Oleh
MUH. SYAMSUDDIN NIM. 100 500 211
PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA 2013
Oleh
MUH. SYAMSUDDIN NIM. 100 500 211
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya
Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA 2013
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Karya lmiah : SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM
(SPBU) DI SAMARINDA
Nama : Muh. Syamsuddin
NIM : 100500211
Program Studi : Geoinformatika
Jurusan : Manajemen Pertanian
Lulus ujian pada tanggal : ……… Menyetujui,
Ketua Program Studi Geoinformatika
Dyah Widyasasi, S.Hut, MP NIP. 19710103 199703 2 001
Pembimbing,
Dyah Widyasasi, S.Hut, MP NIP. 19710103 199703 2 001
Mengesahkan,
Ketua Jurusan Manajemen Pertanian
Ir. Hasanudin, MP NIP. 19630805 198903 1 005 Penguji I,
Erina Hertianti, S.HUt, MP NIP. 197005031995122002
Penguji II,
Yulianto, S.Kom, MMT NIP. 198307192009121007
ABSTRAK
MUH. SYAMSUDDIN. Sistem Informasi Geografis (SIG) Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Samarinda (di bawah bimbingan DYAH WIDYASASI).
Penelitian ini dilatar belakangi oleh belum adanya Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana informasi mengenai sebaran SPBU kota Samarinda.
Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan informasi jumlah SPBU di Samarinda, menyediakan informasi tentang keberadaan SPBU yang ada di kota Samarinda, memberikan informasi kepada masyarakat tentang fasilitas yang dimiliki oleh SPBU yang ada di kota Samarinda, dapat mengetahui korelasi antara jumlah penduduk dan jumlah SPBU per kecamatan di kota Samarinda dan memberikan gambaran peta sebaran SPBU kota Samarinda.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengambilan data di lapangan secara langsung atau metode pengambilan data primer dan data sekunder sebagai data penunjang. Pengambilan data primer dilakukan menggunakan GPS Navigasi dengan mengambil koordinat-koordinat objek yang akan dipetakan atau dengan kata lain dapat disebut sebagai metode waypoint.
Hasil dari penelitian ini adalah dapat mengetahui jumlah SPBU yang tersebar di kota Samarinda berjumlah 24 unit, di Kota Samarinda letak SPBU yang paling utara merupakan SPBU 6475121, paling timur adalah SPBU 6475101, paling selatan SPBU 6475302 dan SPBU yang berada di barat Kota Samarinda adalah SPBU 6475110, fasilitas sarana dan prasarana yang ada pada masing-masing SPBU berbeda-beda. SPBU yang memiliki fasilitas paling banyak dengan 5 fasilitas adalah SPBU 6475122 di jalan . AW Syahrani dan SPBU yang memiliki fasilitas paling sedikit adalah SPBU 6475302 dan SPBU 6475202 yang hanya memiliki 1 fasilitas, adanya korelasi antara jumlah penduduk dan jumlah kendaraan bermotor dengan keberadaan SPBU dan menghasilkan peta sebaran SPBU kota samarinda dengan skala 1:100.000. Kata Kunci :Sistem Informasi Geografis dan Stasiun Bahan Bakar Umum.
RIWAYAT HIDUP
MUH. SYAMSUDDIN. Lahir pada tanggal 26 Februari 1992 di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak SURADI dan Ibu NGATMINAH.
Memulai pendidikan Taman Kanak-kanak Mekar Sari pada tahun 1997 dan lulus pada tahun1998. Kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 1998 dan pada tahun 2004 lulus dari Sekolah Dasar Negeri 238 Desa Kujung, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Pendidikan lanjutan ditempuh di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Widang Kabupaten Tuban, dan memperoleh ijazah pada tahun 2007. Pada tahun yang sama melanjutkan Pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Samarinda dan lulus pada tahun 2010.
Jenjang pendidikan tinggi dimulai di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Jurusan Manajemen Pertanian, Program Studi Geoinformatika pada tahun 2010.
Selama menempuh kuliah di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Geoinformatika (HIMA-GI) sebagai anggota divisi Pengembangan Potensi Mahasiswa (PPM) dan Unit Kerja Mahasiswa (UKM) futsal, pada tahun 2012 mendapat kesempatan untuk mengikuti Pekan Olah Raga dan Seni (PORSENI) Politeknik se-Indonesia. Pada tanggal 1 April hingga 31 Mei 2013 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Niagamas Gemilang, Tenggarong, Kutai Kartanegara.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena berkat dan Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini tepat pada waktunya. Karya Ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di tiap-tiap SPBU yang ada di Samarinda yang kemudian data diolah menggunakan ArcGis 10. Penelitian dan penyusunan karya ilmiah ini dilaksanakan selama 4 bulan, yaitu dari bulan November – Februari 2013,
Karya Ilmiah ini disusun sebagai salah syarat untuk menyelesaikan studi di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan mendapatkan Sebutan Ahli Madya.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dyah Widyasasi, S.Hut, MP selaku Ketua Program Studi Geoinformatika sekaligus dosen pembimbing Karya Ilmiah
2. Ibu Erina Hertianti, S.Hut, MP dan bapak Yulianto S.Kom, MMT selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran guna perbaikan Karya Ilmiah. 3. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian
4. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
5. Seluruh staf pengajar, administrasi dan Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) Program Studi Geoinformatika
6. Seluruh anggota keluarga atas dukungannya serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan Karya Ilmiah ini. Akhirnya penulis berharap semoga apa yang tertulis dalam Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi yang siapa saja yang membacanya.
Penulis Kampus Sei. Keledang, Juni 2013
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN ... ii ABSTRAK ... iii RIWAYAT HIDUP ... iv KATA PENGANTAR ... v DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3
A. Samarinda ... 3
B. Uraian tentang SPBU ... 5
C. Sekilas tentang Sistem Informasi Geografis (SIG) ... 8
D. Uraian tentang ArcGIS ... 11
E. Ulasan tentang Peta ... 14
F. Uraian tentang GPS ... 19
BAB III. METODE PENELITIAN ... 21
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 21
B. Alat dan Bahan ... 21
C. Prosedur Kerja ... 22
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31
A. Hasil ... 31
B. Pembahasan... 36
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 45
A. Kesimpulan ... 45
B. Saran ... 45
DAFTAR PUSTAKA ... 47
DAFTAR TABEL
No Tubuh Utama Halaman
1. Klasifikasi SPBU... 6
2. Informasi Jumlah SPBU di Samarinda... 31
3. Data Koordinat SPBU di Samarinda... 32
4. Lokasi SPBU di Wilayah Kecamatan... 33
5. Fasilitas yang dimiliki oleh SPBU - SPBU di Samarinda... 34
DAFTAR GAMBAR
No Tubuh Utama Halaman
1. Add data tabulasi (XY Data) ke dalam ArcGis... 24
2. Pengaturan pemasukan data tabulasi... 25
3. Export data ke dalam format shapefile... 25
4. Layout Tool... 26
5. Layout dan Data View... 26
6. Layout Template ArcGis... 27
7. Legend Properties Tool – Legend... 27
8. Legend Properties Tool – Item... 28
9. Legend Properties Tool – Frame and Size Position... 28
10. Pemilihan Grid Koordinat... 29
11. Export Map ke calam format Siap Cetak ... 30
12. Contoh Layout Peta beserta komponennya ... 30
13. Jumlah SPBU pada Kecamatan-Kecamatan di kota Samarinda... 37
14. Jumlah fasilitas yang dimiliki oleh setiap SPBU ... 39
15. Jumlah Kendaraan Perkecamatan... 41
16. Jumlah Penduduk Kecamatan... 42
17. Peta Informasi Sebaran SPBU Kota Samarinda... 44
Lampiran 18. SPBU 6475302 Jl. Soekarno Hatta, Loa Janan Ilir... 49
19. SPBU 6475118 Jl. HM. Rifadin, Loa Janan Ilir... 49
20. SPBU 6475112 Jl. Cipto Mangunkusumo, Samarinda Seberang... 50
21. SPBU 6475202 Jl. Bung Tomo, Samarinda Seberang... 50
22. SPBU 6475203 Jl.Dwikora, Palaran... 51
23. SPBU 6475104 Jl.Untung Suropati, Sungai Kunjang... 51
24. SPBU 6475119 Jl. Untung Suropati, Sungai Kunjang... 52
25. SPBU 6475115 Jl. Rapak Indah, Sungai Kunjang... 52
27. SPBU 6475108 Jl. P. Suryanata, Samarinda Ulu... 53
28. SPBU 6475110 Jl. P. Suryanata, Samarinda Ulu... 54
29. SPBU 6475122 Jl. A.W Syahrani, Samarinda Utara... 54
30. SPBU 6475121 Jl. KH. Wahid Hasyim, Samarinda Utara... 55
31. SPBU 6475109 Jl. PM. Noor, Samarinda Utara... 55
32. SPBU 6475111 Jl. Pelita 2, Sambutan... 56
BAB I PENDAHULUAN
Menurut Anonim (2012) Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) merupakan tempat dimana pengendara kendaraan bermotor mengisi bahan bakar seperti bensin, solar atau pertamax. PT. Pertamina merupakan salah satu institusi yang mengelola Minyak dan Gas (Migas) menjadi bahan bakar yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Sasaran SPBU ditujukan untuk seluruh kalangan masyarakat yang bertujuan agar masyarakat bisa mendapatkan pelayanan yang layak dan nyaman. Akan tetapi tidak semua SPBU yang ada di Samarinda memiliki fasilitas yang memadai. Selain itu pemahaman masyarakat yang kurang akan informasi mengenai SPBU, bisa ditangani dengan informasi yang up to date mengenai SPBU. Informasi yang up to date mengenai SPBU dapat diberikan melalui beberapa cara ataupun beragam informasi salah satunya adalah dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG).
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, manipulasi, menganalisa, dan menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di permukaan bumi dengan kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang memungkinkan mengelola, memetakan informasi spasial berikut data atributnya (data deskriptif) dengan akurasi kartografi. Selain itu SIG juga merupakan sistem informasi yang dirancang dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi. Dengan kata lain, SIG merupakan sistem basis data dengan kemampuan-kemampuan khusus untuk data yang tereferensi secara geografis (Prahasta, 2001).
Melalui uraian tentang kekurangan informasi yang ada pada sarana yang ada di SPBU dan manfaat dari suatu sistem informasi geografis, maka dianggap perlu untuk membuat suatu perencanaan Sistem Informasi SPBU yang ada di Samarinda.
Tujuan penelitian ini antara lain adalah :
1. Memberikan informasi jumlah SPBU di Samarinda.
2. Menyediakan informasi tentang keberadaan SPBU yang ada di kota Samarinda.
3. Memberikan Informasi kepada masyarakat tentang fasilitas yang dimiliki oleh SPBU yang ada di kota Samarinda.
4. Dapat mengetahui korelasi antara jumlah penduduk dan jumlah SPBU per kecamatan di kota Samarinda.
5. Memberikan gambaran peta sebaran SPBU kota Samarinda.
Berdasarkan tujuan tersebut, maka hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Dapat mengetahui jumlah SPBU yang ada di Kota Samarinda.
2. Peta yang telah memiliki koordinat bisa memberikan informasi kepada masyarakat dan masyarakat akan lebih mudah mengetahui keberadaan SPBU yang ada di kota Samarinda.
3. Menyajikan informasi tata letak SPBU agar masyarakat dapat memilih SPBU yang sesuai dengan informasi atribut dan fasilitas yang dimiliki oleh SPBU yang ada di lingkungannya.
4. Mengetahui korelasi antara jumlah penduduk, jumlah kendaraan dan jumlah SPBU per kecamatan di kota Samarinda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Samarinda
Menurut Anonim (2010), kota Samarinda mencakup wilayah seluas 71.800 Ha atau 718 Km2. Kota Samarinda secara astronomis terletak pada posisi di antara 117°03'00"-117°18'14" Bujur Timur sampai dengan 00°19'02"-00°42'34" Lintang Selatan.
Pembentukan Pemerintah Kota Samarinda didasarkan pada UU Nomor 27 tahun 1959. Berdasarkan PP 21 tahun 1987 kota Samarinda terbagi menjadi 4 (empat) kecamatan dan tahun 1997 dan tahun 1997 pula dimekarkan lagi menjadi 10 kecamatan dan 42 kelurahan. Berdasarkan Perda kota Samarinda nomor 01 tahun 2006 tentang pembentukan kelurahan dalam wilayah kota Samarinda dan berdasarkan peraturan walikota Samarinda Nomor 10 tahun 2006 tentang penetapan 11 kelurahan baru hasil dari pemecahan atau pemekaran dalam wilayah kota Samarinda, dengan demikian maka hingga kini jumlah kelurahan yang ada di kota Samarinda ada 53 kelurahan .
Kota Samarinda secara administratif memiliki 10 kecamatan yakni Kecamatan Palaran, Samarinda Ilir, Samarinda Seberang, Sungai Kunjang, Samarinda Kota, Sungai Pinang, Sambutan, Loa Janan Ilir Samarinda Ulu dan Samarinda Utara, yang terdiri atas 53 kelurahan.
Batas wilayah Kota Samarinda adalah:
Utara : Kec. Muara Badak Kabupaten Kukar Selatan : Kec Loa Janan .Kab Kutai Kartenegara
Barat : Kec. Muara Badak Tenggarong Seberang (Kab. Kukar) Timur : Kecamatan Anggana dan Sanga-Sanga (Kab. Kukar)
Ditinjau dari fisiografinya, wilayah Kota Samarinda dapat dikelompokkan dalam 7 (tujuh) deskripsi sebagai berikut :
1. Daerah patahan yakni patahan menurun dan kasar, dengan permukaan yang besar dengan kemiringan tanah sangat bervariasi. Daerah patahan di Kota Samarinda seluas 295,26 Km2 dengan persentase 41,12 %, merupakan daerah terluas di Kota Samarinda.
2. Daerah rawa pasang surut (tidal swamp) yaitu daerah dataran rendah di tepi pantai yang selalu dipengaruhi pasang surut air laut dan ditumbuhi hutan mangrove dan nipah, bentuk wilayah datar dengan variasi lereng kurang dari 2 % dan perbedaan tinggi kurang dari 2 meter.
3. Daerah dataran alluvial (alluvial plain) yaitu daerah dataran yang terbentuk dengan proses pengendapan, baik di daerah muara maupun daerah pedalaman. Kota Samarinda memiliki daerah alluvial seluas 94,79 Km2 atau 13,20 % dari luas Kota Samarinda.
4. Daerah berombak atau bergelombang yakni daerah dengan konfigurasi medan berat ditandai dengan penyebaran daerah perbukitan 8,15 %. Daerah berombak di Kota Samarinda seluas 96,36 Km2, sedangkan daerah bergelombang seluas 15,27 Km2.
5. Daerah dataran (plain) yaitu daerah endapan, dataran karst, dataran vulkanik, dataran batuan beku (metamorf) masam, dataran basalt dengan bentuk wilayah bergelombang sampai berbukit, variasi lereng 2 sampai 15,94 % dengan beda ketinggian kurang dari 50 meter. Kota Samarinda memiliki daerah dataran yang cukup luas setelah daerah patahan, yaitu seluas 105,24 Km2 atau sebesar 14,66 %
punggung sedimen, metamorf dan kerucut vulkanik yang terpotong dengan pola drainase radial. Bentuk wilayah bergelombang sampai agak bergunung, variasi lereng 16 % sampai 60 %, dengan beda ketinggian antara 50 meter sampai 150 meter. Daerah berbukit merupakan daerah yang paling jarang ditemui di Kota Samarinda karena hanya seluas 6,34 Km2 atau sebesar 0,88 % dari wilayah Kota Samarinda.
7. Daerah sungai (river). Daerah ini berfungsi sebagai daerah reterdam, daerah pengendali atau waterponds.
Sesuai dengan kondisi iklim di Kota Samarinda yang tergolong dalam tipe iklim tropika humida, maka jenis-jenis tanah yang terdapat di daerah inipun tergolong ke dalam tanah yang bereaksi masam.
B. Uraian tentang SPBU
Anonim (2011a) menyatakan bahwa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) merupakan tempat dimana pengendara kendaraan bermotor mengisi bahan bakar seperti bensin, solar atau pertamax. PT. Pertamina merupakan salah satu institusi yang mengelola migas menjadi bahan bakar yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU ) atau yang ditengah masyarakat disebut juga dengan istilah POM bensin merupakan unit Usaha migas mitra PT.Pertamina dengan komoditas yang sangat strategis, kegiatan utamanya adalah menyalurkan atau menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi kepada masyarakat umum khususnya untuk kebutuhan bahan bakar kendaraan rakyat atau pribadi. Namun sebagaimana kita ketahui bahwa mekanisme perdagangan atas komoditas yang namanya migas ini tidaklah sebebas komoditas perdagangan pada umumnya melainkan tata niaganya diatur
oleh undang-undang migas maka penyalurannya pun diatur sedemikian rupa sehingga dipisahkan antara migas yang bersubsidi dengan migas yang non subsidi yang mana SPBU ini khusus menyalurkan atau melayani penjualan BBM yang bersubsidi saja, sedangkan bahan BBM yang non subsidi yaitu untuk kebutuhan industri atau kebutuhan komersial lainnya maka penyalurannya tidak dilayani oleh SPBU melainkan akan dilayani oleh Unit Usaha Migas Mitra PT.Pertamina lainya.
Dalam pembangunan sebuah SPBU, Luas minimal lahan tergantung dari letak lahan yang akan dibangun menjadi sebuah SPBU. Apabila lahan yang akan dibangun SPBU terletak di jalan besar atau utama, maka luas lahan yang harus dimiliki minimal 1800 m². Sedangkan untuk akses jalan lokal minimal 1000 m². SPBU terdiri dari 3 tipe diantaranya adalah tipe A, B dan C. Dimana klasifikasi SPBU tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Klasifikasi SPBU
KOMPONEN TIPE A TIPE B TIPE C
Luas Minimum (m2) 1800 1500 1500
Lebar Muka Minimum (m) 30 30 30
Lebar Samping Minimum (m) 55 45 35
Perkiraaan Volume Penjualan > 35 KL > 25 KL dan <=35 KL > 25 KL dan <
Setiap SPBU Pertamina harus memiliki standarisasi mengenai Sarana dan Prasarana sasuai yang telah di tentukan.
Saran dan prasarana standar wajib yang harus di miliki oleh setiap SPBU Pertamina, antara lain :
1. Sarana Pemadam kebakaran . 2. Sarana lindungan lingkungan;
a) Instalasi pengolahan limbah. b) Instalasi oil catcher dan well catcher.
c) Instalasi sumur pantau.
d) Saluran bangunan atau drainase sesuai dengan pedoman PT. Pertamina.
3. Sistem Keamanan:
a) Memiliki pipa ventilasi tangki pendam. b) Memiliki ground point atau strip tahan karat. c) Memiliki dinding pembatas atau pagar pengaman. d) Terdapat rambu-rambu tanda peringatan.
4. Sistem Pencahayaan:
a) SPBU memiliki lampu penerangan yang menerangi seluruh area dan jalur pengisian BBM.
b) Papan penunjuk SPBU sebaiknya berlampu agar keberadaan SPBU mudah dilihat oleh pengendara.
5. Peralatan dan kelengkapan filling BBM sesuai dengan standar PT. Pertamina berupa;
a) Tangki pendam. b) Pompa.
c) Pulau pompa.
6. Duiker, dibutuhkan sebagai saluran air umum di depan bangunan SPBU. 7. Sensor api dan perangkat Pemadam kebakaran.
8. Lambang PT. Pertamina. 9. Generator.
10. Racun Api. 11. Fasilitas umum;
b) Mushola.
12. Instalasi listrik dan air yang memadai. 13. Rambu-rambu standar PT. Pertamina:
a) Dilarang merokok.
b) Dilarang menggunakan telepon seluler. c) Jagalah kebersihan.
d) Tata cara penggunaan alat pemadam kebakaran.
Akan tetapi banyak juga SPBU yang menyediakan layanan tambahan. Misalnya, musholla, pompa angin, toilet dan lain sebaginya. Stasiun Pengisian Bahan Bakar modern, biasanya dilengkapi pula dengan minimarket dan ATM. Tak heran apabila Stasiun Bahan Bakar juga menjadi meeting point atau tempat istirahat. Bahkan, ada beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar, terutama di jalan tol atau jalan antar kota, memiliki kedai kopi seperti starbucks, atau restoran fast food dalam berbagai merek .
C. Sekilas tentang Sistem Informasi Geografis (SIG)
Menurut Paryono (1994), Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografis. Teknologi ini sangat berkembang pesat sejalan dengan perkembangan teknologi informatika atau teknologi komputer. Disamping itu juga, Sistem informasi Geografis ini juga dapat menggabungkan data, mengatur data, dan melakukan analisis data. Untuk selanjutnya menghasilkan output yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah geografi. SIG juga salah satu kombinasi perangkat keras dan perangakat lunak komputer yang memungkinkan untuk mengelola, menganalisa, memetakan informasi spasial dengan data atributnya. Seperti yang dijelaskan
juga oleh Prahasta (2001) bahwa Sistem Informasi Geografis adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, manipulasi, menganalisa, dan menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi dipermukaan bumi dengan kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang memungkinkan mengelola, memetakan informasi spasial berikut data atributnya (data deskriptif) dengan akurasi kartografi, serta SIG juga merupakan sistem infomasi yang dirancang dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi. Dengan kata lain, SIG merupakan sistem basis data dengan kemampuan-kemampuan khusus untuk data yang tereferensi secara geografis.
SIG juga dapat diuraikan menjadi beberapa sub sistem: 1. Data Input
Sub sistem ini bertugas untuk mengumpulkan data mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Sub sistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentranformasikan format-format data-data aslinya kedalam format-format yang dapat digunakan oleh SIG. 2. Data Output
Sub sistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagaian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy seperti: tabel, grafik, peta dan lain-lain.
3. Data Management
Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun data atribut kedalam sebuah basis data.
Menurut Anonim (2008) SIG adalah Sistem Informasi Geografis yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat
geografi atau dengan kata lain SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus yang menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) dengan seperangkat operasi kerja.
Sistem Informasi Geografis ini dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu : 1. Sistem Manual (Analog)
2. Sistem Digital (yang berbasis digital komputer).
Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi Manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun, foto udara, laporan statistik, dan laporan survei lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar yang telah terdigitasi.
Manfaat SIG :
1. Dengan SIG kita akan dimudahkan dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif SIG mampu mengakomodasi penyimpanan, pemprosesan, dan penayangan data spasial.
2. SIG juga mampu memproses data dengan cepat, akurat dan menampilkannya.
D. Uraian tentang ArcGIS
Menurut Prahasta (2011), data spasial berfungsi sebagai ilustrasi dan sarana untuk menunjukan fungsionalitas atau fitur aplikasi SIG ArcMap, yang paling penting tingkat pemahaman yang baik mengenai konsep, ide, atau tujuan yang akan dicapai oleh bahasan atau materi SIG yang bersangkutan beserta urutan langkah-langkah operasionalnya (di dalam aplikasi ArcMap) .
Selanjutnya dinyatakan bahwa ArcGis Desktop merupakan kumpulan aplikasi perangkat lunak SIG utama yang berbasis Desktop Ms. Windows yang digunakan untuk mengomplikasikan, menuliskan, menganalisis, sharing, memetakan dan mempublikasikan informasi spasial. Sistem ini terdiri dari Arcmap, ArcCatalog, ArcToolbox, ArcGlobe, ArcRader, dan model Builder dengan beberapa tingkatan fungsionalnya: ArcGIS, (terfokus pada fungsionalitas penggunaan, pemetaan, dan analisis data komprehensif), ArcEditor (menambahkan fungsionalitas pembuatan data dan editing unsure-unsur spasial lanjut), ArcInfo (merupakan perangkat lunak SIG desktop professional dengan fungsionalitas yang lengkap, termasuk tool geoprocessing yang banyak).
1. ArcMap
ArcMap merupakan aplikasi sentral di dalam sistem ArcGIS desktop yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan yang berbasiskan peta digital seperti halnya kartografis, analisis peta, dan editing. ArcMap merupakan aplikasi pembuat peta yang komperhensif didalam sistem ArcGIS desktop. Dalam operasinya, ArcMap akan menawarkan dua tipe map-view : view data geografis (spasial) dan view halaman layout. Pada tipe view yang pertama, ArcMap akan memfasilitasi para penggunanya untuk bekerja dengan layers geografis untuk diberi simbol, dianalisis,
dikomplikasi kedalam dataset SIG. tipe view ini merupakan window dimana dataset (layers) dimunculkan didalam batas - batas spasial yang ditentukan.
Sementara itu, pada tipe view kedua, ArcMap menyediakan fasilitas untuk bekerja dengan halaman – halaman peta yang berisi elemen – elemen peta (seperti halnya simbol skala, legenda, simbol arah utara, dan peta referensi) yang juga dimunculkan kedalam tipe view data geografis. Hanya saja, pada tipe view yang terkhir ini, ArcMap digunakan untuk menyusun peta dalam wujud halaman – halaman yang siap dicetak atau dipublikasikan. 2. ArcCatalog
ArcCatalog merupakan aplikasi yang dapat membantu para penggunanya untuk mengorganisasikan dan mengelola semua informasi spasial; peta, globe, dataset, model, metadata, beserta layanan lainnya. Aplikasi ini mencakup beberapa alat bantu yang berfungsi untuk:
a. Mencari (find) dan menampilkan (browse) informasi spasial (geografis). b. Menyimpan (record), menampilkan (view), dan mengelola (metadata.) c. Mendefenisikan, mengeksport, dan mengimport model–model data
(geodatabase).
d. Mencari (search) dan menemukan data SIG baik dijaringan lokal (milik enterprise atau perusahaan yang bersangkutan) maupun diinternet (web).
e. Mengelola server SIG; administrator basis data SIG pada umumnya meggunakan ArcCatalog sebagai alat bantu untuk mendefenisikan dan mengembangkan geodatabase yang diperlukan.
3. ArcToolbox & ModelBuilder
Framework ArcGIS desktop menyediakan banyak fungsionalitas geoprocessing yang dapat dijalankan dengan beberapa cara;
a. Melalui beberapa kotak dialog milik ArcToolbox sebagai masukan bagi modelbuilder.
b. Sebagai command line.
c. Sebagai fungsi didalam script.
Bagian utama dari framework geoprocessing ini mencangkup ArcToolbox dan modelbuilder. ArcToolbox berisi kumpulan fungsi geoprocessing. ArcToolbox ditambahkan ke dalam aplikasi ArcCatalog dan ArcMap yang tersedia baik dalam tingkatan fungsionalitas ArcGis, ArcEditor, maupun ArcInfo. Adapun fungsi - fungsi geoprocessing tersebut adalah : a. Manajemen data b. Konversi data c. Proses coverage d. Analisis vektor e. Geocoding f. Linear referencing g. Kartografis h. Analisis statistik
User Interface Model Builder akan menyediakan framework pemodelan grafis yang dapat dimanfaatkan untuk merancang dan mengimplementasikan model - model geoprocesing yang bisa mencakup tools, script, dan data. Model yang dimaksudkan adalah diagram grafis, aliran data yang terkait dengan tool dan data dalam membentuk prosedur dan aliran kerja.
