• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kerjasama Mahasiswa Melalui Metode Penugasan Kelompok pada Mata Kuliah English for Physics I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Kerjasama Mahasiswa Melalui Metode Penugasan Kelompok pada Mata Kuliah English for Physics I"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan Kerjasama Mahasiswa Melalui Metode Penugasan

Kelompok pada Mata Kuliah English for Physics I

Fajar Fitri

1

, Widodo

2

Prodi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan

fajar.fitri@pfis.uad.ac.id

Abstrak – Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan kerjasama mahasiswa melalui metode pembelajaran

penugasan kelompok pada mata kuliah English for Physics I mahasiswa program studi Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan semester I. Metode penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan Model Kemmis dan Mc Taggart. Pada Model PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, suatu siklus terdiri atas empat komponen. Keempat komponen tersebut, meliputi: 1. perencanaan, 2. aksi/tindakan, 3. observasi, dan 4. refleksi. Sesudah suatu siklus selesai diimplementasikan, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Subjek penelitian adalah mahasiswa semester 1 kelas PGMIPAU prodi Pendidikan Fisika tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 18 mahasiswa. Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok dan observer mengobservasi tingkat kerjasama mahasiswa. Setelah selesai pembelajaran, dilakukan refleksi untuk mengevaluasi pembelajaran dan menyusun perencanaan pembelajaran berikutnya. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tingkat kerjasama mahasiswa meningkat secara signifikan setelah melakukan pembelajaran melalui metode penugasan kelompok pada mata kuliah English for Physics I.

Kata kunci: kerjasama, metode penugasan kelompok

Abstract – The aims from this research is to increase cooperation of the college students through group assignment

method on course English for Physics I college students at study program Physics Education of Ahmad Dahlan University Semester I. The research method is Classroom Action Research with Kemmis and Mc Taggart’s Model. In Classroom Action Research’s Model that developed by Kemmis and Mc Taggart, a cycle consists of four components. They are: 1. Planning, 2. Action, 3. Observation, and 4. Reflection. After one cycle has finished, then followed by a different cycle replanning. The research subject is college students semester I class of (PGMIPAU) study program Physics Education in school year 2014/2015 amounting to 18 students. The research design are planning, doing and observing, then reflecting the learning. When the learning is occured, students are devided in to the groups and the observer are observing the cooperation of the college students. After learning finished, then do reflection to evaluated the learning and plan the next teaching. Based on the result of research, can concluded that the cooperation of the college students increased significantly after doing the learning through group assignment method on course English for Physics I.

Keywords: cooperation, group assignment method

I. PENDAHULUAN

English for Physics I adalah matakuliah yang wajib

ditempuh di prodi Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan kelas Pendidikan Guru MIPA Unggulan (PGMIPAU). Salah satu indikator keberhasilan matakuliah ini adalah mahasiswa mampu menerjemahkan artikel fisika bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia dan mahasiswa mampu memahami isi artikel fisika dengan baik. Kemampuan dasar bahasa Inggris mahasiswa prodi pendidikan fisika terutama kelas PGMIPAU sangat bervareatif. Ada yang tergolong sudah baik, tetapi banyak yang masih memiliki kemampuan bahasa Inggris yang rendah.

Perlu ada usaha dari dosen untuk lebih meningkatkan keaktifan mahasiswa prodi pendidikan Fisika agar memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan[1]. Dari sisi kemampuan

membaca artikel fisika, menerjemahkan, menentukan inti/pokok masalah dari sebuah artikel fisika, menjawab berbagai pertanyaan, sampai menjelaskan kembali isi artikel fisika. Salah satu metode yang dianggap mampu untuk meningkatkan beragam kemampuan mahasiswa di atas adalah dengan penugasan kelompok. Dengan diberikan tugas secara berkelompok, mahasiswa akan bekerjasama untuk memecahkan suatu masalah.

Metode pembelajaran pemberian tugas kelompok adalah cara penyajian materi melalui penugasan mahasiswa untuk melakukan suatu pekerjaan[2]. Sedangkan makna kerjasama adalah bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama[3]. Mengacu pada pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa suatu kerjasama adalah kumpulan/kelompok yang terdiri dari beberapa orang anggota yang saling membantu dan saling tergantung satu sama lain dalam melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan bersama.

