PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS PRAKTIS
Kerangka Kerja Pengambilan Keputusan Etis
Sebagai respons terhadap keputusan yang dapat dipertahankan secara etis, kerangka ini menyertakan persyaratan tradisional untuk profitabilitas dan legalitas. Serta persyaratan yang dapat ditampilkan filosofis secara penting dan baru-baru ini dituntut oleh pemangku kepentingan. Hal ini dirancang untuk meningkatkan pertimbangan etis dengan menyediakan:
1. Pengetahuan dalam identifikasi dan menganalisis isu-isu penting yang harus dipertimbangkan dan pertanyaan atau tantangan yang harus diungkap;
2. Pendekatan untuk menggabungkan dan menerapkan keputusan-faktor yang relevan ke dalam tindakan praktis.
Kerangka kerja pengambilan keputusan etis (EDM) menilai etiskalitas keputusan atau tindakan yang dibuat dengan melihat:
a. konsekuensi atau diciptakan offness baik dalam hal manfaat atau biaya; b. hak dan kewajiban yang terkena dampak;
c. keadilan yang terlibat;
d. motivasi atau kebajikan yang diharapkan.
Sniff Test dan Aturan Praktis Umum: Tes Awal Etikalitas Sebuah Keputusan
Pendekatan filosofis memberikan dasar bagi pendekatan keputusan praktis dan bantuan yang berguna, meskipun sebagian besar eksekutif dan akuntan profesioanl tidak menyadari bagaimana dan mengapa demikian. Sniff Test untuk pengambilan keputusan Etis:
- Akankah saya merasa nyaman jika tindakan atau Keputusan ini muncul di halaman depan surat kabar nasional besok pagi?
- Akankah saya bangga dengan keputusan ini? - Akankah ibu saya bangga dengan keputusan ini?
- Apakah tindakan atau keputusan ini sesuai dengan misi dan kode etik perusahaan? - Apakah hal ini terasa benar bagi saya?
1
Pendekatan dan Kriteria Pembuatan Keputusan Etis
Penilaian Dampak Yang Tidak Dapat Dikuantifikasi Keadilan diantara pemangku kepentingan
Kepedulian atas perlakuan yang adil telah menjadi perhatian masyarakat baru-baru ini mengenai isu-isu seperti diskriminasi terhadap perempuan dan hal lainnya yang menyangkut perekrutan, promosi dan pembayaran. Akibatnya, kepeutusan akan dianggap tidak etis kecuali jika dipandang wajar oleh semua pemanku kepentingan. Keadilan bukan merupakan konsep mutlak. Hal ini dibuktikan dengan distribusi yang relatif atas manfaat dan beban yang dihasilkan dari sebuah keputusan. Sebagai contoh keputusan untuk meningkatkan pajak peajak dapat memberatkan bagi golongan yang berpendapatan tinggi tetapi dianggap relatif adil dalam hal kapasitas mereka untuk membayar pajak tersebut. Oleh karena itu kewajaran dan perspektif diperlukan untuk menilai kesetaraan secara akurat.
Hak Pemangku Kepentingan
Sebuah keputusan hanya akan dianggap etis jika dampaknya tidak mengganggu hak para pemangku kepentingan dan hak si pembuat keputusan. Hak pemangku kepentingan antara lain: kehidupan, kesehatan dan keselamatan, perlakuan adil, penggunaan hati nurani, harga diri dan privat serta kebebasan bicara. Beberapa hak ini telah dilindungi undang-undang dan peraturan hukum, sedangkan yang lain ditegakkan melalui hukum umum atau melalui sanksi publik bagi yang melanggar.