E. Ulasan tentang Peta
Anonim (2011b) menyatakan bahwa peta adalah representatif atau gambaran unsur-unsur atau kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi, atau benda angkasa dan umumnya digambarkan dalam suatu bidang datar dan diskalakan sehingga memudahkan menggambarkan baik di darat maupun di laut seperti pada keadaan sesungguhnya di dunia nyata.
Berdasarkan kegunaanya peta dibagi menjadi 5 yaitu : peta umum, peta topografi, peta Chorografi, peta tematik, dan peta Khusus.
1. Peta umum
Menurut Hartono (2010), peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum.peta umum ini memuat semua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik kenampakan alam maupun kenampakan sosial budaya. Kenampakan fisis misalnya sungai, gunung, laut, danau, dan lainya. Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainya. Peta umum ada dua jenis yaitu : peta topografi dan peta chorografi.
2. Peta Topografi.
Menurut Fransiskus (2007), peta topografi adalah suatu representasi di atas bidang datar tentang seluruh atau sebagian permukaan bumi yang terlihat dari atas, diperkecil dengan perbandingan ukuran tertentu. Peta topografi menggambarkan secara proyeksi dari sebagian fisik bumi, sehingga dengan peta ini bisa diperkiraan bentuk permukaan bumi. Bentuk relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk garis-garis kontur. Peta topografi menampilkan semua unsur yang berada di atas permukaan bumi, baik unsur alam maupun buatan manusia. Peta jenis ini biasa dipergunakan untuk
kegiatan-kegiatan di alam bebas, termasuk peta untuk kepentingan militer, teknik sipil dan arkeologi.
3. Peta Chorografi
Menurut Sulistyo (2010), peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil yakni antara 1 : 250.000 sampai 1 : 1000.000 atau bahkan lebih. Perbedaan chorografi dengan topografi terletak pada penggunan garis-garis kontur, kerena peta topografi itu lebih kepada penggambaran bentuk relief (tinggi rendahnya) permukaan bumi, skala yang digunakan sendiri lebih kepada skala besar. Peta chorografi mengambarkan daerah yang luas, misalnya propinsi, negara, benua bahkan dunia. Dalam peta chorografi di gambarkan semua kenampakan yang ada pada suatu wilayah di antaranya pegunungan, gunung sungai, danau, jalan raya, jalan kereta api, batas wilayah, kota, garis pantai, rawa dan lain-lain.
4. Peta Tematik
Menurut Diki (2009), peta tematik juga disebut sebagai peta statistik ataupun peta khusus, yaitu peta dengan obyek khusus. Tujuan utamanya adalah untuk secara spesifik mengkomunikasikan konsep data. Contoh peta tematik yang biasa digunakan dalam perencanaan termasuk peta kadastral (batas kepemilikan), peta zona (peta rancangan legal penggunaan lahan), peta tata guna lahan, peta kepadatan penduduk, peta kelerengan, peta geologi, peta curah hujan dan peta produktivitas pertanian. Pemilihan sumber data disesuaikan dengan maksud dan tujuan pembuatan peta serta keadaan medan yang dihadapi. Terdapat bebrapa sumber data yang digunakan pada pemetaan yaitu dengan pengamatan langsung di lapangan, dengan pengindraan jauh atau
dari peta yang sudah ada. Secara khusus, peta pengelolahan hutan berisikan tentang kejelasan pemilikan (batas-batas kadastral maupun administrasi), wilayah itu sendiri yang menujukan unit-unit tegakan yang seragam. Kerena kegiatan survei lapangan umumnya sangat mahal, maka peta hutan biasanya digambarkan dari potret udara dengan penafsiran kegiatan dilapangan hanya diperlukan untuk pembuktian apakan penafsiran sudah betul apa belum dan juga melengkapi rincian di lapangan yang tidak dapat dilihat secara langsung pada potret.
5. Peta Khusus
Peta khusus adalah peta yang menampakan suatu keadaan atau kondisi khusus suatu daerah tertentu atau keseluruhan daerah bumi. Contohnya adalah peta persebaraan hasil tambang, peta curah hujan, peta pertanian perkebunan, peta iklim, dan lain sebagainya. Disebut Peta khusus atau tematik kerena peta tersebut hanya menggambarkan satu atau dua kenampakan pada permukaan bumi yang ingin ditampilkan dengan kata lain, yang ditampilkan berdasarkan tema tertentu. Peta khusus adalah peta yang menggambarkan kenampakan-kenampakan (fenomena geosfer) tertentu, baik kepadatan penduduk, peta penyebaran hasil pertanian, peta penyebaran hasil tambang, chart (peta jalur penerbangan atau pelayaran) (Anonim, 2009).
Menurut Sulistyo (2010) Syarat-syarat yang harus ada pada Peta 1. Judul Peta
Judul peta menggambarkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanyanya di bagian atas tengah, atas kanan atau bawah. Walaupun demikian sedapat mungkin diletakkan di kanan atas.
2. Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya dengan satuan atau tehnik tertentu. Skala terbagi atas 3 jenis, yaitu :
a) Skala Angka Perbandingan/skala pecahan (1 : 1000 yang berarti 1 cm di peta sama dengan 1000 cm jarak aslinya di dunia nyata).
b) Skala Satuan (1 inci to 5 mil dengan arti 1 inci di peta adalah sama dengan 5 mil pada jarak sebenarnya).
c) Skala Garis (skala garis menampilkan suatu garis dengan beberapa satuan jarak yang menyatakan suatu jarak pada tiap satuan jarak yang ada).
3. Petunjuk Arah Mata Angin
Pada umumnya arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah atas peta. 4. Legenda Peta
Legenda merupakan keterangan dari simbol-simbol yang ada di peta sebagai kunci untuk memahami dalam pembacaan peta.
5. Warna Peta
Warna peta digunakan untuk membedakan kenampakan atau objek di permukaan bumi, memberikan kualitas atau kuantitas simbol di peta dan untuk keperluan estetika. Warna simbol ada lima yaitu hijau, kuning, coklat, biru muda dan biru tua.
6. Tipe Huruf
Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol yang ada. Macam-macam penggunaan Lettering:
b) Objek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh :Laut Jawa. 7. Garis Astronomis
Garis astronomi terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk vector yang menunjukkan letak astronomis.
8. Insert
Insert adalah peta kecil yang disispkan di peta utama. Macam-macam insert antara lain :
a) Insert petunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali.
b) Insert penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting.
c) Insert penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta utama.
9. Sumber dan Tahun Pembuatan
Sumber peta adalah dari mana dan tahun berapa peta tersebut di buat. 10. Garis Tepi Peta
Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk meletakkan garis astronomis, secara beraturan dan benar pada peta.
Fungsi dan Manfaat Peta
a. Letak relatif suatu daerah terhadap daerah lainya di permukaan bumi. Letak dapat dibedakan seperti : letak astronomis, letak geografis dan letak administrasi.
b. Ukuran wilayah, misalnya : jarak (panjang), lebar dan luas wilayah, isi atau volume waduk, volume tanah yang harus digali dan arah atau sudut.
c. Kondisi fisik dan non-fisik suatu daerah, misalnya jumlah penduduk, kepadatan bangunan dan sebagainya.
d. Sebagai alat bantu penelitian lapangan, operasi militer, jelajah alam dan sebagainya.
F. Uraian tentang GPS
Menurut Hartanto (2003), Global Positioning System atau sering disingkat GPS adalah suatu sistem navigasi yang menggunakan satellite yang didesain agar dapat menyediakan posisi secara instan, ketepatan dan informasi dan informasi waktu di hampir semua tempat di muka bumi, setiap saat dan dalam kondisi apapun. Pada dasarnya, GPS merupakan aplikasi yang harus menunggu terlebih dahulu permintaan dari pengguna. Aplikasi ini menyediakan akurasi positioning atau penentuan posisi yang berkisar antara 100 meter (95% dari waktu), 5 hingga 10 meter, juga sampai pada akurasi relatif pada submeter, dan bahkan pada tingkat subcentimeter. Secara umum semakin tinggi akurasi yang dihasilkan akan memerlukan infrastruktur yang lebih canggih dan tentunya berhubungan dengan biaya yang harus dikeluarkan.
