PANDUAN
PANDUAN
TRIAGE
TRIAGE
IGD RS INDERA
IGD RS INDERA
1 1BAB
BAB 1: 1: PENDAHULPENDAHULUAN…………UAN……….……….44 1.1
1.1 PernyPernyataan ataan TTujuan………ujuan……….4……….4 1.2
1.2 Hasil Hasil PembelajPembelajaran………aran………4………4 1.3
1.3 TuTujuan juan PembelajPembelajaran………aran………4………4 1.4
1.4 si si Pr!"raPr!"ram………m………..#………..# 1.#
1.# $tru%tur $tru%tur Pr!"ramPr!"ram………#………# 1.&
1.& De'nisi………De'nisi………..&………..& 1.(
1.( $ejara) sin"%at triase………..($ejara) sin"%at triase………..( 1.* Triase +i
1.* Triase +i nstalnstalasi ,a-at asi ,a-at DarurDarurat………at……… ………… (( 1.
1. TuTujuan juan $istem Triase………$istem Triase……….*……….* 1.1/
1.1/ 0un"si 0un"si TTriase………riase………*………* 1.11 $%ala Triase +i nstalasi ,a-at Darurat………... 1.11 $%ala Triase +i nstalasi ,a-at Darurat………... 1.12
1.12 Peran TPeran Triase………riase………..11………..11 BAB 2:
BAB 2: $ALA TA,E $ALA TA,E AU$TALAU$TALAN………AN………13……13 2.1
2.1 PernyPernyataan ataan tujuan………tujuan………13………13 2.2
2.2 Hasil Hasil embelajarembelajaran………an……….13……….13 2.3
2.3 TuTujuan belajar…………juan belajar……….. 13……….. 13 2.4
2.4 ateri…ateri………..14…………..14 BAB 3:
BAB 3: DA$A5DDA$A5DA$A TA$E……….1(A$A TA$E……….1( 3.1
3.1 PernyPernyataan ataan tujuan………tujuan………1(………1( 3.2
3.2 Hasil Hasil PembelajPembelajaran………aran………1(………1( 3.3
3.3 TuTujuan juan Belajar………Belajar………..1(………..1( 3.4
3.4 ateri…ateri……….1*………….1* BAB 4: PENLAAN N6E
BAB 4: PENLAAN N6E D TA$E………2&D TA$E………2& 4.1
4.1 PernyPernyataan ataan tujuan………tujuan………2&………2& 4.2
4.2 Hasil Hasil embelajarembelajaran………an………..2&……..2& 4.3
4.3 TuTujuan juan belajar………belajar……….2&……….2& 4.4
4.4 ateri…ateri………2(…………2( BAB #: TA$E PADA PEDAT……….31 BAB #: TA$E PADA PEDAT……….31
#.1
#.1 PernyPernyataan ataan tujuan………tujuan………..31………..31 #.2
#.2 Hasil Hasil embelajarembelajaran………an………..31……..31 #.3 Tujuan belajar………
#.3 Tujuan belajar……… …… 3131
#.4
#.4 ateri…ateri………31…………31 BAB &:
BAB &: EHALAN PEHALAN PADA TA$E………ADA TA$E……… 42……… 42 &.1
&.1 PernyPernyataan ataan tujuan………tujuan………..42………..42 &.2
&.2 Hasil Hasil PembelajPembelajaran………aran………42………42 &.3
&.3 TuTujuan juan Belajar………Belajar……….42……….42
2 2
DA0TA $
DA0TA $
&.4
&.4 ateri…ateri………..42………..42 BAB (: TA,E PADA E$EHATAN 78A………..4* BAB (: TA,E PADA E$EHATAN 78A………..4*
(.1
(.1 PernyPernyataan ataan tujuan………tujuan……….4*……….4* (.2
(.2 Hasil Hasil embelajarembelajaran………an……….4*…….4* (.3
(.3 TuTujuan juan belajar………belajar………..4*………..4* (.4
(.4 ateri…ateri……….4……….4 BAB *:
BAB *: $U ED9 $U ED9 LE,AL………LE,AL………&&………&& *.1
*.1 PernyPernyataan ataan tujuan………tujuan………..&&………..&& *.2
*.2 Hasil Hasil embelajarembelajaran………an……….&&…….&& *.3
*.3 TuTujuan juan embelajaembelajaran………ran………&&………&& *.4
BAB 1: PENDAHULUAN
1.1 Pernyataan Tujuan
Tujuan dari bab ini adalah untuk:
• Memberikan gambaran tentang program pelatihan triase dan menekankan peran pelatihan dalam mengoptimalkan konsistensi dalam melakukan triase
• Mendiskusikan tujuan sistem triase dalam konteks pemberian pelayanan kesehatan pada fase akut.
1.2 Hasil Pembelajaran
Setelah menyelesaikan bab ini, peserta akan memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan program pelatihan triase dan strukturnya serta bagaimana system triage ini dapat diterapkan di tempat kerja peserta.
Peserta juga akan mengembangkan apresiasi tentang pembangunan nasional dan internasional yang membentuk dasar dari triage di instalasi gawat darurat di Australia. Mereka juga akan dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsistensi pelaksanan triase
dalam konteksnya.
1.3 Tujuan Pembelajaran
Menyebutkan tujuan dan kegunaan sistem triase di !"#.
Mampu membedakan tujuan system triage militer dengan sistem triage ben$ana dengan system triage di %nstalasi gawat darurat.
Mendefinisikan &urgensi'
membuat perbedaan antara konsep urgensi, keparahan dan kompleksitas penyakit dan $edera. Membandingkan dan membedakan kategori dasar dari Australasian Triage S$ale (ATS) dengan
*anadian Triage and A$tuity s$ale (*TAS), Man$hester Triage S$ale (MTS), dan +mergensi Seerity %nde (+S%).
Kata Kunci
Sebuah sistem triase adalah merupakan struktur penting dimana semua pasien yang datang diprioritaskan menggunakan skala peringkat yang terstandar.Tujuan dari sistem triase adalah untuk memastikan bahwa tingkat perawatan gawat darurat yang diberikan sesuai dengan kriteria klinis.
!rgensi ditentukan menurut kondisi pasien pada saat datang di !"#.
Sebuah skala triase lima tingkat adalah metode yang alid dan dapat diandalkan untuk mengelompokkan pasien di !"#.
Program ini bagian dari pembentukan strategi nasional yang bertujuan untuk mengoptimalkan konsistensi triase menggunakan ATS.
partemn /esehatan dan Penuaan - #arurat Triage /it Pendidikan 1.2!si Pr"#ram
Program ini bertujuan untuk memberikan pendekatan nasional yang konsisten dalam memberikan pelatihan kepada perawat sebelum bertugas sebagai perawat triase, khususnya konsistensi dari penerapan Australasian Triage S$ale (ATS).
Strategi dari program pelatihan ini adalah mengintegrasikan bukti (eiden$e ) menjadi serangkaian paket pelatihan. Materi pelatihan ini digunakan untuk melakukan triase oleh klinisi di %nstalasi gawat darurat rumah sakit dan mereka yang bekerja di pelayanan kesehatan daerah terpen$il dan pedesaan yang membuat keputusan triage sebagai bagian dari peran mereka dalam pelayanan kesehatan
Program ini memberikan strategi pengajaran untuk membantu para pendidik dalam penyampaian pelatihan triase khususnya untuk perawat di instalasi gawat darurat yang sudah berpengalaman.#aerah pedesaan dan terpen$il materi ini dapat digunakan sebagai materi pembelajaran mandiri.
1.$ %tru&tur 'r"#ram
Materi kursus ini telah diran$ang untuk memungkinkan dimasukkannya kebijakan dan proto$ol lo$al untuk mengoptimalkan konsistensi pelaksananaan triase atau mengurangi waktu
Program ini terdiri dari 0 unit pembelajaran indiidu : 1ab 2: Pendahuluan
1ab 3: Skala Triage Australasian 1ab 4: #asar-dasar Triage
1ab 5: Penilaian nyeri di Triage 1ab 6: Triage pada Pediatri 1ab 7: Triase pada 8bstetri
1ab 9: Triage pada /esehatan iwa 1ab 0: %su Medi$o-legal di triase.
Tiap bab terdiri dari ringkasan poin kun$i yang terkait dengan topik, ren$ana pembelajaran, kegiatan belajar dan daftar pustaka , termasuk bahan yang dapat diakses melalui internet( pembahasan tentang lieratur berbasis bukti, artikel penelitian dan tulisan opini dari para ahli. ;ingkasan dari setiap materi kepustakaan juga diberikan, untuk menunjukkan bagaimana materi pelatihan ini dapat digunakan untuk memberikan pelatihan dan < atau praktek .
= Klinisi )i)e*inisi&an seba#ai 'era+at ter)a*tar atau 'ra&tisi me)is yan# mela&u&an triase.#epaen /esehatan dan Penuaan - #arurat Triage /it Pendidikan3
!m'lementasi 'r"#ram
Proses untuk mengimplementasikan program meliputi langkah-langkah berikut: 1. Pemili,an 'eserta yan# te'at.
Pemilihan peserta yang diperbolehkan mengikuti program pelatihan ditentukan berdasarkan kebijakan dan peraturan yang berlaku di rumah sakit tersebut akan. 8rganisasi pelaksana pelatihan akan bertanggung jawab untuk menetapkan kriteria yang berhubungan dengan tingkat pengalaman peserta di instalasi gawat darurat dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengikuti program pelatihan ini.>ang terpenting, tidak ada jumlah minimum peserta yang dibutuhkan, namun hal ini diharapkan bagi peserta untuk memiliki kesempatan
untuk melakukan diskusi kelompok antar peserta selama program pelatihan.
