Laporan PBL
Laporan PBL
Skenario 7
Skenario 7
Oleh
Oleh
Kelompok 1 :
Kelompok 1 :
1.
1.
Agita iklima A.
Agita iklima A.
2.
2.
Ari Taman
Ari Taman
3.
3.
Azhar Risky
Azhar Risky
4.
4.
Danang S.
Danang S.
5.
5.
Eko Indra P.
Eko Indra P.
6.
6.
Fitri Syalafiyah
Fitri Syalafiyah
7.
7.
Guntur A.
Guntur A.
8.
8.
Hengky M.
Hengky M.
9.
9.
Jeny Aprilia
Jeny Aprilia
10.
10. Kholid K.
Kholid K.
11.
11. Martina
Martina
12.
12. Miftachul C.
Miftachul C.
13.
13. Nenzy
Nenzy
14.
14. Pitri Andriyana K.
Pitri Andriyana K.
15.
15. Rio Reza
Rio Reza
16.
16. Susiani
Susiani
17.
17. Septian K.
Septian K.
18.
18. Noni
Noni
19.
19. Wahyu T.
Wahyu T.
20.
20. Yohana P.
Yohana P.
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KESEHATAN
SATRIA BHAKTI NGANJUK
SATRIA BHAKTI NGANJUK
TAHUN 2010/2011
Skenario 7
Skenario 7
Ny C tiba di UGD RSUD soetomo dengan hasil pemeriksaan ditemukan radang
Ny C tiba di UGD RSUD soetomo dengan hasil pemeriksaan ditemukan radang
kulit pada wajah bentuknya seperti kupu- kupu mulai dari kedua belah pipi sampai
kulit pada wajah bentuknya seperti kupu- kupu mulai dari kedua belah pipi sampai
ke hidung, sariawan di rongga mulut dan tenggorokan, radang selaput dalam(
ke hidung, sariawan di rongga mulut dan tenggorokan, radang selaput dalam(
selaput paru ) .
Langkah 1 : Klarifikasi istilah
Langkah 1 : Klarifikasi istilah yang belum diketahui
yang belum diketahui
1.
1.
Radang kulit :
Radang kulit :
Merupakan peradangan pada kulit yang ditandai dengan kulit
Merupakan peradangan pada kulit yang ditandai dengan kulit
kemerahan, iritasi dan gatal, bengkak, serta kadang terdapat bercak
kemerahan, iritasi dan gatal, bengkak, serta kadang terdapat bercak
kecil di daerah yang terkena.
kecil di daerah yang terkena.
2.
2.
Sariawan mulut : Peradangan yang terjadi pada mulut.
Sariawan mulut : Peradangan yang terjadi pada mulut.
3.
3.
Radang selaput paru :
Radang selaput paru :
Peradangan yang terjadi dalam jaringan paru yang bisa disebabkan
Peradangan yang terjadi dalam jaringan paru yang bisa disebabkan
infeksi.
infeksi.
Langkah 2 : Identifikasi masalah
Langkah 2 : Identifikasi masalah
Berdasar hasil pemeriksaan pada klien, ditemukan radang kulit pada wajah
Berdasar hasil pemeriksaan pada klien, ditemukan radang kulit pada wajah
klien, bentuknya seperti kupu- kupu mulai dari kedua belah pipi sampai ke
klien, bentuknya seperti kupu- kupu mulai dari kedua belah pipi sampai ke
hidung, sariawan di rongga mulut dan tenggorokan, radang selaput dalam (
hidung, sariawan di rongga mulut dan tenggorokan, radang selaput dalam (
selaput paru ) klien di
selaput paru ) klien di diagnosa medis menderita lupus.
diagnosa medis menderita lupus.
1.
1. Definisi
Definisi
Lupus
Lupus
Sistemik Lupus eritematosus (SLE)
Sistemik Lupus eritematosus (SLE)
sistemik
sistemik Lupus
Lupus eritematosus
eritematosus (SLE)
(SLE) adalah
adalah penyakit
penyakit otoimun
otoimun sistemik
sistemik
kronis, ditandai dengan pembentukan berbagai antibodi dan membentuk
kronis, ditandai dengan pembentukan berbagai antibodi dan membentuk
kompleks imun dan dan menimbulkan inflamasi pada berbagai organ. Oleh
kompleks imun dan dan menimbulkan inflamasi pada berbagai organ. Oleh
karena bersifat sistemik maka manifestasi klinisnya sangat luas tergantung
karena bersifat sistemik maka manifestasi klinisnya sangat luas tergantung
organ yang terkena mulai dari manifestasi klinis yang ringan berupa ruam
organ yang terkena mulai dari manifestasi klinis yang ringan berupa ruam
atau sampai pada manifestasi klinis yang berat misalnya lupus nefritis, lupus
atau sampai pada manifestasi klinis yang berat misalnya lupus nefritis, lupus
cerebral
cerebral (lupus
(lupus neuropsikiatrik),
neuropsikiatrik), pneumonitis,
pneumonitis, perdarahan
perdarahan paru.
paru. Perjalanan
Perjalanan
penyakitnya
penyakitnya bersifat
bersifat fluktuatif
fluktuatif yang
yang ditandai
ditandai dengan
dengan periode
periode tenang
tenang dan
dan
eksarsebasi.
eksarsebasi.
2.
2. Etiologi
Etiologi
Genetik, lingkungan dan hormone dianggap sebagai etiologi SLE, yang
Genetik, lingkungan dan hormone dianggap sebagai etiologi SLE, yang
mana ketiga faktor ini saling terkait erat. Faktor lingkungan dan hormone
mana ketiga faktor ini saling terkait erat. Faktor lingkungan dan hormone
berperan sebagai pencetus penyakit pada individu peka genetik. Faktor
berperan sebagai pencetus penyakit pada individu peka genetik. Faktor
lingkungan yang dianggap sebagai pencetus antara lain : infeksi, sinar
lingkungan yang dianggap sebagai pencetus antara lain : infeksi, sinar
ultraviolet, pemakaian obat-obatan, sters mental maupun
ultraviolet, pemakaian obat-obatan, sters mental maupun fisik.
fisik.
