• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI SUMATERA UTARA"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI

KE PROVINSI SUMATERA UTARA

Pada Reses Masa Persidangan II Tahun Sidang 2020 – 2021,

13 sampai dengan 17 Desember 2020

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

(2)

LAPORAN

KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI SUMATERA UTARA

Pada Reses Masa Persidangan II Tahun Sidang 2020 – 2021, 13 sampai dengan 17 Desember 2020

I. PENDAHULUAN

A. Dasar Hukum Kunjungan Kerja

Pasal 98 Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sebagaimana yang telah diubah sampai dengan perubahan ketiga oleh UU Nomor 13 Tahun 2019 dan Pasal 60 Peraturan DPR Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Tertib, yang mengatur bahwa Komisi dalam melaksanakan tugas di bidang pengawasan dan tindak lanjut pengaduan masyarakat, antara lain dapat mengadakan kunjungan kerja spesifik dalam masa sidang, yang hasilnya dilaporkan dalam rapat komisi untuk ditindaklanjuti.

Sejalan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut, kunjungan kerja dilaksanakan atas Keputusan Pimpinan DPR RI tentang Penugasan Anggota Komisi I s.d. XI DPR RI untuk melakukan Kunjungan Kerja dan Keputusan Rapat Intern Komisi VI DPR RI pada hari Senin, 24 Agustus 2020 antara lain telah memutuskan rencana Kunjungan Kerja pada Reses Masa Persidangan II Tahun Sidang 2020-2021 dilaksanakan ke Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Kepulauan Riau, dan Provinsi Sulawesi Selatan.

Berdasarkan penugasan dari Pimpinan DPR RI melalui Surat Tugas Nomor: ST/032/KOM.VI/DPR-RI/11/2020, Komisi VI DPR RI melakukan Kunjungan Kerja pada Masa Reses di Masa Persidangan II Tahun Sidang 2020-2021 ke Provinsi Sumatera Utara dari tanggal 13 sampai dengan tanggal 17 Desember 2020.

(3)

B. Maksud Dan Tujuan

Komisi VI DPR RI melaksanakan kunjungan kerja ini dengan maksud untuk mendapatkan masukan atau temuan yang menyangkut ruang lingkup tugas Komisi VI DPR RI selama Kunjungan Kerja ke Provinsi Sumatera Utara dan hasilnya akan dilaporkan dalam Rapat Komisi untuk ditindaklanjuti.

Kunjungan Kerja ini dalam rangka melaksanakan salah satu tugas Komisi VI DPR RI di bidang pengawasan yang menitikberatkan pada aspek pembangunan ekonomi yang dilaksanakan BUMN di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba, Provinsi Sumatera Utara yang meliputi:

1. Kinerja BUMN,

2. Strategi BUMN dalam rangka pembangunan KSPN Danau Toba dan kesiapan menghadapi Hari Raya Natal dan Tahun Baru, dan

3. Investasi pertambangan.

Sedangkan tujuan pelaksanaan kunjungan kerja ini adalah dalam rangka memenuhi salah satu tugas Komisi VI DPR RI dalam fungsi Dewan dan hasilnya akan dilaporkan dalam Rapat Komisi untuk ditindaklanjuti.

C. Obyek Kunjungan Kerja dan Waktu Pelaksanaan

Obyek dalam Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI ke Provinsi Sumatera Utara adalah:

1. PT Angkasa Pura II (Persro),

2. PT Hotel Indonesia Natour (Persero), 3. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), dan 4. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero).

Adapun waktu pelaksanaan Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sumatera Utara ini pada Masa Reses Masa Persidangan II Tahun Sidang 2020-2021 Desember 2020.

(4)

D. SUSUNAN ANGGOTA TIM KUNJUNGAN KERJA

Daftar nama Anggota Tim Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI ke Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan Surat Tugas Nomor: ST/032/KOM.VI/DPR-RI/11/2020, adalah sebagai berikut:

1. MARTIN MANURUNG, S.E., M.A. A-352 KETUA TIM / FNASDEM 2. Dr. EVITA NURSANTY, M. Sc. A-181 FPDIP 3. DONI AKBAR, S.E.

A-311 FPG 4. ANDRE ROSIADE A-65 FGERINDRA 5. H. SUBARDI, S.H., M.H. A-374 FNASDEM 6. Drs. H. MOHAMMAD TOHA, S.Sos., M.Si.

A-21

FPKB 7. RAFLI

A-409

FPKS

8. NASRIL BAHAR, S.E. A-481

FPAN

II. INFORMASI DAN TEMUAN KUNJUNGAN KERJA A. Gambaran Umum

Danau Toba adalah danau vulkanik terbesar di dunia dan danau terbesar kedua di dunia setelah Danau Victoria di Afrika dan merupakan salah satu dari sepuluh danau terdalam di dunia yang mencapai kedalaman sekitar 500 meter. Pulau Samosir di tengah Danau Toba memiliki luas 64.000 ha atau setara dengan Negara Singapura. Danau Toba

terbentuk oleh tiga letusan besar di 900.000 tahun yang lalu, 500.000 tahun yang lalu dan 75.000 tahun yang lalu, yang kemudian menyebabkan banyak catatan sejarah melalui evolusi manusia, flora dan fauna.

