• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI HEMOROID DI RUMAH SAKIT TK. II DR. AK. GANI PALEMBANG TAHUN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI HEMOROID DI RUMAH SAKIT TK. II DR. AK. GANI PALEMBANG TAHUN 2019"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

171

PENGARUH RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS

NYERI PADA PASIEN POST OPERASI HEMOROID DI RUMAH SAKIT

TK. II DR. AK. GANI PALEMBANG TAHUN 2019

Salman Hidayat1, Arly Febrianti2

Akademi Keperawatan Kesdam II / Sriwijaya

Kuto Besak Fortress Jl. Sultan Mahmud Badaruddin II No.1 Palembang Email : arlyfebrianti@gmail.com

ABSTRAK

Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena. Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress, karena dapat mengubah persepsi kognitif dan motivasi afektif pasien. Teknik relaksasi membuat pasien dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri. Tujuan dari penelitian ini yaitu pengaruh relaksasi terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi hemoroid. Dilakukan di Rumah Sakit TK. II Dr. AK. Gani Palembang Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperimen. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 30 responden. Dari hasil analisis penelitian rata-rata skala nyeri pada pasien post operasi hemoroid sebelum dilakukan relaksasi sebesar 8,13, rata-rata skala nyeri pada pasien post operasi hemoroid sesudah dilakukan relaksasi sebesar 5,13. Ada pengaruh intensitas relaksasi terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi hemoroid di Rumah Sakit TK. II Dr. AK. Gani Palembang Tahun 2019 (p value 0,000).Diharapkan bagi klien yang sudah diajarkan dan diberikan teknik relaksasi napas dalam bisa menggunakan teknik tersebut secara mandiri ketika merasakan sensasi nyeri.

Kata Kunci : Relaksasi, Intensitas Nyeri Post Operasi Hemoroid

ABSTRACT

Hemorrhoids are dilated portions of veins in the anal canal. Hemorrhoids are very common. In their 50s, 50% of individuals experience various types of hemorrhoids based on the extent of the affected vein. Relaxation is a mental and physical freedom from tension and stress, because it can change the cognitive perception and affective motivation of patients. Relaxation techniques allow patients to control themselves when discomfort or pain occurs, physical stress and emotional pain. The purpose of this study is the effect of relaxation on the decrease in pain intensity in hemorrhoidal postoperative patients. Performed at the Kindergarten Hospital. II Dr. AK Gani Palembang in 2019. This research uses Quasi Experiment design. The number of samples of this study were 30 respondents. From the results of the analysis of the study, the average pain scale in patients with hemorrhoidal surgery before relaxation was 8.13, the average pain scale in patients with hemorrhoidal surgery after relaxation was 5.13. There is an effect of the intensity of relaxation on the decrease in pain intensity in hemorrhoidal postoperative patients at TK Hospital. II Dr. AK Gani Palembang in 2019 (p value 0,000). It is expected that clients who have been taught and given deep breathing relaxation techniques can use these techniques independently when feeling a pain sensation.

(2)

172 PENDAHULUAN

Hemoroid mempunyai sinonim

piles, ambeien, wasir, atau

southernpole disease dalam istilah dimasyarakat umum. Keluhan penyakit ini antara lain : rasa sakit dan sulit buang air besar, dubur terasa panas, serta adanya benjolan di dubur, perdarahan melalui dubur dan lain-lain. Sejak dulu hemoroid hanya diobati oleh dukun-dukun wasir dan dokter bedah. Akan tetapi akhir-akhir ini karena kasusnya semakin banyak semua dokter diperbolehkan menangani hemoroid. Hemoroid memiliki faktor resiko cukup banyak, diantaranya adalah : kurang mobilisasi, lebih banyak tidur, konstipasi, cara BAB yang tidak benar, kurang minum air, kurang makanan berserat (sayur dan buah), faktor genetika atau keturunan, kehamilan, penyakit yang meningkatkan intra abdomen (tumor abdomen, tumor usus), sirosis hati. Penatalaksanaan hemoroid dibagi atas penatalaksanaan secara medik dan bedah tergantung dari derajatnya.

