• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan berbagai usaha yang didirikan, antara lain :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. menjalankan berbagai usaha yang didirikan, antara lain :"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada merupakan salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Sragen. Rumah sakit ini merupakan salah satu bagian dari yayasan Sarila Husada yang telah berdiri pada tanggal 28 Juni 1986 terdaftar No. 014/1986/YSH yang berkedudukan di Sragen. Yayasan ini mempunyai maksud dan tujuan kemanusiaan dan membantu pemerintah dalam bidang kesehatan dan sosial

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, maka yayasan ini berhak menjalankan berbagai usaha yang didirikan, antara lain :

1) Klinik 2) Rumah sakit 3) Laboratorium 4) Apotik

Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada beralamat di Jalan Veteran Nomor 41-43 Tamansari, Kabupaten Sragen. Rumah sakit tersebut terdiri dari tiga lantai yang berkapasitas 50 kamar dan terbagi menjadi kelas VIP, kelas I, kelas II, kelas III yang mampu menampung 109 tempat tidur. Kapasitas 50 kamar tersebut dibagi menjadi tiga bangsal, yaitu bangsal perawatan perinatologi (untuk bayi usia 0-1 bulan), bangsal perawatan anak-anak (untuk

(2)

anak usia 0-18 tahun), dan bangsal perawatan kandungan dan kebidanan. Tabel 1. 1

Jumlah Kamar pada RSIA Sarila Husada Kelas Perawatan Jumlah

Kamar

Jumlah

Bangsal Jumlah Anak dan Kebidanan

VIP 5 1 5 I 5 2 10 II 14 2 28 III 14 3 42 Perinatologi VIP 2 1 2 I 2 2 4 II 3 2 6 III 3 4 12 Jumlah 50 109

Sumber: data primer

Karena persaingan yang semakin ketat, peningkatan yang semakin tinggi, rumah sakit memperbaiki kinerjanya dengan mengikutsertakan karyawan-karyawannya baik medis maupun non medis dalam seminar-seminar kesehatan. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan medis yang profesional. Rumah sakit mempunyai jumlah karyawan sebanyak 164 orang, yang terdiri dari karyawan medis, non medis, dan medis tidak tetap. Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada mempunyai visi, misi, dan tujuan sebagai berikut.

Visi

(3)

melaksanakan pelayanan kesehatan yang profesional dan sesuai standart pelayanan kesehatan.

Misi

Memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang menyeluruh dengan mengutamakan mutu dan kepuasan pelanggan serta terjangkau.

Tujuan

1) Memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak secara paripurna dan terpadu terhadap seluruh lapisan masyarakat.

2) Ikut serta mewujudkan program pemerintah dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

(4)

1. Struktur Organisasi

Gambar 1.1

STRUKTUR ORGANISASI RS. IBU DAN ANAK SARILA HUSADA

Ketua Komite Medik

YAYASAN SARILA HUSADA

Direktur SATUAN PENGAWAS

INTERN Kasi. Keperawatan 1. IRI 2. IGD 3. IRJ Kasi. Pelayanan 1. IRI 2. IGD Kasi.Kesekret & RM 1. TATA USAHA 2. URUSAN PEGAWAI 3. URUSAN UMUM Kasi. Keuangan SMF BEDAH SMF NONBEDAH

Ka.IGD Ka.IRI Ka. IRJ

Ka.Inst.Labo rat Ka.Inst. Rad & Fis Ka. Inst. Farmasi Ka.Inst. Pemulasara Jenazah Ka.Inst.Gizi 4

(5)

22 Kepala Seksi Keperawatan

1) Sebagai pengelola sebagian tugas Rumah Sakit yang berkaitan dengan keperawatan.

2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada tenaga perawat lainnya.

Tugas Pokok :

Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas – tugas keperawatan di rumah sakit.

Kepala Seksi Pelayanan

1) Sebagai pengelola dan penyelenggara pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan pelayanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada yang diberikan oleh setiap Unit Kerja Pelayanan yang ada.

Tugas Pokok :

Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas – tugas dalam kegiatan pelayanan di rumah sakit. Kepala Bagian Kesekretariatan dan Rekam Medik

1) Sebagai pengelola pengelola urusan kesekretariatan dan rekam medik Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

(6)

2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan dan pengelolaan urusan kesekretariatan dan rekam medik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada yang diberikan oleh setiap Unit Kerja Pelayanan yang ada.

Tugas Pokok :

Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas – tugas dalam urusan kesekretariatan dan rekam medik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

Kepala Urusan Ketenagaan

1) Sebagai pengelola urusan tentang kepegawaian di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan urusan kepegawaian di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

Tugas Pokok :

Mengkoordinasi ,menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas – tugas dalam kegiatan pelayanan di rumah sakit. Kepala Tata Usaha

1) Sebagai pengelola urusan tentang ketata usahaan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan urusan ketata usahaan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

(7)

Tugas Pokok :

Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas – tugas dalam kegiatan ketata usahaan di rumah sakit.

Kepala Rekam Medik

1) Sebagai pengelola urusan rekam medik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan urusan kepegawaian di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

Tugas Pokok :

Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas – tugas dalam kegiatan urusan rekam medik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

Kepala Sub. Bag Program Pengelolaan Keuangan

1) Sebagai penyusun program pengelolaan keuangan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

2) Bertanggung jawab terhadap sirkulasi keuangan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

Tugas Pokok :

Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas – tugas dalam kegiatan pelayanan di rumah sakit.

(8)

Kepala Komite Medik

1) Sebagai pelaksana pelayanan medis di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan pelyanan medis di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

Tugas Pokok :

Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas – tugas dalam kegiatan pelayanan medis di rumah sakit.

Komite Medis

1) Membantu direktur menyusun standar prosedur operasional pelayanan medis.

2) Menyusun standar prosedur operasional tindakan medis. 3) Melaksanakan etika profesi.

4) Mengatur kewenangan profesi anggota staf fungsional rumah sakit. 5) Mengadakan koordinasi antar anggota disiplin staf rumah sakit oleh

suatu panitia kelompok kerja.

6) Memantau pelaksanaan Standar Prosedur Operasional.

7) Memberikan penilaian DP-3 kepada bawahannya sesuai dengan peraturan Perundang - undangan yang berlaku.

8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Bagian Keuangan dan Program sesuai dengan Peraturan Perundang undangan

(9)

yang berlaku.

Kepala Staf Medis Fungsional

1) Sebagai sebagai pengelola pelaksanaan pelayanan medis di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan pelayanan medis di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

Tugas Pokok :

Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas – tugas dalam kegiatan pelayanan medis di rumah sakit.

Staf Medis Fungsional

1) Melaksanakan tugas diagnosis dan pengobatan. 2) Mengadakan pencegahan akibat penyakit.

3) Melaksanakan peningkatan dan pemulihan kesehatan. 4) Mengadakan penyuluhan kesehatan.

5) Mengadakan pendidikan dan pelatihan. 6) Mengedakan penelitan dan pengembangan. 7) Menagtur administrasi staf medis Fungsional. 8) Mengatur kegiatan profesi.

9) Mengawasi kualitas pelayanan sesuai standar profesi.

10) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh direktur sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku.

(10)

Kepala Instalasi Rawat Jalan

1) Sebagai pengelola kegiatan pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

Tugas Pokok :

Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas – tugas dalam kegiatan pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

Kepala Instalasi Rawat Inap

1) Sebagai pengelola pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

Tugas Pokok :

Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas – tugas dalam kegiatan pelayanan di rumah sakit. Kepala Instalasi Gawat Darurat

1) Sebagai pengelola kegiatan pelayanan gawat darurat di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

(11)

petunjuk pelaksanaan kegiatan pelayanan gawat darurat di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

Tugas Pokok :

Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas – tugas dalam kegiatan pelayanan gawat darurat di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

Kepala Instalasi Radiologi

1) Sebagai pengelola dan pelaksana kegiatan pelayanan radiologi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan pelayanan radiologi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

Tugas Pokok :

Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas – tugas dalam kegiatan pelayanan radilodiagnostik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

Kepala Instalasi Bedah Sentral

1) Sebagai pengelola dan pelaksana dalam kegiatan pelayanan tindakan medik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan pelayanan tindakan medik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

(12)

Tugas Pokok :

Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas – tugas dalam kegiatan pelayanan tindakan medik di rumah sakit.

