• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Glukosa Penta Asetat a-9

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Glukosa Penta Asetat a-9"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN GLUKOSA PENTA-ASETAT

LAPORAN GLUKOSA PENTA-ASETAT

OLEH: OLEH: A - 9 A - 9

AA

AA. SG. SG. Ar. Ari Ki Karartitika Ska Sararii (1(1070700007171)) A

Arrdadanniies es MMaarrggaarreeththa C a C (1(1007700008822))

Laboraturium Kimia Organik 

Laboraturium Kimia Organik 

Fakultas Farmasi Universitas Surabaya

Fakultas Farmasi Universitas Surabaya

2011

2011

(2)

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Glukosa

Glukosa

Adalah suatu

Adalah suatu gulagula monosakaridamonosakarida yanyang g mermerupakupakan an salsalah ah satsatuu karbohidratkarbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber energi bagi

terpenting yang digunakan sebagai sumber energi bagi hewanhewan dandan tumbuhantumbuhan. Glukosa. Glukosa merupakan salah satu hasil utama dari proses

merupakan salah satu hasil utama dari proses fotosintesisfotosintesis dan dan bagbagian ian awaawal bl bagiagi respirasi

respirasi. Bentuk alami (. Bentuk alami ( D D-glukosa-glukosa) disebut juga) disebut juga dekstrosadekstrosa terutama pada industriterutama pada industri  pangan.

 pangan.

Gambaran

Gambaran proyeksi Haworth proyeksi Haworthstruktur glukosa (α-D-glukopiranosa)struktur glukosa (α-D-glukopiranosa) Glu

Glukoskosa a ((CC66HH1212OO66,,   bera  berat t molekmolekulul 180180,18) ,18) adaadalahlah heksosaheksosa  —mon  —monosakarosakarida ida yangyang

mengan

mengandung dung enamenam atomatom karbon. Glukosa merupkarbon. Glukosa merupakanakan aldehidaaldehida (menga(mengandung ndung gugusgugus -CHO). Lima karbon dan satu

-CHO). Lima karbon dan satu oksigennyaoksigennya membentuk cincin yang disebut "cincinmembentuk cincin yang disebut "cincin  piranosa", bentuk paling stabil untuk 

 piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosaaldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping

karbon terikat pada gugus samping hidroksilhidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanyadan hidrogen kecuali atom kelimanya yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin yang membentuk suatu gugus yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin yang membentuk suatu gugus CH

CH22OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebihOH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih

reaktif

reaktif yang proporyang proporsinya 0.0026% sinya 0.0026% padapada pH pH7.7. Glu

Glukoskosa a mermerupakupakan an sumsumber ber tentenaga aga yanyang g terterdapadapat t di di manmana-ma-mana ana daldalamam  biologi

 biologi. Kita dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain. Kita dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti

seperti fruktosafruktosa begitu banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk daribegitu banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehidaformaldehida  pada keadaan

(3)

Hal yang lebih penting bagi organisme tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya yang tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino dalam suatu  protein. Reaksi ini (glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam posisi isomer siklik yang kurang reaktif. Meski begitu komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal (peripheral neuropathy) kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein.

 Bentuk rantai D-Glukosa.

Dalam respirasi, melalui serangkaian reaksi terkatalisis enzim glukosa teroksidasi hingga akhirnya membentuk  karbon dioksida dan air  sehingga dapat menghasilkan energi terutama dalam bentuk  ATP. Sebelum digunakan, glukosa dipecah dari polisakarida. Glukosa dan fruktosa diikat secara kimiawi menjadi

sukrosa. Pati, selulosa, dan glikogen merupakan  polimer  glukosa umum

( polisakarida). Dekstrosa terbentuk akibat larutan  D-glukosa berotasi terpolarisasi  bidang cahaya ke kanan.

Reaksi menjadi ester :

Dengan Monosakarida dan asam anhidrida yang berlebih dan basa lemah ( seperti   piridin atau sodium asetat ) mengubah semua gugus hidroksil, termasuk hidroksil anomerik menjadi gugus ester. Jika reaksi dilakukan pada suhu yang rendah (sebagai

(4)

contoh 0 °C), reaksi terjadi secara stereospesifik, anomer α menjadi α-asetat dan anomer β menjadi β- asetat. Ester asetat umumnya bereaksi pada gugus hidroksil dari karbohidrat.

