• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORITIS"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2. 1Loneliness

2.1 PengertianLoneliness

Peplau dan Perlman (dalam Baron & Bryne, 2002)lonelinessadalah suatu reaksi emosional dan kognitif terhadap dimilikinya hubungan yang lebih sedikit dan lebih tidak memuaskan daripada yang diinginkan oleh orang tersebut. Sedangkan Hanum (dalam Maharani, 2005)lonelinessmerupakan kondisi dimana orang merasa tersisih dari kelompoknya, tidak diakui eksistensinya, tidak diperhatikan oleh orang-orang sekitarnya, tidak ada tempat berbagi rasa, terisolasi dari lingkungan sehingga menimbulkan rasa sunyi, sepi, pedih dan tertekan.

Menurut Nowan (dalam Rusita, 2007) loneliness adalah perasaan yang timbul akibat kebutuhan yang mendesak akan kehadiran orang lain, untuk berkomunikasi, untuk mempunyai relasi intim dengan orang lain, ataupun kebutuhan akan dukungan, penerimaan. Kemudian menurut Gierveld (dalam Oktaria, 2009) loneliness adalah kondisi isolasi sosial yang subyektif (subjective social isolation), dimana situasi yang dialami individu tersebut dirasa tidak

(2)

menyenangkan dan tidak diragukan lagi terjadi kekurangan kualitas hubungan (lack of quality of relationship).

Berdasarkan pengertian diatas dapat dikatakan bahwa loneliness adalah suatu reaksi emosional dan kognitif dimana orang merasa tersisih dari kelompoknya, tidak ada tempat berbagi rasa, terasingkan dari lingkungan sehingga menimbulkan rasa sunyi, sepi, pedih dan tertekan.

2 1.1 Ciri-ciriLoneliness

Menurut Baron & Bryne (2005) orang yang loneliness cenderung untuk menjadi tidak bahagia dan tidak puas dengan diri sendiri, tidak mau mendengar keterbukaan intim dari orang lain dan cenderung membuka diri mereka terlalu sedikit atau terlalu banyak, merasakan kesia-siaan (hopelessness), dan merasa putus asa. Kuswidyasari (2007) menyebutkan bahwa orang yang loneliness memiliki masalah dalam memandang eksistensi dirinya (merasa tidak berguna, merasa gagal, merasa terpuruk, merasa sendiri, merasa tidak ada yang peduli, dan perasaan negatif lainnya). Robinson (1994) menyebutkan bahwa orang yang kesepian merasa terasing dari kelompoknya, tidak merasakan adanya cinta disekelilingnya, merasa tidak ada yang peduli dengan dirinya, merasakan kesendirian, dan merasa sulit untuk mendapatkan teman.

Berdasarkan ciri-ciri diatas disimpulkan bahwa ciri-ciriloneliness adalah orang yang kesepian merasa dirinya tidak berguna, merasa gagal, merasa tidak ada

(3)

satu pun orang yang memahaminya, tidak merasakan adanya cinta disekelilingnya, merasa depresi, cenderung tidak bahagia dan merasakan kesia-siaan (hopelessness).

2. 1. 2 Tipe-tipeLoneliness

Menurut Weiss (dalam Sears dkk, 1991) perasaanlonelinesstersebut dapat dibedakan kedalam 2 (dua) tipe, yaitu :

a.Emotional Loneliness(Kesepian Emosional)

Perasaan loneliness ini terjadi karena tidak adanya figur kelekatan dalam hubungan intimnya, seperti anak yang tidak ada orangtuanya atau orang dewasa yang tidak memiliki pasangan atau teman dekat. Emotional Loneliness dapat terjadi karena tidak adanya hubungan dekat dengan orang lain, kurang adanya perhatian satu sama lain. Jika individu merasakan hal ini, meskipun dia berinteraksi dengan orang banyak dia akan tetap merasa kesepian.

b.Situational Loneliness(Kesepian Situasional)

Perasaan loneliness ini terjadi ketika sesorang kehilangan integrasi sosial atau komunitas yang terdapat teman dan hubungan sosial. Loneliness ini disebabkan karena ketidakhadiran orang lain dan dapat diatasi dengan hadirnya orang lain.