(5)

Pemerintah Indonesia telah mengambil kebijakan pariwisata sebagai sektor unggulan. Telah ditetapkan 10 (sepuluh) destinasi wisata prioritas – 10 Bali Baru – salah satunya adalah Danau Toba. Melalui Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan sekitarnya menetapkan bahwa delineasi Kawasan Danau Toba adalah mengikuti delineasi daerah tangkapan air dan Catchment Area Treatment

(CAT), yang terletak pada koordinat 2°10’3°00’ Lintang Utara dan 98°24’ Bujur Timur. Merujuk pada peraturan tersebut, Kawasan Danau Toba mencakup 8 (delapan) kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, yang terdiri dari Kabupaten Karo, Simalungun, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Samosir, Pakpak Bharat, dan Dairi. Kedelapan kabupaten tersebut disebut sebagai Tourism Development Area (TDA). Dari kedelapan TDA dipilih 31 kecamatan yang berbatasan langsung dengan Danau Toba sebagai fokus pengembangan yaitu 9 kecamatan di Kabupaten Samosir, 1 kecamatan di Kabupaten Dairi, 1 kecamatan di Kabupaten Karo, 7 kecamatan di Kabupaten Simalungun, 9 kecamatan di Kabupaten Toba Samosir, 1 kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara, dan 3 kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan.

Danau Toba terdapat 3 (tiga) wilayah untuk pengembangan pariwisata di kawasan Danau Toba. Pertama, Parapat (Kecamatan Girsang Sirpangan Bolon di Kabupaten Simalungun) yang merupakan gerbang utama ke Pulau Samosir, dengan jumlah hotel berbintang terbanyak dan infrastruktur pariwisata yang paling maju. Kedua, Pulau Samosir yang berlokasi di tengah danau (terutama Kecamatan Simanindo dan Kecamatan Pangururan di Kabupaten Samosir) dengan beberapa tempat wisata alam dan budaya. Ketiga, Kecamatan Balige (Kabupaten Toba Samosir) di bagian selatan, yang menawarkan beberapa arsitektur Suku Batak yang menarik dan merupakan desa tepi danau.

Selain Bandara Udara Internasional Sisingamangaraja XII, untuk mendukung aksesibilitas internal Kawasan Danau Toba yang lebih baik, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat melaksanakan revitalisasi 12 pelabuhan di sekitar Danau Toba yang dikelola pemerintah, yaitu: Tiga Ras, Ajibata, Balige, Muara, Marbun Toruan,

(6)

Silalahi,Tongging, Sipinggan Nainggolan, Onanrungu, Ambarita, Simanindo dan Porsea. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat sistem transportasi danau untuk mendukung kebutuhan transportasi danau sampai tahun 2038 (Sumber: Rencana Induk Pelabuhan, Detailed Engineering Design dan

Feasibility Study untuk 12 pelabuhan di Danau Toba). Tujuh pelabuhan telah direnovasi, dan sampai akhir tahun 2020 diharapkan seluruh pelabuhan sudah selesai direnovasi. Di luar 12 pelabuhan tersebut, terdapat tiga Ro-Ro milik masyarakat (swasta) yang melayani angkutan kendaraan di Danau Toba, yaitu: Tomok Sumbersari, Sibandang, dan Muara Putih. Sementara itu, dengan pelebaran alur dan pembangunan jembatan Tano Ponggol diharapkan dapat memperkuat sistem transportasi darat dan danau. Rencana pembangunan galangan kapal di Porsea untuk melayani perbaikan dan perawatan semua kapal yang beroperasi di Danau Toba diharapkan dapat meningkatkan keselamatan transportasi danau yang diikuti dengan perbaikan sistem navigasi dan pengembangan sumber daya manusianya.

Dari data BKPM menginformasikan bahwa (1) Peluang investasi sebagai pelaku usaha (tenant) investasi di kegiatan utama adalah pariwisata (diving, snorkling, apartment, golf zone, akademi pariwisata), dan Investasi di kegiatan pendukung adalah ekonomi kreatif; (2) Peluang investasi sebagai pengembang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah investasi untuk mengembangkan kawasan, melalui kerjasama dengan Badan Otorita Danau Toba sebagai badan usaha dalam investasi di kegiatan utama dan kegiatan pendukung; dan (3) Peluang investasi sebagai penyedia infrastruktur adalah investasi untuk penyedia infrastruktur dan energi dalam kawasan seperti listrik, gas, dan telekomunikasi. Penyedia infrastruktur wilayah, seperti pembangunan bandara, jalan, listrik, dan air.

Sementara Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang sangat negatif terhadap industri transportasi udara, ICAO menyatakan penurunan total jumlah penumpang di dunia saat ini merupakan yang terburuk sepanjang sejarah. Industri penerbangan Indonesia mengalami penurunan signifikan dimana pergerakan penumpang dan pesawat sempat menurun hingga -95% per hari, namun perlahan mulai kembali meningkat. Begitu juga dengan industri pelayaran nasional menghadapi ketidakpastian seiring dengan belum

(7)

berakhirnya pandemic Covid-19. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan bahwa terjadi penurunan jumlah penumpang bulanan yang berangkat di 5 pelabuhan utama Indonesia sebesar 89,67% akibat adanya pembatasan transportasi. Pemberlakuan aktivitas new normal hanya mengurangi penurunan tersebut ke angka 82,04%. Untuk jumlah penumpang bulanan yang datang juga terjadi penurunan di 5 pelabuhan utama Indonesia sebesar 84,29% akibat adanya pembatasan transportasi. Pemberlakuan aktivitas new normal hanya mengurangi penurunan tersebut ke angka 80,35%. Sedangkan industri perhotelan selain Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang sangat negatif, juga dengan adanya pemangkasan hari libur di akhir tahun 2020 karena akan berdampak pada pengurangan target okupansi hotel.

