• Tidak ada hasil yang ditemukan

Essay Ketimpangan Indonesia Baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Essay Ketimpangan Indonesia Baru"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Sumbangsih Administrasi Bisnis Dalam Menghadapi Ketimpangan

Ekonomi Indonesia

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Kebijakan Bisnis yang Diampu oleh Bapak Dr. Drs. Zainul Arifin, MS.

Diselesaikan oleh : Kelompok 10

Mohamad Faathir Alhakim 145030201111084 Hidayatur Rofiah 145030200111076 Mentari Leonita Andini 145030201111045

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Analisis Industri dan Analisis Perusahaan” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterimakasih pada Bapak Dr. Drs. Zainul Arifin, MS.selaku Dosen pembimbing mata kuliah Strategi Kebijakan Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Malang, 28 Mei 2017

(3)

Daftar isi

Kata pengantar i

Daftar isi ii

Bab I Pendahuluan iii I.I Latar Belakang iii

II.I Rumusan Masalah iv II.I Tujuan iv

Bab II Pembahasan 1

II.I latar belakang, mengapa terjadinya ketimpangan? 1 II.II jenis-jenis ketimpangan 5

II.III peran administrasi bisnis dalam menghadapi ketimpangan ekonomi di Indonesia 12

Bab III Penutup 30 III.I kesimpulan 30 Daftar pustaka 31

(4)

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang

Indonesia telah melalui transformasi yang mengagumkan dalam lima belas tahun terakhir. Angkakemiskinan nasional telah berkurang setengahnya, dari 24 persen di tahun 1999 menjadi 11.3 persen di tahun 2014. Rata-rata pertumbuhan ekonomi bertahan di angka sekitar 6 persen dalam dasawarsa terakhir. Indonesia juga menjadi anggota G-20, satu-satunya dari Asia Tenggara. (worldbank).

Dalam hal ini, perjalanan menuju kesejahteraan bersama masih belum selesai. Indonesia berisiko tidakmembantu rakyat miskin dan rentannya. Pengentasan kemiskinan mulai stagnan, dengan penurunan yang mendekati nol pada tahun 2014. Ketimpangan pendapatan naik dengan cepat dan hampir sepertiganya berasal dari ketimpangan kesempatan. Anak-anak yang sehat dan terdidik hidup berdampingan dengan anak-anak yang menderita malnutrisi, tidak mampu belajar di sekolah, dan putus sekolah terlalu dini. Ketimpangan antar daerah juga mencolok: hanya 6 persen anak di Jakarta yang tidak memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi, sedangkan di Papua, 98 persen anak tidak memiliki akses sanitasi yang layak. Ketimpangan seperti ini menghambat prospek segmen-segmen masyarakat dari generasi ke generasi.

Pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi ketimpangan sebagai hambatan terhadap pertumbuhandan menetapkan target penurunan ketimpangan. Untuk mendukung target tersebut, Bank Dunia melakukan penelitian untuk mengetahui apa penyebab naiknya ketimpangan di Indonesia, mengapa ketimpangan penting untuk diatasi, dan apa langkah yang tepat untuk mengatasinya. Penelitian ini adalah hasil dari kemitraan antara Bank Dunia dengan berbagai lembaga pemerintah Indonesia. Studi ini didukung secara finansial dari Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia. Ketimpangan adalah isu yang kompleks, melibatkan banyak faset kehidupan dan banyak pelaku. Kami berharap laporan ini dapat mendorong terwujudnya kebijakan publik yang berbasis bukti dan didukung oleh informasi dan pengalaman dari negara lain yang telah sukses menurunkan ketimpangan.

(5)

Indonesia adalah termasuk negara dengan jumlah rata-rata penduduk tertinggi didunia, bahkan terhitung semenjak tahun 2010 termasuk kedalam top five negara dengan jumlah penduduk yang padat, hal ini dibuktikan berdasakan data dari CIA governance yang menyatakan bahwa di dunia yang memiliki 195 Negara dengan jumlah penduduk (populasi) sebanyak 7.323.187.457 jiwa (menurut CIA World Factbook Tahun 2016). Indonesia menduduki urutan keempat dengan Jumlah Penduduk-nya 258.316.051 jiwa (sekitar 258 Juta jiwa) atau sekitar 3,5% dari keseluruhan Jumlah Penduduk Dunia (cia.gov).

Namun dengan tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduk yang tinggi tersebut menyebakan Indonesia mengalami lonjakan tingkat kemiskinan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik 2016 menjelaskan bahwa tingkat masyarakat miskin di perkotaan adalah sebanyak 10.485, 64, di pedesaan sebanyak 17.278, 68 dan total keseluruhan tingkat masyarakat miskin di tahun 2016 adalah sebanyak 27.764,32 ribu orang (bps.go.id). ditinjau data dari UNICEF separuh dari penduduk Indonesia tidak punya lebih dari US$1,75 per hari untuk bisa hidup. Hidup sangat dekat dengan garis kemiskinan menyebabkan kelompok populasi ini sangat rentan terhadap goncangan eksternal yang bisa dengan mudah mendorong mereka kembali ke dalam jurang kemiskinan. (unicef.org)

Dari sinilah dapat kita tafsirkan sebenarnya yang diinginkan dan dibutuhkan oleh rakyat adalah Indonesia tanpa kemiskinan. Indonesia yangdiimpikan oleh rakyat adalah negara dimana orang miskin mendapat peluang untuk menikmati kemakmuran negara. Ini bukanlah agenda redistribusi perekonomian dengan ukuran yang tetap. Indonesia harus mengembangkan ukuran perekonomian tersebut sekaligus membaginya dengan lebih adil, agar semua orang semakin sejahtera, terutama mereka yang masih tertinggal.

1.2 Rumusan masalah

 Apa yang menjadi penyebab terjadinya ketimpangan?  Apa saja jenis-jenis ketimpangan ekonomi di Indonesia?

 Bagaimana peranan administrasi bisnis dalam menghadapi ketimpangan ekonomi di Indonesia?

1.3 Tujuan

 Untuk mengetahui penyebab terjadinya ketimpangan

 Untuk mengetahui jenis-jenis ketimpangan ekonomi di Indonesia

 Untuk mengetahui seberapa jauh administrasi bisnis berperan dalam menghadapi ketimpangan ekonomi di Indonesia

(6)
(7)

Bab 2 Pembahasan 2.1 Latar Belakang, Mengapa terjadi ketimpangan?

Meningktanya Ketimpangan membuat Kesenjangan di Indonesia Semakin lebar dari yang pernah ada sebelumnya (theworldbank). Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan selama 15 tahun di Indonesia telah membantu mengurangi kemiskinan dan menciptakan kelas menengah yang berkembang. Namun, pertumbuhan selama satu dasawarsa terakhir hanya menguntungkan 20 persen warga terkaya, sementara 80 persen populasi sisanya sekitar 205 juta orangtertinggal di belakang. Meningkatnya kesenjangan standar hidup dan semakin terpusatnya kekayaan di tangan segelintir orang, menyebabkan tingkat ketimpangan Indonesia relatif tinggi dan naik lebih cepat daripada sebagian besar negara tetangga di Asia Timur. (theworldbank.go)Laporan Oxfam Indonesia dan International NGO Forum on

Indonesia Development (lNFID) pada 23/02/2017, menguak kondisi ketimpangan ekonomi Indonesia yang memprihatinkan. Dalam laporannya, Oxfam Indonesia dan INFID mengungkapkan bahwa kesenjangan antara segelintir orang terkaya dan mayoritas penduduk Indonesia masih lebar, dalam hali ini sejatinya ketimpangan ekonomi bisa berdampak positif memberikan peluang bagi mereka orang-orang yang mau bekerja keras, berusaha berinovasi untuk mendapatkan gaji, reward, dan imbalan yang layak bagi kelangsungan hidupnya sekaligus mengangkat derjat sosial mereka, namun ketimpangan ekonomi yang terlalu ting bak seperti dinding benteng tinggi pembatas bagi kelas-kelas sosial berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi, memperlambat penetasan kemiskinan, dan melemahkankerukunan sosial menciptakan suatu kesenjangan ekonomi. Ketimpangan ini akan berdampak pada potensi pelamahan pertumbuhan ekonomi di masa depan karena mengutamakan kepentingan segelintir orang bukan mayoritas dan mendekati proses munculnya kembali kapitaslisme.

(8)

Gambar :Data ketimpangan di Indonesia Oxam (Foto: Oxam)

Berdasarkan data diatas dapat dikaetahui bahwa ada enam (6) penyebab ketimpangan ekonomi di Indonesia diantaranya adalah: fundamentalismepasar yang didominasi orang kaya, political culture negara

Kembali lagi pertumbuhan berkelanjutan selama 15 tahun membantu mengurangi kemiskinan menciptakan pertumbuhan kelas sosial yang mapan secara ekonomi, PDB rill tumbuh rata-rata 5,4% antara tahun 2000-2015, namun kelompok orang Indonesia yang mapan secara ekonomi meninggalkan sebanyak 2015 juta sisanya dibelakang (dinikmati sendiri).Antara tahun 2003dan 2010, konsumsi per orang untuk 10 persen warga terkaya Indonesia naik lebih dari enam persen per tahun setelah memperhitungkan inflasi, tapi kenaikannya kurang dari dua persen per tahun untuk 40 persen warga termiskin. Ini berpengaruh pada perlambatan laju pengentasan kemiskinan. Menurut data dari world bank Ukuran ketimpangan yang populer digunakan adalah Koefisien Gini, dimana 0 berarti sepenuhnya setara dan 100 berarti spenuhnya tidak setara. Gambar dibawah menunjukkan angka koefisien gini berdasarkan perkotaan, pedesaan, perkotaan+pedesaan mengalami penurunan berpengaruh namun tidak signifikan, karena belum mencapai nagka 0, dapat dilihat bahwa tingkat ketimpangan tertinggi ada pada perkotaan di Indonesia.

