• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Creswell (1994:147) bahwa : Qualitative research is interpretative research. As

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Creswell (1994:147) bahwa : Qualitative research is interpretative research. As"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

46 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif sebagaimana dijelaskan Locke, Spriduso dan Silferman dalam Creswell (1994:147) bahwa : “ Qualitative research is interpretative research. As such the biases, values and judgment of the researches become stated explicity in the research report. Such openness is considered to be useful and positive.” Artinya, aktivitas penelitian dicirikan oleh kegiatan mengumpulkan, menggambarkan dan menanfsirkan data tentang situasi yang dialami, hubungan tertentu, kegiatan, pandangan, sikap yang ditunjukkan atau tentang kecenderungan yang tampak dalam proses yang sedang berlangsung, pertentangan yang meruncing, serta kerjasama yang dijalankan.

Digunakannya metode kualitatif dimaksudkan untuk menemukan dan memahami apa yang ada di balik fenomena yang akan diteliti. Metode kualitatif dapat memberikan rincian fenomena (the detail of phenomenon) yang sulit diungkapkan dalam metode kuantitatif. Dengan demikian, diperlukan terobosan metodologis yang mampu melahirkan alternatif konsep baru dari kombinasi antara perspektif yang diteliti dan perspektif dari peneliti sendiri,

Pendekatan kualitatif diyakini mampu mengarahkan pencarian-pencarian konsep baru dari kombinasi antara perspektif yang diteliti dan pespektif peneliti

(2)

sendiri, melalui pendekatan yang mengedepankan kriteria empiric sensual dan empiric logic, sebagimana halnya paradigma kualitatif modern sehingga akan lahir proposisi hipotetik baru melalui intepretasi proses dan makna dari suatu fenomena yang selanjutnya digunakan untuk membangun prediksi dan memberikan eksplanasi terhadap fenomena yang diteliti.

3.2. Aspek-aspek Penelitian

Untuk memudahkan pemahaman dalam penelitian ini, maka aspek-aspek yang akan diteliti sebagai berikut :

Pada aspek organization (organisasi), hal-hal yang diteliti berupa : 1. Komitmen pada sasaran

2. Penataan sumberdaya 3. Perintah atasan 4. Sanksi bagi pelanggar 5. Standar prosedur operasi 6. Kesatuan antar pelaksana 7. Pembatasan kewenangan 8. Pengetahuan informasi 9. Tanpa tekanan tertentu 10. Perubahan yang dilakukan

Pada aspek interpretation (interpretasi), hal-hal yang diteliti berupa : 1. Isi dan tujuan dipahami

(3)

3. Perkiraan sumber daya 4. Teliti dan konsisten 5. Penyusunan prioritas

6. Memahami tanggung jawab 7. Kreativitas yang besar 8. Dukungan masyarakat 9. Sikap masyarakat

10.Sumber daya masyarakat

Pada aspek application (aplikasi), hal-hal yang diteliti berupa : 1. Menentukan tarif pembayaran

2. Diarahkan pedoman program 3. Pelaksanaan bersifat dinamis 4. Kompromi hal-hal tertentu 5. Memperhatikan efektivitas 6. Memperhatikan efisiensi 7. Memperhatikan objektivitas 8. Memiliki strategi yang tepat 9. Mengelola pendukung kebijakan 10.Mengantisipasi pihak dirugikan

3.3 Situasi Sosial

Situasi sosial adalah wilayah penelitian yang terdiri dari objek dan subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

(4)

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Situasi sosial dalam penelitian ini adalah aparatur Kantor Pertanahan Kota Bandung yang melaksanakan kebijakan Larasita di Kota Bandung pada tahun 2011-2012. Selain itu penetapan situasi sosial tersebut dengan mempertimbangkan bahwa dalam penelitian ini hanya akan melihat penerbitan sertipikat tanah di Kota Bandung yang diberikan oleh aparatur Kantor Pertanahan di Kota Bandung.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Studi literatur atau kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dengan cara mempelajari buku-buku dan dokumen yang berhubungan dengan pokok penelitian. Studi kepustakaan ini bertujuan untuk menjaring data sekunder. 2. Studi lapangan, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan langsung pada objek penelitian. Studi lapangan ini menggunakan tiga bentuk kegiatan, yaitu :

a. Observasi, yaitu pengumpulan data atau informasi dengan mengamati langsung terhadap objek yang sedang diteliti untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya.

b. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan berbagai pihak yang terkait dengan penelitian ini.