B. PT Angkasa Pura II (Persero)

PT Angkasa Pura II (Persero) atau Angkasa Pura II adalah salah satu perusahaan dari BUMN yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa kebandarudaraan yang berfokus pada area Indonesia bagian barat. Keberadaan persero ini berawal dari Perusahaan Umum dengan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 tahun 1984, dan terakhir dengan PP Nomor 14 tahun 1992 berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan selanjutnya pada 18 November 2008 sesuai dengan Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN Nomor 38 resmi berubah menjadi PT Angkasa Pura II (Persero).

Tujuan Angkasa Pura II adalah untuk menjalankan pengelolaan dan pengusahaan dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara dengan mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan penerapan praktik tata kelola perusahaan yang baik.

Angkasa Pura II sampai dengan tahun 2019 telah mengelola 16 Bandara termasuk Bandar Udara Sisingamangara XII, yang terdiri dari 13 bandara internasional dan 3 (tiga) bandara domestik. Pelayanan penumpang dari tahun 2016 sebanyak 96.038.201 orang terjadi peningkatan sampai dengan tahun 2018 sebanyak 112.606.342, tetapi di tahun 2019 hanya sebanyak 90.779.230

(8)

atau mengalami penurunan sebesar 20%. Data tersebut belum termasuk tambahan 3 (tiga) bandara yang baru dikelola sejak 1 Januari 2020 yaitu Radin Inten II (Lampung), H.A.S Hanandjoeddin (Tanjung Pandan), dan Fatmawati Soekarno (Bengkulu).

Khusus di Bandara Internasional Sisingamangaraja XII (Silangit) saat ini hanya melayani atau masih beroperasi adalah Citilink dan Batik Air dengan rute penerbangan Soekarno Hatta, Halim Perdana Kusuma dan Batam. Untuk maskapai dan rute penerbangan lain tidak beroperasi (no-ops) termasuk jalur luar negeri yaitu ke Kuala Lumpur. Data pergerakan pesawat dan penumpang di tahun 2020 tertinggi di bulan Januari dengan 430 pergerakan atau naik 24 (0,6%) dari Januari 2019 dan rata-rata per hari sebanyak 14 pergerakan dengan jumlah penumpang sebanyak 45.442 orang atau naik 1070 (2,450 dari Januari 2019. Sedangkan di bulan Mei 2020 tidak ada pergerakan dan penumpang. Selanjutnya di masa new normal (bulan Juni sampai dengan November 2020) tertinggi di bulan November sebanyak 140 pergerakan atau rata-rata kenaikan sebesar 22% dan rata-rata sebanyak 5 pergerakan per hari dengan jumlah penumpang 13.840 atau rata-rata 461 penumpang per hari.

Proyek investasi pembangunan Bandara Internasional Sisingamangaraja XII tahun 2016-2020 sebesar Rp 385 miliar yang terdiri dari (1) pembangunan

airside sisi udara untuk overlay runway (45 miliar), extend & expand R/W (2650x45) & apron expansion (135 miliar), overlay R/W (leveling) (175 miliar); (2) pembangunan lanside sisi darat untuk perluasan terminal 2.100 m2 (185 miliar) dan lanjutan perluasan 2.800 m2 (11 miliar). Pelaksanaan proyek tersebut telah selesai dan telah dioperasionalkan di tahun 2019, kecuali pengembangan terminal dengan luas 3.190m2 dengan kapasitas 700.000 orang/tahun baru dioperasionalkan di bulan November 2020. Adapun kendala pelaksanaannya adalah pada pemasangan lampu Precision Approach Light System (PALS) di ujung runway 09 dan jalan inspeksi yang sebagian berada di area lahan belum clear & clean.

Dalam upaya menghadapi penyebaran Covid-19, Angkasa Pura II memanfaatkan teknologi serba digital dalam menyediakan sejumlah fasilitas tanpa sentuhan (touchless). Upaya tersebut antara lain melalui (1) Virtual Customer Assistant (VICA) sebagai penyedia informasi kepada

(9)

masyarakat mengenai berbagai berbagai informasi dan pelayanan di bandara-bandara secara virtual atau tanpa tatap muka langsung. Layanan VICA menggantikan customer assistant secara fisik di terminal, dan bisa diakses melalui situs www.angkasapura2.co.id; dan (2) melalui Smart Helmet yang merupakan fasilitas oleh personel avsec untuk melakukan pengawasan yang dapat memberikan informasi mengenai suhu tubuh orang (contactless temperature detection), mode pengenal wajah (face recognition), pengenal plat kendaraan (license plate recognition), night vision/facility inspection, QR code scanner, dan mengidentifikasi titik panas (thermographic diagnostic imaging).

Selain itu, juga melakukan penerapan physical distancing, penyediaan wastafel di publik area, penyemprotan disinfektan di bandar udara secara periodik, bagage walktrough disinfection, pemeriksaan suhu tubuh thermal scaner & thermo gun, pemeriksaan hc & hac, serta kesiapan fasilitas medis, berupa ruang isolasi dan ranjang mobil ambulance. Untuk di Bandara Sisingamangaraja XII (Silangit) telah disiapkan layanan rapid test Covid-19 di airport health center.

Upaya terobosan dan inovasi untuk mempertahankan pelayanan dan bisnis perusahaan di tengah pandemik Covid-19 antara lain dengan memperketat arus kas jaga bisnis, penghematan listrik dan air sampai 60% serta memprioritaskan perlindungan tenaga kerja dan tidak ada PHK.

Dalam menanggapi Pandemi COVID-19 untuk menjaga stabilitas perusahaan, Angkasa Pura II telah merespon dengan mengubah strategi perusahaan dalam menanggapi Pandemi COVID-19 untuk menjaga stabilitas perusahaan. Saat ini yang telah diubah adalah Directional Strategy, Portfolio Strategy, dan Parenting Strategy. Strategi ini dipertimbangkan untuk mempertahankan operasional utama, fokus pada core business dan secara ketat mengendalikan sumber daya keuangan. Tujuan strategisnya adalah untuk memastikan efisiensi dan stabilitas pada masing-masing lingkup strategi.