Konsekuensi, Utilitas Tugas,Hak,Keadilan Harapan Kebajikan Menguntungkan? Manfaat > Biaya Risiko disesuaikan Tugas fidusia Hak-hak individu Keadilan, Legalitas Karakter Integritas, Keberanian, Proses
2
Analisis Dampak Pemangku Kepentingan: Pendekatan Tradisional Pengambilan Keputusan
Pendekatan 5 Pertanyaan Tradisional
Apakah Keputusan Itu? Interes Pemangku Kepentingan yang diperiksa 1. menguntungkan? Pemegang saham-biasanya jangka pendek
2. sah dimata hukum? Masyarakat luas-hak yang dapat ditegakkan oleh hukum
3. adil? Keadilan bagi semua
4. benar? Hak-hak lain bagi semua 5. mendukung pembangunan
berkelanjutan lebih lanjut?
Hak khusus
Jika respon negatif muncul dari satu atau lebih pertanyaan yang diajukan, maka pengambil keputusan dapat mencoba untuk merevisi tindakan yang diusulkan untuk menghapus atau mengurangi jawaban negatif itu.
Pendekatan Standar Moral Tradisional
Standar Moral Pertanyaan dari Keputusan yang diusulkan Utilitarian:
Memaksimalkan keuntungan bersih bagi masyarakat
Apakah tindakan tersebut memaksimalkan manfaat sosial dan meminimalkan luka sosial?
Hak-hak Individu:
Dihormati dan dilindungi Apakah tindakan tersebut konsisten dengan hak setiap orang?
Keadilan:
Distribusi manfaat dan beban yang adil
Apakah tindakan tersebut membawa kita pada sebuah distribusi yang adil dari manfaat dan beban?
Dari tabel di atas terlihat bahwa kepuasan prinsip utilitarian dinilai melalui pertanyaan yang berfokus pada analisis biaya manfaat atau analisis risiko-manfaat, bukan hanya dilihat dari keuntungan. Selain itu, pemeriksaan tentang bagaimana keputusan yang diusulkan dapat menghormati hak individu terlihat dari dampaknya terhadap keputusan mengenai hak-hak setiap pemangku kepentingan. Pendekatan standar moral tradisional tidak secara khusus
3
memberikan kajian yang mendalam tentang motivasi bagi keputusan yang terlibat, kebijakan atau karakter yang diharapkan.
Pendekatan Pastin Tradisional
Aspek Kunci Tujuan Pemeriksaan Untuk:
Etika aturan dasar Menjelaskan sebuah organisasi atau aturan dan nilai-nilai individu Etika titik akhir Menentukan manfaat bersih yang paling baik untuk semua pihak Etika peraturan Menetukan batasan-batasan yang harus dipertimbangkan seseorang
atau organisasi sesuai dengan prinsip-prinsip etis Etika kontrak
sosial
Menentukan cara bagaimana memindahkan batasan-batasan demi menghapuskan kekhawatiran atau konflik
Pendekatan Pastin Tradisional, yaitu:
Etika aturan dasar yang digunakan untuk menangkap gagasan bahwa individu dan organisasi memiliki aturan-aturan dasar atau nilai-nilai fundamental yang mengatur perilaku mereka atau perilaku yang diharapkan. Jika keputusan dianggap menyinggung nilai-nilai ini, kemungkinan akan terjadi kekecewaan atau balas dendam. Namun, hal ini dapat menyebabkan pemberhentian atau pemutusan kerja seorang pegawai yang bertindak tanpa memahami dengan baik aturan dasar etika organisasi. Pastin mengusulkan agar dilakukan pemeriksaan terhadap keputusan atau tindakan masa lalu. Pendekatan ini disebut rekayasa balik sebuah keputusan untuk melihat bagaimana dan mengapa keputusan tersebut dibuat.
Etika titik akhir menampilkan konsep utilitarianisme dan menggambarkan kesulitan fokus analisis jangka pendek.
Aturan etika digunakan untuk menunujukkan nilai aturan yang muncul akibat penggunaan prinsip etis yang valid terhadap dilema etika. Dalam hal ini prinsip-prinsip etika yang valid melibatkan penghormatan dan perlindungan hak-hak iindividu dan prinsip-prinsip seperti “Perlakukanlah orang lain sebagaimana anda ingin diperlakukan”.