Kepala Instalasi Farmasi

1) Sebagai pengelola dalam kegiatan pelayanan obat-obatan dan alat-alat kesehatan tertentu di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan pelayanan obat-obatan dan alat-alat kesehetan tertentu di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

Tugas Pokok :

Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas – tugas dalam kegiatan pelayanan di rumah sakit. Kepala Instalasi Gizi

1) Sebagai pengelola dan pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pelayanan gizi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

Tugas Pokok :

Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas – tugas dalam kegiatan penyelenggaraan pelayanan gizi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

(13)

Kepala Instalasi Laboratorium

1) Sebagai pengelola urusan kegiatan penyelenggaraan pelayanan laboratorium di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pelayanan laboratorium di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

Tugas Pokok :

Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas – tugas dalam kegiatan penyelenggaraan pelayanan laboratorium di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

1) Sebagai pengelola kegiatan pemeliharaan sarana rumah sakit di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan pemeliharaan sarana rumah sakit di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

Tugas Pokok :

Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas – tugas dalam kegiatan pemeliharaan sarana rumah sakit di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

Kepala Instalasi Pemulasaraan Jenazah

1) Sebagai pengelola kegiatan pelayanan pemulasaraan jenazah di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

(14)

2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan urusan kepegawaian di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

Tugas Pokok :

Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas – tugas dalam kegiatan pelayanan pemulasaraan jenazah di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

2. Kegiatan Operasional

Kegiatan operasional utama Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada adalah menyelanggarakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dalam dua bentuk pelayanan, yaitu rawat inap dan rawat jalan. Rawat inap merupakan merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien yang memerlukan perawatan intensif dan penanganan khusus dari dokter maupun perawat untuk mencegah memburuknya penyakit yang diderita pasien. Rawat jalan merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien yang menderita penyakit ringan maupun pasien yang baru tahap pemeriksaan atau diagnosa penyakit, sehingga pasien dapat datang ke rumah sakit secara berkala dan tanpa harus menginap. Selain menyelenggarakan dua macam pelayanan tersebut, Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada juga memberikan pelayanan rawat darurat yang merupakan pelayanan kesehatan bagi pasien yang secara tiba-tiba sakit, sehingga perlu penanganan medis sesegera mungkin, serta pelayanan ambulance 24 jam, hotline service, dan fasilitas pelayanan pendukung.

(15)

3. Jasa Pelayanan

Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada menyediakan jasa-jasa pelayanan kesehatan dalam tiga bentuk pelayanan, yaitu pelayanan medis rawat inap, pelayanan medis rawat jalan, dan pelayanan penunjang medis. a. Pelayanan medis rawat inap

Pelayanan ini diperuntukkan bagi pasien yang membutuhkan perhatian dan perawatan secara intensif. Bagian-bagian yang terdapat pada pelayanan rawat inap antara lain :

1) Rawat inap untuk pasian anak 2) Untuk pasien perinatologi

3) Untuk pasien obsetri dan ginekologi b. Pelayanan medis rawat jalan

Pelayanan ini diperuntukkan bagi pasien yang keadaannya masih dapat ditangani secara berkala. Bagian-bagian yang terdapat pada pelayanan rawat jalan antara lain :

1) Pelayanan Poliklinik Umum 2) Pelayanan Spesialistik

3) Pelayanan Konsultasi Spesialis 4) Pelayanan Gizi

5) Pelayanan Tumbuh Kembang Anak 6) Pelayanan Psikologi

7) Pelayanan Pijat Bayi

(16)

9) Pelayanan Dokter Keluarga 10) Pelayanan Imunisasi

11) Pelayanan Keluarga Berencana 12) Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan c. Pelayanan penunjang medis

Pelayanan penunjang medis meliputi fasilitas diagnostif dan penunjang yang terdiri dari :

1) Instalasi Farmasi 24 jam 2) Instalasi Radiologi 24 jam 3) Instalasi Laboratorium 24 jam 4) Instalasi Diagnostik Elektromedik 4. Fasilitas Kelas Rawat Inap

Pelayanan rawat inap di rumah sakit terdiri dari tiga bangsal, yaitu bangsal perawatan perinatologi, bangsal perawatan anak-anak, dan bangsal perawatan kandungan dan kebidanan, yang mencakup 50 kamar yang terbagi menjadi kamar VIP, kelas I, kelas II, kelas III yang dapat mencakup 109 orang pasien. Pembagian kelas-kelas kamar tersebut disesuaikan dengan fasilitas yang ada di kamar-kamar tersebut dan luas kamar masing-masing, sehingga masyarakat dapat memilih sesuai dengan kemampuan finansialnya sebagai berikut :

a. VIP yang mempunyai fasilitas satu kamar dengan satu tempat tidur, almari, sofa, almari es, AC, TV, telepon, kamar mandi, di dalam dengan fasilitas air panas-air dingin, surat kabar, oksigen sentral.

(17)

b. Kelas I mempunyai fasilitas satu kamar dengan dua tempat tidur, almari, AC, TV, telepon, kamar mandi, di dalam dengan fasilitas air panas-air dingin, sekat dengan korden, oksigen sentral.

c. Kelas II mempunyai fasilitas satu kamar dengan dua tempat tidur, almari, kipas angin, sekat dengan korden.

d. Kelas III mempunyai fasilitas satu kamar dengan tiga atau empat tempat tidur, almari, kipas angin.

B. Latar Belakang Masalah

Berhasil tidaknya suatu perusahaan bisa dilihat dari kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaannya. Ukuran yang seringkali dipakai untuk menilai keberhasilan manajemen suatu perusahaan adalah bahwa manajemen harus mampu membuat perencanaan yang baik bagi perusahaannya, agar perusahaan dapat memperoleh laba yang diinginkan.

Salah satu alat perencanaan laba jangka pendek adalah anggaran, yang berisi deskripsi rinci pendapatan yang akan diperoleh dan kos yang dibutuhkan untuk mencapai laba yang memuaskan. Anggaran ini harus memisahkan kos menjadi kos variabel dan kos tetap. Anggaran ini akan lebih bermanfaat bagi manajemen apabila disertai dengan analisis, dalam hal ini dengan menggunakan analisis titik impas. Untuk mengetahui besarnya titik impas, perlu penekanan pada keterkaitan kos, kuantitas yang terjual, dan harga.

(18)

impas memberikan gambaran tentang batas penjualan minimum agar perusahaan tidak menderita kerugian dan dapat memperoleh laba. Analisis titik impas adalah suatu analisis untuk mengestimasi pengaruh perubahan kos variabel per unit, harga jual per unit, kos tetap per periode, volume penjualan, dan kombinasi penjualan (sales mix). Analisis titik impas dapat digunakan manajer sebagai alat pengambil keputusan dan sebagai alat pengawasan. Sebagai alat pengambil keputusan, analisis titik impas mampu memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, sehingga dapat memperoleh laba dari tingkat penjualan tersebut. Pada saat perencanaan, di samping menentukan target penjualan, manajemen juga memerlukan informasi mengenai berapa penjualan minimum agar kegiatan perusahaan tidak mengalami kerugian dan pembuat keputusan untuk menaikkan/menurunkan harga. Sebagai alat pengawasan, analisis titik impas memberikan pengukuran yang obyektif untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja organisasi.

Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada adalah salah satu rumah sakit swasta yang terletak di Kabupaten Sragen. Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada menghasilkan produk jasa sewa kamar inap lebih dari satu macam, yang dibedakan menjadi empat kelas, yaitu VIP, kelas I, kelas II, dan kelas III. Oleh karena itu, analisis titik impas dapat diterapkan dalam perencanaan laba di masa yang akan datang, sehingga dapat memaksimalkan laba dan mendukung berkembangnya rumah sakit secara optimal. Dalam penelitian ini penulis mencoba menggambarkan bagaimana penerapan analisis titik impas

(19)

terhadap jasa sewa kamar rawat inap pada Rumah Sakit Sarila Husada Sragen. Berdasarkan latar belakang, maka penulis memberi judul pada Tugas Akhir ini “ANALISIS TITIK IMPAS DALAM PENENTUAN PENJUALAN JASA SEWA KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SARILA HUSADA SRAGEN TAHUN 2007”.