Anhidrida Asetat

Anhidrida Asetat merupakan cairan yang tidak berwarna (colorless liquid ) dan merupakan asam yang sangat kuat, dengan rumus molekul (CH3CO)2O danbobot molekul (BM)= 102 kg/kgmol. Bahan baku asetat anhidrida yang digunakan yaitu asetat anhidrida dengan kemurniaan 95%.

Sifat-sifat Fisika Anhidrida asetat :

 Titik beku: -73,1 °C

- Titik didih: 139,9 °C - Spesifikasi grafity : 1,083 - Temperatur kritis : 569°K  - Tekanan Kritis: 46,8 atm

- Volume kritis: 0,290 cm3/gmol

- Titik nyala ( flash point ): 150

- Temperatur penyalaan ( Ignition temperature) : 752 - Densitas uap (udara = 1) : 3,52

- Konsentrasi maksimum yang diijinkan (ppm) : 5

- Panas laten penguapan pada titik didihnya: 41240 kJ/kgmol - Panas pembentukan pada 25°C, kkal/kgmol

- Fase gas : -137620 - Fase cair : -149160

(5)

Sifat –sifat Kimia Anhidrida asetat :

Asetat anhidrida bisa berasetilasi dengan berbagai macam campuran mulai dari kelompok selulosa sampai ammonia dengan memakai katalis asam atau basa. Pada  beberapa organic dipakai juga reaksi katalis, tetapi sukar menggeneralisasikan reaksi dari garam metalik dan ion. Pada umumnya reaksi katalisasi asam dengan asetat anhidrida lebih cepat dibandingkan dengan reaksi katalis dengan asam basa.Hidrolisis dari asetat anhidrida berjalan pada suhu yang sangat rendah dengan adanya katalis akan mencapai tingkat laju lebih baik.

Natrium asetat

 Natrium asetat bisa digunakan untuk memproduksi ester  dari reaksi dengan alkil halida, misalnya bromoetana.

H3C–COO – Na++ Br–CH2 –CH3 → H3C–COO–CH2 –CH3 + NaBr Natrium asetat

 Natrium asetat

Informasi umum :

 Nama sistematis : Natrium asetat, natrium etanoat

Rumus moleku l CH3COONa

Massa molar 82.03 g/mol (anhidrat) 136.08 g/mol (trihidrat) Penampilan serbuk putih deliquescent 

(6)

 Nomor CAS [127-09-3] (anhidrat) [6131-90-4] (trihidrat) Sifat-sifat : Densitas and fase 1.45 g/cm³, padat

Kelarutan: dalam air 76 g/100 ml (0 °C)

Titik lebur : Tidak ada . Terurai pada suhu 324o C

Titik didih: tidak ada

Kecuali dinyatakan sebaliknya, data diatas berlaku pada keadaan standar (at 25 °C, 100 kPa)

Etanol

Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol  saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak    berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan

sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif  dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua.

Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan

rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer  konstitusional dari dimetil eter . Etanol

sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil

(C2H5).

Fermentasi gula menjadi etanol merupakan salah satu reaksi organik paling awal yang  pernah dilakukan manusia. Efek dari konsumsi etanol yang memabukkan juga telah diketahui sejak dulu. Pada zaman modern, etanol yang ditujukan untuk kegunaan

industri dihasilkan dari produk sampingan pengilangan minyak bumi.[1]

Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa,  pewarna makanan, dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting

(7)

sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar.

Macam – macam Pemanis

Berdasarkan proses produksi dikenal suatu jenis pemanis yaitu sintetis dan natural. Pemanis sintetis dihasilkan melalui proses kimia. Contoh dari pemanis ini antara lain aspartam, sakarin dan siklamat. Pemanis natural dihasilkan dari proses ekstraksi atau isolasi dari tanaman dan buah atau melalui enzimatis, adapun contohnya adalah sukrosa, glukosa, fruktosa, sorbitol, mantitol, dan isomalt.