(9)

Berdasarkan sebagian besar pengukuran,ketimpangan di Indonesia telah mencapai tingkat yang tinggi. Pada tahun 2002, 10 persen warga terkaya Indonesia mengonsumsi sama banyaknya dengan total konsumsi 42 persen warga termiskin, sedangkan pada tahun 2014 mereka mengonsumsi sama banyaknya dengan 54 persen warga termiskin.

Selama krisis keuangan Asia pada tahun 1997-98, saat angka kemiskinan naik tajam rasio Gini juga turun. Semua orang terkena dampak krisis, tetapi segmen masyarakat terkaya terhantam paling keras. Rasio Gini meningkat dari 30 (tahun 2000 ) menjadi 41 (tahun 2014), yaitu angka tertinggi yang pernah tercatat. Namun, kenaikan ini pun kemungkinan masih lebih rendah dari sebenarnya karena survei rumah tangga biasanya kurang representatif menggambarkan rumah tangga terkaya.Meskipun dahulu relatif moderat berdasarkan standar internasional, tingkat ketimpangan Indonesia kini menjadi tinggi dan naik lebih cepat daripada sebagian besar negaratetangga di Asia Timur.

Setelah pulih dari krisis keuangan Asia,PDB riil per kapita Indonesiatumbuh rata-rata 5,4 persen per tahun antara 2000 dan 2014. Pertumbuhan ini membantu banyak orang keluar dari kemiskinan. Angka kemiskinan berkurang lebih dari separuhnya dari 24 persen saat krisis menjadi 11 persen pada tahun2014. Pertumbuhan ekonomi juga membantumenciptakan kelas menengah yang lebih kuat dari yang pernah ada sebelumnya. Saat ini terdapat 45 juta orang (18 persen orang terkaya dari seluruh masyarakat Indonesia) yang mapan secara ekonomi dan

(10)

menikmati kualitas hidup lebih tinggi. Mereka adalah segmen populasi yang berkembang paling pesat, dengan peningkatan 10 persen per tahun sejak 2002.

Manfaat pertumbuhan ekonomisebagian besar telah dinikmati oleh kelas konsumen yang berkembang. Antara tahun 2003 dan 2010, konsumsi per orang untuk 10 persen warga terkaya Indonesia naik lebih dari enam persen per tahun setelah memperhitungkan inflasi, tapi kenaikannya kurang dari dua persen per tahun untuk 40 persen warga termiskin. Ini berpengaruh pada perlambatan laju pengentasan kemiskinan, dengan jumlah orang miskin turun hanya dua persen per tahun sejak 2002, dan nyaris tidak ada penurunan pada jumlah orang yang rentan kemiskinan (theworldbank)

Sumber : BPS, Susenas dan kalkulasi bank Dunia (Rasio Gini konsumsi nominal, garis kemiskinan nbasional diubah pada tahun 1998, dan angka tahun 1996 dihitung menggunakan

metode baru sekaligus lama.

Sumber : the world bank (Indonesian Rising Deviden)

Rasio Gini konsumsi untuk semua negara kecualiMalaysia, yang menggunakan pendapatan. Periode untuk tiap negara adalah: Indonesia 1990-2011; Malaysia 2009; Laos 1992-2008; Tiongkok 1990-1992-2008; Vietnam 1992-1992-2008; Thailand 1990-2009; Filipina 1991-2009;

(11)

2.2 Jenis-jenis Ketimpangan Ekonomi di Indonesia

Jika merujuk pada laporan Bank Dunia (the world bank) yang berjudul Indonesia's Rising Divide (2015) dijelaskan bahwa setidaknya ada empat hal pendorong utama ketimpangan di Indonesia yaitu:

1. Ketimpangan peluang. Anak-anak miskin seringkali tidak memiliki kesempatan awal yang adil dalam hidup, sehingga mengurangi kemampuan mereka untuk sukses di masa depan. Setidaknya sepertiga ketimpangan disebabkan faktor-faktor di luar kendali individu.

2. Pekerjaan yang tidak merata. Pasar tenaga kerja terbagi menjadi pekerja berketerampilan tinggi yang upahnya semakin meningkat, dan pekerja yang tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan tersebut sehingga terjebak dalam pekerjaan berproduktivitas rendah, informal, dan berupah rendah.

3. Tingginya konsentrasi kekayaan. Segelintir warga Indonesia meraup keuntungan lewat kepemilikan aset keuangan yang kadang diperoleh melalui cara tidak benar seperti korupsi, sehingga mendorong ketimpangan menjadi lebih tinggi baik saat ini maupun di masa mendatang.

4. Ketahanan ekonomi yang rendah. Bencana alam semakin umum terjadi dan sangat mempengaruhi rumah tangga miskin, sehingga mengikis kemampuan mereka untuk memperoleh penghasilan dan berinvestasi dalam kesehatan dan pendidikan yang diperlukan untuk meningkatkan derajat ekonomi mereka.

Berdasarkan jenis-jenis ketimpangan diatas muncul suatu pertanyaan lanjutan, mengapa ketimpangan terus meningkat? Untuk memahami apa yang mendorong ketimpangan di Indonesia dan mengapa ketimpangan ekonomi meningkat, kita perlu memahami sumber daya apa saja yang dimiliki rumah tangga yang berbeda dan bagaimana mereka menggunakannya untuk menghasilkan pendapatan. Setiap rumah tangga menggunakan sumber daya berbeda untuk menghasilkan pendapatan Bisaberupa tenaga untuk mendapatkan upah dan gaji atau berupa aset keuangan dan fisik. Kunci untuk memahami peningkatan ketimpangan adalah memahami mengapa sebagian rumah tangga memiliki pekerjaan lebih baik dan penghasilan lebih besar, sementara sebagian lainnya memiliki aset keuangan lebih banyak dan

(12)

penghasilan lebih besar. Faktor lain yang juga mempengaruhi ketimpangan adalah bagaimana pendapatan tersebut dibelanjakan: seberapa banyak yang dikonsumsi (dan harus dibagi untuk berapa orang) dan yang ditabung. Selain itu, guncangan dan bencana dapat tiba-tiba mengikis aset dan pendapatan rumah tangga sehingga penting untuk memahami mengapa rumah tangga kaya lebih mampu bertahan menghadapi masalah semacam itu. Ada empat pendorong utama ketimpangan di Indonesia yang digambarkan menggunakan bagan dibawah ini

Dari gambar bagan diatas ditemukan bahwa ketimpangan yang terus meningkat diakaibatkan juga karena adanya guncangan-guncangan kesenjangan dari dua kelompok :

1. Ketimpangan Peluang sejak lahir (awal kehidupan yang tidak setara berarti kehidupan yang tidak setara di masa depan). Tidak adil tentunya bila ketimpangan pendapatan atau konsumsi saat dewasa diakibatkan pleh ketimpangan peluang yang terjadi akibat faktor diluar kendali individupada saat lahir. Sepertiga ketimpangan konsumsi di Indonesia disebabkan oleh sejumlah kecil faktor pendidikan orang tua dan tempat dimana mereka lahir. Dapat diartikan ketimpangan peluang dimulai ketika lebih dari sepertiga anak Indonesia tidak mendapatkan awal hidup yang sehat. Bertahannya tingkat gizi pendek pada anak sebagian disebabkan oleh tidak meratanya akses pada nutrisi, air bersih, sanitasi memadai dan pelayanan kesehatan berkualitas. Disamping itu tingkat pendidikan yang rendah dari masing0masing keluarga shingga ditularkan kepasda anak-anak mereka menyebabkan ketimpangan semakin melebar. Masyarakat yang masih buta huruf ataupun hanya mampu menyelesaikan sekolahnya dan berhenti di bangku SD atau SMP menjadi perhatian juga karena keterbatasan

(13)

kemampuan ekonomi. Dalam hal ini peningkatan mutu taraf kehidupan masyarakat Indonesia menjadi dipertanyakan.

Gambar : grafik ketimpangan peluang sejak lahir

Lebih banyak anggota keluarga dalam sebuah rumah tangga berarti lebih sedikit sumber daya yang tersedia untuk setiap orang. Rumah tangga miskin cenderung memiliki lebih banyak anak. Sehingga, mereka tidak hanya berpenghasilan lebih rendah daripada rumah tangga yang lebih kaya, tetapi penghasilan tersebut harus dibagi kepada lebih banyak orang. Berkat program keluarga berencana nasional sejak tahun 1970an, jumlah anggota keluarga rumah tangga miskin berkurang lebih cepat daripada rumah tangga kaya pada tahun 1990an. Seandainya program keluarga berencana gagal saat itu, ketimpangan mungkin akan lebih tinggi. Karena rumah tangga miskin memiliki lebih sedikit anak, konsumsi per kapita mereka naik lebih cepat. Rasio Gini diperkirakan mencapai 2,5 poin lebih rendah dibandingkan dengan skenario jika rumah tangga miskin pada tahun 2002 sama besarnya dengan tahun 1993. Pada periode tahun 2000 an sampai sekarang jumlah anggota keluarga rumah tangga kaya semakin menurun namun rumah tangga miskin tetap sama porsinya bahkan cenderung meningkat setiap tahunnya, hal ini terjadi juga karena efektivitas keluarga berencan di Indonesia menurun selama satu dasawarsa terakhir. Ketimpangan peluang semakin parah ketika tidak semua anak mendapatkan awal yang baik disekolah, khususnya ,mereka yang bertempat tinggal diluar jawa dan sumatera di tingkat sekolah dasar angka pendidikan masih belum merata, dari sinilah kualitas pendidikan dan kesehatan di Indonesia dipertanyakan, memang setiap tahunnya pemerintah beserta kementrian Pendidikan dan Kementrian Kesehatan terus berupaya untuk mengurangi dan meminimalisir tingkat

(14)

kesenjangan dibidang pendidikan dan kesehatan ini, meskipun berpengaruh namun hasilnya belum signifikan.

