• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proceedings. Seminar Nasional Kerjasama Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana dan Asosiasi Psikologi Kristiani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proceedings. Seminar Nasional Kerjasama Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana dan Asosiasi Psikologi Kristiani"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Proceedings

Seminar Nasional 2019

Kerjasama Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Satya Wacana

dan Asosiasi Psikologi Kristiani

“Merajut Keragaman

Untuk Mencapai

Kesejahteraan Psikologis

Dalam Konteks Masyarakat 5.0”

Hotel Grand Wahid Salatiga, 2 Agustus 2019

Satya Wacana University Press 2019

(2)
(3)

Proceedings

Seminar Nasional

“Merajut Keragaman

Untuk Mencapai

Kesejahteraan Psikologis

Dalam Konteks Masyarakat 5.0”

Hotel Grand Wahid Salatiga, 2 Agustus 2019

Satya Wacana University Press 2019

(4)

ii

PROCEEDINGS

SEMINAR NASIONAL

“MERAJUT KERAGAMAN UNTUK MENCAPAI

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

DALAM KONTEKS MASYARAKAT 5.0”

Hotel Grand Wahid Salatiga, 2 Agustus 2019

Reviewer

Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA Dr. Christiana Hari Soetjiningsih, MS.

Dr. Susana Prapunoto, Ma-Psy. Krismi Diah Ambarwati, M.Psi., Psikolog

Editor

Dr. Susana Prapunoto, MA-Psy.

Steering Committee

Prof. Dr. Marthen Pali, M.Psi Dr. Suryasatriya Trihandaru, M.Sc.nat

Committee

Pelindung : Neil Semuel Rupidara, SE., M.Sc.,Ph.D.

Rektor Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Penanggungjawab : Berta Esti Ari Praseya, S.Psi., MA.

Dekan Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana Penasihat : Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA.

Dr. Susana Prapunoto, Ma-Psy. Ketua Panitia : Dr. Christiana Hari Soetjiningsih, MS. Sekretaris : Yohanes Krismono, SE.

Bendahara : Krismi Diah Ambarwati, M.Psi., Psikolog. Cover : Timotius Iwan Susanto, S.Psi.

Cetakan Pertama: 2019

Isi dari masing-masing artikel proceedings merupakan tanggung jawab masing-masing penulis

All right reversed. Save exception stated by the law, no part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system of any nature, or transmitted in any form by any mean electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwhise, included a complete or partial transcription, without the prior written permission of the author, application for which should be addressed to author.

Satya Wacana University Press Universitas Satya Wacana Jl. Diponegoro 52 – 60 Salatiga

Telp. (0298) 321212 Ext. 1229, Fax. (0298) 311995 Email: satyawacanapress@adm.uksw.edu

(5)

iii

KATA SAMBUTAN PENYELENGGARA

Salam Sejahtera bagi kita sekalian, Shalom.

Seminar nasional dan call papers bertajuk “Merajut Keragaman Untuk Mencapai

Kesejahteraan Psikologis dalam Konteks Society 5.0” kita selenggarakan dengan kerjasama

antara Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dengan Asosiasi Psikologi Kristiani – (APK) Indonesia, dalam rangka menyambut Dies Natalis Fakultas Psikologi ke 20th. Fakultas Psikologi UKSW pertama kali berdiri pada tanggal 23 Juni 1999; dan hingga saat ini telah memiliki 2 program studi yaitu S1 dan S2. Usaha yang berkelanjutan dari tahun ke tahun oleh seluruh pihak di fakultas dan program studi, telah memampukan Program S1 terakreditasi dengan peringkat A. Sebagai bagian dari semangat untuk terus berkontribusi bagi kemajuan perkembangan psikologi di Indonesia, Fakultas Psikologi mengundang para ilmuan di Indonesia untuk membagikan hasil-hasil riset dan pemikiran terbaik mereka melalui seminar ini. Demi tercatatnya kajian-kajian ilmiah yang ada, proceeding ini diterbitkan agar pemikiran-pemikiran maupun hasil riset yang telah disampaikan dalam seminar dapat dinikmati oleh kalangan yang lebih luas.

Tema ini secara spesifik diangkat, dengan melihat kenyataan bahwa Indonesia memiliki kekayaan keragaman baik dari segi budaya, bahasa, agama, serta latar belakang kehidupan yang lain. Keberagaman ini bagaikan memiliki dua sisi mata uang, yang bila bisa dimanfaatkan dengan maksimal akan memperkaya kekayaan pengalaman kehidupan individu, mendorong individu untuk belajar lebih fleksibel terhadap perubahan dan perbedaan serta mengembangkan pribadi yang kuat mental dan kaya pengalaman. Namun sebaliknya, keberagaman juga dapat menjadi ancaman apabila individu gagal mensikapinya dengan positif dan tepat; menimbulkan kesalahpahaman, syak wasangka bahkan perpecahan. Sementara itu, perkembangan peradaban manusia telah sampai pada titik saat kemajuan teknologi, utamanya teknologi informasi yang berintegrasi dengan internet, memunculkan teknologi digital, wireless, bigdata yang memunculkan berbagai exponential techology seperti: a) artificial intelligence, augmented

reality 3D printing dan robotics, b) biotechnology c) nano technology, material baru, an

(6)

iv

Semua kemajuan ini menimbulkan disrupsi baru, memaksa masyarakat harus siap dengan sistem-sistem baru, pola komunikasi dan interaksi yang baru, sistem-sistem bertransaksi yang baru yang berubah dengan pesat, yang mempengaruhi berbagai macam aspek kehidupan di masyarakat, yang saat ini dikenal dengan konteks masyarakat 5.0. Semua hal ini perlu dikaji dari berbagai sisinya, agar kita bisa mengantisipasi dan menyikapi dengan bijak sehingga dapat tercapai kesejahteraan psikologis setiap individu di Indonesia.