Relaksasi dapat digunakan dalam episode nyeri akut maupun kronik untuk menurunkan nyeri. Biasanya dibutuhkan 5-10 sesi pelatihan sebelum klien dapat meminimalkan nyeri secara efektif. Pasien yang sudah mengetahui tentang teknik relaksasi mungkin hanya perlu diingatkan kembali untuk menggunakan teknik tersebut untuk mengurangi atau mencegah meningkatnya nyeri. Tujuan pokok relaksasi adalah untuk membantu orang menjadi rileks, dan dengan demikian memperbaiki berbagai aspek kesehatan fisik. (Hipnotis Pendidikan, 2008).

Bahkan hampir semua orang dengan nyeri kronis mendapatkan manfaat dari metode relaksasi. Periode relaksasi yang teratur dapat membantu untuk melawan keletihan dan ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri kronis dan yang meningkatkan nyeri (Smeltzer dan Bare, 2002).

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yaitu pengaruh relaksasi terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi hemoroid di Rumah Sakit TK. II Dr. AK. Gani Palembang Tahun 2019.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperimen dengan metode pendekatan prospektif dan perhitungan kuantitatif. Pendekatan prospektif yaitu pendekatan yang mempelajari berbagai tingkat perubahan dengan cara mengikuti perkembangan dari unsur-unsur yang sama dilakukan dalam waktu sekarang sampai waktu yang ditentukan (Arikunto, 2002).

a. Rancangan one group pre-post test design adalah penelitian dengan satu kelompok subyek yang dilakukan perlakuan/ intervensi yang dilakukan pengukuran sebelum dan

sesudah perlakuan.

Ciri dari penelitian ini adalah menggunakan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek. Kelompok subyek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi sertelah intevensi. (Notoatmodjo, 2010).

(3)

173 Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005)

Adapun teknik dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan metode Non random dengan teknik accidental sampling dimana sampel diambil dari seluruh populasi yang ada pada saat penelitian dilakukan. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien post operasi hemoroid yang ada di Rumah Sakit TK. II Dr. AK. Gani Palembang dari Oktober -November berjumlah 30 responden.

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus-November 2019.

Analisis statistik secara bivariat pada penelitian ini menggunakan uji dua sampel berpasangan (Paired Sample T

Test). Uji ini digunakan untuk

mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang berpasangan (berhubungan)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tes

Analisis ini dilakukan terhadap tiap variabel dari penelitian untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentasi dari variabel nyeri sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi pada pasien post operasi hemoroid. Data disajikan dalam bentuk tabel dan teks yang dapat dilihat di bawah ini : 1. Nyeri Sebelum Dilakukan Relaksasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan. Maka variabel nyeri sebelum dilakukan relaksasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1

Analisis Deskriptif Statistik Nyeri Pada Pasien Post Operasi Hemoroid

Sebelum Dilakukan Relaksasi di Rumah Sakit TK. II dr. AK Gani

Palembang Tahun 2019 (n = 30) Variabel Mean Median SD Min – Mak 95% CI Nyeri sebelum relaksasi 8,13 8,00 0,937 6 – 9 7,78 – 8,48

Dari tabel 3.1 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata skala nyeri pada pasien post operasi hemoroid sebelum dilakukan relaksasi sebesar 8,13 dengan median skala nyeri sebesar 8,00 dan standar deviasi 0,937. Skala nyeri terendah pada pasien post operasi hemoroid sebelum dilakukan relaksasi adalah 6 dan skala nyeri tertinggi adalah 9. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata skala nyeri pada pasien post operasi hemoroid sebelum dilakukan relaksasi diantara 7,78 sampai dengan 8,48.