2. Pela&sanaan rencana 'en#ajaran.
Pelaksanaan ren$ana pengajaran melibatkan serangkaian kegiatan pembelajaran yang terstruktur. Setiap ren$ana pelajaran terdiri dari ? tujuan pembelajaran, sinopsis literatur yang relean dengan topik yang dibahas, strategi pengajaran termasuk kegiatan pembelajaran, pertanyaan pilihan ganda, poin diskusi dan < atau skenario pasien, dan daftar sumber pustaka tambahan untuk digunakan oleh peserta. #ua bab terakhir mengkonsolidasikan dan menguji pengetahuan peserta.
/riteria keberhasilan menyelesaikan program ini adalah ditentukan oleh kebijaksanaan instruktur. #alam kondisi dimana tidak ada infrastruktur untuk pelatihan triase, program ini dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri dengan peserta bekerja melalui proses memba$a dan kegiatan belajar yang terstruktur.
1.- De*inisi
%istem Tria#e: Proses di mana seorang klinisi menilai tingkat urgensi pasien.
Tria#e: sistem triase adalah struktur dasar di mana semua pasien yang datang dikategorikan ke dalam kelompok tertentu dengan menggunakan standar skala penilaian urgensi atau struktur .
e/triase: status klinis adalah merupakan kondisi yang dinamis. ika terjadi perubahan status klinis yang akan berdampak pada perubahan kategori triase, atau jika didapatkan informasi tambahan tentang kondisi pasien yang akan mempengaruhi urgensi (lihat di bawah), maka triage ulang harus dilakukan. /etika seorang pasien kembali diprioritaskan, kode triase awal dan kode triase selanjutnya harus didokumentasikan. Alasan untuk melakukan triage ulang juga harus didokumentasikan.
Ur#ensi: !rgensi ditentukan berdasarkan kondisi klinis pasien dan digunakan untuk menentukan ke$epatan interensi yang diperlukan untuk men$apai hasil yang optimal. Tingkat !rgensi adalah tingkat keparahan atau kompleksitas suatu penyakit atau $edera. Sebagai $ontoh, pasien mungkin akan diprioritaskan ke peringkat urgensi yang lebih rendah karena mereka dinilai l$ukup aman bagi mereka untuk menunggu penilaian emergensi, walaupun mereka
mungkin masih memerlukan rawat inap di rumah sakit untuk kondisi mereka atau mempunyai kondisi morbiditas yang signifikan dan resiko kematian.
= %nstruktur akan menjadi orang yang dinominasikan dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk pengembangan kemampuan perawat dalam memberikan perawatan gawat darurat.
#epartemen /esehatan dan Pen 1.0 %ejara, sin#&at triase
%stilah Triase berasal dari bahsa Peran$is Trier , yang berarti untuk memilih atau memilah. Triage sistem pertama kali digunakan untuk memprioritaskan perawatan medis selama perang @apoleon pada abad ke-20. Setelah perang telah dilakukan penyempurnaan sistem
untuk memindahkan se$ara $epat korban yang terluka dari medan perang ke tempat perawatan definitif. Sistem triase Mass *asualty %nsiden (M*%) juga telah dikembangkan. Prinsip yang mendasari triase M*% adalah men$apai hasil yang terbaik untuk jumlah korban yang banyak dalam kondisi dimana kebutuhan klinis melebihi sumber daya yang tersedia.
#alam pengobatan sipil, sistem triase telah disempurnakan dan diadaptasi untuk digunakan dalam berbagai situasi. #alam semua lingkungan pelayanan kesehatan, proses triase ditopang oleh pertimbangan bahwa semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh pelayananan medis yang definitie pasti akan meningkatkan dampak pelayanan kesehatan bagi pasien.
1. Triase )i !nstalasi #a+at )arurat
Australia mengalami peningkatan permintaan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan darurat medis. /e$enderungan saat ini menunjukkan pertumbuhan jumlah kunjungan di instalasi gawat darurat di banyak lokasi, alasan untuk pertumbuhan ini berariasi dan kompleks .
Standarisasi skala triage berguna dalam mengembangkan strategi untuk mengelola instalasi gawat darurat. #alam konteks ini mereka juga dapat digunakan untuk memberikan informasi tentang perkembangan pelayanan kesehatan, manajemen risiko klinis dan keselamatan pasien.
1. Tujuan )ari sistem triase
Tujuan dari sistem triase adalah untuk memastikan bahwa tingkat dan kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat adalah sesuai dengan kriteria klinis , bukan didasarkan pada kebutuhan organisasi atau administrasi. Standar sistem triase bertujuan untuk mengoptimalkan keselamatan dan efisiensi pelayanan darurat berbasis-rumah sakit dan untuk menjamin kemudahan akses terhadap pelayanan kesehatan di seluruh lapisan masyarakat
Penggunaan sistem triase memfasilitasi peningkatan standar kualitas di instalasi gawat darurat, karena memungkinkan untuk dilakukan perbandingan indikator kinerja utama (lama waktu untuk-perawatan berdasarkan kategori triase) baik di unit itu sendiri maupun antarinstalasi gawat darurat.Sejak awal 2??-an penggunaan sistem informasi komputerisasi di instalasi gawat darurat Australia telah memungkinkan melakukan perhitungan waktu penangann dihubungkan dengan hasil pelayanan kesehatn, termasuk kode triase, keluhan utama, diagnosis dan tujuan pemulangan.
partemen /esehatan dan Penuaan - #arurat Triage /it Pendidikan 1.1 4un#si triase
Triage adalah mempunyai fungsi penting dalam pemberian pelayanan di instalasi gawat darurat, dimana sejumlah orang dengan berbagai kondisi yang sama dapat datang ke !"# pada waktu yang bersamaan. Meskipun sistem triase mungkin berfungsi dengan $ara yang sedikit berbeda tergantung sejumlah faktor lokal,namun sistem triase yang efektif memberikan
dampak yang penting berikut ini:
2. Sebagai Sebuah tempat masuk tunggal untuk semua pasien datang (bersi*at ambulans )an n"n/bersi*at ambulans5, sehingga semua pasien memperoleh proses penilaian yang sama.
3. Bingkungan fisik yang sesuai untuk melakukan melakukan pemeriksaan singkat. uga diperlukan lingkungan yang memberikan kemudahan untuk pasien menyampaikan kondisi klinis, memperoleh rasa aman dan persyaratan administrasi, serta ketersediaan peralatan pertolongan pertama serta tersedianya fasilitas $u$i tangan.
4. Sebuah sistem penerimaan pasien yang terorganisir akan memungkinkan kemudah aliran informasi kepada pasien dari unit triase sampai ke seluruh komponen instalasi gawat darurat , dari pemeriksaansampai penanganan pasien
5. #idapatnya data yang tepat waktu untuk kebutuhan pemberian pelayanan , termasuk sistem untuk memberitahukan kedatangan pasien dengan ambulan dan pelayanan gawat darurat lainnya.
1.11 %&ala Triase )i !nstalasi #a+at )arurat
Se$ara %nternasional, system triage dengan lima tingkat telah terbukti menjadi metode yang alid dan dapat diandalkan untuk mengkategorikan pasien yang datang ke !"# untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Skala ini menunjukkan tingkat presisi dan reliabilitas yang lebih besar bila dibandingkan dengan system tiga tingkat maupun system empat tingkat.
"ambaran dari sistem triase dapat diealuasi berdasarkan empat kriteria sebagai berikut: 2. !tility: Skala harus relatif mudah dipahami dan mudah untuk diterapkan oleh perawat
dan dokter !"#.
3. Caliditas: skala harus mengukur apa yang diran$ang untuk mengukur, yaitu harus mengukur urgensi klinis sebagai lawan dari tingkat keparahan atau kompleksitas penyakit atau beberapa aspek lain dari presentasi atau lingkungan instalasi gawat
darurat.
4. /eandalan: Penerapan skala harus independen dari perawat atau dokter yang melakukan peran, yaitu, ia harus konsisten. D%nter-rater reliability adalah istilah yang digunakan untuk ukuran statistik kesepakatan yang di$apai oleh dua atau lebih penilai dengan menggunakan skala yang sama.
5. /eselamatan: keputusan Triage harus sesuai dengan kriteria klinis yang obyektif dan harus mengoptimalkan waktu untuk interensi medis. Selain itu, skala triase harus $ukup peka untuk menidentifikasi masalah pasien.
Australasian Triage Scalea (ATS), sebelumnya National Triage Scale (NTS)
National Triage Scale (NTS) telah dilaksanakan pada tahun 2??4, menjadi sistem triase pertama yang digunakan instalasi gawat darurat rumah sakit pemerintah di seluruh Australia. Pada akhir 2??-an, @TS mengalami perbaikan dan kemudian berganti nama menjadi Australasia Triage Skala (ATS).rtem
en /esehatan dan Penuaan - #arurat Triage /it Pendidikan ATS memiliki lima kategori:
2. Immediately life-threatening (#engan segera mengan$am nyawa (kategori 2)
3. Imminently life-threatening (#alam waktu dekat akan mengan$am nyawa (kategori 3) 4. Potentially life-threatening or important time-critical treatment or severe pain
(1erpotensi mengan$am nyawa atau perlu waktu penanganan yang segera atau nyeri berat (kategori 4)
5. Potentially life-serious or situational urgency or significant compleity (berpotensi menjadi kondisi serius atau situasional urgensi atau tingkatkompleksitas yang signifikan) (kategori 5)
6. !ess urgent (/urang mendesak) (kategori 6).