Seminar dan Call papers ini diikuti oleh 132 peserta, terdiri dari guru, dosen, utusan gereja, mahasiswa, peneliti, maupun praktisi, yang berasal dari berbagai daerah antara lain: Jawa Tengah, Yogyakarta, Jakarta, Makasar, Kupang, Manado, Surabaya dan lainnya. Harapan kami apa yang kita diskusikan dalam seminar ini dapat meningkatkan pengetahuan kita, dan pada akhirnya dapat bermanfaat bagi setiap orang yang kita layani.

Secara khusus ucapan terimakasih disampaikan kepda APK dan HIMPSI yang telah menjadi mitra kami dalam menyelenggarakan kegiatan ini serta kepada UKSW yang telah mendukung sepenuhnya terhadap kegiatan ini. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya juga disampaikan kepada segenap panitia di bawah koordinasi dari Ibu Dr. Christiana Hari Soethjiningsih, MS dan Ibu Dr. Susana Prapunoto, M-Psy; didukung oleh Ibu Krismi Ambarwati M.Psi maupun Bapak Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA beserta para dosen, karyawan, maupun para mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW yang telah bekerjakeras mewujudkan terselenggaranya kegiatan ini.

Akhir kata, semoga Proceedings ini bermanfaat dan apabila ada kesalahan-kesalahan tertentu yang tidak kami sengaja dalam penerbitan proceeding ini, kami mohon maaf sebesar-besarnya. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin.

Hormat kami,

Berta Esti Ari Prasetya, S.Psi., M.A. Dekan Fakultas Psikologi UKSW

(7)

v

KATA PENGANTAR

Keragaman, Kemajemukan adalah keistimewaan yang Tuhan berikan kepada bangsa Indonesia. Sekitar 250 juta jiwa, 17.000 pulau, 714 suku dan lebih dari 1.100 bahasa lokal, Indonesia termasuk urutan ke empat Negara dengan jumlah populasi terbesar di dunia. Kondisi ini tentu membawa implikasi pada kemungkinan terjadinya pergesekan terkait persoalan budaya, suku, agama, bahasa, sosial-ekonomi, maupun persoalan lain terkait dengan persoalan hukum, dsb.

Hal ini telah disadari oleh pujangga kita, Mpu Tantular yang kemudian menuliskan konsepnya dalam buku Sutasoma yaitu “Bhineka Tunggal Ika”.

Kehadiran revolusi industri 4.0 semakin meningkatkan tantangan kesatuan. Kebersamaan membangun persatuan di tengah keragaman, bukan sesuatu yang otomatis terjadi. Hal ini menuntut masyarakat 5.0 menyikapi keragaman ini dengan merajut keragaman untuk mewujudkan kasih, antara lain untuk mencapai kesejahteraan psikologis. Dengan demikian perbedaan, keragaman bukan sebagai pemisah melainkan sebagai kekayaan bangsa yang tiada nilainya. Prosiding ini merupakan sumbangan pemikiran dari 49 Penulis Artikel yang telah hadir dan berperan serta mempresentasikan gagasan terbaiknya.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Berta Esti Ari Prasetya, S.Psi, MA (Dekan Fakultas Psikologi – UKSW), Bapak Prof. Dr. Marthen Pali, M.Psi., (Ketua Asosiasi Psikologi Kristiani), Bapak Yusak Novanto, SPsi, MSi. (Sekretaris Asosiasi Psikologi Kristiani) yang telah memfasilitasi dan mendukung penuh penyelenggaraan Seminar & Call for Papers Jumat, 2 Agustus 2019. Ucapan terimakasih tidak terhingga kami haturkan kepada Prof. Virgo Handojo, Ph.D, CFLE. (dari California Baptist University), dan Ibu Eunike Sri Tyas Suci, PhD, Psikolog (Ketua Asosiasi Psikologi Kesehatan – HIMPSI) yang telah menghantar Seminar dan Call for Papers Nasional “ Merajut Keragaman untuk Mencapai Kesejahteraan Psikologis dalam Konteks Masyarakat 5.0.”.

