BPPBM 108,22 108,31 0,09

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. NilaiTukarPetaniTanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 90,29 92,08 1,98 b. NilaiTukar Usaha Pertanian 98,10 100,07 2,02 c. IndeksHarga yang DiterimaPetani (It) 109,31 112,01 2,46

- Tanaman Perkebunan Rakyat 109,31 112,01 2,46

d. IndeksHarga yang DibayarPetani (Ib) 121,07 121,64 0,48

- IndeksKonsumsiRumahTangga 123,21 123,80 0,48

- Indeks BPPBM 111,44 111,92 0,44

4. Peternakan

a. NilaiTukarPetaniPeternakan (NTPT) 97,97 97,59 -0,39 b. NilaiTukar Usaha Pertanian 106,41 106,13 -0,26 c. IndeksHarga yang DiterimaPetani (It) 115,79 115,80 0,00

- TernakBesar 121,09 122,52 1,18

- Ternak Kecil 111,45 110,19 -1,13

- Unggas 111,51 111,83 0,29

- HasilTernak 130,88 129,07 -1,38

d. IndeksHarga yang DibayarPetani (Ib) 118,20 118,66 0,39

- IndeksKonsumsiRumahTangga 123,04 123,60 0,45

- Indeks BPPBM 108,82 109,10 0,26

5. Perikanan

a. NilaiTukarNelayan (NTN) 107,59 107,26 -0,31 b. NilaiTukar Usaha Pertanian 116,48 116,06 -0,36 c. IndeksHarga yang DiterimaPetani (It) 129,45 129,02 -0,33

- Penangkapan 135,40 135,22 -0,13

- Budidaya 118,11 117,20 -0,77

d. IndeksHarga yang DibayarPetani (Ib) 120,32 120,29 -0,03

- IndeksKonsumsiRumahTangga 111,13 111,16 0,03

- Indeks BPPBM 111,13 111,16 0,03

Gabungan/Provinsi Kalimantan Tengah

a. NilaiTukarPetani (NTP) 96,92 97,73 0,83

b. NilaiTukar Usaha Pertanian 103,96 104,90 0,90 c. IndeksHarga yang DiterimaPetani (It) 117,29 118,74 1,24 d. IndeksHarga yang DibayarPetani (Ib) 121,01 121,50 0,40

(4)

3.

NTP Menurut Subsektor

Meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 0,83 persen selama Mei 2016, secara umum dipengaruhi oleh kenaikan nilai tukar beberapa subsektor meliputi tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,98 persen, hortikultura sebesar 0,60 persen, tanaman pangan sebesar 0,52 persen. Pada subsektor hortikultura kenaikan nilai tukar terutama berasal dari perolehan petani pada subkelompok buah-buahan sebesar 1,87 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkanpada subsektor tanaman pangan berasal dari subkelompok palawija sebesar 1,16 persen dan padi sebesar 0,99 persen. Sementara itu pada subsektor peternakan dan perikanan mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,39 persn dan 0,31 persen. Penurunan pada subsektor peternakan disebabkan oleh kenaikan perolehan petani subkelompok ternak besar sebesar 1,18 [ersen dan unggas sebesar 0,29 persen. sedangkan subsektor perikanan mengalami penurunan sebesar 0,31 persen yang disebabkan oleh penurunan pada subkelompok ikan tangkap sebesar 0,13 persen dan perikanan budidaya sebesar 0,77 persen.

4.

Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP)

Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) mengalami kenaikansebesar 0,90 persen, yakni dari 103961 di Apri 2016 menjadi 104,90 di Mei 2016. Relatif lebih tingginya NTUP dibandingkan NTP yang sebesar 97,73 selama Mei 2016, mengindikasikan bahwa secara umum tingkat pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga petani, termasuk peternak dan nelayan, berperan cukup signifikan dalam menurunkan nilai tukar dari waktu ke waktu.

Tabel 2.