ATS telah disahkan oleh Australasian *ollege +mergen$y Medi$ine dan diadopsi dalam indikator kinerja oleh the Australian "ouncil on #ealthcare Standards$
"anadian Triage and Acuity Scale ("TAS)
"anadian Triage and Acuity Scale ("TAS) se$ara resmi termasuk dalam kebijakan di seluruh /anada pada tahun 2??9. The *TAS telah disahkan oleh *anadian Asso$iation of +mergen$y Physi$ians and the @ational +mergen$y @urses Affiliation of *anada.
Skala ini sangat mirip dengan ATS dalam hal tujuan waktu memperoleh penanganan, dengan penge$ualian dari kategori 3, yang adalah E26 menit dimana ATS adalah E2 menit.
%anchester Triage Scale (%TS)
Man$hester Triage Skala (MTS) bersama-sama dikembangkan oleh *anadian Asso$iation of +mergen$y Physi$ians and the @ational +mergen$y @urses Affiliation of *anada.. MTS berbeda baik dgn ATS maupun *TAS dalam hal pendekatan berbasis algoritma untuk pengambilan keputusan. MTS menggunakan 63 flow $hart yang membutuhkan pembuat keputusan untuk memilih algoritma yang tepat berdasarkan keluhan pasien, dan kemudian mengumpulkan dan menganalisis informasi sesuai dengan kondisi yang mengan$am nyawa, rasa sakit, perdarahan, tingkat kesadaran, suhu, dan durasi tanda dan gejala.
MTS membutuhkan dokumentasi standar, dan pendekatan ini diyakini menghemat waktu yang diperlukan untuk dokumentasi. Selain itu, pendekatan ini dianggap sangat bermanfaat bagi perawat pemula karena proses pengambilan keputusan dilakukan dengan parameter yang sudah
/it
&mergency Severity Inde (&SI)
&mergency Severity Inde (&SI) adalah suatu sistem kategorisasi triase yang didasarkan pada ketajaman pengobatan ( 'erapa lama seorang pasien harus diperisa ) dan penggunaan sumber daya (Apa sumber daya yang cederung perluan )$ +S% telah disempurnakan pada beberapa kesempatan. +S% diketahui dapat diandalkan saat diuji pada dengan s$enario kasus
yang ditulis, dan saat ini sedang dipertimbangkan untuk digunakan di seluruh Amerika .
1.12 Peran triase
Pengambilan keputusan Triage adalah proses yang dinamis. /eputusan dibuat dalam lingkungan yang sensitif terhadap waktu, dengan informasi terbatas, untuk pasien yang pada umumnya tidak memiliki diagnosa medis. /arena peran triase sangat penting, perawat harus memiliki pengetahuan khusus serta pengalaman dengan berbagai penanganan penyakit dan $edera.
/eputusan Triage dapat dibagi menjadi primer dan sekunder ksesuai dengan tujuan sistem triase. Memahami jenis keputusan tersebut sangat membantu dalam menjelaskan peran dan tanggung jawab Perawat Triage dalam praktek dilapangan.
2. /eputusan triase Primer & berhubungan dengan pembentukan sebuah keluhan utama dan alokasi tingkat urgensi. /etika kode triage dipilih ada tiga hasil yang mungkin terjadi: 6Un)er/triase6 di mana pasien menerima kode triase yang lebih rendah dari tingkat
mereka yang sebenarnya (sebagaimana ditentukan oleh indikator klinis dan fisiologis )./eputusan ini memiliki potensi untuk menghasilkan waktu tunggu yang berkepanjangan terhadap interensi medis dan risiko hasil yang buruk.
K")e tria#e benar 7atau )i,ara'&an5 sesuai &e'utusan triase (D*orre$t (or epe$ted) triage de$ision di mana pasien menerima kode triage yang sesuai dengan tingkat urgensi pasien (sebagaimana ditentukan oleh indikator klinis dan fisiologis )./eputusan ini
mengoptimalkan waktu untuk interensi medis pasien dan mengurangi risiko hasil yang merugikan.
89er tria#e di mana pasien menerima kode triase yang lebih tinggi dari tingkat urgensi sejati mereka. /eputusan ini memiliki potensi untuk menghasilkan waktu
tunggu yang singkat untuk memperoleh interensi medis, akan tetapi, akan berdampak buruk bagi pasien lain yang menunggu di !"# karena mereka harus menunggu lebih
lama.
Perawat Triage membuat keputusan tingkat urgensi menggunakan informasi klinis dan riwayat penyakit untuk menghindari oer triage atau under triage. /eputusan triase Sekunder memperhatikan per$epatan perawatan darurat dan disposisi yang tepat. Perawat triage menerapkan kebijakan dan prosedur lo$al untuk memper$epat perawatan untuk semua pasien jika diperlukan.
Semua pasien di ruang tunggu harus diperiksa ulang oleh perawat Triage jika waktu triage kedaluwarsa. Penilaian yang kedua ini harus selalu didokumentasikan dalam $atatan pasien. Peran pendidikan dalam mengoptimalkan hasil triase. /emampuan dari setiap sistem triase untuk men$apai tujuannya didasarkan pada asumsi bahwa pengambilan keputusan konsisten dari waktu ke waktu dan antara klinisi yang menggunakan skala. /eberhasilan pelaksanaan program ini sebagai bentuk komitmen nasional yang sudah berjalan lama antara organisai keperawatan, kedokteran dan pemerintah untuk men$apai konsistensi penggunaan ATS dengan pendekatan yang koheren dengan mempersiapkan klinisi dalam penerapannya.
#epartemen /esehatan dan Penuaan - #arurat Triage /it Pendidikan
BAB 2: %KALA T!AE AU%TAL!AN
2.1 Pernyataan Tujuan
Tujuan dari bab ini adalah untuk:
Memberikan gambaran dari ATS dan hasil yang diharapkanF
Mendiskusikan faktor-faktor yang mempengaruhi aliditas dan reliabilitas dari ATS, dan
Mengidentifikasi bagaimana ATS digunakan sebagai indikator kualitas di %nstalasi gawat darurat
2.2 Hasil 'embelajaran
Setelah menyelesaikan bab ini, peserta akan mengembangkan pengetahuan tentang hasil dari penerapan ATS.
2.3 Tujuan belajar
Menjelaskan lima kategori dari ATS dalam hal waktu yang diperlukan untuk meperoleh penangan dan deskripsi klinis.
Mempertimbangkan bagaimana keputusan triase digunakan untuk menilai kinerja !"#. Mendiskusikan faktor lingkungan utama yang mengan$am konsistensi triase.
Kata Kunci
ATS bertujuan untuk memberikan penilaian tepat waktu untuk semua orang yang datang ke !"# berdasarkan kriteria klinis.
Gaktu yang diperlukan untuk penanganan yang tertera pada kategori ATS menggambarkan waktu maksimum yang aman bagi pasien untuk bisa menunggu memperoleh penilaian medis dan pengobatan.
/eputusan untuk mengalokasikan kode triase menggunakan ATS harus memerlukan waktu tidak lebih dari lima menit.
Setiap pasien yang datang ke !"# harus dinilai sebagai episode unik dari penyakit < $edera yang bersifat indiidu.
2. ;ateri P,il"s"',y
Hilosofi yang mendasari penggunaan ATS didasarkan pada nilai-nilai keadilan dan efisiensi dalam pelayanan kesehatan. ATS telah diran$ang untuk memberikan penilaian yang tepat waktu dan interensi medis yang tepat waktu untuk semua orang yang datang ke !"#. dampak dari
kerangka ini adalah se$ara prinsip bahwa baik itu se$ara klinis atau etis adalah tidak wajar untuk membiarkan pasien menunggu lebih lama dari dua jam untuk memperoleh perawatan medis dalam di !"#.
Pen#emban#an
HitI"erald (2?0?) pertama menguji aliditas dan reliabilitas dari %pswi$h Triage S$ale (%TS), yang merupakan adaptasi dari 1o Jill Jospital System. #ia menguji korelasi antara kode triase dan ukuran hasil, termasuk angka kematian rumah sakit dan angka kunjungan. #iinformasikan oleh penelitian ini, pengembangan dan pelaksanaan @ational Triage S$ale
(@TS) di seluruh Australia terjadi pada tahun 2??4.
Pelaksanaan selanjutnya dari ATS didukung oleh proses konsultasi oleh #epartemen /esehatan /eluarga Seri$es Persemakmuran dengan klinisi dan badan-badan profesional yang penting di seluruh Australia. Penelitian oleh Ghitby, Bera$i et al. (2??9) digunakan di ATS untuk menggambarkan fitur klinis yang terkait dengan urgensi dan untuk mengembangkan deskripsi yang lebih komprehensif dari masing-masing dari lima kategori triase.
#alam kerangka ATS, urgensi merupakan tingkat dari risiko klinis pasien dan tingkat keparahan gejala penyakit pasien. /ekuatan ATS terletak dalam penggunaan deskriptor fisiologis untuk menentukan keluhan umum pasien kedalam kategori triase yang sesuai. Pendekatan ini dapat memper$epat pengambilan keputusan dengan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menentukan kode triase.
A'li&asi
Penerapan ATS ditopang oleh perumusan keluhan utama, yang diidentifikasi dari riwayat penyakit singkat dari penyakit dan $edera saat ini. /eputusan Triage menggunakan skala yang dibuat berdasarkan obserasi penampilan umum, fokus pada riwayat klinis dan data fisiologis. /linisi yang melakukan peran harus memiliki pengalaman dalam penilaian dan penanganan berbagai penyakit dan $edera. Mereka juga harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan organisasi untuk melakukan peran. Penilaian kesesuaian mereka untuk melakukan peran ini juga harus dinilai se$ara indiidu untuk se$ara konsisten dan mandiri membuat keputusan klinis dalam lingkungan yang dibatasi waktu.
Hasil
*atu +sampai mendapat pengobatan
*atu +sampai mendapat pengobatan, kriteria waktu yang melekat pada kategori ATS menggambarkan waktu maksimum yang ideal pasien yang aman untuk bisa menunggu untuk penilaian medis dan pengobatan. Sejauh mana kriteria ini dapat dipenuhi se$ara rutin diealuasi berdasarkan standar kinerja yang direkomendasikan se$ara nasional untuk masing-masing dari lima kategori ATS. Ambang batas kinerja indikator ini dijelaskan dalam dokumen kebijakan ATS dari perhimpunan /edokteran "awat #arurat Australia se$ara jelas dan rin$i pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 :/atagori ATS untuk pengukuran tingkat ketajaman dan penilaian kinerja
/atagori ATS Treatment A$uity
(Gaktu tunggu maksimum)
%ndi$ator kinerja (K) 2 segera 2 3 2 menit 0 4 4 menit 96 5 7 menit 9 6 23menit 9
%ndikator kinerja menggambarkan persentase minimum presentasi per kategori ATS yang diharapkan untuk men$apai kriteria waktu ideal yang diperlukan untuk memperoleh pengobatan. #alam situasi di mana pen$apaian indikator kinerja yang berisiko, strategi organisasi harus dilaksanakan untuk memenuhi permintaan dan memenuhi kebutuhan klinis.
K"nsistensi triase
Tingkat dimana klinisi menyepakati alokasi kode triase seluruh populasi adalah menndakan keandalan dari ATS.
Selama lebih dari satu dekade, penelitian telah dilakukan untuk menilai pen$apaian konsistensi triase dengan menggunakan ATS. Meskipun penelitian telah membantu dalam memahami $ara-$ara yang digunakan para perawat menggunakan ATS, mereka juga berulang kali menyoroti kesulitan yang berhubungan dengan mengukur konsistensi triase dalam praktek klinis.
!ntuk alasan ini, ealuasi konsistensi triase dilakukan pada makro, bukan tingkat mikro. Sebagai $ontoh, distribusi presentasi di lima kategori dari ATS, biasa disebut sebagai jejak kaki',
sangat membantu dalam menilai konsistensi. %ni dapatdibandingkan antara !"# dengan profil demografi yang mirip untuk mendeteksi sistemik dari under atau oer triase.
AT% &ate#"ri Pen#"batan
4a&t"r/*a&t"r yan# triase mem'en#aru,i &e'utusan/&e'utusan men##una&an AT%
Sejumlah faktor-faktor non-klinis diketahui mengan$am keandalan dan kegunaan skala triase dengan lima tingkat. Haktor-faktor ini berhubungan dengan pasien dan pengaruh lingkungan .
Haktor lingkungan seperti ketenagaan ,tingkat keterampilan dan tingkat aktiitas !"# tidak harus mempengaruhi alokasi.
Potensi seseorang untuk meninggalkan !"# tanpa pengobatan medis tidak dianggap sebagai alasan yang sah untuk meng-upgrade kode triase. Selain itu, hati-hati harus dilakukan ketika seorang orang pasien sering datang dan memiliki keluhan yang sama atau mirip datang ke !"#. #alam situasi seperti itu adalah penting bahwa setiap kunjungan akan dinilai dan diprioritaskan sebagai episode baru. Hrekuensi presentasi ke !"# tidak boleh mempengaruhi alokasi kode triase.
BAB 3: DA%A/DA%A T!A%E
3.1 Pernyataan Tujuan
Tujuan bab ini adalah untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang prediksi fisiologis yang mendasari alokasi urgensi menggunakan Australasia Triage S$ale (ATS).
3.2 Hasil 'embelajaran
Setelah menyelesaikan bab ini, peserta akan dapat menjelaskan proses penilaian triase dan mengidentifikasi faktor-faktor klinis penting yang mempengaruhi alokasi kode triase menggunakan ATS.
3.3 Tujuan belajar
2. Menjelaskan teknik penilaian triase menurut topi$ berikut: (A) 1ahaya Bingkungan
(1) Penampilan !mum (*) Airway (#) 1reathing (+) *ir$ulation (H) #isablity (") +nironment
3. Membedakan prediktor dari hasil yang buruk dari data lain yang dikumpulkan selama penilaian triase.
4. Mengidentifikasi pasien yang menunjukkan tanda atau berisiko tinggi mengalami ketidakstabilan fisiologis.
5. Menetapkan kategori ATS yang sesuai dalam berespon terhadap data penilaian klinis. #eparte ter'enu,idikan /it1
Kata Kunci
Mengidentifikasi dan mengelola risiko diri, pasien dan lingkungan adalah asas pertama latihan triase aman.
Pertama gambaran penampilan umum harus selalu dipertimbangkan ketika membuat keputusan triase.
Selalu tanyakan pertanyaan Apakah orang ini terlihat sakitL
Pendekatan surei primer digunakan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kondisi yang mengan$am jiwa di triase.
/ondisi lain di mana interensi yang tepat waktu se$ara signifikan dapat mempengaruhi hasil (seperti trombolisis, penangkal atau manajemen asam atau alkali splash ke mata) juga harus terdeteksi pada triase.
Akses perawatan darurat pada waktu yang tepat dapat meningkatkan hasil pasien.
%dentifikasi awal dari kelainan fisiologis di triase dapat menginformasikan fokus penilaian medis yang sedang berlangsung dan penyelidikan.
3. ;ateri Latar Bela&an#
Adanya kelainan fisiologis, kegagalan untuk mengenali dan mengobatinya, dan usia yang lebih tua dari 76 tahun diketahui sebagai faktor risiko untuk hasil yang buruk. ;espon Tepat waktu terhadap temuan klinis abnormal telah terbukti mengurangi angka kesakitan dan kematian pada pasien sakit kritis.
#eskriptor klinis ATS yang diinformasikan oleh penelitian menjadi prediktor hasil dalam kondisi sakit kritis < $edera dan kriteria penilaian klinis yang relean. Aplikasi yang benar ini informasi juga penting untuk pengenalan tepat waktu dan perawatan pasien memburuk
dan dengan demikian menjamin re-triase.
Pendekatan surei primer dianjurkan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kondisi yang mengan$am nyawa di triase. Tabel 5.2 memberikan ringkasan diskriminator fisiologis dewasa untuk ATS, yang menggunakan format surei primer.
TABEL !NKA%AN PED!KT8 4!%!8L8!% DE<A%A
T;%A"+ 6 ( B%MA ) B+C+B B+C+B 2 B+C+B 3 B+C+B 4 B+C+B 5
Airway obstruksi < obstruksi partial
bebas 1ebas 1ebas be
1reathing ;espiratory distress berat < tidak ada
respirasi < hipoentilasi ;espiratory distress sedang ;espiratory distress ringan Tidak terjadi respiratory distress Ti re di
*ir$ulation "angguan
hemodinamik berat < tidak ada $ir$ulasi
"angguan Jemodinamik sedang "angguan Jemodinamik ringan Tidak terjadi ganguan hemodinamik Ti ga he #isability "*S E ? "*S ? - 23 "*S N 23 "*S normal "
Haktor risiko untuk penyakit serius < $edera - usia, riwayat risiko tinggi, mekanisme $edera, faktor risiko jantung, efek dari ob alkohol,ruam dan perubahan dalam suhu tubuh - harus dipertimbangkan se$ara jelas dalam riwayat penyakit dan data fisiologis. 1 risiko
O Meningkatkan risiko $edera serius < penyakit. Adanya satu atau lebih faktor risiko dapt digunakan sebagai pertimbangan untuk m Beel triage ke yang lebih tinggi.
T!AE $ 7 L!;A 5 LE=EL !D % !NDEA DENPA%A
Pengumpulan parameter fisiologis di triase mengharuskan klinisi untuk menggunakan indera terbaik mereka untuk mendeteksi kelainan (lihat misalnya, mendengarkan, rasa dan bau).
Perawat Triage harus memastikan bahwa pasien dengan kelainan fisiologis tidak tertunda oleh proses triase dan dialokasikan ke area klinis yang diperlengkapi untuk memberikan
penilaian dan pengobatan atas kondisi mereka. #iagram 5.2 menggambarkan metode triase direkomendasikan
Dia#ram .1: ;et")e tria#e yan# )ire&"men)asi&an
20
1. Pasien datang ke Triage
Keamanan dari bahaya adalah diatas segalanya
3. Kai hal hal berik!t " Kel!han #tama Penam$ilan #m!m %ir&ay 'reathing (ir)!la*+n ,isbility -i&ayat yang terbatas 2. /al!asi )e$at
ehatan dan Penuaan - #arurat Triage /it Pendidikan 21
Te&ni& 'enilaian untu& triase yan# aman $ Penilaian bahaya lingungan
%ni adalah langkah pertama untuk praktek yang aman di triase. Perawat Triage harus memahami proto$ol keamanan internal. Selain itu, perawat Triage harus memperhatikan standar pen$egahan setiap kali ada potensi pajanan terhadap darah atau $airan tubuh lainnya. Perawat Triage harus menyadari risiko yang terkait dengan meninggalkan daerah triase untuk mengambil pasien dari kendaraan atau area penerimaan rumah sakit. /ebijakan lokal akan menentukan prosedure dalam hal ini, tetapi prinsip umum adalah bahwa meja triase seharusnya tidak pernah ditinggalkan dan anggota staf tidak boleh menempatkan dirinya dalam situasi di mana bantuan tambahan tidak dapat dimobilisasi.