Terimakasih atas kesediaan para Reviewers Call for Papers Dr. Christiana Hari Soetjiningsih, M.Si, Bapak Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA, Ibu Krismi Ambarwati, M.Psi meluangkan waktu dan pikiran agar Proceedings ini dapat terbit. Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada Bapak Timotius Iwan Susanto, S.Psi. yang telah mendukung desain Cover buku Proceeding. Terimakasih juga kepada sdri. Hanny Yuliana Agnes Sesa, S.Psi., Claudya S.Soulisa, S.Pd., Indah Lestari, S.Kep. dan Joanne Marrijda Rugebregt, S.Psi. yang telah banyak

(8)

vi

mendukung proses editing teknis buku Proceedings ini. Kiranya buku ini dapat bermanfaat bagi perjalanan bangsa Indonesia mengarungi Era Digital. Tuhan memberkati.

Salam sejahtera,

Dr. Susana Prapunoto, MA-Psy Editor

(9)

vii

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN PENYELENGGARA iii

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vii

I. KURIKULUM DAN PENDIDIKAN KARAKTER 1

Peran Kurikulum dan Pendidikan Karakter dalam Proses Pembelajaran

Nurjadid 2

Hubungan Grit dengan Subjective Well-Being pada Siswa SMA Masehi 2 PSAK Semarang

Petra Wijayanti, Christiana Hari Soetjiningsih 11

Optimalisasi Superego dalam Teori Psikoanalisis Sigmund Freud untuk Pendidikan Karakter

Hengki Wijaya, I Putu Ayub Darmawan 21

Strategi Kurikulum Tersembunyi bagi Pendidikan Karakter Generasi Milenial dalam Society 5.0

Mariani Harmadi 30

Gerakan Sayang Anak Indonesia: Sebuah Pendekatan Pendidikan Karakter Dalam Memasuki Konteks Society 5.0

Monica Muryawati 39

Pendidikan Karakter yang Berkelanjutan

Priscilla Titis Indiarti, Anton Sukontjo 50

Konsep dan Pengukuran Work Engagement dan Student Engagement: Kajian Literatur Mengenai Engagement dalam Bidang Pendidikan

Yosika Pramangara Admadeli 61

II. Identitas Sosial dan Budaya 71

Mendedah Kebertahanan dan Peran Pendidikan serta Interaksi Sosial-Budaya Kelindan Rumah Pengasingan

(10)

viii

Mendedah Penghayatan Religiusitas dan Psychological Well-Being Perempuan dalam Kelindan Pengasingan di Pulau Seram.

Foty Isabela Otemusu, Susana Prapunoto, A. Ign. Kristijanto 84

Hubungan antara Perceived Discrimination dan Kualitas Hubungan Romantis pada Pasangan Etnis Tionghoa-Indonesia dan Indonesia Asli

Revina Dewanti, Julia Suleeman 95

Studi Fenomenologi Kepala Sekolah Perempuan Single Parents

Fony Sanjaya, Mary Philia Elizabeth 105

Perbedaan Perilaku Prososial Ditinjau dari Jenis Kelamin

Jeanetha A. E. Lomboan, Christiana Hari Soetjiningsih 116

Hubungan antara Frekuensi Menonton TayanganTelevisi yang Mengandung Unsur Kekerasan dengan Perilaku Agresif Remaja

LaelaZulfia, Christiana Hari Soetjiningsih 127

Orientasi Masa Depan Pada Narapidana dengan Kasus Kejahatan Pelecehan Perempuan yang Menjalani Masa Hukuman Penjara di Atas Lima Tahun

Mareinata Nazareth Christy Irala, Margaretta Erna Setianingrum 136

Peran Hukum dan Psikologi dalam Meminimalkan Ujaran Kebencian Perusak Demokrasi

Wisnu Sapto Nugroho 147

III. CINTA KASIH DAN SPIRITUALITAS 158

Pengaruh Religiusitas dan Parent Adolescent Relationship terhadap Psychological Well Being Remaja di SMP Negeri 1 Kupang

Marleni Rambu Riada 159

Pertumbuhan Spiritual Keluarga yang Memiliki Anak Penyandang Autisme

Maria Laksmi Anantasari 171

Religious Coping pada Penyintas Perkosaan

Julia Suleeman 187

Spiritual Kristiani di Tengah Laju Peradaban Digital

(11)

ix Eksistensi Perempuan Kristiani (Studi pada Perguruan Tinggi di Sulawesi Utara)

Shanti Natalia C. Ruata, Merci K. Waney, Yunita Sumakul 210

IV. KESEJAHTERAAN DAN KEBERFUNGSIAN KELUARGA 222

Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga dengan Harga diri pada Atlet Renang Remaja Klub Paswind Surakarta

Rizkiana Ika Raharjo, Christiana Hari Soetjiningsih 223

Hubungan antara Kelekatan Aman Ibu-Anak dengan Kematangan Sosial pada Anak yang Ibunya Bekerja

Yudea Sabdo Anggoro, Krismi Diah Ambarwati 233

Dukungan Keluarga sebagai Prediktor Keberfungsian Sosial Pasien Skizofrenia Rawat Jalan

Glaudia Anastacia, Krismi Diah Ambarwati 245

Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Perilaku Agresif pada Remaja Tegalsari

Cynthia Sinta Dewi, Ratriana Yuliastuti Endang Kusumawati 256

Gambaran Psychological Well-Being pada Remaja yang Memiliki Anak Sebelum Menikah

Ayu Wasti Kurniawati, Krismi Diah Ambarwati 267

Studi Deskriptif Internet Parenting Style pada orang Tua dengan Anak Remaja

Enjang Wahyuningrum 278

V.

PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI

292

Job Crafting dan Employee Well-Being pada Karyawan Generasi Y di Indonesia

Fandy Jusuf E. Lumentut, Krismi Diah Ambarwati 293

Sistem Pengendalian Manajemen Kontemporer Berdasar Aspek Spiritual

Anton Sukontjo, Maria Andriyani Wulandari 307

Faktor Demografis di Seputar Kepuasan Hidup Guru Sekolah X di Sidoarjo

Yusak Novanto, Maria Rayna Kartika Winata 320

Emotional Intelligence and Job Satisfaction of Teachers in Senior High School in Kupang

(12)

x

Hubungan antara Motivasi Kerjadengan Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Argo Manunggal Triasta

Septiana Indah Permata Surya, Sutarto Wijono 348

Budaya Organisasi dan Kinerja pada Fungsionaris Lembaga Kemahasiswaan Universitas (LKU) UKSW

Siswani Inesda Batara, Sutarto Wijono 358

VI. KESEHATAN MENTAL SEPANJANG RENTANG KEHIDUPAN 367

Hubungan Negatif antara Sexual Self-Esteem dan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja Akhir

Arina Zuhriyah, Christiana Hari Soetjiningsih 368

Membaca Dinamika Psikologis Lewat Kekuatan Narasi

Emmanuel SatyoYuwono 378

Strategi Regulasi Emosi Anggota Penyidik Kasus Pembunuhan di Wilayah Hukum Polres Salatiga

Maximianus Ambrosius Nggai, Wahyuni Kristianawati 389

Hubungan Resiliensi dan Kepuasan Hidup pada Dewasa Muda

Dewa Fajar Bintamur 402

Pelecehan Seksual pada Biduanita Orkes Dangdut

Evita Cynthia Damayanti, Christiana Hari Soetjiningsih 413

Hubungan antara Self-Esteem dengan Perilaku Seksual pada Remaja Putus Sekolah

Yosefine Permatasari, Ratriana Yuliastuti Endang Kusumawati 425

Korelasi Kontrol Diri dengan Perilaku Agresif pada Remaja Laki-Laki Peminum Miras (Studi Kontekstual pada Remaja Jemaat GPM Imanuel OSM-Ambon)

Salomina Patty, Prisca Diantra Sampe, Sutarto Wijono 436

VII. AGING 448

Successful Aging : Gaya Hidup Lansia di Era Digital

WinangPrananda, Christiana Hari Soetjiningsih, David Samiyono 449

Successful Aging : Voice-Tech Paduan Suara Religi

(13)

xi Perbedaan Kecemasan Menghadapi Kematian pada Lansia Ditinjau dari Jenis Kelamin

Tri Utami Noviyanti, Ratriana Y. E. Kusumiati 478

Perbedaan Kualitas Hidup Lansia yang Hidup di Rumah dan di Panti Wreda

M. Erna Setianingrum, Ratriana Y. E., Kusumiati 487

VIII.PERILAKU ENTREPRENEURSHIP DI ERA MILENIAL 496

Dukungan Semarang Kota Cerdas terhadap Minat Wirausaha: Studi Kasus Mahasiswa Jurusan Manajemen.

Martin Flemming Panggabean 497

Adaptabilitas Karir di Era Industri 4.0

Doddy Hendro Wibowo 506

Hubungan antara Rejection Sensitivity dengan Impulsive Buying Produk Fashion (Studi pada Mahasiswi Fakultas Psikologi Angkatan 2015 UKSW).

Hanggraini Puspitaningrum, Berta Esti Ari Prasetya 519

Pengaruh Karakteristik Psikologis pada Selebgram Entrepreuner.

(14)
(15)

1

SUB TEMA 1:

(16)

2

Peran Kurikulum dan Pendidikan Karakter dalam Proses Pembelajaran

Nurjadid

Program Pendidikan Bahasa Inggris - IAIN Salatiga Email : mrjadid7@gmail.com

Abstrak

Prestasi pendidikan di sebuah negara, terutama dalam proses pembelajaran, akan membutuhkan penguasaan kurikulum, termasuk di dalamnya pembangunan karakter, yang didukung oleh pendidik yang handal dan para peserta didik itu sendiri. Dunia pendidikan tanpa guru profesional dan menerapkan kurikulum, agaknya sulit untuk menghadapi abad yang kompetitif dan menantang di tingkat internasional. Seorang pendidik yang profesional akan berdampak baik ketika para guru menguasai kurikulum dan menerapkan pendidikan karakter. Namun, penguasaan yang buruk atau rendah atau bahkan membingungkan dalam kurikulum dan pendidikan karakter, maka tidak akan dapat melaksanakan proses belajar mengajar. Dengan demikian, pendidikan di Indonesia akan mendapatkan kesulitan untuk menghadapi persaingan yang sangat ketat di tingkat internasional. Di sisi lain, proses belajar mengajar tidak akan dapat berjalan dengan lancar jika para pendidik dan siswa tidak konsisten dalam implementasi kurikulum dan pendidikan karakter itu sendiri.