(4)

a. Interpersonal Loneliness

Manakala individu merindukan seseorang yang dahulu pernah dekat dengannya dan melibatkan kesedihan yang mendalam sehingga individu mencari-cari orang baru untuk dicintai. Tapi jika menemukan orang yang potensial menjadi pasangan baru sebelum ia mampu mengatasi kesedihan terdahulu, maka individu akan takut atau menolak.

b.Social Loneliness(Kesepian Sosial)

Perasaan ketika individu tidak ingin terpisah dari kelompok sosial yang dianggap penting bagi kesejahteraannya dan tidak ada hal yang dapat ia lakukan untuk mengatasi hal itu sekarang.

c. Culture Shock

Terjadi ketika individu pindah ke suatu lingkungan kebudayaan baru.

d. Cosmic Loneliness(Kesepian Kosmik)

Dikenal dengan loneliness eksistensial yaitu perasaan ketidakmungkinan untuk menjalin suatu hubungan yang sempurna dengan orang lain.

e.Psychological Loneliness(Kesepian Psikologikal)

Perasaanlonelinessini datang dari kedalaman hati individu, baik itu yang berasal dari situasi masa kini ataupun sebagai reaksi dari trauma- trauma masa lalu.

(5)

Bruno (2000), mendefinisikan penggolongan loneliness menjadi tiga, yaitu:

a. Cognitive Loneliness(Kesepian Kognitif)

Kesepian kognitif terjadi jika individu mempunyai sedikit teman untuk berbagi pikiran atau gagasan yang dianggap penting.

b.Behavioral Loneliness(Kesepian Perilaku)

Behavioral Loneliness terjadi jika individu kurang atau tidak mempunyai teman sewaktu berjalan atau melakukan kegiatan di luar rumah, misalnya jika individu ingin menonton film atau ingin makan di restoran, tetapi tidak memiliki seorang teman yang dikenal.

c.Emotional Loneliness(Kesepian Emosional)

Jenislonelinessini terjadi saat individu membutuhkan kasih sayang, akan tetapi individu tersebut tidak mendapatkannya. Inilah loneliness yang sangat penting dan sangat buruk dampaknya.

Berdasarkan dari uraian di atas, tipe loneliness memiliki banyak arti dari beberapa ahli. Sehingga dari beberapa tipe loneliness yang sudah dipaparkan tersebut, peneliti menggunakan tipe loneliness dari Bruno (2000), yang mendefinisikan penggolonganlonelinessmenjadi tiga, yaitu:Cognitive Loneliness (Kesepian Kognitif), Behavioral Loneliness (Kesepian Perilaku), dan Emotional Loneliness(Kesepian Emosional).

(6)

2. 1. 3 Faktor-faktor yang MempengaruhiLoneliness

Menurut Middlebrook (dalam Turnip, 1997) faktor yang mempengaruhi lonelinessadalah sebagai berikut :

a. Faktor Psikologis

1)LonelinessEksistensial

Keterbatasan manusia yang terpisah dari orang lain sehingga seseorang tersebut tidak mungkin berbagi perasaan, pengalaman dengan orang lain, harus mengambil keputusan sendiri dan menghadapi ketidakpastian.

2) Pengalaman Traumatis

Kehilangan seseorang yang sangat dekat secara tiba-tiba bisa menyebabkan orang merasa loneliness, tetapi akan lebih sanggup mentolerir kesepian bila sering mengalaminya atau orang itu sendiri yang mulai menjauh dari orang yang dekat padanya.

3) Kurang dukungan dari lingkungan

Seseorang mengalami lonelinessbila merasa tidak sesuai dengan lingkungannya, sehingga orang tersebut menganggap dirinya diabaikan dan ditolak oleh lingkungan.

4) Krisis dalam diri dan kegagalan

Seseorang kehilangan semangat dan menghindar dari lingkungannya bila merasa harga dirinya terganggukarena harapannya tidak terpenuhi.