Di dalam setiap fase, strategi perusahaan diturunkan menjadi 3 Inisiatif strategis dimana di dalamnya terdapat 3 program utama yang mendukung sasaran strategisnya. business continuity management (BCM) Framework

mulai dari business survival di periode Covid-19, business recovery di periode

(10)

Dalam business survival, salah satu kebijakan perusahaan yang dibuat pada fase survival-1 untuk memastikan stabilitas keuangan di masa Pandemi Covid-19, pertama melakukan pengendalian penggunaan anggaran dengan membatasi capaian realisasi beban usaha maksimal 95% dari RKA yang ditetapkan di periode Q1 tahun 2020 dengan Cost Leadership hingga lebih dari 40% setiap bulannya dan hasilnya hingga Oktober terjadi penghematan sebesar Rp 2 Triliun; Kedua, mengoptimalkan pencairan piutang yang diperoleh dari kegiatan usaha. guna menekan Average Collection Periode (ACP) serta mengatur penggunaan dana kas untuk menjaga likuiditas perusahaan dengan pembatasan pengeluaran atas opex maupun capex, melakukan fund raising, melakukan permohonan pengesampingan atas rasio financial covenant, melakukan permohonan pengesampingan atas dividen tahun buku 2019, dan melakukan re-scheduling atas piutang dengan tujuan stabilitas keuangan (Financial Stability); dan ketiga fokus kepada program investasi yang bersifat

quickyield dengan mempertimbangkan risk return analysis dengan mengkaji ulang penjadwalan/skema penyerapan dan pembayaran Capex yang lebih optimal selaras dengan kondisi cash flow perusahaan melalui perubahan Program Investasi dari sebelumnya 268 program kemudian menjadi 89 program atau dari Rp 7,8 Triliun menjadi Rp. 712 Miliar.

Dalam upaya menjaga kinerja bisnis perusahaan, saat ini AP2 Bersama BKPM bekerjasama untuk menawarkan 7 proyek pengembangan bisnis bandara dengan nilai total Rp 16 Triliun, yaitu :

1. 4 Star Hotel at Soekarno Hatta Airport Internasional Terminal sebesar Rp147.000.000.000

2. Retail Area Management for AP II Airports sebesar Rp15.000.000.000.000 3. Concession Agreement for Advertising Management for AP II Airports

sebesar Rp7.500.000.000.000

4. Sky City at Soekarno Hatta Airport sebesar Rp150.000.000.000

5. Airport City at Kualanamu Internasional Airport sebesar Rp1.200.000.000.000

(11)

Sedangkan manfaat Stimulus Pemerintah untuk industri penerbangan adalah: 1. Membantu Industri Penerbangan dan Pariwisata.

Stimulus pembebasan PSC bagi calon penumpang dan Bantuan Kalibrasi penerbang akan menurunkan hargat tiket dan menekan biaya beban maskapai penerbangan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan perjalanan masyarakat menggunakan transportasi udara untuk keperluan bisnis ataupun wisata dengan beban biaya penerbangan yang lebih ringan. 2. Meningkatkan pertumbuhan Bisnis & UMKM

Peningkatan pergerakan penumpang dan biaya perjalanan udara yang ekonomis ke suatu daerah dapat meningkatkan aktifitas bisnis & UMKM di wilayah tersebut

3. Mendorong Ekonomi Daerah

Peningkatan bisnis akan men-trigger peningkatan perekonomian daerah akibat dari perputaran ekonomi yang berkembang.

Manfaat stimulus penerbangan sejalan dengan upaya perusahaan dalam meningkatkan traffic penerbangan untuk mempercepat pemulihan bisnis inti dengan tiga inisiatif utama, yaitu memaksimalkan utilitas slot, aktivasi rute destinasi, dan peningkatan frekuensi rute penerbangan.

Dari data laba rugi Angkasa Pura II, pendapatan usaha terus meningkat yang diikuti biaya operasional dengan laba bersih dari tahun 2015 (Rp1.687.323 juta) sampai di tahun 2018 (Rp1.957.942 juta) dan menurun di tahun 2019 (Rp1.007.256 juta). Dari prognosa pendapatan usaha di tahun 2020 sebesar Rp5.753.979 juta, sampai bulan November baru mencapai Rp5.331.346 juta dengan laba bersih sebesar –Rp2.239.202 dari pronogsa sebesar –Rp2.775.893 juta. Sedangkan opini auditor dari tahun 2015 sampai tahun 2019 predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan tingkat kesehatan AA dan puncaknya di tahun 2018 (AAA).

C. PT Hotel Indonesia Natour (Persero) / HIN

PT HIN (Persero) adalah BUMN yang didirikan pada tahun 5 Agustus 1962 yang bergerak di bidang pelayanan jasa perhotelan dan kini memiliki nama bisnis/komersial Inna Hotels & Resorts.

(12)

PT HIN (Persero) merupakan hasil penggabungan dari PT Hotel Indonesia International dan PT Natour berdasarkan PP No. 89 Tahun 1999. Penggabungan kedua perusahaan tersebut makin memperkuat dan memperluas jaringan hotel, yang semula berada di lima provinsi menjadi tujuh provinsi.

