• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengendalian kualitas produk dengan menggunakan metode statistical process control (spc) pada pt duta indah sejahtera

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis pengendalian kualitas produk dengan menggunakan metode statistical process control (spc) pada pt duta indah sejahtera"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.. Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP.

(2) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT DUTA INDAH SEJAHTERA. SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.). Nama. : Luciana Senjaya. NIM. : 12130110021. Fakultas. : Bisnis. Program Studi. : Manajemen. UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA TANGERANG 2017.

(3) LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan Menggunakan Metode Statistical Process Control (SPC) Pada PT Duta Indah Sejahtera Oleh Nama. : Luciana Senjaya. NIM. : 12130110021. Fakultas. : Bisnis. Program Studi. : Manajemen. Tangerang, 07 Februari 2017 Dewan Penguji. Thomas Dwi Susmantoro, S.T.,M.S.M.. Tessa Handra, S.E.,M.T.. Dosen Pembimbing. Ketua Program Studi Manajemen. Mohammad Annas, S. Tr. Par., M.M.. Dewi Wahyu Handayani, SE., M.M.. ii Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(4) Lembar Pernyataan Tidak Melakukan Plagiat. Dengan ini saya: Nama. : Luciana Senjaya. NIM. : 12130110021. Program Studi. : Manajemen. Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan Menggunakan Metode Statistical Process Control (SPC) Pada PT Duta Indah Sejahtera” adalah hasil karya ilmiah saya sendiri, bukan plagiat dari karya ilmiah yang ditulis oleh orang lain. Semua kutipan karya ilmiah orang lain atau lembaga lain yang dirujuk dalam laporan skripsi ini telah saya sebutkan sumber kutipannya serta saya cantumkan di Daftar Pustaka. Tangerang, 10 Februari 2016 Penulis,. Luciana Senjaya. iii Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(5) KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia – Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT DUTA INDAH SEJAHTERA” dengan baik dan tepat waktu. Penyusunan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis berterima kasih kepada orang – orang yang telah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.. Bapak Dr. Ninok Leksono selaku Rektor Universitas Multimedia Nusantara.. 2.. Ibu Dewi Wahyu Handayani, S.E.,M.M. selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Multimedia Nusantara.. 3.. Kedua Orang Tua serta saudara-saudara penulis yang selalu mendukung, memberikan nasehat dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Magang ini dengan baik.. 4.. Bapak Mohammad Annas, S. Tr. Par., M.M. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan dan masukan – masukan kepada penulis dalam prose penulisan skripsi.. 5.. Bapak Thomas Dwi Susmantoro, S.T.,M.S.M. selaku ketua sidang yang telah memberikan masukan dan saran yang bermanfaat bagi penelitian ini.. iv Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(6) 6.. Ibu Tessa Handra, S.E.,M.T. selaku penguji sidang yang telah memberikan masukan dan saran yang bermanfaat bagi penelitian ini.. 7.. Tim Dosen Universitas Multimedia Nusantara yang telah memebrikan ilmu, pengetahuan dan pengalaman yang positif selama penulis masih menjalani perkuliahan.. 8.. Bapak Sartiyono selaku kepala bagian produksi yang memberikan informasi tentang segala hal yang terkait dengan laporan penulis dibagian produksi.. 9.. Seluruh pihak karyawan pada PT Duta Indah Sejahtera atas kerjasamanya selama melaksanakan studi lapangan di perusahaan.. 10.. Sahabat penulis (Paramita Vanessa, Melawati, Kristiyani Chandra, dan Santy) yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis selama 4 setengah tahun ini dalam menjalani perkuliahan dan menyelesikan tugas akhir kuliah skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penggunanya dan. memberikan kontribusi bagi pendidikan serta perusahaan terkait. penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu penulis memohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan skripsi ini dan terbukaan terhadap kritik serta saran yang membangun untuk kemajuan penelitian ini. Tangerang, 10 Februari 2016. Luciana Senjaya. v Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(7) ABSTRAK Kualitas suatu produk merupakan salah satu hal penting dalam suatu usaha atau bisnis yang dijalankan. Untuk menghasilkan produk atau jasa yang memiliki kualitas yang baik maka diperlukan suatu pengendalian kualitas pada proses operasional perusahaan, hal ini lebih di tetapkan pada bagian proses karena menjaga proses maka akan mendapatkan hasil yang baik pada dan sesuai dengan standar yang ada sebelum produk jadi. Oleh karena itu penelitian dilakukan dengan menggunakan metode pengendalian kualitas dalam melakukan pengawasan kualitas dan melakukan proses perbaikan pada proses produksi tisu facial dan handkherchief PT Duta Indah Sejahtera. Metode yang digunakan adalah diagram kontrol p-chart, diagram sebab akibat atau cause-effect diagram, dan diagram pareto. Berdasarkan dari data – data yang telah di kumpulkan dan di analisis dapat memberi kesimpulan bahwa dari 10 bulan waktu penelitian yang dilakukan perusahaan PT Duta Indah Sejahtera masih memiliki proses produksi yang berada di luar batas kendali disebabkan hasil kecacatan produksi yang masih melebihi standar. Perlunya perbaikan pada proses produksi dapat dilakukan dengan melihat penyebab – penyebab dari terjadinya kecacatan produk.. Kata Kunci: Statistical Process Control, Pareto, Ishikawa, Cause-effect Diagram, Pareto, Quality Control. vi Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(8) ABSTRACT. The quality of a product is one of the important things in a business or business run. To produce products or services that are of good quality, we need a process of quality control in the company's operations, it is more in charge in the process for keeping the process then it will get a good return on and in accordance with existing standards before the finished product. The study was therefore conducted using the method of quality control in monitoring quality and process improvement in the production process of facial tissue and handkherchief PT Duta Sejahtera Indah. The method used is the control diagram p-chart, diagram causal or cause-effect diagrams and Pareto diagrams. Based on the data - data that has been collected and analyzed can give the conclusion that the 10-month study period by the company PT Duta Indah Sejahtera still have a production process that are outside the control limits due to disability results still exceed production standards. The need for improvements in the production process can be done by looking at the cause - the cause of the occurrence of product defects. Keywords: Statistical Process Control, Pareto, Ishikawa, Cause-effect diagrams, Pareto, Quality Control. vii Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(9) DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL..................................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................................ii LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT .............................iii KATA PENGANTAR ...............................................................................................iv ABSTRAK .................................................................................................................vi ABSTRACT .................................................................................................................vii DAFTAR ISI ..............................................................................................................viii DAFTAR TABEL ......................................................................................................x DAFTAR GAMBAR .................................................................................................xi BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1 1.1. Latar Belakang .............................................................................................1 1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................10 1.3. Tujuan Penelitian .........................................................................................11 1.4. Pembatasan Masalah ....................................................................................11 1.5. Manfaat Penelitian .......................................................................................12 1.5.1. Manfaat Teoritis ........................................................................................12 1.5.2. Manfaat Manajerial....................................................................................12 1.5.3. Manfaat Bagi Penulis ................................................................................12 1.6. Sistematika Penulisan Penelitian .................................................................13 BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................15 2.1. Manajemen Operasional ..............................................................................15 2.2. Manajemen Kualitas ....................................................................................16 2.2.1. Dimensi Kualitas Untuk Produk Manufaktur ............................................18 2.3. Pengendalian Kualitasa ................................................................................19 2.3.1. Tujuan dan Manfaat Pengendalian Kualitas ..............................................21 2.4. Pengertian Statistical Process Control .........................................................22 2.5. Peta Kendali .................................................................................................25. viii Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(10) 2.6. Diagram Pareto ............................................................................................27 2.7. Cause-and-Effect Diagrams .........................................................................28 2.8. Penelitian Terdahulu ....................................................................................30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................................33 3.1. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................................33. 3.1.1. Profil Perusahaan .......................................................................................33 3.1.2. Struktur Organisasi ....................................................................................35 3.1.3. Jenis – Jenis Produk...................................................................................36 3.2. Gambaran Objek Penelitian .........................................................................40. 3.3. Jenis dan Sumber Data .................................................................................42. 3.4. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................................44. 3.5. Teknik Analisis Data....................................................................................49. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................54 4.1. Pengumpulan Data .......................................................................................54. 4.2. Pengolahan Data ..........................................................................................56. 4.2.1. Membuat Diagram Kontrol P-chart ...........................................................56 4.2.1.1. Diagram Kontrol P-chart untuk Tisu Facial ..................................56. 4.2.1.2.. Diagram Kontrol P-chart Untuk Tisu Handkherchief ...................61. 4.2.2. Prioritas Perbaikan Dengan Diagram Pareto .............................................65 4.2.2.1. Diagram Pareto Untuk Tisu Facial .....................................................65 4.2.2.2. Diagram Pareto Untuk Tisu Handkhercief .........................................68 4.2.3. Analisis Cause-and-Effect Diagram ..........................................................70 4.3. Analisa Hasil ................................................................................................79. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................................82 5.1. Kesimpulan ..................................................................................................82 5.2. Saran ............................................................................................................83 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................xiii LAMPIRAN I Jenis – Jenis Mesin ............................................................................xvi LAMPIRAN II Lokasi Penelitian ..............................................................................xxviii LAMPIRAN III Data – Data Produksi.......................................................................xxxiii. ix Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(11) DAFTAR TABEL. Tabel 1.1. Kontribusi Industri Pengelolahan Non Migas Terhadap PDB ..................2 Tabel 1.2. Laju Pertumbuhan Industri Pengelolahan Non Migas (kumulatif) ...........3 Tabel 1.3. Data Jumlah Produksi dan Jenis Cacat Produk Pada Tisu Facial Periode Januari 2016 – Oktober 2016 ........................................................................8 Tabel 1.4. Data Jumlah Produksi dan Jenis Cacat Produk Pada Tisu Handkhercief Periode Januari 2016 – Oktober 2016 ........................................................................9 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................................30 Tabel 3.1. Spesifikasi Jenis – Jenis Produk ...............................................................36 Tabel 3.2. Jenis dan Sumber Data ..............................................................................43 Tabel 3.3. Kegiatan Observasi Perusahaan ................................................................48 Tabel 4.1. Data Jumlah Produksi dan Jenis Cacat Produk Pada Tisu Facial Periode Januari 2016 – Oktober 2016 ........................................................................54 Tabel 4.2. Data Jumlah Produksi dan Jenis Cacat Produk Pada Tisu Handkhercief Periode Januari 2016 – Oktober 2016 ........................................................................55 Tabel 4.3. Tabel Produksi Tisu Facial .......................................................................56 Tabel 4.4. Tabel Perhitungan Persentase Cacat Tisu Facial ......................................58 Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Persentase Cacat, CL, UCL, dan UCL untuk Produk Tisu Facial Periode Januari 2016 – Oktober 2016 ....................................................59 Tabel 4.6. Tabel Produksi Tisu Handkhercief ...........................................................61 Tabel 4.7. Tabel Perhitungan Persentase Cacat Tisu Handkhercief ..........................62 Tabel 4.8. Hasil Perhitungan Persentase Cacat, CL, UCL, dan UCL untuk Produk Tisu Handkhercief Periode Januari 2016 – Oktober 2016 .........................................64 Tabel 4.9. Data Jenis Cacat dan Jumlah Cacat Produk Tisu Facial Periode Januari 2016 – Oktober 2016 ..................................................................................................65 Tabel 4.10. Data Persentase Kumulatif Produk Tisu Facial Periode Januari 2016 – Oktober 2016 ..............................................................................................................66. x Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(12) Tabel 4.11. Data Jenis Cacat dan Jumlah Cacat Produk Tisu Handkerchief Periode Januari 2016 – Oktober 2016 .....................................................................................68 Tabel 4.12. Data Persentase Kumulatif Produk Tisu Handkerchief Periode Januari 2016 – Oktober 2016 ..................................................................................................69. xi Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(13) DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1. Peta Kendali ..........................................................................................25 Gambar 2.2. Diagram Pareto ......................................................................................28 Gambar 2.3. Cause-and-Effect Diagram ....................................................................29 Gambar 2.4. Model Cause and Effect Diagram .........................................................30 Gambar 3.1. Logo PT Duta Indah Sejahtera ..............................................................34 Gambar 3.2. Struktur Organisasi ................................................................................35 Gambar 3.3. Struktur Organisasi Bagian Produksi ....................................................36 Gambar 3.4. Flowchart Pembelian Bahan Baku ........................................................40 Gambar 3.5. Flowchart Produksi ...............................................................................41 Gambar 3.6. Flowchart Pengiriman ...........................................................................42 Gambar 4.1. P-chart Produksi Tisu Facial Periode Januari 2016 – Oktober 2016....60 Gambar 4.2. P-chart Produksi Tisu Handkerchief Periode Januari 2016 – Oktober 2016 ............................................................................................................................64 Gambar 4.3. Diagram Pareto Tisu Facial Periode Januari 2016 – Oktober 2016 .....67 Gambar 4.4. Diagram Pie Persentase Cacat Tisu Facial Periode Januari 2016 – Oktober 2016 ..............................................................................................................67 Gambar 4.5. Diagram Pareto Tisu Handkerchief Periode Januari 2016 – Oktober 2016 ............................................................................................................................69 Gambar 4.6. Diagram Pie Persentase Cacat Tisu Handkhercief Januari 2016 – Oktober 2016 ..............................................................................................................70 Gambar 4.7. Cause-and-Effect Diagram Terjadinya Jenis Cacat Bentuk Emboss Tidak Terlihat .............................................................................................................71 Gambar 4.8. Cause-and-Effect Diagram Terjadinya Jenis Cacat Potongan ..............73 Gambar 4.9. Cause-and-Effect Diagram Terjadinya Jenis Cacat Kebersihan ...........75 Gambar 4.10. Cause-and-Effect Diagram Terjadinya Jenis Cacat Lipatan Tidak Rata ............................................................................................................................77. xii Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(14) BAB I PENDAHULUAN 1.1.. Latar Belakang Kinerja industri manufaktur meningkat sepanjang tahun 2015 dilihat dari. hasil kontribusi yang dicapai terhadap PDB nasional sebesar 18,1 %. Pencapaian yang diperoleh dari tahun 2015 dinilai meningkat jika dibanding dengan tahun sebelumnya yang memberikan kontribusi sebesar 17,8 % terhadap PDB nasional. Sekretaris Jendral Kementrian Perindustrian (kemenperin) Syarif Hidayat mengatakan bahwa kenaikan tersebut disebabkan oleh turunnya kontribusi dari beberapa sektor lain seperti minyak dan gas (migas), komoditas perkebunan, dan pertambangan. Nilai industri manufaktur nasional masih terus mengalami pertumbuhan dilihat dari hasil Laporan Kinerja Kementrian Perindustrian pada tahun 2015, disebabkan meningkatnya investasi baik dari investor baru maupun pelaku usaha yang melakukan ekspansi sehingga ekspor produk manufaktur meningkat menjadi 70,9% dari total nilai ekspor nasional. Pada kompas.com juga disampaikan bahwa Badan pusat statistik (BPS) juga melaporkan produksi industri manufaktur setahun terakhir mengalami pertumbuhan. Pada industri sedang sebesar 4,08% dan besar, dan pertumbuhan 5,91% untuk industri mikro dan kecil.. 