Etika kontrak sosial yang disatukan dengan konsep kejujuran. Pastin menunjukkan bahwa perumusan keputusan yang diusulkan kedalam kontrak imajiner akan sangat membantu karena memungkinkan para pengambil keputusan untuk bertukar tempat dengan pemangku kepentingan yang akan terkena dampak. Dengan tindakan ini dapat dilihat apakah dampaknya cukup wajar untuk dimasukkan kedalam kontrak.
4
Memperluas dan Memadukan Pendekatan Tradisional
Hal ini dilakukan karena masalah etika yang muncul mungkin tidak sesuai dengan salah satu pendekatan. Oleh karena itu, dapat dikombinasikan satu pendekatan dengan yang lainnya.
Memodifikasi Pendekatan Tradisional, Analisis Dampak Pemangku Kepentingan Mengapa mempertimbangkan Harapan Motivasi dan Perilaku?
Suatu analisis etika yang komperehensif harus melebihi pendekatan tradisional Tucker, Velasques dan Pastin untuk menggabungkan penilaian tentang motivasi, kebajikan dan karakter yang terlibat dalam perbandingan dengan apa yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan. Motivasi yang didasarkan pada kepentingan pribadi dapat menghasilkan keputusan yang tidak etis ketika pedoman diri atau pengawasan eksternal tidak memadai. Pengawas eksternal tidak mungkin menangkap semua keputusan perusahaan sebelum pelaksanaan keputusan tersebut. Oleh karena itu penting bagi karyawan untuk memahami motivasi pembuatan keputusan dari perspektif pemangku kepentingan. Akibatnya, para pembuat keputusan harus mempertimbangkan motivasi dan perilaku yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan.
Penilaian Etis Motivasi dan Perilaku
Proses penilaian dampak pemangku kepentingan menawarkan kesempatan untuk menilai motivasi yang mendasari keputusan atau tindakan yang diusulkan. Apakah motivasi pengambil keputusan cenderung etis atau tidak.
Pendekatan Komprehensif untuk EDM
Pertimbangan Uraian
Konsekuensialisme Keputusan yang diusulkan akan menghasilkan keuntungan lebih besar dari biaya
Hak-hak, tugas atau deontologi Keputusan yang diusulkan tidak menyinggung hak para pemangku kepentingan, termasuk pengambil keputusan
Kejujuran/kesetaraan atau Keadilan Disribusi manfaat dan beban harus adil
Harapan kebajikan atau Etika kebijakan Motivasi untuk keputusan harus mencerminkan ekspektasi kebajikan
5
Keempat pertimbangan harus dipenuhi agar sebuah keputusan dianggap etis. Kesimpulannya, dalam rangka untuk memastikan analisis EDM yang komprehensif, penilaian motivasi, kebajikan dan sifat karakter yang diharapkan harus ditambahkan pada pendekatan tradisional sehingga menghasilkan 5 pertanyaan modifikasi atau pendekatan lainnya yang dimodifikasi.
Permasalahan Lainnya Dalam Pengambilan Keputusan Etis 1. Masalah Bersama
Masalah bersama mengacu pada kesenjangan atau mengetahui penggunaan aset atau sumber daya yang dimiliki bersama secara berlebihan.