Keywords:Pendidikan karakter, kurikulum, persaingan internasional

Pendahuluan

Kurikulum tidak dapat dipisahkan dari dunia Pendidikan, begitu juga dengan Pendidikan karakter sebagai salah satu produk unggulan kurikulum tersebut. Lebih dari sepuluh kali dunia Pendidikan di Indonesia mengalami perubahan kurikulum, tepatnya 11 kali, yakni dari tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, 2013, serta 2015, tentunya tujuan

(17)

3 perubahan kurikulum adalah mencari strategi terbaik dalam proses dan pencapaian pembelajaran. Namun perubahan kurikulum tersebut ternyata belum diimbangi dengan percepatan-percepatan prestasi,walaupun mengalami sedikit peningkatan dikancah internasional.

Indonesia di ajang PISA atau Programme for International Student Assessment, PISA yang merupakan sistem ujian (rencana pengganti ujian nasiona), yang digagas oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), untuk mengevaluasi sistem pendidikan dari 72 negara di seluruh dunia. Setiap tiga tahun, dengan mekanisme peserta didik yang berusia 15 tahun dipilih secara acak, untuk mengikuti tes dari tiga kompetensi dasar yaitu membaca, matematika dan sains. Survei pada tahun 2012, dari 72 negara yang mengikuti tes PISA. pada kompetensi sains, Indonesia masih menduduki rangking kedua dari bawah. Sedangkan berdasarkan survei pada tahun 2015 tidak jauh berbeda walaupun mengalami peningkatan yang menunjukkan pencapaian pendidikan di Indonesia yaitu pada posisi ke empat. Dalam kompetensi matematika meningkat di tahun 2015. Sedangkan kompetensi membaca belum menunjukkan peningkatan yang signifikan (Suprayitno, 2019).

Prestasi maupun kurang berprestasi didunia pendidikan tidak lepas dari kontribusi pendidikan karakter, ketika banyak penyimpangan-penyimpangan perilaku yang akhirnya dianggap stressor-nya adalah kegagalan menerapkan pendidikan karakter, baik di bangku sekolah maupun usia belajar. Disisi lain disebabkan beberapa hal; pertama, sebagian besar sekolah tidak memiliki kebijakan dan administrasi mengenai pendidikan karakter; kedua, sebagian besar sekolah tidak memiliki lingkungan yang mendukung penyelenggaraan pendidikan karakter: ketiga, sebagian besar guru tidak memiliki pengetahuan dan sikap yang baik dalam pendidikan karakter; keempat, sebagian besar guru tidak memiliki kompetensi yang baik; kelima, sebagian besar sekolah telah menggunakan kurikulum dan sebagian besar guru belum menggunakan penilaian yang cocok bagi pendidikan karakter, dan; terakhir, sebagian besar pula masyarakat belum mendukung jalannya pendidikan karakter dan penerapan kulikulum (Citra, 2012).

Di sisi lain akibat yang banyak ditimbulkan dari proses pembelajaran baik dikelas maupun diluar kelas adalah kurangnya penguasaan kurikulum serta penerapan pendidikan karakter itu sendiri, maka pertanyaan yang akan muncul adalah dapatkah minimnya penguasaan kurikulum dan minimnya contoh perilaku yang kurang baik terkait pendidikan karakter menopang keberhasilan dalam proses pembelajaran.

(18)

4

Metode

Penelitian ini adalah tergolong opini menantang, dengan studi literatur untuk mengetahui referensi teori yang relevan dengan penemuan masalah. Di mana studi literatur adalah cara untuk mengumpulkan data atau sumber yang relevan dengan topik penelitian. Studi literatur dapat diperoleh dari beberapa sumber seperti jurnal, buku, dokumentasi, internet, perpustakaan dan sebagainya. Penelitian ini fokus pada review dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan variabel (Sugiyono, 2015). Instrumen penelitian menggunakan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari jurnal, buku, dokumentasi, dan internet. Dokumentasi adalah metode untuk menemukan data atau dokumen penting melalui artikel, koran, majalah, jurnal, perpustakaan, peramban, dokumentasi buku, dan media elektronik seperti internet yang terkait dengan penelitian ini. Didalam menganalisis data, penulis menggunakan teknik menganalisis konten.

Hasil

Pembelajaran adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri individu yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang baru (Hamalik, 1992). Di lain pihak Slameto (2010) menyatakan, pembelajaran merupakan proses belajar, dimana di dalamnya terdapat interaksi, adanya materi, dan penilaian, juga secara psikologis merupakan prosesperubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Berkaitan dengan Kurikulum, Kemendikbud (2014) menegaskan bahwa di mana, Kurikulum 2013, merupakan sebuah kompetensi pengembangan kurikulum dan karakter. Dalam implementasi Kurikulum 2013 siswa dapat meningkatkan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka, mengevaluasi nilai moral karakter yang baik dan menggunakannya untuk kehidupan sehari-hari. Kurikulum baru ini memiliki empat KI (Kompetensi Inti). KI 1 menjelaskan tentang aspek spiritual, KI 2 sebagai aspek sosial (perilaku), KI 3 untuk aspek pengetahuan, dan KI 4 dibuat untuk aspek pengetahuan. Dengan demikian Kurikulum 2013 harus mencapai empat kompetensi inti dalam proses belajar mengajar seperti; kompetensi agama, sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang terintegrasi satu sama lain.

