• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengambilan Keputusan Etis Praktis Brooks & Dunn (2004 : Chapter 4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengambilan Keputusan Etis Praktis Brooks & Dunn (2004 : Chapter 4)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

“Pengambilan Keputusan Etis Praktis” Brooks & Dunn (2004 : Chapter 4) Pendekatan dalamPengambilan Keputusan Etis

Pendekatan Analisis etis untuk pemecahan masalah:  Analisis Filosofis

 Analisis Dampak Pemangku Kepentingan / Stakeholders  Analisis Gabungan

Sebuah keputusan atau tindakan dianggap"etis" atau "benar" jika sesuai dengan standar tertentu. Untuk itu : 1. Kelompok 1===>Para filsuf/Pemikir===> telah mempelajari standar mana yang penting selama berabad-abad (melalui teori Etika)

2. Kel.2===>Para ahli etika bisnis==>Praktisi==>baru saja membangun hal ini dalam pekerjaannya.

Ke 2 Kelompok===> mengungkapkan bahwa tidak cukup hanya 1 standar saja untuk memastikan keputusan etis. Pengambilan keputusan etis:

======> dibutuhkan Kerangka Kerja

Pengambilan Keputusan Etis ===>disebut Ethical Decisission Making===>EDM Kerangka Kerja Pengambilan Keputusan Etis (EDM)==>Brooks (2004)

yaitu menilai etikalitas keputusan atau tindakanyang dibuat dengan melihat / mempertimbangkan 4 pertimbangan : 1. Konsekuensi atau kekayaan yang dibuat dalam hal keuntungan bersih atau biaya(=teori utilitarianisme)

2. Hak dan kewajiban yang terkena dampak (teoriDeontologi/teori hak dan kewajiban) 3. Kesetaraan yang dilibatkan (teori keadilan)

4. Motivasi atau kebijakan yang diharapkan (teori kebajikan)

Pengusaha /akuntan profesional menghadapi masalah etika, mengacu :  Kode etik perusahaan

 Kode etik profesional

If not………….? Berdasarkan pada Kerangka kerja pengambilan Keputusan Etis (= Ethical Decission Making/EDM):

 prinsip etika umum (teori2 etika dari parafilsuf)===>Pendekatan Filosofis

 EDM praktis===> Pendekatan Tradisional, Analisis Dampak Pemangku Kepentingan  Pendekatan EDM Komprehensif (Analisis Gabungan)

Pembuatan Keputusan Etis (EDM)

 Pendekatan Filosofis ==> Teori2 Etika dasar===(Konsekuensialisme/utilitarianisme/teologi); Deontologi (hak dankewajiban); Etika Kebajikan

 Pendekatan Praktis==> EDM PRAKTIS

Kerangka Kerja Pengambilan keputusan Etis (= Ethical Decission Making/EDM)

Menggunakan kerangka kerja yang menilai etikalitas keputusan atau tindakan yang dibuat dengan melihat : 1. Konsekuensi atau kekayaan yang dibuat dalam hal keuntungan bersih atau biaya

2. Hak dan kewajiban yang terkena dampak 3. Kesetaraan yang dilibatkan

4. Motivasi atau kebijakan yang diharapkan

Perbandingan Pertimbangan dalam Pembuatan Keputusan Etis (EDM) dan Landasan Filosofis (teori Etika)

Pertimbangan EDM Pertimbangan teori filosofis (teori etika)

(1) Kekayaan atau kesejahteraan

(2) Menghormati hak para pemangku kepentingan (3) Kesetaraan diantara para pemangkukepentingan (4) harapan untuk sifat karakter, kebajikan

Isu Tertentu Terkait dengan EDM

Perilaku yang berbeda dalam budaya yangberbeda (suap). Konflik Kepentingan, dan batas-batas untuk perilaku

= konsekuensialisme, utilitarianisme,teologi = Deontologi (hak dan kewajiban)

= Imperatif kategoris Kant, keadilan yang tidak memihak = Kebajikan

(2)

mementingkan diri sendiri = Deontologi, Subjektivisme, egoism Konsep EDM Praktis = menggunakan pertimbangan 4 standar penilaian

3 Pertimbangan Utama (dari teori filosofis/teori etika)===> konsekuensi, deontologi dan keadilan =========> ditelaah dengan memfokuskan pada dampak dari keputusan terhadap pemegang saham dan pemangku kepentingan lain===> pendekatannya dikenal sebagai ANALISIS DAMPAK PEMANGKU KEPENTINGAN Pertimbangan ke 4: Motivasi pembuatkeputusan===>merupakan suatu pendekatanyang dikenal dengan ETIKA KEBAJIKAN.