HIN memiliki 14 unit hotel dan resort di Bali, Jawa, dan Sumatera yakni Inaya Putri Bali Nusa Dua, Grand Inna Kuta, Grand Inna Padang, Grand Inna Bali Beach, Grand Inna Malioboro, Grand Inna Tunjungan, Grand Inna Samudra Beach, Grand Inna Medan, Inna Bali Beach Garden, Inna Bali Beach Resort, Inna Tretes Hotel & Resort, Inna Parapat Hotel & Resort, Inna Sindhu Beach Hotel & Resort, dan Inna Bali Heritage Hotel.

Hotel Inna Parapat yang beralamat di Jl. Marihat No. 1 Parapat, PO Box 21174, Danau Toba – Sumatera utara, saat ini merupakan hotel bintang 3+ yang menyediakan 6 tipe kamar tamu, dan terdapat 48 kamar superior, 26 kamar deluxe, 12 family rooms, 8 junior suites, 2 teratai suites, 2 inna parapat suites dan 4 kamar sosor pasir dengan kolam renang pribadi, serta meeting room (Toba Hall) dengan luas 320 m2 yang dapat menampung 300 pax dengan fasilitas free wifi dan swimming pool.

Dalam pemberdayaan masyarakat sekitar, Hotel Inna Parapat menggunakan vendor pengadaan ikan dari salah satu penduduk yang mempunyai usaha jaring apung ikan. Pada bidang kesenian, kerjasama dengan sanggar tari DOLOK SIPIAK parapat untuk memajukan kebudayaan melalui tari-tarian tor-tor guna menambah nilai ekonomis bagi pelaku seni dengan memberikan ruang mengisi acara-acara di Hotel Inna Parapat. Hotel Inna Parapat juga menggunakan vendor lokal untuk pengadaan barang-barang perishable (kitchen) dari orang asli parapat dan mempunyai usaha bahan-bahan makanan yang berada di pasar/onan tiga raja parapat, bahan-bahan sayur-sayuran dan buah-buahan vendor tersebut membelinya melalui petani yang ada di wilayah Parapat. Adapun karyawan Hotel Inna Parapat terdiri dari pegawai tetap 38 orang (40,42%) dan pegawai kontrak 56 orang (59,58%) atau dari penduduk lokal 77 orang (81,92%) dan luar daerah 17 orang (18,08%).

(13)

Rencana pembangunan Hotel Inna Parapat menjadi hotel berbintang 4+. Untuk meningkatkan status tersebut, beberapa pengembangan yang akan dilakukan dari masterplan adalah meng-upgrade rooms villas dan lobi dengan konsep resort style, serta pembangunan spa & wellness center, poolside, beachside, picnic & BBQ area, kidzzone, dan penambahan thematic restaurant/cafe/lounge/bar, menyediakan layanan tour bertemakan Indonesian Dutch Colonial Historic Tour, meng-upgrade landscape dengan sirkulasi yang memadai untuk semua market.

Dukungan yang diharapkan dari pemerintah dalam mengimplementasikan rencana Danau Toba sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas untuk pengembangan strategis produk wisata adalah:

1. Aksesbilitas

Infrastruktur penghubung yang berkoneksi dengan mobilitas wisatawan 2. Amenities

Minimnya investor dalam membangun sarana dan prasarana umum 3. Atraksi

Kualitas produk wisata yang akan dipromosikan dan pasarkan. 4. Pemasaran

Memahami, branding pariwisata Danau Toba secara umum. 5. Sumber daya Manusia

(14)

Terbatasnya kemampuan sumber daya manusia yang memenuhi standard pelayanan.

6. Dinamika dan kemampuan inovasi

Dinamika Bisnis dan Kemampuan Inovasi dalam merancang produk wisata dalam kelompok thematic tourism dan special interest tourism.

D. PT ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO) / ASDP

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) didirikan pada 27 Maret 1973 dengan nama Proyek ASDP Ferry yang berada di bawah naungan Kementerian Perhubungan. Sejalan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan manusia yang semakin meningkat akan jasa penyeberangan, kehadiran ASDP dianggap penting sehingga ASDP Ferry mengalami perubahan nama menjadi Perum ASDP berdasarkan PP No. 8 pada tahun 1986 yang selanjutnya diresmikan menjadi PT ASDP (Persero) pada tahun 1993. ASDP sebagai pemilik dan operator pelabuhan dan armada ferry terbesar dengan operator bisnis ferry yang Terintegrasi dan mempunyai hubungan yang erat dengan stakeholder serta ikut melaksanakan program penugasan pemerintah.

Bisnis utama persero adalah (1) bisnis ferry untuk rute komersial dan rute perintis, (2) bisnis pelabuhan yang melayani kapal berlabuh, tambat serta pas masuk penumpang dan kendaraan, (3) bisnis penunjang dalam bidang bisnis properti dan non properti.

Selain mendukung program nasional dan respon darurat, ASDP mempunyai peran utama ASDP adalah menyediakan laba dan dividen negara melalui bisnis layanan ferry dan pelabuhan, serta menyediakan transportasi publik antar pulau (daerah maju dan daerah berkembang) dan menyediakan transportasi publik ke daerah terpencil.

Jangkauan operasional ASDP untuk menjangkau nusantara sampai ke daerah perbatasan memiliki 29 cabang, 35 pelabuhan dan 272 lintasan dengan 204 kapal yang terdiri dari 152 milik ASDP dan 52 KSU.