(5)

Fokus penelitian ini adalah implementasi kebijakan Larasita di Kota Bandung pada tahun 2011-2012.

3.6. Pemilihan Informan 1. Informan

Informan penelitian adalah orang yang benar-benar tahu atau pelaku yang terlibat langsung dengan permasalahan penelitian. Mengingat metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, maka peneliti sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual, jadi maksud sampling dalam hal ini untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari pelbagai macam sumber dan bangunannya (constructional). Maksud kedua dari informan ialah menggali informasi yang akan menjadi dasar dan rancangan serta teori yang muncul.

2. Teknik Penentuan Informan

Pemilihan informan sebagai sumber data atau informan dalam penelitian ini berdasarkan asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data dan bersedia memberikan informasi yang lengkap dan akurat. Informan yang bertindak sebagai sumber data dan informasi harus memenuhi kriteria. Yang akan menjadi informan sebagai narasumber (key informan) dalam penelitian ini adalah aparat yang terkait dengan pelaksanaan Larasita di Kota Bandung.

Setelah dalam proses pengumpulan data tidak lagi ditemukan variasi informasi (mencapai titik jenuh), maka peneliti tidak mencari informasi baru, proses pengumpulan informasi dianggap selesai (telah cukup). Dengan demikian penelitian kualitatif tidak dipersoalkan jumlah informan, tetapi juga bisa

(6)

tergantung dari tepat tidaknya pemilihan informan kunci, dan kompleksitas dari keragaman fenomena sosial yang diteliti.

Adapun pelaksana kebijakan Layanan Rakyat Untuk Sertipikasi Tanah oleh Kantor Pertanahan Kota Bandung sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota Bandung nomor 120-32.73-02 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.2

Informan Penelitian dari Pelaksana Kegiatan Kebijakan Larasita di Kantor Pertanahan Kota Bandung

No. Informan Ditugaskan Sebagai 1 2 3 4 5 6 7 8 Pananggungjawab Wakil Penanggungjawab Koordinator Tim I Administrator 1 Operator 1 Koordinator Tim II Administrator 2 Operator 2 3.7. Instrumen Penelitian

Instrumen utama pengumpulan data pada sebuah penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri atau apa yang disebut sebagai human instrument (Bungin, 2001: 71 dan Danim, 2002: 135). Panduan bagi penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara/insterview guide.

(7)

Penggunaan model wawancara tentu saja disesuaikan dengan keberadaan data data lapangan yang dicari dan diperlukan oleh peneliti. Dengan demikian untuk wawancara yang terstruktur, seperangkat pertanyaan/interview guide sudah lebih dulu dipersiapkan sebelumnya dengan mengklasifikasikan bentuk-bentuk pertanyaan. Guba dan Lincoln mengklasifikasikan bentuk-bentuk pertanyaan yang perlu dipersiapkan dalam wawancara penelitian (Moleong, 1989: 141-142). Di kalangan ahli etnografi pun menganjurkan betapa pentingnya pengklasifikasian bentuk-bentuk pertanyaan sebelum berlangsungnya wawancara dengan informan (James P. Spradley, 1997: 77-78). Selain pedoman wawancara, untuk mendukung data-data yang ditemukan dalam pengamatan dan wawancara, peneliti dibantu peralatan lain seperti misalnya tape recorder dan catatan.

Sebagaimana disebutkan, tujuan kualitatif bersifat mendeskripsikan keadaan atau fenomena yang sedang terjadi, oleh sebab itu instrumen diperlukan karena peneliti dituntut dapat menemukan data yang diangkat dari fenomena atau peristiwa tertentu, peneliti dalam melaksana walaupun wawancara sifatnya tak terstruktur tetapi minimal peneliti menggunakan pokok-pokok pertanyaan yang akan ditanyakan sebagai catatan, yang juga disebut sebagai pedoman wawancara interview guide. (Suharsimi, 1998: 137).

