• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pada kebijakan pendidikan. Jika pada awal-awal kemerdekaan. dasar, yaitu PendidikanAnak Usia Dini (PAUD).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. termasuk pada kebijakan pendidikan. Jika pada awal-awal kemerdekaan. dasar, yaitu PendidikanAnak Usia Dini (PAUD)."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah

Perubahan paradigma dalam bidang pendidikan dan berbagai perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) membawa implikasi terhadap berbagai aspek pendidikan, termasuk pada kebijakan pendidikan. Jika pada awal-awal kemerdekaan fokus perhatian pemerintah telah tertuju pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi, secara berangsur-angsur setelah itu perhatian pemerintah lebih tertuju pada pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar, yaitu PendidikanAnak Usia Dini (PAUD).

Berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah untuk membangun dan mengembangkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pemerintah memulai kebijakan dari sistem perundang-undangan, sampai

dengan hal-hal yang bersifat teknis operasional.1 Berbagai ketentuan

tentang pendidikan anak usia dini termuat dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan seluruh jenjang pendidikan, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), sampai jenjang pendidikan tinggi. Pada pasal 28 diterapkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pendidikan Anak Usia Dini dalam pendidikan formal berbentuk Taman

1Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, Format PAUD, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014),

(2)

kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA), pendidikan Anak Usia Dini dalam jalur nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Sedangkan Pendidikan Anak Usia Dini dalam jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau

pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.2

Menurut Dewi Salma Prawilradilaga dan Eveline Siregar dalam bukunya yang berjudul “Mozaik Teknologi Pendidikan”. Bahwa pendidikan adalah usaha yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan. Secara tegas dapat dikatakan jika selama proses pendidikan berlangsung tidak terjadi perubahan dalam tingkah laku anak maka gagalah pendidikan.

Pendidikan hendaklah dilakukan sejak dini yang dapat dilakukan di

dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat.3Pendidikan bagi kehidupan

umat manusia merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju,

sejahtera, dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.4

Anak adalah aset yang sangat berharga bagi setiap orang tua, sebagai orang tua tentu menginginkan anak tumbuh dan berkembang

2 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Media Wacana Press, 2003),

hlm. 22.

3 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007),

hlm. 83.

4 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Cet. Ke-2, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001),

(3)

dengan baik, mendapatkan pendidikan yang dapat mengembangkan potensi, bakat dan keterampilan yang dimilikinya secara maksimal. Orang tua juga menginginkan anaknya untuk mendapatkan pendidikan akhlak, moral, dan budi pekerti yang baik, sehingga si anak dapat menjadi anggota masyarakat yang produktif, dan bermanfaat bagi keluarga serta lingkungan masyarakat di mana ia tinggal. Hampir semua tujuan utama setiap orang tua dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya secara umum adalahuntuk mempersiapkan si anak agar dapat menjadi manusia dewasa

yang mandiri dan produktif serta berakhlak dan budi pekerti tinggi.5

Anak usia dini menurut Sujiono sebagaimana yang dikutip oleh Dewi Salma Prawilradilaga dan Eveline Siregar dalam bukunya “Mozaik teknologi Pendidikan”, anak usia dini adalah sekelompok anak yang berusia antara 0-8 tahun yang memiliki berbagai potensi genetik dan siap

untuk ditumbuhkembangkan melalui pemberian berbagai rangsangan.6

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau usia prasekolah merupakan masa dimana anak belum memasuki pendidikan formal. Rentang usia dini adalah saat yang tepat dalam mengembangkan potensi dan kecerdasan anak. Pengembangan potensi anak secara terarah pada

rentang usia tersebut akan berdampak pada kehidupan masa depannya.7

5 Agnes Tri Harjaningrum, et al., Peranan Orang Tua dan Praktisi dalam Membantu

Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Teori dan Tren Pendidikan, (Jakarta: PT Prenada, 2007), hlm. 2.

6

Dewi Salma Prawilradilaga dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm. 351.

7 Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit, Cet. Ke-1, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

(4)

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) juga merupakan satu tahap pendidikan yang tidak dapat diabaikan karena ikut menentukan perkembangan dan keberhasilan anak. Seiring dengan perkembangan tuntutan dan kebutuhan layanan PAUD pada saat ini cenderung semakin meningkat, sehingga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya PAUD.