Gambar : Statistik tingkat pendidikan dan kesehatan anak usia dini di Indonesia Sumber : Unicef.org/id

2. Pekerjaan yang tidak merata diindikasikan Dua pasar tenaga kerja : upah semakin tinggi untuk segelintir pekerja terampil dan pekerja kurang terampil yang terjebak dengan produktivitas upah rendah. Di Indonesia, pemberi pekerjaan semakin membutuhkan lebih banyak pekerja terampil dalam artian tenaga ahli, namun kesulitan mencarinya. Dapat diketahui bahwa sebenarnya lapangan pekerjaan yangtesedia mencukupi namun untuk kualifikasi tenaga kerja belum memadai.Tenaga kerja banyak diserap dari mereka yang berpendidikan tinggi dan memiliki skill. Peraturan pasar tenaga kerja Indonesia juga menghalangi penciptaan lapangan kerja formal dan menyulitkan pekerja untuk pindah ke sektor-sektor yang lebih produktif. Seperti upah minimum yang tidak jelas di beberpa perusahaan, memperkecil kemuangkinan perusahaan memperkerjakan buruh secara formal, dari data world bank sepertiga buruh di Indonesia masih bekerja tanpa kontrak, jumlah buruh yang

(15)

menerima upah mencapai 45% namun sperlima nya saja yang dibayar berdasakan upah minimum. Akibatnya kakayaan hanya dihimpun bagi mereka yang memiliki pendidikan tinggi dan keterapmilan mendrorong ketimpangan jauh semakin tinggi.

Gambar : data grafik kesenjangan tenaga kerja terampil dan berpendidikan Sumber : theworldbank.org

Badan Pusat Statistik juga memaparkan bahwa penyerapan tenaga kerja kebanyakan dipilih yang berdaya jual (berdaya saing) kompetitif dengan yang hanya mengandalkan pada tenaga fisik dan sebagian teori keilmuwan saja. pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kerap didengungkan tertinggi ketiga di antara negara G-20 tampaknya lebih banyak dinikmati oleh top-1% atau setidaknya kelas mengengah ke atas. Indikasi nyata tercermin dari pertumbuhan sektor jasa--terutama sektor jasa modern yang relatif sedikit menyerap tenaga kerja dan kebanyakan tenaga kerja berpendidikan tinggi-- yang sekitar dua kali lipat dari sektor penghasil barang.

(16)

3. Tingginya konsentrasi kekayaan dan koneksi beberapa kelompok. Semakin terpusatnya kekayaan ditangan segelintir orang berarti pendapatan dari aset keuangan juga mendorong ketimpangan semakin tinggi. Menurut data dari (world bank : 2016) menjelaskan bahwa sepuluh persen orang Indonesia terkaya mneguasain sekitar 77 persen dari seluruh kekayaan negeri ini. Hal ini juga telah disinggung oleh Pengamat Ekonomi Indonesia, Faisal Basri. Menurut Faisal, besarnya kesenjangan juga terlihat pada penguasaan orang-orang kaya di sektor perbankan. Dana bank di Indonesia didominasi oleh pemilik rekening di atas Rp 2 miliar. Meskipun hampir 98 persen jumlah rekening di bank dimiliki oleh nasabah dengan jumlah tabungan di bawah Rp 100 juta. Kelompok milyarder di Indonesia meraup dua pertiga kekayaannya dari praktek bisnis di sektor kroni (crony sectors), yang dimungkinkan karena kedekatannya dengan kekuasaan. Oleh karena itu, tidak mengejutkan jika Crony-Capitalism Index Indonesia bertengger di peringkat ketujuh dunia. Posisi Indonesia pada tahun 2016 itu memburuk dibandingkan tahun 2007 dan 2014.

(17)

Gambar : grafik Crony capital Index 2016 Sumber : the economist, daily chart

(18)

Gambar : tingkat kekayaan segelintir orang kaya yang mendomninasi di dunia (10 % kekayaan segelintir orang kaya di Indonesia meliputi 77% kekayaan Indonesia)

Sumber :www.independent.co.uk

4. Guncangan mengikis kemampuan rumah tangga untuk menghasilkan uang dan menabung, serta berinvestasi pada kesehatan dan pendidikan. Sebenarnya ada banyak guncangan yang dapat mengikis sumber daya dan pendapatan rumah tangga, antara lain : guncanagan ekonomi, kesehatan,sosial dan politik, serta bencana alam. Guncangan dapat memengaruhi aset mendasar yang menghasilkan pendapatan. Bencana alam, misalnya, dapat menimbulkan kerugian ternak atau kerusakan peralatan yang dipakai untuk mencari nafkah. Guncangan juga bisa mengurani pendapatan yang berasal dari aset tersebut, contohnya kekeringan dapat mengurangi panen.Guncangan pun dapat mengurangi manfaat pendapatan jika terjadi perubahan harga pangan ketimpangan ini diwjudkan dengan sistem kerja di pemerintahan dan msyarakat yaitu Pegawai negeri sipil dan orang kaya punya akses pada asuransi kesehatan dan asuransi pegawai yang dapat diandalkan dalam masa sulit. Meskipun Pemerintah menanggung premi asuransi kesehatan untuk orang miskin dan rentan, program tersebut tidak selalu efektif karena penerimanya tidak selalu mengetahui pelayanan apa yang dapat mereka terima, atau tidak bisa mengaksesnya karena keterbatasan pelayanan. Selain itu, bagi pekerja yang tidak miskin atau pun kaya namun bekerja di sektor informal, perluasan cakupan asuransi kesehatan untuk mereka mungkin masih sekian tahun lamanya.

2.3 Peran Administrasi Bisnis dalam Mengatasi Ketimpangan Ekonomi

Berdasarkan salah satu jurusan yang ada di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya jika ditinjau dari kurikulumnya Administrasi Bisnis merupakan studi ilmu tentang bisnis secara menyeluruh baik dalam bidang keuangan, pemasaran, sumberdaya manusia, sistem informasi dan bisnis global internasional serta pariwisata yang ilmunya dapat diterapkan atau diimplementasikan dalam lingkup global terlebih kemajuan ekonomi dan persaingan era modern. Lulusan administrasi binis memiliki tujuan sebagai insan yang paham benar tentang dunia bisnis secara detailnya bemutu dan bertika serta tanggap dalam menghadapi peruabahan khususnya pada dunia internasional. Bukan hanya dalam lingkup FIA yang ada di Brawijaya Malang ataupun scope lingkup administrasi bisnis se Indonesia,

(19)

gelar sarjana Administrasi bisnis (SAB.) menjadi nama atau citra cemerlang tersendiri pada saat ini. Para lulusannya selain dicetak menjadi seorang yang paham akan ilmu dan etika terhadap bisnis juga diarahkan menjadi seorang pemegang posisi strategis di perusahaan-perusahaan dan lembaga pemerintahan dunia, seperti CFO, CEO, COO, pejabat tinggi negara, menteri, wiarusahawan sukses, entrepreneur startup founders, Direktur Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, dan konsultan serta praktisi bisnis dunia. Hal ini dibuktikan bahwa Universitas-Universitas terkemuka dan terbaik di dunia membuka kelas sekolah Administrasi Bisnis di salah satu fakultas mereka sebagai sebuah program studi favorit dan rata-rata dari total seluruh sekolah bisnis yang ada tersedia 1507 gelar MBA tersebar di seluruh dunia, (mbastudies.com). Universitas-Universitas top dunia tersebut anatara lain seperti :

a. Harvard Business School. Terletak di kota Cambridge, Massachusetts, Harvard Business School adalah salah satu fakultas bisnis terkemuka di dunia, dan merupakan bagian dari Harvard University – universitas tertua di dunia. Banyak media dan institusi yang setuju bahwa fakultas ini adalah yang terbaik di dunia. Disini mahasiswa dapat memilih untuk belajar MBA Dual-gelar yang digabungkan dengan disiplin lain.

b. Stanford Graduate School of Business. Universitas swasta ini didirikan pada tahun 1891. Berlokasi di Stanford, California, mahasiswa universitas ini dapat menikmati iklim yang bersahabat. Yang diunggulkan oleh universitas ini adalah lokasinya yang strategis di pusat teknologi Amerika Silicon Valley eksekutif. Pendiri Yahoo!, Ellen Siminoff adalah lulusan dari MBA universitas ini.

c. London Business School. London Business School didirikan pada tahun 1964 sebagai jaringan dari University of London Institute. Program MBA universitas ini berdurasi 15-21 bulan, dan mahasiswa dapat memilih dari beragam disiplin ilmu seperti keuangan, strategi, pemasaran, ekonomi, manajemen, akuntansi, manajemen proyek, dan lainnya. Saat ini, London memiliki banyak eksekutif yang menghadiri kursus untuk sistem operasi dan teknologi, etika, dan bisnis, begitu juga dengan Tanggung Jawab Sosial Manajemen dan Perilaku Organisasi.

d. University of Pennysylvania : Wharton. Wharton Business School didirikan pada tahun 1881, dan telah diakui sebagai salah satu fakultas bisnis terbaik di Amerika. Banyak tokoh ternama dunia merupakan lulusan dari Wharton. Salah satunya adalah Jeff Weiner, CEO LinkedIn.