2. Nyeri Sesudah Dilakukan Relaksasi Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan. Maka variabel nyeri sesudah dilakukan relaksasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

(4)

174 Tabel 3.2

Distribusi frekuensi nyeri pada pasien post operasi hemoroid sesudah dilakukan relaksasi di

rumah sakit tk. Ii dr. Ak gani palembang tahun 2019 (n = 30) Variabel Mean Median SD Min – Mak 95% CI Nyeri sesudah relaksasi 5,13 6,00 1,570 3 – 9 4,55 – 5,72

Dari tabel 3.2 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata skala nyeri pada pasien post operasi hemoroid sesudah dilakukan relaksasi sebesar 5,13 dengan median skala nyeri sebesar 6,00 dan standar deviasi 1,570. Skala nyeri terendah pada pasien post operasi hemoroid sesudah dilakukan relaksasi adalah 3 dan skala nyeri tertinggi adalah 9. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata skala nyeri pada pasien post operasi hemoroid sesudah dilakukan relaksasi diantara 4,55 sampai dengan 5,72.

3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji T Test Berpasangan yaitu untuk mengetahui pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi hemoroid.

Berdasarkan uji normalitas data dengan Shapiro Wilk data, intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi relaksasi nafas dalam berdistribusi tidak normal, sehingga uji statistik dependen T-test tidak dapat dilakukan. Uji alternatif non parametrik untuk mengetahui pengaruh relaksasi nafas dalam

menggunakan uji wilcoxon. Adapun hasil analisis dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.12

Variabel Nyeri Pada Pasien Post Operasi HemoroidSebelum dan Sesudah Dilakukan Relaksasi di Rumah Sakit TK. II dr. AK Gani

Palembang Tahun 2019 (n = 30) Variabel Nyeri Mean SD SE. Mean Wilcoxon P Value Sebelum 8,13 0,937 0,171 0,000 Sesudah 5,13 1,570 0,287 Sebelum – Sesudah 3,000 1,912 0,349

Dari hasil analisis diatas, rata-rata skala nyeri pada pasien post operasi hemoroid sebelum dilakukan relaksasi sebesar 8,13 dengan standar deviasi 0,937, setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam rata-rata skala nyeri pada pasien post operasi hemoroid sebesar 5,13 dengan standar deviasi 1,570. Nilai perbedaan rata-rata nyeri pada pasien post operasi hemoroid sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi sebesar 3,00 dengan standar deviasi sebesar 1,912. Hasil analisis uji wilcoxon didapat nilai p value = 0,000 <α (0,05). Ini berarti ada pengaruh intensitas relaksasi terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi hemoroid di Rumah Sakit TK. II Dr. AK. Gani Palembang Tahun 2019, secara hipotesis terbukti.

PEMBAHASAN

1. Intensitas Nyeri Sebelum Dilakukan Relaksasi Pada Pasien Post Operasi Hemoroid

Berdasarkan hasil analisis univariat, rata-rata skala nyeri pada pasien post operasi hemoroid sebelum

(5)

175 dilakukan relaksasi sebesar 8,13 dengan median skala nyeri sebesar 8,00 dan standar deviasi 0,937. Skala nyeri pada pasien post operasi hemoroid sebelum dilakukan relaksasi terendah adalah 6 dan skala nyeri tertinggi adalah 9. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata skala nyeri pada pasien post operasi hemoroid sebelum dilakukan relaksasi diantara 7,78 sampai dengan 8,48.

Benjolan yang dirasakan pada pasien hemoroid dapat mengakibatkan rasa nyeri dan panas serta tidak dapat dimasukkan kembali kedalam anus. Pasien juga mengeluh nyeri saat BAB setelah muncul benjolan. Pasien juga mengeluhkan sering menetesnya darah berwarna merah segar saat BAB sebelum muncul benjolan di anus. 2. Intensitas Nyeri Sebelum Dilakukan

Relaksasi Pada Pasien Post Operasi Hemoroid

Berdasarkan hasil analisis univariat, bahwa rata-rata skala nyeri pada pasien post operasi hemoroid sesudah dilakukan relaksasi sebesar 5,13 dengan median skala nyeri sebesar 6,00 dan standar deviasi 1,570. Skala nyeri pada pasien post operasi hemoroid sesudah dilakukan relaksasi terendah adalah 3 dan skala nyeri tertinggi adalah 9. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata skala nyeri pada pasien post operasi hemoroid sesudah dilakukan relaksasi diantara 4,55 sampai dengan 5,72.