Demikian pula menurut Budiyanto (2010), perangkat GPS yang digunakan dalam pengambilan data sebenarnya adalah perangkat penagkap sinyal (receiver) dari beberapa satellite GPS yang mengorbit di atas lokasi survey. Panduan dari sinyal satellite GPS memberikan informasi lokasi receiver GPS tersebut. Berbagai permasalahan sering muncul dengan perangkat bantu GPS ini, seperti masalah akurasi pengukuran. Keraguan sering muncul atas data yang didapatkan pada receiver GPS. Hal ini berkaitan dengan jenis receiver
GPS yang digunakan untuk pengukuran, kondisi atmosferik, kondisi keterbukaan lokasi pengukuran, topografi dan lain – lain. Dalam kondisi tertentu nilai kesalahan yang ada dapat ditolerir. Nilai kesalahan yang sering muncul dapat diminimalisirkan dengan memaksimalkan pemilihanan waktu pengambilan data yang tepat seperti dengan memperhatikan kondisi cuaca atau atmosfer, penggunaan jenis receiver yang baik dan lain – lain. Penggunaan GPS untuk penentuan posisi saat ini diantaranya adalah navigasi untuk kegiatan pribadi (hiking, pelayaran, berburu, petunjuk ketika mengemudi, dan lain sebagainya) navigasi pesawat, survey di lepas pantai dan navigasi kapal, fleet tracking, pengendalian mesin, teknik sipil, survey daatan, GIS dan pemetaan, analisis deformasi dan lain sebagainya.
Menurut Suryowidiyanto (2008), cara menggunakan GPS (untuk GPS Garmin ) adalah sebagai berikut:
1. Memeriksa baterai dan memastikan GPS dalam keadaan siap pakai. 2. Menekan tombol On.
3. Menunggu sebentar karena GPS akan terhubung via satelit.
4. Setelah masuk ke fitur map maka akan ada tanda panah bergerak-gerak, itu tanda kedudukan sekarang, bila garmin belum ada petanya maka GPS masih kosong alias belum diinstall peta, GPS bisa terkoneksi dengan software ArcGIS.
5. Lalu menekan "MARK", untuk menyimpan koordinat saat ini, jika sudah lalu merename point tersebut dengan nama yang diinginkan.
BAB III
METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini selama 4 (empat) bulan, meliputi kegiatan penyusunan proposal dimulai pada tanggal 2 sampai tanggal 28 November 2012, pengambilan data lapangan dilaksanakan pada tanggal 4 sampai tanggal 14 Desember 2012, pengolahan data dilakukan pada tanggal 27 Desember 2012 sampai tanggal 3 Januari 2013, dan penyusunan laporan pada tanggal 5 minggu pertama bulan Februari hingga tanggal 30 minggu keempat bulan Februari 2013.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah di laksanakan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di Samarinda sebagai obyek yang dikaji. Sedangkan data lapangan telah diolah di laboratorium Geomatika, Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
B. Alat dan Bahan
1. Alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : a. GPS (Global Positioning System) Navigasi b. Peta RBI (Rupa Bumi Indonesia)
c. Komputer
d. Kendaraan transportasi e. Kamera digital
2. Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : a. Baterai
b. SPBU di Kota Samarinda sebagai Objek c. Alat tulis (pulpen, pensil dan lain-lain) d. Buku catatan
C. Prosedur Kerja
1. Persiapan Penelitian
Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian. Dimulai dari persiapan pembuatan proposal, surat perizinan, pembuatan tally sheet, penyusunan rencana kerja, dan konsultasi pembimbing. 2. Pengambilan Data Lapangan
Data yang digunakan dalam penelitian ini secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian, yaitu data sekunder dan data primer.
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diambil langsung di lapangan. Data primer yang diambil adalah letak tiap SPBU yang ada di kota Samarinda menggunakan alat GPS Navigasi Garmin tipe 60csx. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data input berupa letak geografis tiap SPBU.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan informasi yang dikumpulkan dari pustaka, monografi ataupun dengan wawancara. Data sekunder yang dikumpulkan adalah data jumlah penduduk per kecamatan, data jumlah kendaraan bermotor per kecamatan dan fasilitas yang dimiliki oleh tiap SPBU.
3. Pengolahan Data
Data yang sudah diambil dari lapangan dibawa ke laboratorium Penginderaan Jauh dan SIG Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Selanjutnya data tersebut diinput menggunakan komputer. Data yang telah diinput kemudian diolah menggunakan software ArcGis dipadukan dengan peta RBI Samarinda sehingga mendapatkan hasil yang akurat berupa peta SIG SPBU yang ada di Samarinda.
Untuk lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Mendownload data hasil pengukuran dilapangan dari GPS.
Download data hasil survey lapangan menggunakan GPS berupa titik (waypoints). Data-data ini biasanya langsung bisa ditransfer ke komputer dengan menggunakan softwareMap Source.
b. Melakukan georeference peta dasar Kota Samarinda.
Georeferencing merupakan proses penempatan objek berupa raster atau image yang belum mempunyai acuan sistem koordinat ke dalam suatu sistem koordinat dan proyeksi tertentu. Georeferencing dilakukan dengan membuat minimal 4 titik ikat yang tersebar.
c. Mendigitasi peta.
Digitasi (Digitizing) adalah proses konfersi feature ke dalam format digital, merupakan salah satu cara untuk membuat data fitur (feature data) digital. Ada beberapa cara untuk mendigitalkan feature baru yaitu digitasi pada layar, digitasi hard copy dari papan digitasi (digitizer tablet), atau menggunakan tools digitasi otomatis. Dalam digitasi kali ini menggunakan metode Digitizing on Screen (digitasi langsung pada
layar komputer). Dalam metode ini, terlebih dahulu menampilkan peta dasar yang telah di lakukan Georeferencing sebelumnya.
ArcGis dapat melakukan digitalisasi dengan beberapa tipe format data. Untuk data vector, software keluaran vendor ESRI ini memiliki kemampuan membuat dan menyimpan data feature dalam format Shapefile (SHP) yang familiar dengan produk pendahulunya, ArcView. Format shapefile setidaknya memiliki 3 tipe file untuk membangun suatu data yaitu dbf, shx, dan shp.
d. Menginput data GPS ke dalam software ArcGis 10.
Menginput atau memasukkan data berupa koordinat dari titik-titik waypoints tersebut kedalam ArcMap yaitu menggunakan tool Add XY Data. Data yang dimasukkan bisa menggunakan format Ms.Excel ataupun Text.
1) Mengklik File > Add Data > Add XY Data
2) Mengatur data yang akan di input, tentukan tipe koordinat sesuai dengan unit pada data GPS
Gambar 2. Pengaturan pemasukan data tabulasi
3) Untuk merubah format data menjadi shapefile caranya dengan mengklik kanan pada layer > Export Data, kemudian menyimpan pada folder yang telah disediakan sebelumnya.
Gambar 3. Export data ke dalam format shapefile
e. Melakukan edit attribute untuk pemberian keterangan tentang feature tersebut.
Setelah memiliki feature data, dilakukan pemberian atau pengeditan attribute yang merupakan tabel berisi keterangan tentang feature data tersebut.
f. Membuat layout peta.
Setelah tahap pengolahan telah diselesaikan, tahap berikutnya adalah membuat layout peta. Output terakhir dalam pembuatan peta ialah mencetaknya dalam bentuk gambar atau print.
Output yang dikehendaki oleh sebagian besar pengguna adalah layout peta yang menarik dan jelas, dan mudah dimengerti namun tetap harus mempertimbangkan kaidah kartografi. Hal-hal yang perlu ditampilkan adalah judul peta, arah utara, skala, sistem proyeksi, sumber, legenda, dan juga grid. Pada software ArcGis 10 terdapat berbagai macam tools yang memudahkan user dalam membuat layout peta.
1) Layout tools
Gambar 4. Layout Tool
Untuk mengatur apapun yang berkaitan dengan tampilan layout, gunakan tools ini, kecuali ingin melakukan zoom data, bisa menggunakan tools Standart. Untuk memulai pembuatan layout peta, pilih View, Layout View, atau icon Layoutview yang berada di pojok kiri bawah Map Frame.
Gambar 5. Layout dan Data View
Tampilan di atas masih merupakan frame layout view awal tanpa ada keterangan lainnya. ArcGis sendiri menyediakan beberapa tipe Layout
Gambar 6. Layout Template ArcGis
Gambar diatas merupakan contoh Layout Template yang telah disediakan di dalam ArcMap.
2) Legenda (Legend Properties) a) Legend
b) Items
Gambar 8. Legend Properties Tool – Item c) Frame and Size Position
Gambar 9. Legend Properties Tool – Frame and Size Position g. Grid
Untuk memberikan koordinat akhir pada peta (grid), klik kanan frame aktif pada view ArcMap > Properties > Grids > New Grid. Akan muncul Grid and Graticule Wizard.
1) gaticule : Untuk membuat dalam satuan DMS
2) measured Grid : Untuk membuat dalam satuan Mercator (UTM atau TM3)
3) Reference Grid : Untuk membuat berdasarkan definisi sendiri
Gambar 10. Pemilihan Grid Koordinat h. Melakukan eksport peta ke dalam format gambar.
Dengan menggunakan File > Save As untuk menyimpan keseluruhan setting map yang sudah dibuat atau berupa Project dalam format MXD. Penyimpanan dalam format MXD menghendaki keseluruhan data di dalam Map Frame tetap berada pada folder yang sama ketika membuka data-data tersebut dalam komputer yang kita gunakan sehingga saat membuka file MXD tersebut semua data langsung bisa masuk atau tampil dalam Map Frame. Untuk membuat peta dalam kondisi siap cetak (format JPG, PNG, BMP, dsb), bisa dilakukan dengan membuka Toolbar File > Export Map, lalu atur resolusi sesuai dan tipe file dengan yang diinginkan.