4. membedakan $redi)t+r dari hasil yang b!r!k dari data lain yang
dik!m$!lkan
5.engiden*kasi $asien yang memiliki b!k* ata! resik+ *n i
eneta$kan katag+ry %T yang ses!ai dalam menangga$i hasil$enilaian data klinis .
6.engal+kasikan sta !nt!k $asien termas!k serah terima singkat ke$ada sta
7.lan!tkan al!r $era&atan $asien di #,
Sebagai bagian dari menjaga lingkungan yang aman, perawat Triage harus memastikan bahwa peralatan untuk memberikan bantuan hidup dasar (-1ag ale and mask dan suplai oksigen) tersedia di triase. #emikian juga, diperlukan peralatan yang sesuai dengan standar kewaspadaan ( standard precaution ). Pada awal tiap shift, para perawat Triage harus melakukan pemeriksaan keselamatan dasar dan lingkungan area kerja untuk mengoptimalkan keamanan lingkungan dan pasien.
$ Penampilan umum
%ni merupakan komponen penting dari penilaian triase. Pengamatan dari penampilan dan perilaku pasien ketika mereka tiba memberitahu kita banyak tentang status fisiologis dan psikologispasien. Perhatikan se$ara khusus sebagai berikut:
Amati mobilitas pasien ketika mereka mendekati area reseption. Apakah normal atau terbatasLika terbatasi, dengan $ara apa L
Tanyakan diri Anda pertanyaan Apakah pasien ini terlihat sakitL Perhatikan bagaimana pasien berperilaku.
Surei primer membantu melakukan praktek yang aman di !"#. /etika penilaian lingkungan dan penampilan umum pasien lengkap ( harus dilakukan beberapa detik), surei primer harus segera dimulai
.$ Air/ay
Selalu memeriksa patensi jalan nafas, dan pertimbangkan tindakan untuk pen$egahan $edera serikal jika ada indikasi .
ika jalan nafas tersumbat atau adanya risiko langsung ke saluran napas harus dialokasikan kategori ATS 2 (ini termasuk pasien yang tidak berrespons dengan "*S E? dan penyitaan kejang berkepanjangan).
Pada orang dewasa, stridor terjadi ketika lebih dari 96 persen dari lumen jalan napas telah tersumbat, pasien ini telah mengalami masalah pada surei primer dan membutuhkan manajemen jalan nafas definitif, sehingga pasien harus dialokasikan ke kategori triage tinggi (ATS 2).temen /esehatan dan Penuaan - #arurat Triage /it Pendidikan
0$ 'reathing
Penilaian pernapasan meliputi penentuan frekuensi pernapasan dan kerja pernapasan. Pasien dengan bukti disfungsi pernapasan selama penilaian triase harus dialokasikan pada kategori triage tinggi (lihat Tabel 5.2).
Pasien dialokasikan untuk kategori triage rendah (ATS 5 atau 6) harus memiliki fungsi pernafasan normal.
Jal ini penting untuk mendeteksi hypoaemia. Jal ini dapat dideteksi dengan menggunakan pulse oksimetri.
1$ Sirulasi
Penilaian sirkulasi meliputi penentuan denyut jantung, nadi dan karakteristik nadi , indikator kulit, asupan dan haluaran oral . Adalah penting bahwa hipotensi seharusnya terdeteksi selama penilaian triase untuk memfasilitasi penanganan dini dan aggressie. Meskipun tidak mungkin untuk mengukur tekanan darah pada triase, indikator lain status hemodinamik harus dipertimbangkan, meliputi nadi perifer, status kulit, tingkat kesadaran dan perubahan denyut jantung.
Pasien dengan bukti gangguan hemodinamik (hipotensi, hipertensi berat, takikardia atau bradikardia) selama penilaian triase harus dialokasikan kategori triage tinggi (lihat #iagram
5.2).
Pasien dialokasikan untuk kategori triage rendah (ATS 5 atau 6) harus memiliki fungsi peredaran darah normal.
2$ 3isablity
Penilaian ini meliputi penentuan ACP! (lihat "ambar 5.2) "*S dan < atau tingkat kemampuan aktiitas, penilaian kehilangan kesadaran, dan penilaian nyeri. perubahan tingkat kesadaran adalah indikator penting dari risiko penyakit serius atau $edera. Pasien dengan kelainan tingkat kesadaran harus dialokasikan untuk kategori triage yang lebih tinggi (#iagram 5.2).
Higur 5,2 skala ACP!
#epartemen /esehatan dan Penuaan - #arurat Triage /it Pendidikan 23
%" alert sadar
:" beres$+nse terhada$ s!ara erbal
P" beres$+nse terhada$ nyeri Pain
bert!!an
*dak bert!!an
-es$+nse ;e<i
-es$+nse ektensi
#" !nres$+nsie *dak beres$+n
*edera pada mata dilakukan se$ara hati hati dan berdasarkan mekanisme $edera dan potensial terajdinya kegagalan pengelihatan berkepanjangan. Tabel 5.3 menunjukkan pertimbangan untuk mentriase $edera mata menggunakan des$riptor ATS
Tabel .2: in#&asan 're)i&t"r 'a)a &e)aruratan "',t,almic 'a)a %T *ategory 2 %mmediate ( segera ) kategori 3 2 menit /atagori 4 4 menit /atagori 5 7 menit /atagori 6 23 menit *edera mata tembus *edera kimia /ehilangan pengelihatan tiba tiba dengan
atau tanpa $edera @yeri mata yang
tiba tiba dan berat
/elainan
pengelihatan tiba tiba dengan
atau tapa $edera
@yeri mata sedang trauma tumpul mata luka bakar benda asing Pengelihatan normal @yeri mata ringan -trauma tumpul mata - luka bakar - 1enda asing Pengelihatan normal Tanpa nyeri >2 Lin#&un#an
Penilaian suhu. Jipotermia dan hipertermia adalah indikator klinis yang penting dan perlu untuk diidentifikasi di triase.
Pertimban#an Lainnya
Haktor risiko lain yang harus dipertimbangkan dalam penilaian triase. Pada pasien yang dengan parameter fisiologis normal pada saat triase, adalah sebagai berikut:
2. !sia yang ekstrim (sangat muda atau sangat tua) memerlukan perbedaan fisiologis yang meningkatkan risiko penyakit serius dan $edera, pasien tersebut memiliki penurunan $adangan fisiologis dan perubahan respon , dan dapat hadir dengan tanda-tanda dan gejala non-spesifik.
3. /ondisi berisiko tinggi termasuk penyakit kronis, gangguan kognitif, defisit komunikasi, beberapa $o-morbiditas, kera$unan atau sakit parah mungkin memerlukan alokasi ke kategori
ATS tinggi.
4. Pasien dengan tanda risiko tinggi, seperti riwayat perilaku kekerasan.
5. Pasien Trauma harus dialokasikan dalam kategori ATS berdasarkan urgensi klinis. Ada mekanisme spesifik $edera yang berhubungan dengan risiko $edera yang mengan$am kehidupan yang perlu dimasukkan dalam keputusan triase. *ontohnya termasuk kendaraan yang terguling, kematian penumpang kendaraan yang sama, terpental dari kendaraan, dan jatuh dari ketinggian lebih dari tiga meter.
6. Adanya ruam juga perlu diwaspadai oleh perawat Triage terhadap kemungkinan penyakit serius seperti anafilaksis atau penyakit meningokokus, namun jenis presentasi biasanya akan memiliki abnormalitas bersamaan pada surey primer
.
;e-triase - lihat definisi dalam 1ab 2.
;em'ri"ritas&an bebera'a 'asien )i tria#e
Meskipun tidak ada penelitian yang berkaitan dengan triage beberapa yang datang se$ara bersamaan, pendekatan primery surey se$ara teoritis digunakan memprioritaskan pasien berdasarkan kondisi yang mengan$am nyawa . Pendekatan ini berarti bahwa pasien dengan masalah jalan nafas harus didahulukan dari pasien dengan masalah pernapasan, yang didahulukan dari pasien dengan masalah sirkulasi.Tabel 5.2 menguraikan pendekatan surei primer untuk memprioritaskan pasien.
- #arurat Triage /it Pendidi
BAB : PEN!LA!AN N?E! D! T!A%E
.1 Pernyataan Tujuan
Tujuan dari bab ini adalah untuk:
1erikan penjelasan indikator fisiologis dan perilaku yang berkaitan dengan penilaian nyeri dan nyeri di triase, dan
Mengidentifikasi pentingnya memberikan penilaian awal pada nyeri.
.2 Hasil 'embelajaran
Setelah menyelesaikan bab ini, peserta akan mampu menggambarkan penilaian dan pengukuran nyeri, dan mendiskusikan bagaimana hal ini memberikan informasi dalam pengambilan keputusan triase.
.3 Tujuan belajar
Menjelaskan faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspresi rasa sakit.
Analisis penerapan strategi yang umum dan alid yang digunakan dalam penilaian nyeri di triase.
menghubungkan temuan penilaian nyeri dengan des$riptor fisiologis yang digunakan sebagai panduan keakuratan klasifikasi triage.
Membangun dan mengealuasi strategi untuk meningkatkan penilaian rasa sakit dan manajemen nyeri dari perspektif triase.
/
+se
hatan dan Penuaan - #arurat Triage /it Pen . ;ateri
@yeri adalah gejala yang paling umum dilaporkan oleh pasien yang datang ke !"#. Penilaian Awal nyeri memungkinkan manajemen yang efektif dan untuk mengurangi penderitaan pasien.@yeri merupakan respon terhadap potensi kerusakan jaringan atau aktual, dan melibatkan respon fisiologis, perilaku dan emosional. Baporan dari Pasien sendiri dianggap sebagai standar emas untuk mengukur rasa sakit.