Menurut McCaffery (1989) dalam Arwan (2011), bahwa relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami nyeri kronis. Latihan pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan,

frekuensi jantung, dan ketegangan otot, yang menghentikan siklus nyeri-ansietas-ketegangan otot.

Hasil penelitian senada dengan pada penelitian yang dilakukan oleh Irawati (2003) yang menyatakan bahwa setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam terjadi penurunan intensitas nyeri yang dirasakan oleh responden. Katagori menyiksa (3) berkurang dari 30% menjadi 13,3% setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam, sedangkan untuk katagori tidak nyaman meningkat (2) dari 6,7% menjadi 13,2%.

Teknik relaksasi napas dalam yang dilakukan secara berulang akan menimbulkan rasa nyaman pada pasien post operasi hemoroid. Adanya rasa nyaman inilah yang akhirnya akan meningkatkan toleransi seseorang terhadap nyeri. Orang yang memiliki toleransi nyeri yang baik akan mampu beradaptasi terhadap nyeri dan akan memiliki mekanisme koping yang baik pula (Kozier dkk, 2004)

3. Perbedaan Penurunan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Dilakukan Teknik Relaksasi Napas Dalam

Berdasarkan hasil analisis bivariat, terdapat nilai perbedaan rata-rata nyeri pada pasien post operasi hemoroid sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi sebesar 3,00 dengan standar deviasi sebesar 1,912. Hasil analisis uji wilcoxon didapat nilai p value = 0,000 <α (0,05). Ini berarti ada pengaruh intensitas relaksasi terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi hemoroid di Rumah Sakit TK. II Dr. AK. Gani Palembang Tahun 2019, secara hipotesis terbukti.

Hal ini yang senada juga ditemukan pada penelitian milik

(6)

176 Irawati (2013). Dari penelitian ini diketahui bahwa ada perbedaan secara bermakna intensitas nyeri post operasi kala I persalinan normal sebelum dan setelah diberikan teknik relaksasi napas dalam.

Persamaan hasil dari kedua penelitian tersebut terjadi karena teknik relaksasi napas dalam yang merupakan salah satu terapi non farmakologi mampu menurunkan intensitas nyeri dengan memanfaatkan teori proses penyembuhan luka. Menurut teori proses penyembuhan luka, luka pada hari ke dua berada pada fase inflamasi, dimana pada fase ini luka memerlukan lebih banyak suplay darah untuk rekonstruksi jaringan. Berdasarkan hal itulah maka teknik relaksasi napas dalam yang diberikan pada hari ke dua post bedah sangat tepat diterapkan karena teknik relaksasi napas dalam dapat memperlancar aliran darah dengan merelaksasikan otot-otot yang mengalami spasme saat pembedahan yang pada akhirnya akan mempercepat proses penyembuhan luka dan menurunkan sensasi nyeri (Brunner & Suddart, 2002).

Teori lain yang mendukung bahwa teknik relaksasi napas dalam dapat menurunkan intensitas nyeri adalah teori Huges dkk (1975). Menurutnya dalam keadaan tertentu tubuh mampu mengeluarkan opoid endogen yaitu endorfin dan enkefalin. Zat-zat tersebut memiliki sifat mirip morfin dengan efek analgetik yang membentuk suatu “sistem penekan nyeri”(Price & Wilson, 2006).

Teknik relaksasi napas dalam merupakan salah satu keadaan yang mampu merangsang tubuh untuk mengeluarkan opoid endogen sehingga terbentuk sistem penekan nyeri yang akhirnya akan menyebabkan penurunan intensitas nyeri (Ganong, 2003). Hal

inilah yang menyebabkan adanya perbedaan penurunan intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam pada pasien post operasi hemoroid, dimana setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam terjadi penurunan intensitas nyeri.. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Rata-rata intensitas nyeri pada pasien post operasi hemoroid sebelum dilakukan relaksasi sebesar 8,13 dengan median intensitas nyeri sebesar 8,00 dan standar deviasi 0,937. Intensitas nyeri pada pasien post operasi hemoroid terendah adalah 6 dan tertinggi adalah 9.