Gambar 11. Export Map ke dalam format siap cetak
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil
Penelitian ini disusun dengan melakukan pengambilan data koordinat seluruh SPBU yang ada di kota Samarinda. Selanjutnya data diolah menjadi peta Samarinda. Hasil akhir pada penelitian ini berupa peta informasi sebaran SPBU di Samarinda dengan skala 1 : 100.000
1. Jumlah Sebaran SPBU di Samarinda
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan maka diperoleh data jumlah SPBU yang tersebar di kota Samarinda yaitu berjumlah 24 unit SPBU . Untuk lebih jelasnya sebaran 24 SPBU tersebut disajikan dalam tabel berikut ini
Tabel 2. Informasi Jumlah SPBU di Samarinda
No Nama SPBU Alamat Kecamatan
1 SPBU 6475302 Jl. Soekarno Hatta Loa janan Ilir
2 SPBU 6475118 Jl. HM. Rifadin Loa jana Ilir
3 SPBU 6475112 Jl. Cipto Mangunkusumo Samarinda Seberang
4 SPBU 6475202 Jl. Bung Tomo Samarinda Seberang
5 SPBU 6475203 Jl Dwikora Palaran
6 SPBU 6475104 Jl Untung Suropati Sungai Kunjang
7 SPBU 6475119 Jl. Untung Suropati Sungai Kunjang
8 SPBU 6475115 Jl. Rapak Indah Sungai Kunjang
9 SPBU 6475116 Jl. Teuku Umar Sungai Kunjang
10 SPBU 6475108 Jl. P. Suryanata Samarinda Ulu
11 SPBU 6475110 Jl. P. Suryanata Samarinda Ulu
12 SPBU 6475122 Jl. A.W Syahrani Samarinda Utara
13 SPBU 6475121 Jl. KH. Wahid Hasyim Samarinda Utara
14 SPBU 6475109 Jl. PM. Noor Samarinda Utara
15 SPBU 6475111 Jl. Pelita 2 Sambutan
16 SPBU 6475114 Jl. Kemakmuran Samarinda Ilir
17 SPBU 6475117 Jl. Sentosa Sungai Pinang
18 SPBU 6475101 Jl. A. Yani Sungai Pinang
19 SPBU 6475107 Jl. Wahid Hasyim Samarinda Utara
20 SPBU 6475201 Jl. Kusuma Bangsa Samarinda Kota
21 SPBU 6475113 Jl. Kadrie Oening Samarinda Ulu
22 SPBU 6475103 Jl. Ir.H. Juanda Samarinda Ulu
23 SPBU 6475102 Jl. Slamet Riadi Sungai Kunjang
Dari Tabel 2 Diketahui bahwa Samarinda memiliki 24 SPBU yang tersebar di tiap kecamatan. Kecamatan Sungai Kunjang dan Samarinda Ulu memiliki jumlah SPBU yang sama yaitu sebanyak 5 unit SPBU, Kecamatan Samarinda Utara memiliki jumlah SPBU yang lebih sedikit dibandingkan dengan dua kecamatan di atas, yaitu 4 unit SPBU. Ada 3 Kecamatan yang memiliki jumlah SPBU yang sama yaitu Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda Seberang dan Sungai Pinang dengan 2 unit SPBU di kecamatan tersebut. Kecamatan yang memiliki jumlah SPBU paling sedikit adalah Kecamatan Palaran, Sambutan, Samarinda Ilir dan Samarinda Kota dengan masing-masing 1 unit SPBU di kecamatan tersebut. 2. Informasi Keberadaan SPBU di Samarinda
Berdasarkan hasil pengukuran maka diperoleh data keberadaan SPBU yang ada di kota Samarinda berupa koordinat X, Y dan Z yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Data Koordinat SPBU di Samarinda.
No Nama SPBU Koordinat
East (X) North (Y) Elv (Z)
1 SPBU 6475302 510123.1161 9936314.641 19 2 SPBU 6475118 511886.491 9935005.196 22 3 SPBU 6475112 512949.0293 9940606.615 57 4 SPBU 6475202 515020.3938 9943485.681 14 5 SPBU 6475203 517120.8737 9939535.132 16 6 SPBU 6475104 512446.3809 9941512.604 14 7 SPBU 6475119 511196.5381 9941113.324 22 8 SPBU 6475115 510597.5049 9943813.567 28 9 SPBU 6475116 512300.1044 9944307.665 7 10 SPBU 6475108 513594.5434 9947729.522 31 11 SPBU 6475110 511103.1252 9951327.613 26 12 SPBU 6475122 515787.9528 9950071.078 22 13 SPBU 6475121 517184.9675 9951204.726 24 14 SPBU 6475109 518163.2574 9950000.72 16 15 SPBU 6475111 518540.4293 9943879.259 29 16 SPBU 6475114 518060.2196 9945755.179 15 17 SPBU 6475117 518634.0167 9947362.522 17 18 SPBU 6475101 519019.1515 9948097.284 16 19 SPBU 6475107 516712.415 9949152.33 33 20 SPBU 6475201 516295.8982 9945854.091 24 21 SPBU 6475113 515328.2326 9947808.154 17 22 SPBU 6475103 514695.1811 9946649.885 21 23 SPBU 6475102 513807.0874 9944581.155 6 24 SPBU 6475105 514878.8856 9944644.977 14
Berdasarkan Tabel 3 Di atas diketahui bahwa SPBU yang berada paling Utara Kota Samarinda adalah SPBU 6475121 yang terletak pada koordinat Easting (x): 517184.9675, Northing (y): 9951204.726 dan Elevation (z): 24, SPBU di sebelah Timur Samarinda adalah SPBU 6475101 dengan titik koordinat Easting (x): 519019.1515, Northing (y): 9949152.33 dan Elevation (z): 33, SPBU paling Selatan Kota Samarinda adalah SPBU 6475302 dengan titik koordinat Easting (x): 511886.491, Northing (y): 9935005.196 dan Elevation (z): 22, dan SPBU yang berada di sebelah Barat Samarinda adalah SPBU 6475110 dengan titik koordinat Easting (x): 511103.1252, Northing (y): 9951327.613 dan Elevation (z): 26.
Tabel 4 Di bawah ini adalah lokasi dari 24 SPBU yang ada di Samarinda. Datanya disampaikan tentang lokasinya berdasarkan letaknya kecamatan.
Tabel 4. Lokasi SPBU di Wilayah Kecamatan
No. Nama SPBU Kecamatan
1 SPBU 6475302 Loa Janan Ilir
2 SPBU 6475118 Loa Janan Ilir
3 SPBU 6475112 Samarinda Seberang
4 SPBU 6475202 Samarinda Seberang
5 SPBU 6475203 Palaran
6 SPBU 6475104 Sungai Kunjang
7 SPBU 6475119 Sungai Kunjang
8 SPBU 6475115 Sungai Kunjang
9 SPBU 6475116 Sungai Kunjang
10 SPBU 6475108 Samarinda Ulu
11 SPBU 6475110 Samarinda Ulu
12 SPBU 6475122 Samarinda Utara
13 SPBU 6475121 Samarinda Utara
14 SPBU 6475109 Samarinda Utara
15 SPBU 6475111 Sambutan
16 SPBU 6475114 Samarinda Ilir
17 SPBU 6475117 Sungai Pinang
18 SPBU 6475101 Sungai Pinang
19 SPBU 6475107 Samarinda Utara
20 SPBU 6475201 Samarinda Kota
21 SPBU 6475113 Samarinda Ulu
22 SPBU 6475103 Samarinda Ulu
23 SPBU 6475102 Sungai Kunjang
24 SPBU 6475105 Samarinda Ulu
3. Fasilitas yang Ada pada SPBU di Samarinda
Dari data pada Tabel 2 Diketahui bahwa SPBU yang ada di kota Samarinda sebanyak 24 unit yang tersebar di lokasi yang berbeda-beda. Untuk keterangan lebih detail tentang fasilitas yang dimiliki dapat dilihat pada Tabel 5 Fasilitas yang dimiliki oleh SPBU - SPBU di Samarinda sebagai berikut.
