• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur extremitas atau patah tulang paha merupakan rusaknya kontinuitas tulang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Fraktur extremitas atau patah tulang paha merupakan rusaknya kontinuitas tulang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Fraktur extremitas atau patah tulang paha merupakan rusaknya kontinuitas tulang pangkal yang disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, dan kondisi tertentu, seperti degenerasi tulang atau osteoporosis. Kebanyakan fraktur ini terjadi pada pria muda yang mengalami kecelakaan bermotor atau jatuh dari ketinggian. (Muttaqin, 2013). Pada saat terjadi fraktur atau patah tulang, jaringan sekitarnya juga akan terpengaruh dimana akan terjadi edema jaringan lunak, perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi sendi, rupture tendon, kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh darah. Dampak dari fraktur ini dapat menyebabkan nyeri, terganggunya mobilitas fisik, selain itu dalam waktu panjang dapat mengakibatkan ansietas, karena fraktur yang tidak kunjung sembuh, sehingga dapat terjadi dilakukannya amputasi bagian tubuh tertentu. Selain itu memungkinkan terkontaminasi oleh mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi. (Muttaqin, 2008).

Nyeri adalah stressor yang dapat memacu nadi lebih cepat. Manajemen nyeri merupakan salah satu cara yang digunakan dibidang kesehatan untuk mengatasi nyeri yang dialami oleh pasien. Nyeri merupakan alasan paling umum orang mencari perawatan kesehatan untuk mengatasi nyeri yang dialami oleh pasien. Pemberian analgesik biasanya dilakukan untuk mengurangi nyeri. Teknik relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri. Teknik relaksasi merupakan menejemen nyeri non farmakologi. Berdasarkan hasil wawancara dengan staf Rumah Sakit Tinggkat III Brawijaya Surabaya mengatakan bahwa mereka mengetahui teknik relaksasi nafas dalam dapat menurunkan intensitas nyeri. Namun mereka belum melakukan teknik relaksasi nafas dalam karena mereka menganggap bahwa pengguna analgestik memberikan efek kerja lebih cepat dari pada menggunakan teknik relasasi atau tindakan non farmakologi dan belum ada yang melakukan teknik relaksasi nafas dalam di RS Tingkat III Brawijaya Surabaya.

(2)

Solusi yang dapat di berikan pada penderita fraktur extremitas pasca operasi adalah penanganan nyeri dengan teknik non farmakologi merupakan modal utama menuju kenyamanan (Catur, 2014). Jika di pandang dari segi biaya dan manfaat penggunaan manajemen non farmakologi lebih ekonomis, murah, sederhana, efektif, tidak ada efek sampingnya jika di banding dengan penggunaan manajemen farmakologi. selain itu juga dapat mengurangi ketergantungan pasien terhadap obat-obatan (Burroughs, 2011). Penangganan yang sering di gunakan untuk menurunkan nyeri post operasi fraktur ekstremitas berupa penangganan farmakologi, biasanya untuk menghilangkan nyeri di gunakan analgestik non narkotik dan analgestik narkotik. Pengendalian secara farmakologi untuk nyeri sedang dan nyeri berat ( potter & perry, 2011).

Relaksasi sempurna yang dapat mengurangi tegangan otot, rasa jenuh, kecemasan sehingga mencegah menghambatnya stimulus nyeri. (Kee, Joyce L & Evelyn R.Hayes, 2006). Dalam menanggulangi nyeri ada dua yaitu farmakologi dengan menggunakan obat analgetik dan non farmakologi yaitu teknik relaksasi napas dalam. Teknik relaksasi meliputi meditasi, yoga, Zen, teknik imajinasi dan latihan relaksasi progesif. Pelatihan relaksasi dapat dilakukan dengan waktu terbatas tanpa mengalami efek samping. Supaya relaksasi dilakukan dengan efektif, maka di perlukan partisipasi individu dan kerjasama.teknik relakssi diajarkan hanya saat klien sedang tidak merasakan rasa tidak nyaman yang akut ini dikarenakan ketidak mampuan berkonsentrasi membuat latihan menjadi tidak efektif. Perawat menjelaskan teknik relaksasi dengan dini dan menjelaskan sensasi umum.

Menurut data dari World Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2011-2012 terdapat 5,6 juta orang meninggal dunia dan 1,3 juta orang menderita fraktur extremitas akibat kecelakaan lalu lintas sendangkan pada tahun 2016 lebih dari 8 juta jiwa meninggal dunia karena fraktur extremitas akibat kecelakaan lalu lintas.