Berbagai gen diduga berperan pada SLE. Sehingga SLE manifestasi
Berbagai gen diduga berperan pada SLE. Sehingga SLE manifestasi
klinisnya sangat heterogen. Perbedaan gen berperan pada manifestasi SLE.
klinisnya sangat heterogen. Perbedaan gen berperan pada manifestasi SLE.
HLA DR2 lebih
HLA DR2 lebih menunjukan gejala lupus nefritis
menunjukan gejala lupus nefritis yang menonjol, sedangkan
yang menonjol, sedangkan
pada HLA-DR3 lebih menunjukan gejala muskuluskeleta.
pada HLA-DR3 lebih menunjukan gejala muskuluskeleta.
3.
3. Patofisiologi
Patofisiologi
Kerusakan
Kerusakan organ pa
organ pada SLE
da SLE didasari oleh
didasari oleh reaksi imunologi.
reaksi imunologi. Proses i
Proses ini
ni
diawali dengan faktor pencetus yang ada di
diawali dengan faktor pencetus yang ada di lingkunga
lingkungan, dapat berupa infeksi,
n, dapat berupa infeksi,
sinar ultraviolet atau bahan kimia. Cetusan ini menimbulkan abnormalitas
sinar ultraviolet atau bahan kimia. Cetusan ini menimbulkan abnormalitas
respons imun di dalam tubuh
respons imun di dalam tubuh yaitu :
yaitu :
1.
1. Sel T dan B menjadi otoreaktif
Sel T dan B menjadi otoreaktif
2.
2. Pembentukan sitokin yang berlebihan
Pembentukan sitokin yang berlebihan
3.
a.
a. Hilangnya kemampuan membersihkan antigen di kompleks imun
Hilangnya kemampuan membersihkan antigen di kompleks imun
maupun sitokin di dalam tubuh
maupun sitokin di dalam tubuh
b.
b. Menurunnya kemampuan mengendalikan apoptosis
Menurunnya kemampuan mengendalikan apoptosis
c.
c. Hilangnya tolerensi imun: sel T
Hilangnya tolerensi imun: sel T mengenaloi molekul tubuh sebagai
mengenaloi molekul tubuh sebagai
antigen adanya mimikri molekuler
antigen adanya mimikri molekuler
Akibat proses tersebut, maka terbentuk berbagai macam antibody di dalam
Akibat proses tersebut, maka terbentuk berbagai macam antibody di dalam
tubuh yang disebut sebagai auntoantibodi. Selanjutnya antibody- antibody
tubuh yang disebut sebagai auntoantibodi. Selanjutnya antibody- antibody
yang tersebut membentuk kompleks imun. Kompleks imun tersebut
yang tersebut membentuk kompleks imun. Kompleks imun tersebut
terdeposisi pada jaringan/ organ yang akhirnya menimbulkan gejala
terdeposisi pada jaringan/ organ yang akhirnya menimbulkan gejala
inflamasi atau kerusakan jaringan.
inflamasi atau kerusakan jaringan.
Antibody- antibody yang terbentuk pada SLE sangat banyak, antara lain
Antibody- antibody yang terbentuk pada SLE sangat banyak, antara lain
antinuclear antibody (ANA),anti double DNA ( dsDNA), anti-ss A (Ro),
antinuclear antibody (ANA),anti double DNA ( dsDNA), anti-ss A (Ro),
anti-ss B (La), RNP, antiribosomal P antibody, anti-Sm, Sd-70.Selain itu
anti-ss B (La), RNP, antiribosomal P antibody, anti-Sm, Sd-70.Selain itu
hilangnya control sistem imun pada pathogenesis lupus juga di duga
hilangnya control sistem imun pada pathogenesis lupus juga di duga
berperan pada
berperan pada
Virus
Virus
faktor
faktor lingkungan
lingkungan
sel
sel T
T &
& B
B otoreaktif
otoreaktif
Sinar UV
Sinar UV
Abnormalitas respon
Abnormalitas respon imun
imun autoanti
autoanti bodi
bodi
Mekanisme
kompleksimun
Mekanisme
kompleksimun
Gen
4.
4.
Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis
Gejala-gejala lupus:
Gejala-gejala lupus:
Kelelahan
Kelelahan
Dari seluruh gejala lupus, rasa lelah paling sering dikeluhkan oleh
Dari seluruh gejala lupus, rasa lelah paling sering dikeluhkan oleh
odapus. Mereka tidak hanya mengeluh sedang leleh, tapi
odapus. Mereka tidak hanya mengeluh sedang leleh, tapi
merasakn kelelahan yang amat sangat, yang mengganggu kegitan
merasakn kelelahan yang amat sangat, yang mengganggu kegitan
sehari-hari.
sehari-hari.
Nyeri
Nyeri
Pasien sering mengeluh nyri di seluruh tubuh. Pada beberapa
Pasien sering mengeluh nyri di seluruh tubuh. Pada beberapa
kasus, odapus sering mengeluhkan rasa yang mirip dengan nyeri
kasus, odapus sering mengeluhkan rasa yang mirip dengan nyeri
otot setelah bekerja keras. Beberapa odapus menderita arthritis,
otot setelah bekerja keras. Beberapa odapus menderita arthritis,
sendi-sendi terasa nyeri dan atau bengkak terutama persendian
sendi-sendi terasa nyeri dan atau bengkak terutama persendian
kecil di tangan dan kaki. Seringkali mereka terbangun dair tdur
kecil di tangan dan kaki. Seringkali mereka terbangun dair tdur
dan merasakan otot-otot yang kaku disertai rasa tidak yaman di
dan merasakan otot-otot yang kaku disertai rasa tidak yaman di
sekujur tubuh. Nyeri ini dapat berlangsung sepanjang hari dan
sekujur tubuh. Nyeri ini dapat berlangsung sepanjang hari dan
semakin bertambah nyeri pada malam hari.
semakin bertambah nyeri pada malam hari.