(7)

5) Kurangnya percaya diri

Loneliness dapat terjadi bila seseorang kurang dapat mengungkapkan diri sepenuhnya dan hanya mampu berhubungan secara formil saja. Kalaupun bisa berhubungan sosial dengan cukup baik, tetap saja merasa kurang dilibatkan.

6) Kepribadian yang tidak sesuai dengan lingkungan

Orang-orang dengan temperamen tertentu seperti pemalu dan yang tidak mampu berhubungan sosial akan menarik diri dari lingkungan.

7) Ketakutan menanggung resiko sosial

Seseorang merasa takut untuk terlalu dekat dengan orang lain, karena khawatir akan ditolak. Kedekatan sosial dilihat sebagai sesuatu yang berbahaya dan penuh resiko.

b. Faktor Situasional

1) Takut dikenal orang lain

Seseorang yang takut dikenal secara mendalam oleh orang lain akan cenderung menghilangkan kesempatan untuk berhubungan dekat dengan orang lain, sehingga orang tersebut tidak punya teman berbagi rasa.

(8)

Nilai-nilai yang dianut seperti privasi dan kesuksesan dapat menyebabkan seseorang merasalonelinesskarena ia merasa terikat oleh nilai tersebut.

3) Kehidupan di luar rumah

Rutinitas diluar rumah seperti sekolah, kuliah dan kerja menyebabkan kurangnya kehangatan hubungan seseorang dengan orang-orang tertentu.

4) Kehidupan di dalam rumah

Rutinitas dirumah seperti adanya jam makan, tidur, mandi akan menyebabkan kejenuhan pada pelakunya.

5) Perubahan pola-pola dalam keluarga

Kehadiran orang lain dalam sebuah keluarga akan menyebabkan terganggunya hubungan antar anggota keluarga.

6) Pindah tempat

Seringnya pindah dari satu tempat ke tempat lain akan menyebabkan seseorang yang tidak dapat menjalin hubungan yang akrab dengan lingkungan baru, sehingga akan menimbulkan kesepian.

7) Terlalu besarnya suatu organisasi

Bila populasi dalam sebuah organisasai terlalu besar, akan sulit bagi seseorang untuk mengenal satu sama lain secara lebih dekat.

(9)

8) Desain arsitektur bangunan

Bentuk bangunan yang canggih juga berpengaruh terhadap interaksi sosial. Hal ini mengingat bangunan-bangunan dapat menyebabkan masyarakat menjadi individualistis dimana interaksi sosial menjadi terbatas.

Menurut Hanum (2008), ditinjau dari sudut sosiologis penyebabloneliness pada lanjut usia antara lain karena beberapa hal sebagai berikut:

a. Teralienasi (Terasing)

Perasaan dapat disebabkan oleh adanya perasaan terasing dalam kehidupan sosial sehingga merasa dirinya sendiri di dunia. Penderitaan akan loneliness ini semakin menyiksa karena merasa tidak mempunyai kawan untuk berbagi rasa dan terisolasi dari kehidupan bermasyarakat.

b. Anomie

Suatu situasi ketika terjadi suatu keadaan tanpa aturan, yaitu collective conciousness (kesadaran kolektif) tidak berfungsi. Kondisi seperti itu terjadi dalam suasana krisis, dimana kebutuhan-kebutuhan tidak terpenuhi dan bertemu dengan keadaan tidak berfungsinya aturan-aturan masyarakat pada akhirnya orang merasa kehilangan arah di dalam kehidupan sosialnya. Lanjut usia yang mengalami loneliness dan depresi dapat disebabkan ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri (maladjustment) dengan kondisi lingkungannya. Mereka merasa kecewa dan frustasi dengan keadaan yang ada sehingga mendorong untuk

(10)

c. Perubahan pada pola kekerabatan

Nilai kekerabatan dalam kehidupan keluarga semakin lemah. Mengarah pada bentuk keluarga inti, lanjut usia tidak jarang terpisah jauh dari anak cucu akibat proses urbanisasi. Lanjut usia ditinggalkan oleh anggota keluarga dan kurang diperhatikan, dan banyak diantara mereka hidup sendiri dan loneliness. Keterpisahan lanjut usia dari anggota keluarga menyebabkan mereka tidak intensif mendapat perhatian dan kesejahteraan. Oleh karena itu, perasaan loneliness dan tertekan kerap mewarnai para lanjut usia yang ditinggalkan orang-orang yang dicintainya atau tidak adanya seseorang yang menemaninya.