Angka kejadian fraktur di Indonesia, pada ekstremitas bawah akibat kecelakaan memiliki prevalensi yang paling tinggi diantara fraktur lainnya yaitu sekitar 46,2%. Dari

(3)

45.987 orang dengan kasus fraktur ekstremitas bawah akibat kecelakaan, 19.629 orang mengalami fraktur pada tulang femur, 14.027 orang mengalami fraktur cruris, 3.775 orang mengalami fraktur tibia,970 orang mengalami fraktur pada tulang tulang kecil di kaki dan 336 orang mengalami fraktur fibula (Depkes RI 2011) sedangkan Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes RI tahun 2013 peristiwa terjatuh yang mengalami fraktur extremitas sebanyak 1.775 jiwa, kasus kecelakaan yang mengalami fraktur extremitas sebanyak 1.770 jiwa (Riskesdas & Depkes RI, 2013).

Data Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur selama 10 bulan dari januari sampai oktober 2016 kasus fraktur extremitas karena kecelakaan 1.422 jiwa (Rois, 2016). Di Kabupaten Jember jumlah kejadian fraktur periode 2017 sebanyak 104 orang yang mengalami fraktur extremitas (Sujarwanto, 2017) sedangkan data dari rekamedis Rumah Sakit Tinggkat III Brawijaya Surabaya. Terdapat beberapa jenis fraktur femur dengan diagnosa medis di antaranya: fraktur scapula 8 orang, fraktur radius 3 orang fracture cruris 6 orang, fraktur clavicula 2 orang, fraktur pelvis 2 orang, fraktur humerus 1 orang, calcaneus 4 orang, fikasi 4 orang. Dan yang paling banyak mengalami frakur femur adalah jenis kelamin laki- laki sebanyak 21 orang sedangkan jenis kelamin perempuan sebanyak 9 orang jumlah keseluruhan pasien post operasi fraktur extremitas pada bulan November – Desember 2017 berjumlah 25 orang di rawat di ruang inap RS Tingkat III Brawijaya Surabaya.

Fraktur extremitas dapat terjadi karena peristiwa trauma tunggal seperti benturan, pemukulan, penekukan atau terjatuh, posisi miring, pemuntiran, penarikan, kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologik) (Noor, 2016) Jika tekanan yang datang dari luar lebih besar dari yang diserap oleh tulang akan terjadi trauma pada tulang yang berakibat rusaknya atau patahnya jaringan tulang ( Jauhar. 2013). tindakan (ORIF) Open Reductions Internal Fixation yaitu untuk mengatur tulang dan sebagai fiksasi tulang (Maysaroh, Rahayu,

(4)

& Rahayu, 2015). Pasca tindakan pembedahan yang dirasakan adalah nyeri dilokasi luka pasca operasi pada daerah paha nyeri lebih hebat dan berlangsung lebih lama (Priliana, 2014).

Setiap individu pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri merupakan alasan yang paling mum orang mencari pelayanan kesehatan. Walaupun merupakan salah satu gejala yang paling sering terjadi di bidang medis, nyeri merupakan salah satu yang paling sulit di pahami. individu yang merasakan nyeri merasa tertekan dan menderita dan mencari upaya untuk menghilangkan nyeri. (Carney, 1983 dalam potter dan perry, 2005). Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut (Long, 1996). Secara umum, nyeri dapat didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat (Priharjo 1992). Munculnya nyeri berkaitan dengan adanya reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksut adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf yang sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati dan kandung empedu (Asis Alimul A. H, 2009). IASP (International Association for Study of Pain) mendefinisikan “Pain is unpleasant senssory and emotional experience usually associated with actual or potential tissue damage, or described in term of suchdamage (Nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan actual).

Peristiwa kecelakaan yang mengalami Fraktur di Indonesia merupakan pembunuh ketiga setelah penyakit jantung koroner dan tuberculosis (Rahmawati, 2012). Open Reduction Internal Fixation (ORIF) sebuah prosedur tindakan pembedahan medis, mengacu pada operasi pembukaan mengatur tulang (Brunner & Suddarth, 2013). Setelah dilakukan proses pembedahan yang dirasakan pasien adalah nyeri (Priliana, 2014). Nyeri operasi fraktur

(5)

extremitas menyebabkan pasein sulit untuk memenuhi Activity Daily Living (Kusumayanti, 2015).