1 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(15) Tabel 1.1. Kontribusi Industri Pengelolahan Non Migas Terhadap PDB (dalam %) No.. Lapangan Usaha. 2011. 2012. 2013. 2014*. 2015**. 1. Industri Makanan dan Minuman. 5,24. 5,31. 5,14. 5,32. 5,61. 2. Industri Pengolahan Tembakau. 0,92. 0,92. 0,86. 0,91. 0,94. 3. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi. 1,38. 1,35. 1,36. 1,32. 1,21. 0,28. 0,25. 0,26. 0,27. 0,27. 0,76. 0,7. 0,7. 0,72. 0,67. 0,96. 0,86. 0,78. 0,8. 0,76. Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki Industri Kayu, Barang dari Kayu 5. dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya 4.. Industri Kertas dan Barang dari 6. Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 7.. Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional. 1,59. 1,67. 1,65. 1,7. 1,81. 8.. Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik. 0,92. 0,89. 0,8. 0,76. 0,74. 9.. Industri Barang Galian bukan Logam. 0,71. 0,73. 0,73. 0,73. 0,72. 0,8. 0,75. 0,78. 0,78. 0,78. 1,81. 1,89. 1,95. 1,87. 1,96. 12. Industri Mesin dan Perlengkapan. 0,3. 0,29. 0,27. 0,31. 0,32. 13. Industri Alat Angkutan. 1,98. 1,93. 2,02. 1,96. 1,91. 14. Industri Furnitur Industri Pengolahan Lainnya; Jasa 15. Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan Total Industri Pengolahan Non Migas. 0,28. 0,26. 0,26. 0,27. 0,27. 0,2. 0,19. 0,17. 0,18. 0,18. 18,13. 17,99. 17,72. 17,89. 18,18. 10. Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; 11. Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik. Sumber: Kementrian Perindustrian, 2015 Keterangan: (*) Angka sementara, (**) Angka sementara. 2 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(16) Tabel 1.2. Laju Pertumbuhan Industri Pengelolahan Non Migas (dalam%) No.. 2011. 2012. 2013. 2014*. 2015**. 1. Industri Makanan dan Minuman. 10,98. 10,33. 4,07. 9,49. 7,54. 2. Industri Pengolahan Tembakau. -0,23. 8,82. -0,27. 8,33. 6,43. 3. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi. 6,49. 6,04. 6,58. 1,56. -4,79. Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki. 10,94. -5,43. 5,23. 5,62. 3,98. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan 5. Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya. -2,72. -0,8. 6,19. 6,12. -1,84. Industri Kertas dan Barang dari 6. Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman. 3,89. -2,89. -0,53. 3,58. -0,11. 4.. Lapangan Usaha. 7.. Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional. 8,66. 12,78. 5,1. 4,04. 7,36. 8.. Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik. 2,08. 7,56. -1,86. 1,16. 5,05. 9. Industri Barang Galian bukan Logam. 7,78. 7,91. 3,34. 2,41. 6,18. 10. Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, 11. Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik. 13,56. -1,57. 11,63. 6,01. 6,48. 8,79. 11,64. 9,22. 2,94. 7,83. 12. Industri Mesin dan Perlengkapan. 8,53. -1,39. -5. 8,67. 7,49. 13. Industri Alat Angkutan. 6,37. 4,26. 14,95. 4,01. 2,33. 14. Industri Furnitur Industri Pengolahan Lainnya; Jasa 15. Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan. 9,93. -2,15. 3,64. 3,6. 5. -1,09. -0,38. -0,7. 7,65. 4,89. Industri Pengolahan Non Migas. 7,46. 6,98. 5,45. 5,61. 5,04. Produk Domestik Bruto. 6,17. 6,03. 5,58. 5,02. 4,79. Sumber: Kementrian Perindustrian, 2015 Keterangan: (*) Angka sementara, (**) Angka sementara Dapat dilihat dari data diatas bahwa pada tahun 2015 angka sementara laju pertumbuhan pada industri kertas berada pada angka penurunan -0,11%. Hal ini menyatakan bahwa produsen kertas harus terus meningkatkan penjualan, agar. 3 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(17) industri ini dapat berkembang lagi. Namun angka tersebut tidak menunjukkan bahwa semua industri kertas sedang mengalami penurunan, bahkan dibeberapa perusahaan besar perindustrian kertas bahkan menambah kapasitas produksi dikarenakan banyaknya permintaan konsumen. Industri tisu dan kertas merupakan suatu industri yang cukup berkembang karena gaya hidup yang semakin modern menarik banyaknya konsumsi kertas dan tisu disegala kalangan masyarakat. Hidup yang serba instant membuat masyarakat juga mengubah kebiasaan hidupnya seperti lebih memilih menggunakan tisu dibandingkan menggunakan kain untuk membersihkan segala hal. Produsen kertas dan tisu meyakini bahwa industri tisu dan kertas akan terus berkembang tahun 2016 ini, dalam website finance roll pada tahun 2014 PT Suparman TBK (SPMA) menambah kapasitas mesin produksi mencapai 25.000 metrik ton (MT) per tahun. Perseroan juga menyiapkan investasi US $25 juta untuk penambahan kapasitas mesin tersebut. Penambahan mesin tersebut diharapkan dapat membuat penjualan jenis tisu dapat meningkat mulai dari awal tahun 2015. Banyak juga produsen kertas dan tisu yang memperluas pangsa pasarnya seperti yang disampaikan pada website media Indonesia produsen kertas berikutnya adalah Asia Pulp and Paper (APP) akan terus memperluas pangsa pasar global produk mereka. Ekspansi salah satunya menyasar pasar produk tisu di Jepang. APP ingin mengubah minat konsumen jepang dengan memperbesar penjualan tisu soft pack dengan jumlah lebih banyak yang akan di ekspor langsung dari pabrik pulp and paper PT OKI Pulp and Paper Mills, anak perusahaan APP di Sumatera selatan. Kapasitas produksi pabrik 3,2 juta ton. 4 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(18) pertahun yang ditargetkan akhir tahun 2016. Rata - rata penjualan tisu APP ke Jepang berkisar 1,8 juta ton pertahun, dengan harga US$2 ribu per ton. Industri pulp dan kertas bisa tumbuh optimal jika pemerintah serius mendorong ekspor dan mendorong industri dalam negeri. Banyaknya pengguna kertas yang dicatat oleh kementrian perindustrian bahwa dari sekitar 70 juta ton kebutuhan bahan baku waste paper yang dibutuhkan indonesia sebanyak 60% 70% diperoleh dari hasil impor. Aviliani, pengamat ekonomi, mengatakan bahwa industri pulp dan paper merupakan salah satu industri yang memiliki potensial yang bisa diandalkan sebagai pendorong ekspor selain kelapa sawit dan batubara. Sebab, Indonesia saat ini merupakan salah satu eksportir produk pulp dan kertas terbesar yang memasok kebutuhan di pasar ASEAN. Pemerintah perlu terus mendukung industri pulp dan kertas dipasar internasional demi meningkatkan devisa negara. Pulp dan kertas memiliki potensi dan daya saing yang kuat, namun industri ini juga memiliki banyak tantangan. Memilih dengan teliti tisu yang baik dan berkualitas dari pabrik tisu yang memang berkualitas adalah hal utama yang harus anda lakukan apalagi jika anda adalah seorang konsumen tisu yang sudah terbiasa memakai tisu dalam keseharian, misalnya setelah makan memakai tisu untuk membersihkan mulut dan mengeringkan tangan, dan lain sebagainya. Kualitas sebuah tisu tergantung kepada pembuatan tisu itu sendiri di sebuah pabrik. Penggunaan tisu juga berpengaruh terhadap kesehatan pemakai, seperti halnya saat anda sedang bersin jika tisu yang digunakan bukan terbuat dari kualitas yang baik makan akan membuat kesehatan menjadi lebih buruk karena terhirup serat - serat yang. 5 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(19) bertebaran pada tiap lembaran tisu. Oleh sebab itu anda harus pintar dalam memilih tisu yang baik dan berkualitas dari pabrik tisu yang memang sudah dipercaya memproduksi tisu dari bahan - bahan berkualitas. Sesuai dengan data – data diatas bahwa industri tisu dan kertas akan terus mengalami peningkatan karena banyaknya pengguna kertas dan tisu bahkan bubur kertas juga digunakan sebagai bahan baku kemasan – kemasan produk manufaktur. Banyaknya produsen kertas dan tisu yang menambah kapasitas mesin dikerenakan ingin memeperluas bidang ushanya hingga ekspor dan impor, salah satunya produsen tisu dan kertas Asia Pulp and Papper (APP) yang terus mengejar pangsa pasar di Jepang. Banyaknya industri makanan yang juga menjadi salah satu dampak yang cukup mempengaruhi penggunanan tisu, sebab disetiap tempat makan pasti menyediakan tisu untuk membersihkan mulut dan para konsumen yang datang jika ingin membersihkan kotoran kecil pada meja pasti menggunakan tisu. Untuk menembus pangsa pasar global perusahaan harus mampu memiliki daya saing yang kuat dengan kompetitor bisnisnya. Kualitas suatu produk menjadi modal utama bagi suatu produk agar dapat dipercaya oleh konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan pengendalian kualitas secara terus menerus agar konsumen tidak merasa dikecewakan oleh produk yang dihasilkan. Bicara tentang kualitas menurut Dale H. Besterfield biasanya kita berfikir dalam hal produk yang sangat baik atau pelayanan yang memenuhi atau melebihi harapan kita. Pengendalian kualitas itu sendiri merupakan penggunaan teknik dan kegiatan untuk mencapai, mempertahankan, dan meningkatkan kualitas produk. 6 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(20) atau jasa. Pengawasan terhadap produk sebelum sampai ke tangan konsumen adalah hal yang yang penting, maka quality control harus mampu memastikan semua produknya berkualitas. Menurut Konjen Umar salah satu hal yang perlu di perhatikan untuk menembus usaha international terutama di Amerika Serikat adalah menghasilkan produk yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan pasar yang kompetitif dan juga keaktifan untuk mencapai standar yang harus dipenuhi. Quality control tidak hanya dilakukan pada tahap finishing pada produk melainkan juga saat bahan baku datang, proses produksi, sampai produk akhir dan disesuaikan dengan standar yang berlaku. Jika bahan baku yang datang tidak sesuai dengan standard kualitas perusahaan maka produk yang dihasilkan juga tidak berkualitas dan dapat menyebabkan kerugian yang cukup mempengaruhi profit perusahaan. PT Duta Indah Sejahtera adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang Converting Tisu yang merupakan salah satu Perusahaan di Duta Indah Group. PT Duta Indah Sejahtera memiliki lokasi pabrik dan kantor di Jalan Dipati Unus No 168, Cibodas Besar, Cibodas, Kota Tangerang Banten. Perusahaan converting tisu ini memiliki distribusi yang cukup luas, produk-produk tisu yang dihasilkan banyak di distribusikan ke luar kota, luar pulau dan supermarket. Oleh karena itu kualitas adalah salah satu faktor penting bagi PT Duta Indah Sejahtera untuk menjaga loyalitas konsumen dan daya saing mereka. Dengan adanya distribusi yang cukup besar makan PT Duta Indah Sejahtera mempunyai standar kualitas pada produksinya.. 7 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(21) PT Duta Indah Sejahtera memproduksi beberapa macam tisu berupa tisu facial, napkin, toilet, handkhercief, cocktail napkin,dan hand towel. Banyaknya jenis produk tisu yang diproduksi oleh perusahan membuat para staff kurang menjaga kualitas pada produk baik dari saat bahan baku datang, proses produksi hingga output yang dihasilkan. Menurut wawancara yang telah lakukan pada kepala bagian produksi dan general manager pada PT Duta Indah Sejahtera masih banyak kecacatan produk yang dihasilkan setiap bulannya. Data jumlah produksi dan jenis cacat produk tisu facial dan handkerchief bulan januari 2016 sampai oktober 2016 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.3. Data Jumlah Produksi dan Jenis Cacat Produk Pada Tisu Facial Periode Januari 2016 - Oktober 2016 Spesifikasi Jenis Cacat Bulan Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 Mei-16 Jun-16 Jul-16 Agt-16 Sep-16 Okt-16 Total. Bentuk Emboss (kg) 178,1 111,9 97,3 108,7 99,7 93,2 104,1 176,1 115,8 163,5 1248,4. Potongan (kg). Kebersihan (kg). Lipatan (kg). Total Cacat (kg). 453,8 305,6 153,6 201,4 177,2 276,3 115,5 202,9 134,6 152,9 2173,8. 133,3 188,3 62,2 202,1 100,1 234,3 183 243,1 151,4 122,9 1620,7. 300,8 314,7 195,6 122,4 169,1 118,3 79,4 256,1 73,9 95,8 1726,1. 1066 920,5 508,7 634,6 546,1 722,1 482 878,2 475,7 535,1 6769. Jumlah Produksi (kg) 45.157,3 33.490,0 20.896,6 19.137,4 19.996,6 28.504,0 13.629,0 28.153,0 20.900,0 20.174,3 250.038,2. Sumber: PT Duta Indah Sejahtera (2016). 8 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(22) Tabel 1.4. Data Jumlah Produksi dan Jenis Cacat Produk Pada Tisu Handkhercief Periode Januari 2016 – Oktober 2016 Spesifikasi Jenis Cacat Bulan. Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 Mei-16 Jun-16 Jul-16 Agt-16 Sep-16 Okt-16 Total. Bentuk Emboss (kg) 20,9 9,1 17,5 31,3 18,9 14,7 4,3 38,1 15,8 27,4 198. Potongan (kg). Kebersihan (kg). Lipatan (kg). Total Cacat (kg). Jumlah Produksi (kg). 26,8 5,4 20,1 18,2 24,7 15,5 5,8 48,4 8,9 26,7. 15,2 6,6 20,2 34,9 30,3 9 7,4 59,1 4,5 22,1. 25,3 8,6 37,6 29,1 12,2 11,5 16,7 32,7 15,8 22,3. 88,2 29,7 95,4 113,5 86,1 50,7 34,2 178,3 45 98,5. 2.852,4 1.276,6 3.171,8 3.947,9 3.396,6 1.838,0 1.874,0 4.207,0 2.037,9 3.622,8. 200,5. 209,3. 211,8. 819,6. 28.225,0. Sumber: PT Duta Indah Sejahtera (2016) Dari tabel diatas terlihat bahwa PT Duta Indah Sejahtera memiliki 2 jenis produk yang menghasilkan banyak produk yang cacat atau dengan beberapa jenis kecacatan. Perusahaan menerapkan standar toleransi tingkat kecacatan produk sebesar 2,5%, sedangkan tisu facial dan handkhercief menghasilkan produk cacat yang melebihi standar maksimal yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu sebesar 2,7%. Maka penulis mengusulkan agar PT Duta Indah menggunakan metode lain untuk memperbaiki standar kualitas yang dihasilkan agar dapat meminimalkan tingkat produk cacat yang akan dihasilkan. Metode statistical process control (SPC) adalah salah satu metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang ada pada perusahaan. Statistical process control digunakan untuk memonitor standar dengan mengambil pengukuran dan tindakan. 9 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(23) korektif sebagai produk atau jasa yang diproduksi. Statistical process control adalah teknik statistik yang banyak digunakan untuk memastikan bahwa proses memenuhi standar. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan suatu penelitian pada PT Duta Indah Sejahtera mengenai metode Statistical Process Control (SPC) untuk meminimalkan produk cacat yang akan dihasilkan. Dengan ini penulis mengambil judul “ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT DUTA INDAH SEJAHTERA”. 1.2.. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan. beberapa pokok permasalahan penelitian, sebagai berikut: 1.. Apakah pelaksanaan pengendalian kualitas pada PT Duta Indah Sejahtera dalam batas kendali?. 2.. Faktor – Faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan/kecacatan pada produk yang di produksi oleh PT Duta Indah Sejahtera?. 3.. Bagaimana penetapan SPC (Statistical Process Control ) pada PT Duta Indah Sejahtera?. 10 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(24) 1.3.. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka. penulis menetapkan tujuan penelitian sebagai berikut: 1.. Untuk menganalisis bagaimana pelaksanaan pengendalian kualitas pada PT Duta Indah Sejahtera dalam upaya menekan jumlah produk cacat.. 2.. Mengindentifikasi faktor – faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan/cacat pada produk yang di produksi oleh PT Duta Indah Sejahtera.. 3.. Untuk mengetahui penerapan SPC (Statistical Process Control) pada PT Duta Indah Sejahtera.. 1.4.. Pembatasan Masalah Untuk mempermudah penelitian dan lebih fokus pada tujuan penelitian. maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian, sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan pada perusahaan PT Duta Indah Sejahtera Jalan Dipati Unus No 168, Cibodas Besar,. Kota Tangerang. Banten. Penelitian dilakukan khususnya pada bagian produksi dan quality control. 2. Data penelitian diambil dari hasil proses produksi dan tingkat kecacatan produk yang dihasilkan pada produk facial dan handkherchief.. 11 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(25) 3. Penelitian ini dibatasi pada akses data produksi dan quality control dikarenakan penulis tidak bisa didapat data secara keseluruhan pada bidang lain. 1.5.. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:. 1.5.1 Manfaat Teoritis Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan bidang Manajemen operasional berkaitan dengan pengendalian mutu yang efektif. 1.5.2 Manfaat Manajerial Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan positif dan membangun serta saran yang berguna bagi perusahaan. Khususnya pada bagian pengendalian mutu perusahaan agar mampu meminimalkan produk cacat. 1.5.3 Manfaat Bagi Penulis Dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat belajar bagaimana mengidentifikasi dan menganalisis suatu masalah. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam bidang Manajemen Operasi serta dapat mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan, khususnya yang berkaitan dengan pengendalian kualitas.. 12 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(26) 1.6.. Sistematika Penulisan Penelitian Penelitian yang penulis terjemahkan ke dalam tulisan ini akan dibahas. dalam lima bab. Setiap bab memiliki keterkaitan antara satu dengan lainnya. Tulisan ini sudah tersusun sesuai dengan metode dan sistematika penulisan penelitian skripsi sehingga para pembaca mampu mengerti maksud dan tujuan dari tulisan ini. Adapun sistematika penulisan penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang latar belakang dari penelitian ini yang sekiranya perlu untuk di teliti secara lebih mendalam yang kemudian dirumuskan kedalam bentuk pertanyaan untuk dapat diteliti lebih jelas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dan kepada siapa penelitian ini ditujukan, serta sistematika penulisan penelitian. BAB II : LANDASAN TEORI Pada bab ini peneliti menguraikan semua teori–teori yang berhubungan langsung dengan penelitian ini berdasarkan para ahli dan juga penelitian– penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah penelitian. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini peneliti sekilas menjelaskan tentang sejarah dari perusahaan objek yang diteliti, jenis data yang digunakan sebagai sumber bahan penelitian, dan teknik yang digunakan dalam pengumpulannya.. 13 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(27) BAB IV : ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi tentang intisari dari keseluruhan penelitian yang dilakukan. Disini peneliti menguraikan hasil penelitian yang mencakup gambaran penelitian secara keseluruhan, dengan menjawab masalah yang ada. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini peneliti menyimpulkan hasil akhir bedasarkan dari penelitian ini yang dibahas pada bab sebelumnya dan saran bagi objek penelitian maupun penelitian selatjutnya.. 14 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(28) BAB II LANDASAN TEORI 2.1.. Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render pada buku berjudul Principles of Operations. Management (2011:36) mengatakan bahwa Operations Management (OM) is activities that related to the creation of goods and service through the transformation of input to output. Dari uraian diatas dapat diartikan bahwa manajemen operasi adalah kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan barang dan jasa melalui transformasi input ke output. Sedangkan menurut Reid dan Sanders (2007:3) menyatakan bahwa Operations Management the business function responsible for planning, coordinating, and controlling the resources needed to produce a company’s goods and service. Artinya, manajeman operasi merupakan bagian dari bisnis yang bertanggung jawab untuk perencanaan, koordinasi, dan pengendalian sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang dan jasa dari suatu perusahaan. Menurut Evans dan collier pada buku yang berjudul Operations Management An Integrated Goods And Service Approach (2007:5) mengatakan bahwa Operations Management (OM) is the science and art of ensuring that goods and services are created and delivered successfully to customers. Artinya, manajemen operasi adalah ilmu dan seni untuk memastikan bahwa barang dan jasa diciptakan dan berhasil dikirim ke konsumen. Menurut Schermerhorn pada buku yang berjudul Introduction to Management (2010:484) menyatakan bahwa Operations Management is the 15 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(29) process of managing productive systems that transform resources into finished product. Artinya, proses mengelolah sistem produktif yang mengubah sumber daya menjadi barang jadi. 2.2.. Manajemen Kualitas Menurut Evans dan Coiller (2007:631) Quality Management refers to. systematic policies, methods, and procedures used to ensure that goods and service are procedure with appropriate levels of quality to meet the needs of customers. Artinya, manajemen kualitas atau manajemen mutu mengacu pada kebijakan yang sistematis, metode, dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa barang dan jasa yang diproduksi dengan tingkat yang tepat dari kualitas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Menurut Besterfield (1998:3) pada buku Quality Control, Total Quality Management (TQM) is defined as both a philosophy and a set of guiding principles that represent the foundation of a continuously improving organization. Artinya, total quality management didefinisikan sebagai suatu filosofi dan satu set prinsip yang mewakili dasar dari sebuah organisasi untuk terus menerus meningkat. Menurut Heizer dan Render pada buku Principles of Operations Management (2011:226) mengatakan bahwa total quality management (TQM) management of an entire organization so that it excels in all aspects of products and service that are important to the customer. Dari uraian diatas dapat diartikan bahwa total quality management adalah pengelolaan seluruh organisasi sehingga menjadi unggul dalam semua aspek produk dan pelayanan yang penting bagi. 16 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(30) pelanggan. Suatu studi menemukan bahwa perusahaan dengan kualitas terbaik, lima kali akan lebih produktif (yang diukur berdasarkan unit yang diproduksi per jam tenaga kerja). Ketika implikasi biaya jangka panjang organisasi dan potensi peningkatan penjualan dianggap total biaya mungkin menjadi minimal ketika 100% dari barang atau jasa yang dihasilkan dengan sempurna dan bebas dari cacat. Menurut Besterfield (1998:458) TQM requires six basic concepts. Artinya TQM membutuhkan 6 konsep dasar, seperti disebutkan bahwa: 1. A committed and involved management to provide long-term top-to bottom organizational support. Artinya, sebuah manajemen berkomitmen dan terlibat untuk memberikan dukungan organisasi secara jangka panjang. 2. An unwavering focus on the customer, both internally and externally. Artinya, fokus pada pelanggan, baik internal maupun eksternal. 3. Effective involvement and utilization of the entire work force. Artinya, keterlibatan yang efektif dan pemanfaatan seluruh tenaga kerja. 4. Continuous improvement of the business and production processes. Artinya, perbaikan terus-menerus dari proses bisnis dan produksi. 5. Treating suppliers as partners. Artinya, menjadikan pemasok sebagai rekan bisnis.. 17 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(31) 6. Establishing performance measures for the processes. Artinya, membentuk pengukuran kinerja untuk proses. 2.2.1. Dimensi Kualitas Untuk Produk Manufaktur Menurut Russell dan Taylor (2009:53) pada buku Operations Management along the supply chain pada produk manufaktur dimensi kualitas yang diharapkan konsumen sebagai berikut: 1. Performance (kinerja): The basic operating characteristics of a product; for example, how well a car handles or its gas mileage. Dapat di artikan bahwa kinerja merupakan karakteristik dasar operasi dari suatu produk, sebagai contoh; seberapa baik menangani mobil atau jarak tempuh dari gasnya. 2. Features: The extra items added to the basic features, such as a stereo CD or a leather interior in car. Dapat diartikan bahwa fitur berupa karakteristik tambahan, seperti interior kulit dalam mobil. 3. Realibility: The probability that a product will operate properly within an expected time frame;that is, a TV will work without repair for about seven years. Dapat diartikan bahwa kehandalan adalah probabilitas bahwa suatu produk akan beroperasi dengan baik dalam jangka waktu yang diharapkan, contohnya; sebuah TV akan bekerja tanpa perbaikan sekitar 7 tahun. 4. Conformance: The degree to wich a product meet preestablished standards. Dapat diartikan bahwa Conformance adalah tingkat. 18 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(32) dimana suatu produk memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Durability: How long the product lasts. Dapat diartikan bahwa daya tahan adalah seberapa lama produk dapat terus digunakan. 6. Serviceability: The ease of getting repairs, the speed of repairs, and the courtesy and competence of the repair person. Dapat diartikan bahwa kemampuan melayani adalah kemudahan dalam mendapatkan perbaikan, kecepatan perbaikan dan kompetensi dari orang yang mengerjakan perbaikan. 7. Aesthetics: How a product looks, feels, sounds, smells, or tastes. Dapat diartikan bahwa estetika adalah bagaimana suatu produk itu dilihat, dirasakan, suara, aroma atau rasanya. 8. Safety: Assurance that the customer will not suffer injury or harm from a product. Yang dapat diartikan keamanan adalah jaminan bahwa pelanggan terbebas akan cedera atau bahaya dari produk 9. Other perception: Subjective perceptions based on brand name, advertising, and the like. Dapat diartikan bahwa persepsi lainnya berupa persepsi subjektif berdasarkan nama merek, iklan, dan sejenisnya. 2.3.. Pengendalian Kualitas Menurut Besterfield (1998:2) pada buku yang berjudul Quality Control,. Quality Control is the use of techniques and activities to achieve, sustain, and improve the quality of a product or service. Dapat diartikan bahwa Pengendalian. 19 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(33) kualitas. adalah. penggunaan. teknik. dan. kegiatan. untuk. mencapai,. mempertahankan, dan meningkatkan kualitas produk dan jasa. Sedangkan. menurut. Mitra. (2008:11). pada. buku. yang berjudul. Fundamentals of Quality Control and Improvement, Quality control may generally be defined as a system that maintains a desired level of quality, through feedback on product/service characteristics and implementation of remedial actions, in case of a deviation of such characteristics from a specified standard. Artinya, pengendalian kualitas secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang mempertahankan tingkat yang diinginkan kualitas, melalui umpan balik dari karakteristik produk atau jasa dan pelaksanaan tingkat perbaikan, dalam kasus ada penyimpangan karakteristik dari standar yang ditetapkan. Awaj, Singh, dan Amedie (2013) pada jurnal yang berjudul Quality improvement using statistical process control tools in glass bottles manufacturing company mengatakan bahwa, Quality is a concept whose definition has changed overtime. In the past, quality meant “confermance to valid customer requirements”. That is, as long as an output fell within acceptable limits, called specification limits, around a desired value, called the nominal value, or target value, its was deemed conforming, good, or acceptable. We refer to this as the “goalpost” definition of quality (Deming,1950). Berdasarkan uraian diatas dapat diartikan bahwa kualitas adalah sebuah konsep yang definisinya telah berubah overtime. Dimasa lalu, menurut Deming (1950) manyatakan bahwa kualitas berarti “ confermance dengan kebutuhan pelanggan yang valid”. Artinya, selama output berada dalam batas yang bisa diterima yang dimaksud batas spesifikasi,. 20 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(34) berada dalam nilai yang diinginkan, yang disebut sebagai nilai nominal atau nilai target, dianggap sesuai, baik atau diterima. Kita lihat itu sebagai “tiang gawang” itu merupakan definisi kualitas. 