Keluarga mempunyai peranan penting dalam mempersiapkan anak-anak untuk mencapai masa depan yang baik bagi diri sendiri, keluarga, serta orang lain. Keluargalah yang mula-mula bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak. Keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu dan group, dan merupakan keluarga sosial yang pertama di mana anak-anak menjadi anggotanya. Dan keluargalah yang sudah barang tentu yang pertama-tama pula menjadi tempat untuk mengadakan sosialisasi kehidupan anak-anak. Ibu, ayah dan saudara-saudaranya serta keluarga-keluarga yang baik adalah orang-orang yang pertama di mana anak-anak mengadakan kontak dan yang pertama pula untuk mengajar pada anak-anak itu sebagaimana dia hidup dengan orang lain. Sampai anak-anak memasuki sekolah, mereka itu menghabiskan seluruh waktunya

di dalam unit keluarga.8

Orang tua merupakan pembina pribadi pertama bagi anak-anak merupakan lingkungan pertama yang mengarahkan individu pada kehidupan selanjutnya. Oleh karena itu, orang tua memiliki kewajiban

8Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, Cet. Ke-1, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), hlm.

(5)

untuk menyiapkan masa depan anak dengan baik dari psikis, fisik, terlebih

lagi dari sisi religiusitasnya.9

Meskipun Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bukan merupakan persyaratan utama untuk memasuki pendidikan dasar, namun Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu lahan yang subur dalam Sisdiknas (Sistem

Pendidikan Nasional).10 Akan tetapi tidak semua orang tua diDesa

Wonoyoso Buaran Pekalongan memperhatikan tingkat pendidikan anaknya, hal ini dikarenakan akan rendahnya kesadaran orang tua, dan kurangnya wawasan orang tua serta orang tua kurang mengetahui pendidikan khusus tentang anak usia dini. Fenomena ini terlihat banyaknya para orang tua di Desa Wonoyoso Buaran Pekalongan yang kurang berminat untuk menyekolahkan anaknya di PAUD, padahal jika dilihat dari segi ekonomi (biaya) mereka mampu menyekolahkan anaknya di PAUD. Mereka berpendapat bahwa pendidikan di PAUD itu hanya sekedar bermain, bernyanyi, dan bertepuk tangan saja, sehingga mereka tidak perlu menyekolahkan anak-anaknya di PAUD, akan tetapi langsung memasukkannya ke Taman Kanak-kanak (TK) atau Raudhotul Athfal (RA) atau bahkan ke Sekolah Dasar (SD) langsung. Sehingga para orang tua di Desa Wonoyoso Buaran Pekalongan ada yang menganggap PAUD itu penting untuk dilaksanakan dan ada yang menganggap bahwa PAUD itu tidak penting untuk dilaksanakan.

9 Samsul Munir Amir, Menyiapkan Masa Depan Anak Secara Islami, (Jakarta: Amzah,

2007), hlm. 1.

10Agus F. Tangyong, et all, Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak, (Jakarta:

(6)

Dari rasa keingintahuan penulis atas realita yang ada di sekitar tempat tinggal penulis, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “Persepsi Orang Tua terhadap Pendidikan Anak Usia Dini di Desa Wonoyoso Buaran Pekalongan” adapun alasan-alasan penulis memilih judul tersebut adalah:

1. Karena adanya pendapat dari orang tua di Desa Wonoyoso yang

menganggap bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) itu sangat penting untuk dilaksanakan.

2. Pendidikan Anak Usia Dini sebagai lembaga pendidikan yang ikut

berperan dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan dan menjadikan anak yang mempunyai budi pekerti dan berkepribadian yang luhur kelak dewasa nanti.

3. Desa Wonoyoso Buaran Pekalongan adalah tempat di mana berdirinya

sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan kebetulan juga tempat penulis tinggal sehingga dapat mempermudah penulis untuk melakukan penelitian.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka selanjutnya penulis mengemukakan permasalahan yang membutuhkan permasalahan lebih lanjut.

Pokok-pokok permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini di Desa Wonoyoso

(7)

2. Bagaimana persepsi orang tua terhadap Pendidikan Anak Usia Dini di DesaWonoyoso Buaran Pekalongan?

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam menafsirkan judul penelitian di atas, maka terlebih dahulu penulis akan memberikan penegasan terhadap beberapa istilah yang dianggap penting agar dapat memberikan gambaran yang jelas akan maksud judul tersebut.