(2)

Individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut mempunyai tanggungjawab yang sama, sehingga tujuan yang diinginkan akan bisa dicapai oleh mereka, apabila mereka saling kerjasama. Dengan demikian melalui tugas kelompok, tugas yang terasa berat akan semakin ringan karena dikerjakan secara bersama-sama. Mahasiswa bisa saling belajar dan bertanya antara teman yang satu dengan yang lain. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti berusaha meneliti tentang Peningkatan kerjasama mahasiswa melalui penugasan kelompok pada matakuliah English for Physics I.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan empat siklus[4]. Subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika semester satu kelas PGMIPAU yang sedang menempuh mata kuliah English for Physics I pada tahun akademik 2014/2015. Subjek penelitian ini berjumlah 18 orang mahasiswa.

Prosedur penelitian terdiri atas tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan (tindakan dan observasi), dan tahap refleksi. Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan pada penelitian ini terdiri atas empat siklus. 1. Siklus I

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini yang dilakukan peneliti adalah mempersiapkan perangkat pembelajaran, instrumen penelitian, dan langkah-langkah pembelajaran penugasan kelompok. Dosen terlebih dahulu menjelaskan kepada mahasiswa tentang rencana perkuliahan selama satu semester terutama mengenai persiapan mahasiswa dalam melakukan pembelajaran dengan metode penugasan kelompok.

b. Tahap pelaksanaan

Pada awal pertemuan dosen menjelaskan metode pembelajaran penugasan kelompok dan langkah-langkah yang akan dilakukan mahasiswa

selama pembelajaran. Pada pertemuan

selanjutnya, dosen membentuk kelompok

mahasiswa dimana setiap kelompok

beranggotakan dua orang (in pairs). Setiap kelompok diberi tugas untuk mendiskusikan

worksheet yang telah dibagikan, menerjemahkan

artikel, dan menjawab beberapa pertanyaan. Setelah selesai berdiskusi, beberapa orang mahasiswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas sedangkan teman yang lain memberikan tanggapan dan dosen bertugas sebagai moderator. Setelah berbagai tahapan pembelajaran tadi selesai, dosen dan mahasiswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari selama perkuliahan. Selama kegiatan perkuliahan, dilakukan observasi untuk mengamati proses pembelajaran dan menilai tingkat kerjasama

mahasiswa dan kemampuan presentasi

mahasiswa. c. Tahap refleksi

Setelah selesai siklus I, diadakan refleksi terhadap proses pembelajaran. Hasil refleksi pada siklus I kemudian dimanfaatkan dalam penyusunan rencana tindakan pada siklus kedua. 2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran, instrumen

penelitian, dan langkah-langkah

pembelajaran dengan mempertimbangkan hasil dari refleksi pada siklus I.

b. Tahap pelaksanaan

Seperti pada siklus pertama, pada tahap pelaksanaan siklus kedua mahasiswa mendiskusikan worksheet yang telah dibagikan dosen. Setelah selesai berdiskusi beberapa mahasiswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan dan mahasiswa lain menanggapinya. Observasi dilakukan selama proses perkuliahan untuk mengamati jalannya perkuliahan dan tingkat kerjasama mahasiswa.

c. Tahap refleksi

Refleksi dilakukan untuk melihat hasil perkembangan tingkat kerjasama mahasiswa, dibandingkan dengan hasil pada siklus I, dan digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya.

Siklus III dan IV dilakukan sama seperti dengan siklus I dan II dengan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada pembelajaran siklus sebelumnya. Perangkat pembelajaran dibuat terlebih dahulu sebelum pembelajaran dilakukan yang berupa Lesson Plan yang berisi identitas mata kuliah, tujuan mata kuliah, deskripsi mata kuliah, metode penilaian, buku acuan, dan jabaran topik pada setiap pertemuan, kompetensi dasar, materi pokok, sub materi pokok, dan langkah-langkah pembelajaran secara umum.

