• Tidak ada hasil yang ditemukan

VALENTINE S DAY DALAM PANDANGAN ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VALENTINE S DAY DALAM PANDANGAN ISLAM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

VALENTINE’S DAY DALAM PANDANGAN ISLAM

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Akhlak Tasawuf

Dosen Pengampu : Komarudin, M.Ag

Disusun Oleh :

Akhmad Khofi Anan (1601026143)

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2017

(2)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Di era yang modern ini banyak anak muda yang meniru budaya Barat tanpa harus menyeleksi dan mengetahui asal mula budaya tersebut. Seperti halnya parayaan valentine atau yang biasa disebut dengan hari kasih sayang, banyak muda-mudi islam yang ikut serta merayakan valentine tanpa harus tahu akibat negatif dari perayaan tersebut. Karena terdapat unsur-unsur yang bertentangan dengan norma dan adat ketimuran, dan melanggar etika islam. Kasih sayang yang terkandung di dalam perayaan tersebut, sering disalahartikan dengan pergaulan bebas yang tidak memperhatikan norma dan susila. Muda-mudi yang belum terikat “hubungan” dengan bebas melampiaskan nafsu syahwatnya, dengan dalih kasih sayang.

Karenanya, ada baiknya kita memberi pengertian kepada orang-orang terdekat tentang dampak (negatif) perayaan tersebut, dengan intens membina keimanan dan ketaqwaan bersama, jangan sampai budaya negatif masuk, dan merusak budaya bangsa sendiri.

II. RUMUSAN MASALAH

A. Apa Pengertian dan Sejarah Valentine?

(3)

III. PEMBHASAN

A. Pengertian dan Sejarah Valentine 1. Pengertian Valentine

Secara etimologis Valentine berasal dari kata Valentinus yang artinya adalah suatu kartu ucapan selamat yang dikirimkan kepada orang-orang yang disayangi, baik yang benar-benar disayangi atau pura-pura disayangi.

2. Sejarah Valentine

The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” yang dimaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda. Banyak berbagai sumber yang mendefinisikan tentang sejarah valentine. Dibawah ini adalah sejarah Valentine menurut beberapa sumber :

Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan Tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (The World Book Encyclopedia, 1998).

Versi lainnya menceritakan bahwa sore hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (mati sebagai pahlawan karena memperjuangkan kepercayaan), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis “Dari Valentinusmu”.

(4)

B. Hukum Merayakan Valentine Menurut Pandangan Islam

Hari Valentine (St. Valentine’s Day) atau biasa disebut sebagai hari kasih sayang jatuh pada tanggal 14 Febuari. Hari tersebut sangat populer di negara-negara Eropa dan Amerika. Pada hari itu terutama kaum remaja merayakan dengan hura-hura. Mereka datang ke pesta-pesta, berdansa semalam suntuk, saling memberi hadiah coklat, dan kegiatan-kegiatan yang berbau maksiat lainnya. Bahkan hal-hal yang hanya boleh dikerjakan oleh pasangan suami-istri juga mereka lakukan.

Bagaimana di Indonesia? Tampaknya tidak jauh berbeda dengan remaja-remaja luar negeri sana. Mereka yang notabenenya muslim-muslimah, menjiplak habis-habisan perilaku permisif dan serba halal yang dilakukan oleh orang barat. Hal ini, tentu saja sangat memprihatinkan karena kalau dilihat dari latar belakang sejarah perayaan Valentine bukan bersal dari ajaran Islam. Tapi bukan hanya itu masalahnya. Akan tetapi perayaan Valentine selalu dibarengi dengan kegiatan-kegiatan yang mubazir, berbau jahiliah dan cenderung kepada kem.

Secara etimologis Valentine berasal dari kata Valentinus yang artinya adalah suatu kartu ucapan selamat yang dikirimkan kepada orang-orang yang disayangi, baik yang benar-benar disayangi atau pura-pura disayangi.

Berdasarkan yang dikutip dari Webster’s New 20th Century Dictionary perayaan Valentine berasal dari perayaan Lupercali. Yaitu upacara ritual yang dilakukan oleh orang-orang Romawi kuno setiap tanggal 15 Februari sebagai penghormatan kepada Lupercus dewa padang rumput yang dideskripsikan mempunyai tanduk, kaki, dan telinga seperti kambing. Pada perayaan itu nama-nama wanita dimasukkan kedalam jambangan bunga. Setiap pria yang hadir mengambil secarik kertas. Wanita yang namanya tertera dalam kertas itu menjadi teman kencannya semalam suntuk.