2. Mengembangkan Aksi yang Lebih Etis
Terkadang direktur, eksekutif atau akuntan professional akan mengalami kelumpuhan keputusan akibat kompleksitas analisis atau ketidakmampuan untuk menentukan pilihan maksimal karena alasan ketidakpastian, kendala waktu dan sebab lainnya. 3. Kekeliruan Umum dalam Pengambilan Keputusan Etis
Diantaranya yaitu:
Menyetujui budaya perusahaan yang tidak etis
Salah menafsirkan harapan masyarakat. Banyak eksekutif salah mengira bahwa tindakan tidak etis dapat diterima karena:
- Ini dunia dimana anjing makan anjing - Semua orang melakukannya
- Jika saya tidak melakukannya, orang lain akan melakukannya - Saya bebas dari beban tanggung jawab karena itu perintah atasan Berfokus pada keuntungan jangka pendek dan dampak pada pemegang saham Berfokus hanya pada legalitas
Batas keberimbangan (fokus pengambil keputusan harusnya pada keadilan untuk semua pemangku kepentingan)
Batas untuk meneliti hak (meneliti dampak pada keseluruhan hak semua kelompok pemangku kepentingan)
Konflik kepentingan
6
Kegagalan untuk mengidentifikasi semua kelompok pemangku kepentingan. Kegagalan untuk membuat peringkat kepentingan tertentu dari para pemangku
kepentingan
Mengacuhkan kekayaan, keadilan atau hak.
Kegagalan untuk mempertimbangkan motivasi untuk keputusan.
Kegagalan untuk mempertimbangkan kebajikan yang diharapkan untuk ditunjukkan
Langkah-langkah menuju sebuah keputusan Etis
1. Identifikasi fakta dan semua kelompok pemangku kepentingan serta kepentingan yang mungkin akan terpengaruh.
2. Membuat peringkat para pemangku kepentingan serta kepentingan mereka.
3. Menilai dampak dari tindakan yang diusulkan pada setiap kepentingan pihak yang berkepentingan
Tujuh langkah menuju sebuah keputusan etis menurut American Accounting Association (1993) yaitu:
1. Tentukan fakta-apa, siapa, dimana, kapan dan bagaimana 2. Menetapkan isu etis
3. Mengidentifikasi prinsip-prinsip utama, aturan dan nilai-nilai 4. Tentukan alternative
5. Bandingkan nilai-nilai dan alternatif, serta melihat apakah muncul keputusan yang jelas
6. Menilai konsekuensi 7. Membuat keputusan anda.
7
Analisis Biaya Manfaat
Manajemen perusahaan makin meningkatkan kesadarannya bahwa keputusan bisnis sering kali memiliki dampak yang tidak dapat diukur dengan mudah menggunakan analisis akuntansi tradisional. Pemerintah dan kelompok-kelompok kepentingan khusus dengan cepat menunjukkan bahwa banyak biaya yang dihasilkan dari keputusan bisnis tidak tercermin dalam (atau yang diluar) laporan perusahaan. Polusi kerusakan misalnya harus ditanggung oleh pihak lain, bukan oleh perusahaan yang menyebabkan masalah. Dapat dimengerti, jika kemudian, eksekutif perusahaan mencari teknik analisis yang memperhitungkan biaya dan manfaat eksternaltersebut ketika mereka berunding tentangkebijakan perusahaan. Tak pelak lagi mereka mereka meminta kepada akuntan mereka untuk mengembangkan analisis biaya-manfaat yang diperlukan untuk melengkapi proyek tingkat pengembalian yang biasa dilakukan.
Analisis biaya-manfaat (ABM) dapat digunakan untuk: a. Menentukan proyek apa yang harus dilakukan
b. Untuk memantau kinerja sebuah perusahaanatau proyek Penggunaan analis biaya manfaat, dibagi menjadi 2 yakni:
1. Organisasi sektor swasta
dukungan untuk subsidi pemerintah, hibah atau tarif. Perkiraan dampak pencemaran terhadap masyarakat
Penilaian waktu karyawan yang dihabiskan untuk kegiatan publikEvaluasi alokasi sumber daya untuk proyek-proyek atau kampanye kepentingan umum Dukungan untuk klaim kerusakan yang timbul dari hilangnya nyawa, mata,
tungkai dan lain-lain. Perhitungan waktu luang. 2. Organisasi sektor publik
Evaluasi alternative program social mengarah pada alokasi sumber daya untuk: Program kesehatan
Program pendidikan Fasilitas rekreasi Proyek konservasi
8
Perumusan peraturan untuk pengendalian polusi Kekurangan Data Akuntansi Tradisional
Adapun kekurangan data akuntansi tradisional jika dibandingkan dengan analisis biaya manfaat memiliki kelemahan yaitu