(20)

e. Columbia Business School : Jcolumbia Business School merupakan universitas pertama di New York, dan universitas ke-5 tertua di Amerika. Warren Buffett, salah seorang yang paling sukses dan berpengaruh di dunia merupakan alumni dari fakultas ini.

f. Insead : Insead adalah singkatan dari Institut Europeen d'Administration des Affaires. Insead adalah lembaga terkenal yang mengajarkan tentang bisnis. g. IESE Business School : ESE Business School adalah lembaga yang berafiliasi

dari University of Navarra, salah satu yang terbaik untuk perguruan tinggi swasta di Spanyol selama bertahun-tahun. Berbasis di Madrid, Program MBA dari Iese menempati peringkat ke-3 di Eropa dan ke-7 di dunia. Program studi yang ditawarkan meliputi International MBA 13 bulan, Magister Manajemen 10 bulan dan Magister Keuangan 10 atau 12 bulan.

h. MIT : SLOAN : Sloan School of Management adalah bagian dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Cambridge yang didirikan pada tahun 1861. Dalam peringkat universitas terbaik di dunia, MIT sering dinobatkan sebagai juara di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta Program MBA

i. Unversity of Chicago : Booth. Booth School of Business adalah lembaga afiliasi dari University of Chicago yang berlokasi di Illinois. Bagi mereka yang mencari sebuah universitas di lingkungan perkotaan yang dinamis, memiliki kualitas pendidikan yang sangat baik, ini adalah tempat yang tepat. Program MBA disini memiliki keunikan tersendiri.

j. Yale School of Management : Didirikan pada tahun 1701, Yale School of Management adalah institusi ketiga tertua di Amerika Serikat. Terletak di Connecticut, Yale University adalah salah satu destinasi kuliah impian di Amerika. Lulusannya MBA memegang peranan strategis dalam memimpin perusahaan-perusahaan terkenal di Amerika (hotcourses.co.id).

Dari data Universitas terkemuka dunia tersebut dapat ditemukan bahwa betapa diperhitungkannya dan penting gelar dan peran dari Master of Business Administration(MBA) di dunia ini. Kekauatan peran dan kualitas gelar dari SAB bahkan MBA internasional ini yang diyakini dapat mengatasi dan memberikan kontribusi terhadap perekonomian negara baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang bagi negara-negara di dunia. Para sarjana atau lulusan Administrasi Bisnis ini setidaknya dapat ikut berperan

(21)

dalam mengatasi ketimpangan ekonomi dunia khususnya di Indonesia. Bagaimana cara Administrasi Bisnis mewujudkannya? Terdapat sinkronisasi antara peran dari Administrasi Bisnis sebagai Agent of Change dengan ketimpangan ekonomi di Indonesia yaitu dengan cara:

1) Memberikan pelatihan dan meningkatkan keterampilan kerja masa kini dan memberikan akses lapangan kerja pada penduduk usia produktif (pengangguran).

Menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan ini menjadi salah satu tugas bagi administrasi bisnis untuk menjadi salah satu solusi atas ketimpangan di indonesia. Membuat lapangan pekerja yang lebih formal bagi pemula dan pekerjaan semi-terampil bagi banyak pekerja di sektor kurang produktif dapat membantu mengatasi ketimpangan melalui pendapatan yang lebih tinggi. Kebanyakan tenaga kerja sekarang ini tidak mampu melakukan pekerjaan yang memerlukan keterampilan tinggi dengan bayaran tinggi. Namun tidak seharusnya mereka menghabiskan waktunya di area yang kurang produktif dengan bayaran rendah. Jika lebih banyak pekerjaan semi-terampil, untuk pemula dan sektor formal, maka para pekerja informal dan lepas dapat menjadi lebih produktif. Hal ini tentunya akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pekerja pun mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi sehingga mengurangi ketimpangan.

Terdapat lima faktor utama untuk menghilangkan hambatan penciptaan lapangan kerja seperti kurangnya investasi di sektor infrastruktur dan kemudahan dalam berbisnis. Lima faktor utama tersebut adalah: (1) meningkatkan infrastruktur, konektivitas, logistik, transportasi yang efisien, (2) mengurangi waktu dan prosedur untuk memulai dan menjalankan bisnis, (3) meningkatkan akses terhadap keuangan untuk menghasilkan bisnis yang produktif dan kuat, (4) merevitalisasi sektor manufaktur, dan (5) memodernisasi sektor pertanian.

Sistem pelatihan keterampilan harus didorong dari keinginan para pemberi kerja sehingga peranan sektor swasta menjadi lebih kuat. Karena pemberi kerja adalah kelompok terbaik untuk mengidentifikasi keterampilan yang dibutuhkan, dan akan mendapatkan manfaat paling besar dari sistem pelatihan yang ditujukan khusus untuk kebutuhan tersebut, mereka harus menjadi pendorong utama pengembangan standar kompetensi. Pemberi kerja

(22)

juga harus menggunakan fasilitas dan keahlian mereka untuk memainkan peran yang lebih aktif dalam persyaratan pelatihan dan sertifikasi profesi.

Para lulusan Administrasi Bisnis telah memiliki jiwa entrepereneur sejati dalam dirinya, dan tak jarang mereka memilih menjadi sebagai wirausahawan setelah mereka lulus, ide dan gagasan bisnis yang disampaikan juga berdasarkan bisnis modern. Hal ini bisa menjadi sebuah potensi ladang lapangan kerja bagi para masyarakat di lingkungan sekitarnya dan merupakan bentuk kepedulian dalam mengatasi pengangguran pada penduduk usi produktif atau usia kerja. Dari yang diketahui karakteristik khusus yang menandai ciri administrasi bisnis sebagai tipikal seorang pemimpin bisnis, artinya, bukan masalah besar kecilnya usaha yang dijalankan tetapi jika ia seorang entrepreneur yang baik maka suatu saat usaha yang ia jalankan akan berkembang dan meningkat sehingga tidak menutup kemungkinan mencapai skala besar. Jadi, seorang pemimpin bisnis harus memiliki wawasan yang luas, berani mengambil risiko, kaya dengan ide-ide yang kreatif dan inovatif, dan bisa membaca peluang pasar, jika seorang pemimpin bisnis tidak bisa membaca peluang memungkinkan untuk usaha yang dijalankan tertinggal dalam persaingan. Dengan modal Pemikiran, modal Sumber Daya, dan Modal Finansial para Administrator bisnis dapat meng-influence dan mengenpower para generasi muda usia produktif dengan mendirikan sebuah startup, umkm atau program latihan kerja mandiri.

Kebanyakan tenaga kerja sekarang ini tidak mampu melakukan pekerjaan yang memerlukan keterampilan tinggi (serta mendapatkan bayaran tinggi), bahkan dengan pelatihan pasca sekolah dan ketika bekerja (on-the-job). Namun, tidak seharusnya mereka menghabiskan seluruh waktu di area yang kurang produktif dengan bayaran rendah. Jika ada lebih banyak pekerjaan semi-terampil, untuk pemula dan sektor formal, maka jutaan pekerja informal dan lepas bisa menjadi lebih produktif. Hal ini tentunya akan mendorong pertumbuhan ekonomi, dan pekerja pun mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi sehingga mengurangi ketimpangan.

(23)

Sumber : the world bank

Para Administrator Bisnis di Indonesia dapat menerapkan “Grand Bargain” antara pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja untuk meninjau ulang peraturan pasar tenaga kerja dan memberi perlindungan lebih efektif kepada pekerja. Grand Bargain untuk melaksanakanreformasi menyeluruh yang dinilai menguntungkan bagi pengusaha, serikat pekerja, maupun pencari kerja. Pemerintah harus memainkan peran lebih kuat untuk menjaga kualitas dan penentuan insentif bagi sektor swasta. Walaupun para pemberi kerja harus memainkan peran yang kuat di dalam sistam, peran pemerintah juga sama pentingnya sebagai regulator dan fasilitator serta penyandang dana dari berbagai aktivitas pelatihan. Peran utama pemerintah adalah memastikan ketersediaan seluruh elemen yang dibutuhkan untuk pelatihan yang efektif. Terdapat dua elemen utama untuk pasar lapangan kerja yaitu: (1) ketersediaan informasi (seperti sistem jaminan mutu), dan (2) rancangan insentif yang tepat (seperti melalui pembiayaan dari pelatihan keterampilan).

Sistem pelatihan keterampilan di Indonesia saat ini menjadi dasar dari sistem pengembangan kemampuan yang efektif: standar kompetensi, pelatihan berdasarkan kemampuan, sertifikasi, akreditasi, dan informasi mengenai pasar lapangan pekerjaan. Namun, sistem saat ini tidak berfungsi dengan baik karena berbagai elemennya tidak diimplementasikan dengan benar. Sebagai tambahan, seperti yang telah dibahas di bagian sebelumnya, keterlibatan sektor swasta dalam program pelatihan sangatlah kecil, dan kebanyakan program dilakukan oleh pemerintah. Diperlukan reformasi komprehensif dan bertahap untuk membangun elemen yang telah ada dan meningkatkan implementasi dari sistem pelatihan keterampilan.