Setelah di lakukan post op ORIF pasien sering kali mengalami nyeri hebat (Priliana, 2014) penatalaksanaan manajemen nyeri ada dua teknik yaitu farmakologi dan non farmakologi. Secara farmakologi dengan pemberian obat anti inflamasi non steroid dan analgetik non narkotik ( Priliana, 2014) secara non farmakologi tanpa obat-obatan yaitu dengan teknik relaksasi nafas dalam menurut penelitian sangat efektif untuk menurunkan skala nyeri pasca operasi ( Esmi & Lestari, 2014)

Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan yang salah satunya berfokus pada sistem musculoskeletal memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan tujuan diberikannya asuhan keperawatan pada seseorang di tempat pelayanan kesehatan seperti : Rumah Sakit, Puskesmas dan lain-lain.

Peran lain seorang perawat yaitu perawat juga membantu seseorang yang dalam keadaan fraktur itu tetap termotivasi dan tetap berupaya dalam pemulihan kembali bagian yang fraktur, selain itu perawat juga diharapkan bisa mengurangi kecemasan jika pasien akan dilakukan tindakan tertentu dan oleh karena itu perawatan yang baik dapat mencegah terjadinya komplikasi (Babara,T & Jauhar,M 2013).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penilitian tentang “Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Nyeri Pasien Operasi Fraktur extremitas di Rumah Sakit Tinggkat III Brawijaya Surabaya.?

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Fraktur extremitas di Rumah Sakit Tinggkat III Brawijaya Surabaya

(6)

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalan Pada Pasien Post Operasi fraktur extremitas di Rumah Sakit Tinggkat III Brawijaya Surabaya

1.3.2 Tujuan khusus

1 Mengindentifikasi nyeri pada pada pasien post operasi fraktur extremitas sebelum di berikan teknik relaksasi nafas dalam di Rumah Sakit Tinggkat III Brawijaya Surabaya.

2 Mengindentifikasi nyeri pada pasien post operasi fraktur extremitas sesudah di berikan teknik relaksasi nafas dalam di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya.

3 Menganilisis pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien post operasi fraktur extremitas di Rumah Sakit Tinggkat III Brawijaya Surabaya.

4 Manfaat Penelitian 1 Teoritis

1 Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat penelitian dalam melakukan teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien post operasi fraktur extremitas sehingga nyeri dapat berkurang dan meningkat proses penyembuhan dan rasa nyaman.

2 Penelitian ini memberikan landasan bagi pengembangan penelitian tentang pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien post operasi fraktur extremitas dan di jadikan sebagai acuan penelitian selanjutnya dan memberi informasi awal bagi pengembangan penelitian serupa di masa mendatang.

3 Di harapkan dapat di gunakan sebagai informasi ilmiah dalam pembelajaran fraktur fraktur extremitas.

(7)

2 Praktis

1 Sebagai bahan referensi dalam ilmu pendidikan sehingga dapat memperkaya dan menamba wawasan tentang kasus fraktur extremitas.

2 Sebagai bahan informasi dalam upaya pengembangan dan peningkatan pelayanan kesehatan.

Referensi

Dokumen terkait

Setiap orang tua muslim merupakan pendidikan utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antidiabetes dari sirup konsentrat kulit buah manggis ( Garcinia mangostana L) dan

Hasil penelitian ini adalah pemahaman terhadap internalisasi pendidikan Islam dalam membangun karakter siswa yang dilaksanakan di SD Negeri Mangkubumen Kidul No.16 Surakarta,

Sistem pemidanaan yang berlaku pada suatu tindak pidana yang dilakukan oleh anak saat ini hanya bertumpu pada sifat pemidanaannya saja. Diberikannya sistem pemidanaan yang

8 625090187 Frincent Veruandez Kurniawan Perancangan Buku Cerita Bergambar untuk Anak-Anak "Kumpulan Cerita Binatang Inspiratif untuk Membimbing Anak B C E D Tidak

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) MOTOR INDUKSI DAN PERBEDAAN KONTAKTOR DAN RELAY DALAM RANGKA MEMENUHI SYARAT UNTUK MENGIKUTI UJI.. KOMPETENSI DAN UJIAN NASIONAL DISUSUN

Dari hasil angket yang telah di prosentasekan bahwa terdapat diketahui dari indikator prestasi siswa kelas VIII terhadap mata pelajaran Seni Budaya (seni

model provides a useful estimate of endogeneity-purged economic effects that deal with source of endogeneity 1 and 2. Although endogeneity problem 3 can also be reduced using