• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengambilan Keputusan Etis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengambilan Keputusan Etis"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Pendekatan dalam

Pengambilan Keputusan Etis

Pendekatan Analisis etis untuk pemecahan masalah:

Analisis Filosofis

Analisis Dampak Pemangku Kepentingan /

Stakeholders

(2)

Etika Bisnis & Profesi

“Pengambilan Keputusan Etis Praktis”

(3)

Sebuah keputusan atau tindakan dianggap

"etis" atau "benar" jika sesuai dengan standar tertentu.

Untuk itu :

1. Kelompok 1===>Para filsuf/Pemikir===> telah

mempelajari standar mana yang penting selama ber-abad-abad (melalui teori Etika)

2. Kel.2===>Para ahli etika bisnis==>Praktisi==>

baru saja membangun hal ini dalam pekerjaannya.

Ke 2 Kelompok===> mengungkapkan

bahwa tidak cukup hanya 1 standar saja untuk memastikan keputusan etis.

(4)

Pengambilan Keputusan Etis

======> dibutuhkan Kerangka Kerja Pengambilan Keputusan Etis ===> disebut

Ethical Decisission

Making

===>EDM

(5)

Kerangka Kerja Pengambilan Keputusan Etis (EDM)==>Brooks (2004)

yaitu menilai etikalitas keputusan atau tindakan yang dibuat dengan melihat/

mempertimbangkan 4 pertimbangan :

1. Konsekuensi atau kekayaan yang dibuat dalam

hal keuntungan bersih atau biaya(=teori utilitarianisme)

2. Hak dan kewajiban yang terkena dampak (teori

Deontologi/teori hak dan kewajiban)

3. Kesetaraan yang dilibatkan (teori keadilan)

4. Motivasi atau kebijakan yang diharapkan (teori

(6)

Pengusaha/akuntan

profesional menghadapi

masalah etika, mengacu :

Kode etik perusahaan

Kode etik profesional

(7)

If not………….?

Berdasarkan padaKerangka kerja

pengambilan Keputusan Etis

(= Ethical Decission Making/EDM) :

prinsip etika umum (teori2 etika dari para

filsuf)===>Pendekatan Filosofis

EDM praktis===> Pendekatan

Tradisional, Analisis Dampak Pemangku Kepentingan

Pendekatan EDM Komprehensif (Analisis

(8)

Pembuatan Keputusan Etis (EDM)

 Pendekatan Filosofis ==> Teori2 Etika

dasar===(Konsekuensialisme/utilitarianis me/teologi); Deontologi (hak dan

kewajiban); Etika Kebajikan

(9)

Kerangka Kerja Pengambilan keputusan Etis (= Ethical Decission Making/EDM)

Menggunakan kerangka kerja yang menilai etikalitas keputusan atau tindakan yang dibuat dengan melihat :

1. Konsekuensi atau kekayaan yang dibuat

dalam hal keuntungan bersih atau biaya

2. Hak dan kewajiban yang terkena dampak 3. Kesetaraan yang dilibatkan

(10)

Perbandingan Pertimbangan dalam Pembuatan Keputusan Etis (EDM) dan

Landasan Filosofis (teori Etika)

Pertimbangan EDM Pertimbangan Teori Filosofis

(1) Kekayaan atau kesejahteraan = konsekuensialisme, utilitarianisme, teologi

(2) Menghormati hak para pemangku kepentingan

= Deontologi (hak dan kewajiban) (3) Kesetaraan diantara para pemangku

kepentingan

= Imperatif kategoris Kant, keadilan yang tidak memihak

(4) harapan untuk sifat karakter, kebajikan = Kebajikan

Isu Tertentu Terkait dengan EDM

Perilaku yang berbeda dalam budaya yang berbeda (suap)

= Relativisme, subjektivisme Konflik Kepentingan, dan batas batas

untuk perilaku mementingkan diri sendiri

(11)

Konsep EDM Praktis = menggunakan pertimbangan 4 standar penilaian

3 Pertimbangan Utama (dari teori filosofis/teori etika)===> konsekuensi, deontologi dan

keadilan =========> ditelaah dengan memfokuskan pada dampak dari keputusan terhadap pemegang saham dan pemangku

kepentingan lain===> pendekatannya dikenal sebagai ANALISIS DAMPAK PEMANGKU

KEPENTINGAN

Pertimbangan ke 4: Motivasi pembuat

keputusan===>merupakan suatu pendekatan yang dikenal dengan ETIKA KEBAJIKAN.