Instrumen penelitian terdiri atas lembar observasi kegiatan pembelajaran dan lembar penilaian kerjasama mahasiswa.

1. Lembar observasi kegiatan pembelajaran Lembar observasi kegiatan ini berupa catatan-catatan penting selama perkuliahan berlangsung seperti keterlaksanaan Lesson Plan. Adapun hasil dari lembar observasi ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk melakukan refleksi.

2. Lembar penilaian kerjasama mahasiswa

Lembar penilaian kerjasama mahasiswa ini digunakan untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam kerjasama kelompok.

Setiap selesai suatu siklus, maka data hasil observasi dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif, data tentang kerjasama mahasiswa dihitung tingkat Persentase Keberhasilannya (PK). Perhitungan PK berdasarkan rumus di bawah ini:

(3)

PK = x 100% (1) Kriteria kerjasama mahasiswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Kriteria Kerjasama Mahasiswa

No. PK Kriteria

1. ≤ 40 Sangat Kurang

2. 40< PK ≤ 65 Kurang

3. 65< PK ≤ 80 Baik

4. > 80% Sangat Baik

Analisis kualitatif dilakukan untuk memperoleh refleksi pembelajaran secara umum apakah sesuai dengan Lesson

Plan ataukah tidak, dan kendala-kendala yang dihadapi

selama proses pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas dikatakan sudah berhasil apabila kriteria kerjasama mahasiswa Sangat Baik sekurang-kurangnya pada dua siklus.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Hasil Siklus I

Pembelajaran dikatakan efektif apabila setelah selesai pembelajaran, mahasiswa mampu melakukan kerjasama dalam hal:

a. Menerjemahkan artikel ke dalam bahasa Indonesia di dalam Worksheet.

b. Melakukan percobaan dengan tepat sesuai apa yang ada di dalam Worksheet.

c. Menjawab pertanyaan dalam worksheet dengan tepat.

d. Melakukan presentasi di depan kelas. e. Membuat pertanyaan di dalam diskusi. f. Menanggapi pertanyaan teman dengan tepat. Pembelajaran dikatakan efisien apabila waktu yang hanya dua jam pelajaran bisa membuat mahasiswa tuntas dalam melakukan serangkaian proses pembelajaran dari menerjemahkan artikel, melakukan percobaan, menjawab pertanyaan, hingga berdiskusi secara terbuka dengan teman sekelas.

Pada siklus I ini, pembelajaran belum efektif dan efisien. Dalam melakukan serangkaian proses pembelajaran, mahasiswa belum semuanya bekerjasama, sehingga beberapa mahasiswa belum bisa menerjemahkan dan menjawab pertanyaan dengan tepat dan pada saat presentasi pun hanya didominasi oleh sekitar tiga mahasiswa. Waktu pengerjaan tugas terlalu lama, sehingga presentasi terkesan terburu-buru karena waktu yang tersisa tinggal sedikit. Hal ini bisa terjadi karena artikel terlalu panjang sehingga waktu untuk menerjemahkan dan mengerjakan pertanyaan sangat lama.

Perhatian dosen belum tertuju ke seluruh mahasiswa sehingga ada beberapa mahasiswa bagian pojok belakang yang pasif/tidak aktif berdiskusi dengan temannya. Menurut hasil observasi, disampaikan pula bahwa kepasifan mahasiswa disebabkan karena beberapa mahasiswa tidak membawa kamus dari rumah. Setting tempat juga belum bagus, bagian kiri terlalu mepet sehingga menyulitkan observer untuk mengamati mahasiswa dan kurang nyaman bagi mahasiswa untuk berdiskusi kelompok.

Kerjasama mahasiswa belum sepenuhnya bagus. Ada tiga mahasiswa yang justru berdiskusi dengan teman dari kelompok lain. Beberapa kelompok masih pasif/tidak ada aktifitas berdiskusi. Ketika presentasi ke depan, masih sedikit yang memberikan tanggapan. Kalaupun ada yang memberi tanggapan hanya mahasiswa itu-itu saja (ada yang mendominasi di dalam pembelajaran).