Adapun penegasan istilah dalam judul tersebut adalah:

1. Persepsi

Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) atau proses seseorang

mengetahui beberapa hal melalui panca indera.11

2. Orang Tua

Orang Tua adalah pendidik pertama dalam lingkungan keluarga.12

Dalam hal ini yang dimaksud adalah orang tua yang menyekolahkan anaknya pada sekolah Pendidikan Anak Usia Dini

3. Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu pembinaan yang ditujukan pada anak sejak lahir hingga umur 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan

dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.13

11

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hlm. 104.

12Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1999), hlm. 38.

13

(8)

Berdasarkan penegasan istilah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud judul penelitian “Persepsi Orang Tua terhadap Pendidikan Anak Usia Dini di Desa Wonoyoso Buaran Pekalongan” adalah adanya pandangan orang tua di Desa Wonoyoso Buaran Pekalongan yang mempunyai anak rentang usia 2-4 tahun terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) itu dapat membantu tumbuh kembang anak secara optimal.

C. Tujuan Penelitian

Bertitik tolak pada alasan serta permasalahan yang telah disebutkan di atas, mendorong penulis merumuskan tujuan yang hendak dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini

di Desa Wonoyoso Buaran Pekalongan.

2. Untuk mengetahui bagaimana persepsi orang tua terhadapPendidikan

Anak Usia Dini di Desa Wonoyoso Buaran Pekalongan. D. Kegunaan Penelitian

1 Bersifat teoritis

a Untuk memperluas wacana ilmu pengetahuan penulis tentang

Pendidikan Anak Usia Dini.

b Sebagai pertimbangan penelitian selanjutnya.

c Dapat memberikan sumbangan pikiran bagi pihak-pihak yang

berkepentingan khususnya orang tua yang ada di Desa Wonoyoso dalam memberikan pendidikan kepada anak-anaknya.

(9)

2 Bersifat praktis

a Sebagai sumbangan pemikiran agar dapat dijadikan pedoman bagi

seluruh masyarakat, khususnya para orang tua di Desa Wonoyoso Buaran Pekalongan untuk lebih memperhatikan pendidikan bagi anak-anaknya.

b Untuk memberikan informasi kepada seluruh masyarakat khususnya

para orang tua tentang pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini. E. Tinjauan Pustaka

Pada tinjauan pustaka ini membahas mengenai:

1 Analisis Teoritis

Menurut Bimo Walgito dalam bukunya yang berjudul

Pengembangan Psikologi Umum” mengatakan bahwa Persepsi

merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses sensoris itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya lepas dari proses penginderaan, dan proses selanjutnya merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu mata sebagai alat penglihatan, telinga sebagai alat pendengaran, hidung sebagai alat pembauan, lidah sebagai alat pengecapan, semua itu merupakan alat indera yang digunakan untuk menerima stimulus dari individu dengan

(10)

dunia luarnya. Stimulus yang diindera itu kemudian diorganisasikandan diinterpretasikan, sehingga individu menyadari, mengerti apa yang

diindera itu, dan proses ini disebut persepsi.14

Menurut Dewi Salma Prawilradilaga dan Eveline Siregar dalam bukunya “Mozaik Teknologi Pendidikan”, dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah tingkah laku manusia ke arah yang

diinginkan.15

Sedangkan menurut Ahmad Tafsir, pendidikan adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang (pendidik) terhadap seseorang (anak

didik) agar tercapai perkembangan maksimal yang positif.16

Pendidikan berusaha mengembangkan potensi individu agar mampu berdiri sendiri. Untuk itu, maka individu perlu diberi berbagai kemampuan dalam pengembangan berbagai hal, seperti konsep, prinsip, kreativitas, tanggung jawab dan keterampilan. Dengan kata lain, perlu

mengalami perkembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.17

Anak adalah amanah dari Allah SWT yang diberikan kepada orang tua untuk dididik dan dijadikan generasi penerus. Dalam hal itu, tentu orang tua berkewajiban untuk menyiapkan masa depan anak-anak

14 Bimo Walgito, Pengembangan Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004),

hlm. 87-88.

15

Dewi Salma Prawilradilaga dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm. 350.

16

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), hlm. 38.