Tabel 5. Fasilitas yang dimiliki oleh SPBU - SPBU di Samarinda
No. Nama SPBU Alamat Fasilitas
1 SPBU 6475302 Jl. Soekarno Hatta, Loa Janan Ilir 1.Toilet
2 SPBU 6475118 Jl. HM. Rifadin, Loa Janan Ilir
1.Toilet 2.Musholla 3.Minimarket
3 SPBU 6475112 Jl. Cipto Mangunkusumo, Samarinda
Seberang
1.Toilet 2.Musholla
4 SPBU 6475202 Jl. Bung Tomo, Samarinda Seberang 1.Toilet
5 SPBU 6475203 Jl.Dwikora, Palaran 1.Toilet
2.Musholla
6 SPBU 6475104 Jl.Untung Suropati, Sungai Kunjang 1.Toilet
2.Musholla
7 SPBU 6475119 Jl. Untung Suropati, Sungai Kunjang 1.Toilet
2.Musholla
8 SPBU 6475115 Jl. Rapak Indah, Sungai Kunjang
1.Toilet 2.Musholla 3.Minimarket
9 SPBU 6475116 Jl. Teuku Umar, Sungai Kunjang
1.ATM 2.Musholla 3.Toilet
10 SPBU 6475108 Jl. P. Suryanata, Samarinda Ulu
1.Toilet 2.Musholla 3.Minimarket
11 SPBU 6475110 Jl. P. Suryanata, Samarinda Ulu
1.Toilet 2.Musholla 3.Minimarket
12 SPBU 6475122 Jl. A.W Syahrani, Samarinda Utara
1.Toilet 2.Musholla 3.Minimarket 4.Kafe 5.Pencucian
13 SPBU 6475121 Jl. KH. Wahid Hasyim, Samarinda Utara
1.Toilet 2.Musholla 3.Minimarket 4.ATM
14 SPBU 6475109 Jl. PM. Noor, Samarinda Utara
1.Toilet 2.Musholla 3.Minimarket
15 SPBU 6475111 Jl. Pelita 2, Sambutan
1.Toilet 2.ATM 3.Musholla 4.Mini Market
Tabel 5. (Lanjutan)
16 SPBU 6475114 Jl. Kemakmuran, Samarinda Ilir
1.Toilet 2.ATM 3.Musholla 4.Mini Market
17 SPBU 6475117 Jl. Sentosa, Sungai Pinang
1.Toilet 2.Mini Market 3.Musholla
18 SPBU 6475101 Jl. A. Yani, Sungai Pinang
1.Toilet 2.ATM 3.Musholla
19 SPBU 6475107 Jl. Wahid Hasyim, Samarinda Utara 1.Toilet
2.Musholla
20 SPBU 6475201 Jl. Kusuma Bangsa - Bhayangkara,
Samarinda Kota
1.Toilet 2.ATM 3.Musholla
Dari Tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa masing-masing SPBU memiliki fasilitas yang berbeda-beda, ada yang dilengkapi dengan toilet, musholla, minimarket, ATM ada juga SPBU yang dilengkapi dengan pencucian mobil ataupun kafe.
4. Korelasi antara Jumlah Penduduk, Jumlah Kendaraan Bermotor dan Jumlah SPBU per Kecamatan di Kota Samarinda
Hasil dari penelitian tentang jumlah dan letak SPBU yang ada di Samarinda kemudian akan dikorelasikan dengan jumlah penduduk dan jumlah kendaraan bermotor yang mana nantinya akan mengetahui pengaruh keberadaan SPBU per kecamatan dengan jumlah kendaraan bermotor dan jumlah penduduknya itu sendiri.
Untuk lebih jelasnya korelasi antara jumlah penduduk, jumlah kendaraan bermotor dan jumlah SPBU per kecamatan disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 6. Jumlah Penduduk, Jumlah Kendaraan Bermotor dan Jumlah SPBU per Kecamatan
No Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah Kendaraan Jumlah SPBU
1 Loa Janan Ilir 61.664 11.292 2
2 Samarinda Seberang 66.108 8.844 2
3 Palaran 49.254 6.441 1
Tabel 6. (Lanjutan) 5 Samarinda Ulu 138.780 40.035 5 6 Samarinda Utara 91.917 41.843 4 7 Sambutan 44.654 6.824 1 8 Samarinda Ilir 79.473 34.043 1 9 Sungai Pinang 110.110 32.726 2 10 Samarinda Kota 40.302 12.919 1
Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa keberadaan SPBU dipengaruhi dengan jumlah penduduk dan jumlah kendaraan yang ada pada tiap kecamatan di Samarinda. Kecamatan Sungai Kunjang dan Samarinda Ulu memiliki 5 SPBU dikarenakan kecamatan tersebut memiliki jumlah penduduk dan jumlah kendaraan yang paling abanyak diantara kecamatan yang lainnya yaitu dengan jumlah penduduk 113.262 jiwa dengan jumlah kendaraan bermotornya mencapai 35.487 kendaraan dan 138.780 jiwa dengan jumlah kendaraan 40.035 kendaraan. Kecamatan Palaran merupakan kecamatan yang hanya memiliki 1 unit SPBU. Hal ini dikarenakan kecamatan tersebut merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk dan jumlah kendaraan yang paling sedikit yaitu dengan jumlah penduduk 49.254 jiwa dan 6.441 kendaraan bermotor.
5. Peta Sebaran Informasi SPBU Di Kota Samarinda
Sebaran informasi SPBU di Kota Samarinda disajikan dalam bentuk lembar peta. Lembar peta dapat dilihat pada Gambar 17 Peta Informasi Sebaran SPBU Kota Samarinda (Halaman 44).
B. Pembahasan
1. Jumlah Sebaran SPBU di Samarinda
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa jumlah SPBU di Samarinda adalah sebanyak 24 unit yang tersebar ditiap-tiap kecamatan.
Guna mempermudah pemahaman tentang banyaknya jumlah SPBU di setiap kecamatan di kota Samarinda, dibuat grafik seperti yang disajikan pada Gambar 13 berikut.
Gambar 13. Jumlah SPBU pada Kecamatan-Kecamatan Di Kota Samarinda. Berdasarkan grafik di atas bahwa masing-masing kecamatan memiliki jumlah SPBU yang berbeda-beda. Kecamatan Sungai Kunjang dan Samarinda Ulu memiliki SPBU yang paling banyak yaitu dengan 5 unit SPBU. Hal ini disebabkan karena kedua kecamatan tersebut merupakan kecamatan yang berperan penting bagi kota Samarinda khususnya di Kecamatan Sungai Kunjang terdapat pelabuhan dan terminal, hal inilah yang mempengaruhi banyaknya SPBU di kecamatan tersebut. Alasan yang sama berlaku pula untuk Kecamatan Samarinda Utara yang memiliki 4 unit SPBU. Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda Seberang dan Sungai Pinang memiliki jumlah SPBU yang sama yaitu dengan 2 unit SPBU. Dan ada 4 kecamatan yang memiliki SPBU paling sedikit yaitu Kecamatan Palaran, Sambutan, Samarinda Ilir dan Kecamatan Samarinda kota dengan jumlah masing-masing 1 unit SPBU.
2. Informasi Keberadaan SPBU di Samarinda
Dari 10 kecamatan yang ada di kota Samarinda, yang memiliki jumlah SPBU paling banyak adalah kecamatan Sungai Kunjang dan kecamatan Samarinda Ulu yang terdiri dari 5 unit SPBU. Di Kecamatan Sungai Kunjang adalah SPBU 6475104, SPBU 6475119, SPBU 6475115, SPBU 6475116, dan SPBU 6475102, sedangkan SPBU yang berada di kecamatan Samarinda Ulu ada SPBU 6475108, SPBU 6475110, SPBU 6475113, SPBU 6475103, dan SPBU 6475105. Kecamatan Samarinda Utara memiliki 4 unit SPBU, yaitu SPBU 6475122, SPBU 6475121, SPBU 6475109, dan SPBU 6475107. Ada 3 kecamatan yang memiliki jumlah SPBU sama yaitu kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda Seberang, dan kecamatan Sungai Pinang dengan masing-masing 2 unit SPBU. Kecamatan Loa Janan Ilir dengan SPBU 6475302, SPBU 6475118, kecamatan Samarinda Seberang dengan SPBU 6475112, SPBU 6475202, dan kecamatan Sungai Pinang dengan SPBU 6475117, SPBU 6475101. Lain dari pada itu kecamatan yang memiliki jumlah SPBU paling sedikit ada 4 kecamatan, yaitu kecamatan Palaran, Sambutan, Samarinda Kota, dan kecamatan Samarinda Ilir dengan masing-masing SPBU 6475203, SPBU 6475111, SPBU 6475201 dan SPBU 6475114.
3. Fasilitas-fasilitas yang Dimiliki oleh SPBU di Kota Samarinda
Dari Tabel 5 di atas dapat dilihat fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh setiap SPBU yang ada di Samarinda. Selanjutnya gambaran tentang fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh setiap SPBU dibuat dalam grafik seperti tampak pada gambar 14 berikut.
Gambar 14. Jumlah Fasilitas yang Dimiliki oleh Setiap SPBU di Kota Samarinda Berdasarkan Gambar 16, dari 24 SPBU yang ada di kota Samarinda ada 1 SPBU yang memiliki fasilitas paling banyak dengan 5 fasilitas yaitu SPBU 6475122 di jalan. A. W. Syahrani. Hal ini dikarenakan SPBU tersebut merupakan SPBU baru, dimana SPBU baru memiliki fasilitas yang lebih menarik konsumen dan untuk kemajuan SPBU itu sendiri. Selain itu terdapat 4 SPBU di Samarinda yang memiliki 4 fasilitas, yaitu SPBU 6475121, SPBU 6475111, SPBU 6475113 dan SPBU 6475102. Lain dari pada itu ada 9 SPBU Samarinda yang memiliki 3 fasilitas, yaitu SPBU 6475118, SPBU 6475115, SPBU 6475116, SPBU 6475108, SPBU 6475110, SPBU 6475109, SPBU 6475117, SPBU 6475101 dan SPBU 6475201.