Sedangkan menurut Santrock(2002), salah satu faktor penyebab seseorang mengalami loneliness adalah ketika individu memutuskan untuk tidak menikah. Pada awalnya para lajang menganggap hidup sendiri itu mengasyikkan, namun dengan seiringnya waktu timbul perasaanloneliness.

2. 1. 4 Dampak dariLoneliness

Adapun dampak darilonelinessmenurut Robinson (dalam Oktaria, 2009) yaitu :

a. Mengalami rendah diri, bergantung pada teman untuk membangun harga dirinya. Merasakakan kehilangan rasa kepercayaan diri, yang menyebabkan rasa rendah diri.

(11)

b. Menyalahkan diri sendiri.

Sering menyalahkan diri sendiri, terutama ketika melakukan kesalahan dalam kehidupannya, yang sebenarnya tidak sepenuhnya dirinya yang melakukan kesalahan.

c. Tidak ingin berusaha untuk terlibat pada kegiatan sosial.

Selalu ingin menyendiri dan tidak ingin bersosialisasi dengan lingkungan luar.

d. Mempunyai kesulitan untuk memperlihatkan diri

Takut untuk berkelakuan dan takut untuk berkata ya atau tidak untuk hal yang tidak sesuai.

e. Takut bertemu orang lain dan menghindari situasi baru.

Tidak menyukai untuk bertemu dengan orang baru (yang tidak dikenal sebelumnya), serta situasi baru yang menurutnya asing untuknya,

f. Mempunyai persepsi negatif tentang diri sendiri.

Sering memiliki persepsi negatif tentang diri sendiri, yang sebenarnya tidak sepenuhnya ia miliki.

g. Merasakan keterasingan

Merasakan kesendirian dan perasaan tidak bahagia terhadap lingkungan sekitar.

(12)

2. 2 Usia Lanjut

2. 2. 1 Pengertian Usia Lanjut

Menurut Sabri (1993) usia lanjut periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini di mulai dari umur 60 sampai mati, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.

Sedangkan menurut Hurlock (1991) usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode di mana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh manfaat. Menurut Widiyatun (dalam Oktaria, 2009) usia lanjut adalah masa merasa sudah sangat tua, ada rasa takut menghadapinya dan ditandai dengan kemunduran fungsi organ. Jadi, usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang yang dimulai dari usia 60 tahun sampai mati dimasa di usia ini sudah merasa sangat tua, dan adanya perubahan yang bersifat fisik maupun psikologis serta ditandai kemunduran fungsi organ.

2. 2. 2 Ciri-ciri Usia Lanjut

Adapun ciri-ciri yang berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya. Menurut Sabri (1993) adalah sebagai berikut :

(13)

a. Ada perubahan individu yang menonjol sebagai akibat dari usia lanjut, yaitu ketuaan yang bersifat fisik mendahului ketuaan psikologis yang merupakan kejadian yang bersifat umum.

b. Ada beberapa masalah dari penyesuaian diri dan sosial yang khas bagi usia lanjut, misalnya meningkatnya ketergantungan fisik dan ekonomi pada orang lain, membentuk kontak sosial baru, mengembangkan keinginan, minat baru dan kegiatan untuk memanfaatkan waktu luang yang jumlahnya meningkat.

c. Perubahan yang umum terjadi pada masa ini adalah perubahan yang menyangkut kemampuan motorik, kekuatan fisik, fungsi psikologis, sistem saraf, penampilan dan kemampuan seksual, dan kecenderungan sikap yang canggung atau kikuk.

d. Keterkaitan terhadap agama bertambah dan sering di pusatkan pada masalah tentang kematian pada usia tersebut yang bersifat pribadi tidak abstrak seperti masa-masa sebelumnya.

e. Diantara sekian banyak bahaya fisik yang bersifat umum, ialah individu yang sering mengalami sakit, hambatan yang bersifat jasmaniah, kurang gizi, gigi banyak yang tanggal dan hilangnya kemampuan seksual.

f. Bahaya yang bersifat psikologis meliputi kepercayaan terhadap pendapat klise tentang usia lanjut, perasaan rendah diri, perasaan tidak berguna, perubahan fisik, perubahan pola hidup, perasaan bersalah karena menganggur.

