• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPC (STATISTICAL PROCESS CONTROL) PADA PT. WIEDA SEJAHTERA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPC (STATISTICAL PROCESS CONTROL) PADA PT. WIEDA SEJAHTERA."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SPC (STATISTICAL PROCESS CONTROL)

PADA PT. WIEDA SEJAHTERA

Mona Alwiyah

Universitas Bina Nusantara, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan, No. Telp 021-5345830 monaa.assegaf@gmail.com

Cecep Hidayat

Universitas Bina Nusantara, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan, No. Telp 021-5345830 ceceph1267@gmail.com

Abstrak

PT. Wieda Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan pakaian batik wanita dan pria dengan mengusung dua merek Arjuna Weda dan Adikusuma. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui jenis kecacatan yang terdapat pada proses pembuatan produk pakaian batik di PT. Wieda Sejahtera, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecacatan pada produk pakaian batik, dan mengetahui penerapan SPC (Statistical Process Control) pada PT. Wieda Sejahtera. Dari hasil pengolaan data dan analisis penelitian ini diketahui pada periode 2013 – 2014, pada merk arjuna weda batas pengendali statistikal peta kendali p, terdapat 7 titik yang berada diluar batas pengendalian atas dan 7 titik yang berada diluar pengendalian bawah. Sedangkan mengenai produk adikusuma batas pengendalian statistikal peta pengendalian p terdapat 7 titik yang berada diluar batas pengendalian atas dan terdapat 7 titik yang berada diluar batas pengendalian bawah.

Kata Kunci : Operational, Qualitiy Control, Statistical Process Control, Wieda Sejahtera, Arjuna Weda, Adikusuma, Peta Kendali p.

Abstrak

PT Wieda Sejahtera is a company that produce and sell Batik by selling two main brands Arjunaweda and Adhikusuma. This study aims to determine types of dissabilities contained on the production of Batik. And also determine the application of Statistical Process Control (SPC). This research periodically 2013-2014 and used SPC Method. From the output of the data, Arjunaweda products, ends up with statistical control chary limits P. There are 7 points on the outside lower control limits. On the other hand, Adikusuma products, end up with statistical control chart limits P. There are 7 points on outside limits of control. And 7 points on the lower of control limits.

Kata Kunci : Operational, Qualitiy Control, Statistical Process Control, Wieda Sejahtera, Arjuna Weda, Adikusuma, Control Chart p.

(2)

2

PENDAHULUAN

Perekonomian dunia terus berkembang seiring dengan munculnya potensi-potensi ekonomi baru yang mampu menompang kehidupan perekonomian masyarakat dunia. Pada awalnya kegiatan perekonomian masyarakat dunia bertumpu pada perekonomian berbasis sumber daya alam (SDA), yaitu pertanian, kini perekonomian dunia sudah bergeser ke perekonomian berbasis sumber daya manusia (SDM), yaitu industri dan teknologi informasi.

Pakar ekonomi dunia Alvin Toffler, membagi perkembangan peradaban ekonomi dunia ke dalam tiga gelombang ekonomi, yaitu gelombang ekonomi pertama berupa perekonomian yang didominasi oleh kegiatan pertanian, gelombang ekonomi kedua berupa perekonomian yang didominasi oleh kegiatan industri, dan gelombang ekonomi ketiga berupa perekonomian yang berbasis teknologi informasi.

Alvin Toffler juga memperkirakan setelah gelombang ekonomi ketiga akan muncul gelombang ekonomi keempat atau yang disebut juga dengan gelombang ekonomi kreatif, yaitu perekonomian yang berbasis pada ide-ide atau gagasan yang kreatif dan inovatif. Gelombang ekonomi keempat inilah yang kini sudah mulai terlihat menggeliat di tanah air. Secara kebetulan indonesia memiliki banyak insan-insan dan kebudayaan kreatif yang mampu menghasilkan produk industri kreatif yang khas dan handal.

Salah satu indutri kreatif yang pesat di indonesia adalah industri kreatif batik, bangsa indonesia telah mengenal batik sejak abad XVII batik merupakan warisan budaya bangsa indonesia yang memiliki nilai seni tinggi yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.

Saat ini batik telah mendapat pengakuan dari badan PBB yaitu United Nations Educational,

Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) (Handingoro,2013), sehingga perkembangan

industri kreatif batik sangat pesat tidak terkecuali yang ada di jakarta. Dengan perkembangan industri kreatif batik yang pesat banyak sekali industri batik di jakarta yang bersaing untuk menjadi yang terdepan dalam bidangnya. Dalam persaingan yang sangat ketat, setiap industri dituntut untuk selalu berkompetisi dengan perusahaan lain didalam industri yang sejenis. Salah satu agar bisa memenangkan kompetisi tersebut adalah dengan memberikan perhatian penuh terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh industri lain sehingga dapat mengungguli produk yang dihasilkan oleh industri lain.

Kualitas dapat diartikan sebagai tingkat atau ukuran kesesuaian suatu produk dengan pemakainya, dalam arti sempit kualitas diartikan sebagai tingkat kesesuaian produk dengan standar yang telah ditetapkan (Juita Alisjahbana, 2005). Jadi, kualitas yang baikdapatdicapaidenganmelakukanpengendaliankualitassesuaidengan yang ditentukanperusahaan.

Pengendalian kualitas pada industri kreatif batik sangatlah diperlukan. Karenadapatmemberikandampakterhadapmutuproduk yang dihasilkanolehindustri tersebut.Kualitasdariproduk yang dihasilkanoleh suatu industriditentukanberdasarkanukuran - ukurandankarakteristiktertentu.Walaupun proses produksitelahdilaksanakandenganbaik, namunpadakenyataanmasihditemukanterjadinyakesalahan-kesalahandimanakualitasproduk yang dihasilkantidaksesuaidenganstandarataudengan kata lain produk yang dihasilkanmengalamikerusakanataucacatpadaproduk tersebut. Kualitasproduk yang

(3)

3

baikdihasilkandaripengendaliankualitas yang baik pula.Makabanyakindustri yang menggunakanmetodetertentuuntukmenghasilkansuatuprodukdengankualitas yang baik.Untukitulahpengendaliankualitasdibutuhkanuntukmenjaga agar produk yang dihasilkansesuaidenganstandarkualitas yang berlaku.Standarkualitas yang dimaksudadalahbahanbaku, proses produksi, danprodukjadi (M.N Nasution, 2005). Olehkarenanya, kegiatanpengendaliankualitastersebutdapatdilakukanmulaidaribahanbaku, selama proses produksiberlangsungsampaipadaprodukakhirdandisesuaikandenganstandar yang ditetapkan.

PT. Wieda Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri kreatif batik yang terletak di daerah jakarta timur. PT. Wieda Sejahtera ini memproduksi dua macam merek batik yaitu merek “Arjuna Wieda” dan merek “Adikusuma”. PT. Wieda Sejahtera memiliki distribusi yang luas produksi batiknya banyak di distribusikan di counter dan sorum di jakarta dan di luar jakarta.. Oleh sebab itu kualitas merupakan salah satu faktor penting yang harus dijaga oleh PT. Wieda Sejahtera untuk menjaga daya saing dan loyalitas konsumen mereka. Dengan adanya produksi yang luas maka PT. Wieda Sejahtera mempunyai standar kualitas pada produksinya yaitu Gugus Kendali Mutu (GKM). GKM adalah sekelompok kecil karyawan dari unit kerja yang sama, yang dengan sukarela secara berkala dan berkesinabungan mengadakan pertemuan untuk melakukan kegiatan pengendalian mutu di tempat kerjanya dengan menggunakan alat kendali mutu dan proses pemecahan masalah.

Metode SPC merupakan metode yang tepat untuk memecahkan masalah yang ada. Statistical

Processing Controlmerupakansebuahteknikstatistik yang digunakansecaraluasuntukmemastikanbahwa

proses memenuhistandar dengan menggunakan 7 alat satatistik dimana alat ini merupakan bagian dari spc. Dengan kata lain, selain Statistical Process Control merupakansebuah proses yang digunakanuntukmengawasistandar,

membuatpengukurandanmengambiltindakanperbaikanselagisebuahprodukataujasasedangdiproduksi. (Render danHeizer, 2005, p286).

Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian pada PT. Wieda Sejahtera mengenai metode SPC untuk meminimalkan produk cacat yang dapat terjadi. Berdasarkan latar belakang inilah, maka penelitian ini memiliki judul “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan Menggunakan

Statistical Processing Control (SPC) Pada PT. Wieda Sejahtera”.

IdentifikasiMasalah

Adapunidentifikasimasalah yang akandibahasdalampenelitianiniadalahsebagaiberikut : 1. Apakahpelaksanaanpengendaliankualitaspada PT. Wieda Sejahteraberadadalambataskendali. 2. Faktor – factor apasaja yang menyebabkankerusakan/kecacatanpadaproduk yang di

produksioleh PT. Wieda Sejahtera.

3. Bagaimanapenerapan SPC (Statistical Process Control) pada PT. Wieda Sejahtera.

TujuanPenelitian

(4)

4

1. Untukmenganalisisbagaimanapelaksanaanpengendaliankualitaspada PT. Wieda Sejahteradalamupayamenekanjumlahprodukcacat.

2. Mengindentifikasifaktor–faktorapasaja yang menyebabkankerusakan/cacatpadaproduk yang di produksioleh PT. Wieda Sejahtera.

3. Untukmengetahuipenerapan SPC (Statistical Process Control) pada PT. Wieda Sejahtera.

LANDASAN TEORI

Salah satu masalah terbesar dalam perindustrian sekarang ini adalah beberapa versi pengendalian kualitas beberapa perusahaan adalah mencari barang-barang yang rusak setelah barang selesai diproduksi. Hal ini mengarah kepada kualitas sistem penemuan barang yang cacat. Bagaimanapun, sistem ini tidak benar-benar memenuhi standar kualitas, bahkan sistem ini dapat meloloskan barang-barang yang cacat produksi. SPC disisi lain, mengarah kepada sistem pencegahan, yang mana nantinya akan menggantikan sistem sebelumnya (detection sistem). Sinyal statistik digunakan untuk meningkatkan proses sistematik jadi akan mengurangi terjadinya cacat produksi.

Model penemuan seperti gambar 2.1 biasanya bergantung kepada sekumpulan inspektor (tim pemeriksa) untuk memeriksa barang jadi dalam berbagai hal dan mencari cacat produksi. Pengendalian kualitas dengan metode ini sangat tidak berguna dan tidak menguntungkan. Uang, waktu, dan materi diinvestasikan kedalam produk atau jasa yang tidak selalu berguna atau memuaskan. Setelah fakta bahwa metode ini sangat tidak ekonomis dan tidak dapat diandalkan. Pemeriksaan tanpa analisa dan tidak lanjut dari masalah sebelumnya, tidak dapat meningkatkan atau mempertahankan kualitas dari produk tersebut. Rencana pemeriksaan tidak dapat menemukan semua barang yang cacat dan menimbulkan pemborosan yang sangat buruk. Perusahaan membayar karyawan untuk membuat barang cacat dan kemudian membayar inspektor (tim pemeriksa) untuk mencari barang cacat tersebut. Jika sang inspektor (tim pemeriksa) menemukannya, perusahaan akan membayar karyawan lain untuk memperbaikinya. Dan juga, barang cacat yang lolos pengendalian kualitas menjurus kepada biaya garansi, citra buruk perusahaan dan pembatalan pemesanan. Kecuali perusahaan mengambil tindakan pada kesalahan proses tersebut, persentase dari barang jadi yang cacat akan tetap stabil.

Gambar 2.2 Model Deteksi

Proses

Inspeksi

Perbaikan /

Mengolah

Kembali

Pengiriman

Membatalkan /

Membuang

(5)

5

Sumber : Gerald Smith

Suatu dari pelajaran statistik yang akan diajarkan dari penulisan ini adalah tanpa adanya perkembangan atau perbaikan dalam proses produksi, persentase dari barang cacat yang diproduksi sekarang, minggu depan, dan tahun depan akan selalu sama. Itulah pentingnya untuk menghindari cacat produsi dibagian awal produksi. Ini adalah dasar dari model pencegahan.

Model pencegahan menggunakan sinyal statistik pada tingkatan yang wajar dalam proses untuk meningkatkan produksi dan untuk menjaga kontrol dalam tingkat perkembangan. Sinyal statistik menyediakan metode yang efesien untuk menganalisa sebuah proses untuk mengindikasikan dimana perkembangan harus dilakukan untuk mencegah adanya barang cacat dan untuk meningkatkan kualitas dari barang produksi tersebut.