Berdasarkan hasil observasi tersebut diberikan beberapa perbaikan untuk siklus II yakni:

a. Pada worksheet, panjang artikel dikurangi dan mahasiswa tidak perlu menerjemahkan tetapi langsung mengerjakan pertanyaan-pertanyaan.

b. Waktu untuk berdiskusi diperpendek sehingga waktu untuk presentasi menjadi semakin lama.

c. Dosen memberikan perhatian kepada seluruh mahasiswa terutama mahasiswa yang masih pasif dengan cara memberi motivasi atau penghargaan agar bisa lebih aktif.

d. Kelompok diskusi dipilihkan dosen berdasarkan kriteria-kriteria tertentu misal sesuai gender dan sesuai kepintaran mahasiswa.

e. Setting tempat diperbaiki agar diskusi berjalan lancar dan observer nyaman di dalam mengamati mahasiswa.

Berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran pada siklus I, didapatkan Persentase Keberhasilan (PK) tingkat kerjasama mahasiswa sebesar 23,6%. Berdasarkan hasil tersebut, maka tingkat kerjasama mahasiswa masih dalam kriteria “Sangat kurang” dan perlu ditingkatkan lagi pada siklus II.

2. Hasil Siklus II

Proses pembelajaran mengalami peningkatan seperti waktu sudah sesuai dengan yang direncanakan. Diskusi mahasiswa juga sudah mulai bagus. Mahasiswa lebih aktif untuk mempresentasikan hasil diskusi dan aktif di dalam menanggapi. Namun ada beberapa

mahasiswa yang masih mendominasi

pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II

dirumuskan perbaikan-perbaikan agar

pembelajaran selanjutnya lebih maksimal, diantaranya:

(4)

a. Worksheet lebih baik diberikan di akhir perkuliahan sehingga mahasiswa bisa

mempelajarinya di rumah dan

mengerjakan diskusi kelompok di luar jam pelajaran. Saat perkuliahan berikutnya tinggal mempresentasikan hasil diskusi.

b. Materi antar kelompok satu dengan yang lain dibuat berbeda sehingga pengalaman mahasiswa lebih banyak.

c. Satu kelompok lebih baik terdiri dari empat sampai lima orang mahasiswa agar diskusi lebih hidup.

Pada siklus II ini, Persentase Keberhasilan (PK) kerjasama mahasiswa yang didapatkan dari hasil observasi adalah sebesar 41,7%. Hasil tersebut dapat artikan bahwa kerjasama mahasiswa mencapai kriteria “Kurang”. Dengan demikian kerja sama mahasiswa masih perlu ditingkatkan lagi di siklus III.

3. Hasil Siklus III

Setelah dilakukan perbaikan-perbaikan, maka hasil observasi siklus III menunjukkan bahwa mahasiswa belum terlalu siap untuk mengerjakan tugas skelompok di luar jam pelajaran, terbukti ketika presentasi di depan kelas percobaan yang mereka lakukan gagal. Dominasi satu atau dua mahasiswa masih terjadi pada kelompok I sedang pada kelompok III pembagian tugas antar anggota sudah terjadi sehingga kerjasama kelompok III paling bagus diantara kelompok yang lain.

Masih banyak mahasiswa yang belum berani menanggapi temannya ketika presentasi ke depan. Kelompok III paling bagus karena pertanyaan dibuat bersama dan dicatat, kemudian yang menyampaikan ditunjuk satu persatu oleh ketua kelompok.

Berdasarkan hasil observasi maka dilakukan perbaikan untuk siklus berikutnya yakni:

a. Dosen harus menjelaskan secara detail tugas yang dikerjakan berkelompok di luar jam pelajaran.

b. Dosen meminta mahasiswa untuk mempelajari juga artikel kelompok lain sehingga bisa menanggapi ketika kelompok lain presentasi di depan. c. Harus ada pembagian tugas diantara

anggota kelompok sehingga tidak ada lagi salah satu mahasiswa yang mendominasi. Pada siklus III, Persentase Keberhasilan (PK) kerjasama mahasiswa adalah sebesar 77,8%. Dengan demikian, tingkat kerjasama mahasiswa tergolong “Baik”. Siklus perlu dilanjutkan untuk meningkatkan kerjasama mahasiswa pada kategori sangat baik.