(15)

Kinerja keuangan ASDP dari bulan Januari sampai Maret di tahun 2020 menunjukkan trend positif dibandingkan dengan tahun 2019. Pada pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Covid-19 oleh Pemerintah di

bulan April sampai Juni berpengaruh negatif pada kinerja perusahaan termasuk pendapatan season mudik lebaran dan manajemen melakukan langkah strategis seperti income optimization, pengendalian biaya dan prioritas investasi. Pada masa new normal (transisi PSBB), kapasitas produksi masih dibatasi 50% dari kapasitas penumpang, peningkatan market yang melambat, ada peningkatan pada libur Panjang (Idul Adha 2020, 1 Muharam, dan Maulid Nabi Muhammad SAW). Kinerja Keuangan ASDP Konsolidasian sampai Oktober 2020 menghasilkan laba sebesar Rp 45 Miliar dan laba induk sebesar Rp84 Miliar walau mengalami penurunan pendapatan sebesar 2% dan laba turun sebesar 74%. Perusahaan telah melakukan upaya pengendalian biaya yang dilihat dari CFO yang naik 2% dengan trend pendapatan perusahaan sudah mulai meningkat sejak pertengahan tahun 2020. Pemulihan laba diperkirakan mulai pada tahun 2022.

Di Danau Toba terdapat 43 pelabuhan rakyat dan 5 pelabuhan penyeberangan dengan 5 (lima) lintas penyeberangan yaitu:

(1) Penyeberangan Ajibata dan Pelabuhan Tomok,

(2) Penyeberangan Muara dan Pelabuhan Nainggolan/Sipinggan,

(3) Penyeberangan Tigaras dan Pelabuhan Simanindo,

(4) Penyeberangan Balige dan Pelabuhan Onanrunggu, dan

(5) Penyeberangan Ajibata dan Pelabuhan Ambarita.

(16)

Khusus di Kabupaten Samosir berjumlah 43 dermaga danau yang 2 (dua) milik swasta dan sisanya milik Pemerintah. Potensi angkutan penyeberangan secara keseluruhan pertahun di tahun 2019 mencapai 48.392 trip, 1.550.855 org, 95.022 kendaraan, dan 4 juta ton barang.

Kesiapan pelabuhan penyeberangan dalam menghadapi Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, untuk pelabuhan Ajibata dalam proses penyelesaian dan pelabuhan Ambarita dalam tahap pembangunan yang akan melayani KMP Ihan Batak yang telah beroperasional dan KMP Kaldera Toba yang masih dalam tahap pembangunan di galangan DBN-Porsea. Operasi pelabuhan ini dari jam 07:00-20:00 dengan jadwal 8 trip per hari (headway kapal 3 jam sekali) dengan waktu tempuh 1 jam dan bongkar muat 30 menit yang bertarif penyeberangan

sesuai Surat Kadishub Sumut No. 551.4/451/AJ/PHP/2018 tgl 24 Des 2018. Sedangkan Pelabuhan Balige masih dalam tahap pembangunan (16 Desember telah uji coba) dan pelabuhan Onan Runggu yang telah siap beroperasi yang akan melayani KMP Pora-Pora.

Pendapatan dari kinerja kapal di tahun 2019 yang beroperasi di Danau Toba sebesar Rp8.378.961.185 dengan biaya sebesar Rp7.076.215.329 atau mendapatkan laba sebesar Rp1.302.745.856. Pronosa pendapatan dan biaya di tahun 2020 adalah Rp13.873.887.384 dan Rp14.450.415.575 atau akan mengalami kerugian sebesar Rp576.528.191. Sampai dengan November 2020 realisasi pendapatan mencapai Rp11.255.652.453 dengan biaya operasional meningkat menjadi Rp13.208.316.524, sehingga mengalami kerugian sebesar Rp1.952.664.071. Penurunan produksi dan pendapatan disebabkan oleh terjadinya Pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 dan penurunan jumlah pengguna jasa karena pemberlakuan lock down & penutupan daerah wisata oleh Pemerintah Daerah.

(17)

Salah satu strategi yang dilakukan saat ini oleh perusahaan adalah penerapan teknologi digitalisasi yang telah teruji di cabang lain. Teknologi tersebut, selain dapat meng-update teknologi dan membuka potensi-potensi terhadap pengembangan bisnis baru, juga pencegahan terjadinya potensi kecurangan yang dapat meningkatkan pendapatan. Sararan penerapan tekonologi digitalisasi adalah (1) kenyamanan yang memberikan kepastian pengguna jasa berangkat setelah mendapatkan tiket, (2) kemudahan dalam pembayaran dengan metode cashless yang memberikan alternatif pembayaran bagi pengguna jasa, (3) keselamatan melalui perketatan system manifest/daftar penumpang pada kapal. Pelaksanaan sosialisasi digitalisasi cashless ke pengguna jasa dilakukan di pelabuhan, kapal dan media sosial.

Dalam rangka Protokol Kesehatan Penanganan Covid-19, perusahaan telah mengeluarkan panduan pencegahan penularan Covid-19 di lingkungan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang antara lain: area kewaspadaan di tombol lift, meja loket, mesin kasir, perangkat komputer, gangway meja loket, toilet/wastafel, mesin ATM, mesin taping, pegangan tangan (pintu, handgrip dan tiang, saklar lampu, gagang pintu dan jendela).

(18)

Selain itu, dari sisi waktu, waktu kerja staf kantor pukul 08.00 AM s.d. 06.30 PM dengan sistem shift 24 jam untuk staf yang berhubungan dengan operasional, di area pelabuhan diberlakukan sistem shift 24 jam untuk supervisi, komandan regu, dan staf lapangan. Untuk kedatangan dan keberangkatan kendaraan 24 jam dengan interval acak. Sedangkan untuk toko dan perdagangan kaki lima diberikan 24 jam dengan sistem shift. Mengenai penangan keadaan darurat dapat dilihat pada gambar berikut.