Kemudian pada tahun 469 pihak gereja yakni Paus Celecius merubah menjadi tanggal 14 Februari untuk mengenang kematian seorang pendeta yang bernama Saint Valentine yang tewas sebagai martir pada abad III (martir adalah istilah yang dipakai untuk orang-orang yang mati mempertahankan prinsip-prinsipnya) dan menetapkan menjadi Saint Valentine’s Day. Pastor Valentine ditangkap dan dipenjara karena menentang kebijakan kaisar Romawi (Cladius II) yang melarang pemuda-pemudi untuk menikah. Sang kaisar menginginkan

(5)

pemuda-pemuda yang lajang untuk menjadi tentara dan pergi berperang. Tetapi sang pastor malah dengan diam-diam menikahkan sepasang muda-mudi. Hal ini diketahui oleh sang kaisar. Bukan main marahnya sang kaisar, akibatnya sang pastor mengakhiri hidupnya dengan tanpa kepala (dipancung) pada tanggal 14 Februari 269.

Ketika pastor Valentine dipenjara, banyak surat-surat simpati dari para pemuda yang sedang kasmaran yang ditujukan kepadanya. Melalui surat itulah mereka mengungkapkan perasaan sayangnya kepada kekasihnya dan berharap mereka bila menikah.

Sebenarnya kalau kita menyadari apa yang sebenaranya terjadi dibalik perayaan Valentine tentulah kita tidak akan berminta. Allah telah berfirman dalam Q.S Al-Baqoroh: 120.

ۗ ٰىَدُهْلا َوُه ِ َّللَّا ىَدُه َّنِإ ْلُق ۗ ْمُهَتَّلِم َعِبَّتَت ٰىَّتَح ٰى َراَصَّنلا َلَ َو ُدوُهٌَْلا َكْنَع ٰىَض ْرَت ْنَل َو

ْعَبَّتا ِنِئَل َو

ٍرٌ ِصَن َلَ َو ًٍِّل َو ْنِم ِ َّللَّا َنِم َكَل اَم ۙ ِمْلِعْلا َنِم َكَءاَج يِذَّلا َدْعَب ْمُهَءا َوْهَأ َت

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” ( QS. Al-Baqaroh: 120)

Jelas sudah bahwa mereka senantiasa benci kepada kita kecuali kita berpartisipasi pada acara ritual mereka, model pakaian dan pola pikir yang mereka miliki. Dan perayaan Valentine adalah salah satu sarana mereka untuk memurtadkan kita tanpa kita sadari. Dan media massa seperti koran, tabloid, televisi, radio, majalah dan lain-lain, adalah sarana yang sangat efektif untuk kampanye program-program mereka. Jika terlibat didalamnya kita akan dijerumuskan kedalam kemaksiatan tanpa kita sadari.

Valentine adalah kegiatan ritual yang bukan berasal dari Islam. Dalam pemahaman Islam, kegiatan ritual yang bukan berdasarkan syariat Islam dan tidak dicontohkan Rasulullah SAW seperti halnya Natal, Tahun baru Masehi, Imlek dan sebagainya maka harus kita sikapi seperti Rasulullah mensikapi tawaran kaum Quraisy untuk sama-sama melaksanakan ibadah secara Islam dan ibadah jahiliah secara bergantian. Tawaran tersebut dijawab oleh Allah dengan firmannya:

(6)

ِنٌِد ًَِل َو ْمُكُنٌِد ْمُكَل

“Untukmu agamamu dan untukku agamaku”. (QS. Al Kafirun: 6)

Dalam masalah aqidah dan ibadah, Islam mengajarkan kita untuk bersikap tegas. Dengan begitu kemuliaan Islam dan umatnya akan terjaga. Dinul Islam sarat dengan nilai kasih sayang. Bahkan tegaknya Dinul Islam atas dasar kasih sayang. Coba simak firman Allah SWT berikut:

َّمَحُم

َتْبٌَ اًدَّجُس اًعَّك ُر ْمُها َرَت ۖ ْمُهَنٌَْب ُءاَمَح ُر ِراَّفُكْلا ىَلَع ُءاَّدِشَأ ُهَعَم َنٌِذَّلا َو ۚ ِ َّللَّا ُلوُس َر ٌد

َنوُغُ

ۚ ِةا َر ْوَّتلا ًِف ْمُهُلَثَم َكِلَٰذ ۚ ِدوُجُّسلا ِرَثَأ ْنِم ْمِهِهوُج ُو ًِف ْمُهاَمٌِس ۖ اًنا َوْض ِر َو ِ َّللَّا َنِم ًلًْضَف