Gambar 2.3 Model Pencegahan Sumber : Gerald Smith

Pencegahan menghindari hal buruk. Jika produk tersebut tidak sempurna dari awal produksi, perbaikilah prosesnya agar pada produksi selanjutnya produk akan lebih sempurna. Awasi prosesnya sehingga penyesuaian dapat dilakukan sebelum produk menjadi cacat.

Pengendalian proses statistikal atau statistical process control (SPC) menjadi inti dari keduanya, baik pengembangan kualitas dan pertahanan kualitas. Keputusan penting untuk mengoptimalkan waktu penyesuaian dibuat pada tingkatan shop-floor (pabrikasi) yang nantinya akan diteruskan ke manajemen tingkat atas untuk membuat perubahan menggunakan pengendalian proses statistikal atau statistical process control (SPC). Metode dan teknik statistik seperti kontrol chart analisis dari proses atau hasil jadinya, sekarang digunakan untuk membuat keputusan ekonomi. Proses analisis mengarah kepada tindakan yang wajar untuk mencapai dan mempertahankan sebuah tingkatan dari pengendalian statistik dan untuk mengurangi variabelitas.

Sebuah halangan besar untuk mencapai produk berkualitas tinggi adalah variabelitas produk. Rancangan kualitas dapat berbeda-beda diantara produk-produk, contohnya Lincoln Towncar mempunyai rancangan kualitas yang lebih hebat dari pada Ford Escord. Tetapi tuntutan kualitas tetap

Pengiriman

Output

Proses

Memeriksa

dengan SPC

Analisis

Memperbaiki

(6)

6

ada pada setiap rancangan kualitas. Semua mobil pasti mempunyai ciri khas kualitas tertentu dibandingkan merek konpetitor, dan kualitas tersebut hanya bisa dicapai dengan mengurangi variabelitas dari bagian-bagian komponen.

Pengendalian proses statistikal atau statistical process control (SPC) dengan menggunakan 7 tools dapat meningkatkan kualitas dengan mengurangi variabelitas produk dan efesiensi produksi dengan mengurangi kesalahan proses produksi. Hal ini dapat digunakan untuk mengawasi sebuah proses untuk menentukan kapan material produk yang akan diproduksi sehingga penyesuaian dapat dilakukan untuk mencegah adanya barang cacat. Sebuah konsep besar untuk mengerti tentang SPC, bagaimanapun, SPC digunakan sebagai indikator masalah. Lalu untuk setiap aplikasi statistik seperti kontrol chart atau histogram ada sebuah bentuk atau pola yang diharapkan, dan pada saat bentuk atau pola yang diharapkan berubah, biasanya ada sebuah sinyal yang menunjukan bahwa ada sebuah masalah. Potensi dari masalah harus dicari dan selesaikan. Jadi SPC itu sendiri tidak akan meningkatkan kualitas, hanya tindakan yang wajar terhadap sinyal masalah yang dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan untuk membahas dan menganalisis data dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian untuk memberikan penjelasan mengenai karakteristik suatu populasi atau suatu fenomena (Nur dan Bambang, 2002: 256).

Horizon waktu yang digunakan adalah cross-selection, karena data yang dikumpulkan dalam periode tertentu. Biasanya menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam periode tersebut (Suprapto, 2000: 10).

Jenis dan Sumber Data Penelitian

Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Data Jenis Data Sumber Data

Data jenis kecacatan pada produk Kuantitatif Primer dan Sekunder Data penyebab kecacatan pada produk Kualitatif Primer dan Sekunder Mengidentifikasi kecacatan pada produk dengan

menggunakan metode SPC (Statistical Process

Control)

Kualitatif Sekunder

Sumber : Hasil Penelitian, Desember 2014

Jenis data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini (Suprapto, 2000: 8), adalah :

• Data Kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka.

• Data Kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka.

Sedangkansumberdatayangdigunakandalampenelitian ini (NurdanBambang,2002: 146)adalah :

(7)

7

• Data sekunder

Datasekunderadalah sumberdatapenelitian yangdiperoleh peneliti secaratidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder berupabukti,catatan atau laporan historisyangtelahtersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikandan yang tidak dipublikasikan.