Selain itu, perlu juga menerapkan pendekatan ilmiah dalam kegiatan mengajar yang mencakup beberapa langkah seperti mengamati, bertanya, bereksperimen, mengasosiasikan, dan berkomunikasi dan berkolaborasi dengan pembelajaran berbasis penyelidikan (inquiry-based

(19)

5 learning), pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), pembelajaran penemuan (discovery learning), pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning), dan pembelajaran berbasis tugas (task-based learning).

Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel tersebut merupakan hal yang bekerja secara simultan dan terintegrasi satu sama lainnya, yakni kurikulumnya menggunakan pendekatan saintifik, melalui pendidikan karakter maka proses belajar mengajar akan tercipta dengan baik.

Diskusi

Pembelajaran Merupakan Kegiatan Utama atau Hanya Sekedar Pemenuhan Jam Kerja

Kegiatan belajar mengajar tentunya memiliki kendala. Subini menyatakan dalam proses pembelajaran tidak serta merta selalu sempurna dan positif, karena minimnya penguasaan kurikulum dan penerapan karakter baik. Subini menyebutkan banyak performen-performen pendidik kurang menunjukkan jati diri seorang pendidik, seperti kurang mencerminkan perilaku pendidik maupun pembelajar.

Pertama, misalnya rambut semrawut, merokok di sekolah, menggunakan make-up yang tebal (menor), pakaian super ketat, dan sebagainya. Kemudian yang kedua, berkaitan dengan akademik, seperti tidak membuat administrasi (RPP), tidak pernah membuat program tahunan dan program semester, tidak pernah mengecek presensi, tidak pernah menganalisis hasil pembelajaran, dan lain-lain. Selanjutnya, yang ketiga, yang berhubungan dengan proses pembelajaran, seperti berpikir egosentris, merasa paling pintar, tidak peka pada suasana kelas, tidak menguasai materi, dan sebagainya. Selanjutnya, keempat, yang berhubungan dengan kedisiplinan, seperti; korupsi waktu, terlambat masuk kelas, sering bolos ngajar, main

handphone atau Facebook-an saat mengajar, dan lain-lain. Yang kelima atau terakhir, yang

berhubungan dengan psikologis siswa, seperti tidak memahami kondisi psikologis siswa, tidak memberi contoh teladan, dikenal sebagai guru killer, terlalu permissive, dan sebagainya (Subini, 2012).

Di sisi lain Kristianto (2015) berpendapat, ada dua dampak dari perubahan kurikulum dalam proses pembelajarannya, yakni positif dan negatif . Yang positif guru dengan leluasa dapat menerapkan metode-metode pembelajaran baru, selanjutnya hubungan relasi antara guru dan murid terjalin dengan baik, dengan kata lain tidak gagal menjalin relasi dengan peserta didik

(20)

6

karena banyak melibatkan peserta didik dalam pembuatan media pembelajaran, sehingga guru dapat mengkondisikan keadaan kelas demi kelancaran kegiatan belajar mengajar. Tetapi di sisi lain dampak negatifnya, yakni guru masih menganggap persoalan RPP hanya sebuah pemenuhan admistrasi belaka, begitu juga dengan jam kerja.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, pembelajaran merupakan proses interaksi antara materi, guru, peserta didik yang akhirnya menghasilkan perubahan, baik perubahan kognitif atau intelegensinya atau perubahan perilaku (behavior) sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pembelajaran akan mengalami progress atau meningkat, jika pelaku–pelaku pembelajaran tersebut konsisten dalam menjalankan prosesnya. Jika kurang konsisten yang akan terjadi adalah bekerja hanya merupakan pemenuhan jam kerja saja, jika jamnya cukup maka sudah tidak ada reaksi perkembangan lagi, inilah yang merupakan mimpi buruk di dunia pendidikan.

Kesiapan Pendidik Dalam Menerapkan K13 dan Pendidikan Karakter Dalam Proses Pembelajaran

Perubahan dalam kurikulum menuntut profesionalisme guru yang sesuai dengan kurikulum baru tersebut. Perubahan isi mata pelajaran dan jumlah mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan tentu membutuhkan guru yang siap untuk itu. Kompetensi profesional adalah “kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam” (PP 74/2008). Guru profesional adalah guru yang ingin mengedepankan mutu dan kualitas layanan dan produknya. Layanan guru harus memenuhi standarisasi kebutuhan masyarakat, bangsa dan pengguna serta memaksimalkan kemampuan peserta didik berdasar potensi dan kecakapan yang dimiliki setiap individu tersebut.