(14)

Sedangkan menurut Hurlock (1991) ciri-ciri usia lanjut adalah :

a. Periode kemunduran

Pada usia lanjut sebagian datang dari faktor fisik yang merupakan suatu perubahan pada sel-sel tubuh bukan karena penyakit khusus tapi karena proses menua. Selain itu pemunduran usia lanjut juga datang dari faktor psikologis yaitu sikap tidak senang terhadap diri sendiri, orang lain, pekerjaan, dan kehidupan pada umumnya dapat menuju keadaan uzur, karena perubahan pada lapisan otak.

b. Perbedaan individual pada efek menua

Orang menjadi tua secara berbeda karena mereka mempunyai sifat bawaan yang berbeda, sosioekonomi dan latar pendidikan yang berbeda, dan pola hidup yang berbeda. Perbedaan kelihatan di antara orang-orang yang mempunyai jenis kelamin yang sama, dan semakin nyata bila pria dibandingkan dengan wanita karena menua terjadi dengan laju yang berbeda pada masing-masing jenis kelamin.

c. Dinilai dengan kriteria yang berbeda

Pada waktu anak-anak mencapai remaja, mereka menilai usia lanjut dalam cara yang sama dengan penilaian orang dewasa, yaitu dalam hal penampilan diri dan apa yang dapat dan tidak dapat dilakukannya. Dengan mengetahui bahwa hal tersebut merupakan merupakan dua kriteria yang umum untuk menilai usia mereka banyak orang berusia lanjut melakukan segala apa yang dapat mereka sembunyikan atau samarkan yang menyangkut tanda-tanda penuaan fisik dengan

(15)

memakai pakaian yang biasa dipakai orang muda dan berpura-pura mempunyai tenaga muda. Inilah cara mereka untuk menutupi dan membuat ilusi bahwa mereka belum lanjut usia.

d. Stereotipe pada orang lanjut usia

Pendapat klise yang telah dikenal masyarakat tentang usia lanjut adalah pria dan wanita yang keadaan fisik dan mentalnya loyo, usang, sering pikun, jalannya membungkuk, dan sulit hidup bersama dengan siapa pun, karena hari-harinya yang penuh manfaat telah lewat, sehingga perlu dijauhkan dari orang-orang yang lebih muda.

e. Sikap sosial terhadap usia lanjut

Pendapat klise tentang usia lanjut mempunyai pengaruh yang besar terhadap usia lanjut maupun terhadap orang berusia lanjut. Dan kebanyakan pendapat klise tersebut tidak menyenangkan, maka sikap sosial tampaknya cenderung tidak menyenangkan.

f. Menua membutuhkan perubahan peran

Sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi kaum usia lanjut, pujian yang mereka hasilkan dihubungkan dengan peran usia bukan dengan keberhasilan mereka. Perasaan tidak berguna dan tidak diperlukan lagi bagi usia lanjut menumbuhkan rasa rendah diri dan kemarahan, yaitu suatu perasaan yang tidak menunjang proses penyesuaian sosial seseorang.

(16)

g. Penyesuaian yang buruk merupakan ciri-ciri usia lanjut

Sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi kaum usia lanjut, yang nampak dalam cara orang memperlakukan mereka, maka tidak heran lagi kalau banyak orang usia mengembangkan konsep diri yang tidak menyenangkan. Hal ini cenderung diwujudkan dalam bentuk perilaku yang buruk dengan tingkat kekerasan yang berbeda pula.Mereka yang pada lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung untuk semakin jahat ketimbang mereka yang dalam menyesuaikan diri pada masa lalunya mudah dan menyenangkan.

h. Keinginan menjadi muda kembali sangat kuat pada usia lanjut

Dewasa ini berbagai cara dilakukan untuk menjadi muda kembali seperti obat-obatan telah mengambil alih tugas-tugas tersebut yang mencoba menahan ketuaan, tukang sihir, ilmu gaib digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Kemudian timbul orang-orang yang bisa membuat orang tetap awet muda, yang dipercayai mempunyai kekuatan magis untuk mengubah usia lanjut menjadi lebih muda lagi.