Ruam/rash
Ruam/rash
Berbagai bentuk ruam dapat terlihat pada odapus,tetapi yang
Berbagai bentuk ruam dapat terlihat pada odapus,tetapi yang
tersering adalah ruam merah di wajah yang malar rash atau
tersering adalah ruam merah di wajah yang malar rash atau
butterfly rash.
butterfly rash.
Sensitive terhadap cahaya matahari
Sensitive terhadap cahaya matahari
Pada sebag
Pada sebagian besar odapus ak
ian besar odapus akan timbul
an timbul ruam, demam dan
ruam, demam dan rasa
rasa
nyeri setelah terpapar cahaya matahari.
Demam
Demam
Beberapa odapus mengalami demam ringan sepanjang waktu, dan
Beberapa odapus mengalami demam ringan sepanjang waktu, dan
kadang-kada
kadang-kadang demam meningkat, hilang timbul
ng demam meningkat, hilang timbul dan terjadi pada
dan terjadi pada
malam hari.
malam hari.
Nyeri dada
Nyeri dada
Tangan dan kaki yang dingin
Tangan dan kaki yang dingin
5.
5.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium sederhana sangat membantu untuk diagnosis
Pemeriksaan laboratorium sederhana sangat membantu untuk diagnosis
lupus. Pada umumnya pemeriksaan darah lengkap untuk melihat jumlah
lupus. Pada umumnya pemeriksaan darah lengkap untuk melihat jumlah
leukosit, trombosit, limfosit,kadar Hb, dan LED. LED yang meningkat
leukosit, trombosit, limfosit,kadar Hb, dan LED. LED yang meningkat
menandakan aktifnya penyakit. Urin lengkap untuk melihat adanya protein
menandakan aktifnya penyakit. Urin lengkap untuk melihat adanya protein
urin lengkap untuk melihat adanya protein urin yang merujuk adanya
urin lengkap untuk melihat adanya protein urin yang merujuk adanya
kelainan di ginjal di tunjang dengan pemeriksaan faal ginjal. Pemeriksaan
kelainan di ginjal di tunjang dengan pemeriksaan faal ginjal. Pemeriksaan
faal hati membantu untuk melihat adanya autonium hepatitis, hemolitik
faal hati membantu untuk melihat adanya autonium hepatitis, hemolitik
anemia, kadar albumin yang rendah
anemia, kadar albumin yang rendah
4.
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Saat ini mortalitas lupus pada decade 5 tahun terakhir menunjukkan
Saat ini mortalitas lupus pada decade 5 tahun terakhir menunjukkan
perbaikan. Five year survival rate-nya saat ini hamper 90%, sedangkan 15
perbaikan. Five year survival rate-nya saat ini hamper 90%, sedangkan 15
year survival rate-nya berkisar 63- 79%. Kemajuan ini disebabkan
year survival rate-nya berkisar 63- 79%. Kemajuan ini disebabkan
pendekatan terapi yang lebih agresif dan kemajuan penggunaan
pendekatan terapi yang lebih agresif dan kemajuan penggunaan
imunosuprisan untuk menekan aktivitas penyakit. Prinsip
imunosuprisan untuk menekan aktivitas penyakit. Prinsip pengobata
pengobatan adalah
n adalah
untuk menekan aktivitas suatu penyakit, untuk mencegah progresivitas dan
untuk menekan aktivitas suatu penyakit, untuk mencegah progresivitas dan
memantau e
memantau efek samp
fek samping obat.
ing obat. Sampai saat
Sampai saat ini steroid
ini steroid masih dig
masih digunakan
unakan
sebagai pilihan utama untuk mengendalikan aktivitas penyakit. Steroid
sebagai pilihan utama untuk mengendalikan aktivitas penyakit. Steroid
adalah hormone yang berfungsi antiinflamasi& imunoregulator, yang secara
adalah hormone yang berfungsi antiinflamasi& imunoregulator, yang secara
normal disekresi oleh kelenjar adrenal. Dosis yang dianjurkan 1 mg/ kg bb/
normal disekresi oleh kelenjar adrenal. Dosis yang dianjurkan 1 mg/ kg bb/
hari diberikan selama 4 minggu yang selanjutnya ditreping secara
hari diberikan selama 4 minggu yang selanjutnya ditreping secara
perlahan-lahan bila lupus mengenai organ vital atau yang mengancam jiwa, maka di
lahan bila lupus mengenai organ vital atau yang mengancam jiwa, maka di
berikan steroid megadosis yaitu pulse intravena metylprednisolon (500-
berikan steroid megadosis yaitu pulse intravena metylprednisolon (500- 1000
1000
mg/hari ) selama 3 hari. Pemakaian jangka panjang steroid menimbulkan
mg/hari ) selama 3 hari. Pemakaian jangka panjang steroid menimbulkan
berbagai efek samping, antara lain: chusing syndrome diabetes mellitus,
berbagai efek samping, antara lain: chusing syndrome diabetes mellitus,
dislipidemia, osteoporosis, osteoneokrosis,/ asvakuler nekrosis, hipertensi,
dislipidemia, osteoporosis, osteoneokrosis,/ asvakuler nekrosis, hipertensi,
arterosklerosis, meningkatny
arterosklerosis, meningkatnya resiko infeksi,
a resiko infeksi, maka selama pemakaian steroid
maka selama pemakaian steroid
harus selalu dipantau efek
harus selalu dipantau efek sampingnya
sampingnya. Glukokorteroid merupakan hormone
. Glukokorteroid merupakan hormone
steroid yang sangat kuat dengan efek mineralkortikoid yang ringan di
steroid yang sangat kuat dengan efek mineralkortikoid yang ringan di
banding kortison.
banding kortison.