Pengalaman nyeri diakui bersifat subjektif, indiidual dan separah apa yang dilaporkan pasien. @amun, pengenalan ini tidak meluas dalam praktek klinis, khususnya di !"#, dengan banyak penelitian menunjukkan rasa sakit yang sering tidak dikenali, penilaian yang buruk, dan tidak diobati dengan tepat.
@yeri dapat bersifat akut atau kronis. Sakit kronis berbeda dari nyeri akut dalam hal ini nyeri kronik biasanya dirasakan pasien selama lebih dari tiga bulan. Sakit kronis memiliki potensi untuk tidak diobati dengan tepat. /ejadian nyeri kronis meningkat di populasi @egara
=ak a>a>i man!sia menisyaratkan $erl!nya
$engkaian dan dan $enanganan nyeri
?yeri mer!$akan kebanyakan alasan !nt!k datang
ke #,
?yeri
1arat, dengan memperkirakan bahwa sepertiga dari penduduk Australia mengalami sakit kronis dan umumnya terkait dengan orang tua.
ATS telah memasukan beratnya nyeri sebagai faktor dalam menentukan kode triase. #imasukkannya persepsi rasa sakit sebagai diskriminator fisiologis dalam penilaian triase adalah merupakan pengakuan terhadap kedua faktor manusiawi yang terkait dengan memberikan perawatan kepada anggota masyarakat, dan efek fisiologis rasa sakit. +fek terakhir ini termasuk peningkatan risiko infeksi, penyembuhan yang tertunda, dan meningkatkan stress pada fungsi selular dan stabilitas sistem organ.
2. Penilaian nyeri
Penilaian harus berusaha untuk menentukan mekanisme yang menimbulkan rasa sakit, faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengalaman nyeri, dan bagaimana rasa sakit telah mempengaruhi kapasitas fisik, emosi dan perilaku.
Seperti pengalaman rasa sakit itu sendiri, penilaian rasa sakit memerlukan pendekatan multifaset, tidak alat satupun yang mampu memberikan pengukuran yang objektif dari rasa sakit.
+lemen untuk dimasukkan dalam menilai nyeri meliputi: #eskriptor dan ekspresi erbal yang digunakan oleh pasien
%nformasi yang diperoleh dari pasien yang berkaitan dengan lokasi, intensitas, durasi, dan faktor-faktor mengurangi dan memberatkan
#enyut jantung, laju pernafasan, tekanan darah dan parameter fisiologis lainnya +kspresi wajah dan bahasa tubuh yang ditampilkan oleh pasien
Skala keparahan nyeri.#epartemen /esehatan dan Penuaan - #arurat Triage /it Pendidikan 1
Baporan dari pasien dianggap metode yang paling dapat diandalkan menentukan beratnya nyeri. 1eberapa alat telah di$iptakan untuk membantu mengukur nyeri pasien melalui laporan dari psieni. @amun, tidak ada alat tunggal yang tepat untuk penilaian semua itu, dan perawat harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan berbagai alat pengkaji rasa sakit yang dapat digunakan bila diperlukan, tergantung pada usia dan faktor-faktor budaya seperti bahasa.
Skala keparahan nyeri yang sesuai untuk digunakan di triage meliputi skala penilaian numerik (numeri$ rating s$ale )(@;S), yang juga dikenal sebagai skor nyeri erbal (erbal pain s$ore )(CPS), dan skala analog isual (isual analoge s$ale )(CAS). %ni menyediakan kurang lebih 2 titik skala (@;S < CPS), atau skala 2 mm (CAS). !ntuk beberapa pasien, skala deskriptor erbal mungkin lebih $o$ok, dengan menggunakan istilah-istilah seperti, nyeri ringan tidak sakit, nyeri sedang dan nyeri berat, atau deskriptor lain yang sesuai seperti yang diidentifikasi oleh pasien.
!ntuk anak-anak ke$il, skala pengukuran Gong-1aker HA*+S digunakan se$ara laIim. Skala ini juga telah diadaptasi untuk digunakan l dalam populasi lain, misalnya pada pasien yang terbatas dengan kemampuan untuk berkomunikasi dalam bahasa %nggris @amun, praktik ini telah menimbulkan ke$aman yang mungkin akan ditafsirkan sebagai merendahkan pasien dewasa. 1eberapa alat yang spesifik untuk budaya tertentu baik untuk dewasa dan anak-anak telah dikembangkan dengan penekanan bahwa pelayanan harus peka dan responsif terhadap isu-isu budaya. Memang, ariasi budaya perlu dipertimbangkan dalam penerapan alat penilaian nyeri.
Abbey Pain S$ale( Abbey ) adalah method Australia yang telah diran$ang untuk mengukur beratnya nyeri pada orang yang memiliki demensia dan tidak dapat menyampaikan pengalaman nyeri mereka. Alat ini memberikan pendekatan yang sistematis untuk mengukur beratnya nyeri di triase. Skor total dihitung dari tanggapan terhadap enam item, masing-masing
dengan skor maksimal tiga poin ( tidak nyeri O F nyeri berat O 4). #ari total kemungkinan 20 poin, skor -3 dinilai tidak sakit, 4-9 dinilai ringan, 0-24 dinilai sedang , danN 25 dinilai
berat.
Skala keparahan nyeri juga dapat digunakan untuk mengkategorikan laporan oleh pasien ke dalamkatagori ringan, sedang atau berat. /ategorisasi tersebut dapat membantu dalam menentukan suatu analgesia yang tepat melalui pengembangan algoritma pemberian analgesik untuk pasien anak dan dewasa.
3. Penerapan kategori triase
%stilah deskriptif yang ter$antum pada Tabel 9.2 harus digunakan sebagai panduan untuk penilaian ATS.
Tabel 9.2 penentuan katagory triase
#eskriptor /atagory ATS
Sangatberat 3
Agak berat 4
Sedang 5
Minimal 6
%etode yang valid untu penilaian nyeri uantitatif 2 =isual anal"# s&ala
"unakan 2 mm garis seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Minta pasien untuk menandai tingkat rasa sakit pada garis.
%&ala 'en#&uran numeri&
Pasien diminta untuk menyatakan angka yang setara dengan tingkat rasa sakit, dimana O tidak sakit, dan 2 O paling nyri, seperti ditunjukkan pada Tabel 9.3.(Skala ini juga dikenal sebagai skala analog erbal.)
Tabel 0.2: %&ala 'enilaian numeri&
#eskripsi @ilai kuantitatif
@yeri berat 9 -2
@yeri sedang 5-7
@yeri ringan 2-4
Tanpa nyeri
4. Pengelolaan nyeri yang efektif
#alam triase, nyeri muskuloskeletal dapat se$ara efektif dikurangi melalui tindakan sederhana seperti istirahat ( rest ) , es (i$e ), kompresi ( $ompression )dan eleasi ( eleation )(;%*+) . Pemberian obat pada saat di triase bisa menimbulkan masalah. Praktek ini perlu didukung oleh kebijakan dan prosedur dari institusi, dan harus dipertimbangkan oleh masing-masing bagian , dengan mempertimbangkan organisasi se$ara fisik dari daerah triase dan kemampuan untuk menilai kembali, memantau dan mengealuasi pasien.
BAB $: T!A%E PADA PED!AT!
$.1 Pernyataan Tujuan
Tujuan bab ini adalah untuk memberikan kerangka kerja untuk penerapan ATS untuk bayi, anak-anak dan remaja.
$.2 Hasil 'embelajaran
Setelah menyelesaikan bab ini, peserta akan mampu mengidentifikasi faktor-faktor fisiologis dan perilaku yang menginformasikan tingkat urgensi pada populasi ini.
$.3Tujuan belajar
Mendiskusikan penerapan ATS untuk populasi pediatrik. %dentifikasi gambaran dari penyakit serius pada anak-anak.
Membandingkan alat penilaian yang ada dan mempertimbangkan nilai yang didapat untuk pengambilan keputusan triage untuk populasi ini.
Menggunakan pendekatan fisiologis untuk menentukan tingkat urgensi klinis dan menerapkan ATS kepada anak-anak yang datang ke !"#
Prioritas klinis dan prinsip-prinsip urgensi untuk bayi, anak-anak dan remaja adalah sama seperti yang digunakan pada orang dewasa.
Menentukan tingkat membutuhkan pengenalan dari penyakit serius, beberapa gambaran penyakit yang mungkin berbeda pada bayi dan ana k-anak.
Penilaian dari orang tua dan kapasitas mereka untuk mengidentifikasi penyimpangan dari normal pada tingkat perkembangan anak-anak idak boleh dianggap remeh.
ertemen /esehatan dan Penuaan - #arurat Triage /it Pendidikan $. ;ateri
1ayi dan anak-anak ke$il berbeda dari orang dewasa se$ara fisiologis dan psikologis. Anak dan remaja juga se$ara perkembangan berbeda dari orang dewasa. Prinsip- prinsip penilaian pediatrik adalah sama seperti untuk penilaian dewasa, namun, usia mempengaruhi pola presentasi, penilaian dan manajemen, anak-anak rentan terhadap kproses prburukan yang $epat.
/onsistensi triase perlu dioptimalkan untuk populasi ini ketika usia, data historis dan presentasi klinis digunakan dalam penilaian triase.
Pengkajian riwayat pada pediatri mengandalkan informasi yang diberikan oleh pengantar dan kadang-kadang oleh anak atau orang muda. Sangat penting untuk mengembangkan hubungan dengan pasien dan pengantar dalam rangka untuk memperoleh informasi maksimum dalam waktu yang relatif singkat.