Konsep EDM Praktis Ke - 4 pertimbangan (1) kekayaan atau kesejahteraan,

(2) Menghormati hak para pemangku kepentingan (3) Kesetaraan diantara para pemangku kepentingan

(4) harapan untuk sifat karakter, kebajikan) ======>harus diperiksa secara menyeluruh dan nilai-nilai etika yang tepat harus diterapkan dalam keputusan dan pelaksanaannya ===>sehingga keputusan atau tindakan dapat dipertahankan secara etis

Kerangka kerja pengambilan Keputusan Etis (= Ethical Decission Making/EDM):

(1) Pendekatan Filosofis===> berdasarkan prinsip etika umum (teori2 etika dari para filsuf) ===> Sudah dibahas pada bab terdahulu

(2) Pendekatan praktis===> Pendekatan Tradisional,

 Analisis Dampak Pemangku Kepentingan

(3) Pendekatan EDM Komprehensif (Analisis Gabungan) Pendekatan / Aturan Praktis

Untuk memutuskan apakah suatu tindakan etis atau tidak (dibuat aturan praktis yang didasarkan pada prinsip-prinsip etis)

 Sniff test dan Aturan Praktis Umum (dari Carrol)==> tes yang dipakai untuk menilai

etikalitas keputusan dalam tahapan awal oleh Direktur, Eksekutif dan akuntan profesional, dilanjutkan dengan Teknik Analisis Dampak Pemangku Kepentingan

Sniff Tes dan Aturan Praktis Umum: TES AWAL ETIKALITAS SEBUAH KEPUTUSAN Tes Awal : (pakai Sniff Tests)

 Tes dan aturan praktis yang dapat digunakan untuk menilai etikalitas keputusan dalam tahapan awal.

 Jika menimbulkan kekhawatiran  dilakukan analisis lebih menyeluruhteknik analisis dampak pemangku kepentingan (Stakeholders Analisis).

Sniff Tests (test cepat):

 untuk melihat apakah perlu dilakukan analisis etika tambahan yang menyeluruh.  Jika hasilnya negatif (salah satunya) konsultasikan dengan pengawas Etika atau

 Analisis penuh terhadap tindakan yangdiusulkan Analisis Dampak Pemangku Kepentingan Sniff Test untuk Pengambilan Keputusan Etis (Brooks, 2004)

 Akankah saya merasa nyaman jika tindakan atau keputusan ini muncul di halaman depan surat kabar nasional besok pagi??

 Akankah saya bangga dengan keputusan ini?  Akankah Ibu saya bangga dengan keputusan ini?

 Akankah tindakan atau keputusan ini sesuai dengan misi dan kode etik perusahaan ?  Apakah hal ini terasa benar bagi saya??

Aturan Praktis untuk Pengambilan Keputusan Etis (Carroll, 1990)

Golden Rule Perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan

Peraturan Pengungkapan Jika anda merasa nyaman dengan tindakan atau keputusan setelah anda bertanya pada diri anda sendiri apakah Anda akan keberatan jika semua rekan, teman dan keluarga Anda menyadari hal itu, maka Anda harus bertindak atau memutuskan

(3)

Etika Intuisi Lakukan apa yang ”firasat anda” katakana untuk Anda lakukan

Imperatif Kategoris Jangan mengadopsi prinsip-prinsip tindakan, kecuali prinsip-prinsip tsb, tanpaadanya inkonsistensi, diadopsi oleh oranglain.

Etika Profesi Lakukan hanya apa yang bisa Anda jelaskan di depan komite dari rekan-rekan profesional Anda

Prinsip Utilitarian Lakukan “yang terbaik untuk jumlah terbesar”

Prinsip Kebajikan Lakukan apa yang menunjukkan kebajikan yang diharapkan. Pendekatan Filosofis Vs Pendekatan EDM Praktis : (Sumber: Brooks,2011)

Prinsip-Prinsip Filsuf Dalam Pengambilan Keputusan Etis

Kriteria yang dinilai oleh Pendekatan Praktis

Konsekuensi, Utilitas Menguntungkan ?