Di lain pihak menurut Napratilora, Martina dkk. (2019), menyatakan bahwa para pendidik memiliki kemampuan yang masih kurang dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 padahal para pendidik tersebut telah mengikuti pelatihan dan workshop tentang implementasi kurikulum 2013 tetapi hasilnya masih belum maksimal. Misalnya ada beberapa guru masih bingung tentang bagaimana sebenarnya implementasi Kurikulum 2013 dalam proses belajar mengajar. Selanjutnya guru tersebut kurang memahami sepenuhnya tentang menerapkan pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam proses belajar mengajar karena guru yang terbatas mendapat

(21)

7 kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan lokakarya tentang penerapan Kurikulum 2013 dan menerapkan pendekatan ilmiah.

Kesiapan guru dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 tergantung pula pada pemaknaan guru terhadap persepsi kurikulum. Kesiapan guru tersebut harus diwujudkan dalam: (1) dimensi kemauan (willingness) berupa antusiasme, kesenangan, dan keyakinan; (2) dimensi kemampuan (ability) yang meliputi : (a) pengetahuan (knowledge) yang diperoleh dari pendidikan (education), pengalaman (experience), latihan (training), dan minat (interest), (b) keterampilan (skill) yaitu bakat (aptitude), dan kepribadian (personality); dan (3) dimensi motivasi yang meliput (a) kondisi fisik pekerjaan, (b) kondisi sosial pekerjaan, dan (c) kebutuhan individu (Rustanto, 2014). Begitu juga dengan pendapat Citra (2012) bahwa lingkungan sekolah kurang mendukung penerapan pendidikan karakter. Pelaku pendidikan seperti guru kurang menguasai penerapan pendidikan karakter dan penerapan assesment atau untuk mengevaluasi peserta didik dalam mengambil nilai afektif.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa belum sepenuhnya pendidik menguasai dan memahami penerapan Kurikulum 2013 dan pendidikan karakter itu sendiri. Isu mengenai kesulitan penerapan Kurikulum 2013 dan pendidikan karakter bukanlah harga mati dan merupakan hal yang mutlak gagal jika solusi-solusi untuk menghadapi kendala-kendala dalam penerapan kurikulum tersebut disiapkan, seperti kendala guru menerapkan kurikulum baru ini dengan kurangnya pemahaman mendalam yang membuat mereka bingung untuk menggunakan kurikulum di kelas. Yang akhirnya kegiatan mengajar dilakukan secara umum. Guru belum menerapkan lima langkah dari pendekatan ilmiah (mengamati, bertanya, bereksperimen, bergaul, dan berkomunikasi). Karena siswa pasif di kelas, maka diperlukan oleh guru untuk melengkapi pemahaman guru tentang konsep kurikulum dan memberikan lebih banyak pengalaman tentang implementasi Kurikulum 2013 (Napratilora dkk., 2019).

Proses pembelajaran merupakan ujung tombak dari penerapan kurikulum dan pendidikan karakter, jadi berdasarkan kesulitan-kesulitan di atas sebaiknya guru memandu para peserta didik untuk mempersiapkan diri dan materi-materi atau mengenal materi sebelum H-1, artinya peserta didik sudah siap dengan topik yang akan dilaksanakan di kelas, atau dengan kata lain dalam proses belajar mengajar, peserta didik memiliki gambaran tentang topik dan sekaligus simulasinya.

(22)

8

Peran Kurikulum dan Pendidikan Karakter dalam Proses Pembelajaran

Potret pendidikan di Indonesia saat ini masih terjebak pada isu-isu pola Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan mengedepankan kemampuan intelegensia peserta didik. Jika peserta didik sudah mencapai KKM maka sudah dianggap berhasil. Padahal eksistensi atau keberadaan kekuatan bangsa berada pada pilar-pilar kekuatan pendidikan karakter dan penerapan kurikulumnya. Kekakuan dalam memasukkan karakter dalam proses pembelajaran dalam kurikulum merupakan penghambat, di antara karakter baik tersebut adalah nilai-nilai kejujuran, dapat dipercaya, kebersamaan, toleransi, tanggung jawab, dan peduli kepada orang lain. Maka guru sebaiknya mampu mengaitkan mater dengan nilai-nilai tersebut.

Kurikulum dan pendidikan karakter memegang peran penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui kurikulum dan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran dapat membentuk watak peserta didik untuk mempertahankan dan meningkatkan taraf kehidupan ke depannya. Pendidikan merupakan hasil dari perkembangan kebudayaan manusia dan pusat perkembangan. Mengingat penting dan luasnya cakupan pembinaan karakter bangsa dalam rangka menjaga identitas bangsa dari kegoyahan arus globalisasi, serta menjadikan masyarakat berketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, maka diperlukan komitmen dan dukungan dari lembaga penyelenggara negara, dunia usaha dan industri, masyarakat, media massa dan pemangku kepentingan lainnya untuk menyusun program kerja dan mengkoordinasikan dengan pihak terkait agar terjadi sinergi yang kokoh untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik (Setiawatinanda, 2017).