2. 2. 3 Tugas Perkembangan Usia Lanjut

Tugas perkembangan usia lanjut menurut Lesmana (dalam Sabri, 1993) adalah :

(17)

a. Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan.

b. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan penurunan pendapatan.

c. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan.

d. Memantapkan secara eksplisit bahwa ia ada pada kelompok usianya itu.

e. Mengadopsi dan mengadaptasi peran sosial secara fleksibel.

2. 3 Tidak Menikah

2. 3. 1 Pengertian Tidak Menikah

Stein (dalam Prestasi, 2006) menjelaskan, bahwa mereka yang hidup tidak menikah adalah mereka yang belum menikah, tidak terlibat dalam hubungan heteroseksual dan homoseksual serta tidak menjalani kehidupan suami istri secara terbuka, seperti tinggal serumah tanpa suatu ikatan pernikahan.

Berdasarkan pengertian diatas, tidak menikah adalah kondisi seseorang yang belum menikah atau yang belum mempunyai pasangan.

2.4 Wanita lanjut usia tidak menikah

(18)

Wanita tidak menikah merupakan salah satu pilihan hidup yang ditempuh oleh seorang wanita. Hidup sendiri berarti ia sudah memikirkan resiko yang akan timbul sehingga mau tidak mau ia harus siap menanggung segala kerepotan yang muncul dalam perjalanan hidupnya (Dariyo, 2003). Wanita lanjut usia yang tidak menikah, berarti mereka yang berusia di atas 60 tahun yang masih belum memiliki pasangan dalam hidupnya (suami) (Vida, 2009)

2.4.2 Sebab-sebab wanita tidak menikah (Melajang)

Kebanyakan orang yang tidak menikah, mempunyai alasan yang kuat untuk tetap sendiri. Sebagian besar wanita lansia yang tidak pernah menikah adalah wanita yang saat dewasa muda memiliki karir, kemandirian ekonomi, serta gaya hidup. Menurut Stein (dalam Prestasi, 2006) alasan yang sering terdengar dari mereka yang hidup sendiri ialah sulitnya mencari pasangan yang tepat.Mereka sulit untuk mendapatkan pasangan yang sesuai dengan keinginannya. Akibatnya, mereka cenderung mengalami kesulitan dalam menemukan pria yang tidak akan merasa terancam dengan kesuksesan karirnya. Di lain pihak, pria cenderung menikah dengan wanita yang memiliki usia, tingkat pendidikan, serta pekerjaan dibawahnya. Hal ini yang kemudian menyebabkan wanita cenderung memililih tetap tidak menikah hingga usia lanjut.

Saat ini ditemui banyak wanita tidak menikah (lajang) yang menuntut ilmu dan mengejar karir (Ibrahim dalam Vida. 2001). Pada usia dua-puluhan, tujuan hidup sebagian besar perempuan adalah pernikahan. Namun apabila belum

(19)

menikah pada saat mencapai usia tiga puluh, ia cenderung mengubah tujuan hidupnya ke arah yang baru, yaitu mengejar karir dan kesenangan pribadi (Hurlock, 1991).

Selain itu menurut Dariyo (2003), sebagian orang menempuh cara hidup tidak menikah karena didasari oleh :

a. Masalah Ideologi atau Panggilan Agama

Individu yang mempercayai suatu keyakinan tertentu (misalnya ideologi politik atau agama tertentu) dan berusaha untuk mempertahankan keyakinan tersebut, ia memilih kehidupan untuk tidak menikah.

b. Trauma Perceraian

Bagi sebagian orang, perceraian merupakan suatu hal yang biasa.Kerap kali setelah menikah, tidak berapa lama kemudian, akhirnya perkawinan hancur karena masing-masing pasangan yang hidup sendiri. Bagaimanapun peristiwa perceraian memberikan dampak luka batin yang tidak mungkin dapat dilupakan seumur hidup setiap orang, baik wanita maupun pria.

c. Tidak Memperoleh Jodoh.

Sebenarnya, setiap individu diciptakan Tuhan, pasti mempunyai jodoh sendiri-sendiri. Diyakini bahwa kelahiran, jodoh, dan kematian ada di tangan Tuhan. Artinya, Tuhanlah yang menentukan semua itu. Namun, adakalanya seorang individu sampai pada masa tua ataupun sampai kematiannya, tidak mempunyai

(20)

d. Memikirkan Karir Pekerjaan

Tidak menutup kemungkinan, individu yang mencapai jenjang karir tinggi akan merasa kesulitan memperoleh jodoh yang diharapkan karena individu (calon pasangan) yang datang tidak sesuai dengan kriteria yang ditentukan individu yang bersangkutan.

e. Ingin Menjalani Kehidupan Pribadi secara Bebas

Hidup sendiri ialah hidup yang bertujuan untuk menyenangkan diri sendiri tanpa diganggu orang lain. Apa pun aktivitas yang dilakukan seseorang, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup pribadi. Dalam hal ini, orang menganut paham kebebasan. Artinya, seseorang bebas menentukan arah dan perjalanan hidup sendiri, tanpa diganggu ataupun mengganggu orang lain.

Namun demikian, Brown (dalam skripsi Oktaria, 2009) menyatakan bahwa wanita lansia yang memilih untuk tidak menikah adalah seorang yang sensitif, percaya diri, terkendali, mandiri dan merasa aman dengan dirinya.Mereka merasa bahwa kehidupannya memberikan motivasi, jaminan diri yang lebih tinggi, serta keadaan kondusif bagi pertumbuhan dan pemenuhan diri.Oleh sebab itu, pernikahan tidak lagi dibutuhkan untuk menemukan dukungan emosional dan kehidupan sosial yang aktif. Seseorang tidak menikah disimpulkan bahwa seseorang tidak menikah khususnya wanita disebabkan karena tingkat pendidikan yang tinggi,karir yang matang sejak dewasa muda dan sulit mencari pasangan yang tepat (Stein, 2009).

(21)

2.5 Kerangka Pemikiran

Fokus: Dasawarsa terakhir byk org tdk pernah

menikah hingga lansia

.

Makhluk Sosial

Menikah Penyebab

Hub. Interpersonal dg seseorang Pernikahan Tidak Menikah Penyebab Singles (Tidak Menikah) Cohabitors

(tinggal bersama ≠ pernikahan)

Gay/Lesbian

(Hub. Homoseksual

Tidak menikah hingga lansia

5 % Pria 10 % Wanita

Penyebab Dampak

Pendidikan Karir

Loneliness Hayward (2005) :Lonelinesswanita lansia tdk menikah > pria lansia tdk menikah

Ciri-ciriloneliness: Merasa tdk berguna, Tipe-tipeloneliness: a. Cognitve loneliness Faktor loneliness: 1. Faktor Psikologis Dampakloneliness: Rendah diri, menyalahkan Traumatis

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayahNya, serta dengan usaha dan doa penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Penempatan titik yang telah diketahui koordinatnya yang akan dipakai sebagai referensi dalam penentuan nilai kesalahan rekonstruksi koordinat dilakukan menggunakan benda

Hasil yang diperoleh dari sistem ini adalah tracking panel surya single axis yang dapat tegak lurus dengan arah matahari dan mendapatkan nilai tegangan, arus dan

Yang harus dilakukan oleh pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah meningkatkan konektivitas wilayah dengan cara mengembangkan jaringan pelayanan transportasi dan

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas

Semasa enjin dihentikan oleh sistem Henti Melahu, jika anda menggunakan tongkat tepi, penunjuk Henti Melahu yang berkelip akan terpadam atau berhenti berkelip dan kekal menyala,

Reklamasi sebagai usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali lahan yang rusak sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan, agar dapat berfungsi secara optimal

terbentuk warna merah pada medium setelah ditambahkan a- napthol dan KOH, artinya hasil akhir fermentasi bakteri ini bukan asetil metil karbinol (asetolin). Selain uji