5.
5.
Diagnosa Medis
Diagnosa Medis
Dilihat dari tanda dan gejala skenario diatas, mual muntah,palpitasi, maka
Dilihat dari tanda dan gejala skenario diatas, mual muntah,palpitasi, maka
pasien di diagnosa lupus.
pasien di diagnosa lupus.
6.
6.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
a.
a. Nyeri akut b/d inflamasi
Nyeri akut b/d inflamasi
b.
b.
Kerusakan integritas kulit b/d penurunan fungsi barier kulit
Kerusakan integritas kulit b/d penurunan fungsi barier kulit dan
dan
penumpuka
WOC LUPUS WOC LUPUS
Gen
Gen Induksi obatInduksi obat
tertentu tertentu Infeksi virus Infeksi virus Sinar UV Sinar UV Mengubah struktur Mengubah struktur DNA DNA Perubahan sistem Perubahan sistem imun menginduksi imun menginduksi apoptosis dan sel apoptosis dan sel
keratonosin keratonosin Perubahan sisitem Perubahan sisitem imun imun Antibodi anti Antibodi anti verai verai Aktifasi sel B Aktifasi sel B non spesifik non spesifik Tubuh membentuk Tubuh membentuk kompleks antibody kompleks antibody anti nuklear anti nuklear Direspon sebagai Direspon sebagai benda asing benda asing Obat berikatan Obat berikatan dengan protein dengan protein tubuh tubuh Obat terakumulasi Obat terakumulasi dalam tubuh dalam tubuh Asetilasi obat lambat Asetilasi obat lambat
Respon sel T dan B Respon sel T dan B SLE
SLE
Menyerang otot dan Menyerang otot dan kerangka kerangka Perikarditis Perikarditis CO CO MK: Kerusakan MK: Kerusakan integritas kulit b/d integritas kulit b/d penurunan fungsi penurunan fungsi barier kulit dan barier kulit dan penumpukan komplek penumpukan komplek imun imun G3 integritas kulit G3 integritas kulit Ruam kupu-kupu Ruam kupu-kupu Integument Integument
MK: Pola nafas tidak MK: Pola nafas tidak efektif
efektif Artritis sinovis, nyeri
Artritis sinovis, nyeri tekan, dan rasa nyeri tekan, dan rasa nyeri ketika bergerak ketika bergerak
MK: Nyeri akut MK: Nyeri akut
Menyerang otot dan Menyerang otot dan kerangka kerangka Perikarditis Perikarditis CO CO MK: Kerusakan MK: Kerusakan integritas kulit b/d integritas kulit b/d penurunan fungsi penurunan fungsi barier kulit dan barier kulit dan penumpukan komplek penumpukan komplek imun imun G3 integritas kulit G3 integritas kulit Ruam kupu-kupu Ruam kupu-kupu Integument Integument
MK: Pola nafas tidak MK: Pola nafas tidak efektif
efektif Artritis sinovis, nyeri
Artritis sinovis, nyeri tekan, dan rasa nyeri tekan, dan rasa nyeri ketika bergerak ketika bergerak
MK: Nyeri akut MK: Nyeri akut
A.
A. Langkah 3 : Asuhan Keperawatan pada Lupus
Langkah 3 : Asuhan Keperawatan pada Lupus
1.
1.
Pengkajian
Pengkajian
a.
a. Identitas Pasien
Identitas Pasien
Nama
Nama
:
: Ny.
Ny. C
C
Umur
Umur
:
: 35
35 tahun
tahun
Jenis
Jenis kelamin
kelamin
:
: Perempuan
Perempuan
Agama
Agama
:
: Islam
Islam
Alamat
Alamat
:
: Jl.
Jl. Yos
Yos Soedarso
Soedarso no.
no. 107
107 ,
, Nganjuk.
Nganjuk.
Suku
Suku
: Jawa
:
Jawa
Pekerjaan
Pekerjaan
:
: Ibu
Ibu Rumah
Rumah Tangga
Tangga
Mrs
Mrs
:
: 19
19
–
–
08- 2011 jam : 14.00
08- 2011 jam : 14.00
Pengkajian
Pengkajian
:
: 22
22 -
- 08
08
–
–
2011
2011
2.
A.
A. Langkah 3 : Asuhan Keperawatan pada Lupus
Langkah 3 : Asuhan Keperawatan pada Lupus
1.
1.
Pengkajian
Pengkajian
a.
a. Identitas Pasien
Identitas Pasien
Nama
Nama
:
: Ny.
Ny. C
C
Umur
Umur
:
: 35
35 tahun
tahun
Jenis
Jenis kelamin
kelamin
:
: Perempuan
Perempuan
Agama
Agama
:
: Islam
Islam
Alamat
Alamat
:
: Jl.
Jl. Yos
Yos Soedarso
Soedarso no.
no. 107
107 ,
, Nganjuk.
Nganjuk.
Suku
Suku
: Jawa
:
Jawa
Pekerjaan
Pekerjaan
:
: Ibu
Ibu Rumah
Rumah Tangga
Tangga
Mrs
Mrs
:
: 19
19
–
–
08- 2011 jam : 14.00
08- 2011 jam : 14.00
Pengkajian
Pengkajian
:
: 22
22 -
- 08
08
–
–
2011
2011
2.
2. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang
Berdasar hasil pemeriksaan pada klien, ditemukan radang kulit pada wajah
Berdasar hasil pemeriksaan pada klien, ditemukan radang kulit pada wajah
klien, bentuknya seperti kupu- kupu mulai dari kedua belah pipi sampai ke
klien, bentuknya seperti kupu- kupu mulai dari kedua belah pipi sampai ke
hidung, sariawan di rongga mulut dan tenggorokan, radang selaput dalam (
hidung, sariawan di rongga mulut dan tenggorokan, radang selaput dalam (
selaput paru ) .
selaput paru ) .