C. Perumusan Masalah

Dalam pokok bahasan ini yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut.

1. Berapa jumlah penjualan jasa sewa kamar rawat inap minimum yang harus dicapai rumah sakit agar tidak menderita kerugian?

2. Berapakah tingkat penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba sebesar 10%?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan agar dalam melakukan penelitian di atas dapat memberikan manfaat yang berguna dan sesuai dengan yang dikehendaki. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ini. 1. Untuk mengetahui jumlah penjualan jasa sewa kamar rawat inap minimum

yang harus dicapai rumah sakit agar tidak menderita kerugian.

2. Untuk mengetahui tingkat penjualan jasa sewa kamar rawat inap yang harus dicapai rumah sakit untuk memperoleh laba sebesar 10%.

(20)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak. Adapun manfaat yang ingin diambil dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan wawasan penulis sebagai bekal agar kelak dapat mengaplikasikan teori yang telah diperoleh dengan keadaan praktis dalam lapangan pekerjaan.

2. Bagi Obyek Penelitian (Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi tentang kemungkinan penerapan titik impas dalam pencapaian laba di masa yang akan datang.

3. Bagi Pihak lain

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai analisis titik impas.

F. Metodologi Penelitian

Adapun metode penulisan yang digunakan penulis adalah: 1. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengambil objek di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada Sragen yang beralamat di Jalan Veteran Nomor 41-43 Tamanasri, Kelurahan Kroyo, Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen. 2. Sumber Data

(21)

a. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung yang berupa hasil wawancara dengan pihak rumah sakit dan observasi atau pengamatan secara langsung pada Rumah Sakit Sarila Husada Sragen. b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dan

melalui studi pustaka yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Teknik Wawancara

Wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi, dengan cara mengadakan tanya jawab dengan pihak terkait untuk mendapatkan gambaran perusahaan secara jelas serta untuk mendapatkan data-data yang diperlukan.

b. Teknik Observasi

Peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap sesuatu yang diteliti dan melakukan pencatatan tentang apa yang telah diamati. c. Studi Pustaka

Metode pelengkap dan pembanding sebagai dasar dalam membantu praktik lapangan dan temuan-temuan yang terjadi, yaitu dengan mempelajari buku-buku referensi atau literatur yang berhubungan dengan penelitian.

(22)

BAB II

LANDASAN TEORI DAN ANALISIS DATA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Titik Impas

Titik impas adalah tingkat penjualan dalam rupiah atau unit yang menjadikan perusahaan tidak laba dan tidak rugi (berlaba nol) (Suwardjono, 2003). Titik impas dapat diartikan suatu keadaan di mana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi, tetapi analisis titik impas dapat digunakan oleh perusahaan untuk perencanaan laba dalam kegiatan perusahaan. Titik impas adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total kos, yaitu titik di mana laba sama dengan nol (Hansen dan Mowen, 1997).

2. Dasar Anggapan Analisis Titik Impas (Slamet Munawir, 2004)

a. Kos dapat dipisahkan mana yang bersifat kos tetap dan kos variabel. b. Kos tetap secara total akan selalu konstan sampai tingkat kapasitas

penuh.

c. Kos variabel akan berubah secara proporsionil (sebanding) dengan perubahan volume penjualan dan adanya sinkronisasi antara produksi dan penjualan.

(23)

d. Harga jual per satuan barang tidak akan berubah berapapun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum.

e. Jenis jasa yang dijual terdiri dari satu jenis, sehingga kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan.

3. Manfaat Analisis Titik Impas (Gunawan Adisaputro, 1993)

a. Untuk memberikan gambaran tentang batas jumlah penjualan minimal yang harus diusahakan agar perusahaan tidak menderita rugi.

b. Analisis titik impas juga dapat dipakai untuk menentukan jumlah penjualan yang seharusnya diperoleh pada persyaratan tertentu, misalnya penjualan yang memberikan sejumlah laba tertentu.

4. Pengertian Margin Kontribusi

(Garison, Noreen, dan Brewer, 2006) mengartikan margin kontribusi sebagai jumlah yang tersisa dari penjualan setelah dikurangi kos variabel. Jumlah ini memberikan kontribusi untuk menutup kos tetap dan menghasilkan laba pada periode tertentu. Margin kontribusi akan digunakan untuk menutup kos tetap dan apabila masih ada sisa akan menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak cukup menutup kos tetap, maka akan menderita kerugian.

(24)

Format laporan laba rugi kontribusi Penjualan XXX (-) Kos variabel XXX Margin kontribusi XXX (-) Kos tetap XXX Laba bersih XXX

5. Penghitungan Titik Impas

(Garison, Noreen, dan Brewer, 2006) Titik impas dapat dihitung dengan menggunakan dua metode, yaitu metode persamaan (equation method), dan metode margin kontribusi (contribution method).

Metode persamaan (equation method)

Metode persamaan memanfaatkan data dari laporan laba rugi yang disusun dengan format kontribusi. Format laporan laba rugi dapat disajikan dengan persamaan sebagai berikut.

Laba = penjualan – (kos variabel + kos tetap) atau,

Penjualan = kos variabel + kos tetap + laba Metode margin kontribusi (contribution margin method)

Metode ini memusatkan bahwa setiap unit yang terjual memberikan margin kontribusi tertentu yang dapat digunakan untuk menutupi kos tetap. Untuk menentukan berapa unit yang terjual untuk mencapai titik impas, total kos tetap dibagi dengan margin kontribusi per unit.

(25)

Titik impas (unit) = per Unit Kontribusi Margin Tetap Kos

Margin kontribusi dapat juga dinyatakan dalam persen atau rasio dan disebut dengan rasio margin kontribusi (contribution margin ratio).

Rasio margin kontribusi =

Total Penjualan

Total Kontribusi Margin

Rasio margin kontribusi =

per Unit Jual Harga per Unit Kontribusi Margin

Apabila menggunakan rasio margin kontribusi hasilnya adalah titik impas yang ditentukan berdasarkan nilai penjualan.

Titik impas (rupiah) =

Kontribusi Margin

Rasio

Tetap Biaya

Pendekatan berdasarkan rasio margin kontribusi sangat berguna apabila perusahaan memiliki berbagai macam produk dan akan menentukan titik impas untuk perusahaan secara keseluruhan. Dengan margin kontribusi per unit atau rasio margin kontribusi, rumus untuk menentukan penjualan target dapat diturunkan. Berikut ini adalah persamaan untuk menghitung penjualan target.

Penjualan target (rupiah) =

Kontribusi Margin Rasio Target Laba Total Tetap Kos +

6. Titik Impas Dalam Bauran Penjualan

Bauran penjualan berarti proporsi relatif produk-produk perusahaan yang terjual (Garison, Noreen, dan Brewer, 2006). Bauran penjualan dapat diukur dalam unit yang terjual atau bagian dari pendapatan. Untuk menggunakan pendekatan titik impas dalam unit, harga jual per paket dan

(26)

kos variabel per paket harus diketahui. Untuk menghitung nilai paket tersebut, bauran penjualan, harga setiap produk, dan masing-masing kos variabel diperlukan. Bauran penjualan relatif dalam unit yang terjual biasanya diturunkan sampai angka yang terkecil. Bauran penjualan juga dapat dinyatakan dalam persentase dari total pendapatan yang dikontribusikan oleh masing-masing produk. Bauran penjualan dalam pendapatan menggunakan bauran penjualan dalam unit dan diukur menurut harganya.

Titik Impas (Rupiah) =

Kontribusi Margin

Rasio

Tetap Kos

Titik Impas (unit) =

Paket Per Unit Kontribusi Margin Tetap Kos 7. Pengelompokan Kos

Secara umum, pengelompokan kos diklasifikasikan menjadi kos tetap (fixed costs), kos variabel (variabel costs), dan kos campuran (mixed costs). Kos campuran disebut pula dengan kos semivariabel atau kos semitetap.