2) Lulusan Administrasi Bisnis sarjana SAB atau MBA, harus menaati pajak (amnesty pajak).

(24)

Ketimpangan di Indonesia menduduki peringkat keenam terburuk di Dunia (23/02/2017) di lansir dari kompas.com, menyatakan bahwa salah satu penyebab dari ketimpangan ekonomi selain yang disebutkan diatas adalah sistem perpajakan yang gagal dalam memainkan peranan pentingnya.

Berbagai kebijakan yang telah dibicarakan memiliki dampak terhadap penurunan ketimpangan jangka panjang, seperti peningkatan kesehatan anak dan nutrisi, kualitas pendidikan yang lebih baik, pengembangan keterampilan dan produktivitas pekerja, serta lingkungan yang ramah terhadap lapangan pekerjaan. Kebijakan fiskal secara keseluruhan dapat berdampak terhadap ketimpanga hampir secara langsung melalui berbagai sektor.

Pendapatan rumah tangga yang diterima dari upah dan gaji, pendapatan dari transfer modal dan swasta,—pendapatan pasar—dapat dikurangi melalui pajak, cukai, dan kontribusi terhadap ketahanan sosial yang ditingkatkan secara langsung melalui pembayaran ketahanan sosial dan keuntungan bantuan sosial, atau ditingkatkan secara tidak langsung melalui konsumsi barang subsidi dan layanan seperti bahan bakar, makanan, kesehatan dan pendidikan. Efek netto dari berbagai langkah ini adalah pendapatan akhir (setelah seluruh pajak dibayar dan masyarakat menikmati pembelanjaan pajak) yang kurang lebih sama jika dibandingkan dengan pendapatan pasar

Menggunakan pajak dan anggaran belanja pemerintah untuk mengurangi ketimpangan saat ini dan di masa depan. Kebijakan fiskal yang berfokus pada peningkatan belanja pemerintah di bidang infrastruktur, kesehatan, pendidikan, bantuan dan jaminan sosial. Merancang sistem perpajakan yang lebih adil dengan memperbaiki sejumlah peraturan perpajakan yang saat ini mendukung terpusatnya kekayaan di tangan segelintir orang. Pemberian pembebanan pajak progresif dinilai ampuh untuk mengatasi ketimpangan pendapatan.

(25)

Sumber : the world bank

Gambar: pengurangan kebijakan dapat dilakukan dengan oenetapan fiskal pajak di beberapa negara

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Seminar Menuju Indonesia yang Lebih Setara (23/02/2017) dilansir dari kompasiana.com, menyatakan bahwa kunci untuk mempersempit kesenjangan ialah reformasi perpajakan dengan menerapkan pajak progresif. Semakin tinggi pendapatan seseorang, tarif pajak yang diterapkan pun semakin besar. Sebaliknya, masyarakat berpendapatan minim berpotensi tidak membayar pajak dengan adanya skema pendapatan tidak kena pajak. Bagi pengusaha tidak ada alasan lagi untuk malas membayar pajak, melaporkan SPT atau adanya penggelapan pajak karena adanya program pemerintah dibidang fiskal dengan kebijakan amnesty pajak, sehingga pemerintah dapat mengatur alokasi belanja negara dari pendapatan pajak yang masuk untuk perbaikan infrastruktur sebagai upaya mengurangi kesenjangan dan ketimpangan ekonomi.

Sistem pelatihan harus mudah diakses oleh seluruh provinsi di Indonesia dan semua lapisan masyarakat. Sistem yang lebih besar dan menyeluruh memungkinkan penentuan target yang lebih baik untuk sumber daya publik kepada mereka yang membutuhkan dan memastikan aktivitas ekonomi daerah didukung oleh sisterm pelatihan ini. Program pelatihan yang spesifik dapat juga dikembangkan guna memenuhi kebutuhan pekerja yang spesifik, seperti penyandang disablitas. Ekspansi sistem pelatihan secara regional dan mengikutsertakan kelompok rentan dapat berkontribusi besar terhadap pengurangan ketimpangan.

(26)

3) Pembentukan Asosisasi dan Himpunan Bisnis bagi Mahasiswa dan Alumni Administrasi Bisnis dalam upaya kepedulian terhadap Pelayanan Publik

Adanya kepedulian dengan terbentuknya asosiasi atau himpunan ini bertujaun untuk upaya membantu pemerintah dalam memperbaiki pelayanan publik di daerah. Bagi mahasiawa admin bisnis hal ini sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi Negeri dengan program pengabdian masyarakat misalnya dengan bentuk bina desadan sumbangan bantuan tenaga pengajar dalam bidang keilmuwan pendidikan. Untuk alumni bisa menyalurkan atau menghimpun dana sumbangan ke lembaga sosial untuk membantu sektor-sektor publik seperti kesehatan, infrastruktur pembangunan, dan pendidikan seperti pembangunan sekolah serta sumbangan buku. Kritik saran dan solusi juga bisa disalurkan kepada pemerintah atau lembaga pekayanan sektor publik sebagai pembenahan kedepanm jangka panjang.

4) Pemberian Kemudahan Penyaluran kredit (sarjana administrasi bisnis di lembaga keuangan perbankan).

Beberapa cara yang dilakukan Bank Indonesia (BI) untuk mnegurangi ketimpangan ekonomi di Indonesia yang di lansir dari bisnis.com (28/02/2017) yaitu: pertama, BI dan pemerintah menerbitkan strategi nasional keuangan indonesia (SNKI) pada akhir 2016. Kedua, melakukan optimalisasi agen keuangan digital di seluruh pelosok Indonesia. Ketiga, terus menerus melakukan edukais pelayanan sistem pembayaran kepada masyarakat. Keempat, BI mendorong pemanfaatan teknologi finansial (fintech) yang berkolaborasi dengan lembaga keuangan formla untuk meningkatkan nasabah ke pelosok Indonesia.

Menghindari meminimalisir penguasaan orang-orang kaya di sektor perbankan. Seperti data yang telah disebutkan sebelumnya bahwa besarnya kesenjangan juga terlihat pada penguasaan orang-orang kaya di sektor perbankan. Dana bank di Indonesia didominasi oleh pemilik rekening di atas Rp 2 miliar. Meskipun hampir 98 persen jumlah rekening di bank dimiliki oleh nasabah dengan jumlah tabungan di bawah Rp 100 juta.

Kelompok milyarder di Indonesia meraup dua pertiga kekayaannya dari praktek bisnis di sektor kroni (crony sectors), yang dimungkinkan karena kedekatannya dengan kekuasaan. Dari sinilah lulusan administrasi bisnis yang bekerja di perbankan atau menjadi manajer strategis dan manajemen puncak dalam bank bisa membuat regulasi kemudahan penyaluran kredit dan kelonggran pinjaman bagi masyarakat kurang mampu bisa juga pinjaman dalam

(27)

bentuk angsuran serta tabungan. Dengan begitu pelonggaran pemberian kredit dapat membantu usaha masyarakat kecil dalam usaha UMKMnya agar masih dapat terus berjalan

5) Pembenahan peraturan pemerataan pendapatan, mutu kesehatan, dan kesejahteraan sosial dalam lembaga kementrian.

Peningkatan anggaran sektor swasta dapat memberikan kesempatan pemerintah mengalokasikan sumber daya kepada kelompok rentan. Terdapat kebutuhan untuk meningkatkan kontribusi dari perusahaan terhadap keseluruhan biaya pelatihan, sama halnya ketika perusahaan mendapatkan keuntungan dari tenaga kerja terampil dan produktif. Jika hal ini terjadi, sumber daya pemerintah dapat digunakan secara strategis untuk memberikan subsidi dan insentif di sektor pelatihan kepada kelompok rentan, seperti orang miskin, perempuan, generasi muda, dan penyandang disabilitas. Sistem pelatihan harus mudah diakses oleh seluruh provinsi di indonesia dan semua lapisan masyarakat, sehingga lulusan administrasi bisnis yang bekerja di kementrian negara bisa mambantu membuat kebijakan dalam pereataan pendapatan, pembehanahan dalam bidang mutu pemerataan pendidikan serta kesehatan khususnya dibidang penyediaan obat-obatan dan sanitasi serta mutu gizi pangan di Indonesia.

6) Ikut andil membantu sektor swasta dan publik untuk memberikan palayanan keluarga

Karena sebagian besar orang Indonesia menggunakan pelayanan keluarga berencana swasta, makakemampuan sektor swasta harus diperkuat. Para lulusan sarjana administrasi Bisnis dapapat membantu perbaikan infrastruktur dan logistik akan memperluas jangkauan sektor swasta ke daerah terpencil yang sampai sekarang kurang terlayanisehingga mengurangi penyediaan pelayananpublik. Pemerintah juga harus mencari caramendorong pelayanan sektor swasta untukkembali menggunakan metode jangka panjangdan permanen bagi keluarga yang sudahmencapai ukuran ideal. Metode semacam ini lebihefektif daripada metode jangka pendek. Saatini, inisiatif untuk mengkriminalisasi penyediaanalat kontrasepsi oleh swasta, memperparah trenkelahiran anak. Rumah tangga miskin tidak mampumengakses pelayanan sektor swasta, sementarapendanaan program keluarga berencana pemerintah sangat minim. Perjanjian di tingkat pusat antaraBadan Kependudukan dan Keluarga BerencanaNasional (BKKBN) dan Kementerian Dalam Negeri(yang menangani

(28)

permasalahan pemerintahdaerah) tentang pendanaan keluarga berencanaamatlah penting karena anggaran keluargaberencana kini adalah hak prerogatif daerah.