Manfaat > Biaya Risiko disesuaikan

Tugas, Hak, Keadilan Tugas fiducia

Hak-hak individu Keadilan legalitas

Harapan Kebajikan Karakter

Integritas,

Keberanian Proses Analisis Dampak PemangkuKepentingan (Stakeholders)

 Cara mengamati dan menjelaskan secara analitis komprehensif - bagaimana berbagai unsur dipengaruhi dan mempengaruhi keputusan dan tindakan bisnis.

 Memetakan hubungan-hubungan yang terjalin dalam kegiatan bisnis pada umumnya untuk memperlihatkan siapa saja yang punya kepentingan, terkait dan terlibat dalam kegiatan bisnis.

Peta Akuntabilitas PemangkuKepentingan Perusahaan Skema,,,,,,

Pendekatan Stakeholder:  Tujuan imperatif:

“bisnis harus dijalankan sedemikian rupa agar hak dan kepentingan semua pihak terkait yang berkepentingan (stakeholders) dengan suatu kegiatan bisnis dijamin, diperhatikan dan dihargai.”

 Prinsip minimal:

“tidak merugikan hak dan kepentingan stakeholders dalam suatu kegiatan bisnis. Dasar pemikiran :

 Bahwa “semua pihak yang mempunyai kepentingan (=stakeholders) dalam suatu kegiatan bisnis terlibat

didalamnya karena ingin memperoleh keuntungan, maka hak dan kepentingan mereka harus diperhatikan dan dijamin.”

Pendekatan=keuntungan bisnis

 Supaya bisnis dari perusahaan itu dapat berhasil dan bertahan lama, perusahaan manapun dalam kegiatan bisnisnya dituntut atau menuntut dirinya untuk menjamin dan menghargai hak dan kepentingan semua pihak yang terkait dengan bisnisnya.

Proses pengambilan keputusan berdasarkan pendekatan stakeholders:

a. Lakukanidentifikasisemua pemangku kepentingan, baik yang nyata maupun yg bersifat potensial b. Cari tahu kepentingan (interest) dan kekuasaan (power) setiap golongan stakeholder

c. Cari tahu apakah ada koalisi kepentingan dan kekuasaan antar golongan stakeholder tsb Keputusan diambil berdasarkan :

 Stakeholders : adalah pihak yangmenerima manfaat paling besar dari keputusan itu; atau

 Kalaupun ada pihak yang dirugikan, dampak kerugiannya hanya menimpa sesedikit mungkin kepada stakeholders; atau

 Keputusan yang diambil tidak membentur kepentingan dan kekuasaan stakeholders yang dominan Kepentingan :

(4)

 Adalah “sesuatu” yang menyebabkan kelompok stakeholder ini tertarik atau peduli pada perusahaan Kekuasaan

 Seberapa kuat pengaruh/kekuatan kelompok ini dalam menentukan arah dan keberadaan perusahaan. 2 Kelompok Stakeholders :

 Kelompok Primer: yang mengadakan transaksi atau berinteraksi langsung dengan perusahaan Pelanggan,pemasok, pemodal, pemberi pinjaman,karyawan.

 Kelompok Sekunder: tidak secara langsung berinteraksi atau bertransaksi dengan perusahaan, tetapi kepentingan(interest) dan kekuatan (power) kelompok ini dapat saja mempengaruhi keberadaan perusahaan Pemerintah, kelompoksosial/LSM, media masa, para aktivis lingkungan hidup, masyarakat sekitar perusahaan, masyarakat pada umumnya.

Identifikasi Pemangku Kepentingan Perusahaan Skema,,,,,,,,,

Kepentingan dan kekuasaan Stakeholders Utama (Primer) :

Pemangku Kepentingan Kepentingan (Interest) Kekuasaan (Power)

1. Pelanggan Produk yg aman &berkualitas, pelayananyang memuaskan

Membatalkan pesanan dan membeli dari pesaing Melakukan kampanye negatif tentang perusahaan

2. Pemasok Pembayaran yg tepat waktu;

pesanan yg teratur Membatalkan/boikot order jual ke pesaing 3. Pemodal

-Pemegang saham -Kreditur

- Deviden dan capital gain - Bunga + angsuran tepat waktu

-Tidak membeli saham; memberhentikan Pengelola -Menarik kredit ,dll

4. Karyawan Gaji. Upah yg wajar, kelangsungan kerja

Mogok kerja, memaksa kehendak melalui serikat pekerja

Kepentingan dan kekuasaan kelompok Stakeholders Sekunder:

Pemangku Kepentingan Kepentingan (Interest) Kekuasaan (Power)