Kemudian ada 7 SPBU di Samarinda yang memiliki 2 fasilitas, SPBU tersebut merupakan SPBU lama ataupun SPBU yang berada di tengah kota atau dekat dengan fasilitas umum lainnya. Adapun SPBU Samarinda yang hanya memiliki 1 fasilitas saja, yaitu SPBU 6475302 dan SPBU 6475202 yang terletak di Jalan Soekarno Hatta Kecamatan Loa Janan Ilir dan jalan Bung Tomo Kecamatan Samarinda Seberang. Hal ini dikarenakan SPBU tersebut merupakan SPBU lama dan tidak terawat sehingga sudah tidak layak pakai karena kondisi fisiknya rusak berat dan tidak memenuhi standar untuk beroperasi
karena standar SPBU harus memiliki minimal 2 fasilitas umum yaitu toilet dan musholla. Sebaiknya SPBU ini tidak dioperasikan lagi karena sudah tidak layak beroperasi, SPBU tersebut juga tidak memiliki standar keamanan dan kenyamanan yang memadai dan bisa membahayakan keselamatan pekerja dan konsumen.
Berdasarkan standar SPBU yang ditetapkan oleh PT. Pertamina (Anonim 2011a) terdapat standar yang harus dimiliki oleh setiap SPBU. Namun standar wajib yang ditetapkan PT. Pertamina meliputi sarana pemadam kebakaran, sarana lindungan lingkungan, sarana keamanan, sarana pencahayaan, peralatan dan kelengkapan filling BBM dan lain-lain tidak dibahas dalam pembahasan ini. Tetapi yang dibahas adalah fasilitas umum yang dimiliki oleh SPBU. Fasilitas umum wajib yang harus dimiliki adalah toilet dan musholla. 4. Korelasi Jumlah Penduduk, Jumlah Kendaraan Bermotor dan Jumlah
SPBU di Samarinda
Korelasi antara usia produktif dengan jumlah SPBU per kecamatan ternyata diperoleh data hanya 5 kecamatan dari 10 kecamatan yang ada. Dari pihak terkait dalam hal ini Badan Pusat Statistik (BPS) Samarinda sehingga tidak dapat dibahas tentang korelasi jumlah penduduk usia produktif tersebut.
Untuk mengantikan pembahasan tersebut kemudian diupayakan memperoleh data lain yang dapat berkorelasi dengan jumlah SPBU. Data tersebut adalah data jumlah kendaraan bermotor per kecamatan yang di anggap memiliki korelasi mengenai sebaran SPBU per kecamatan. Gambaran lebih jelas tentang jumlah kendaraan bermotor per kecamatan disampaikan pada Gambar 15 berikut ini.
Sumber : Badan Pusat Statistik Samarinda (2011)
Gambar 15. Jumlah Kendaraan Perkecamatan
Dari Gambar 15 di atas dapat diketahui bahwa Kecamatan Samarinda Utara merupakan kecamatan dengan jumlah kendaraan yang paling banyak yaitu 41.843 kendaraan dan Kecamatan Palaran merupakan kecamatan yang jumlah kendaraan paling sedikit diantara kecamatan-kecamatan lainnya yaitu dengan jumlah 6.441 kendaraan..
Dua kecamatan yang memiliki 5 unit SPBU dikarenakan kecamatan tersebut memiliki jumlah penduduknya yang cukup banyak yaitu 113.262 Jiwa, 138.780 Jiwa dengan jumlah kendaraan 35.487 dan 40.035. Hal ini dikarenakan kecamatan tersebut merupakan kecamatan yang berperan penting bagi Kota Samarinda karena kecamatan tersebut memiliki pelabuhan dan terminal yang digunakan untuk akses masyarakat menuju kota lain, hal inilah yang mempengaruhi banyaknya SPBU di kecamatan tersebut.
Sebagai gambaran tentang jumlah penduduk yang ada, disajikan sebaran jumlah penduduk setiap kecamatan di kota Samarinda pada Gambar 16 berikut ini.
Sumber : Badan Pusat Statistik Samarinda 2011
Gambar 16. Jumlah Penduduk Kecamatan.
Kecamatan Samarinda Utara memiliki 4 unit SPBU hal ini dikarenakan kecamatan Samarinda Utara memiliki jumlah penduduk 91.917 Jiwa dengan 41.483 kendaraan. Kecamatan Loa janan Ilir , Samarinda Seberang, dan Sungai Pinang memiliki jumlah SPBU yang sama hal ini dikarenakan ketiga kecamatan tersebut memiliki jumlah penduduk yang hampir sama yaitu dengan jumlah penduduk 61.644 Jiwa, 66.108 Jiwa, dan 110.110 Jiwa. Dan ada 4 kecamatan yang memiliki jumlah SPBU paling sedikit yaitu kecamatan Palaran, Sambutan, Samarinda Ilir, dan kecamatan Samarinda Kota yaitu hanya dengan 1 unit SPBU. Hal ini dipengaruhi dengan jumlah penduduk di setiap kecamatan dan jumlah kendaraan dari masing-masing kecamatan. Kecamatan Palaran dengan jumlah penduduk 49.254 Jiwa dengan 6.441 kendaraan, kecamatan Sambutan dengan kepadatan penduduk 44.654 Jiwa dengan jumlah kendaraan 6.824, kecamatan Samarinda Ilir dengan jumlah penduduk 79.473 Jiwa dengan jumlah kendaraan
34.043, kecamatan Samarinda Kota adalah kecamatan dan jumlah penduduk yang paling sedikit diantara kecamatan yang lainnya yaitu dengan jumlah penduduk 40.302 jiwa dan jumlah kendaraan 12.919.
5. Peta Sebaran SPBU Kota Samarinda
Hasil akhir dari penelitian ini berupa peta informasi sebaran SPBU kota samarinda Dalam proses pembuatan peta informasi sebaran SPBU kota Samarinda dengan menggunakan program ArcGIS 10 yang menjadi tantangan adalah pada saat georeferensi dan pemberian atribut atau informasi peta, dimana proses digitasi memerlukan ketelitian dan kesabaran karena jika dalam proses georeferensi ini tidak teliti dan tidak sabar akan menghasilkan peta yang kurang teliti atau hasilnya kurang maksimal .
Peta sistem informasi geografis SPBU yang telah dibuat menyantumkan alamat SPBU dari setiap kecamatan yang ada, karena jika seluruh informasi yang ditampilkan maka gambar yang dihasilkan akan menunjukkan peta yang ruwet dan terlalu ramai sehingga peta sulit dipahami oleh pengguna. Untuk itulah dilakukan generalisasi grafik seperti yang dinyatakan oleh Kraak dan Ormeling (2007) bahwa generalisasi grafik terkarakterisasi oleh penyederhanaan, pembesaran, pemindahan, penggabungan, dan pemilihan. Eksagerasi juga merupakan suatu bentuk generalisasi teknik pembesaran unsur-unsur yang akan disajikan dalam peta, sehingga ukurannya sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan yang sebenarnya. Maksud dari eksagerasi adalah untuk memberikan suatu pengertian yang lebih baik tentang suatu unsur yang penting sehingga mudah untuk dibaca (Yuwono, 2001).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kegiatan telah dilaksanakan, dengan demikian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. SPBU yang tersebar di kota Samarinda berjumlah 24 unit.
2. Di Kota Samarinda letak SPBU yang paling Utara merupakan SPBU 6475121, paling Timur adalah SPBU 6475101, paling Selatan SPBU 6475302 dan SPBU yang berada di Barat Kota Samarinda adalah SPBU 6475110.
3. Fasilitas sarana dan prasarana yang ada pada masing-masing SPBU berbeda-beda. SPBU yang memiliki fasilitas paling banyak dengan 5 fasilitas adalah SPBU 6475122 di jalan . AW Syahrani dan SPBU yang memiliki fasilitas paling sedikit adalah SPBU 6475302 dan SPBU 6475202 yang hanya memiliki 1 fasilitas.
4. Adanya korelasi antara jumlah penduduk dan jumlah kendaraan bermotor dengan keberadaan SPBU.
5. Menghasilkan peta sebaran SPBU kota samarinda dengan skala 1:100.000. B. Saran.
1. Perlu adanya penelitian lanjutan meyangkut bahan bakar yang dijual, jam buka SPBU dan kapasitas penampung BBM beserta kondisi objek secara menyeluruh yang mana dapat membantu pihak pengelola SPBU dalam perawatan, pengembangan dan demi kemajuan SPBU itu sendiri.
2. Sebaiknya dilakukan kegiatan evaluasi secara rutin oleh pihak SPBU mengenai sarana dan prasarana kemudian hasil dari evaluasi tersebut pihak
pengelola mengetahui kerusakan sarana dan prasarana yang ada sehingga pihak pengelola dapat dengan segera memperbaiki sarana dan prasarana yang dianggap perlu diperbaiki.