Dalam rumah sakit, kos tetap adalah kos yang secara tetap besarnya untuk berbagai tingkat kegiatan. Kos tetap dalam rumah sakit meliputi peralatan. Pada jangka panjang, semua kos tetap menjadi variabel sehingga konsep kos tetap hanya dipakai untuk analisis jangka pendek. Kos variabel berubah-ubah sesuai dengan perubahan output. Termasuk dalam kos variabel adalah kos makan pasien, pangeluaran bahan baku.

(27)

jelas, kos seperti ini disebut juga kos semivariabel. Akan tetapi, perubahan dalam kos operasional ini tidak proporsional dengan perubahan volume (Trisnantoro, 2006).

8. Metode Pemisahan Kos Campuran

Pemisahan kos campuran menjadi komponen kos tetap dan variabel harus dilakukan dengan cara estimasi. Tiga metode estimasi yang dapat digunakan adalah metode tinggi-rendah (high-low), pengepasan grafis (graphical fitting), atau diagram pencaran (scattered diagram atau scattegraph), dan analisis regresi (regression analysis)(Suwardjono, 2003).

Metode Tinggi-Rendah

Pada prinsipnya, metode ini mengidentifikasi tingkat kegiatan tetinggi dan terendah kemudian menghitung selisihnya (lebar kisar). Lebar kisar mengukur perubahan tingkat kegiatan. Selisih kos untuk kedua titik kegiatan tersebut juga dihitung untuk menentukan perubahan kos. Perubahan kos dibagi perubahan kegiatan merupakan kos variabel per unit kegiatan.

Kos variabel per unit =

Kegiatan Perubahan

Kos Perubahan

Kos tetap dihitung dengan cara mengambil salah satu dari dua tingkat (tetinggi atau terendah) yang digunakan untuk menghitung kos variabel.

Komponen kos tetap = Kos Total – Komponen Kos Variabel

(28)

persamaan

Y = a + bX

Dimana, Y = Kos Total

X = Banyaknya Order a = Komponen Kos Tetap b = Kos Variabel Per Unit Metode Pengepasan Grafis

Metode ini dikerjakan secara manual dengan mengandalkan kemampuan visual. Sama dengan metode tinggi-rendah, metode ini berusaha untuk menemukan garis estimasi tetapi metode ini mempertimbangkan semua titik data yang ada. Untuk itu, semua data harus diplot pada kertas grafik yang teliti untuk sumbu vertikal Y (kos) dan sumbu horisontal X (kegiatan) agar setiap titik dalam diagram dapat ditentukan nilai atau koordinatnya dengan cukup akurat. Atas dasar plot data tersebut, dibuatlah garis estimasi yang kira-kira mewakili semua titik yang ada hingga memotong sumbu vertikal (intercept). Jarak antara titik awal (origin) dengan titik potong tersebut menggambarkan kos tetap. Metode Regresi

Meregres artinya menghubungkan dua variabel untuk menentukan apakah variasi/perubahan variabel yang satu (variabel independen) menjelaskan variasi variabel yang lain (variabel dependen). Pada dasarnya, metode regresi tidak berbeda dengan metode pengepasan grafis, kecuali bahwa pengepasannya didasarkan atas kuadrat terkecil (least squares).

(29)

Metode ini menentukan intercept dan slope dalam persamaan Y = a + bX. Cara pengepasannya tidak didasarkan pada perasaan atau visual, tetapi secara objektif atas dasar persamaan

b = 2 2 ) ( ) n( Y) X)( ( -XY) n( X X - S S S S S a = n X) b( Y) (S - S

keterangan : X = unit kegiatan Y = kos campuran total

a = kos tetap total (intercept garis regresi)

b = kos variabel per unit kegiatan (koefisien regresi) n = banyaknya titik data (observasi)

(30)

B. Analisis Data

Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada menyediakan jasa pelayanan rawat inap dengan 109 bangsal yang terbagi menjadi kelas VIP, kelas I, kelas II, dan kelas III. Tarif antara kelas satu dengan kelas yang lain berbeda, oleh karena itu, analisis titik impas dihitung berdasarkan komposisi penjualan (sales mix) yang menunjukkan persentase dari setiap penjualan lini produk terhadap jumlah penjualan, serta dengan berdasarkan komposisi jumlah bangsal yang dijual. Untuk menghitung titik impas selama tahun 2007 digunakan metode margin kontribusi.

Langkah Analisis:

a. Menggolongkan kos-kos pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada menjadi kos kos tetap, variabel, dan semivariabel.

b. Menggolongkan kos semivariabel dan memisahkan kos semivariabel tersebut menjadi kos tetap dan variabel dengan menggunakan metode tinggi-rendah.

c. Pengalokasian kos tetap dan variable dialokasikan secara langsung ke dalam tiap kamar.

d. Penentuan margin kontribusi. e. Perhitungan titik impas.

(31)

1. Pengelompokan kos ke dalam kos tetap dan kos variabel Tabel 2.1

Kos Sesungguhnya Tahun 2007

Jenis Kos Jenis Kos Jumlah

Makan Pasien V Rp 115.193.000,00

Honor Dokter V Rp 151.117.500,00

Gaji Pegawai Medis T Rp 259.200.000,00

Listrik T/V Rp 20.476.297,00 Penyusutan Bangunan T Rp 22.285.756,00 Penyusutan Peralatan T Rp 28.197.344,00 Administrasi V Rp 52.575.000,00 PAM T/V Rp 2.465.208,00 Tenun V Rp 4.486.326,00 Pemeliharaan dan Perbaikan T Rp 36.058.773,00 Jumlah Rp 692.055.204,00

Sumber: data primer

2. Pemisahan kos semivariabel dengan metode tinggi-rendah

Kos listrik merupakan kos semivariabel. Untuk memisahkan kos ke dalam kos tetap dan variabel, maka penulis menggunakan metode tinggi rendah untuk memisahkan kos tersebut. Berdasarkan lampiran kos listrik selama tahun 2007, pemisahan kos listrik ke dalam kos tetap dan kos variabel

Hari Hunian Kos

Titik tertinggi 1493 Rp 2.192.362,00

Titik terendah 725 Rp 1.556.729,00

(32)

Kos variabel per hari = 768 635.633,00 Rp = Rp 627,65 Kos tetap Kos terendah Rp 1.556.729,00 Kos variabel (Rp 627,65) Rp 600.046,25 Kos tetap per bulan Rp 956.682,75

Total kos setahun Rp 20.476.297,00

Kos tetap per tahun (12 x Rp 956.682,75) Rp 11.480.193,00

Kos variabel Rp 8.996.104,00

Jumlah kos tetap Rp 11.480.193,00 dan kos variabel Rp 8.996.104,00 Kos air merupakan kos semivariabel. Untuk memisahkan kos ke dalam kos tetap dan variabel, maka penulis menggunakan metode tinggi rendah untuk memisahkan kos tersebut. Berdasarkan lampiran kos air selama tahun 2007, pemisahan kos air ke dalam kos tetap dan kos variabel.

Hari Hunian Kos

Titik tertinggi 1493 Rp 223.989,00

Titik terendah 725 Rp 195.726,00

Lebar kisar 768 Rp 28.263,00

Kos variabel per hari =

768 28.263,00 Rp = Rp 36,80 Kos tetap Kos terendah Rp 195.726,00 Kos variabel (Rp 627,65) Rp 26.680,00 Kos tetap per bulan Rp 169.046,00

(33)

Kos tetap per tahun (12 x Rp 169.046,00) Rp 2.028.552,00

Kos variabel Rp 436.656,00

Jumlah kos tetap air Rp 2.028.552,00 dan kos variabel Rp 436.656,00

3. Pengalokasian kos tetap dan kos variabel secara langsung ke dalam tiap kamar

Makan pasien merupakan kos variabel yang dialokasikan secara langsung ke dalam tiap kamar berdasarkan jumlah hari hunian rumah sakit, dengan kos yang berbeda dalam tiap kamar.