• Data primer

Dataprimeradalah sumberdatapenelitianyangdiperolehsecaralangsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer secarakhusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer berupa opini subyek(orang),secaraindividualatau kelompok,hasilobservasiterhadapsuatu benda (fisik),kejadianataukegiatan danhasil pengujian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pengolahan data, maka implikasi hasil pembahasan penulisan ini, sebagai berikut :

1. PT. Wieda Sejahtera dapat menerapkan pendekatan Statistical Process Control (SPC) untuk mengetahui faktor-faktor utama terjadinya kecacatan yang paling banyak ditemui pada produk dan menentukan perbaikan proses sehingga mengurangi atau menghilangkan kecacatan tersebut. Dan perusahaan dapat memperbaiki standar kualitas.

2. Berdasarkan pengolahan data dan grafik mengenai produk pakaian batik merk “Arjuna Weda” dan “Adikusuma” pengolahan data pada diagram pareto menunjukan urutan banyaknya jumlah kecacatan sehingga dapat diketahui jenis kecacatan yang mempunyai diagram paling tinggi pada kedua merk diketahui urutan yang paling banyak hingga paling sedikit jumlahnya yaitu, potongan tidak bagus, jahitan kurang rapih, bahan noda dan belang, dan merk tidak sesuai. pada diagram tebar terlihat jelas data-data pada diagram menunjukan adanya kolerasi/hubungan antara jumlah cacat dan jenis cacat yang bersifat positif. Sedangkan pada peta kendali p menunjukan banyaknya data-data yang keluar dari batas kendali pada produk batik merk “Arjuna Weda” yaitu Terdapat 7 titik yang berada diluar batas pengendalian atas pada bulan Agustus 2013, Febuari 2014, Maret 2014, April 2014, Agustus 2014, September 2014, Oktober 2014. Sedangkan terdapat 7 titik yang berada diluar batas pengendalian bawah yaitu pada bulan Januari 2013, Febuari 2013, Maret 2013, Mei 2013, November 2013, Desember 2013, Desember 2014. Untuk batik merk “Adikusuma” Terdapat 8 titik yang berada diluar batas pengendalian atas yaitu pada bulan Maret 2013, Agustus 2013, September 2013, Oktober 2013, Januari 2014, Agustus 2014, September 2014, Oktober 2014. Sedangkan terdapat 6 titik yang berada diluar batas pengendalian bawah yaitu pada bulan Juni 2013, Desember 2013, Maret 2014, April 2014, Mei 2014, Juni 2014. Dengan adanya beberapa titik yang keluar dari batas kendali CL, UCL, dan LCL menunjukan beberapa data yang kurang terkontrol.

(8)

8

3. Dalam pengelolaan data untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab cacat yang ditemui pada produk batik merk “Arjuna Weda” dan “Adikusuma pada PT. Wieda Sejahtera, diantaranya potongan tidak bagus, jahitan kurang rapi, bahan noda dan belang, dan merk tidak sesuai. Untuk mengetahui dengan jelas faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya cacat penulis menggunakan diagram fishbond atau yang biasa dikenal dengan diagram tulang ikan. Terdapat 5 faktor penyebab utama terjadinya penyimpangan kualitas hasil kerja yaitu manusia, mesin, metode kerja, bahan baku, dan lingkungan kerja. Dan dari faktor-faktor yang sudah diidentifikasi, sebaiknya perusahaan perlu melakukan beberapa hal, yaitu :

• Dari segi manusia : karyawan harus lebih berkosentrasi dalam bekerja, dan teliti dalam melakukan pekerjaan. Karena sebagian besar proses produksi dilakukan dengan tenaga manusia atau manual.

• Dari segi mesin : memperhatikan kondisi mesin, merawat mesin, dan mengadakan maintanace rutin agar mesin produksi dapat bekerja dengan baik.

• Dari segi metode kerja : menyesuaikan dengan kondisi yaitu dengan menyesuaikan jumlah produksi dan jumlah pekerja. Agar semua pesanan dapat dikirim ke pelanggan, dengan kondisi kualitas yang baik juga.

• Dari segi bahan baku : memilih kualitas bahan baku yang berkualitas baik.

