SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN
ASMA
Pokok Bahasan : Asma Sub Pokok Bahsan :
1. Pengertian asma 2. Penyebab asma
3. Tanda dan gejala asma 4. Pengobatan asma 5. Pencegahan asma
Pelaksana : Niken Aryani Wulansari ( J210080009)
Sasaran : Keluarga Ibu Sukrih Citrowati warga Gandekan RT.04 / RW.V Hari / Tanggal : Senin, 21 Mei 2012
Waktu : 14.30 WIB
Tempat : Rumah Ibu Sukrih Citrowati warga Gandekan RT.04 / RW.V
I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 15-20 menit keluarga ibu Sukrih mampu mengenal, memahami cara penanganan dan pencegahan asma.
II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan warga dapat : 1. Menyebutkan kembali pengertian asma
2. Menyebutkan kembali penyebab asma 3. Menyebutkan kembali tanda dan gejala asma 4. Menjelaskan pengobatan asma
5. Menyebutkan kembali cara pencegahan asma Materi Penyuluhan
1. Pengertian asma 2. Penyebab asma
4. Pengobatan asma 5. Pencegahan asma
Kegiatan Penyuluhan
Metode : diskusi dan tanya jawab
II. Penatalaksanaan
Tahap Kegiatan Penyuluh Peserta
Pendahuluan (5 menit ) 1. Memberikan salam 2. Memperkenalkan diri 3.Mengkaji pengetahuan pasien mengenai asma 1. Moderator memberikan salam 2. Moderator memperkenalkan diri 3. Moderator mengkaji pengetahuan keluarga mengenai asma (secara lisan)
1. Peserta di harapkan untuk mejawab salam 2. – 3. Perwakilan anggota keluarga harus menjawab pre test tersebut Penyampaian materi (20 menit) 1. Menjelaskan tentang: - Pengertian asma - Penyebab asma - Tanda dan gejala
asma - Pengobatan asma - Pencegahan asma Peserta diharapkan untuk memperhatikan dan menyimak, agar peserta paham tentang materi yang disampaikan
kesehatan Penutup
(10 menit )
1. Evaluasi dengan cara tanya jawab 2. Menyimpulkan seluruh materi yang diberikan
Moderator dan penyaji memberikan post test secara lisan serta menyimpulkan seluruh materi yang telah diberikan dan
Peserta diharapkan dapat menjawab pertanyaan tentang asma III. Metode 1. Ceramah 2. Tanya Jawab IV. Media Poster V. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan tanya jawab
VI. Daftar Pustaka
Depkes RI, 2003, Buku Pedoman Untuk Prokesa Dalam Program Pemberantasan Penyakit Paru. DepKes RI, Jakarta
Price, Sylvia Anderson.2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit , Edisi 6.Jakarta:EGC
Smeltzer, Suzanne. C dan Bare, Brenda. G. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth Volume 1. Jakarta: EGC
ASMA
Pengertian
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversible dimana trakea dan bronkus berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu, dan dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas, yang mengakibatkan dispnea, batuk dan mengi (Brunner & Suddarth, 2001).
Asma adalah suatu penyakit peradangan kronik pada jalan nafas yang mana peradangan ini menyebabkan perubahan derajat obstruksi pada jalan nafas dan menyebabkan kekambuhan (Lewis, 2000)
Penyebab
Asma adalah suatu obstruktif jalan nafas yang reversibel yang disebabkan oleh : 1. Kontraksi otot di sekitar bronkus sehingga terjadi penyempitan jalan nafas. 2. Pembengkakan membran bronkus.
3. Terisinya bronkus oleh mukus yang kental.
Pada penderita asma saluran pernapasannya memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan (bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas saluran napas) seperti polusi udara (asap, debu, zat kimia), serbuk sari, udara dingin, makanan, hewan berbulu, tekanan psikologis, aroma menyengat (misalnya ; parfum).
A. Tanda dan gejala
Biasanya orang yang mengidap penyakit asma menunjukkan gejala-gejala atau tanda-tanda sebagai berikut :
1. Batuk produktif 2. Wheezing
8. Takikardi
Pengobatan
1. Agenis Beta : untuk mendilatasi otot-otot bronkial dan meningkatkan gerakan sillaris. Contoh obat : epineprin, albuterol. Obat-obat ini biasa digunakan secara inhalasi.