1. Hal ini berfokus pada tindakan masa lalu, yang tidak relefan untuk tindakan masa depan dalam pengambilan keputusan.
2. Tidak memperhitungkan factor-faktor eksternal.
3. Mempertimbangkan beberapa sumber daya sebagai sumber daya bebas atau tanpa biaya.
4. Fokusnya jauh lebih sempit, selalu berhubungan dengan kepentingan pemegang saham, bukan kepentingan pemangku kepentingan (atau masyarakat).
Teknik Analisis Biaya-Manfaat
Daripada menggunakan keterangan normal seperti “pendapatan”, “beban”, dan “laba bersih”, terminology yang dipakai dalam ABM adalah “keuntungan”, “biaya”, dan “kelebihan manfaat atas biaya”. Konsep ABM tentang manfaat dan biaya lebih luas dari pendapatan dan biaya, karena meraka memperhitungkan nilai-nilai eksternal masa depan sampai sekarang. Proyek harus dilakukan jika manfaatnya melebihi biaya atau rasio keuntungan/ biaya lebih besar dari satu.
Tingkat Diskon
Uang yang digunakan untuk membiayai proyek menjadi tertahan untuk kegunaan lain. Dengan demikian, biaya tersebut secara tepat diukur dengan menghitung biaya kesempatan yang dilewatkan, apakah itu adalah tingkat imbal marginal setelah pajak yang hilang dari investasi lain atau harga konsumen akan bersedia membayar penundaan konsumsi mereka. Hasil studi ABM biasanya didiskontokan pada tingkat marginal rata-rata tertimbang berdasarkan proyeksi sumber-sumber pembiayaan yang digunakan.
Pengukuran Biaya Dan Manfaat
Meskipun terdapat masalah dalam memilih tingkat potongan yang tepat, ini merupakan masalah kecil dibandingkan dengan kesulitan untuk mengidentifikasi dan mengukur biaya tahunan masa depan dan keuntungan (itu sendiri).
9
Sayangnya, banyak biaya dan manfaat tidak dapat ditentukan secara langsung, dan pengganti atau cara tidak langsung harus digunakan untuk memperkirakan nilai yang terlibat, meskipun diakui hamper tidak mungkin menangkap semua karakteristik dari niali pengganti.
Kekurangan Dari Analisis Biaya Manfaat
Beberapa akuntan berpendapat bahwa anggaran biaya manfaat terlalu jauh dari misi tradisional mereka yang cukup bernilai untuk dipelajari akan tetapi argument ini tidak melihat kelanjutan dari anggaran biaya manfaat yang telah digunakan sebelum tahun 1844, keunggulan anggaran biaya manfaat dalam mengatur keputusan pemerintah. Selain itu kecenderungan yang jelas adalah bahwa tehnik anggaran biaya manfaat akan dipakai di sector swasta untuk memberikan focus dalam pengambilan keputusan program-progam perusahaan yang berdampak pada masyarakat.
Akuntan secara tradisional telah mengasumsikan peran pokok dalam menyediakan data untuk keputusan di sector swasta dan jika posisi ini harus dipertahankan itu adalah kepentingan terbaik akuntan untuk mengenal dengan baik tehnik ABM dan kekurangannya. Selain itu akuntan sering terlibat langsung dengan keputusan ABM di sector public, mereka akan membuat keputusan yang kurang terampil atau untuk menantang proposal spesifik ABM secara efektif, kecuali mereka menyadari tehnik ABM yang relefan. Alas an kami menekankan pentingnya saran informasi akan menjadi lebih jelas ketika berbagai kekurangan dan keseriusan ABM dipahami. Kekurangan dapat dikelompokkan menjadi tiga katagori yaitu:
Pilihan yang tersedia untuk yang mempersiapkannya (preparer). Kendala yang harus dipertimbangkan oleh preparer dan pengguna. Masalah yang tidak dapat diatasi oleh ABM.