(19)

E. PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) / INALUM

PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)/INALUM resmi menjadi BUMN ke-141 di tanggal 21 April 2014 sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2014. Kemudian tanggal 27 November 2017, Pemerintah melakukan penandatanganan pengalihan saham Pemerintah di PT Freeport Indonesia kepada INALUM yang sekaligus menandakan bahwa Holding Industri Pertambangan resmi dibentuk dengan PT INALUM (Persero) sebagai Induk Holding dan PT ANTAM Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk serta PT Freeport Indonesia sebagai anggota holding.

INALUM di Asahan memproduksi Aluminium Ingot, Aluminium Alloy dan Aluminium Billet. Selain bahan baku, kunci utama dalam memproduksi aluminium adalah tersedianya sumber daya energi listrik.

Untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut, persero memanfaatkan potensi air sungai Asahan yang mengalir dari Danau Toba menjadi energi dasar Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan menggunakan 3 (tiga) bendungan yang terdiri dari: Bendungan Pengatur, Bendungan Siguragura untuk stasiun pembangkit (PLTA) dengan kapasitas terpasang 286 MW dan Bendungan Tangga untuk stasiun pembangkit (PLTA) dengan kapasitas terpasang 317 MW. Sedangkan untuk memenuhi bahan baku (Kokas, Coal Tar Pitch, Alumina dan Aluminium Fluoride) melalui pelabuhan (Dermaga A dan Dermaga B) di Kuala Tanjung. Untuk jelasnya dapat dilihat di gambar Alur Produksi.

Dampak Pandemi Covid-19 terhadap kegiatan operasional dapat dilihat pada Harga aluminium dunia atau London Metal Exchange Aluminium (LME AL), dari triwulan II tahun 2018 mulai menurun dan di triwulan II tahun 2020 kembali mulai menurun tajam kemudian di triwulan berikutnya mulai menanjak. Sementara volume produksi di tahun 2020 meningkat walau terjadi beberapa penurunan di beberapa bulan. Kenaikan tajam terjadi di bulan Februari, Juni, September, Oktober dan bulan November kembali menurun. Untuk jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut

(20)
(21)

Strategi yang dilakukan perusahaan dalam menghadapi Pandemi Covid-19 tersebut, selain dengan meningkatkan ekspor dan mencari alternatif pembelian bahan baku, juga melakukan efisiensi atas :

1. Penyesuaian kebutuhan Biaya Bahan Baku Alumina sesuai kondisi saat ini. 2. Penyesuaian Biaya Bahan Baku Utama lainnya seperti CPC, CTP & AlF3

dengan kondisi saat ini.

3. Prioritasi program repair & maintenance. 4. Prioritasi program kerja.

5. Penurunan biaya usaha perusahaan melalui selektif program.

Sedangkan upaya yang dilakukan perusahaan dalam mengendalikan penyebaran Covid-19 Pandemi adalah :

1. Menerapkan Program Preventif COVID-19 di Perusahaan.

2. Mengedukasi masyarakat di lingkungan perusahaan tentang bahaya Covid-19.

3. Bekerjasama dengan UMKM dalam Pembuatan Masker.

4. Melakukan sinergi antar BUMN sebagai Satgas Penanganan Covid-19. Strategi dan upaya yang dilakukan tersebut dalam menghadapi Pademi Covid-19 untuk mendorong perbaikan kinerja di periode selanjutnya dapat memperbaiki kinerja Perusahaan yang mulai membaik di semester 2. Hal tersebut dapat dilihat dari kinerja perusahan NPM semester 1 turun menjadi sebesar 3% dan di Semester 2 (hingga November) nilai NPM meningkat sebesar 17%. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang mulai membaik di beberapa negara, terutama China, dan mendorong perbaikan harga komoditas aluminium hingga saat ini. Untuk jelasnya mengenai kinerja produksi dan penjualan serta kinerja keuangan operating (YTD) dapat dilihat dalam gambar berikut.

(22)

Kinerja Keuangan Operating (YTD) Sampai Oktober 2020

Rencana Jangka Panjang PT Inalum (Persero) adalah untuk meningkatkan kapasitas produksi Aluminium Primernya di Smelter Kuala Tanjung hingga 2 kali kapasitas eksisting, yaitu menuju 500.000 ton per tahun. Peningkatan

double capacity (dari kapasitas eksisting 250.000 ton per tahun) ini dilakukan melalui upgrading technology pot reduction yang berkontribusi untuk meningkatkan kapasitas sebesar 50.000 ton per tahun, dan pembangunan

potline baru (ekspansi smelter) yang berkontribusi untuk meningkatkan kapasitas sebesar 200.000 ton per tahun. Sehingga secara total kapasitas produksi Aluminium Primer INALUM akan menjadi 500.000 ton per tahun.

(23)

Sinergitas yang dilakukan INALUM dengan BUMN yang di Provinsi Sumatera Utara antara lain adalah:

1. Bersama dengan PT Pelindo I (Persero) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dalam mengembangkan Kawasan Industri Kuala Tanjung. Pengembangan Kawasan Industri Kuala Tanjung yang akan menjadi Kawasan industri terintegrasi, di Kabupaten Batubara Sumatera Utara yang akan ditargetkan beroperasi pada 2025.

2. Bersama dengan PT Waskita Infrastruktur dalam kerjasama pengembangan Aluminium Remelt di Kuala Tanjung dengan target beroperasi mulai 2022. 3. Bersama PT PLN (Persero) dalam kerjasama penyediaan listrik untuk

pengembangan INALUM di Kuala Tanjung melalui akuisisi/kerjasama Asahan I dan III dengan target beroperasi mulai 2023.

4. Bersama PT Pertamina (Persero) dalam kerjasama proyek pembangunan Pabrik Calcined Petroleum Coke (CPC) di Kuala Tanjung.