1. Pemerintah Pertumbuhan ekonomi & lapangan kerja;

penerimaan pajak Menutup/menyegel perusahaan Mengeluarkan berbagai peraturan 2. Masyarakat Program kesejahteraan masyarakat,

kesehatan lingkungan

Menekan pemerintah melalui unjuk rasa massal; melakukan aksi kekerasan 3.Media massa Informasi kegiatan yang berkaitan dengan

etika, nilai-nilai, kesehatan, keamanan, kesejahteraan

Mempublikasikan berita negatif yang merusak citra perusahaan

4. Aktivis Lingkungan Kepedulian terhadap pengaruh positif dan negatif dari tindakan perusahaan terhadap lingkungan hidup, HAM, dsb

Mengkampanyekan aksi Mogok kerja, mempengaruhi pemerintah, media masaa, masy,

Kepentingan dasar parapemangku kepentingan

Kesejahteraan Keputusan yang diusulkan akanmenghasilkan lebih banyak keuntungandaripada biaya

Keadilan Distribusi manfaat dan beban harusberimbang

Hak Keputusan yang diusulkan tidak bolehmelanggar hak pemangku kepentingandan pembuat keputusan

Sifat kebajikan Keputusan yang diusulkan harusmenunjukkan kebajikan seperti yangdiharapkan Ke 4 kepentingan harus dipenuhi oleh sebuah keputusan untukdipertimbangkan Etis

Bagaimana Cara Pengukuran Dampak Dari Keputusan yang diusulkan Para pemangku Kepentingan? 1. Dampak yang Dapat DiukurPengukuran

Dampak Yang Dapat DiukurLaba, Produk 2. Dampak yang Tidak Dapat DiukurPenilaian

Dampak Yang Tidak Dapat Dikuantifikasi

(5)

A Hanya laba atau rugi

B A ditambah eksternalitas (Analisis Biaya-Manfaat/ABM) C B ditambah probabilitas hasil (Analisis Risiko-Manfaat/RBA D ABM atau RBA ditambah peringkat pemangku kepentingan

Ke 4 kepentingan harus dipenuhi oleh sebuah keputusan untuk dipertimbangkan Etis (2) Penilaian Dampak yg tidak dapat dikuantifikasikan

A Keadilan diantara para pemangku kepentingan B Hak Pemangku Kepentingan

- Kehidupan

- Kesehatan dan Keselamatan - Perlakuan Adil

- Penggunaan Hati nurani - Harga diri dan privasi - kebebasan berbicara

ANALISIS DAMPAK PEMANGKU KEPENTINGAN: - PENDEKATAN TRADISIONAL

- PENDEKATAN FILOSOFIS (konsekuensialis, deontologi, etika kebajikan)

- MODIFIKASI PENDEKATAN TRADISIONAL: Menilai Motivasi, Kebajikan yang diharapkan, dan sifat karakter KERANGKA KERJA KOMPREHENSIF PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS ANALISIS DAMPAK PEMANGKU KEPENTINGAN

- PENDEKATAN TRADISIONAL

- PENDEKATAN FILOSOFIS (konsekuensialis, deontologi, etika kebajikan)

- MODIFIKASI PENDEKATAN TRADISIONAL: Menilai Motivasi, Kebajikan yang diharapkan, dan sifat karakter Pendekatan Tradisional:

1. Pendekatan 5 Pertanyaan Tradisional 2. Pendekatan Standar Moral Tradisional 3. Pendekatan Pastin - Tradisional

(1) Pendekatan 5-Pertanyaan Tradisional untuk pengambilan keputusan etis:

APAKAH KEPUTUSAN ITU INTEREST PEMANGKU KEPENTINGAN YG DIPERIKSA :

1. Menguntungkan ? Pemegang saham-biasanya jangkapendek2. Sah dimata hukum ? Masyarakat luas –

hak yg dapatditegakkan oleh hukum 3. Adil ? Keadilan bagi semua

4. Benar ? Hak-hak lain bagi semua5. Mendukungpembangunan berkelanjutan lebih

lanjut ?Hak khusus

Penting diingat : bahwa pendekatan 5-pertanyaan tradisional tdk secara khususmemasukkan kajian mendalam tentang motivasi untuyk keputusan2 yg terlibatatau kebijakan atau karakter yg diharapkan.