Strategi peran Administrasi Binsis beserta pemerintah yang jelas dapat memperbaiki penyediaan informasi dan pelayanan keluarga berencana, dengan fokus pada kelompok target yang termarginalkan dan miskin. Strategi yang efektif antara lain: pembatasan peran dan tanggung jawab yang jelas untuk pemerintah daerah, Kementerian Kesehatan, dan BKKBN, serta fokus memperbaiki penyediaan informasi dan pelayanan keluarga berencana; menggalakkan penggunaan kontrasepsi oleh pasangan dari kelompok miskin dan termarginalkan dalam merencanakan keluarga mereka. Diperlukan lebih banyak usaha untuk menangani kebutuhan kontrasepsi pasangan dari keluarga kurang beruntung yang belum terpenuhi, termasuk melalui sosialisasi; pemberian layanan kontrasepsi terjangkau bagi rumah tangga miskin; dan peningkatan jumlah bidan yang memiliki kualifikasi untuk memasang IUD dan implan.

Pendekatan-pendekatan baru harus dijadikan contoh untuk lebih memahami apa yang dapat mendorong mereka untuk menerapkan perilaku yang tepat. Ketimpangan peluang tidak selalu merupakan masalah kurangnya akses. Sejumlah 96 persen orang Indonesia punya akses pada persalinan oleh tenaga kesehatan terampil, tapi seperempat dari semua persalinan tidak dibantu oleh tenaga kesehatan terampil, sehingga meningkatkan risiko kematian ibu. Anak yang lahir lebih dulu dalam keluarga lebih besar berkemungkinan diimunisasi penuh daripada anak yang lahir belakangan. Ini menandakan bahwa masalahnya bukan pada akses pada pelayanan kesehatan, tetapi karena motivasi keluarga untuk menerapkan perilaku yang tepat menurun seiring waktu. Sebagian kasus kurangnya tinggi badan disebabkan oleh perilaku rumah tangga, seperti mempersingkat ASI eksklusif dan memberikan makanan pendamping yang salah. Pengetahuan bisa ditambah melalui penguatan kader Posyandu seperti dibahas di atas, tapi perubahan perilaku akan membutuhkan pendekatan baru dan inovatif yang diuji di lapangan, kemungkinan lewat pelaku nonpemerintah seperti LSM dan sektor swasta.

7) Pembenahan proyek infrastruktur oleh Pebisnis dan Pemerintah

Salah satu aspek terpenting pembaruan adalah memperbaiki infrastruktur, konektivitas, dan logistik, yang dibahas secara mendetail di bagian berikutnya. Di luar itu, peringkat Indonesia dalam indeks Kemudahan Menjalankan Bisnis harus terus ditingkatkan, selain juga

(29)

akses pembiayaan untuk usaha kecil yang ingin memperluas bisnis. Sektor manufaktur maupun pertanian dapat menyerap pekerjaan produktif dan semiterampil untuk pekerja miskin dan rentan, sehingga revitalisasi kedua sektor tersebut sangat diperlukan.

Seperti yang dilansir dari detik finance.com pada 27/04/2017 menyatakan bahwa rasio gini Indonesia menurun dari 0,41 pada 2015 menjadi 0,39 pada 2016. Artinya kesenjangan ekonomi antara kelas atas dengan kela menengah dan bawah di Indonesia berkurang. Menteri Koordinator (Menko) perekonomian Darmin Nasution memperkirakan peningkatan daya beli 40% masyarakat yang tergolong tingkat kesejahteraan terbawah terdongkrak oleh banyaknya proyek infrastruktur dalam 2 tahun terakhir mereka adalah para pekerja yang terlibat di proyek-proyek infrastruktur. Pertumbuhan pendapatan kelompok ini dalam 2 tahun terakhir lebih tinggi dibanding kelompok di atasnya. Inilah yang membuat kesenjangan berkurang. Jadi sebagai lulusan administrasi bisnis dapat menciptakan lapangan pekerjaan dalam sektor apa pun tidak hanya dalam sektor infrastruktur, karena dengan memberi lapangan pekerjaan penyerapan tenaga kerja akan meningkat dan memungkinkan mengurangi ketimpangan ekonomi dan kemiskinan serta pengangguran.

8) Sektor pertanian memungkinkan untuk bisa menjadi andalan dalam mengatasi ketimpangan

Administrator bisnis dan Pemerintah harus memfokuskan pembangunan di sektor pertanian dan industri pengolahan untuk mengatasi ketimpangan ekonomi. Kedua sektor ini mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak dibanding sektor lain, seperti keuangan. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, mengatakan ketimpangan ekonomi smekain tinggi sejak krisis 1997. Kondisi ini dipicu karena kebijakan ekonomi pemerintah yang mayoritas terpusat pada sektor keuangan. Akibatnya, fokus pemerintah terhadap pemerataan kesejahteraan masyarakat terabaikan. Tetapi pada 26 februari 2017 Eko mengatakan bahwa menurut dia, pada saat reformasi dilakukan, pemerintah berfokus pada penyehatan sektor keuangan. Di mana di sektor keuangan ini, penyerapan tenaga kerjanya kecil. Akhirnya, pengangguran masih tinggi.

Ketika produktivitas pertanian dan konektivitas merupakan faktor jangka panjang dari harga beras, pemerintah menggunakan berbagai mekanisme berjangka pendek untuk

(30)

melakukan stabilisasi harga, termasuk Operasi Pasar (OP) dan impor beras, keduanya dikendalikan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog). OP merupakan mekanisme stabilisasi harga yang utama, selagi Bulog memiliki peraturan impor berbasis monopoli. Namun, kedua mekanisme tersebut tidak memiliki dampak signifikan untuk menstabilkan harga. OP, impor beras, dan Raskin (beras miskin/subsidi utama untuk beras sebagai program bantuan sosial) secara langsung hanya berdampak kecil terhadap total produksi beras. Jumlah OP yang kecil, kurang dari 1 persen total produksi beras, dapat menjelaskan mengapa mekanisme ini tidak memiliki dampak signifikan untuk mengurangi harga beras.

Sebaliknya, walaupun OP, Raskin, dan volume impor relatif kecil, ketiga hal ini akan berkontribusi terhadap volatilitas harga beras ketika jumlah cadangan diprediksikan rendah, seperti yang terjadi pada Februari 2015; penjual membatasi aktifitas penjualannya, menunggu mekanisme yang membuat harga beras kembali stabil. Informasi yang simpang-siur terkait produksi, konsumsi, dan persediaan, dikombinasikan dengan operasi pemerintah dapat menimbulkan ketidakpastian terhadap ketersediaan beras yang sebenarnya, sehingga cenderung membuat pasar mengeluarkan spekulasi jangka pendek

Beras merupakan makanan utama di Indonesia dan pasar internasional untuk beras sangatlah kecil (hanya 6 sampai 7 persen dari total produksi beras global dijual secara internasional). Berdasarkan konteks ini, fokus untuk mengamankan ketersediaan beras di Indonesia dan di manapun, merupakan hal yang tepat. Namun, berbagai pengalaman akhir-akhir ini menunjukkan bahwa kebijakan terkait beras saat ini dan impelementasinya memiliki efektivitas yang terbatas untuk mencapai tujuan pemerintah yaitu melindungi keluarga miskin dan petani. Berbagai kebijakan yang memiliki dampak menaikkan harga beras juga meningkatkan kemiskinan dan menghambat pasar beras nasional, termasuk mendorong impor ilegal yang menghasilkan tekanan inflasi luas. Ketika operasi pasar memiliki peran untuk menjaga volatilitas harga, intervensi harus dilakukan secara reguler, sesuai aturan, dan memiliki target yang tepat. Dibutuhkan sistem peringatan dini yang efektif dan informasi terbarukan mengenai harga, ketersediaan, dan arus beras. Untuk jangka panjang, pencapaian peningkatan yang berkelanjutan di sektor ketahanan beras akan meningkatkan produktivitas jangka panjang, dan perbaikan struktural di sektor pertanian.

9) Membantu mewujudkan pekerja yang berlisensi baik pribadi maupun izin usaha

(31)

Para Administrator bisnis dapat membantu para pekerja atrau pemilik usaha untuk menciptakan lisensi bisnis mereka. Karena layanan satu pintu kebijakan lisensi ini belum terintegrasi Sebagai contoh, investor masih harus mengunjungi satu per satu meja di BKPM untuk mendapatkan setiap perizinan dan mengajukan izin lainnya, dan BKPM hanya memproses sekitar 300 perizinan bisnis dari sekitar 1.2000 perizinan yang diajukan. Rancangan dan implementasi dari reformasi lisensi bisnis akan membutuhkan sumber daya yang besar dan koordinasi yang kuat antar berbagai lembaga di level nasional dan daerah. Satuan tugas khusus telah dibentuk untuk melaksanakan program ini dan telah mengidentifikasi berbagai area yang membutuhkan perbaikan (seperti izin terkait perhutanan dan penggunaan lahan, serta kebutuhan lingkungan). BKPM merencanakan simplifikasi pengajuan perizinan untuk mengurangi berbagai tahapan dan efisiensi waktu di semua perizinan, khususnya sektor-sektor prioritas, seperti kelistrikan, manufaktur padat karya, pertanian dan sektor kelautan. Fase kedua dari implementasi sistem Layanan Satu Pintu akan masuk ke dalam sektor-sektor lainnya yang berada di tingkat nasional dan daerah yang akan dimulai tahun ini.