2.3.1. Tujuan dan Manfaat Pengendalian Kualitas Menurut Evans dan Coiller (2007:684) the task of quality control is to ensure that a good or service conforms to specifications and meets customer requirements by monitoring an measuring processes and making any necessary adjustments to maintain a specified level of performance. Dapat diartikan bahwa tujuan pengendalian kualitas adalah untuk memastikan bahwa layanan yang baik atau sesuai dengan spesifikasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan memantau dan proses pengukuran dan membuat penyesuaian yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat tertentu. Menurut Russell dan Taylor (2009:60) ada 7 alat terkenal untuk mengidentifikasi masalah kualitas dan penyebabnya, yaitu sebagai berikut: 1. Process flow chart 2. Cause-and-effect diagrams or fishbone diagram 3. Check sheets 4. Histograms 5. Pareto analysis 6. Scatter diagrams 7. Process control charts Deming,1981 ( dalam Ogbari dan Borishade, 2015) mengatakan bahwa also attested to the benefits of better quality through improvement of the process. 21 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(35) are not just better quality and the long range improvement of market-position, but also greater productivity and profit. Improvement of the process increases uniformity of output of product, reduce mistakes, and reduces waste of manpower, machine-time, and materials. Artinya Deming juga dibuktikan manfaat kualitas yang lebih baik melalui perbaikan proses yang tidak hanya lebih baik kualitas melainkan dengan jangka panjang untuk market position, dan juga menghasilkan produktivitas dan keuntungan yang lebih besar. Proses perbaikan meningkatkan kinerja kerja, waktu kerja mesin, dan bahan baku. Juran (2001) mengatakan bahwa the benefits and goals of total quality are lower cost, higher revenues, delighted customers, and empowered employees. Artinya manfaat dan tujuan dari total quality adalah biaya yang lebih rendah, lebih tinggi pendapatan, kepuasan pelanggan, dan pemberdayaan karyawan. 2.4.. Pengertian Statistical Process Control Menurut Heizer dan Render (2011:250) statistical process control a. prosess used to monitor standards by talking measurement and corrective action as a product or service is being produced. Dapat diartikan bahwa pengendalian proses statistikal adalah sebuah proses yang digunakan untuk memonitor standar dengan mengambil pengukuran atau tindakan korektif sebagai produk atau jasa yang diproduksi. Dan menurut Jacobs dan Chase (2014:324) Statistical Process Control techniques for testing a random of output from a process to determine whether the process is producing items within a prescribed range. Artinya, statistical process control adalah teknik untuk menguji sampel acak output dari suatu proses untuk. 22 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(36) menentukan apakah proses ini memproduksi barang-barang dalam kisaran yang ditentukan. Sedangkan menurut Evans dan Collier (2007:691) Statistical Process Control (SPC) is a methodology for monitoring quality of manufacturing and service delivery processes to help identify and eliminate unwanted causes of variation. Artinya, Statistical Process Control merupakan suatu metodologi untuk memantau kualitas proses manufaktur dan pelayanan untuk membantu mengidentifikasi dan menghilangkan penyebab yang tidak diinginkan dari variasi. Menurut Reid dan Sanders (2007:173) Statistical Process Control a statistical tool that involves inspecting a random sample of the output from a process and deciding whether the process is producing products with characteristics that fall within a predetermined range. Artinya, Statistical Process Control merupakan sebuah alat statistik yang melibatkan pemeriksaan sampel output secara acak dari sebuah proses dan memutuskan apakah proses ini menghasilkan produk dengan karakteristik yang jatuh dalam kisaran yeng telah ditentukan. Tidak jauh berbeda dengan beberapa pengertian statistical process control sebelumnya, menurut Russell dan Taylor (2009:104) statistical process control involves monitoring the production process to detect and prevent poor quality. Dapat diartikan bahwa. statistical process control adalah pemantauan proses. produksi untuk mendeteksi dan mencegah kualitas yang buruk. Proses kontrol dicapai dengan pengambilan sampel periodik dari proses dan merencanakan titiktitik sampel pada grafik, untuk melihat apakah proses berada dalam batas kendali. 23 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(37) statistik. Jika titik sampel berada diluar batas , proses mungkin berada diluar kendali dan penyebabnya dicari sehingga masalah dapat diperbaiki. Jika sampel berada dalam batas kontrol maka proses dilanjutkan dengan tetap adanya pemantauan, dengan cara ini SPC mencegah masalah kualitas dengan memperbaiki proses sebelum menghasilkan produk yang cacat. Menurut Benton (1991) dan Talbot (2003) (dalam Awaj, Singh dan Amedie) pada jurnal yang berjudul quality improvement using statistical process control tools in glass bottles manufacturing company menyatakan bahwa “ the advantages of implementing SPC could be categories into the following categories, viz., maintain a desired degree of conformance to design, increase product quality, eliminate any unnecessary quality checks, reduce the percentage of defective parts purchased from vendors, reduce returns from customers, reduce scrap and rework rates, provide evidence of quality, enable trends to be spotted, ability to reduce cost and lead times”. Dari uraian diatas dapat diartikan bahwa keuntungan dari menerapkan SPC bisa menjadi kategori ke kategori berikutnya lagi, yaitu mempertahankan tingkat yang diinginkan sesuai desain, meningkatkan kualitas produk, menghilangkan produk yang tidak perlu di cek, mengurangi persentase cacat dari produk yang dibeli dari vendor, mengurangi tingkat pengembalian atau return dari pelanggan, mengurangi pembatalan dan pengulangan kerja, memberikan bukti kualitas, mengaktifkan untuk melihat tren, kemampuan untuk mengurangi biaya dan lead time.. 24 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(38) 2.5.. Peta Kendali Menurut Heizer dan Render (2011:250) Control Chart a graphical. presentation of process data over time. Dapat diartikan bahwa peta kendali atau diagram kontrol merupakan sebuah presentasi grafik dari data proses dari waktu ke waktu. Sedangkan menurut Russell dan Taylor (2009:107) Control Chart a graph that establishes the control limits of process. Penulis mengartikan bahwa peta kendali merupakan grafik yang menetapkan batas kontrol dari sebuah proses. Batas kontrol itu sendiri adalah berupa batas bawah dan batas atas dari peta kendali.. Sumber: Heizer & Render (2011) Gambar 2.1. Peta Kendali Diagram kontrol dibedakan menjadi 2 kategori, ada data yang bersifat atribut dan ada data yang bersifat variabel (Russel dan Taylor, 2009:107). 1.. Diagram kontrol untuk atribut ( control charts for attributes). Attribute control charts are discrete values reflecting a simple desicion criterion such as god or bad. Yang dapat diartikan bahwa Diagram kontrol. 25 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(39) atribut merupakan nilai-nilai diskrit yang mencerminkan kriteria keputusan sederhana seperti baik atau buruk. Jenis diagram kontrol untuk atribut adalah sebagai berikut: a) P-chart uses the proportion defective in a sample. Dapat diartikan bahwa P-chart merupakan diagram kontrol yang menggunakan proporsi cacat dalam sampel. b) C-chart uses the number of defective items in a sample. Dapat diartikan bahwa C-chart merupakan diagram kontrol menggunakan jumlah barang cacat dalam sampel. 2.. Diagram kontrol untuk variabel (control charts for variables). Variable control charts are used for continous variables that can be measured, such as weight or volume. Dapat diartikan bahwa Diagram kontrol variabel merupakan peta kendali variabel yang digunakan untuk variabel terus menerus yang dapat diukur seperti berat atau volume. Jenis diagram kontrol variabel adalah sebagai berikut: a) Range (R) chart uses the amount of dispersion in a sample. Dapat diartikan. bahwa. R-chart. adalah. diagram. kontrol. yang. menggunakan jumlah dispersi dalam sampel. Sedangkan menurut Heizer dan Render (2011:252) R-chart a control chart that tracks the “range” within a sample; it indicates that a gain or loss in uniformity has occurred in dispersion of a production process. Yang dapat diartikan bahwa R-chart merupakan sebuah peta kendali yang melacak range dalam sampel, itu menunjukkan bahwa. 26 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(40) keuntungan atau kerugian pada keseragaman telah terjadi dalam dispersi dari suatu proses produksi. b) Mean (X) chart uses the process average of a sample. Dapat diartikan bahwa X-chart adalah diagram kontrol yang menggunkan rata-rata proses sampel. 