2. Methylxanlines, untuk bronkodilatasi, berfungsi dalam merilekskan otot-otot dan meningkatkan gerakan mukus dalam jalan nafas. Contoh obat : aminophyli, teophylin
3. Kortikosteroid, untuk mengurangi inflamasi. Contoh obat : dexamethason, prednison 4. Inhibitor sel mast, untuk mengurangi inflamasi jalan nafas. Contoh obat : natrium kromalin 5. Oksigen, terpai ini diberikan untuk mempertahankan PO2
6. Fisioterapi dada, tekhnik pernafasan dilakukan untuk mengintrol dispnea dan batuk efektif untuk meningkatkan bersihan jalan nafas, dilakukan hanya pada pasien dengan produksi sputum ang banyak
Upaya Pencegahan TBC Paru
Perencanaan yang hati-hati dan mengelola pemicu asma yang pasti adalah cara terbaik untuk mencegah serangan asma.
Menjaga Kesehatan
Menjaga kesehatan merupakan usaha yang tidak terpisahkan dari pengobatan penyakit asma. Bila penderita lemah dan kurang gizi, tidak saja mudah terserang penyakit tetapi juga berarti mudah untuk mendapat serangan penyakit asma beserta komplikasinya. Usaha menjaga kesehatan ini antara lain berupa makan makanan yang bernilai gizi baik, minum banyak, istirahat yang cukup, rekreasi dan olahraga yang sesuai. Penderita dianjurkan banyak minum kecuali bila dilarang dokter, karena menderita penyakit lain seperti penyakit jantung atau ginjal yang berat. Banyak minum akan mengencerkan dahak yang ada di saluran pernapasan, sehingga dahak tadi mudah dikeluarkan. Sebaliknya bila penderita kurang minum, dahak akan menjadi sangat kental, liat dan sukar dikeluarkan. Pada serangan penyakit asma berat banyak penderita yang kekurangan cairan. Hal ini disebabkan oleh pengeluaran keringat yang berlebihan, kurang minum dan penguapan cairan yang berlebihan dari saluran napas akibat bernapas cepat dan dalam.
Menjaga kebersihan lingkungan
Lingkungan dimana penderita hidup sehari-hari sangat mempengaruhi timbulnya serangan penyakit asma. Keadaan rumah misalnya sangat penting diperhatikan. Rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya matahari. Saluran pembuangan air harus lancar. Kamar tidur merupakan tempat yang perlu mendapat perhatian khusus. Sebaiknya kamar tidur sesedikit mungkin berisi barang-barang untuk menghindari debu rumah. Hewan peliharaan, asap rokok, semprotan nyamuk, atau semprotan rambut dan lain-lain mencetuskan penyakit asma. Lingkungan pekerjaan juga perlu mendapat perhatian apalagi kalau jelas-jelas ada hubungan antara lingkungan kerja dengan serangan penyakit asmanya.
Menghindari Faktor Pencetus
Sebaiknya penderita penyakit asma menjauhi orang-orang yang sedang terserang influenza. Juga dianjurkan menghindari tempat-tempat ramai atau penuh sesak. Hindari kelelahan yang berlebihan, kehujanan, penggantian suhu udara yang ekstrim, berlari-lari mengejar kendaraan umum atau olahraga yang melelahkan. Jika akan berolahraga, lakukan latihan pemanasan terlebih dahulu dan dianjurkan memakai obat pencegah serangan penyakit asma. Zat-zat yang merangsang saluran napas seperi asap rokok, asap mobil, uap bensin, uap cat atau uap zat-zat kimia dan udara kotor lainnya harus dihindari. Perhatikan obat-obatan yang diminum, khususnya obat-obat untuk pengobatan darah tinggi dan jantung (beta-bloker), obat-obat antirematik (aspirin, dan sejenisnya). Zat pewarna (tartrazine) dan zat pengawet makanan (benzoat) juga dapat menimbulkan penyakit asma.
Menggunakan obat-obatan
Pada serangan penyakit asma yang ringan apalagi frekuensinya jarang, penderita boleh memakai obat bronkodilator.. Pada serangan yang lebih berat, bila masih mungkin dapat menambah dosis obat, sering lebih baik mengkombinasikan dua atau tiga macam obat. Misalnya mula-mula dengan aerosol atau tablet/sirup simpatomimetik (menghilangkan gejala) kemudian dikombinasi dengan teofilin dan kalau tidak juga menghilang baru ditambahkan kortikosteroid. Pada penyakit asma kronis bila keadaannya sudah terkendali dapat dicoba obat-obat pencegah penyakit asma. Tujuan obat-obat pencegah serangan penyakit asma ialah selain untuk mencegah terjadinya serangan penyakit asma juga diharapkan agar penggunaan obat-obat bronkodilator dan steroid sistemik dapat dikurangi dan bahkan kalau mungkin dihentikan