(2) Pendekatan Standar Moral Tradisionaldalam pengambilan keputusan etis :

STANDAR MORAL PERTANYAAN DARI KEPUTUSAN YANG DIUSULKANUtilitarian

:Memaksimalkankeuntungan bersih bagiseluruh masyarakat Apakah tindakan tsbmemaksimalkan manfaat sosial danmeminimalkan luka sosial?hak-Hak Individu :Dihormati dan dilindungi Apakah tindakan tsb konsistendengan hak setiap orangKeadilan :

Distribusi Manfaat dan

Beban yang adil Apakah tindakan tsb membawa (kita) pada sebuah distribusi yang

adil dari manfaat dan beban ?

Penting diingat : bahwa pendekatan Standar Moral tradisional

tdk secarakhusus memberikan kajian yg mendalam tentang motivasibagik keputusan2yg terlibat atau kebijakan atau karakter yg diharapkan.

3) Pendekatan "Pastin" Tradisional dalam pengambilan keputusan etis :

ASPEK KUNCI TUJUAN PEMERIKSAANEtika aturandasarUtk menjelaskan sebuah organisasidan/atau aturan dan nilai-nilai individu

(6)

Etika titik akhir Untuk menentukan manfaat bersih yg paling baik utk semua pihak

Etika Peraturan

Utk menentukan batasan2 yg harusdipertimbangkan seseorang atau organisasi sesuai dengan prinsip2 etis

Etika KontrakSosialUtk menentukan cara bagaimanamemindahkan batasan2 demi menghapuskekhawatiran atau konflik

Penting diingat : bahwa pendekatan Standar Moral tradisional

tdk secarakhusus memberikan kajian yg mendalam tentang motivasibagik keputusan2yg terlibat atau kebijakan atau karakter yg diharapkan.

Modifikasi Pendekatan Tradisional- AnalisisDampak Pemangku Kepentingan-->memasukkan / menilai 1 pertimbangan :ETIKA KEBAJIKAN, yaitu

Motivasi 

Kebajikan 

Sifat karakteryang diharapkanDengan Menggabungkan penilaian tentang Motivasi,kebajikan dan karakter yang terlibat dalamperbandingan dengan apa yang diharapkan oleh parapemangku kepentingan.

Modifikasi Pendekatan Tradisional- AnalisisDampak Pemangku Kepentingan-->memasukkan / menilai 1 pertimbangan :ETIKA KEBAJIKAN, yaitu

Motivasi 

Kebajikan 

Sifat karakteryang diharapkanDengan Menggabungkan penilaian tentang Motivasi,kebajikan dan karakter yang terlibat dalamperbandingan dengan apa yang diharapkan oleh parapemangku kepentingan.

Harapan-harapan Motivasi,

Kebajikan,Sifat karakter dan Proses Motivasi Yang

Diharapkan

-Pengendalian diri atas keserakahan - Pertimbangan kesetaraan atau keadilan

- Kebaikan, kepedulian, kasih sayang dankebajikanKebajikan yangdiharapkan- loyalitas penuh-Integritas dan transparansi-Ketulusan bukan bermuka duaSifat Karakter YangDiharapkan- keberanian untuk

melakukan hal yg benarsetiap individu, dan/atau standar profesional-keandalan-objektivitas, ketidakberpihakan

-kejujuran, kebenaran

-mementingkan diri sendiri bukan egoisme-Menyeimbangkan pilihan diantara perbedaanbesarProses yang mencerminkan motivasi, kebajikan, dan karakter yang

Sebuah Pendekatan Komprehensif untuk EDM :

PERTIMBANGAN URAIAN Kekayaan atau

konsekuensialisme

Keputusan yang diusulkan akan

menghasilkan keuntungan lebihbesar dari biayaHak-hak, tugas, atauDeontologiKeputusan yang diusulkan tidakboleh menyinggung hak parastakeholders, termasuk pengambilkeputusanKejujuran/kesetaraan atauKeadilanDistribusi manfaat atau beban harusadilHarapan kebajikan atau EtikaKebaikanMotivasi untuk keputusan harusmencerminkan ekspektasi kebajikanKe 4 kepentingan harus dipenuhi oleh sebuah

keputusan untukdipertimbangkan Etis

KERANGKA KERJAKOMPREHENSIF PENGAMBILANKEPUTUSAN ETIS

MODIFIKASI / GABUNGAN PENDEKATAN ANALISISDAMPAK PEMANGKU KEPENTINGAN :- PENDEKATAN TRADISIONAL- PENDEKATAN FILOSOFIS (konsekuensialis,deontologi, etika kebajikan) dan

menambahkan- Pendekatan Penilaian Motivasi, Kebajikan yangdiharapkan, dan sifat karakter Kesimpulan : Analisis Komprehensif

(7)

dirancang untuk menghasilkan keputusan dan tindakan etis yang dapat

dipertahankan, dan memperbaiki prosestata kelola. 