Tabel 2.2

Kos Makan Per Pasien Per Hari Tiap Kamar Tahun 2007

Kelas Perawatan Kos

Anak dan Kebidanan

VIP Rp 15.000,00 I Rp 12.000,00 II Rp 9.000,00 III Rp 7.500,00 Perinatologi VIP Rp 10.000,00 I Rp 9.000,00 II Rp 7.500,00 III Rp 6.000,00

Sumber: data primer

Berdasarkan data di rumah sakit pada tabel 2.2 dan lampiran jumlah hari hunian rumah sakit, maka alokasi makan pasien ke dalam tiap kamar adalah sebagai berikut di tabel 2.3

Tabel 2.3

Alokasi Kos Makan Pasien ke Dalam Tiap Kamar Kelas Perawatan Makan Pasien Anak dan Kebidanan

(34)

VIP Rp 7.020.000,00 I Rp 27.048.000,00 II Rp 17.172.000,00 III Rp 38.520.000,00 Perinatologi VIP Rp 3.315.000,00 I Rp 7.344.000,00 II Rp 8.730.000,00 III Rp 13.050.000,00

Sumber: data primer diolah

Honor dokter merupakan kos variabel yang dialokasikan secara langsung ke dalam tiap kamar berdasarkan hari hunian rumah sakit, dengan kos yang berbeda dalam tiap kamar.

Tabel 2.4

Honor Dokter per Visit Dokter per Pasien Kelas Perawatan Honor Dokter Anak dan Kebidanan

VIP Rp 20.000,00 I Rp 15.000,00 II Rp 12.500,00 III Rp 10.000,00 Perinatologi VIP Rp 17.500,00 I Rp 12.500,00 II Rp 10.000,00 III Rp 7.500,00

Sumber: data primer

Berdasarkan data di rumah sakit pada tabel 2.4 dan lampiran jumlah hari hunian rumah sakit, maka alokasi honor dokter ke dalam tiap kamar adalah sebagai berikut di tabel 2.5

(35)

Alokasi Honor Dokter Tiap Kamar Kelas Perawatan Honor Dokter Anak dan Kebidanan

VIP Rp 18.720.000,00 I Rp 78.890.000,00 II Rp 57.240.000,00 III Rp 102.720.000,00 Perinatologi VIP Rp 7.735.000,00 I Rp 15.300.000,00 II Rp 19.400.000,00 III Rp 26.100.000,00

Sumber: data primer diolah

Gaji pegawai medis merupakan kos tetap yang dialokasikan secara langsung ke dalam tiap kamar. Pegawai medis terdiri dari 27 orang, dengan gaji tetap sebesar Rp 800.000,00 tiap bulan.

Table 2.6

Jumlah Pegawai Medis

Kelas Perawatan Jumlah Pegawai Medis Anak dan Kebidanan

VIP 2 I 5 II 4 III 8 Perinatologi VIP 1 I 2 II 2 III 3 Jumlah 27

Sumber: data primer

(36)

tiap kamar adalah sebagai berikut di tabel 2.7 Tabel 2.7

Alokasi Gaji Pegawai Medis

Kelas Perawatan Gaji Pegawai Medis Anak dan Kebidanan

VIP Rp 19.200.000,00 I Rp 48.000.000,00 II Rp 38.400.000,00 III Rp 76.800.000,00 Perinatologi VIP Rp 9.600.000,00 I Rp 19.200.000,00 II Rp 19.200.000,00 III Rp 28.800.000,00

Sumber: data primer diolah

Kos administrasi terima kamar merupakan kos variabel yang dialokasikan secara langsung ke dalam tiap kamar berdasarkan jumlah pasien, sebesar Rp 15.000,00 tiap pasien. Berdasarkan lampiran jumlah pasien rumah sakit, maka alokasi kos administrasi terima kamar ke dalam tiap kamar adalah sebagai berikut di tabel 2.8

Tabel 2.8

Alokasi Kos Administrasi Terima Kamar Tiap Kamar

Kelas Perawatan Administrasi

Anak dan Kebidanan

VIP Rp 3.195.000,00 I Rp 10.920.000,00 II Rp 10.785.000,00 III Rp 23.040.000,00 Perinatologi VIP Rp 450.000,00 I Rp 840.000,00

(37)

II Rp 1.470.000,00

III Rp 1.875.000,00

Sumber: data primer diolah

Kos listrik merupakan kos semivariabel, untuk mengalokasikan kos listrik ke dalam tiap kamar dihitung berdasarkan jumlah Kwh tiap kamar. Berdasarkan perhitungan pada halaman 31, maka alokasi kos tetap dan kos veriabel ke dalam tiap kamar adalah sebagai berikut

Tabel 2.9

Alokasi Kos Tetap Listrik Tiap Kamar

Kelas Perawatan Jumlah Kwh Alokasi Kos Tetap

Anak dan Kebidanan

VIP 2472 Rp 2.255.347,00 I 2980 Rp 2.718.825,00 II 2769 Rp 2.526.318,00 III 3098 Rp 2.826.483,00 Perinatologi VIP 139 Rp 126.818,00 I 349 Rp 318.413,00 II 356 Rp 324.799,00 III 420 Rp 383.190,00 Jumlah 12583 Rp 11.480.193,00

Sumber: data primer diolah

Tabel 2.10

Alokasi Kos Variabel Listrik Tiap Kamar

Kelas Perawatan Jumlah Kwh Alokasi Kos Variabel

Anak dan

Kebidanan

VIP 2472 Rp 1.767.334,00

(38)

II 2769 Rp 1.979.672,00 III 3098 Rp 2.214.888,00 Perinatologi VIP 139 Rp 99.377,00 I 349 Rp 249.514,00 II 356 Rp 254.519,00 III 420 Rp 300.275,00 Jumlah 12583 Rp 8.996.104,00

Sumber: data primer diolah

Kos air merupakan kos semivariabel, untuk mengalokasikan kos air ke dalam tiap kamar dihitung berdasarkan jumlah kubik yang digunakan tiap kamar. Berdasarkan perhitungan pada halaman 32, maka alokasi kos tetap dan kos variabel ke dalam tiap kamar adalah sebagai berikut

Tabel 2.11

Alokasi Kos Tetap Air Tiap Kamar

Kelas Perawatan Jumlah Kubik Alokasi Kos Tetap

Anak dan Kebidanan

VIP 490 Rp 195.899,00 I 520 Rp 207.893,00 II 1140 Rp 455.765,00 III 2057 Rp 822.375,00 Perinatologi VIP 98 Rp 39.180,00 I 166 Rp 66.366,00 II 297 Rp 118.739,00 III 306 Rp 122.340,00 Jumlah 5076 Rp 2.028.552,00

(39)

Tabel 2.12

Alokasi Kos Variabel Air Tiap Kamar

Kelas Perawatan Jumlah Kubik Alokasi Kos Variabel

Anak dan Kebidanan

VIP 490 Rp 42.168,00 I 520 Rp 44.750,00 II 1140 Rp 98.106,00 III 2057 Rp 177.020,00 Perinatologi VIP 98 Rp 8.434,00 I 166 Rp 14.286,00 II 297 Rp 25.559,00 III 306 Rp 26.334,00 Jumlah 5076 Rp 436.656,00

Sumber: data primer diolah

Penyusutan bangunan gedung merupakan kos tetap dalam rumah sakit. Luas bangunan gedung rumah sakit 1500m2. Untuk mengalokasikan penyusutan bangunan ke dalam tiap kamar adalah luas kamar dibagi dengan keseluruhan luas bangunan kemudian dikalikan dengan penyusutan bangunan. Kos sebelum alokasi Rp 35.952.500,00

Tabel 2.13

Alokasi Penyusutan Bangunan Kelas Perawatan Luas Bangunan Tiap Tipe Kamar Jumlah Kamar Luas

Bangunan Alokasi Kos Anak dan Kebidanan VIP 15 5 75 Rp 1.797.625,00 I 22 5 110 Rp 2.636.516,67 II 18 14 252 Rp 6.040.020,00 III 25 14 350 Rp 8.388.917,00

(40)

Perinatologi VIP 12 2 24 Rp 575.240,00 I 18 2 36 Rp 862.860,00 II 15 3 45 Rp 1.078.575,00 III 21 3 63 Rp 1.510.005,00 Jumlah Rp 22.889.758,00

Sumber: data primer diolah

Penyusutan peralatan merupakan kos tetap dalam rumah sakit, kos sebelum alokasi Rp 28.197.344,00. untuk mengalokasikan penyusutan peralatan ke dalam tiap tipe kamar adalah sebagai berikut

Tabel 2.14

Alokasi Penyusutan Peralatan

Kelas Perawatan Penyusutan Peralatan Alokasi Kos Anak dan Kebidanan

VIP 20% Rp 5.639.469,00 I 30% Rp 8.459.203,00 II 10% Rp 2.819.734,00 III 15% Rp 4.229.602,00 Perinatologi VIP 5% Rp 1.409.867,00 I 5% Rp 1.409.867,00 II 5% Rp 1.409.867,00 III 10% Rp 2.819.734,00 Jumlah 100% Rp 28.197.344,00

Sumber: data primer diolah

Berdasarkan perhitungan sebelumnya, maka perhitungan kos penjualan kamar adalah sebagai berikut pada tabel 2.15 dan tabel 2.16. Sedangkan untuk perhitungan margin kontribusi disajikan dalam tabel 2.17 dan tabel 2.18 yang dihitung berdasarkan kos penjualan kamar.