3.
3.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit dahulu
Berdasarkan anamnesa tidak ada riwayat penyakit yang pernah dialami klien
Berdasarkan anamnesa tidak ada riwayat penyakit yang pernah dialami klien
sebelumnya.
sebelumnya.
4.
4. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit keluarga
Berdasar anamnesa keluarga tidak didapatkan keluarga Ny.C pernah
Berdasar anamnesa keluarga tidak didapatkan keluarga Ny.C pernah
mengalami penyakit lupus.
mengalami penyakit lupus.
5. Pola-pola fungsi kesehatan
5. Pola-pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan tata laksana
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
hidup sehat
Kebiasaan dengan konsumsi 3 bungkus / hari, jamu , Olah raga/gerak
Kebiasaan dengan konsumsi 3 bungkus / hari, jamu , Olah raga/gerak
badan (-).
b. Pola nutrisi dan metabolisme
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Sebelum MRS klien makan 3 x sehari dengan porsi cukup dan suka
Sebelum MRS klien makan 3 x sehari dengan porsi cukup dan suka
makan di luar rumah, saat MRS pemenuhan nutrisi bubur kasar satu
makan di luar rumah, saat MRS pemenuhan nutrisi bubur kasar satu
porsi habis setiap kali makan, kesulitan menelan tidak ada, keadaan
porsi habis setiap kali makan, kesulitan menelan tidak ada, keadaan
yang mengganggu nutrisi tidak ada, status gizi yang berhubungan
yang mengganggu nutrisi tidak ada, status gizi yang berhubungan
dengan keadaan tubuh: postur tubuh tinggi besar, keadaan rambut
dengan keadaan tubuh: postur tubuh tinggi besar, keadaan rambut
bersih.
bersih.
c. Pola eliminasi
c. Pola eliminasi
BAB
BAK
BAB
BAK
Frekuensi
Frekuensi :
: 1
1 x/3
x/3 hari
hari
Frekuensi
Frekuensi :
: normal
normal
Warna
Warna dan
dan bau
bau :
: bau
bau khas
khas
Warna
Warna dan
dan bau
bau :
: bau
bau khas
khas urine
urine
Konsistensi
Konsistensi :
: padat
padat
Keluhan
Keluhan :
: tidak
tidak ada
ada
Keluhan : tidak ada
Keluhan : tidak ada
d. Pola tidur dan istirahat
d. Pola tidur dan istirahat
Tidur
Istirahat
Tidur
Istirahat
Frekuensi
Frekuensi :
: 2
2 x/hari
x/hari
Frekuensi
Frekuensi :
: 4
4
–
–
6 x/hari
6 x/hari
Jam
Jam tidur
tidur siang
siang :
: 1-
1- 3/hari
3/hari
Keluhan
Keluhan :
: tidak
tidak ada
ada
Jam tidur malam : 6
Jam tidur malam : 6
–
–
7 jam/hari
7 jam/hari
Keluhan : tidak ada
Keluhan : tidak ada
e. Pola aktivitas
e. Pola aktivitas
Klien biasanya duduk seharian untuk membuat pola rancangan baju dari
Klien biasanya duduk seharian untuk membuat pola rancangan baju dari
pemesanan. Oleh raga kadang-kadang seminggu sekali jalan-jalan pagi
pemesanan. Oleh raga kadang-kadang seminggu sekali jalan-jalan pagi
ke alun - alun.
f. Pola sensori dan kognitif
f. Pola sensori dan kognitif
Sensori :
Sensori :
Daya penciuman, daya rasa, daya raba, daya pendengaran baik.
Daya penciuman, daya rasa, daya raba, daya pendengaran baik.
Kognitif :
Kognitif :
Proses berfikir, isi pikiran, daya in
Proses berfikir, isi pikiran, daya ingat baik.
gat baik.
g. Pola penanggulangan stress
g. Pola penanggulangan stress
Penyebab stress, mekanisme terhadap stress, adaptasi terhadap stress,
Penyebab stress, mekanisme terhadap stress, adaptasi terhadap stress,
Pertahanan diri sementara biasanya klien meminta bantuan keluarga
Pertahanan diri sementara biasanya klien meminta bantuan keluarga
terutama suami.
terutama suami.
6.
6. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
a.
a. Status kesehatan umum
Status kesehatan umum
Keadaan penyakit sedang, kesadaran komposmentis, suara bicara
Keadaan penyakit sedang, kesadaran komposmentis, suara bicara
jelas, tekanan darah 80/70
jelas, tekanan darah 80/70 mmHg, suhu
mmHg, suhu
tubuh 36,5◦C, pernapasan 23
tubuh 36,5◦C, pernapasan 23
X/menit, nadi 110X/menit, ireguler.
X/menit, nadi 110X/menit, ireguler.
b.
b. Sistem integument
Sistem integument
Kulit mengalami peradangan.
Kulit mengalami peradangan.
c.
c. Kepala
Kepala
Simetris, klien
Simetris, klien merasa pusing.
merasa pusing.
d.
d.
Muka
Muka
Simetris, odema (-), otot muka dan rahang kekuatan normal, pada
Simetris, odema (-), otot muka dan rahang kekuatan normal, pada
bagian pipi terdapat p
e.
e. Mata
Mata
Alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis (+), pupil isokor
Alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis (+), pupil isokor
sclera tidak ikterus (-), reflek cahaya positif. Tajam penglihatan
sclera tidak ikterus (-), reflek cahaya positif. Tajam penglihatan
normal.
normal.
f.
f. Telinga
Telinga
Secret, serumen, benda asing, membran timpani dalam batas
Secret, serumen, benda asing, membran timpani dalam batas
normal,pendengaran menurun.
normal,pendengaran menurun.
g.
g. Hidung
Hidung
Terdapat peradangan pada hidung.
Terdapat peradangan pada hidung.
h.
h. Mulut dan faring
Mulut dan faring
Bau mulut (-), sariawan
Bau mulut (-), sariawan pada rongga mulut, gigi lengkap, gusi
pada rongga mulut, gigi lengkap, gusi
berdarah.
berdarah.
i.
i. Leher
Leher
Ada pembengkakan pada leher.
Ada pembengkakan pada leher.
j.
j. Thoraks
Thoraks
Paru
Paru
Inspeksi : Gerakan simitris, retraksi supra sternal (-), retraksi
Inspeksi : Gerakan simitris, retraksi supra sternal (-), retraksi
intercoste (-).
intercoste (-).
Perkusi : perkusi resonan
Perkusi : perkusi resonan
Palpasi : vocal fremitus (-)
Palpasi : vocal fremitus (-)
Auskultasi : rhonchi -/-, wheezing -/-.
Auskultasi : rhonchi -/-, wheezing -/-.
k.
k. Jantung
Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan
ics 2 sternalkanan dan ics 5 axilla anterior kanan. Bunyi s1 dan s2
ics 2 sternalkanan dan ics 5 axilla anterior kanan. Bunyi s1 dan s2
tunggal, gallop (-), mumur (+). capillary refill > 3
l.
l. Abdomen
Abdomen
Tidak terdapat kelainan pada abdomen.
Tidak terdapat kelainan pada abdomen.
m.
m. Inguinal-Genitalia-Anus
Inguinal-Genitalia-Anus
Nadi femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembuluh
Nadi femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembuluh
limpa.
limpa.
n.
n. Ekstrimitas
Ekstrimitas
Tidak terdapat kelainan pada ekstremitas.
Tidak terdapat kelainan pada ekstremitas.
o.
o. Tulang belakang
Tulang belakang
Tidak ada lordosis, kifosis atau scoliosis.
Tidak ada lordosis, kifosis atau scoliosis.
7.
7.
Analisis data
Analisis data
No.
No.
DATA
DATA
ETIOLOGI
ETIOLOGI
MASALAH
MASALAH
1.
1.
Ds :-
Ds
:-Do : berdasar hasil pemeriksaan
Do : berdasar hasil pemeriksaan
ditemukan radang kulit pada wajah
ditemukan radang kulit pada wajah
bentuknya seperti kupu- kupu mulai
bentuknya seperti kupu- kupu mulai
dari kedua belah pipi sampai ke
dari kedua belah pipi sampai ke hidung.
hidung.
Radang pada
Radang pada
kulit
kulit
Nyeri akut
Nyeri akut
2.
2.
Ds : -
Ds :
-Do:
Ditemukan
radang
kulit,
Do:
Ditemukan
radang
kulit,
RR:32x/menit,TD:140/90,N:120x/menit
RR:32x/menit,TD:140/90,N:120x/menit
Gangguan
Gangguan
integritas kulit
integritas kulit
Kerusakan
Kerusakan
integritas kulit
integritas kulit
8.RENCANA KEPERAWATAN 8.RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
DIAGNOSA TUJUANTUJUAN KRITERIAKRITERIA HASIL HASIL
INTERVENSI
INTERVENSI RASIONALRASIONAL IMPLEMENTASIIMPLEMENTASI EVALUASIEVALUASI Nyeri Nyeri berhubungan berhubungan dengan dengan inflamasi inflamasi Pasien Pasien mengatakan mengatakan nyeri nya nyeri nya berkurang berkurang -- KlienKlien melaporkan melaporkan berkurangnya berkurangnya nyeri nyeri -- klienklien memperlihatkan memperlihatkan peningkatan peningkatan kemampuan kemampuan bertoleransi bertoleransi dengan gerakan dengan gerakan sendi sendi -- mempergunakanmempergunakan alat bantu bila alat bantu bila perlu untuk perlu untuk mengurangi mengurangi nyeri nyeri -Tutup luka -Tutup luka sesegera sesegera mungkin mungkin kecuali kecuali perawatan luka perawatan luka bakar metode bakar metode pemajanan pada pemajanan pada udara terbuka udara terbuka -Pertahankan -Pertahankan suhu suhu lingkungan lingkungan nyaman, nyaman, berikan lampu berikan lampu penghangat, penghangat, penutup tubuh penutup tubuh hangat. hangat. -Kaji keluhan -Kaji keluhan
-suhu berubah dan -suhu berubah dan
gerakan udara gerakan udara dapat dapat menyebabkan menyebabkan nyeri hebat pada nyeri hebat pada pemajanan ujung pemajanan ujung saraf saraf -pengaturan suhu -pengaturan suhu
dapat hilang karena dapat hilang karena luka bakar mayor. luka bakar mayor. Sumber panas Sumber panas eksternal perlu eksternal perlu untuk mencegah untuk mencegah menggigil. menggigil. -nyeri hampir -nyeri hampir