4. Hasil Siklus IV

Berdasarkan perbaikan-perbaikan dari siklus sebelumnya, maka hasil observasi siklus IV menunjukkan adanya peningkatan

yang sibnifikan pada proses pembelajaran maupun tingkat kerjasama mahasiswa. Pengelolaan kelas yang sudah baik, menejemen waktu, motivasi yang diberikan oleh dosen menjadikan mahasiswa sangat semangat dan antusias mengikuti perkuliahan. Mahasiswa hampir semuanya aktif berdiskusi, presentasi, dan melakukan tugas kelompok. Tidak ada lagi mahasiswa yang mendominasi. Pembagian tugas masing-masing anggota kelompok pun juga sudah jelas. Ada satu hal yang masih belum terbentuk dalam diri para mahasiswa dan menjadi catatan bagi dosen adalah pemberian apresiasi untuk teman misalnya mengucapkan “terimakasih atas pertanyaan yang sudah disampaikan”, “itu adalah pendapat yang baik”, dan sebagainya.

Persentase Keberhasilan (PK) kerjasama mahasiswa pada siklus IV ini adalah 88,9%.

Dengan demikian tingkat kerjasama

mahasiswa masuk dalam kriteria “Sangat Baik”. Hasil ini sekaligus telah membuktikan bahwa dengan penerapan metode penugasan kelompok yang mengalami revisi dari akhir siklus ke siklus berikutnya dapat meningkatkan kerjasama mahasiswa secara signifikan.

Hasil observasi tiap siklus dapat dituliskan pada tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Observasi Mahasiswa N o . Aspek yang diobservasi Sikl us I Sikl us II Sikl us III Sikl us IV 1 Kemampuan menerjemahkan 4 6 14 16 2 Kemampuan berdiskusi kelompok 6 10 16 16 3 Kemampuan menjawab pertanyaan 6 6 14 18 4 Kemampuan bertanya 2 8 12 16 5 Kemampuan mempresentasikan 4 6 16 16 6 Kemampuan menanggapi 4 8 14 15 7 Kemampuan menjelaskan kepada teman 6 10 14 15 8 Kemampuan untuk membagi tugas dalam kelompok 2 6 12 16

Data tersebut dapat digambarkan pada grafik di bawah ini:

(5)

Grafik 1. Hasil Observasi Mahasiswa tiap Siklus

Pada siklus I, proses pembelajaran dapat dikatakan belum bagus. Mahasiswa banyak yang belum siap dengan metode pembelajaran yang dilakukan. Kebanyakan mahasiswa belum mempersiapkan perkuliahan sejak dari rumah misal kesiapan materi maupun kamus. Mahasiswa juga belum terbiasa melakukan pembelajaran dengan metode penugasan kelompok sehingga masih banyak mahasiswa yang berdiskusi dengan teman dari kelompok lain atau malah mengerjakan tugas secara individu/tidak dengan teman sekelompoknya. Pengalokasian waktu juga belum maksimal. Waktu untuk diskusi lebih banyak sehingga waktu untuk presentasi sangat terbatas.

Pada siklus II, mahasiswa sudah lebih bisa beradaptasi dengan metode pembelajaran. Namun ada mahasiswa yang terlalu semangat dan cukup percaya diri sehingga mereka malah mendominasi di dalam kerja kelompok. Sedangkan mahasiswa yang tidak terlalu semangat mengikuti perkuliahan, terkesan pasif. Pasifnya mahasiswa ini juga dipengaruhi karena kemampuan bahasa Inggris yang masih lemah sehingga mereka belum percaya diri untuk aktif.

Pada siklus III, mahasiswa masih perlu adaptasi lagi dengan metode pembelajaran yang digunakan. Pada siklus III ini tugas kelompok tidak lagi didiskusikan di kelas tapi di luar jam pelajaran sehingga butuh penyesuaian oleh mahasiswa. Berdasarkan presentasi di depan kelas dapat dilihat bahwa kebanyakan mahasiswa belum siap. Hal ini bisa diakibatkan karena mereka belum benar-benar berdiskusi di luar jam pelajaran dan mempraktekkan tentang apa yang ada di dalam worksheet.