Wawancara tak terstruktur identik dengan wawancara bebas, sifatnya hanya membimbing dan membantu dalam proses wawancara. Peneliti hanya mengajukan sejumlah pertanyaan yang mengandung jawaban/komentar subyek/informan secara bebas. Pandangan, pendapat, sikap dan keyakinan

(8)

informan yang diwawancarai tidak banyak dipengaruhi pewawancara dan biasanya berlangsung secara informal.

Penulis melakukan 3 (tiga) langkah yang perlu dalam melakukan wawancara, yaitu:

1. Pembukaan, yaitu peneliti menciptakan suasana kondusif, memberi penjelasan fokus yang dibicarakan, tujuan wawancara, waktu yang akan dipakai dsb. 2. Pelaksanaan, yaitu ketika memasuki inti wawancara, sifat kondusif tetap

diperlakukan dan juga suasananya informal.

3. Penutup yaitu berupa pengakhiran dari wawancara, ucapan terima kasih, kemungkinan wawancara lebih lanjut, tindak lanjut yang bakal dilakukan, dan sebagainya (Danim, 2002: 139).

Menurut Bungin (2001: 72), berhubung instrumen penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri, maka dalam peneilitian tidak banyak membutuhkan alat bantu, peneliti terjun ke lapangan dengan membawa dirinya sendiri untu menghimpun sebanyak mungkin data. Tetapi dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti merasa perlu membawa alat bantu yang diperlukan antara lain alat perekam/tape recorder, kamera, alat tulis maupun pedoman wawancara sebagai bahan/acuan dalam menulis hasil penelitiannya, karena apabila peneliti hanya mengandalkan kemampuan ingatan yang sangat terbatas, peneliti khawatir data yang sudah diperoleh banyak yang terlupa.

(9)

Data adalah bahan keterangan tentang sesuatu obyek penelitian yang lebih menekankan pada aspek materi, segala sesuatu yang hanya berhubungan dengan keterangan tentang suatu fakta yang ditemui peneliti di daerah penelitian (Bungin, 2001: 123).

Data dalam penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder.

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh oleh informan secara langsung dengan cara observasi dan wawancara. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah observasi dan indepth interview. Menurut Ritzer (1992: 74), observasi biasanya digunakan terutama untuk mengamati tingkah laku yang aktual. Dalam hal ini tipe observasi yang dipergunakan adalah tipe ‘participant as observer’ yaitu memberitahukan maksud peneliti kepada kelompok yang diteliti. Wawancara mendalami (indepth interview) akan dilakukan kepada sejumlah informan. Wawancara mencakup cara yang dipergunakan kalau seseorang untuk suatu tugas tertentu mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan dengan orang itu (Koentjaraningrat, 1977: 129). Wawancara bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang subyek penelitian serta pendirian-pendirian mereka yang merupakan pembantu utama metode observasi (Koentjaraningrat, 1977: 162). b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung. Data

(10)

dengan melihat beberapa literatur, antara lain catatan, buku, yang berhubungan dengan penelitian.

Data hasil wawancara, observasi dan dokumen. Pengumpulan data dianggap selesai jika informasi lebih lanjut yang diperoleh tidak memberikan informasi tambahan yang berarti. Dalam penelitian kualitatif ini peneliti akan menggunkan metode wawancara tak berstruktur/terbuka. Menurut Mulyana (2002: 181) wawancara tak berstruktur bersifat luwes, susunan pertanyaannya dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara.

Ada 3 (tiga) karakteristik wawancara tak berstruktur/terbuka yaitu:

1. Memungkinkan informan menggunakan cara-cara unik mendefinisikan pendapatnya

2. Mengasumsikan bahwa tidak ada urutan tetapi pertanyaan yang sesuai untuk semua responden/informan

3. Memungkinkan informan membicarakan isu-isu penting yang tidak terjadwal (Denzin dalam Mulyana, 2002: 182).

Seperti halnya Denzin, Nasution (2002: 119) juga mengatakan bahwa wawancara terbuka memungkinkan informan secara spontan dapat mengeluarkan segala sesuatu yang ingin dikemukakannya, dengan demikian pewawancara memperoleh gambaran yang lebih luas tentang masalah itu, karena setiap informan bebas meninjau berbagai aspek menurut pendirian dan pikiran masing-masing dan dengan demikian dapat memperkaya pandangan peneliti.

(11)

Pengolahan data akan dilakukan secara kontinyu, yaitu selama berlangsungnya penelitian dan sesudah penelitian di lapangan. Hal ini dimaksudkan untuk menyelksi data-data yang benar-benar diperlukan dan mendukung permasalahan serta topik yang dijadikan fokus penelitian. Karena itu dari keseluruhan data yang berhasil dikumpulkan, baik melalui pengamatan langsung, wawancara dan dokumen-dokumen pendukung, diklasifikasikan dan dikategorikan sesuai dengan permasalahan yang diangkat. Sesudah penelitian lapangan, data-data yang sudah dikumpulkan dan diklasifikasikan, akan dianalisa kembali. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar seleksi data terus berlangsung, sehingga tingkat validitas data-data yang diperlukan semakin terjaga.

3.5 Rancangan Analisis Data

Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkannya dalam pola, thema atau katagori (Nasution, 1988: 126). Data hanya akan bermakna jika dianalisis secara akurat dan seksama untuk diberi makna. Dalam analisis data, peneliti dilibatkan sedemikian rupa agar kesimpulan dan keputusan dapat dirumuskan secara baik dan benar. Analisis data merupakan proses pencandraan/discription dan penyusunan transkrip interview serta material lain yang telah terkumpul. Maksudnya agar peneliti dapat menyempurnakan pemahaman terhadap data tersebut untuk kemudian menyajikannya kepada orang lain dengan lebih jelas tentang apa yang telah ditemukan atau dapatkan dari lapangan (Danim, 2002: 210).

(12)

Analisis kualitatif merupakan suatu analisis yang digunakan untuk membahas dan menerangkan hasil penelitian mengenai berbagai gejala atau kasus yang dapat diuraikan dengan menggunakan kata-kata yang tidak dapat diukur dengan angka-angka tetapi memerlukan penjabaran uraian yang jelas. Data yang diperoleh hanya bersifat memberikan keterangan dan penjelasan. Analisis data kualitatif sebenarnya bertumpu pada strategi deskriptif kualitatif dimulai dari analisis berbagai data yang terhimpun dari suatu penelitian, pengklasifikasian data kemudian bergerak ke arah pembentukan kesimpulan.

Proses analisis data didasarkan pada penyederhanaan dan interpretasi data yang dilaksanakan sebelum, selama dan sesudah proses pengumpulan data. Proses ini terdiri dari tiga sub proses yang saling berkaitan yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification (Miles dan Huberman, 1992: 15-20).

3.6. Keabsahan Data penelitian

Keabsahan hasil penelitian akan diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah sebagaimana yang dikemukakan oleh Lincoln dan Guba (1995: 95) ada 4 kriteria utama validitas guna menjamin keabsahan hasil penelitian kualitatif yaitu : standart kredibilitas, standart transferabiitas standart depentabilitas dan standart konfirmibalitas.

1. Standar kredibilitas adalah terpenuhnya persyaratan validitas internal, yang ditemui dengan mengamati, mencermati mengenali secara langsung serta memahami dengan baik dan mendalam bagaimana interaksi sosial di lokasi penelitian dalam jangka waktu yang relative lama, selain itu dilakukan

(13)

observasi terlibat. Dimana peneliti melibatkan diri dalam berbagai interaksi dengan lembaga yang relevan dengan topic penelitian di sebanyak mungkin tempat dan situasi selama kegiatan lapangan, untuk memperoleh pemahaman yang lebih kompresif. Untuk mengecek kebenaran hasil penelitian dilakukan triangulasi data, diskusi yang cukup panjang dengan berbagai kalangan dalam rangka negative case analysis, member checking.

2. Standar transferbilitas adalah terpenuhnya validitas eksternal, yang dilakukan dengan mencari sebanyak mungkin gambaran tentang konteks yang melingkupi objek penelitian

3. Standar dependabilitas adalah terpenuhnya persyaratan reabilitas yang dilakukan dengan mencermati padu tidaknya suatu konsep kategori atau penarikan kesimpulan dengan data yang tersedia termasuk kenyataan yang ada dilapangan itu sendiri.

4. Standar konfirmabilitas yaitu terpenuhnya persyaratan objektivitas yang dilakukan dengan mencermati padu tidaknya hasil penelitian secara keseluruhan dengan data dan kenyataan di lapangan.

Memeriksa keabsahan data dilakukan teknik triangulasi, yaitu cara untuk melakukan pengecekan atau pembandinagan terhadap data yang telah dikumpulkan. Teknik triangulasi yang digunakan adalah menggunakan teknik yang dikemukakan oleh Denzin yaitu triangulasi sumber, metode, penyidik, dan teori. Melalui trinangulasi ini akan dihilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Moleong

(14)

berpendapat bahwa dengan triangulasi peneliti dapat me-rechek temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode atau teori. Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan (1) mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan (2) mengeceknya dengan berbagai sumber data dan (3) memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.

Triangulasi dengan sumber akan dilakukan dengan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan data, hasil data, hasil wawancara dan isi suatu dokumen yang berkaitan dan membandingkan keabsahan dan perspektif seseorang dengan pendapat dan pangangan orang lain tentang suatu hal. Dari pembandingan ini tidak hanya diperoleh kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikiran dari para sumber tetapi juga alasan-alasan terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut

Sedangkan triangulasi metode akan dilakukan dengan mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dari berbagai teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, serta pengecek derajat kepercayaan sumber-sumber data dengan metode yang sama. Triangulasi dengan teori akan dilakukan untuk memeriksa derajat kepercayaan data dengan membandingkan dengan satu atau lebih teori yang relavan untuk memperoleh penjelasan-penjelasan banding sebagai pembanding.

(15)

3.6. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Kantor Pertanahan Kota Bandung, di Jalan Soekarno – Hatta No. 586 Bandung Telp : (022) 7562055.

3.7. Jadwal Penelitian

Penelitian ini direncanakan penulis dalam dari Tahun 2012 s.d. Tahun 2013 dengan perincian kegiatan terurai dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.5.

Jadwal Kegiatan Penyusunan Penelitian

Kegiatan 2012 2013 Jan u ar i Febr u ar i M ar et Ap ri l M ei Ju n i Ju li Ag u st u s Sept ember Ok to b er N o vember D es ember Jan u ar i Febr u ar i M ar et Ap ri l M ei Persiapan III

Perijinan dan Penjajagan III

Proses Bimbingan III III III

Seminar UP III

Bimbingan dan Perbaikan III

Revisi UP III III

Penelitian Lapangan III III III III III

Pengolahan dan Analisis Data III III III III III

Bimbingan dan Perbaikan III III III III

Sidang III

Referensi

Dokumen terkait

Maninggar (2009) yang meneliti tentang penggunaan ruang pada pembuatan tenun ikat khas Lamongan menemukan bahwa produksi tenun menggunakan ruang dalam rumah dan

Press, 2012, h.. b) Menurut hubungan perkawinan, yaitu ahli waris yang timbul karena adanya ikatan perkawinan antara pewaris dengan ahli waris, ahli waris ini meliputi

Dengan tujuan pemasangan yaitu: Untuk mengeluarkan udara, cairan atau darah dari rongga pleura , Untuk mengembalikan tekanan negatif pada rongga pleura , Untuk

Ada 4 pilar pokok dalam menegakkan supremasi hukum; yang pertama yaitu aspek substansi hukum, dalam era reformasi telah banyak substansi hukum berupa

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu mushibah kepada suatu kaum

50 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasarkan Golongan Piutang/Pembiayaan dan Propinsi (Financing of Islamic Commercial. Bank and Islamic

Dari penelitian pada pasien berumur kurang dari 14 tahun dengan diagnosis pneumonia dapat disimpulkan bahwa golongan sefalosporin paling banyak digunakan sebagai

perlakuan tingkat kerapatan naungan, pemupukan, dan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kelimpahan nematoda parasit tumbuhan pada bibit kopi pada