1. Pemanis Sintesis

a. Aspartam

 Aspartam ditemukan pada tahun 1965 secara kebetulan. Aspartam adalah senyawa metil ester dipeptida yaitu L-fenilalanin-metil ester yang mempunyai daya kemanisan kurang lebih dua ratus kali kemanisan sakarosa.Aspartam merupakan pemanis sintesis non-karbohidrat, aspartyl- phenylalanine-1-methyl ester , atau merupakan bentuk metil ester dari

dipeptida dua asam amino yaitu asam amino asam aspartat dan asam amino essensial fenilalanin.

Aspartam dijual dengan nama dagang komersial seperti Equal   Nutrasweet dan Canderel dan telah digunakan di hampir 6.000 produk 

makanan dan minuman di seluruh dunia. Terutama digunakan di minuman soda dan permen Belakangan aspartam mendapat penyelidikan lebih lanjut mengenai kemungkinan aspartam menyebabkan banyak efek negatif. Dan akhirnya, pangsa pasarnya mulai berkurang direbut oleh pemanis lain yaitu sukralosa.

b. Sakarin

Sakarin   berupa Ca- atau Na-sakarin merupakan pemanis buatan yang paling lama dikenal. Sakarin merupakan senyawa benzosulfimida

(8)

Sakarin merupakan pemanis rendah kalori yang sudah di kenal sejak lama. Sakarin tidak mengandung kalori.

c. Siklamat

Siklamat diperkenalkan ke dalam makanan dan minuman pada awal tahun 1950-an. Daya kemanisannya adalah 80 kali kemanisan sukrosa. Siklamat biasa dipakai dalam bentuk garam natrium dan asam siklamat.

d. Sukade

Sukade adalah manisan kulit jeruk sitrus, Citrus medica. Setelah dipetik dan dimasak dengan gula, sukade dikeringkan dan dipotong-potong kecil. Sukade biasanya berwarna kuning atau hijau tembus pandang, rasanya mirip jeruk tapi lebih pahit. Sukade digunakan dalam berbagai kue dan pastry, oliebollen, dan roti kismis (krentenbrood)

Pemanis Natural

a. Sukrosa

Sukrosa atau sakarosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Secara komersial gula pasir yang 99% terdiri atas sukrosa dibuat dari kedua macam bahan makanan tersebut melalui proses penyulingan dan kristalisasi. Gula merah yang banayk digunakan di Indonesia dibuat dari tebu, kelapa atau enau melalui proses penyulingan tidak sempurna. Sukrosa  juga terdapat di dalam buah, sayuran, dan madu.

b. Glukosa

Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas di alam dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup jagung, sari  pohon, dan bersamaan dengan fruktosa dalam madu. Glukosa memegang   peranan sangat penting dalam ilmu gizi. Glukosa merupakan hasil akhir   pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa pada hewan dan manusia.

(9)

Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang  beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi.

c. Fruktosa

 Fruktosa, dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula   paling manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan

glukosa, C6H12O6, namun strukturnya berbeda. Susunan atom dalam

fruktosda merangsang jonjot kecapan pada lidah sehingga menimbulkan rasa manis.

d. Galaktosa

Galaktosa, tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan fruktosa, akan tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan laktosa

e. Manosa

Manosa  jarang terdapat di dalam makanan. Di gurun pasir, seperti di Israel terdapat di dalam manna yang mereka olah untuk membuat roti.

f. Pentosa

 Pentosa, merupakan bagian sel-sel semua bahan makanan alami. Jumlahnya sangat kecil, sehingga tidak penting sebagai sumber energi. Ribosa merupakan salah satu unsur dari pentosa.

g. Maltosa

Maltosa (gula malt) tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk   pada setiap pemecahan pati, seperti yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan   bila benih atau bijian berkecambah dan di dalam usus manusia pada  pencernaan pati.

(10)

h. Laktosa

 Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa dan satu unit galaktosa. Kekurangan laktase ini menyebabkan ketidaktahanan terhadap laktosa. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap dan tetap tinggal dalam saluran pencernaan. Hal ini mempengaruhi  jenis mikroorgnaisme yang tumbuh, yang menyebabkan gejala kembung, kejang perut, dan diare. Ketidaktahanan terhadap laktosa lebih banyak  terjadi pada orang tua. Mlaktosa adalah gula yang rasanya paling tidak  manis (seperenam manis glukosa) dan lebih sukar larut daripada disakarida lain.

i. Sorbitol

Sorbitol , terdapat di dalam beberapa jenis buah dan secara komersial dibuat dari glukosa. Enzim aldosa reduktase dapat mengubah gugus

aldehida (CHO) dalam glukosa menjadi alkohol (CH2OH). Struktur 

kimianya dapat dilihat di bawah.

Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan makanan khusus pasien diabetes, seperti minuman ringan, selai dan kue-kue. Tingkat kemanisan sorbitol hanya 60% bila dibandingkan dengan sukrosa, diabsorpsi lebih lambat dan diubah di dalam hati menjadi glukosa. Pengaruhnya terhadap kadar gula darah lebih kecil daripada sukrosa. Konsumsi lebih dari lima  puluh gram sehari dapat menyebabkan diare pada pasien diabetes.

j. Manitol

Manitol  adalah alkohol yang dibuat dari monosakarida manosa dan galaktosa. Manitol terdapat di dalam nanas, asparagus, ubi jalar, dan wortel. Secara komersialo manitol diekstraksi dari sejenis rumput laut. Kedua jenis alkohol ini banyak digunakan dalam industri pangan.

(11)

Refluks

Reflux adalah proses perebusan reaktan sambil terus pendinginan uap mengembalikannya kembali ke labu sebagai cair. Hal ini digunakan untuk  memanaskan campuran untuk waktu yang lama dan pada suhu tertentu. Preparat refluks diletakkan dibawah kondensor adalah melekat pada labu mendidih, dan air    pendingin disirkulasikan untuk menyingkat uap keluar salah satu harus selalu menggunakan batu mendidih atau pengaduk magnetik untuk menjaga solusi mendidih dari "menabrak."

Jika tingkat pemanasan sudah benar disesuaikan, cairan yang sedang dipanaskan di bawah refluks akan melakukan perjalanan hanya sebagian tabung kondensor sebelum kondensasi. Bawah titik kondensasi, pelarut akan terlihat berjalan kembali ke termos, di atasnya, kondensor akan muncul kering. Batas antara dua zona akan secara jelas batas-batasnya, dan sebuah cincin refluks atau cincin dari cair akan muncul di sana. Dalam pemanasan dengan refluks, laju pemanasan harus disesuaikan sehingga cincin refluks tidak lebih tinggi dari sepertiga sampai setengah jarak ke atas

(12)

kondensor. Suhu reaksi dalam campuran refluks akan sekitar titik didih pelarut yang digunakan untuk reaksi.

Rekristalisasi

Rekristalisasi adalah pemurnian zat padat secara mengkristalkankembal dari airan pelarut atau campuran pelarut, melarutkan kristal dalam pelarut panas (atau campuran pelarut) kemudian mendinginkan larutan secara perlahan sampai terbenuk  kristal yang murni.

Tujuan rekristalisasi:

• Menghilangkan kotoran yang dihasilkan selama reaksi baik mekanis maupun

fisis.

• Mendapatkan kristal yang bagus.

Proses rekristalisasi terdiri dari:

1. melarutkan zat yang belum murni ke dalam pelarut yang cocok pada atau dekat titik didihnya.

2. menyaring larutan panas dari partikel-partikel atau kotoran-kotoran  bahan yang tidak larut.

3. pendiaman larutan panas menjadi dingin sehingga terbentuk kristal. 4. pemisahan kristal dari larutan induk.

5. pengeringan.

Metode Rekristalisasi:

 Rekristalisasi langsung dari pelarut ( tunggal atau campuran)

 Rekristalisasi dengan cara penguapan

 Rekristalisasi dengan cara presipitasi

(13)

ALAT DAN BAHAN

a. Alat yang digunakan :

 Erlemeyer 

 Labu alas bulat

 Pendingin balik   Beker glasTermometer Corong Buchner Labu hisapKaca arlojiLabu hisapPengaduk   Gelas ukur   Gabus  Statif   Tabung thiele  Batu didih  Magnetic bar   Hot plate  Pengaduk kaca

 b. Bahan yang digunakan :

 5 gram α-D-glucose

 25 ml Anhidrida Asetat Anhidrat

4 gram Na asetat anhidrat

 Etanol secukupnya

(14)

c. Cara Kerja :

1. Di dalam labu alas bulat 100 ml dimasukkan α-D-glucose

sebanyak 5 gram, Na asetat anhidrat 4 gram dan anhidrida asetat 25 ml sambil digoyang.