Harus mencakup 4 pertimbangan

Kerangka kerja pengambilan keputusanEtis (= Ethical Decission Making/EDM)

Keputusan atau tindakan etis akan dibandingkan dengan 4 standar penilaian yang komprehensif dari perilaku etis : 1. Konsekuensi atau kekayaan yang dibuatdalam hal keuntungan bersih atau biaya

2. Hak dan kewajiban yang terkena dampak 3. Kesetaraan yang dilibatkan

4. Motivasi atau kebijakan yang diharapkan Langkah-langkah pengambilan keputusan etis :

1) Identifikasi fakta dari semua stakeholders serta kepentingan yang mungkin akan terpengaruh

2) Membuat peringkat para pemangkukepentingan serta kepentingan mereka, identifikasi yang paling penting dan lebih mempertimbangkan mereka dalam analisis

3) Menilai dampak dari tindakan yg diusulkan pada setiap kepentingan kelompok stakeholders berkenaan dengan kekayaan mereka, keadilanperlakuan, hak-hak lainnya, termasuk harapan kebajikan menggunakan

pertanyaan kerangka kerja komprehensif, dan memastikan bahwa perangkap umum yg dibahas nanti tidak masuk dalam analisis.

7 langkah Analisis Keputusan Etis dari American Accounting Association (1993) 1. Tentukan fakta – apa, siapa, dimana, kapan dan bagaimana

2. Menetapkan isu etis

3. Mengidentifikasi prinsip-prinsip utama, aturan dan nilai-nilai 4. Tentukan alternative

5. Bandingkan nilai-nilai dan alternatif, serta melihat apakah muncul keputusan yang jelas 6. Menilai konsekuensi

7 Membuat keputusan anda

BROOKS CHAPTER 4: PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS PRAKTIS :: Penilaian Dampak Yang Tidak Dapat Dikuantifikasi

 Keadilan diantara pemangku kepentingan

Kepedulian atas perlakuan yang adil telah menjadi perhatian masyarakat baru-baru ini mengenai isu-isu seperti diskriminasi terhadap perempuan dan hal lainnya yang menyangkut perekrutan, promosi dan pembayaran. Akibatnya, keputusan akan dianggap tidak etis kecuali jika dipandang wajar oleh semua pemangku kepentingan. Keadilan bukan merupakan konsep mutlak. Hal ini dibuktikan dengan distribusi yang relatif atas manfaat dan beban yang dihasilkan dari sebuah keputusan. Sebagai contoh keputusan untuk meningkatkan pajak-pajak dapat memberatkan bagi golongan yang berpendapatan tinggi tetapi dianggap relatif adil dalam hal kapasitas mereka untuk membayar pajak tersebut. Oleh karena itu kewajaran dan perspektif diperlukan untuk menilai kesetaraan secara akurat.

 Hak Pemangku Kepentingan

Sebuah keputusan hanya akan dianggap etis jika dampaknya tidak mengganggu hak para pemangku kepentingan dan hak si pembuat keputusan. Hak pemangku kepentingan antara lain: kehidupan, kesehatan dan keselamatan, perlakuan adil, penggunaan hati nurani, harga diri dan privat serta kebebasan bicara. Beberapa hak ini telah dilindungi undang-undang dan peraturan hukum, sedangkan yang lain ditegakkan melalui hukum umum atau melalui sanksi publik bagi yang melanggar.  Analisis Dampak Pemangku Kepentingan: Pendekatan Tradisional Pengambilan Keputusan

- Pendekatan 5 Pertanyaan Tradisional N

o

Apakah Keputusan Itu? Interes Pemangku Kepentingan yang diperiksa 1 menguntungkan? Pemegang saham-biasanya jangka pendek

2 sah dimata hukum? Masyarakat luas-hak yang dapat ditegakkan oleh hokum

3 adil? Keadilan bagi semua

4 benar? Hak-hak lain bagi semua

5 mendukung pembangunanberkelanjutan lebih lanjut?

(8)

Jika respon negatif muncul dari satu atau lebih pertanyaan yang diajukan, maka pengambil keputusan dapat mencoba untuk merevisi tindakan yang diusulkan untuk menghapus atau mengurangi jawaban negatif itu.