• Dari segi lingkungan : menyesuaikan fungsi dan kebutuhan ruangan masing-masing bagian. Dengan membuat gudang khusus dan tertata agar tidak tercampur-campur.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan penelitian, pengolahan data, dan analisis hasil maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari perhitungan peta kendali p untuk produk pakaian batik merk arjuna weda dan adikusuma periode 2013 – 2014 terdapat data-data yang keluar dari batas pengendalian statistikal. Terdapat 7 7 titik yang berada diluar batas pengendalian atas pada bulan Agustus 2013, Febuari 2014, Maret 2014, April 2014, Agustus 2014, September 2014, Oktober 2014. Sedangkan terdapat 7 titik yang berada diluar batas pengendalian bawah yaitu pada bulan Januari 2013, Febuari 2013, Maret 2013, Mei 2013, November 2013, Desember 2013, Desember 2014. Untuk batik merk “Adikusuma” Terdapat 8 titik yang berada diluar batas pengendalian atas yaitu pada bulan Maret 2013, Agustus 2013, September 2013, Oktober 2013, Januari 2014, Agustus 2014, September 2014, Oktober 2014. Sedangkan terdapat 6 titik yang berada diluar batas pengendalian bawah yaitu pada bulan Juni 2013, Desember 2013, Maret 2014, April 2014, Mei 2014, Juni 2014.

(9)

9

2. Karakteristik kualitas atau jenis cacat yang paling banyak terjadi pada proses produksi pembuatan pakaian batik merk arjuna weda periode 2013 – 2014 adalah cacat jenis potongan tidak bagus yaitu sebanyak 8430 satuan atau sebesar 57.28%. sedangkan karakteristik kualitas atau jenis cacat yang paling banyak terjadi pada proses produksi pembuatan pakaian batik merk adikusuma periode 2013 – 2014 adalah cacat jenis potongan tidak bagus yaitu sebanyak 5214 satuan atau sebanyak 57%.

3. Pola diagram tebar dari dua variabel yaitu variabel banyaknya jumlah produk batik yang cacat pada pada proses produksi dengan banyaknya jumlah cacat jenis potongan tidak bagus selama periode 2013 – 2014 mempunyai pola diagram tebar yang berkorelasi positif. Berdasarkan diagram sebab-akibat terdapat empat faktor penyebab permasalahan munculnya jenis cacat potongan tidak bagus, jahitan kurang rapih, merk tidak sesuai, dan bahan noda dan belang. Terdapat lima faktor penyebab masalah munculnya jenis cacat yaitu manusia, mesin, metode kerja, bahan baku, dan lingkungan.

Saran

Saran yang dapat diberikan kepada PT. Wieda Sejahtera adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengurangi jumlah cacat yang terjadi, perusahaan harus melakukan perbaikan pada faktor penyebab terjadinya cacat yaitu mulai dari karyawan bahan baku, mesin, metode kerja, sampai lingkungan.

2. Perusahaan harus lebih memperhatikan dan meningkatkan pengawasan terhadap perawatan mesin secara berkala sehingga proses produksi dapat berjalan lancar.

3. Sebaiknya perusahaan lebih memperketat dalam mengawasi kerja karyawannya dalam hal penempatan batik, memperhatikan kebersihan pada saat penjahitan, ketelitian dalam penjahitan dan pemotongan pola dan pemasangan jarum serta benang pada mesin. Semua dilakukan untuk mengurangi kesalahan para karyawan dalam proses produksi.

4. Perusahaan sebaiknya lebih menfokuskan perhatiannya pada jenis kerusakan atau kecacatan jenis potongan tidak bagus karena jenis cacat ini mempunyai persentase yang paling besar.

REFERENSI

Assauri, Sofyan. (2008). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: FEUI.

Chase, Richard B. Aquilano, Nicholas J & F. Robert, Jacobs. (2007). Operation Management For

Competitive Advantage. (7th edition). New York: Mc Grad Hill.

Chrestella. (2009). Analisis Pengendalian Kualitas Produk Sepatu dan Sandal Dengan Metode SPC (Statistical Process Control) Pada PT. Gramido. Universitas Bina Nusantara.

Daft, Richard L. ( 2006). Management. Jakarta: Salemba Empat. (Edisi Enam). Evans, James & Collier, David. (2007). Manajemen Operasi Prentice Hall. UK.