2. Pendingin balik dipasang dan labu dipanaskan dengan tangas

udara selama 30-40 menit sampai cairan menjadi jernih.

3. Caitan dalam labu dituang ke dalam beaker glass yang berisi

  pecahan es sambil diaduk sampai terbentuk kristal tak berwarna, dibiarkan selama 30 menit. Penuangan cairan melewati dinding beaker  glass.

4. Kristal disaring dengan corong buchner dan dicuci dengan air 

dingin.

5. Kristal direkristalisasi dengan pelarut etanol. Hasil berupa

senyawa glukosa penta asetat dikeringkan dalam oven, kemudian ditimbang

(15)

Mekanisme reaksi :

O

O H

H O

H O

H O

C H

2

O H

O

C

H

3

O N a

+ +

O

O

O

C

H

3

C

H

3

O

O C H3 O O C H3 O O C H3 O CH3 O CH3 O O O C H3

alp h a-D -g luko piran o s a N a-a seta t an hid rid a

(16)

Prosedur :

BS. Furniss, AJ Hannaford, PWG Smith, AR Tatchell. Vogel’s Textbook of Practical Organic Chemistry. Fifth ed. P. 645-646.

(17)
(18)
(19)

Skema kerja :

Dimasukkan α-D-glucose 5 g, Na asetat anhidrat 4 g, anhidrida asetat 25 mL ke dalam labu alas bulat sambil digoyang

Pendingin balik dipasang & labu dipanaskan dengan tangas udara selama 30-40 menit sampai cairan menjadi jernih

Cairan dalam labu dituang dalam beaker glass yang berisi pecahan es sambil diaduk  sampai terbentuk Kristal tak berwarna dibiarkan selama 30 menit. Penuangan

dilakukan melewati dinding beaker glass

Kristal disaring dengan corong Buchner dan dicuci dengan air dingin

Etanol 15 mL dipanaskan untuk proses rekristalisasi

Etanol panas dimasukkan ke dalam kristal kasar dan dipanaskan lagi sampai larut

Larutan didinginkan sampai terbentuk kristal

Disaring dengan corong Buchner 

(20)

2 5 m l A n h i d r i d a A s e t a t , , , , " " " + b a t u d i d i h , d i r e f l u k s w a t e r   b a t h d i t u a n g d a l a m b e a k e r b e r i s i a i r d i n g i n . p e n u l e w a t d i n d i n g b e a k e r d i d i n g i n s e l a m a 3 m e n i t d i s a r i n g ; ; ; ; " " " ; ; ; ; " " " ; ; ; ; " " " d i d i n g ( a d t e r b e ni n k a n t u k k r i s t a l d i k e r i n g k a n h a s i l d i t i m b a n g , , , , " " " 4 g Leburan Na Asetat d i c u c i d g a i r d i n g i n h a s i l p e n y a r i n g a n , , , , " " " 1 2 345 678 9 11 0 2 345 678 9 1 1 1 2 345 678 9 11 0 2 345 678 9 1 1 dipanaskan etanol panas 15 ml 5 g alpha D glucose s e l a m a 3 0 - 4 0 m e n i t a d l a r u t a n j e r n i h disaring

(21)

PEMBAHASAN

Ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam percobaan pembuatan glukosa  penta asetat, antara lain dalam proses kristalisasi, dan dalam proses refluks. Dalam  proses refluks selama 30-40 menit jangan sampai warna larutan cokelat karena dapat mengakibatkan kristal yang dihasilkan cokelat, dan sesekali harus di goyang agar  kristal yang terbentuk sempurna dalam proses kristalisasi kita menggunakan etanol   panas yang dipanaskan diatas hot plate yang ditutupi oleh corong glass yang

lubangnya ditutup oleh kapas, agar etanol yang dipanaskan tidak menguap dalam   pemanasan. Sebelum dilakukan pemanasan etanol, kristal harus sudah siap agar 

etanol yang dipanaskan tepat pada suhu yang diharapkan (etanol panas) dan segera mungkin dicampur antara etanol dengan kristal pada hot plate yang di bantu dengan magnetic bar agar tercampur sempurna dan harus ditutupi corong glass yang tertutup oleh kapas agar etanol tidak menguap karena kalau menguap akan mengurangi hasil kristal yang didapat. Setelah melarut sempurna segera disaring untuk membebaskan kristal dari kotoran. Ice bath yang digunakan untuk membantu terbentuknya kristal yang sempurna. Manitol heksa asetat tidak perlu dikeringkan di oven, karena dia akan kering pada suhu kamar.