selalu ada pada selalu ada pada beberapa derajat beberapa derajat -menutupi luka -menutupi luka dengan dengan segera,kecuali segera,kecuali luka bakar. luka bakar. -mempertahankan -mempertahankan suhu lingkungan suhu lingkungan dengan memberi dengan memberi lampu lampu -mengka -mengkaji ji PQRSTPQRST -Mengganti -Mengganti balutan balutan -mendorong -mendorong pasien agar pasien agar mengekspresikan mengekspresikan rasa nyerinya. rasa nyerinya. -mendorong -mendorong pasien untuk pasien untuk S : Klien S : Klien mengatakan sudah mengatakan sudah tidak nyeri tidak nyeri O: Skala nyeri 0 O: Skala nyeri 0 Td 120/80 Td 120/80 RR 16x/menit RR 16x/menit Nd 80x/menit Nd 80x/menit A: masalah teratasi A: masalah teratasi total/ total/ P: intervensi P: intervensi dilanjutkan pada dilanjutkan pada diagnosa diagnosa selanjutnya. selanjutnya. nyeri. nyeri. Perhatikan Perhatikan lokasi/karakter lokasi/karakter dan intensitas dan intensitas (skala 0-10). (skala 0-10). -Lakukan -Lakukan penggantian penggantian balutan dan balutan dan debridemen debridemen setelah pasien di setelah pasien di beri obat beri obat dan/atau pada dan/atau pada hidroterapi. hidroterapi. -Dorong -Dorong ekspresi ekspresi perasaan perasaan tentang nyeri tentang nyeri -Dorong -Dorong penggunaan penggunaan beratnya beratnya keterlibatan keterlibatan jaringan/k jaringan/kerusakanerusakan tetapi biasanya tetapi biasanya paling berat selama paling berat selama penggantian penggantian balutan dan balutan dan debridemen debridemen -menurunkan -menurunkan terjadinya distress terjadinya distress fisik dan emosi fisik dan emosi sehubungan sehubungan dengan dengan penggantian penggantian balutan dan balutan dan debridemen debridemen -pernyataan -pernyataan memungkinkan memungkinkan pengungkapan pengungkapan napas napas dalam,relaksasi dalam,relaksasi progresif progresif -berkolaborasi -berkolaborasi pemberian pemberian analgesik analgesik
nyeri. nyeri. Perhatikan Perhatikan lokasi/karakter lokasi/karakter dan intensitas dan intensitas (skala 0-10). (skala 0-10). -Lakukan -Lakukan penggantian penggantian balutan dan balutan dan debridemen debridemen setelah pasien di setelah pasien di beri obat beri obat dan/atau pada dan/atau pada hidroterapi. hidroterapi. -Dorong -Dorong ekspresi ekspresi perasaan perasaan tentang nyeri tentang nyeri -Dorong -Dorong penggunaan penggunaan beratnya beratnya keterlibatan keterlibatan jaringan/k jaringan/kerusakanerusakan tetapi biasanya tetapi biasanya paling berat selama paling berat selama penggantian penggantian balutan dan balutan dan debridemen debridemen -menurunkan -menurunkan terjadinya distress terjadinya distress fisik dan emosi fisik dan emosi sehubungan sehubungan dengan dengan penggantian penggantian balutan dan balutan dan debridemen debridemen -pernyataan -pernyataan memungkinkan memungkinkan pengungkapan pengungkapan napas napas dalam,relaksasi dalam,relaksasi progresif progresif -berkolaborasi -berkolaborasi pemberian pemberian analgesik analgesik teknik teknik manajemen manajemen stress, contoh stress, contoh relaksasi relaksasi progresif, napas progresif, napas dalam, dalam, bimbingan bimbingan imajinasi dan imajinasi dan visualisasi. visualisasi. -Kolaborasi: -Kolaborasi: Berikan Berikan analgesic analgesic (narkotik dan (narkotik dan non-narkotik) non-narkotik) sesuai indikasi. sesuai indikasi.
emosi dan dapat emosi dan dapat meningkatkan meningkatkan mekanisme koping mekanisme koping -memfokuskan -memfokuskan kembali perhatian, kembali perhatian, meningkatkan meningkatkan relaksasi dan relaksasi dan meningkatkan rasa meningkatkan rasa control, yang dapat control, yang dapat menurunkan menurunkan ketergantungan ketergantungan farmakologis farmakologis -membantu -membantu mengurangi nyeri. mengurangi nyeri. Resti Resti kerusakan kerusakan integritas integritas Tidak Tidak terdapat lesi terdapat lesi kulit kulit -Klien tidak -Klien tidak mengalami lesi mengalami lesi kulit kulit -Kaji kulit -Kaji kulit setiap hari. setiap hari. Catat warna, Catat warna, -Menentukan garis -Menentukan garis dasar di man dasar di man perubahan pada perubahan pada - Mengkaji - Mengkaji keadaan kulit keadaan kulit S: S:
O: Lesi akut pada O: Lesi akut pada kulit yang terdiri kulit yang terdiri
teknik teknik manajemen manajemen stress, contoh stress, contoh relaksasi relaksasi progresif, napas progresif, napas dalam, dalam, bimbingan bimbingan imajinasi dan imajinasi dan visualisasi. visualisasi. -Kolaborasi: -Kolaborasi: Berikan Berikan analgesic analgesic (narkotik dan (narkotik dan non-narkotik) non-narkotik) sesuai indikasi. sesuai indikasi.
emosi dan dapat emosi dan dapat meningkatkan meningkatkan mekanisme koping mekanisme koping -memfokuskan -memfokuskan kembali perhatian, kembali perhatian, meningkatkan meningkatkan relaksasi dan relaksasi dan meningkatkan rasa meningkatkan rasa control, yang dapat control, yang dapat menurunkan menurunkan ketergantungan ketergantungan farmakologis farmakologis -membantu -membantu mengurangi nyeri. mengurangi nyeri. Resti Resti kerusakan kerusakan integritas integritas Tidak Tidak terdapat lesi terdapat lesi kulit kulit -Klien tidak -Klien tidak mengalami lesi mengalami lesi kulit kulit -Kaji kulit -Kaji kulit setiap hari. setiap hari. Catat warna, Catat warna, -Menentukan garis -Menentukan garis dasar di man dasar di man perubahan pada perubahan pada - Mengkaji - Mengkaji keadaan kulit keadaan kulit S: S:
O: Lesi akut pada O: Lesi akut pada kulit yang terdiri kulit yang terdiri
kulit kulit berhubungan berhubungan dengan dengan proses proses penyakit penyakit turgor,sirkulasi turgor,sirkulasi dan sensasi. dan sensasi. Gambarkan lesi Gambarkan lesi dan amati dan amati perubahan perubahan Pertahankan/ins Pertahankan/ins truksikan dalam truksikan dalam hygiene kulit, hygiene kulit, mis, membasuh mis, membasuh kemudian kemudian mengeringkann mengeringkann ya dengan ya dengan berhati-hati dan berhati-hati dan melakukan melakukan masase dengan masase dengan menggunakan menggunakan lotion atau lotion atau krim. krim. status dapat di status dapat di bandingkan dan bandingkan dan melakukan melakukan intervensi yang intervensi yang tepat tepat -mempertahankan -mempertahankan kebersihan karena kebersihan karena kulit yang kering kulit yang kering dapat menjadi dapat menjadi barier infeksi barier infeksi - dapat mengurangi - dapat mengurangi kontaminasi kontaminasi bakteri, bakteri, meningkatkan meningkatkan proses proses penyembuhan penyembuhan - membasuh kulit - membasuh kulit dan masase dan masase menggunakan menggunakan krim krim -menutupi luka -menutupi luka dengan pembalut dengan pembalut steril steril atas ruam atas ruam berbentuk berbentuk kupu-kupu yang kupu yang melintang pangkal melintang pangkal hidung serta pipi hidung serta pipi masih ada. masih ada. A: masalah belum A: masalah belum teratasi teratasi P: intervensi P: intervensi dilanjutkan dilanjutkan
kulit kulit berhubungan berhubungan dengan dengan proses proses penyakit penyakit turgor,sirkulasi turgor,sirkulasi dan sensasi. dan sensasi. Gambarkan lesi Gambarkan lesi dan amati dan amati perubahan perubahan Pertahankan/ins Pertahankan/ins truksikan dalam truksikan dalam hygiene kulit, hygiene kulit, mis, membasuh mis, membasuh kemudian kemudian mengeringkann mengeringkann ya dengan ya dengan berhati-hati dan berhati-hati dan melakukan melakukan masase dengan masase dengan menggunakan menggunakan lotion atau lotion atau krim. krim. status dapat di status dapat di bandingkan dan bandingkan dan melakukan melakukan intervensi yang intervensi yang tepat tepat -mempertahankan -mempertahankan kebersihan karena kebersihan karena kulit yang kering kulit yang kering dapat menjadi dapat menjadi barier infeksi barier infeksi - dapat mengurangi - dapat mengurangi kontaminasi kontaminasi bakteri, bakteri, meningkatkan meningkatkan proses proses penyembuhan penyembuhan - membasuh kulit - membasuh kulit dan masase dan masase menggunakan menggunakan krim krim -menutupi luka -menutupi luka dengan pembalut dengan pembalut steril steril atas ruam atas ruam berbentuk berbentuk kupu-kupu yang kupu yang melintang pangkal melintang pangkal hidung serta pipi hidung serta pipi masih ada. masih ada. A: masalah belum A: masalah belum teratasi teratasi P: intervensi P: intervensi dilanjutkan dilanjutkan -Tutupi luka -Tutupi luka tekan yang tekan yang terbuka dengan terbuka dengan pembalut yang pembalut yang steril atau steril atau barrier protektif, barrier protektif, mis, duoderm, mis, duoderm, sesuai petunjuk. sesuai petunjuk.
-Tutupi luka -Tutupi luka tekan yang tekan yang terbuka dengan terbuka dengan pembalut yang pembalut yang steril atau steril atau barrier protektif, barrier protektif, mis, duoderm, mis, duoderm, sesuai petunjuk. sesuai petunjuk.
D. Langkah 4 : Hipotesa
D. Langkah 4 : Hipotesa
1.
1. Adanya hubungan antara hasil pemeriksaan ditemukan radang kulit pada
Adanya hubungan antara hasil pemeriksaan ditemukan radang kulit pada
wajah bentuknya seperti kupu- kupu mulai dari kedua belah pipi sampai ke
wajah bentuknya seperti kupu- kupu mulai dari kedua belah pipi sampai ke
hidung dengan penyakit lupus.
hidung dengan penyakit lupus.
2.
2. Adanya hubungan antara sariawan di rongga mulut dan tenggorokan, radang
Adanya hubungan antara sariawan di rongga mulut dan tenggorokan, radang
selaput dalam ( selaput paru )
selaput dalam ( selaput paru ) dengan penyakit lupus.
dengan penyakit lupus.
A.
A. Langkah 5 : Pembelajaran Mandiri
Langkah 5 : Pembelajaran Mandiri
Mengetahui tentang lupus.
Mengetahui tentang lupus.
Dapat membuat asuhan keperawatan pada lupus
Dapat membuat asuhan keperawatan pada lupus
B.
B. Langkah 6 : Mengumpulkan Informasi Tambahan diluar Waktu Diskusi
Langkah 6 : Mengumpulkan Informasi Tambahan diluar Waktu Diskusi
Searching And Collecting Data
Searching And Collecting Data
C.
D. Langkah 4 : Hipotesa
D. Langkah 4 : Hipotesa
1.
1. Adanya hubungan antara hasil pemeriksaan ditemukan radang kulit pada
Adanya hubungan antara hasil pemeriksaan ditemukan radang kulit pada
wajah bentuknya seperti kupu- kupu mulai dari kedua belah pipi sampai ke
wajah bentuknya seperti kupu- kupu mulai dari kedua belah pipi sampai ke
hidung dengan penyakit lupus.
hidung dengan penyakit lupus.
2.
2. Adanya hubungan antara sariawan di rongga mulut dan tenggorokan, radang
Adanya hubungan antara sariawan di rongga mulut dan tenggorokan, radang
selaput dalam ( selaput paru )
selaput dalam ( selaput paru ) dengan penyakit lupus.
dengan penyakit lupus.
A.
A. Langkah 5 : Pembelajaran Mandiri
Langkah 5 : Pembelajaran Mandiri
Mengetahui tentang lupus.
Mengetahui tentang lupus.