Adapun kendala-kendala yang harus dipertimbangkan oleh preparerdan pengguna ABM maka penting jika proyek-proyek saling terpisah satu sama lain. Jika sedang dipertimbangkan proyek bersama, maka analisis ABM harus mencakup semua aspek proyek. Selain itu proyek yang diterima memenuhi persyaratan hukum dan sesuai dengan administrasi. Kadang-kadang kendala anggaran dihapus dan pembuat keputusan diberitahu untuk menghabiskan anggaran yang telah ditetapkan tanpa memperhatikan biaya kesempatan dari uang yang dibelanjakan.
10 Pilihan Yang Tersedia
Pilihan yang banyak dan jika tidak terlalu akurat, akan menjadi bias bagi ABM sampai di titik dimana keputusan yang tidak bijaksana akan dihasilkan. Ada metode yang bisa mencegah biasdan tidak masuk akal, tapi pengambil keputusan pertama kali harus memahami apa saja potensi masalahnya. Sangat penting bahwa biaya kesempatan yang akurat diperkirakan untuk uang yang dipergunakan untuk membiayai setiap proyek ABM. Bias dapat masuk ke dalam ABM melalui pilihan buruk sebagai pengganti dan metode yang digunakan untuk mengukur nilai-nilai masyarakat
Kendala-Kendala
Sehubungan dengan kendala-kendala yang harus dipertimbangkan olepreparer dan pengguna ABM, maka penting proyek-proyek saling terpisah satu sama lain, atau jika sedang dipertimbangkan proyek bersama, maka analisis ABM harus mencakup semua aspek proyek. Selain itu, proyek yang dterima memenuhi persyaratan hukum dan sesuai dengan administrasi.
Isu Yang Tidak Terselesaikan
Pengambil keputusan ABM harus menyadari bahwa ada banyak isu yang tidak pernah dapat sepenuhnya diselesaikan dengan tehnik ABM. ABM tidak memperhitungkan masalah ekuitas, seperti kelayakan dari menghukum satu kelompok atas keuntungan kelompok lain. Abm Disini Untuk Tetap Dipakai
Akuntansi tradisional tetap berharga, tetapi dalam masyarakat maju, organisasi harus menyadari dan memperhitungkan dampak eksternal mereka. Pemerintah sudah membuat pilihan social bagi kita semua berdasarkan analisis biaya manfaat. Oleh karena itu, akuntan disarankan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang analisis biaya-manfaat beserta kekurangannya, atau jika tidak mereka akan kehilangan tempat mereka sebagai tangan kanan dari pengambil keputusan.
11
Analisis Etika Untuk Pemecahan Masalah Lingkungan (Graham Tucker, 1990)
Saat ini tidak ada perusahaan yang dapat mengklaim dirinya “etis”, kecuali menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Fokus dari konferensi ini adalah pada alat analisis etika dan pemecahan masalahyang dapat memberikan kerangka kerja praktis bagi tindakan. Sebelum menyelesaikan keputusan bisnis, eksekutif harus mengajukan serangkaian pertanyaan untuk memastikan pilihan terbaik yang akan dipilih untuk para pemegang saham, serta pemangku kepeentingan lainnya. Pertanyaan ini harus diajukan dalam urutan sebagai berikut untuk meneliti nilai-nilai yang ditampilkan:
1. Apakah menguntungkan? (nilai pasar) 2. Apaah legal (atau sah)? (nilai hukum) 3. Apakah adil? (nilai social)
4. Apakah benar (nilai pribadi)
5. Apakah pengembangan tersebut akan berkelanjutan? (nilai lingkungan)
Fokus pada nilai-nilai sangat penting untuk analisis yang tepat dari keputusan bisnis karena moralitas, yang menjadi makin penting untuk kesehatan perusahaan dan masyarakat tidak dapat diundangkan. Fokus ini bergantung pada system nilai pemimpin perusahaan dan karyawan.