Dalam rekristalisasi ini, digunakan satu pelarut tunggal yaitu etanol saja. Penggunaan satu pelarut ini cukup memenuhi syarat sebagai pelarut rekristalisasi.

Penentuan titik leleh, menggunakan tabung thiele yang diisi dengan parafin yang dihubungkan dengan termometer. Pemasangan termometer disejajarkan dengan  pipa kapiler. Hal ini memudahkan pembacaan skala pada termometer.

Pada pembentukan ester. Gugus hidroksil dari monosakarisda dapat mengalami reaksi seperti alkohol. Misalnya, monosakarida dapat membentuk ester  dengan asam organik dan anorganik. Apabila β-D glukosa ditambah dengan asetat anhidrate, suatu pereaksi yang digunakan untuk membentuk ester asetat, terbentuk  suatu penta-asetat.

(22)

Ester anorganik yang paling penting dari gula adalah ester fosfat, yang merupakan hasil antara kunci dalam metabolisme karbohidrat. Pembentukan derivat fosfat yang khusus adalah langkah pertama dalam oksidasi biologis dari glukosa. Pada reaksi ini, glukosa difosforilasi dengan ATP (adenosin trifosfat). Reaksi ini dikatalisa oleh enzim gluko-kinase. (Akhiran kinase menunjukkan bahwa enzim mentransfer fosfat dari ATP ke akseptor, dalam hal ini glukosa).

Labu dipanaskan dalam tangas udara yang juga dihubungkan dengan  pendingin balik, hal ini bertujuan agar uap yang dihasilkan selama proses pemanasan tidak hilang dan akan berubah menjadi fasa cairan kembali akibat proses kondensasi dari pendingin balik tersebut. Penangas yang digunakan adalah penangas udara

karena suhu yang diinginkan dalam pemanasan adalah >100oC-120oC. Apabila kita

menggunakan penangas air maka suhu yang dihasilkan akan hanya mencapai nilai

maksimum pada 100oC. Dalam hal pemilihan pendingin dipilih pendingin balik 

karena titik lebur dari manitol itu sendiri tidak lebih dari 120oC. Apabila titik lebur 

>180oC (misalnya pada proses sulfonasi) maka kita akan gunakan pendingin udara.

Penggunaan Na-asetat bertujuan untuk membentuk ester dengan α-D-glucose atau memasukkan gugus asetil karena reaksinya merupakan reaksi esterifikasi sehinggan bersifat reversible maka harus bebas air.

(23)
(24)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian sifat antioksidatif ekstrak berbagai macam produk olahan teh dengan sistem pengeringan beku didapatkan kadar terbaik pada perlakuan P4,

Selain menggunakan metode yang lazim di atas akan ditunjukkan bagaimana menentukan KPK dan FPB dalam bentuk bilangan pecahan, menggunakan algoritma euclides, konsep

Pemahan tersebut keliru, sebab kemampuan menerjemahkan pada hakikatnya adalah kemahiran mengkomunikasikan pesan atau gagasan yang terdapat dalam teks bahasa sumber (TBSu) ke

Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa kajian terhadap fungsi panharmonik baik dalam bentuk real maupun bentuk kompleks bisa mencontoh/mengikuti cara pengkajian

Melalui pemanfaatan media sosial edmodo ini, keterbatasan waktu untuk melatihkan keterampilan argumentasi mahasiswa di kelas dapat teratasi dengan adanya interaksi mahasiswa dalam

Seperti halnya metode TOPSIS, metode SAW merupakan salah satu metode system pendukung keputusan multi kriteria (MCDA) yang sangat terkenal.. Metode WP merupakan salah satu metode

Hutan pada Pulau Nunukan terbagi menjadi dua yaitu kawasan hutan lindung dan Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK). Wilayah hutan lindung berada pada bagian tengah Pulau

7 Tahun 1996, Soetrisno (1996) mengemukakan beberapa indikator yang dapat digunakan meliputi: 1) Angka ketersediaan pangan setara energi, protein dan lemak dibandingkan