Menafsirkan makna dari informasi yang diberikan oleh pengantar adalah tantangan tambahan ketika mentriage anak-anak, informasi yang diberikan dalam konteks ini akan dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman pengantar pasien.
Pentingnya priasi untuk orang tua, anak-anak dan anak muda di triase tidak boleh diabaikan.Masalah kesehatan yang ringan mungkin menjadi kesempatan bagi orang tua untuk men$ari bantuan mengenai isu-isu sensitie
. /aum muda memiliki kebutuhan mental dan emosional yang tinggi dan membutuhkan priasi yang lebih besar. Mereka mungkin ingin mendiskusikan masalah kesehatan mereka tanpa kehadiran orang tua mereka.(Bihat 1ab 6 untuk pedoman triase yang berhubungan dengan masalah kesehatan mental.)
1. Ur#ensi Klinis
Sejumlah gambaran klinis telah ditemukan se$ara signifikan dapat memprediksi penyakit serius pada bayi dan anak-anak muda.
Jewson et al. ? menunjukkan nilai parameter mudah dinilai se$ara positif dalam mengidentifikasi bayi dengan penyakit serius, termasuk tingkat aktiitas, kewaspadaan, suhu kulit, pola makan dan output $airan. Se$ara khusus, parameter berikut dapat memprediksi penyakit serius:
Penurunan asupan makanan (Easupan Q dari normal selama 35 jam ) /esulitan Pernapasan
Memiliki kurang dari empat popok basah dalam 35 jam Penurunan aktiitas
Mengantuk
Menjadi pu$at dan panas
demam pada anak di bawah tiga bulan.
#epate1eberapa alat penilaian menggunakan tanda tersebut pada penyakit serius bayi dan anak ke$il di triase sebagai dasar pengambilan keputusan. %ni termasuk Tria#e 8bser9asi T""l dan %A=E >H!LD . Pengamatan Skala >ale alat lain yang mungkin dapat membantu dalam mendeteksi bakteremia pada bayi .
2. Pen)e&atan 4isi"l"#is 'enilaian triase )an 'en#ambilan &e'utusan
Penampilan umum
data klinis yang berkontribusi pada penilaian urgensi dapat diperoleh dari mengamati penampilan umum seorang anak yang datang ke !"#. Jal ini penting dalam kasus di mana pemeriksaan kemungkinan akan membuat anak dan bayi marah, hal ini akan membuat pemeriksaan lebih lanjut sulit.
Air/ay
+aluasi saluran udara akan berkonsentrasi pada penentukan patensi jalan nafas. Stridor merupakan indikator penyumbatan saluran napas, dan karena itu menunjukkan kondisi yang perlu dtangani segera.
+aluasi obstruksi jalan napas pada bayi dan anak-anak harus dilakukan dengan menilai kerja pernapasan.Manajemen tulang belakang serikal bentuk komponen
Pengkajian dan pengelolaan anak yang kemungkinan $edera serikal sangat menantang dan dapat meningkatkan urgensi dari pasien.
'reathing
Se$ara luas diakui bahwa bayi dan anak-anak kemampuan mentoleransi gangguan pernapasan sangat buruk, dan peningkatan kerja pernafasan telah terbukti menjadi
indikator penyakit serius pada bayi.
/erja pernapasan dan status mental merupakan indikator yang paling berguna dari keparahan asma. Parameter-parameter ini juga dianggap dapat memprediksi keparahan pada bayi dan anak-anak muda dengan ganguan respirasi .
Meskipun adanya peningkatan tingkat pernapasan, retraksi, nasal falring dan berbagai tanda-tanda klinis lainnya adalah indikasi penyakit yang signifikan, ketidakhadiran tanda <gejala tersebut tidak selalu menjadi prediktor negatif dari penyakit serius.
Perawat triage didorong untuk menggunakan sejumlah parameter untuk membuat penilaian gangguan pernafasan.
Sirulasi
Jipotensi adalah suatu tanda yang sangat terlambat dari gangguan hemodinamik pada bayi dan anak-anak. Penilaian awal harus bergantung pada penampilan umum, nadi
dan waktu pengisian ulang kapiler $entral.
Pu$at pada bayi merupakan temuan yang signifikan dan indikator penyakit serius.
Gaktu pengisian ulang kapiler merupakan indikator perfusi $entral dan merupakan ukuran tidak langsung fungsi kardioaskular.
+stimasi dari tingkat dehidrasi sangat penting - lihat Tabel 0.2.
Tabel 0.2 Penkajian Tingkat dehidrasi pada anak anak
Tanda /eparahan
;ingan Sedang berat /ondisi !mum Jaus, gelisah, agitasi Jaus, gelisah, mudah
tersinggung
Menarik diri, mengantuk atau komaF pernapasan $epat
@adi @ormal *epat, lemah *epat, lemah Hontanele anterior normal *ekung Sangat $ekung mata normal *owong Sangat $owong
Air mata @ormal Tidak ada Tidak ada Membrane mukosa Sedikit kering /ering /ering Turgor kulit @ormal Menurun Menurun
!rine @ormal 1erkurang, pekat Tidak dalam beberapa jam Penurunan11 5-6K 7.? K 2K
3isability
Abnormaliatas kesadaran membutuhkan penilaian segera. Suatu perubahan dalam aktiitas dapat menjadi indikator penyakit serius pada bayi dan anak-anak.
Penurunan kesadaran dapat merupakan tanda gangguan oksigenasi atau sirkulasi
Tingkat perkembangan yang berbeda dari anak-anak mempersulit penilaian tingkat kesadaran dan penilaian neurologis. Skala ACP! adalah metode yang baik untuk menilai tingkat kesadaran pasien di triase.
angan pernah meremehkan peran dari orang tua atau wali. Mereka sering akan dapat mengidentifikasi penyimpangan ke$il dari normal, yang mungkin Anda tidak dapat mendeteksi se$ara klinis.
Penilaian @yeri juga harus membentuk komponen penilaian neurologis. Penilaian nyeri pada anak-anak mungkin memerlukan adaptasi alat penilai nyeri, dan akan tergantung pada usia anak. Sebagai $ontoh, alat-alat penilai perilaku akan sesuai untuk anak-anak pra-erbal, skala wajah sesuai untuk anak erbal fase awal dan skala analog isual untuk anak-anak yang lebih tua.
0
4i/ayat penyait searang
;iwayat penyakit dapat dikumpulkan dari sejumlah sumber, termasuk anak dan < atau pengasuh.
Mekanisme $edera anak anak berbeda dari orang dewasa dengan riwayat trauma. Mekanisme $edera merupakan bagian penting dari penilaian, seperti pada orang dewasa, dan dapat digunakan untuk memprediksi pola $edera. Misalnya, fraktur greensti$k khas pada anak muda karena terjatuh. Perlindungan terhadap anak anak perlu diperhatikan.
Jal ini penting untuk memastikan riw menular, seperti $a$ar air.yat mengalami penyakit infeksi seperti $a$ar.
*o- morbid harus diealuasi untuk mengetahui kemungkinan dampak pada kondisi akut mereka dan urgensi klinis. Sebagai $ontoh, bayi prematur atau anak-anak dengan penyakit jantung bawaan atau penyakit paru-paru memiliki ke$enderungan yang lebih besar untuk
mengalami disfungsi kardiorespirasi yang signifikan akibat infeksi saluran pernapasan. ;iwayat penyakit dahulu Pediatri juga harus mempertimbangkan riwayat perinatal dan imunisasi.
Tabel .2 menunju&&an )is&riminat"r *isi"l"#is ana& untu& AT% men##una&an met")e sur9ey'rimer
Tabel .2 )is&ri't"r 4isi"l"#is 'e)iatri /atagori 2 Segera /atagori 3 2 menit /atagori 4 4 menit /atagori 5 7 menit /atagori 6 23 menit Airway 8btruksi total Partial obstruksi dengan respiratory distress berat 1ebas Partial obstruksi dengan respiratory distress sedang bebas Partial obstruksi dengan respiratory distress ringan 1ebas 1ebas
1reathing Tidak ada pernapasan < hipoentilasi
Ada nafas Ada nafas Ada nafas Ada nafas
*ir$ulation< dehidrasi Rkesadaran kegiatan pengisian ulang kapiler E3 detik mukosa mulut kering mata $ekung R turgor tidak ada air mata respirasi dalam nadi $epat <lemah ;espiratory distress berat seperti : Penggunaan aksesorius berat ;etraksi berat *yanosis akut Tidak ada sirkulasi 1radikardia yang signifikan ;espirator y distress sedang seperti : Penggunaa n aksesorius sedang ;etraksi sedang /ulit pu$at ada sirkulasi "anguan ;espirator y distress ringan seperti : Penggunaa n aksesorius ringan ;etraksi ringan /ulit kemerahan ada sirkulasi ;espiratory distress tidak ada : Penggunaan aksesorius tidak ada ;etraksi tidak ada ada sirkulasi "anguan hemodinamik ada : @adi perifer teraba ;espiratory distress tidak ada : Penggunaan aksesorius tidak ada ;etraksi tidak ada ada sirkulasi "anguan hemodinamik ada : @adi perifer teraba
takikardia keluaran urin seperti : J; E 7 pada bayi "anguan hemodinami k berat : @adi perifer tdk teraba Pu$at kulit, dingin, lembab, mottled Signifikan ta$hy$ardia pengisian ulang kapiler N detik. Perdarahan yand tidak terkontrol hemodina mik sedang : @adi lemah dan $epat pada bra$hial /ulit pu$at dan dingin, Ta$hy$ardi a sedang pengisian ulang kapiler 3-5 detik. N7 t<g dehidras i "anguan hemodina mik ringan : @adi perifer teraba /ulit pu$at dan hangat, Ta$hy$ardi a ringan 4- 7 t<g dehidras i /ulit kemerahan,hanga t,da Ta$hy$ardia ringan n kering E 4 t<g dehidras i /ulit kemerahan,hanga t,da Ta$hy$ardia ringan n kering #ehidrasi tidak ada #isability "*S E? "*S ?-23 Penurunan aktifitas pada tingkat berat : Tidak ada "*S N24 Penurunan aktifitas pada tingkat sedang : Bethargia ""*S normal tidak ada penurunan "*S dari sebelumnya Penurunan aktifitas pada tingkat ringan : ""*S normal tidak ada penurunan "*S dari sebelumnya Tidak ada Penurunan 38
kontak mata Penurunan tonus otot /ontak mata jika dirangsang
#iam tapi ada kontak mata 1erinteraksi dengan orang tua
aktifitas : 1ermain
tersenyum Ha$tor resiko untuk penyakit yang serius atau trauma
%ni harus dipertimbangkan dalam riwayat penyakit pasien dan data fisiologis. faktor risiko yang banyak O peningkatan risiko $edera serius.