Saat ini tidak aman untuk menilai tindakan yang akan datang hanya pada kontribusinya terhadap laba, karena tindakan tersebut mungkin tidak sah di mata hukum, bahkan jika hal tersebut sah dan menguntungkan di mata hukum, masyarakat akan menghukum perusahaan jika tindakan tersebut dianggap tidak adil dan benar.
Beberapa perbedaan penting
Sangat penting bahwa kita membuat perbedaan penting (a) antara manajemen dan kepemimpinan dan (b) antara menjadi sah menurut hukum dan bersikap etis. Adanya perbedaan yang jelas di area ini banyak menimbulkan pikiran yang membingungkan dalam etika bisnis. Ketika para manajer sukses, biasanya itu karena mereka adalah individu dengan energy yang sangat tinggi, dan berkemauan yang keras yang tahu cara bermain dengan aturan permainan. Mereka secara efesien dan berfikir sendirian berupaya untuk mencapai tujuan organisasi. Akan tetapi mereka bisa jadi pemimpin dan bisa juga tidak.
12
Manajer sering merasa tidak berdaya untuk bertindak diluar peran yang ditentukan untuk mereka. Mereka merasa bahwa mereka tidak memiliki wewenang memengaruhi system. Otoritas perusahaan dapat memberi sanksi atas perilaku tidak etis. Dibutuhkan otoritas moral dari seorang pemimpin untuk mengubah system, dan hal ini sering dilihat sangat kurang dalam politik dan bisnis.
Penilaian Keputusan
Penilaian menunjukkan karakteristik berikut dihasilkan dari orang-orang yang memiliki nilai-nilai jelas atau tidak jelas
NILAI YANG TIDAK JELAS NILAI YANG JELAS
Apatis
Tidak bertanggung jawab Tidak konsisten
Penggebala (tidak tetap) Tokoh pemeran
Tidak dapat mengambil keputusan
Mengetahui siapa mereka
Mengetahui apa yang merake mau Positif
Penuh tujuan Antusias
Dapat mengambil keputusan
Baik secara individu maupun korporat adalah menguntungkan bagi kita untuk mengembangkan seperangkat niali yang jelas, karena nilai-nilai yang membingungkan akan menghasilkan keputusan etis yang membingungkan.
Aturan-aturan Etika
Analisis etika membawa kita pada dua konsep etika dasar, yang akan berlaku dalam studi kasus saat ini. Pertama adalah aturan etika, Tingkat aturan etika berikutnya terdiri atas aturan atau prinsip-prinsip yang keluar dari tradisi moral kita.
Utilitarianisme atau etika Titik Akhir
John Stuar Mill mengatakan bahwa, “untuk menentukan apakah suatu tindakan benar atau salah, seorang harus berkonsentrasi pada kosekwensi yang mungkin terjadi-titik akhir atau hasil akhir. Apa manfaat terbesar bagi jumlah terbsar?”. Hal ini mengarahkan pada analisis biaya-manfaat. Apakah manfaat membenarkan biaya?. Dan untuk analisis resiko manfaat: apakan manfaat tidak membenarkan resiko bisnis?
13
Dimuai dengan aturan-aturan etika dimana para pemangku kepentingan menguji keputusan dengan mengajukan pertanyaan:
1. Apakah legal (atau sah)? 2. Apakah adil?
3. Apakah benar
4. Apakah ramah lingkungan
Kemudian pindah ke etika etik akhir yang berusaha memberikan manfaat terbesar bagi jumlah orang terbesar dan memaksa kita membuat perdagangan untuk mencapai kebaikan.
14
TINJAUAN PUSTAKA
Brooks, Leonard J. & Paul Dunn. 2011.Etika Bisnis dan Profesi: Untuk Direktur, Eksekutif, dan Akuntan. Edisi Kelima. Buku Satu. Terjemahan oleh Kanti Pertiwi. Jakarta: Salemba Empat.