17 Musfirotun Yusuf, Manajemen Pendidikan Sebuah Pengantar, (Pekalongan: STAIN

(11)

mereka secara baik, sehingga pada saatnya kelak akan menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua, berguna bagi negara, dan bangsa serta agama. Tentu semua orang tua berkeinginan untuk menjadikan anaknya dapat berhasil di masa depannya. Dengan demikian, mendidik dan mencetak karakter anak sehingga menjadi anak yang didambakan

karena berkualitas.18

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan yang menitikberatkan pada peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus, dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap perilaku serta agama),

bahasa dan komunikasi.19

Dalam sebuah keluarga, orang tua sangat berperan dalam menentukan pendidikan bagi anak-anak mereka.Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, dan membimbing anak-anaknya.Untuk mencapai tahapan tertentu yang mengantarkan anak siap

dalam kehidupan bermasyarakat.20

Orang tua berperan dalam membentuk kepribadian anak dan mengantarkannya pada penguasaan pengetahuan yang diakui pada kualifikasinya. Maka diharapkan para orang tua dan masyarakat dapat

18 Samsul Munir Amin, Menyiapkan Masa Depan Anak Secara Islami, (Jakarta: Amzah,

2007), hlm. 1.

19

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 89.

20 Hery Noer Aly dan Munzier S., Watak Pendidikan Islam, Cet. Ke-3, (Jakarta: Friska

(12)

mengantarkan anak-anaknya untuk bisa mengikuti kegiatan belajar dari pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai ke jenjang selanjutnya.

Di dalam buku karangan Zakiah Daradjat yang berjudul

Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah”, dijelaskan bahwa

peran orang tua, guru dan masyarakat luas untuk mengenal prinsip penting dalam pendidikan dan pelaksanaannya dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan demikian pendidikan dan pelaksanaannya itu

terlibat orang tua, masyarakat dan guru.21

2 Hasil Penelitian Yang Relevan

Setelah membuat analisis teori berdasarkan buku-buku yang ada, selanjutnya penulis menganalisis penelitian yang sudah dilakukan.Dalam skripsinya. Dalam skripsinya Nina Arisona yang

berjudul “Persepsi Orang Tua terhadap Wajib Belajar Pendidikan

Dasar 9 Tahun di Desa Babalan Lor Kecamatan Bojong KabupatenPekalongan”, dari penelitian yang telah dilakukan oleh Nina Arisona dapat disimpulkan bahwa persepsi orang tua terhadap wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun di Desa Babalan Lor Kecamatan

Bojong Kabupaten Pekalongan bisa dikatakan baik.22

Dalam skripsinya Nurul Maulidah yang berjudul “Respon

Masyarakat Buruh terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (Studi Kasus di Desa Kemplong Kecamatan Wiradesa)”, dari penelitian

21

Zakiah Dardjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1999), hlm. 63.

22 Nina Arisona, “Persepsi Orang Tua Terhadap Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9

Tahun di Desa Babalan Lor Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan”, Skripsi, (Pekalongan:

(13)

yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa respon masyarakat buruh terhadap pendidikan anak usia dini di Desa Kemplong Kecamatan Wiradesa cukup baik, karena memandang pendidikan pada anak usia dini itu penting untuk dilakukan meskipun para orang tua di sana bekerja sebagai buruh dengan gaji yang pas-pasan untuk menyekolahkannya.

Sedangkan dalam skripsi Dyah Handayani yang berjudul “Persepsi Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak (Studi Kasus Pengusaha Batik di Desa Kampil Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan)”, dari penelitian tersebut dihasilkan bahwa persepsi orang tua yang berprofesi sebagai pengusaha batik dapat dikatakan baik, karena sebagian besar orang tua menganggap pendidikan itu penting, dengan alasan bahwa akan memperoleh pekerjaan yang layak, dan akan memperoleh status sosial yang tinggi, serta akan mengangkat nama baik orang tua. Walaupun masih ada yang beranggapan bahwa pendidikan tidak perlu tinggi karena kekayaan dapat diperoleh dari kerja keras

bukan hasil pendidikan.23

Dari penelitian di atas, persamaan dengan judul penulis yaitu sama-sama meneliti tentang tanggapan orang tua terhadap pendidikan anak pada umumnya, sedangkan perbedaannya penulis lebih membahas pendidikan terhadap anak usia dini dan menggunakan pendekatan kualitatif.

23 Dyah Handayani, “Persepsi Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak (Studi Kasus

Pengusaha Batik di Desa Kampil Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan)”, Skripsi,

(14)

3 Kerangka berpikir

Kerangka berfikir adalah gambaran pola hubungan antar variabel kerangka konseptual yang akan digunakan untuk memecahkan masalah yang diteliti disusun berdasarkan kajian teoritis yang telah

dilaksanakan.24

Berdasarkan analisis teori di atas, maka dapat dibuatsuatu kerangka berfikir bahwa pendidikan anak usia dini mempunyai peran penting bagi seorang anak, karena pendidikan pada anak usia dini dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan baik jasmani dan rohaninya.