Evans, J. R. & Lindsay, W.M. (2007). Pengantar Six Sigma and Introduction To Six Sigma and Process Improvement. Jakarta: Salemba Empat.

Gaspersz, Vincent. (2007). Lean Six Sigma For Manufacturing and Service Industries. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Gaspersz, Vincent. (2002). Pedoman Implementasi Program Six Sigma Terintegrasi dengan ISO

(10)

10

Gasperz, Vincent. (2005).Total Quality Management. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Gasperz, Vincent. (2006). Statistical Process Control. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Heizer, Jay dan Bary Render. (2006). Operation Management. Jakarta: Salemba Empat.

Herjanto, Eddy. (2007). Manajemen Operasi. Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana. (Edisi kesebelas). Ilham, Nur. (2012). Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan Menggunakan SPC (Statistical

Process Control) pada PT. Bosowa Media Grafika. Makasar: Universitas Hasanudin

Indriantoro, Nur & Bambang, Supomo. (2009). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntasi dan

Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Nasution, M.N. (2005). Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). (Edisi Revisi). Prawirosentono, Suyadi. (2007). Filosofi Baru Tentang Mutu Terpadu. (Edisi Dua). Jakarta: Bumi

Aksara.

Roger. (2007). Manajemen Operasi. (Jilid 2). (Edisi Tiga). Jakarta: Erlangga.

Schroeder, Roger G. (2007). Manajemen Operasi. (Jilid 2). (Edisi Tiga). Jakarta: Penerbit Erlangga. Supriyono. (2008). Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: Erlangga.

William J. Stevenson. (2009). Manajemen Operasi Prentice Hall. UK. Jurnal :

Afriani, Ria. (2013). Analisis Kualitas Produk Seapatu Tomkins. Jurnal Dinamika Manajemen. 4 (1) : 46 – 58.

Hikmat, Rami, Fouad & Adnan, Mukattash. (2010). Statistical Process Control Tools : A Practical Guide For Jordanian Industrial Organization. Jordan Jurnal Of Mechanical and Industrial

Engineering. 4 (6) : 693 – 700.

Kresnaini, Enlik. (2006). Analisis Statistical Quality Control Dalam Penentuan Pengawasan Kualitas Produk. Jurnal Ekonomi dan Manajemen. 7 (1) : 61 - 6.

Scordaki, Paraki. (2013). International Journal of “Statistical Process Control in Service Industry An Application with Real Data in a Commercial Company. 2 (1) : 321 - 308

RIWAYAT PENULIS

Mona alwiyah lahir di kota purwakarta pada 01 Maret 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di

School of Business Management, Management Department, Universitas Bina Nusantara dengan

Gambar

Gambar 2.2 Model Deteksi
Gambar 2.3 Model Pencegahan  Sumber : Gerald Smith
Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

H, Mahasiswa Fakutas Syari’ah dan Hukum UIN Ar-Raniry tahun 2015, yang berjudul: “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penolakan Isteri Atas Rujuk Suami (Studi Kasus Di Kecamatan Renah

Hubungan jumlah sel CD4 penderita HIV dengan kejadian infeksi herpes simpleks tipe 2 (seropositif IgM HSV-2) tidak

Gambar 3.4 Diagram Alat Pengukur Beda Potensial Listrik Daun Tanaman 42 Gambar 4.1 Grafik nilai rata-rata beda potensial listrik permukaan daun tanaman Bawang merah

Distribusi muatan 4 memiliki nilai periode oleng lebih kecil diban- dingkan dengan lainnya, ini berarti waktu yang dibutuhkan kembali ke posisi semula lebih

Menurut Oller (1979), tes pragmatik merupakan suatu pendekatan dalam tes keterampilan ( skills ) berbahasa untuk mengukur seberapa baik siswa mempergunakan elemen-elemen

Dari serangkaian uraian analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini adalah Ada pengaruh yang signifikan

Hasil penelitian menggambarkan persalinan sectio caesarea banyak terjadi pada usia reproduktif kemungkinan ada faktor selain umur yang dapat mempengaruhi tindakan SC

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggantian dedak dengan DPT (Dedak Padi Terfermentasi) dalam pakan memberikan perbedaan pengaruh tidak nyata (P<0,05) terhadap