5. Bersama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dalam proyek penelitian CTP, CTP digunakan sebagai salah satu bahan baku dalam proses produksi INALUM.

Kontribusi INALUM kepada Pemerintah Kabupaten Batubara dalam pendapatan asli daerah (PAD) di tahun 2020 sebesar Rp180 miliar atau 53%, pajak daerah sebesar Rp88 miliar, dan CSR/PKBL sebesar Rp6 miliar.

Kontribusi INALUM kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara meningkat setiap tahun. Tahun 2018 sebesar Rp26,94 miliar, 2019 sebesar Rp99,6 miliar) dan sampai dengan November 2020 sebesar Rp101,51 miliar. Kontribusi tersebut berupa pajak air permukaan, pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak penerangan jalan, pajak kendaraan bermotor dan alat pemadam air ringan. Sedangkan kontribusi dalam bentuk program CSR di tahun 2018 sebesar Rp23,8 miliar, 2019 sebesar 38,1 miliar dan 2020 (sampai November) sebesar Rp16,4 miliar.

Kontribusi INALUM kepada Pemerintah dalam bentuk pajak nasional tahun 2018 sebesar Rp1.036,5 miliar, tahun 2019 sebesar Rp1.054,0 miliar dan tahun 2020 (sampai November) sebesar Rp974,5 miliar. Kontribusi dalam bentuk

(24)

PNBP tahun 2018 sebesar Rp1.942,3 miliar, 2019 Rp1.116,2 miliar dan 2020 (sampai November) sebesar Rp35,2 miliar yang terdiri dari deviden, bea masuk, ijin stasiun radio, pemakaian perairan KSOP, BPHTB, dan arsip negara serta di tahun 2018 untuk pengukuran lahan.

Masterplan INALUM untuk konservasi di Kawasan Danau Toba dan program bersama masyarakat untuk menjaga siklus hidrologi Danau Toba, program yang sudah dilaksanakan dari tahun 2015 sampai tahun 2018 seluas 717 ha dengan tanaman 425.913 pohon. Untuk keberlangsungan operasional perusa-haan dan kelestarian lingkungan, INALUM berkomitmen menjaga eko-sistem Danau Toba baik dari sisi ling-kungan maupun masyarakat, untuk itu mohon dukungan dari seluruh pihak secara bersama-sama mewujudkan hal tersebut untuk Indonesia yang lebih baik.

III. CATATAN DAN REKOMENDASI

Beberapa catatan dan rekomendasi dari hasil pelaksanaan kunjungan kerja Komisi VI DPR RI ke Provinsi Sumatera Utara antara lain:

1. PT. Angkasa Pura II di Silangit diminta membuat master plan jangka Panjang melihat potensi wisata dan kebutuhan bandara yang luas mengingat potensi wisata Kawasan Danau Toba yang luar biasa.

2. PT. Hotel Indonesia Natour (Persero) yang berdiri sebelum Indonesia merdeka memiliki sejarah yang unik, karena itu diharapkan Hotel Indonesia Natour membuat master plan yang baik dengan gedung yang megah untuk menjawab tantangan Kawasan Danau Toba sebagai tujuan super prioritas destinasi wisata. Master plan yang baik ini akan dijadikan bahan Rapat Dengar Pendapat di Komisi VI DPR RI.

(25)

3. Pembangkit listrik Asahan I dan Asahan II yang dikuasai oleh PLN perlu dibahas agar kebutuhan listrik PT. Inalum (Peresero) untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi dan produktivitasnya. Kebutuhan listrik untuk peningkatan, efektifitas, efisiensi dan produktivitas PT. Inalum ini akan dibahas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara PT. PLN (Persero) dengan PT. Inalum (Persero). Penyerahan Asahan I dan Asahan II diharapkan kinerja PT Inalum Optimal. Hasil RDP ini akan disampaikan dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi VI DPR RI dengan Kementerian BUMN.

IV. PENUTUP

Demikian laporan Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI ke Provinsi Sumatera Utara pada Masa Reses di Masa Persidangan II Tahun Sidang 2020-2021. Sebagaimana diatur dalam Pasal 60 peraturan Tata Tertib DPR, diharapkan berbagai data dan informasi yang diperoleh dalam laporan ini dapat ditindaklanjuti sebagai bahan pertimbangan dalam rapat-rapat Komisi VI DPR RI.

Ketua Tim Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI,

TTD

MARTIN MANURUNG, S.E., M.A. A-352

(26)

LAMPIRAN

(27)
(28)

Referensi

Dokumen terkait

Temuan Komisi VIII DPR RI dalam Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Kalimantan Timur kalin untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program pembangunan

Dalam menjalankan fungsi pengawasan pada Masa Persidangan III Tahun Sidang 2021-2022, Komisi VI DPR RI telah melakukan kunjungan kerja spesifik ke BUMN Holding Ultra

Angkasa Pura II mengelola 19 Bandara udara dimana 15 diantaranya merupakan bandara internasional. Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang sangat negatif terhadap industri

Untuk mengetahui adanya hubungan antara studi ergonomi layout dapur terhadap pengeluaran energi pekerja katering yang dibandingkan dengan perhitungan kebutuhan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih merah delima yang disimpan pada suhu ruang (28-30°C) dan suhu dingin (10°C) selama 6 bulan masih menunjukkan daya kecambah

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam Pencemaran Dan Atau Kerusakan Lingkungan Hidup, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Hukum/Lingkungan pada

RSUD dr. Soetijono Blora, merupakan salah satu unsur pendukung tugas Bupati di bidang pelayanan kesehatan paripurna. Soetijono Blora terakhir kali dibentuk berdasarkan