ُب ِجْعٌُ ِهِقوُس ٰىَلَع ٰى َوَتْساَف َظَلْغَُتْساَف ُه َر َزآَف ُهَؤْطَش َج َرْخَأ ٍع ْر َزَك ِلٌ ِجْنِ ْلْا ًِف ْمُهُلَثَم َو

َأَو ًة َرِفْغَُم ْمُهْنِم ِتاَحِلاَّصلا اوُلِمَع َو اوُنَمآ َنٌِذَّلا ُ َّللَّا َدَع َو ۗ َراَّفُكْلا ُمِهِب َظٌِغٌَُِل َعا َّر ُّزلا

ا ًرْج

ًمٌِظَع

ا

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Fath:29)

Sejalan dengan itu Rasulullah juga pernah menyampaikan:

“Belum sempurna iman seseorang hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”

Kasih sayang dalam Islam bersifat Universal. Ia tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, ia juga tidak dibatasi oleh objek dan motif. Kasih sayang diwujudkan dalam bentuk yang nyata seperti silaturahmi, menjenguk yang sakit, meringankan beban tetangga yang sedang ditimpa musibah, mendamaikan orang yang berselisih, mengajak kepada kebenaran (amar ma’ruf) dan mencegah dari perbuatan munkar.

(7)

Sudah saatnya pemuda Islam sadar dari keterpurukan dan bangkit menyongsong masa depan yang sudah berada di tangan Islam. Kalau tidak sekarang kapan lagi, kalau bukan kita, lalu siapa lagi.

IV. KESIMPULAN

Valentine’s Day berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang penuh

dengan paganisme dan kesyirikan. Upacara Romawi Kuno akhirnya dirubah menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day atas inisiatif Paus Gelasius I. Jadi acara valentine menjadi ritual agama Nashrani yang dirubah peringatannya menjadi tanggal 14 Februari, bertepatan dengan matinya St. Valentine. Hari valentine juga adalah hari penghormatan kepada tokoh nashrani yang dianggap sebagai pejuang dan pembela cinta. Pada perkembangannya di zaman modern saat ini, perayaan valentine disamarkan dengan dihiasi nama “hari kasih sayang”.

Valentine adalah kegiatan ritual yang bukan berasal dari Islam. Dalam pemahaman Islam, kegiatan ritual yang bukan berdasarkan syariat Islam dan tidak dicontohkan Rasulullah SAW seperti halnya Natal, Tahun baru Masehi, Imlek dan sebagainya maka harus kita sikapi seperti Rasulullah mensikapi tawaran kaum Quraisy untuk sama-sama melaksanakan ibadah secara Islam dan ibadah jahiliah secara bergantian. Dan kita sebagai muda-mudi islam tidak boleh mengikuti budaya yang dilarang oleh agama islam. Dalam masalah aqidah dan ibadah, Islam mengajarkan kita untuk bersikap tegas. Dengan begitu kemuliaan Islam dan umatnya akan terjaga. Dinul Islam sarat dengan nilai kasih sayang. Bahkan tegaknya Dinul Islam atas dasar kasih sayang. Oleh karena itu ilslam melarang umat muslim untuk mryakan valenti seperti yang dirayakan oleh orang non muslim.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Syukur, M. Amin.2006.Tasawuf Bagi Orang Awam.Yogyakarta:Pustaka Pelajar http://www.sarkub.com/valentines-day-dalam-pandangan-islam/

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmatNya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan Penyesuaian Diri melalui Layanan

Dalam rangka mendukung pencapaian prioritas nasional sebagaimana telah ditetapkan dalam visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden terpilih yang dijabarkan dalam RPJMN periode

Salah satu kompetensi inti dalam melakukan praktek kolaborasi interprofesional adalah dengan melakukan komunikasi interprofesional dimana untuk melakukan kolaborasi dan

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 1 Tahun 2019 tentang Pertimbangan Teknis Impor Besi atau Baja, Baja Paduan, dan Produk Turunannya (Berita

Berdasarkan dari hasil penelitian bulan Oktober 2019, maka disimpulkan efisiensi kerja alat optimum untuk alat gali muat adalah 73,0 %, alat angkut 68 % dan produktivitas

Desain bentuk busana bedaya Putri Pakungwati yaitu kebaya berwarna putih tanpa kancing ditutup dengan kemben berwarna hijau, bros dikaitkan sebagai pengganti kancing/hiasan pada

Oleh sebab itu, marilah kita, sebagai tubuh Kristus, bersedia menyambut undangan Tuhan ini dengan sungguh-sungguh dan membangun relasi kasih yang berdasarkan pada