(41)

Tabel 2.15

Perhitungan Kos Penjualan Kamar Pada Bangsal Anak dan Kebidanan

Anak dan Kebidanan

Jenis Kos VIP I II III

Kos Langsung

Makan Pasien V Rp 7.020.000,00 Rp 27.048.000,00 Rp 17.172.000,00 Rp 38.520.000,00 Honor Dokter V Rp 9.360.000,00 Rp 33.810.000,00 Rp 23.850.000,00 Rp 51.360.000,00 Gaji Pegawai Medis T Rp 19.200.000,00 Rp 48.000.000,00 Rp 38.400.000,00 Rp 76.800.000,00 Kos Overhead Tetap

Listrik T Rp 2.255.347,00 Rp 2.718.825,00 Rp 2.526.318,00 Rp 2.826.483,00 Penyusutan Bangunan T Rp 1.797.625,00 Rp 2.636.517,00 Rp 6.040.020,00 Rp 8.388.917,00 Penyusutan Peralatan T Rp 5.639.469,00 Rp 8.459.203,00 Rp 2.819.734,00 Rp 4.229.602,00 PAM T Rp 195.899,00 Rp 207.893,00 Rp 455.765,00 Rp 822.375,00 Pemeliharaan dan Perbaikan T Rp 3.031.847,00 Rp 4.446.710,00 Rp 10,187,008,00 Rp 14.148.622,00 Kos Overhead Variabel

Listrik V Rp 1.767.334,00 Rp 2.130.525,00 Rp 1.979.672,00 Rp 2.214.888,00 Administrasi V Rp 3.195.000,00 Rp 12.420.000,00 Rp 9.285.000,00 Rp 23.040.000,00 PAM V Rp 42.168,00 Rp 44.750,00 Rp 98.106,00 Rp 177.020,00 Tenun V Rp 157.758,00 Rp 759.800,00 Rp 643.167,00 Rp 1.731.292,00 Total Kos Rp 53.662.447,00 Rp 142.682.223,00 Rp 113.456.790,00 Rp 224.259.190,00 Jumlah Pasien 468 2254 1908 5136

(42)

Tabel 2.16

Perhitungan Kos Penjualan Kamar Pada Bangsal Perinatologi

Perinatologi

Jenis Kos VIP I II III

Kos Langsung

Makan Pasien V Rp 2.210.000,00 Rp 5.508.000,00 Rp 7.275.000,00 Rp 10.440.000,00 Honor Dokter V Rp 3.875.500,00 Rp 6.120.000,00 Rp 9.700.000,00 Rp 13.050.000,00 Gaji Pegawai Medis T Rp 9.600.000.00 Rp 19.200.000,00 Rp 19.200.000,00 Rp 28.800.000,00 Kos Overhead Tetap

Listrik T Rp 126.818,00 Rp 318.413,00 Rp 324.799,00 Rp 383.190,00 Penyusutan Bangunan T Rp 575.240,00 Rp 862.860,00 Rp 1.078.575,00 Rp 906.003,00 Penyusutan Peralatan T Rp 1.409.867,00 Rp 1.409.867,00 Rp 1.409.867,00 Rp 2.819.734,00 Pemeliharaan dan Perbaikan T Rp 970.191,00 Rp 1.455.287,00 Rp 1.819.108,00 Rp 2.546.752,00 PAM T Rp 39.180,00 Rp 66.366,00 Rp 118.739,00 Rp 122.337,00 Kos Overhead Variabel

Listrik V Rp 99.377,00 Rp 249.514,00 Rp 254.519,00 Rp 300.275,00 Administrasi V Rp 450.000,00 Rp 840.000,00 Rp 1.470.000,00 Rp 1.875.000,00 PAM V Rp 8.434,00 Rp 14.286,00 Rp 25.559,09 Rp 26.334,00 Tenun V Rp 74.497,00 Rp 206.299,00 Rp 326.977,00 Rp 586.536,00 Total Kos Rp 19.431.148,00 Rp 36.250.892,00 Rp 43.003.143,00 Rp 61.858.161,00 4 0

(43)

Kos Penjualan Kamar Rp 87.924,00 Rp 59.233,00 Rp 44.333,00 Rp 35.551,00 Sumber: data primer diolah

4. Perhitungan Margin Kontribusi

Tabel 2.17

Perhitungan Margin Kontribusi Pada Bangsal Anak dan Kebidanan Anak dan Kebidanan

Kelas Perawatan VIP I II III

Hari Hunian 468 2.254 1.908 5.136 Tarif Rp 125.000,00 Rp 80.000,00 Rp 60.000,00 Rp 45.000,00 Total Penjualan Rp 58.500.000,00 Rp 180.320.000,00 Rp 114.480.000,00 Rp 231.120.000,00 (-) Kos Variabel Rp 21.542.260,00 Rp 76.213.075,00 Rp 53.027.945,00 Rp 117.043.200,00 Margin Kontribusi Rp 36.957.740,00 Rp 104.106.925,00 Rp 61.452.055,00 Rp 114.076.800,00 (-) Kos Tetap Rp 32.120.187,00 Rp 60.469.148,00 Rp 60.428.845,00 Rp 107.215.999,00 Laba Rp 4.837.553,00 Rp 43.637.777,00 Rp 1.023.210,00 Rp 6.860.801,00 Sumber: data primer diolah

Tabel 2.18

Perhitungan Margin Kontribusi Pada Bangsal Perinatologi Perinatologi

Kelas Perawatan VIP I II III

Hari Hunian 221 612 970 1740

Tarif Rp 100.000,00 Rp 70.000,00 Rp 50.000,00 Rp 40.000,00

4

(44)

(-)Kos Variabel Rp 6.709.808,00 Rp 12.938.099,00 Rp 19.052.055,00 Rp 26.280.145,00 Margin Kontribusi Rp 15.390.192,00 Rp 29.901.901,00 Rp 29.447.945,00 Rp 43.319.855,00 (-)Kos Tetap Rp 12.721.340,00 Rp 23.312.793,00 Rp 23.951.088,00 Rp 35.578.016,00 Laba Rp 2.668.852,00 Rp 6.589.108,00 Rp 5.523.857,00 Rp 7.741.839,00

Sumber: data primer diolah

4

(45)

5. Perhitungan Titik Impas

Rasio Margin Kontribusi (contribution margin ratio) Rasio Margin Kontribusi total =

Total Penjualan Total Kontribusi Margin

Rasio Margin Kontribusi total =

0,00 767.460.00 Rp 3,00 434.653.41 Rp = 0.57

Perhitungan besarnya titik impas rumah sakit pada tahun 2007 dapat dihitung berdasarkan tabel 2.17 dan 2.18. Adapun hasil perhitungan dapat disajikan sebagai berikut :

Titik Impas (rupiah) =

Kontribusi Margin Rasio Tetap Kos = 57 , 0 6,00 355.797.41 Rp = Rp 624.205.993,00

Besarnya titik impas dengan menjual semua produk jasa rawat inap adalah sebesar Rp 624.205.993,00, hal ini berarti jika rumah sakit merencanakan untuk memperoleh keuntungan tertentu, maka harus mampu memperoleh pendapatan sebesar lebih dari Rp 624.205.993,00