(12)

Konsep EDM Praktis

Ke - 4 pertimbangan

(1) kekayaan atau kesejahteraan,

(2) Menghormati hak para pemangku kepentingan (3) Kesetaraan diantara para pemangku kepentingan (4) harapan untuk sifat karakter, kebajikan) ======>

harus diperiksa secara menyeluruh dan nilai nilai etika yang tepat harus diterapkan dalam keputusan dan

pelaksanaannya===> sehingga keputusan atau tindakan dapat dipertahankan secara etis

(13)

Kerangka kerja pengambilan Keputusan Etis (= Ethical Decission Making/EDM) :

(1) Pendekatan Filosofis===> berdasarkan prinsip etika umum (teori2 etika dari para filsuf)===> Sudah dibahas pada bab

terdahulu

(2) Pendekatan praktis===>

Pendekatan Tradisional,

Analisis Dampak Pemangku Kepentingan

(3) Pendekatan EDM Komprehensif (Analisis Gabungan)

(14)

Pendekatan / Aturan Praktis

Untuk memutuskan apakah suatu tindakan etis atau tidak (dibuat aturan praktis yang didasarkan pada prinsip prinsip etis)

 Sniff test dan Aturan Praktis Umum (dari

Carrol)==> tes yang dipakai untuk menilai etikalitas keputusan dalam tahapan awal oleh Direktur, Eksekutif dan akuntan

profesional, dilanjutkan dengan

 Teknik Analisis Dampak Pemangku

(15)

TES AWAL ETIKALITAS

SEBUAH KEPUTUSAN

Sniff Tes dan

(16)

Tes Awal : (pakai Sniff Tests)

 Tes dan aturan praktis yang dapat

digunakan untuk menilai etikalitas keputusan dalam tahapan awal.

 Jika menimbulkan kekhawatiran

dilakukan analisis lebih menyeluruh=

teknik analisis dampak pemangku

(17)

Sniff Tests (test cepat):

 untuk melihat apakah perlu dilakukan

analisis etika tambahan yang menyeluruh.

 Jika hasilnya negatif (salah satunya)

konsultasikan dengan pengawas Etika atau

 Analisis penuh terhadap tindakan yang

diusulkan=Analisis Dampak Pemangku Kepentingan

(18)

Sniff Test untuk Pengambilan

Keputusan Etis (Brooks, 2004)

 Akankah saya merasa nyaman jika tindakan atau

keputusan ini muncul di halaman depan surat kabar nasional besok pagi??

 Akankah saya bangga dengan keputusan ini?

 Akankah Ibu saya bangga dengan keputusan ini?  Akankah tindakan atau keputusan ini sesuai

dengan misi dan kode etik perusahaan ?

(19)

Aturan Praktis untuk Pengambilan

Keputusan Etis (Carroll, 1990)

Golden Rule Perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan

Peraturan

Pengungkapan Jika anda merasa tindakan atau keputusan nyamansetelah anda dengan

bertanya pada diri anda sendiri apakah Anda akan keberatan jika semua

rekan,teman dan keluarga Anda menyadari hal itu, maka Anda harus bertindak atau memutuskan

Etika Intuisi Lakukan apa yang ”firasat anda” katakan untuk Anda lakukan

(20)

Aturan Praktis untuk Pengambilan

Keputusan Etis (Carroll, 1990)

Imperatif Kategoris

Jangan mengadopsi prinsip-prinsip

tindakan, kecuali prinsip-prinsip tsb, tanpa adanya inkonsistensi, diadopsi oleh orang lain.

Etika Profesi Lakukan hanya apa yang bisa Anda

jelaskan di depan komite dari rekan-rekan profesional Anda

Prinsip

Utilitarian Lakukan “yang terbaik untuk jumlah terbesar” Prinsip

(21)

Pendekatan Filosofis Vs Pendekatan EDM Praktis : (Sumber: Brooks,2011)

Prinsip-Prinsip Filsuf Dalam

Pengambilan Keputusan Etis Kriteria yang dinilai oleh Pendekatan Praktis

Konsekuensi, Utilitas Menguntungkan ? Manfaat > Biaya Risiko disesuaikan

Tugas, Hak, Keadilan Tugas fiducia

Hak-hak individu Keadilan legalitas Harapan Kebajikan Karakter

Integritas,

(22)

Aturan Praktis :

 belum mencerminkan pemeriksaan etis

yang komprehensif dari keputusan etis tersebut

 Membuat individu dan perusahaan yang

terlibat rentan utk membuat keputusan yang tidak etis

 ======> dimunculkan Teknik Analisis

Dampak Pemangku kepentingan====> yang lebih KOMPREHENSIF

(23)

Analisis Dampak Pemangku

Kepentingan (Stakeholders)

 Cara mengamati dan menjelaskan secara

analitis komprehensif - bagaimana berbagai unsur dipengaruhi dan mempengaruhi

keputusan dan tindakan bisnis.

 Memetakan hubungan-hubungan yang

terjalin dalam kegiatan bisnis pada umumnya untuk memperlihatkan siapa saja yang

punya kepentingan, terkait dan terlibat

(24)

Bab 4 Hakikat Ekonomi & Bisnis_. Sukrisno Agoes & I Cenik Ardana

24

Peta Akuntabilitas Pemangku

Kepentingan Perusahaan

Perusahaan Pemasok Pelanggan Pemodal Karyawan K Pemerintah Masyarakat

(25)

Pendekatan Stakeholder:

Tujuan imperatif :

“bisnis harus dijalankan sedemikian rupa agar hak dan kepentingan semua pihak terkait yang berkepentingan

(stakeholders) dengan suatu kegiatan

bisnis dijamin, diperhatikan dan dihargai.”

Prinsip minimal :

“tidak merugikan hak dan kepentingan

(26)

Dasar pemikiran :

 Bahwa “semua pihak yang mempunyai

kepentingan (=stakeholders) dalam suatu kegiatan bisnis terlibat didalamnya karena

ingin memperoleh keuntungan, maka hak dan kepentingan mereka harus

(27)

Pendekatan=keuntungan bisnis

Supaya bisnis dari perusahaan itu dapat berhasil dan bertahan lama,

perusahaan manapun dalam kegiatan bisnisnya dituntut atau menuntut

dirinya untuk menjamin dan

menghargai hak dan kepentingan

semua pihak yang terkait dengan bisnisnya.

(28)

Proses pengambilan keputusan

berdasarkan pendekatan stakeholders: a. Lakukan identifikasi semua pemangku

kepentingan, baik yang nyata maupun yg bersifat potensial

b. Cari tahu kepentingan (interest) dan

kekuasaan (power) setiap golongan

stakeholder

c. Cari tahu apakah ada koalisi kepentingan

dan kekuasaan antar golongan stakeholder tsb

(29)

Keputusan diambil berdasarkan :

Stakeholders : adalah pihak yang

menerima manfaat paling besar dari keputusan itu; atau

Kalaupun ada pihak yang dirugikan,

dampak kerugiannya hanya menimpa

sesedikit mungkin kepada stakeholders; atau

Keputusan yang diambil tidak membentur

kepentingan dan kekuasaan stakeholders yang dominan

(30)

Kepentingan :

 Adalah “sesuatu” yang menyebabkan

kelompok stakeholder ini tertarik atau

peduli pada perusahaan

Kekuasaan

 Seberapa kuat pengaruh/kekuatan

kelompok ini dalam menentukan arah dan

(31)

2 Kelompok Stakeholders :

Kelompok Primer : yang mengadakan

transaksi atau berinteraksi langsung dengan perusahaan= Pelanggan,

pemasok, pemodal, pemberi pinjaman, karyawan.

(32)

2 Kelompok Stakeholders

Kelompok Sekunder : tidak secara

langsung berinteraksi atau bertransaksi dengan perusahaan, tetapi kepentingan

(interest) dan kekuatan (power) kelompok ini dapat saja mempengaruhi keberadaan perusahaan Pemerintah, kelompok

sosial/LSM, media masa, para aktivis lingkungan hidup, masyarakat sekitar

(33)

Bab 4 Hakikat Ekonomi & Bisnis_. Sukrisno Agoes & I Cenik Ardana

33

Identifikasi Pemangku Kepentingan

Perusahaan

Perusahaan Pemasok Pelanggan Pemodal Karyawan Kelompok Primer Pemerintah Kelompok Sekunder Masyarakat

(34)

Kepentingan dan kekuasaan Stakeholders Utama (Primer) :