Proses pengajuan lisensi bisnis baru akan membutuhkan perubahan organisasi yang signifikan. Saat ini beberapa staf dari kementerian terkait dan lembaga hanya ditugaskan temporer di kantor OSS pusat di BKPM, rancangan organisasi BKPM dan isu sumber daya manusia membutuhkan perhatian serius agar bisa keberlanjutan. Pencapaian target ambisius dan implementasi proses peraturan yang baru secara sistematis dan berkelanjutan di BKPM maupun lintas kementerian dan lembaga, akan sangat menantang. Kesulitan dalam melakukan implementasi dan penundaan akan dapat terlihat secara cepat, sehingga pemerintah perlu memproyeksikan berbagai risiko terkait dengan rencana reformasi. Dukungan dari segenap jajaran di kementerian dan departemen terkait dapat dicapai dan dipertahankan melalui penerapan strategi reformasi serta perbaikan proses.

10) Pemantauan Kondisi bisnis berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS)

Administrator biisnis yang bekerja di BPK dan Badan Pusat Statistik dapat ikut memantau kondisi perkambangan dan proyeksi ekonomi melalui Indeks Ekonomi. Indeks Tendensi Bisnis (ITB) adalah indikator perkembangan ekonomi usaha terkini yang datanya diperoleh dari Survei Tendensi Bisnis (STB) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik bekerja sama dengan Bank Indonesia. STB dilakukan setiap triwulan di beberapa kota besar terpilih di seluruh provinsi di Indonesia. Jumlah sampel STB triwulan I-2017sebesar 1.938 perusahaan besar dan sedang, dengan responden pimpinan perusahaan.

(32)

ITB merupakan indeks yang menggambarkan kondisi bisnis dan perekonomian pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang. Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada triwulan I-2017 sebesar 103,42. Hal ini menunjukkan kondisi bisnis meningkat jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun tingkat optimisme pelaku bisnis lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan IV-2016 (nilai ITB sebesar 106,70).

Pada triwulan I-2017 tercatat 12 kategori lapangan usaha mengalami peningkatan kondisi bisnis, empat kategori mengalami penurunan, dan satu kategori relatif stagnan. Peningkatan kondisi bisnis tertinggi terjadi pada lapangan usaha Jasa Keuangan dan Asuransi dengan nilai ITB sebesar 127,31. Sementara itu, kategori lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial mengalami tekanan kondisi bisnis terbesar dengan nilai ITB sebesar 92,00.

Kondisi bisnis pada triwulan I-2017 yang meningkat disebabkan oleh capaian dari tiga komponen pembentuknya.Penggunaan kapasitas produksi/usaha dengan capaian nilai indeks sebesar 104,60, pendapatan usaha dengan capaian nilai indeks sebesar 104,54, dan rata-rata jumlah jam kerja dengan capaian nilai indeks sebesar 101,13.kategori Konstruksi dengan perkiraan nilai ITB sebesar 87,95.

Jadi berdasarkan data diatas, sebagai Admisnistrator Bisnis dan mahasiswa administrasi bisnis harus dapat memainkan perannya dengan melihat kondisi pasar. Setelah mengetahui prospek bisnisnya maka prospek tersebut menjadi peluang bagi para pengusaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat membantu mengurangi ketimpangan ekonomi.

11) Solusi dari presiden dalam menghadapi ketimpangan ekonomi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) komitmen dalam pemerataan ekonomi. Salah satunya dengan redistribusi lahan-lahan yang tersebar di seluruh provinsi. Totalnya, ada sekitar 21 juta hektar (ha) lahan. Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Darmin Nasution, menjelaskan redistribusi lahan untuk mengatasi masalah ketimpangan ekonomi. Selama ini pemerintah fokus pada program-program yang mendorong pertumbuhan ekonomi seperti pembangunan infrastruktur, industri, pemangkasan perizinan. Kini untuk melengkapi program-program pendorong pertumbuhan ekonomi itu, dibuat program yang menciptakan pemerataan. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi tak hanya dirasakan segelintir rakyat saja. "Pemerataan itu adalah pasangan dari yang sudah ada saat ini. Yang ada selama ini kan

(33)

infrastruktur, deregulasi, industri itu adalah untuk pertumbuhan. Harus ada pasangannya untuk pemerataan, yang intinya memberi dukungan, memberi modal kepada rakyat, memberi kesempatan," kata Darmin saat ditemui di Ritz Carlton, Jakarta, Senin (27/3/2017). Lahan-lahan konsesi akan dikelola secara cluster, dikembangkan untuk kegiatan-kegiatan produktif. "Bisa misalnya untuk hortikultura, ini dikelola secara cluster, tidak masing-masing. Kalau masing-masing nanti tidak jadi apa-apa," katanya. Kebijakan redistribusi lahan dan reforma agraria ini bukan bagian dari paket kebijakan ekonomi. Kata Darmin, ini lebih dari paket kebijakan. "Itu bukan bagian dari paket deregulasi, bukan paket kebijakan. Itu lebih dari paket," ujarnya. Darmin berjanji akan menjelaskan lebih rinci mengenai lahan-lahan yang akan dibagikan, penerimanya, pengelolaannya, kegiatan produktif yang akan dikembangkan, dan sebagainya. "Itu ruwet menjelaskannya, nanti kita bicarakan lagi di tempat saya," pungkasnya.

Ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh tinggi di tengah banyak negara berkembang yang terseret kondisi pelemahan global. Dalam 1 dekade terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,7% per tahun, hanya kalah dari India dan China. Demikian diungkapkan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam Seminar Ekonomi Makro di Kantor PT Astra Internasional Tbk, Jakarta, Senin (3/4/2017). Namun tingginya pertumbuhan ekonomi ini menimbulkan masalah baru karena belum diikuti dengan pemerataan. Ada ketimpangan, muncul jurang antara orang kaya dan orang miskin akibat pertumbuhan ekonomi yang tidak merata. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, gini rasio Indonesia dalam beberapa tahun terakhir juga meningkat dari 0,35 menjadi 0,41. Artinya, kesenjangan antara si kaya dan si miskin makin lebar. "Kenaikan gini rasio dari 0,35 menjadi 0,41. Semakin mendekati 1 itu ekstrim, semakin mendekati 0, dia akan merata," kata Sri Mulyani. Kesenjangan di Indonesia memang belum separah di negara-negara Amerika Latin, tapi tanda-tanda menuju ke sana sudah mulai terlihat. "Negara-negara latin amerika di atas 0,5, Brasil bisa mencapai 0,6 sebelum Presiden Lula. Jadi di sana orang kaya bisa punya heli sendiiri, tapi sekitarnya kumuh. Indonesia belum mencapai ke situ, tapi tanda-tanda muncul," ucapnya. Masalah ini harus segera diatasi. Jika tak segera ditangani pemerintah, situasi sosial bisa rusak, sulit untuk merajut kembali persatuan di masyarakat jika kohesi sosial sudah hilang. "Begitu social cohesion hilang, menjahitnya akan susah. Once it is destroyed itu akan merusak keseluruhan Indonesia," tegasnya. Karena itu, pemerintah menyiapkan program-program pemerataan untuk mengimbangi pertumbuhan ekonomi. Pengentasan kemiskinan

(34)

juga terus diupayakan. Tingkat kemiskinan yang sekarang mencapai 10,7% ditargetkan bisa tutun hingga di bawah 10% tahun ini. "Gini rasio itu tidak hanya soal pendapatan, tapi juga antar pulau dan provinsi. Tantangan kita mengentas kemiskinan yang 10,7%, ini masih tinggi, harus single digit," pungkasnya.

12) Sinergintas Administrator Bisnis dan Adminstaor Publik dalam Pembangunan Ekonomi Inklusif Dan Reduksi Ketimpangan

Bisnis dan Publik dapat disatukan dnegan peninjauan kerjasamana proyeksi masalah. Permasalahan kemiskinan dan ketimpangan sosial ekonomi antar individu maupun wilayah saat ini masih dialami oleh Indonesia dan negara-negara lain di dunia. Fenomena kemiskinan dan ketidakadilan global ditunjukkan dengan adanya 20% populasi dunia yang mampu menikmati lebih dari 70% pendapatan dunia, atau dengan kata lain sebanyak 80% populasi dunia hanya mampu menikmati kurang dari 30% pendapatan dunia. Oxfam (2017) dalam hasil surveinya menyebutkan bahwa meski terjadi pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di Indonesia, namun pertumbuhan ekonomi tersebut tidak mampu mengurangi ketimpangan. Meskipun dalam satu tahun terakhir secara umum terjadi penurunan ketimpangan, namun fenomena ketimpangan tersebut masih terjadi hampir merata di seluruh Indonesia. DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Gorontalo, dan Papua adalah contoh dari wilayah di Indonesia yang memiliki ketimpangan tertinggi dengan nilai indeks Gini ratio mencapai sekitar 0,43.

Kemiskinan dan ketimpangan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan dalam kepemilikan sumber daya dan faktor produksi. Biasanya daerah yang memiliki sumber daya dan faktor produksi akan memiliki pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain yang tidak memiliki. Todaro (2003) berpendapat bahwa ketimpangan yang ekstrim akan menimbulkan berbagai dampak antara lain inefisiensi ekonomi, melemahkan stabilitas sosial dan solidaritas, serta ketimpangan yang tinggi pada umumnya dipandang tidak adil.