Orang tua merupakan faktor pendukung utama pada pendidikan anak, karena orang tua mempunyai tanggung jawab dan ikut andil dalam menentukan pendidikan pada anak-anaknya. Selain orang tua, pemerintah juga merupakan faktor pendukung lainnya dalam mencerdaskan dan menumbuhkembangkan daya pikir (kognisi) anak, intelegensi, kepribadian dan tingkah laku sosial anak, maka pemerintah di Indonesia khususnya di Kabupaten Pekalongan telah menggalakkan program PAUD yang sasarannya adalah anak-anak yang usianya di bawah 5 tahun yaitu antara umur 2-4 tahun. Mereka diberi kesempatan untuk belajar sejak dini sebagai pondasi anak agar dapat berdiri kokoh dan menjadi manusia yang berkualitas.

24 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, (Pekalongan: STAIN Press, 2007), hlm.

(15)

Meskipun pendidikan anak usia dini bagi sebagian orang tua kurang penting dan bukan merupakan syarat utama untuk memasuki pendidikan dasar , akan tetapi sebagai orang tua seharusnya menyadari bahwa dengan adanya pendidikan anak usia dini ini dapat dijadikan

jalan bagi anak untuk menumbuhkembangkan daya pikir,

pembentukkan moral, budi pekerti serta kepribadian yang baik pada saat anak sebelum masuk pendidikan dasar dan pada saat dewasa nanti. Oleh karena itu, dengan adanya pendidikan anak usia dini ini diharapkan mendapat tanggapan yang baik, sehingga dapat dijadikan pemicu perubahan pemikiran bahwa pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tidak hanya bermain, bernyanyi dan bertepuk tangan saja, melainkan terdapat unsur pendidikan yang dapat menjadi bekal bagi anak untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.

Adapun dari kerangka berpikir di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

F. Metode Penelitian

1 Desain Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Adapun pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif bertujuan memperoleh

Lingkungan Stimulus Orang

Tua

Persepsi / respon

(16)

pemahaman yang otentik mengenai pengalaman orang-orang,

sebagaimana dilakukan oleh orang yang bersangkutan.25 Yaitu

dengan mendeskripsikan bagaimana persepsi orang tua terhadap pendidikan anak usia dini di Desa Wonoyoso Buaran Pekalongan.

b. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang penulis gunakan adalah

penelitian lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang dilakukan

di tempat terjadinya gejala-gejala yang diselidiki.26 Yang menjadi

objek penelitian adalah orang tua yang bertempat tinggal di Desa Wonoyoso Buaran pekalongan yang mempunyai anak usia sekolah.

2 Sumber Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata

dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai.27

Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah orang tua yang mempunyai anak usia sekolah dengan rentang usia 2-4 tahun, sekretaris Desa, staff atau perangkat Desa, arsip-arsip Desa yang berhubungan dengan maksud penulis,kepalasekolah, dan guru.

25Deddy Mulyana, Metode PenelitianKualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2004), hlm. 146.

26James P. Spradley, Metode Etnografi, Edisi Terjemahan Oleh Misbah Zulfa Elizabeth,

(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), hlm. 8.

27J. Lexy Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

(17)

b. Data Sekunder

Data sekunder Yaitu data yang diperoleh dari pihak lain

biasanya dari dokumen atau laporan.28

Adapun data sekunder dalam penelitian ini meliputi buku-buku dan sumber lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Keberhasilan pengumpulan data sangat

dipengaruhi oleh teknik pengumpulan data. Data yang terkumpul digunakan sebagai bahan analisis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Metode observasi adalah metode pengamatan dan pencatatan

secara sistematis terhadap fenomena yang diselidiki.29

Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci dan nyata mengenai tempat penelitian dan kondisi Desa Wonoyoso Buaran Pekalongan.

b. Interview atau Wawancara

Interview atau wawancara adalah salah satu teknis pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab kepada

28Saifudin Anwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 92. 29Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif, ( Yogyakarta: AR-RUZZ Media, 2012),

(18)

obyek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung

dengan data tersebut.30

Metode ini digunakan untuk menggali data tentang hal-hal yang berhubungan dengan batas-batas atau letak geografis Desa Wonoyoso, tingkat pendidikan penduduk.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode dengan mencari data mengenai hal-hal variabel yang berupa catatan, transkip, buku, dan

sebagainya.31

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data-data tentang tingkat pendidikan penduduk, struktur organisasi pemerintahan Desa, sarana dan prasarana Desa Wonoyoso.