Pemangku Kepentingan Kepentingan (Interest) Kekuasaan (Power)

1. Pelanggan Produk yg aman & berkualitas, pelayanan yang memuaskan

Membatalkan pesanan dan membeli dari pesaing

Melakukan kampanye negatif tentang perush 2. Pemasok Pembayaran yg tepat

waktu; pesanan yg teratur Membatalkan/boikot orderjual ke pesaing 3. Pemodal

-Pemegang saham

-Kreditur

-Deviden

dan capital gain

- Bunga + angsuran tepat waktu

-Tidak membeli saham; memberhentikan Pengelola -Menarik kredit ,dll

4. Karyawan Gaji.Upah yg wajar,

kelangsungan kerja Mogok kerja, memaksa kehendak melalui serikat pekerja

(35)

Kepentingan dan kekuasaan kelompok Stakeholders Sekunder:

Pemangku Kepentingan Kepentingan (Interest) Kekuasaan (Power)

1. Pemerintah Pertumbuhan ekonomi&lapangan kerja; penerimaan pajak Menutup/menyegel perush Mengeluarkan berbagai peraturan

2. Masyarakat Program kesejahteraan masyarakat, kesehatan lingkungan

Menekan pemerintah

melalui unjuk rasa massal; melakukan aksi kekerasan 3.Media massa Informasi kegiatan yg

berkaitan dengan

etika,nilai-nilai,kesehatan,keamanan,k esejahteraan

Memp[ublikasikan berita negatif yg merusak citra perusahaan

4. Aktivis Lingkungan Kepedulian thd pengaruh positif dan negatif dari tindakan perush thd

lingkungan hidup, HAM,dsb

Mengkampanyekan aksi Mogok kerja,

mempengaruhi pemerintah,media masaa,masy,

(36)

Kepentingan dasar para

pemangku kepentingan

Kesejahteraan Keputusan yang diusulkan akan

menghasilkan lebih banyak keuntungan daripada biaya

Keadilan Distribusi manfaat dan beban harus berimbang

Hak Keputusan yang diusulkan tidak boleh melanggar hak pemangku kepentingan dan pembuat keputusan

Sifat kebajikan Keputusan yang diusulkan harus

menunjukkan kebajikan seperti yang diharapkan

Ke 4 kepentingan harus dipenuhi oleh sebuah keputusan untuk dipertimbangkan Etis

(37)

Bagaimana Cara Pengukuran

Dampak Dari Keputusan yang

diusulkan==> Para pemangku

Kepentingan ?

1. Dampak yang Dapat Diukur===> Pengukuran Dampak Yang Dapat Diukur===> Laba, Produk

2. Dampak yang Tidak Dapat Diukur===> Penilaian Dampak Yang Tidak Dapat Dikuantifikasi

(38)

(1) Pendekatan untuk mengukur Dampak yg dapat dihitung dari keputusan yang diajukan A. Hanya laba atau rugi

B. A ditambah eksternalitas (Analisis Biaya-Manfaat/ABM) C. B ditambah probabilitas hasil (Analisis

Risiko-Manfaat/RBA

D. ABM atau RBA ditambah peringkat pemangku kepentingan

Ke 4 kepentingan harus dipenuhi oleh sebuah keputusan untuk dipertimbangkan Etis

(39)

(2) Penilaian Dampak yg tidak dapat dikuantifikasikan

A. Keadilan diantara para pemangku kepentingan B. Hak Pemangku Kepentingan

- Kehidupan

- Kesehatan dan Keselamatan - Perlakuan Adil

- Penggunaan Hati nurani -Harga diri dan privasi - kebebasan berbicara

(40)

ANALISIS DAMPAK

PEMANGKU KEPENTINGAN

- PENDEKATAN TRADISIONAL

- PENDEKATAN FILOSOFIS (konsekuensialis, deontologi, etika kebajikan)

- MODIFIKASI PENDEKATAN TRADISIONAL : Menilai Motivasi, Kebajikan yang diharapkan, dan sifat karakter

(41)

KERANGKA KERJA

KOMPREHENSIF PENGAMBILAN

KEPUTUSAN ETIS ANALISIS

DAMPAK PEMANGKU

KEPENTINGAN

- PENDEKATAN TRADISIONAL

- PENDEKATAN FILOSOFIS (konsekuensialis, deontologi, etika kebajikan)