Pemerintah menginginkan agar masalah kemiskinan dan ketimpangan ekonomi segera terselesaikan agar tidak merembet ke masalah sosial dan stabilitas nasional. Berbagai kebijakan telah diterapkan oleh Pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan memacu pertumbuhan ekonomi agar terus meningkat sesuai dengan potensi yang dimiliki. Pemerintah memberikan berbagai dorongan (stimulus) agar kegiatan perekonomian semakin bertambah sehingga menciptakan penambahan produksi barang dan jasa oleh masyarakat. Hal ini selanjutnya diharapkan akan

(35)

berdampak terhadap penambahan kesempatan kerja yang akan berakibat pada meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat.

Beberapa ahli ekonomi berpendapat bahwa pertumbuhan saja belum cukup untuk menyelesaikan masalah kemiskinan dan ketimpangan ekonomi. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi biasanya hanya mementingkan pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) suatu negara tetapi kurang memerhatikan masalah penyerapan tenaga kerja, pengurangan kemiskinan dan pemerataan pendapatan. Akibatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi justru menambah jumlah penduduk miskin dan memperlebar ketimpangan pendapatan antar individu. Menurut Eric Maskin (penerima penghargaan Nobel Ekonomi, 2007) mengukur hasil pembangunan hanya dari pertumbuhan ekonomi semata akan meniadakan terjadinya pemerataan dalam masyarakat untuk menikmati hasil pembangunan.

Ekonomi Inklusif

Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, banyak yang terjebak dalam ekonomi ekslusif yaitu keinginan untuk mengejar taraf perekonomian negara-negara maju dengan mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi terutama dengan memacu pertumbuhan ekonomi sektor sekunder (industri manufaktur) dan tersier (industri jasa). Kedua sektor tersebut memberikan kontribusi yang tinggi dalam pertumbuhan ekonomi tetapi hanya menyerap sedikit tenaga kerja. Disisi lain yakni di sektor primer, terutama sektor pertanian, kurang mendapatkan perhatian padahal sektor tersebut banyak sekali menyerap tenaga kerja. Akibatnya terjadilah ketimpangan pendapatan antar penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dengan sektor manufaktur dan jasa. Hal ini terbukti dengan data pertumbuhan ekonomi dari BPS pada tahun 2011 sebesar 6,2% menjadi 5,0% pada tahun 2016, sedang Indeks Gini tetap berada pada kisaran 0,41 sampai dengan awal tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi tidak secara otomatis mereduksi ketimpangan ekonomi sosial. Demikian juga apabila dilihat dari konstribusi pertumbuhan ekonomi juga masih menunjukkan adanya ketimpangan. Kontribusi PDB Jawa dan Sumatera sebesar 80,4% (2016) sedangkan wilayah lainnya yaitu Kalimantan (7,7%), Sulawesi (6,2%), Papua (2,5%) dan Bali Nusa Tenggara (3,5%). Dari data tersebut tampak sekali adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun namun kondisi tersebut juga dibarengi dengan peningkatan kesenjangan kekayaan antarpenduduk, peningkatan Indeks Gini dan pengurangan kesenjangan antar wilayah. Dampak dari kondisi tersebut

(36)

masyarakat berpenghasilan rendah akan semakin tertinggal jauh oleh masyarakat kelas menengah dan atas.

Menurut Prof. Roemer, tingginya ketimpangan (ataupun tren perubahannya) dalam masyarakat dapat disebabkan oleh: 1). Ketimpangan dalam usaha, kerja keras, dan talent individu; 2). Ketimpangan dalam opportunity (kesempatan); dan 3). Kebijakan. Berdasarkan pernyataan diatas perlu digaris bawahi bahwa upaya mengatasi ketimpangan lebih diutamakan untuk mengatasi ketimpangan kesempatan dalam berusaha, bukan mengatasi ketimpangan dalam memperoleh pendapatan (outcome) dan konsumsi.

Pemerintah sejatinya telah mengusahakan agar ekonomi Indonesia tidak hanya tumbuh dari sisi kuantitas, namun juga dari sisi kualitas. Pertumbuhan ekonomi yang ekspansif diharapkan menjadi pendorong pembangunan inklusif yaitu pembangunan ekonomi yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi kemiskinan dan kesenjangan. Presiden RI ke 6 dalam Regional Meeting and Stakedolder Consultation on the Post-2015 De velopment Agenda yang diselenggarakan di Nusa Dua Bali Desember 2012 yang lalu, menyampaikan pendapat bahwa Indonesia dan negara-negara lain harus menjalankan 'Pembangunan Inklusif' agar dunia berhasil dalam mengurangi kemiskinan dan ketidakadilan global. Beliau juga menyebutkan bahwa pembangunan inklusif adalah pembangunan yang berkualitas, yaitu pembangunan yang memperhitungkan pertumbuhan (pro-growth), penyerapan tenaga kerja (pro-job), mengurangi kemiskinan (pro-poor) dan memperhatikan lingkungan (pro-environment).

Bab III Penutup

(37)

III.I Kesimpulan

Bersadarkan analisa data diatas dapat disimpulkan terdapat sinkronisasi pengaruh antara peran Administrasi Bisnis terhadap mengatasi ketimpangan ekonomi. Dengan ditemukannya macam-mcamam ketimpangan ekonomi di Indonesia yang semakin meningkat karena adanya faktor dominasi beberapa sege;intir kelompok orang kaya sehingga memunculkan jenis ketimpangan seperti Ketimpangan Peluang sejak lahir, Pekerjaan yang tidak merata diindikasikan Dua pasar tenaga kerja, Tingginya konsentrasi kekayaan dan koneksi beberapa kelompok, ketahan ekonomi yang rendah dapat diatasi melalui peran dari Administrasi bisnis seperti Memberikan pelatihan dan meningkatkan keterampilan kerja masa kini dan memberikan akses lapangan kerja pada penduduk usia produktif (pengangguran), Lulusan Administrasi Bisnis sarjana SAB atau MBA, harus menaati pajak (amnesty pajak), Pembentukan Asosisasi dan Himpunan Bisnis bagi Mahasiswa dan Alumni Administrasi Bisnis dalam upaya kepedulian terhadap Pelayanan Publik, Pemberian Kemudahan Penyaluran kredit (sarjana administrasi bisnis di lembaga keuangan perbankan), Pembenahan peraturan pemerataan pendapatan, mutu kesehatan, dan kesejahteraan sosial dalam lembaga kementrian diharapkan dapat memberi pengaruh yang signifikan untuk mengatasi ketimpangan ekonomi di Indonesia

(38)

BPS Indonesia https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1119, diakses pada 19 Mei 2017

unicef.ord/id

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/docs/guidetowfbook.html, diakses pada 18 Mei 2017

the world bank https://www.worldbank.org : Indonesia Rising Devident, diakses pada 17 Mei 2017

https:// www.independent.co.ukdiakes pada 18 mei 2017 https://www.mbastudies.co.id/MBA/Program/ https://www.hotcourses.co.id/study-abroad-info/subject-info/10-fakultas-bisnis-mba-terbaik-di-dunia-2014/ surabaya.bisnis.com/.../begini-strategi-bank-indonesia-hadapi-ketimpangan-ekonomi http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/02/23/131342526/ketimpangan.di.i ndonesia.duduki.peringkat.keenam.terburuk.di.dunia https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3485319/marak-proyek-infrastruktur-ketimpangan-ekonomi-ri-turun https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3463404/tekad-sri-mulyani-pangkas-kesenjangan-si-kaya-dan-si-miskin? _ga=2.176136801.290485726.1495983973-2005020135.1495775716 https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3457934/ini-jurus-jokowi-agar-ekonomi-ri-merata-dari-sabang-sampai-merauke? _ga=2.176136801.290485726.1495983973-2005020135.1495775716 https://www.bps.go.id/Brs/view/id/1368 http://www.djppr.kemenkeu.go.id/page/load/1810

Gambar

Gambar :Data ketimpangan di Indonesia Oxam (Foto: Oxam)
Gambar : grafik ketimpangan peluang sejak lahir
Gambar : Statistik tingkat pendidikan dan kesehatan anak usia dini di Indonesia Sumber : Unicef.org/id
Gambar : data grafik kesenjangan tenaga kerja terampil dan berpendidikan Sumber : theworldbank.org
+2

Referensi

Dokumen terkait

Metode penarikan contoh yang digunakan adalah dengan cara sengaja atau ( purposive sampling ), dimana dalam penelitian ini terdapat 2 contoh yang menjadi unit

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai intensi turnover yang menjadi prediktor perilaku turnover dan menjadi refrensi penyusunan intervensi

Menu manager transformator terdapat 2 (dua) sub- menu, yakni data transformator, analisa kelebihan beban, dan analisa beban tidak seimbang. Menu ini dapat diakses oleh

validitas (kelayakan), reliabilitas, validitas butir, tingkat kesukaran, daya beda serta tanggapan guru dan siswa terhadap instrumen asesmen pengetahuan pada materi

Fotografi ekspresi “Kombinasi Cetak Anthotype dan Alih Imaji Dalam Fotografi Ekspresi : Simbolisasi Dampak Negatif Penggunaan Media Sosial” ini nantinya akan

Setelah memahami pengetahuan dengan baik, hal tersebut akan mulai menjadi acuan dalam penentuan sikap masyarakat sehari-hari dan dapat mengubah perilaku masyarakat

Ketiga tempat perindukan mempunyai kadar oksigen terlarut yang lebih dari 5 mg/L, hal tersebut menunjukkan bahwa proses fotosintesis yang dilakukan oleh produsen (tumbuh-

UNIVERSITAS  dan  institusi  khusus  merupakan  pusat  pembelajaran  pendidikan  tinggi  di  India.  Studi  dan  disiplin  ilmu  yang  ada  mencakup  berbagai