Merujuk dari paparan di depan, Suyitno (2019) mengomentari bahwa karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak dini. Ada beberapa pihak yang sangat mempengaruhi terbentuknya karakter peserta didik, seperti keluarga, lingkungan masyarakat, teman sepergaulan, lingkungan sekolah, dan lain-lain. Banyak pakar yang mengatakan bahwa kegagalan penanaman karakter pada seseorang sejak usia dini akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak. Memiliki akhlak yang mulia tidak secara otomatis begitu manusia dilahirkan, namun memerlukan proses panjang melalui pengasuhan.

Kurikulum dan pendidikan karakter adalah sebuah rancangan pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi ke arah pembentukan karakter anak bangsa pada peserta didiknya

(23)

9 melalui kurikulum terintegrasi yang dikembangkan di sekolah. Kerangka pengembangan kurikulum dan pendidikan karakter melalui pembelajaran di kalangan tenaga pendidik dirasakan sangat penting. Sebagai agen perubah (agent of change), perubahan pendidik diharapkan mampu menanamkan ciri-ciri, sifat, dan watak serta jiwa mandiri, tanggung jawab, dan cakap dalam kehidupan kepada peserta didiknya. Di samping itu, karakter tersebut juga sangat diperlukan bagi seorang pendidik karena melalui jiwa ini, para pendidik akan memiliki orientasi kerja yang lebih efisien, kreatif, inovatif, produktif serta berdiri di atas kaki sendiri dan tidak ketergantungan dengan pihak luar (Suyitno, 2019). Selanjutnya Suyitno mengatakan bahwa keberhasilan peran kurikulum dan pendidikan karakter dalam proses kegiatan belajar mengajar sangatlah bersinergi dan seperti simbiosis mutualisme, artinya saling menguatkan satu sama lainnya.

Simpulan dan Saran

Berdasarkan pemaparan di depan dapat ditarik kesimpulan bahwa proses belajar mengajar akan berhasil jika komponen-komponen dunia pendidikan bisa bersinergi, seperti pendidik menguasai kurikulum dan mengimplementasikan dalam proses pembelajaran dan menerapkan mega proyek pendidikan karakter, baik formal ataupun informal. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menyuguhkan kajian-kajian literatur yang lebih lengkap guna menunjang penelitian, misalnya jam kerja pendidik apakah hanya sebuah pemenuhan jam saja atau sebuah kewajiban kerja.

Daftar Pustaka

Ayu, S. (2017). Pendidikan Karakter sebagai Pilar Pembentukan Bangsa. Jurnal Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 1 (1), 348-352.

Citra, Y. (2012). Pelaksanaan Pendidikan Karakter dalam Proses Pembelajaran. E-Jupekhu, 1 (1), 12-13.

Hamalik, O. (1992). Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum. Bandung: Mandar Maju.

Kemendikbud. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan: Paparan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Bidang Pendidikan. Jakarta: Kemendikbud. Napratilora, Martina, dkk. (2019). English Teacher Obstacle on Implementing the 2013 Curriculum. Indonesia Journal of Learning Education and Counseling, 1 (2), 119-12.

(24)

10

Postman, N. (1995). The Disappierence Of Childhood Technopoly The Surrender Of Culture. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Suprayitno, T. (2019). Peringkat dan Pencapaian Nilai PISA. https://www.kemdikbud.go.id

Slameto. (2010). Belajar Dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Renika Cipta. Subini, N. (2012). Awas, Jangan Jadi Guru Karbitan: Kesalahan-Kesalahan Guru

Dalam Pendidikan Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Javalitera.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suyitno, I. (2019). Pengembangan Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa Berwawasan

Kearifan Lokal. Jurnal FBS Universitas Negeri Malang, 1(1), 17-18. Toto, R. E. (2014). Kesiapan Guru dalam Implementasi Kurikulum 13.

https://aomvanriest.wordpress.com

Kristianto, M. H. (2015). Persepsi guru sejarah terhadap perubahan beban kerja guru sejarah pada Kurikulum 13 di SMA Ksatrian Semarang. Skripsi. Semarang: Progdi Pendidikan Sejarah.

Referensi

Dokumen terkait

Kemenkes RI. Peratuan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas. Departemen Kesehatan RI. Pemerintah

Atau secara sederhana juga dapat dipahami sebagai sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses

Piutang Pajak Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Daerah dan/atau hak Pemerintah Daerah yang dapat dinilai denghan uang sebagai akibat

Nilai pH akan mempengaruhi kualitas gelatin diantaranya kekuatan gel dan viskositas gel, nilai pH gelatin tidak mempengaruhi pembuatan cangkang kapsul karena pada

Jurusan dan Program Studi S1 Psikologi Universitas Brawijaya 15 belum dapat dilakukan evaluasi mengenai sejauhmana kesesuaian Renstra tersebut dengan program kerja yang

Perencanaan dinding geser sebagai elemen struktur penahan beban gempa pada gedung bertingkat bisa dilakukan dengan konsep gaya dalam (yaitu dengan hanya meninjau

Berdasarkan pengamatan selama kegiatan inti pada siklus II respon anak terlihat kemajuan melalui data yang diperoleh selama pengamatan.Hasil penelitian setelah pelaksanaan

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sukadana yang terdiri dari kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, dan VIII E dan sampel dalam penelitian