 Pendekatan Standar Moral Tradisional

Standar Moral Pertanyaan dari Keputusan yang diusulkan

Utilitarian:

Memaksimalkan keuntungan bersih bagi masyarakat

Apakah tindakan tersebut memaksimalkan manfaat social dan meminimalkan luka sosial?

Hak-hak Individu: Dihormati dan dilindungi Apakah tindakan tersebut konsisten dengan hak setiap orang? Keadilan:

Distribusi manfaat dan beban yang adil

Apakah tindakan tersebut membawa kita pada sebuah distribusi yang adil dari manfaat dan beban?

Dari tabel di atas terlihat bahwa kepuasan prinsip utilitarian dinilai melalui pertanyaan yang berfokus pada analisis biaya manfaat atau analisis risiko-manfaat, bukan hanya dilihat dari keuntungan. Selain itu, pemeriksaan tentang bagaimana keputusan yang diusulkan dapat menghormati hak-hak individu terlihat dari dampaknya terhadap keputusan mengenai hak-hak setiap pemangku kepentingan. Pendekatan standar moral tradisional tidak secara khusus memberikan kajian yang mendalam tentang motivasi bagi keputusan yang terlibat, kebijakan atau karakter yang diharapkan.

Pendekatan Pastin Tradisional

Aspek Kunci Tujuan Pemeriksaan Untuk:

Etika aturan dasar Menjelaskan sebuah organisasi atau aturan dan nilai-nilai individu Etika titik akhir Menentukan manfaat bersih yang paling baik untuk semua pihak

Etika peraturan Menetukan batasan-batasan yang harus dipertimbangkan seseorang atau organisasi sesuai dengan prinsip-prinsip etis

Etika kontrak sosial Menentukan cara bagaimana memindahkan batasan-batasan demi menghapuskan kekhawatiran atau konflik

Empat aspek kunci etika menurut Pastin yaitu:

a. Etika aturan dasar yang digunakan untuk menangkap gagasan bahwa individu dan organisasi memiliki aturan-aturan dasar atau nilai-nilai fundamental yang mengatur perilaku mereka atau perilaku yang diharapkan. Jika keputusan dianggap menyinggung nilai-nilai ini, kemungkinan akan terjadi kekecewaan atau balas dendam. Namun, hal ini dapat menyebabkan pemberhentian atau pemutusan kerja seorang pegawai yang bertindak tanpa memahami dengan baik aturan dasar etika organisasi. Pastin mengusulkan agar dilakukan pemeriksaan terhadap keputusan atau tindakan masa lalu. Pendekatan ini disebut rekayasa balik sebuah keputusanuntuk melihat bagaimana dan mengapa keputusan tersebut dibuat.- Etika titik akhir menampilkan konsep utilitarianisme dan menggambarkan kesulitan fokusanalisis jangka pendek.

b. Aturan etika digunakan untuk menunujukkan nilai aturan yang muncul akibat penggunaan prinsip-prinsip etis yang valid terhadap dilema etika. Dalam hal ini prinsip-prinsip etika yang valid melibatkan penghormatan dan perlindungan hak-hak individu dan prinsip-prinsip seperti “Perlakukanlah orang lain sebagaimana anda ingin diperlakukan”.

c. Etika kontrak sosial yang disatukan dengan konsep kejujuran. Pastin menunjukkan bahwaperumusan keputusan yang diusulkan kedalam kontrak imajiner akan sangat membantu karena memungkinkan para pengambil keputusan untuk bertukar tempat dengan pemangku kepentingan yang akan terkena dampak. Dengan tindakan ini dapat dilihat apakah dampaknya cukup wajar untuk dimasukkan kedalam kontrak.

 Memperluas dan Memadukan Pendekatan Tradisional

Hal ini dilakukan karena masalah etika yang muncul mungkin tidak sesuai dengan salah satu pendekatan. Oleh karena itu, dapat dikombinasikan satu pendekatan dengan yang lainnya.

Memodifikasi Pendekatan Tradisional, Analisis Dampak Pemangku Kepentingan  Mengapa mempertimbangkan Harapan Motivasi dan Perilaku?