Komposisi penjualan masing- masing kamar, yang dihitung berdasarkan jumlah pendapatan yang diperoleh adalah sebagai berikut: Anak dan Kandungan

VIP = 7,62% x Rp 624.205.993,00 = Rp 47.564.479,00

(46)

Kelas I = 23,50% x Rp 624.205.993,00 = Rp 146.688.408,00 Kelas II = 14,92% x Rp 624.205.993,00 = Rp 93.131.534,00 Kelas III = 30,11% x Rp 624.205.993,00 = Rp 187.948.424,00 Perinatologi VIP = 2,88% x Rp 624.205.993,00 = Rp 17.977.133,00 kelas I = 5,58% x Rp 624.205.993,00 = Rp 34.830.694,00 Kelas II = 6,32% x Rp 624.205.993,00 = Rp 39.449.819,00 Kelas III = 9,07% x Rp 624.205.993,00 = Rp 56.615.484,00

Untuk menghitung titik impas tiap unit, harus dihitung berdasarkan margin kontribusi tiap unit paket. Margin kontribusi tiap unit paket dihitung berdasarkan penjualan tiap kamar. Perhitungan margin kontribusi per unit paket dapat disajikan dalam tabel 2.19.

(47)

Tabel 2.19

Perhitungan Margin Kontribusi Per Unit Paket Kelas Perawatan Tarif Kos Variabel Margin

Kontribusi

Bauran Penjualan

Margin Kontribusi Per Unit Paket

Anak dan Kebidanan

VIP Rp 125.000,00 Rp 46.030,00 Rp 78.970,00 468 Rp 36.957.960,00 I Rp 80.000,00 Rp 33.812,00 Rp 46.188,00 2254 Rp 104.107.752,00 II Rp 60.000,00 Rp 27.792,00 Rp 32.208,00 1908 Rp 61.452.864,00 III Rp 45.000,00 Rp 22.789,00 Rp 22.211,00 5136 Rp 114.075.696,00 Perinatologi VIP Rp 100.000,00 Rp 30.361,00 Rp 69.639,00 221 Rp 15.390.219,00 I Rp 70.000,00 Rp 21.141,00 Rp 48.859,00 612 Rp 29.901.708,00 II Rp 50.000,00 Rp 19.641,00 Rp 30.359,00 970 Rp 29.448.230,00 III Rp 40.000,00 Rp 15.104,00 Rp 24.896,00 1740 Rp 43.319.040,00 Jumlah Rp 434.572.469,00

(48)

Perhitungan besarnya titik impas rumah sakit pada tahun 2007 dapat dihitung berdasarkan tabel 2.19. Adapun hasil perhitungan dapat disajikan sebagai berikut:

Titik Impas (paket) =

Paket per Unit Kontribusi Margin Tetap Kos = 9,00 434.572.46 Rp 6,00 355.797.41 Rp = 0,82 paket

Komposisi penjualan tiap kamar yang dihitung berdasarkan jumlah penjualan tiap kamar.

Anak dan Kandungan VIP = 468´0,82 = 384 bangsal Kelas I = 2254´0,82 = 1848 bangsal Kelas II = 1908´0,82 = 1565 bangsal Kelas III = 5136´0,82 = 4212 bangsal Perinatologi VIP = 221´0,82 = 181 bangsal

(49)

Kelas I = 612´0,82 = 502 bangsal Kelas II = 970´0,82 = 795 bangsal Kelas III = 1740´0,82 = 1427 bangsal Keterangan :

a. Besarnya titik impas yang dapat dicapai pada penjualan bangsal perawatan anak dan kandungan kelas VIP adalah Rp 47.564.479,00. Berarti bahwa apabila rumah sakit merencanakan untuk memperoleh keuntungan tertentu melalui penjualan bangsal perawatan anak dan kandungan kelas VIP, maka rumah sakit harus mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp 47.564.479,00.

b. Besarnya titik impas yang dapat dicapai pada penjualan bangsal perawatan anak dan kandungan kelas I adalah Rp 146.688.408,00. Berarti bahwa apabila rumah sakit merencanakan untuk memperoleh keuntungan tertentu melalui penjualan bangsal perawatan anak dan kandungan kelas I, maka rumah sakit harus mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp 146.688.408,00.

c. Besarnya titik impas yang dapat dicapai pada penjualan bangsal perawatan anak dan kandungan kelas II adalah Rp 93.131.534,00. Berarti bahwa apabila rumah sakit merencanakan untuk memperoleh keuntungan tertentu melalui penjualan bangsal perawatan anak dan

(50)

kandungan kelas II, maka rumah sakit harus mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp 93.131.534,00.

d. Besarnya titik impas yang dapat dicapai pada penjualan bangsal perawatan anak dan kandungan kelas III adalah Rp 187.948.424,00. Berarti bahwa apabila rumah sakit merencanakan untuk memperoleh keuntungan tertentu melalui penjualan bangsal perawatan anak dan kandungan kelas III, maka rumah sakit harus mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp 187.948.424,00.

e. Besarnya titik impas yang dapat dicapai pada penjualan bangsal perinatologi kelas VIP adalah Rp 17.977.133,00. Berarti bahwa apabila rumah sakit merencanakan untuk memperoleh keuntungan tertentu melalui penjualan bangsal perawatan anak dan kandungan kelas VIP, maka rumah sakit harus mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp 17.977.133,00.

f. Besarnya titik impas yang dapat dicapai pada penjualan bangsal perinatologi kelas I adalah Rp 34.830.694,00. Berarti bahwa apabila rumah sakit merencanakan untuk memperoleh keuntungan tertentu melalui penjualan bangsal perawatan anak dan kandungan kelas I, maka rumah sakit harus mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp 34.830.694,00.

g. Besarnya titik impas yang dapat dicapai pada penjualan bangsal perinatologi kelas II adalah Rp 39.449.819,00. Berarti bahwa apabila rumah sakit merencanakan untuk memperoleh keuntungan tertentu

(51)

melalui penjualan bangsal perawatan anak dan kandungan kelas II, maka rumah sakit harus mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp 39.449.819,00.

h. Besarnya titik impas yang dapat dicapai pada penjualan bangsal perinatologi kelas III adalah Rp 56.615.484,00. Berarti bahwa apabila rumah sakit merencanakan untuk memperoleh keuntungan tertentu melalui penjualan bangsal perawatan anak dan kandungan kelas III, maka rumah sakit harus mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp 56.615.484,00.

6. Perhitungan Tingkat Penjualan jika Menginginkan Laba 10% dari Penjualan

Penjualan Target (rupiah) =

Kontribusi Margin Rasio Target Laba Tetap Kos + Px = 0,57 10%(Px) Tetap Kos + = 0,57 Px 0,1 6,00 355.797.41 Rp + 0,57 Px – 0.1 Px = Rp 355.797.416,00 0,47 Px = Rp 355.797.416,00 Px = Rp 757.015.779,00

Untuk menentukan besarnya penjualan dan jumlah kamar yang dijual dengan berdasarkan komposisi penjualan kamar.

Komposisi penjualan kamar yang dihitung berdasarkan jumlah pendapatan adalah sebagai berikut:

(52)

Anak dan Kandungan VIP = 7,62% x, Rp 757.015.779,00 = Rp 57.684.602,00 Kelas I = 21,15% x Rp 757.015.779,00 = Rp 177.898.708,00 Kelas II = 14,18% x Rp 757.015.779,00 = Rp 112.946.754,00 Kelas III = 32,30% x Rp 757.015.779,00 = Rp 227.937.451,00 Perinatologi VIP = 3,46% x Rp 757.015.779,00 = Rp 21.802.054,00 Kelas I = 5,68% x Rp 757.015.779,00 = Rp 42.241.480,00 Kelas II = 6,83% x Rp 757.015.779,00 = Rp 47.843.397,00 Kelas III = 11,18% x Rp 757.015.779,00 = Rp 68.661.331,00

(53)

BAB III TEMUAN

A. Kelebihan

Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya, penulis menemukan adanya kelebihan dan kelemahan dalam penerapan analisis titik impas dalam penentuan penjualan jasa sewa kamar rawat inap pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada Sragen tahun 2007. Adapun hal-hal tersebut sebagai berikut.