/ehadiran satu atau lebih faktor risiko dapat mengakibatkan alokasi kategori triage yang lebih tinggi. Mekanisme $edera, misalnya $edera tembus jatuhN 3 -tinggi M*A N 7 kph M1A < sepedaN 4 km < jam pejalan kaki ejeksi < rolloer berkepanjan gan pelepasan *o morbiditas, misalnya J prematur penyakit pernapasan Penyakit kardioaskul ar Penyakit ginjal karsinoma diabetes penyalahgun aan Iat immuno-dikompromik an Penyakit !sia E4 bulan dan demam perubahan akut untuk makan berkelok-kelok perubahan akut tidur berkelok-kelok /orban kekerasan, misalnya Anak beresiko
ariabel sejarah, misalnya kejadian
sebelumnya presentasi ke +# apnoei$ < $yanoti$ episode kejang /egiatan
menurun asupan penurunan output
bangku jelly merah saat ini muntah bernoda empedu. Parental keprihatinan Bain, misalnya ;uam aktual < potensial efek obat < alkohol eksposur kimia enenomation perendaman perubahan dalam tubuh suhu.
menit kematian penghuni mobil yang sama ledakan. . Kate#"ri 1 / Kate#"ri Lan#sun# bawaan medis J kompleks. penyeranga n seksual pengabaian /atagori 2 Segera /atagori 3 2 menit /atagori 4 4 menit /atagori 5 7 menit /atagori 6 23 menit @yeri berat : Pasien < keluarga melaporkan nyeri berat /ulit pu$at dan dingin Perubahan ital sign Meminta analgesia @yeri sedang : Pasien < keluarga melaporkan nyeri sedang /ulit pu$at dan dingin Perubahan ital sign Meminta analgesia @yeri ringan : Pasien < keluarga melaporkan nyeri sedang /ulit kemerahan dan hangat Tidak ada Perubahan ital sign Meminta analgesia
Tidak ada atau @yeri ringan : Pasien < keluarga melaporkan nyeri r %ngan /ulit kemerahan dan hangat Tidak ada Perubahan ital sign menolak analgesia "angguan neuroas$ular berat Tidk ad nadi "angguan neuroas$ular sedang nadi ada "angguan neuroas$ular ringan : nadi ada Tidak "angguan neuroas$ular 40
Tidak ada sensasi #ingin Tidak bergerak R pengisian kapiler ada sensasi #ingin bergerak R pengisian kapiler normal <Rsensasi #ingin @ormal <Rbergerak pengisian kapiler normal
BAB -: KEHA;!LAN PADA T!A%E
-.1 Pernyataan Tujuan Tujuan bab ini adalah untuk:
Memberikan garis besar adaptasi fisiologis yang terjadi pada ke hamilan, dan
Mendiskusikan faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi kode triase untuk wanita hamil.
Setelah menyelesaikan bab ini, peserta akan mampu menyebutkan perubahan fisiologis utama yang terjadi pada kehamilan dan menjelaskan bagaimana adaptasi ini akan mempengaruhi alokasi kode triase. Peserta juga akan dapat mengidentifikasi komplikasi yang umum dan mengan$am jiwa d triase dapat terjadi di triage dan mendiskusikan bagaimana tingkat urgensi ditentukan untuk kondisi ini.
-.3 Tujuan belajar
Mengetahui perubahan fisiologis pada kehamilan yang dapat memodifikasi pengambilan keputusan triase.
Menjelaskan pertanyaan yang relean untuk menanyakan tentang riwayat obstetri$ seorang wanita.
Mendiskusikan kondisi non-obstetri umum yang dapat berdampak buruk pada wanita hamil dan anak yang dikandung.
Menjelaskan faktor-faktordari ibu yang harus waspada perawat Triage sehingga penilaian janin segera diperlukan.
Mendiskusikan komplikasi obstetri yang signifikan dari kehamilan yang berdampak pada wanita hamil dan anak yang dikandung.
Kata Kunci
Semua wanita usia subur harus dianggap hamil sampai terbukti sebaliknya. Penilaian yang urgensi harus dilakukan baik pada ibu dan janin.
Peningkatan Tekranan darah tinggi merupakan tanda perburukan: semakin tinggi tekanan darah pemeriksaan semakin mendesak.
Ganita hamil berada pada mempunyai sejumlah kondisi beresiko, meliputi pendarahan otak, trombosis otak, radang paru-paru berat, aritmia atrium, trombosis ena dan embolus, diseksi arteri spontan, $holelithiasis dan pielonefritis, daripada wanita tidak hamil dalam usia subur .
Presentasi mungkin termasuk kekhawatiran tentang manifestasi normal dan perkembangan kehamilan.
-. ;ateri
1. Tria#e )an 'asien ,amil
Seorang wanita hamil yang datang ke !"# memberikan sejumlah tantangan unik bagi perawat Triage.
Perawat Triage harus memahami adaptasi fisiologis dan anatomi normal dari kehamilan karena ini akan mempengaruhi penilaian.
Proses triage harus mempertimbangkan keselamatan ibu dan janin dan potensi an$aman untuk keduanya.
Ganita hamil dapat datang dengan penyakit tertentu.
"ambaran dari beberapa penyakit dimodifikasi oleh kehamilan dan beberapa penyakit hanya terjadi pada kehamilan.
/ehamilan dan primery surey
Air+ay
Setiap wanita hamil yang datang ke !"# yang berpotensi mengalami gangguan jalan napas memerlukan perhatian medis segera. Ganita hamil sering sulit diintubasi karena ukuran pasien, posisi pasien dan kebutuhan obat induksi yang berbeda akibat perubahan fisiologis kardioaskular.
Perna*asan
Progesteron dianggap bertanggung jawab dalam mempengaruhi kepekaan pusat pernafasan dan meningkatkan rangsangan untuk bernapas.
Ganita hamil umumnya mengalami peningkatan askularisasi hidung dan jalan nafas dan edema mukosa. %ni menyajikan sebagai peningkatan keluhan tentang hidung tersumbat.
Sekitar sepertiga dari wanita dengan asma mengalami perburukan penyakit mereka selama kehamilan.
%ir&ulasi
/ehamilan digambarkan sebagai kondisi hiperdinamik dan perubahan fisiologis terjadi pada awal kehamilan 7-0 minggu. Progesteron menyebabkan asodilatasi l dan estrogen berkontribusi pada 5-6 persen peningkatan olume darah. Tekanan darah diastolik turun rata-rata 7-29 mmJg, dengan tekanarah terendah selama trimester kedua. *ardia$ output (*8) meningkat sebesar 4-6 persen.
Pada kehamilan 3 minggu, berat rahim menekan ena $aa inferior jika wanita hamil berbaring di punggungnya. Penurunan aliran plasenta $ukup untuk menggangu kesejahteraan janin dan turunnya aliran baliki ena mengurangi $urah jantung dan tekanan darah ibu. Perubak spsesifik terjadi pada pembuluh darah yang mempengaruhi wanita hamil sehingga terjadi diseksi arteri spontan.#epartemen /esehatan dan Penuaa-#aruratArteri limpa, arteri subklaia dan aorta, misalnya, memiliki ke$enderungan meningkat terjadi diseksi spontan, bahkan pada wanita yang tidak memiliki riwayat medis sebelumnya.
/ekerasan d lebihlam rumah tangga sering trejadi selama kehamilan dan berhubungan dengan peningkatan komplikasi obstetri bagi ibu dan neonates.
Jal hal penting yang perlu diperhatikan :
2. Ganita hamil sering mengalami jantung berdebar selama kehamilan, yang biasanya karena hiperdinamik aliran darah.
3. Colume aliran darah yang tinggi dan dinamis adalah diperkirakan berkontribusi pada peningkatan resiko pendarahan otak (terutama perdarahan sub-arakhnoid (SAJ)) pada kehamilan.
4. Tidak biasa bagi wanita hamil untuk mengalami kemerosotan kondisi yang tiba-tiba dan serius sehingga menunjukkan tanda-tanda hemodinamik kompensasi de-memerlukan penilaian medis yang mendesak.
5. Setiap wanita hamil N 3 minggu kehamilan harus berbaring pada posisi miring lateral kiri (ganjal di bawah pinggul kanan ibu, atau miringkan seluruh tempat tidur jika pemberian ganjalan merupakan kontraindikasi).
6. +mbolus paru relatif sering terjadi selama kehamilan karena perubahan dalam sistem koagulasi yang berhubungan dengan kehamilan.