- MODIFIKASI PENDEKATAN TRADISIONAL : Menilai Motivasi, Kebajikan yang diharapkan, dan sifat karakter

(42)

Pendekatan Tradisional

1. Pendekatan 5 Pertanyaan Tradisional 2. Pendekatan Standar Moral Tradisional 3. Pendekatan Pastin - Tradisional

(43)

(1) Pendekatan 5-Pertanyaan Tradisional untuk pengambilan keputusan etis :

APAKAH KEPUTUSAN ITU INTEREST PEMANGKU

KEPENTINGAN YG DIPERIKSA :

1. Menguntungkan ? Pemegang saham-biasanya jangka pendek

2. Sah dimata hukum ? Masyarakat luas – hak yg dapat ditegakkan oleh hukum

3. Adil ? Keadilan bagi semua

4. Benar ? Hak-hak lain bagi semua 5. Mendukung

pembangunan

berkelanjutan lebih lanjut ?

Hak khusus

Penting diingat : bahwa pendekatan 5-pertanyaan tradisional tdk secara khusus memasukkan kajian mendalam tentang motivasi untuyk keputusan2 yg terlibat atau kebijakan atau karakter yg diharapkan.

(44)

(2) Pendekatan Standar Moral Tradisional dalam pengambilan keputusan etis :

STANDAR MORAL PERTANYAAN DARI KEPUTUSAN YANG DIUSULKAN

Utilitarian :

Memaksimalkan

keuntungan bersih bagi seluruh masyarakat

Apakah tindakan tsb

memaksimalkan manfaat sosial dan meminimalkan luka sosial?

hak-Hak Individu :

Dihormati dan dilindungi Apakah tindakan tsb konsisten dengan hak setiap orang Keadilan :

Distribusi Manfaat dan Beban yang adil

Apakah tindakan tsb membawa (kita) pada sebuah distribusi yang adil dari manfaat dan beban ?

Penting diingat : bahwa pendekatan Standar Moral tradisional tdk secara khusus memberikan kajian yg mendalam tentang motivasibagik keputusan2 yg terlibat atau kebijakan atau karakter yg diharapkan.

(45)

(3) Pendekatan "Pastin" Tradisional dalam pengambilan keputusan etis :

ASPEK KUNCI TUJUAN PEMERIKSAAN

Etika aturan

dasar Utk menjelaskan sebuah organisasi dan/atau aturan dan nilai-nilai individu

Etika titik akhir Untuk menentukan manfaat bersih yg paling baik

utk semua pihak

Etika Peraturan Utk menentukan batasan2 yg harus

dipertimbangkan seseorang atau organisasi sesuai dengan prinsip2 etis

Etika Kontrak

Sosial Utk menentukan cara bagaimana memindahkan batasan2 demi menghapus kekhawatiran atau konflik

Penting diingat : bahwa pendekatan Standar Moral tradisional tdk secara khusus memberikan kajian yg mendalam tentang motivasibagik keputusan2 yg terlibat atau kebijakan atau karakter yg diharapkan.

(46)

Modifikasi Pendekatan Tradisional- Analisis Dampak Pemangku Kepentingan-->

memasukkan / menilai 1 pertimbangan : ETIKA KEBAJIKAN, yaitu

Motivasi Kebajikan Sifat karakter

yang diharapkan

Dengan Menggabungkan penilaian tentang Motivasi, kebajikan dan karakter yang terlibat dalam

perbandingan dengan apa yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan.

(47)

Harapan-harapan Motivasi,

Kebajikan,Sifat karakter dan Proses

Motivasi Yang

Diharapkan -Pengendalian diri atas keserakahan - Pertimbangan kesetaraan atau keadilan - Kebaikan, kepedulian, kasih sayang dan kebajikan

Kebajikan yang

diharapkan - loyalitas penuh -Integritas dan transparansi -Ketulusan bukan bermuka dua Sifat Karakter Yang

Diharapkan - keberanian untuk melakukan hal yg benar setiap individu, dan/atau standar profesional -keandalan

-objektivitas, ketidakberpihakan -kejujuran, kebenaran

-mementingkan diri sendiri bukan egoisme -Menyeimbangkan pilihan diantara perbedaan besar

Proses yang mencerminkan motivasi, kebajikan, dan karakter yang diharapkan

(48)

Sebuah Pendekatan Komprehensif untuk EDM :