Suatu analisis etika yang komperehensif harus melebihi pendekatan tradisional Tucker, Velasques dan Pastin untuk menggabungkan penilaian tentang motivasi, kebajikan dan karakter yang terlibat dalam perbandingan dengan apa yang diharapkan oleh para pemangkukepentingan. Motivasi yang didasarkan pada kepentingan pribadi dapat menghasilkan keputusan yang tidak etis ketika pedoman diri atau pengawasan eksternal tidak memadai. Pengawas eksternal tidak mungkin menangkap semua keputusan perusahaan sebelum pelaksanaan keputusan tersebut. Oleh karena itu penting bagi karyawan untuk memahami motivasi

pembuatan keputusan dari perspektif pemangku kepentingan. Akibatnya, para pembuat keputusan harus mempertimbangkan motivasi dan perilaku yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan.

Penilaian Etis Motivasi dan Perilaku

Proses penilaian dampak pemangku kepentingan menawarkan kesempatan untuk menilai motivasi yang mendasari keputusan atau tindakan yang diusulkan. Apakah motivasi pengambil keputusan cenderung etis atau tidak.

Pendekatan Komprehensif untuk EDM

Pertimbangan Uraian

(9)

Hak-hak, tugas atau deontologi biaya

Keputusan yang diusulkan tidak menyinggung hak para pemangku kepentingan, termasuk pengambil keputusan

Kejujuran/kesetaraan atau Keadilan Disribusi manfaat dan beban harus adil

Harapan kebajikan atau Etika kebijakan Motivasi untuk keputusan harus mencerminkan ekspektasi kebajikan Keempat pertimbangan harus dipenuhi agar sebuah keputusan dianggap etis. Kesimpulannya, dalam rangka untuk memastikan analisis EDM yang komprehensif, penilaian motivasi, kebajikan dan sifat karakter yang diharapkan harus ditambahkan pada pendekatan tradisional sehingga menghasilkan 5 pertanyaan modifikasi atau pendekatan lainnya yang dimodifikasi.

Permasalahan Lainnya Dalam Pengambilan Keputusan Etis 1. Masalah Bersama

Masalah bersama mengacu pada kesenjangan atau mengetahui penggunaan aset atausumber daya yang dimiliki bersama secara berlebihan.

2. Mengembangkan Aksi yang Lebih Etis

Terkadang direktur, eksekutif atau akuntan professional akan mengalami kelumpuhan keputusan akibat kompleksitas analisis atau ketidakmampuan untuk menentukan pilihan maksimal karena alasan ketidakpastian, kendala waktu dan sebab lainnya.

3. Kekeliruan Umum dalam Pengambilan Keputusan Etis Diantaranya yaitu:

- Menyetujui budaya perusahaan yang tidak etis

- Salah menafsirkan harapan masyarakat. Banyak eksekutif salah mengira bahwa tindakan tidak etis dapat diterima karena: a. Ini dunia dimana anjing makan anjing

b. Semua orang melakukannya

c. Jika saya tidak melakukannya, orang lain akan melakukannya d. Saya bebas dari beban tanggung jawab karena itu perintah atasan - Berfokus pada keuntungan jangka pendek dan dampak pada pemegang saham - Berfokus hanya pada legalitas

- Batas keberimbangan (fokus pengambil keputusan harusnya pada keadilan untuk semua pemangku kepentingan) - Batas untuk meneliti hak (meneliti dampak pada keseluruhan hak semua kelompok pemangku kepentingan) - Konflik kepentingan

- Keterkaitan diantara pemangku kepentingan

- Kegagalan untuk mengidentifikasi semua kelompok pemangku kepentingan

- Kegagalan untuk membuat peringkat kepentingan tertentu dari para pemangku kepentingan - Mengacuhkan kekayaan, keadilan atau hak

- Kegagalan untuk mempertimbangkan motivasi untuk keputusan

- Kegagalan untuk mempertimbangkan kebajikan yang diharapkan untuk ditunjukkan Langkah-langkah menuju sebuah keputusan etis:

1. Identifikasi fakta dan semua kelompok pemangku kepentingan serta kepentingan yangmungkin akan terpengaruh

2. Membuat peringkat para pemangku kepentingan serta kepentingan mereka

3. Menilai dampak dari tindakan yang diusulkan pada setiap kepentingan pihak yangberkepentingan Tujuh langkah menuju sebuah keputusan etis menurut American Accounting Association(1993) yaitu:

1. Tentukan fakta-apa, siapa, dimana, kapan dan bagaimana 2. Menetapkan isu etis

3. Mengidentifikasi prinsip-prinsip utama, aturan dan nilai-nilai 4. Tentukan alternatif

5. Bandingkan nilai-nilai dan alternatif, serta melihat apakah muncul keputusan yang jelas 6. Menilai konsekuensi

Referensi

Dokumen terkait