Mahasiswa juga tidak mempelajarai materi kelompok lain, sehingga ketika kelompok lain mempresentasikan ke depan yang lain cenderung tidak bisa menanggapi.

Pada siklus IV, tujuan dari penelitian ini telah tercapai yakni kerjasama mahasiswa naik secara signifikan. Ini terbukti ketika berdiskusi, mendemokan hasil diskusi, mempresentasikan, dan menanggapi para mahasiswa sangat semangat dan antuasias. Hal ini terjadi karena sebelumnya mahasiswa sudah diberi penjelasan secara detail oleh dosen apa-apa saja yang harus mereka lakukan, dari mencoba eksperimen hingga ikut mencoba materi kelompok lain. Mahasiswa juga sudah mulai terbiasa melakukan pembelajaran dengan metode penugasan kelompok ini.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa setelah menggunakan metode penugasan kelompok pada mata kuliah English for Physics I maka kerjasama mahasiswa meningkat secara signifikan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis sampaikan kepada Direktorat Jendral DIKTI yang telah memberikan hibah Lesson

Study sehingga terlaksana Lesson Study di prodi

Pendidikan Fisika UAD dan tertulis artikel ini.

Terima kasih kepada kaprodi pendidikan Fisika UAD Dian Artha K, M.Pd.Si. yang telah memberikan berbagai fasilitas untuk terlaksananya penelitian ini.

Terima kasih kepada Bapak Eko Nursulistyo, M.Pd., Dr. Dwi Sulisworo, Rachmad Resmiyanto, M.Sc., dan Okimustava, M.Pd. yang telah menjadi observer dalam penelitian ini.

PUSTAKA

[1] Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

[2] Sutisna, Macam-macam Metode Pembelajaran, 2014 Website: http://www.academia.edu/6503141/MACAM-MACAM_METODE_PEMBELAJARAN

.

Diakses tanggal12 Desember 2014.

[3] Johnson, D.W dan Johnson, R.T., Circles of Learning, Edina: Interaction Book Company, 1993.

[4] Arikunto, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi, Penelitian

Gambar

Tabel 2. Hasil Observasi Mahasiswa  N o .  Aspek yang diobservasi  Sikl us I  Siklus II  Siklus III  Siklus IV  1  Kemampuan  menerjemahkan  4  6  14  16  2  Kemampuan  berdiskusi  kelompok  6  10  16  16  3  Kemampuan  menjawab  pertanyaan  6  6  14  18
Grafik 1. Hasil Observasi Mahasiswa tiap Siklus  Pada  siklus  I,  proses  pembelajaran  dapat  dikatakan  belum  bagus

Referensi

Dokumen terkait

Sebagian besar negara berkembang, kepadatan penduduknya cukup tinggi. Umumnya kepadatan penduduk ini terjadi di pusat-pusat pertanian atau daerah perkotaan. Kepadatan ini akan

H2a: Under the condition of consum - ers having knowledge of the mis- leading information, consumers who are exposed to misleading brand placement of brands with high brand

Perawatan tanaman dan ternak memiliki tingkat partisipasi yang tinggi karena mayoritas dari ibu rumah tangga yang kami wawancarai berpartisipasi aktif dalam

rumah, teknologi RISHA sangat sederhana sehingga mudah dilakukan. oleh masyarakat secara swadaya, tentunya dengan cara

peneliti mengetahui secara jelas bagaimnana mengukur variabel yang diminati, dalam penelitian ini angket digunakan untuk menggali data atau mengukur bagaimana

Dari permasalahan di atas, mengingat sangat pentingnya peranan jarak tanam dan pemupukan unsur hara N dan S sebagai unsur hara yang dapat meningkatkan mutu dan kualitas

melakukan dan mencatat transaksi rutin harian yang diperlukan untuk melakukan bisnis; sistem ini.. melayani level

Untuk mengetahui bagaimana cara memperbaiki kinerja kedua simpang akibat pembangunan Tunjungan Plaza 6 yang ada berdasarkan MKJI 1997 sampai dengan 5 tahun ke depan pada