2.6.. Pengertian Diagram Pareto Menurut Besterfield (1998:16) A Pareto diagram is graph that ranks data. classifications in descending order from left to right, the data classifications are types of field failures. Other possible data classifications are problems, causes, types of nonconformities, and so forth. Pareto diagram are used to identify the most important problems. Usually, 80% of the total result from 20% of the items. Artinya, diagram pareto adalah grafik yang menempati urutan klasifikasi dalam urutan dari kiri ke kanan, klasifikasi data berupa jenis kegagalan pada lapangan. Klasifikasi. data lain. ketidaksesuaian,. dan. yang mungkin sebagainya.. adalah masalah, penyebab, jenis. Diagram. pareto. digunakan. untuk. mengidentifikasi masalah yang paling penting. Biasanya, 80% dari hasil diperoleh dari kontribusi 20% items. Menurut Russell dan Taylor pada buku berjudul Operatons Management along the supply chain (2009:62) pareto analysis is a method of indentifying the cause of poor quality. Dapat diartikan bahwa analisis pareto adalah metode untuk mengidentifikasi penyebab rendahnya kualitas. Menurut Grant dan Leavenworth (2000) dalam jurnal yang quality tools to reduce crankshaft forging defects: an industrial case study menyatakan bahwa “ pareto diagram helps to separate out. 27 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(41) the vital few from the trivial many to decide which of the defect to work out first”. Artinya, diagram pareto membantu memisahkan beberapa hal penting dari banyaknya hal sepele untuk memutuskan mana yang akan dikerjakan pertama dari kategori cacat.. Sumber: Heizer & Render (2011) Gambar 2.2. Diagram Pareto 2.7.. Pengertian Cause-and-Effect Diagrams Menurut Besterfield (1998:22) a cause-and-effect (C&E) diagram is a. picture composed of lines and symbols designed to represent a meaningful relationship between an effect and its causes. It was developed by Dr. Kaoru Ishikawa in 1943 and is sometimes referred to as an Ishikawa diagram. Artinya, diagram sebab akibat adalah gambar yang terdiri dari garis dan simbol yang dirancang untuk mewakili hubungan antara sebab akibat. Ini dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1943 dan kadang-kadang disebut sebagai diagram Ishikawa.. 28 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(42) Menurut Heizer dan Render pada buku yang berjudul Principles of Operations Management (2011:233) cause-and-effect diagram or a fish-bone chart a schematic technique used to discover possible locations of quality problems. Dapat diartikan bahwa diagram sebab akibat atau grafik tulang ikan merupakan teknik skema yang digunakan untuk menemukan lokasi yang tepat dari masalah kualitas. Menurut Besterfield (1998:23) menyatakan bahwa Once cause-effect diagram is complete, it must be evaluated to determine the most likely cause. This activity is accomplished in a separate session. Artinya setelah cause-effect diagram selesai maka harus dievaluasi untuk menentukan penyebab yang paling tepat. Kegiatan ini dilakukan secara terpisah.. Sumber: Dale H. Besterfield (1998) Gambar 2.3. Causes-and-Effect diagram. 29 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(43) 2. 3. 4. Ali Mostafaeipour, Ahmad Sedaghat, Ali Hazrati, & Mohammadali Vahdatzad. The use of statistical process control technique in the ceramic tile manufacturing: a case study. Rupa Mahanti & James R. Evans. Critical success factors for implementing statistical process control in the software industry. Yonatan Mengesha Awaj, Ajit Pal Singh & Wassihun Yimer Amedie. Quality improvement using statistical process control tools in glass bottles manufacturing company. 2012. Spc bagus dalam pengumpulan data, dan pareto menjadi prinsip yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah sistem secara tepat. Pengambilan sampel cacat yang digunakan untuk penghitungan statistik sehingga menghasilkan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan produk. Sampel yang diambil sebanyak 588 sampel, jenis kecacatan produk yaitu;retak 60,9% , patah 9,9% , cetakan cacat 9,4% , rusak pada tepi 8%, cacat bagian bawah 5,4%, warna gelap 3,9%, lain-lain 2,6%. Prinsip pareto benar karena 61% masalah terjadi hanya karena 1 faktor yaitu retak.. 2012. Keterlibatan manajemen merupakan faktor utama keberhasilan pelaksanaan SPC. Pengumpulan data dan prosedur pengukuran harus ditetapkan dengan baik. Kegunaan peta kendali untuk menguji efektivitas mengukur dan menyimpulkan bahwa prinsip-prinsip SPC dapat bermanfaat untuk organisasi.. 2013. Memalui SPC teknik jadi lebih efisien untuk meminimalkan atau mengurangi masalah yang terjadi. Quality control chart merupakan teknik statistik yang efektif untuk mencari kesulitan atau variasi waktu karena penyebab khusus. Pelaksanaan SPC di perusahaan diharapkan untuk meningkatkan proses dan mengurangi variabilitas atau limbah, karena tidak mungkin untuk sepenuhnya menghilangkan variabilitas.. 31 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(44) Gambar 2.4. Model Cause and Effect Diagram. 2.1.. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu. No. 1. Peneliti. Jukka Rantamaki, Eeva-LiisaTianinen, & Tuomo Kassi. Judul Penelitian. A case of implementing SPC in a pulp mill. Tahun. Temuan Inti. 2013. Six sigma DMIC kontrol proses sangat penting untuk menjaga perbaikan. Peta kendali juga menjadi salah satu alat yang bisa digunakan dalam mengukur dan fase kontrol. Kendala keberhasilan SPC adalah variabilitas pengukuran. Jumlah penyebab khusus terjadinya kecacatan produk menurun selama penggunaan SPC.. 30 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(45) 5. Jafri Mohd. Rohani & Chan Kok Teng. Improving quality with basic statistical process control (SPC) tools: A case study. 2001. Dari ketujuh alat kualitas yang ada yang paling sering digunakan adalah grafik kontrol. Diagram kontrol atribut yang dirancang untuk mengontrol proses. Melalui diagram pareto juga terdapat perbaikan seperti pada data bulan juni yang semula produk cacat yang dihasilkan 8,27% menjadi 7,41%. Sedangkan, diagram fishbone digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi atau fenomena dan bantuan untuk memeriksa mengapa masalah bisa timbul.. Sumber: Penulis, 2016. 32 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(46) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.. Gambaran Umum Objek Penelitian. 3.1.1. Profil Perusahaan PT. Duta Indah Sejahtera adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang Converting Tisu yang merupakan salah satu Perusahaan di Duta Indah Group yang kantor pusat berkedudukan di Ruko Tubagus Angke Megah Blok A 18 – 20, Jalan Pangeran Tubagus Angke No 20, Jelambar Jakarta Barat. Visi misi dari Duta indah group adalah menjadi perusahaan terkemuka di Indonesia dalam bidang properti dan Real Estate. Mengembangkan dan mengelola portofolio investasi yang bermutu, didukung oleh tim yang berfokus pada kinerja dan bertumpu pada kekuatan sumber daya manusia, teknologi informasi canggih, serta jaringan usaha yang kuat, guna meningkatkan nilai bagi seluruh stakeholders. Berhubung semakin majunya perusahaan ini dengan pesat, guna memenuhi permintaan atau pesanan dari konsumen yang semakin meningkat, tentunya memerlukan produk yang semakin banyak dan ketepatan waktu untuk mengirim barang – barang tersebut ke konsumen maka PT Duta Indah Sejahtera melakukan ekspansi dengan menambah mesin – mesin yang lebih modern, menambah armada kendaraan, memperluas lokasi pabrik dan gudang. Dengan cara ini perusahaan merasa dapat meningkatkan jumlah produksi dan ketepatan. 33 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(47) waktu dalam pengiriman barang, sehingga kami dapat memenuhi semua permintaan pelanggan dengan baik. PT Duta Indah Sejahtera adalah pabrik dan distributor Tisu bermerek Tessy dan Agies. Perusahaan menyalurkan Tisu untuk usaha korporat, hotel dan juga tempat-tempat perbelanjaan. Perusahaan ini sangat mementingkan kualitas produk dengan peningkatan mutu, efisiensi dan produktivitas industri tisu.. Sumber: PT Duta Indah Sejahtera (2016) Gambar 3.1. Logo PT Duta Indah Sejahtera Untuk mencapai keberhasilan bisnis, Duta Indah menjalankan strategi bisnis sebagai berikut: 1.. Membangun channel dengan berbagai ritel dan distributor untuk memperluas penyebaran produk. Serta bisa dengan cara memperluas bisnis secara go global agar produk – produk kami lebih dikenal oleh seluruh kalangan.. 2.. Fokus pada sumber daya dan produk yang dihasilkan dengan mempertahankan kualitas dari produk – produk yang dihasilkan secara berkesinambungan. Kami sangat mengutamakan kepuasan konsumen yang diperoleh dari hasil pemakaian produk- produk kami. 34 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(48) 3.. Melakukan promosi terhadap setiap produk baru yang akan dipasarkan agar konsumen mengetahui apa keunggulan dari produk. Promosi ini juga bisa dilihat dari bagaimana upaya kompetitor melakukan promosi. Promosi bisa saja dengan cara memberikan kepuasan kepada pelanggan, Pelanggan yang merasa puas dengan produk Anda akan menjadi pelanggan loyal yang dapat menarik pelanggan baru. Semakin banyaknya konsumen yang kami peroleh dapat menjadi pemicu untuk melakukan inovasi secara terus menerus.. 3.1.2. Struktur Organisasi Berikut merupakan struktur organisasi PT Duta Indah Sejahtera. Sumber: PT Duta Indah Sejahtera Gambar 3.2. Struktur Organisasi. 35 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(49) Sumber: Penulis, 2016 Gambar 3.3. Struktur Organisasi Bagian Produksi 3.1.3. Jenis- Jenis Produk Perusahaan PT Duta Indah Sejahtera memproduksi berbagai jenis tisu dengan spesifikasi berat, bahan dan ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan permintaan pelanggan. Berikut adalah spesifikasi jenis-jenis produk Duta Indah: Tabel 3.1. Spesifikasi Jenis – Jenis Produk I Facial No 1. 2. 3. Brand agies, avanties, tessy agies, avanties, tessy non brand. Jenis produk. Kemasan. facial box 100's 2ply parfum,vp. 48 x 100's. facial box 50's 2ply parfum,vp. 72 x 50's. facial kilo 300 grm 2ply.2ply.rc (ball). 10 x 300 grm. Bahan facial pulp 1315, 13 gsm 2ply facial pulp 1315, 13 gsm 2ply toilet hvs 1315, 16 gsm 2ply. Uk.tisu/ lbr (cm) 19 x 19. 19 x 19. 19 x 19. 36 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(50) toilet hvs 1315, 16 gsm 2ply toilet hvs 1315, 16 gsm 2ply toilet hvs 1315, 16 gsm 2ply toilet hvs 1315, 16 gsm 2ply facial pulp 1315, 13 gsm 2ply facial pulp 1315, 13 gsm 2ply facial pulp 1315, 13 gsm 2ply facial pulp 1315, 13 gsm 2ply facial pulp 1315, 13 gsm 2ply. 19 x 9.5. Kemasan. Bahan. Uk.tisu/ lbr (cm). 