4 Teknik Analisis Data

Analisis data menyederhanakan ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan. Berhubung penelitian ini adalah penelitian lapanganyang mendiskripsikan tentang persepsi orang tua terhadap pendidikan anak usia dini di Desa Wonoyoso Buaran Pekalongan, maka data yang dihasilkan adalah data kualitatif, untuk data kualitatif metode analisa data yang dipakai adalah analisa dengan menggunakan metode berpikir induktif. Metode berpikir induktif adalah suatu cara berpikir yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus,

30Saifudin Anwar, Op. Cit., hlm. 62.

31 Suharisimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

(19)

peristiwa yang kongkrit kemudian dengan peristiwa-peristiwa tersebut

ditarik generalisasi-generalisasi yang bersifat umum.32

Metode ini digunakan dengan harapan agar semua analisa berdasarkan pemikiran yang logis dan teratur berdasarkan fenomena-fenomena yang diperoleh, dan disiapkan agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami perumusan.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan penelitian ini, penulis menyusunnya dalam sebuah sistematika penulisan sehingga antara yang satu bagian dengan bagian yang lainnya dapat saling berhubungan dan berkaitan dan menjadi satu kesatuan yang utuh. Adapun sistematikanya yaitu:

BAB I Merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Persepsi Orang Tua dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Yang meliputi: sub bab pertama adalah persepsi orang tua. Sub bab kedua adalah pendidikan anak usia dini.

BAB III Persepsi Orang Tua dan Pendidikan Anak Usia Dini Buaran Pekalongan. Yang meliputi: sub bab pertama adalah gambaran umum Desa Wonoyoso, berisi tentang sejarah Desa Wonoyoso, letak geografis Desa Wonoyoso, struktur organisasi pemerintah Desa Wonoyoso, keadaan penduduk Desa Wonoyoso, tingkat pendidikan

32

Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 156.

(20)

penduduk Desa Wonoyoso, kondisi sosial ekonomi penduduk Desa Wonoyoso, sarana dan prasarana Desa Wonoyoso. Sub bab kedua adalah gambaran umum Kelompok Bermain (KB) Al-Huda, letak geografis Kelompok Bermain (KB) Al-Huda, struktur organisasi Kelompok Bermain (KB) Al-Huda, keadaan guru Kelompok Bermain (KB) Al-Huda, keadaan peserta didik Kelompok Bermain (KB) Al-Huda dan sarana dan prasarana Kelompok Bermain (KB) Al-Huda. Sub bab ketiga adalah pelaksanaan PAUD di Desa Wonoyoso. Sub bab keempat adalah persepsi orang tua terhadap PAUD di Desa Wonoyoso.

BAB IV Analisis persepsi orang tua terhadap pendidikan anak usia dini di Desa Wonoyoso Buaran Pekalongan. Yang meliputi: sub babpertama analisis tentang pelaksanaan PAUD dan sub bab kedua analisis tentang persepsi orang tua terhadap pendidikan anak usia dini di Desa Wonoyoso Buaran Pekalongan.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai rataan sintasan yang lebih tinggi pada kelompok perlakuan membuktikan bahwa ekstrak daun sambiloto di atas 200 mg/L dapat berfungsi sebagai materi biologis yang mampu

Indeks keanekaragaman pada tiap stasiun menunjukkan nilai 1,49 pada stasiun 1, 1,29 pada stasiun 2 dan 1,12 pada stasiun 3 dimana nilai dari ketiga stasiun menunjukkan kisaran

Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab I bahwa yang dimaksud kinerja atau performance adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio berat asam fosfat yang terbaik pada proses asidifikasi dan persen berat adsorben limbah cangkang telur ayam pada proses

Menurut Depkes RI (2007), cara penularan penyakit DBD adalah sebagai berikut : 1)DBD ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti betina. Ada berbagai macam jenis nyamuk, tetapi yang

Gapura Angkasa dalam melakukan pengukuran kinerja menggunakan sistem balance score card.Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen (dan bukan sekedar sistem

polen dan inti sel telur harus sehat dan subur, polen juga harus mempunyai daya tumbuh atau kecepatan tumbuh tabung polen yang tinggi (Darjanto dan Satifah, 1990). Faktor luar

Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka (Wahyu, 1999:81). Data Kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi untuk mengetahui gambaran