Inflasi/Deflasi Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Mei-16

KelompokPengeluaran KRT KRT KRT KRT Inflasi LajuInflasi Inflasi

Mei 2015 Desember

2015 Apr 2016 Mei 2016 Mei 2016 Tahun 2016 Kumulatif Tahun ke Tahun

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] KonsumsiRumahTangga 119,84 122,91 123,43 123,94 0,41 0,84 3,42 1 BahanMakanan 121,98 126,35 127,92 128,54 0,48 1,73 5,38 2 MakananJadi 118,08 120,92 122,66 123,78 0,92 2,37 4,83 3 Perumahan 113,58 115,43 116,97 117,22 0,21 1,55 3,20 4 Sandang 116,55 119,19 120,44 120,52 0,07 1,12 3,41 5 Kesehatan 114,69 117,22 118,60 118,93 0,28 1,46 3,70

6 Pendidikan, Rekreasi&Olah raga 112,64 112,72 113,75 113,95 0,17 1,09 1,16

(5)

5.

Inflasi/Deflasi Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran

Perubahan indeks harga kebutuhan konsumsi rumah tangga di pedesaan pada hakekatnya mencerminkan tingkat inflasi atau deflasi yang terjadi di wilayah pedesaan secara umum. Dilihat dari kelompok pengeluaran rumahtangga, selama Mei 2016 terjadi inflasi sebesar 0,41 persen. Kondisi ini dipengaruhi oleh naiknya indeks harga pengeluaran konsumsi rumah tangga pada kelompok makan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 0,92 persen, kelompok bahan makanan sebesar 0,48 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,28 persen, kelompok perumahan sebesar 0,21 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga sebesar 0,17 persen dan kelompok sandang sebesar 0,07 persen. Pada bulan Mei juga masih terjadi penurunan indeks harga pada kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,45 persen.

Tabel 3

Perkembangan Inflasi/Deflasi Bulanan di Pedesaan Mei 2015 - Mei 2016

No Tahun/Bulan Inflasi Pedesaan Kalteng

Bulanan Kumulatif y o y (1) (2) (3) (4) (5) 1 Mei’15 0,97 1,15 7,76 2 Juni’15 0,57 1,73 6,96 3 Juli’15 0,38 2,11 6,75 4 Agustus’15 0,18 2,29 6,66 5 September’15 -0,27 2,01 5,60 6 Oktober’15 0,20 2,21 5,83 7 November’15 0,43 2,65 2,59 8 Desember’15 -0,41 0,42 3,99 9 Januari'16 0,38 0,38 4,04 10 Februari'16 -0,10 0,28 4,58 11 Maret'16 0,55 0,84 4,82 12 April'16 -0,41 0,42 3,99 13 Mei’16 0,41 0,84 3,42

Selama setahun terakhir, tingkat inflasi tertinggi terjadi pada Mei 2015 yaitu sebesar 0,97 persen. Inflasi terendah terjadi pada Agustus 2015 yaitu sebesar 0,18 persen. sedangkan deflasi tertinggi terjadi pada Bulan Desember 2015 dan April 2016 yaitu sebesar 0,41 persen. Deflasi pada Bulan April 2016 disebabkan oleh adanya kebijakan penurunan harga BBM bersubsidi. Sedangkan pada Mei 2016 terjadi inflasi sebesar 0,41 yang disebabkan adanya peningkatan harga pada kelompok makanan jadi dan bahan makanan sebagai dampak dari persiapan menjelang bulan puasa di Juni 2016

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi

Duodenum merupakan tempat pencernaan makanan secara sempurna menjadi partikel-partikel sari makanan yang siap diserap oleh mukosa usus.. Jejunum dan ileum merupakan tempat

Dapat memanggil Kreditor, dalam hal permohonan pernyataan pailit diajukan oleh Debitor dan terdapat keraguan bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud

BAB I PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP STANDAR MUTU STAIN SAR ... Latar Belakang ... Komponen Standar Mutu STAIN SAR ... Pelaksanaan Standar Mutu ... Strategi Pemenuhan Standar STAIN

Oleh karena kedua aspek di atas sangat penting dimiliki oleh siswa, maka peneliti tertarik untuk melihat hubungan antara kedua kemampuan tersebut, yang diharapkan

Hanya saja, Kebun Raya Liwa belum tertata dengan rapih dibandingan dengan Kebun Raya lainnya seperti Kebun Raya Bogor yang sudah memiliki banyak taman koleksi

Asumsi ini didasarkan atas kondisi apabila pemerintah mengeluarkan kebijakan khusus yang berkaitan dengan belanja pegawai akan diikuti dengan pemberian DAU yang

ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES TERHADAP PERSISTENSI LABA (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2011-2013). adalah hasil karya