1. Semua kos dalam Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada Sragen dapat dikelompokkan ke dalam elemen kos tetap dan kos variabel.

2. Dalam penjualan jasa sewa kamar rawat inap pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada Sragen tahun 2007 sudah mencapai titik impas, yaitu sebesar Rp 767.460.000,00. Sedangkan titik impas penjualan jasa sewa kamar rawat inap diraih sebesar Rp 624.205.993,00, dan semua kamar rawat inap telah mencapai titik impas, sehingga pihak rumah sakit telah memperoleh laba dalam penjualan jasa sewa kamar rawat inap. Dilihat dari penjualan kamar rawat inap, yang menghasilkan laba paling besar adalah pada bangsal anak dan kebidanan, yaitu sebesar Rp 43.637.777,00

(54)

B. Kelemahan

Dari hasil analisis titik impas terhadap Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada terdapat kelemahan, yaitu rumah sakit ini belum melakukan analisis dengan tepat, karena alat pengambilan keputusan ini belum digunakan oleh rumah sakit.

(55)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan mengenai hasil penerapan analisis titik impas dalam penentuan penjualan jasa sewa kamar rawat inap pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil analisis titik impas terhadap penjualan jasa sewa kamar rawat inap pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada Sragen pada tahun 2007, maka dapat diketahui bahwa penjualan jasa sewa kamar rawat inap sudah mencapai titik impas, yaitu sebesar Rp 767.460.000,00 dan titik impas dicapai saat penjualan sebesar Rp 624.205.993,00 (lihat halaman 43), dengan perincian tiap kamar yang terjual adalah sebagai berikut: a. Kelas VIP kelas perawatan anak dan kebidanan 384 kamar

b. Kelas I kelas perawatan anak dan kebidanan sejumlah 1848 kamar c. Kelas II kelas perawatan anak dan kebidanan sejumlah 1565 kamar d. Kelas III kelas perawatan anak dan kebidanan sejumlah 4212 kamar e. Kelas VIP kelas perawatan perinatologi sejumlah 181 kamar f. Kelas I kelas perawatan perinatologi sejumlah 502 kamar g. Kelas II kelas perawatan perinatologi sejumlah 795 kamar h. Kelas III kelas perawatan perinatologi sejumlah 1427 kamar

(56)

2. Pada penentuan laba yang direncanakan sebesar 10% dari penjualan, maka perusahaan harus mampu melakukan penjualan sebesar Rp 757.015.779,00 (lihat halaman 49), sedangkan pada tahun 2007 penjualan rumah sakit sebesar Rp 767.460.000,00, atau 1,4%.

B. Rekomendasi

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan jumlah penjualan dapat dilakukan untuk menaikkan tingkat laba yang diharapkan, yaitu jika rumah sakit menginginkan laba yang lebih besar, maka volume penjualan harus ditambah atau dengan menaikkan tarif.

2. Diasumsikan bauran penjualan sama dengan tahun 2007, Untuk kelas perawatan anak dan kebidanan, kelas VIP tarif dinaikkan menjadi Rp 137.500,00 dan kelas I dinaikkan Rp 88.000,00. sedangkan untuk kelas perawatan perinatologi, kelas VIP dinaikkan menjadi Rp 110.000,00 dan kelas I dinaikkan menjadi Rp 77.000,00. apabila tarif kelas VIP dan kelas I dinaikkan 10% akan berakibat turunnya rasio margin kontribusi dari 57% menjadi 54%, sehingga penghasilan yang tersedia untuk menutup kos tetap menjadi lebih besar. Apabila tarif kelas II dan kelas III dinaikkan 10% akan berakibat turunnya rasio margin kontribusi dari 57% menjadi 53%. Perhitungan rasio margin kontribusi sebagai berikut

(57)

Table 4.1

Kenaikan Tarif Kamar Kelas VIP dan Kelas I Sebesar 10% Kelas Perawatan Hari

Hunian Tarif Total Penjualan

Anak dan Kebidanan VIP 468 Rp 137.500,00 Rp 64.350.000,00 I 2254 Rp 88.000,00 Rp 198.352.000,00 II 1908 Rp 60.000,00 Rp 114.480.000,00 III 5136 Rp 45.000,00 Rp 231.120.000,00 Perinatologi VIP 221 Rp 110.000,00 Rp 24.310.000,00 I 612 Rp 77.000,00 Rp 47.124.000,00 II 970 Rp 50.000,00 Rp 48.500.000,00 III 1740 Rp 40.000,00 Rp 69.900.000,00 Jumlah Rp 797.836.000,00

Sumber: data primer diolah

Margin Kontribusi = Rp 434.653.413,00 Rasio margin kontribusi =

00 , 000 . 836 . 797 00 , 413 . 653 . 434 Rp Rp = 0,54 Table 4.2

Kenaikan Tarif Kamar Kelas II dan Kelas III Sebesar 10% Kelas Perawatan Hari

Hunian Tarif Total Penjualan

Anak dan Kebidanan VIP 468 Rp 125.000,00 Rp 58.500.000,00 I 2254 Rp 80.000,00 Rp 180.320.000,00 II 1908 Rp 66.000,00 Rp 125.928.000,00 III 5136 Rp 49.500,00 Rp 254.232.000,00 Perinatologi VIP 221 Rp 100.000,00 Rp 22.100.000,00

(58)

I 612 Rp 70.000,00 Rp 42.840.000,00 II 970 Rp 55.000,00 Rp 53.350.000,00 III 1740 Rp 44.000,00 Rp 76.560.000,00

Jumlah Rp 813.830.000,00

Sumber: data primer diolah

Margin Kontribusi = Rp 434.653.413,00 Raio Margin Kontribusi =

00 , 000 . 830 . 813 00 , 413 . 653 . 434 Rp Rp = 0,53

Dari perhitungan di atas, dilihat dari aspek sosial, pihak rumah sakit sebaiknya menaikkan tarif kelas VIP dan kelas I sebesar 10%, karena dengan menekan rasio margin kontribusi serendah mungkin, maka laba yang diperoleh akan semakin besar.

3. Untuk mencapai laba maksimal, selain dengan meningkatkan jumlah produk yang terjual, rumah sakit dapat menekan jumlah kos tetap maupun kos variabel, sehingga titik impas dapat dicapai pada volume penjualan yang relatif rendah.

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan. 1993. Anggaran Perusahaan 2. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE

Garison, Ray, Eric W. Noreen, Peter C. Brewer. 2006. Akuntansi Manajerial. Edisi Sebelas. Jakarta: Salemba Empat

Hansen, Don R, Maryanne M. mowen. 1997. Akuntansi Manajemen Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Munawir, Slamet. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty

Soewardjono. 2003. Akuntansi Pengantar. Yogyakarta: BPFE

Trisnantoro, Laksono. 2006. Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi dalam Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Referensi

Dokumen terkait

Computer failure can be differentiated as input failure (keyboard and mouse), output failure (monitor) and process failure (hardware failure and operating system

bahwa dengan adanya perubahan kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah, serta penggunaan kendaraan dinas di Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah dan Instansi Vertikal yang

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa disiplin belajar siswa berada pada kategori tinggi, oleh karena itu, para siswa disarankan untuk mempertahankan dan

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh dukungan manajemen puncak, manajemen proyek yang efektif, business process

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa prosedur pembayaran pajak kendaraan bermotor melalui Samsat J’bret pada kantor Cabang Pelayanan Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah

Metode pembelajaran daring akan menjadi lebih efisien ketika dicampur dengan pembelajaran tradisional (Hameed, Badii, & Cullen, 2008), Permasalahan penelitian

Simpulan dan Saran : Ada pengaruh pendidikan melalui peer education terhadap kesiapan menghadapi menarche pada siswi kelas VII dan VIII di MTS Assalaam Temanggung.. Diharapkan

Pemidanaan merupakan hal yang penting dalam penjatuhan sanksi terhadap pelaku kejahatan khususnya kejahatan kekerasan dan kesusilaan kepada anak dan