60 x 50's. mg 300, 18 gsm 1ply. 30 x 30. 60 x 45's. mg 300, 18 gsm 1ply. 30 x 30. 60 x 40's. mg 300, 18 gsm 1ply. 30 x 30. 120 x 18's. mg 275, 18 gsm 1ply. 27.5 x 27.5. 4. non brand. facial kilo 300 grm 2ply.rc. 40 x 300 grm. 5. avanties, tessy. facial kilo 300 grm 2ply.rc. 40 x 300 grm. 6. agies, avanties. facial kilo 600 grm 2ply.rc. 24 x 600 grm. 7. non brand. facial kilo 600 grm 2ply.vp. 24 x 600 grm. 8. avanties. facial pop up 180's. 100 x 180's. 9. agies, tessy. facial pop up 200's. 100 x 200's. 10. agies. facial soft pack 200's.2ply. 40 x 200's. 11. avanties. facial travel pack 34's 2ply.vp. 80 x 34's. 12. agies. facial travel pack 50's 2ply.vp. 100 x 50's. 19 x 19. 19 x 19. 19 x 19. 19 x 19. 19 x 9.5. 19 x 19. 19 x 19. 19 x 19. II Mg Napkin No. Brand. 1. troply, avanties. 2. ausie, avanties. 3. appolo, tessy, avanties. 4. agies, tottis, avanties. Jenis produk mg napkin 50's ass/wht 1ply hvs kw 1 mg napkin 45's ass/wht 1ply hvs kw 1 mg napkin 40's ass/wht 1ply hvs kw 1 mg napkin 18's ass/wht 1ply hvs kw 1. 37 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(51) No 5. 6. Brand. Jenis produk. plasma, claretta, besamo plasma, claretta, besamo. mg napkin 300 grm ass/wht 1ply hvs kw1 mg napkin 300 grm ass/wht 1ply hvs kw1 mg napkin kilo 500 grm hvs kw 1 napkin lunch 50's white 1ply.vp napkin lunch kilo 500 grm white 1ply.vp napkin lunch kilo 500 grm white 1ply.vp. 7. agies. 8. non brand. 9. non brand. 9. impresa. Kemasan. Bahan. Uk.tisu/ lbr (cm). 10 x 300 grm. mg 275, 18 gsm 1ply. 27.5 x 27.5. 20 x 300 grm. mg 275, 18 gsm 1ply. 27.5 x 27.5. 12 x 500 grm. mg 275, 18 gsm 1ply np pulp 300, 21 gsm 1ply. 27.5 x 27.5. 60 x 50's. 30 x 30. 12 x 500 grm. np pulp 300, 21 gsm 1ply. 30 x 30. 12 x 500 grm. np pulp 300, 21 gsm 1ply. 27.5 x 27.5. Bahan. Uk.tisu/ lbr (cm). III Toilet Roll No 1. 2. 3. Brand agies, avanties, tessy agies, avanties, tessy agies, avanties, tessy. Jenis produk. Kemasan. toilet single roll emboss.2ply.vp. 100 x 55 grm. toilet single roll non emboss.2ply.vp. 100 x 70 grm. toilet single roll emboss.2ply.rc. 100 x 55 grm. 4. appolo, hugo. toilet single roll emboss.2ply.rc. 100 x 40 grm. 5. agies, avanties. toilet single roll non emboss.2ply.rc. 100 x 70 grm. toilet roll non core t.32.2ply.vp. 32 x 5 roll. toilet roll non core t.16.2ply.vp. 16 x 10 roll. 6. 7. agies, avanties, tessy agies, avanties, tessy. toilet pulp 2280, 22 gsm 2ply toilet pulp 2280, 22 gsm 2ply toilet hvs 2280, 22 gsm 2ply toilet hvs 2280, 22 gsm 2ply toilet hvs 2280, 16 gsm 2ply toilet pulp 2280, 22 gsm 2ply toilet pulp 2280, 22 gsm 2ply. 9.7 cm x 10 cm 9.7 x 10. 9.7 x 10. 9.7 x 10. 9.7 x 10. 9 x 10. 9 x 10. 38 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(52) 8. 9. champion, avanties, nine champion, avanties, nine. toilet roll non core t.32.2ply.rc. 32 x 5 roll. toilet roll non core t.16.2ply.rc. 16 x 10 roll. toilet hvs 2280, 22 gsm 2ply toilet hvs 2280, 22 gsm 2ply. 9 x 10. 9 x 10. IV Handkhercief No 1. 2. Brand. Jenis produk. chuby, avanties, ascot chuby, avanties, ascot. handkherchieef parfum 2ply.vp.parfum handkherchieef parfum 2ply.vp.parfum. Kemasan 128 x 4 x 10's 48 x 6 x 10's. Bahan facial pulp 180, 13 gsm 2ply facial pulp 180, 13 gsm 2ply. Uk.tisu/ lbr (cm) 18 x 20. 18 x 20. V Dinner Cocktail Napkin No. Brand. Jenis produk. Kemasan. 1. non brand, tessy. cocktail napkin 100's . 1 ply.vp. 60 x 100's. 2. non brand. cocktail napkin 100's . 2 ply.vp. 60 x 100's. 3. non brand, tessy. dinner napkin 50's . 2 ply.vp. 60 x 50's. Bahan np pulp 220, 21 gsm 1ply facial pulp 220, 16 gsm 2ply np pulp 380, 16 gsm 2ply. Uk.tisu/ lbr (cm) 22 x 21 22 x 21 38 x 38. VI Hand Towel-jumbo Roll Tisu No. Brand. Jenis produk. Kemasan. Bahan. Uk.tisu/ lbr (cm). 1. agies, avanties, tessy. hand towel 150's.1ply. vp. 24 x 150's. np pulp 635, 32 gsm 1ply. 21 x 21. toilet pulp. -. toilet hvs. -. jumbo roll tisu ( jrt 12 x 700 ) 2ply.vp grm jumbo roll tisu ( jrt 12 x 700 3 non brand ) 2ply.rc grm Sumber: PT Duta Indah Sejahtera (2016) 2. non brand. 39 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(53) 3.2.. Gambaran Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada data produksi di kantor dan pabrik PT. Duta Indah Sejahtera yang berada di Jalan Dipati Unus No 168, Cibodas Besar, Cibodas, Kota Tangerang Banten. Penelitian dilakukan pada produk tisu facial dan handkerchief.. Sumber : Penulis, 2016 Gambar 3.4. Flowchart Pembelian Bahan Baku. 40 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(54) Sumber: Penulis, 2016 Gambar 3.5. Flowchart Produksi. 41 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(55) Sumber: Penulis, 2016 Gambar 3.6. Flowchart Pengiriman 3.3.. Jenis dan Sumber Data Menurut Sekaran dan Bougie (2013:113) menyatakan bahwa data can be. obtained from primary and secondary sources. Artinya, data dapat diperoleh dari sumber-sumber primer dan sekunder. 1.. Data primer Refer to information obtained first-hand by the research on the variables of interest for the spesific purpose of the study. Some examples of source of primary data are individuals, focus groups, panels or respondents specifically set up by the research and from whom opinions may be sought on specific issues from time to time, or some unobtrusive source such as a. 42 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(56) trash can. Artinya, data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti pada variabel minat untuk tujuan spesifik peneliti. Beberapa contoh sumber data primer adalah individu, focus groups, panel atau responden secara khusus didirikan oleh penelitian dan dari siapa opini dapat dicari isu-isu tertentu dari waktu ke waktu, atau beberapa sumber yang tidak mengganggu. Sedangkan menurut Bungin (2013:129) mengatakan bahwa sumber data primer adalah sumber data pertama di mana sebuah data dihasilkan. 2.. Data sekunder Refer to information gathered from source that already exist. Data can also be obtained from secondary sources, for example, company records or archives, goverment publications, industry analyses offered by media, website, the internet an so on. Artinya data sekunder merujuk pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang sudah ada. Data juga dapat diperoleh dari sumber-sumber sekunder, misalnya, cacatan perusahaan atau arsip, publikasi pemerintah, analisis industri yang ditawarkan oleh media, website, internet dan sebagainya. Tabel 3.2. Jenis dan Sumber Data Jenis Data. Data Primer. Data yang diambil. Sumber Data.  Data-data terkait objek Kepala bagian produksi penelitian  Standarisasi persentase maksimal tingkat kecacatan produk  Jenis-jenis produk. Teknik Pengumpulan Data  Wawancara  Observasi  Dokumenter. 43 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

(57)  Profil perusahaan  Situs resmi perusahaan  Teori-teori yang terkait dalam penelitian  Textbook  Statistik laju  Media Data pertumbuhan industri pembantu Sekunder negara lainnya  Kemajuan industri pulp dan paper. Studi literatur dan media internet. Sumber: Penulis, 2016 3.4.. Teknik Pengumpulan Data Menurut. Bungin. (2013:129). metode. pengumpulan. data. adalah. sekumpulan cara pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian tersebut. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yakni sebagai berikut: a.. Studi Kepustakaan Digunakan untuk mengumpulkan data sekunder, dan juga sebagai penyusunan landasan teori dalam penelitian ini. Pengumpulan data bersumber dari buku, bahan kuliah, dan penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan objek penelitian (Bungin, 2013). Data-data tersebut dijadikan tambahan ilmu mengenai penelitian yang dibahas yaitu Statistical Process Control.. b.. Studi Lapangan Menurut Sekaran dan Bougie (2013:129) pada buku yang berjudul research and methods for business mengatakan bahwa A useful and natural technique to collect data on actions an behavior is observation. Observation. 44 Analisis Pengendalian..., Luciana Senjaya, FB UMN, 2017.

Gambar

Tabel 4.11. Data Jenis Cacat dan Jumlah Cacat Produk Tisu Handkerchief Periode  Januari 2016 – Oktober 2016 ....................................................................................
Tabel 1.1. Kontribusi Industri Pengelolahan Non Migas Terhadap PDB  (dalam %)
Tabel 1.2. Laju Pertumbuhan Industri Pengelolahan Non Migas  (dalam%)
Tabel 1.3. Data Jumlah Produksi dan Jenis Cacat Produk Pada Tisu  Facial  Periode Januari 2016 - Oktober 2016
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

[r]

Poliplas Indah Sejahtera dengan menggunakan metode AHP dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan secara cepat dan akurat oleh manajemen perusahaan dalam proses penerimaan

Data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung berupa data produk cacat yang terjadi selama tahun 2013 dan

Product Quality Control Analysis Using Statistical Process Control (SPC) In Perusahaan Rokok Gagak Hitam Bondowoso; Muhammad Lafif; 090810201223; 2013; 48 pages;

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada proses IQF dengan analisis menggunakan bagan X, proses dikatakan terkendali karena berdasarkan grafik yang dihasilkan tidak ada titik

Pengolahan data dilakukan untuk melihat peta kontrol kemasan plastik pouch yang rusak terdapat dalam batas kendali atau tidak pada PT.. Pengolahan data dilakukan

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengendalian

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan melalui data hasil output produksi printer model BEX-4 di station pemeriksaan selama tiga bulan, yaitu bulan Desember 2016 rata- rata