PERTIMBANGAN URAIAN Kekayaan atau

konsekuensialisme Keputusan yang diusulkan akan menghasilkan keuntungan lebih besar dari biaya

Hak-hak, tugas, atau

Deontologi Keputusan yang diusulkan tidak boleh menyinggung hak para stakeholders, termasuk pengambil keputusan

Kejujuran/kesetaraan atau

Keadilan Distribusi manfaat atau beban harus adil Harapan kebajikan atau Etika

Kebaikan Motivasi untuk keputusan harus mencerminkan ekspektasi kebajikan Ke 4 kepentingan harus dipenuhi oleh sebuah keputusan untuk

(49)

KERANGKA KERJA

KOMPREHENSIF PENGAMBILAN

KEPUTUSAN ETIS

MODIFIKASI / GABUNGAN PENDEKATAN ANALISIS DAMPAK PEMANGKU KEPENTINGAN :

- PENDEKATAN TRADISIONAL

- PENDEKATAN FILOSOFIS (konsekuensialis,

deontologi, etika kebajikan) dan menambahkan - Pendekatan Penilaian Motivasi, Kebajikan yang diharapkan, dan sifat karakter

(50)

Kesimpulan : Analisis Komprehensif untuk EDM

 dirancang untuk menghasilkan keputusan

dan tindakan etis yang dapat

dipertahankan, dan memperbaiki proses tata kelola.

(51)

Kerangka kerja pengambilan keputusan Etis (= Ethical Decission Making/EDM)

 Keputusan atau tindakan etis akan

dibandingkan dengan 4 standar penilaian yang komprehensif dari perilaku etis :

1. Konsekuensi atau kekayaan yang dibuat

dalam hal keuntungan bersih atau biaya

2. Hak dan kewajiban yang terkena dampak 3. Kesetaraan yang dilibatkan

(52)

Langkah-langkah pengambilan keputusan etis :

1) Identifikasi fakta dari semua stakeholders

serta kepentingan yang mungkin akan terpengaruh

2) Membuat peringkat para pemangku

kepentingan serta kepentingan mereka, identifikasi yang paling penting dan lebih mempertimbangkan mereka dalam

(53)

Langkah-langkah pengambilan keputusan etis :

3) Menilai dampak dari tindakan yg diusulkan pada setiap kepentingan kelompok stakeholders berkenaan dengan kekayaan mereka, keadilan perlakuan, hak-hak lainnya, termasuk harapan kebajikan menggunakan

pertanyaan kerangka kerja komprehensif, dan memastikan bahwa perangkap umum yg dibahas nanti tidak masuk dalam

(54)

7 langkah Analisis Keputusan Etis dari

American Accounting Association (1993) 1. Tentukan fakta –apa, siapa, dimana, kapan dan

bagaimana

2. Menetapkan isu etis

3. Mengidentifikasi prinsip-prinsip utama, aturan dan nilai-nilai

4. Tentukan alternatif

5. Bandingkan nilai-nilai dan alternatif, serta

melihat apakah muncul keputusan yang jelas 6. Menilai konsekuensi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan level perkembangan moral kognitif akuntan yaitu auditor internal dan auditor eksternal dalam pengambilan keputusan etis

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menjabarkan langkah-langkah pengambilan keputusan kepala sekolah ditinjau dari aspek identifikasi masalah mengenai pelanggaran

Hasil penelitian ini ada 3 hal: 1) Langkah-langkah pengambilan keputusan kepala sekolah ditinjau dari aspek identifikasi masalah mengenai pelanggaran tata tertib oleh siswa maupun

Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Komitmen Profesional dan Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan keputusan Etis dengan

Pada kondisi pertama (pengambilan keputusan etis bila dilema etis dihadapi orang lain) hasil regresi menunjukkan bahwa hipotesis (H2b) untuk kondisi pertama tidak dapat ditolak,

Hasil penelitian terdahulu, Richmond (2001), menunjukkan bahwa : (1) pertimbangan etis berpengaruh terhadap pengambilan keputusan etis dimana dilema etis dihadapi oleh

Penelitian ini terdiri dari 1 variabel independen yaitu variabel Work-life balance dan 2 variabel dependen yaitu variabel kepuasan kerja dan pengambilan keputusan etis.

Diskusi hasil penelitian bahwa faktor situasional kode etik mempunyai pengaruh negatif pada pengaruh positif filosofi etis – idealisme terhadap kesadaran etis,