2. Rata-rata intensitas nyeri pada pasien post operasi hemoroid sesudah dilakukan relaksasi sebesar 5,13 dengan median intensitas nyeri sebesar 6,00 dan standar deviasi 1,570. Intensitas nyeri pada pasien post operasi hemoroid terendah adalah 3 dan tertinggi adalah 9.

3. Ada pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi hemoroid di Rumah Sakit TK. II Dr. AK. Gani Palembang Tahun 2019 (p value 0,000).

Saran

agar dilakukan hendaknya dilakukan penelitian lanjutan tentang faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi hemoroid, dengan menggunakan uji pembanding, antara pengobatan non farmakologis dengan farmakologis serta sampel yang lebih besar lagi..

(7)

177 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Aru W, Sudoyo, et al, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II Edisi IV. Penerbit Buku Kedokteran IPD FK UI.

Arwan, 2011. Tehnik Relaksasi dan Skala Nyeri. Blog. Anak Kesehatan. Diakses 14 Juli 2019.

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol 3. Jakarta : EGC. Dedy, 2008. Nyeri. Klasifikasi Nyeri.

Diakses 05 Juli 2019.

Eka, 2009. Teori Pengontrolan Nyeri. Share Education. Diakses 05 Juli 2019.

Erniyati. 2002. Definisi Dari Nyeri. Diakses 14 Juli 2012.

Herdawati, 2011. Etika Penelitian Dalam Keperawatan.

Ika, Fadhilah, 2011. Askep Hemoroid,

Latar Belakang Masalah.

www.askep.hemoroid.html. Diakses 05 Juli 2019.

Lasantha, 2012. Seputar Kedokteran. Hemoroid.Diakses 05 Juli 2019. Lakshmi, 2005. Setelah Operasi Wasir.

Bloger. Diakses 14 Juli 2019. Nike, 2010. Asuhan Keperawatan

Hemoroid.

Notoadmodjo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Notoadmodjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Notoadmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Mander. R, 2004. Nyeri Persalinan. Jakarta. EGC.

Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, Dan Praktik.Edisi 4.Volume 1.Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk. Jakarta : EGC.

Qittun, 2008. Konsep Dasar Nyeri. Diakses 05 Juli 2019

Smeltzer, S.C. and Bare, B.G. 2001.

Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah. Edisi 8 Vol.2. Jakarta : EGC.

Smeltzer, S.C. and Bare, B.G. 2002.

Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah. Edisi 8 Vol.2. Jakarta : EGC.

Tamsuri, A. 2007. Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC.

Wulandari, 2005. Masalah Yang Timbul Dari Rasa Nyeri. Bloger Wulan.Nyeri. Diakses 14 Juli 2019.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2011) dengan judul pengaruh teknik distraksi relaksasi terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi di PKU

Tabel 3.1Defenisi operasional pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap intensitas nyeri pada ibu post operasi sectio caesaria (SC) di RSUP

Peneliti menilai intensitas nyeri sesudah diberikan relaksasi nafas dalam dengan memberikan cheklist pada skala intensitas nyeri numerik2. Peneliti membandingkan intensitas

2al inilah yang menyebabkan adanya perbedaan penurunan intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam, dimana setelah dilakukan teknik  relaksasi

Analisis Bivariat untuk mengetahui perbedaan nyeri post operasi sectio caesarea pada kelompok pembanding sebelum dan sesudah dilakukan intervensi, dengan menggunakan

Adanya perbedaan intensitas nyeri responden disebabkan oleh karena pemberian teknik relaksasi nafas dalam itu sendiri, jika teknik relaksasi nafas dalam dilakukan secara

Menurut asumsi peneliti bahwa pada pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam mengalami penurunan, dimana diperoleh tingkat nyeri sedang

Rancangan pre test dan post test bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi guided imaginary terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi