• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inkompatibilitas Rhesus dan ABO pada Bayi disertai Sepsis Neonatorum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Inkompatibilitas Rhesus dan ABO pada Bayi disertai Sepsis Neonatorum"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Inkompatibilitas Rhesus dan ABO pada Bayi disertai Sepsis Neonatorum Inkompatibilitas Rhesus dan ABO pada Bayi disertai Sepsis Neonatorum

Me

Membmbraran n sesel l dadararah h memerarah h atatau au ererititrorosisit t memengangandundung ng beberbrbagagai ai jejenis nis prprototeiein n dadann karbohidrat yang mampu merangsang pembentukan antibodi serta bereaksi dengan karbohidrat yang mampu merangsang pembentukan antibodi serta bereaksi dengan ant

antibibodi odi tetersrsebuebut. t. LeLebih bih dardari i 300 300 bebentuntuk k dadan n jejenis nis antantigigen en tetelalah h dikdiketetahuahui i dadann ditentu

ditentukan kan klasifklasifikasinyaikasinya. . Beberapa jenis Beberapa jenis telah diketahui peran telah diketahui peran biologibiologisnya, namunsnya, namun struktur, fungsi dan dasar imunogenitas sebagian besar antigen belum jelas diketahui. struktur, fungsi dan dasar imunogenitas sebagian besar antigen belum jelas diketahui. Selama ini

Selama ini diketadiketahui hui bahwa gen bahwa gen yang menentukan antigen eritrosit diturunkan melaluiyang menentukan antigen eritrosit diturunkan melalui hukum Mendel. Sebagian besar antigen itu menyatakan dirinya tanpa menghiraukan hukum Mendel. Sebagian besar antigen itu menyatakan dirinya tanpa menghiraukan adanya alel lain, sehingga sifatnya itu disebut kodominan.

adanya alel lain, sehingga sifatnya itu disebut kodominan.1,2,31,2,3

Sistem yang sering digunakan dalam imunohematologi adalah sistem ABO dan Rhesus. Sistem yang sering digunakan dalam imunohematologi adalah sistem ABO dan Rhesus. Antigen utama pada sistem ABO disebut antigen A dan B, antibodi utamanya adalah Antigen utama pada sistem ABO disebut antigen A dan B, antibodi utamanya adalah anti-A dan anti-B. Ada tidaknya antibodi dan spesifitas antibodi tidak ditentukan secara anti-A dan anti-B. Ada tidaknya antibodi dan spesifitas antibodi tidak ditentukan secara gene

genetiktik, , tettetapi api antantibodibodi i dibdibentuentuk k setsetelaelah h pemapemaparaparan n terterhadahadap p antantigeigen n yang yang ada ada didi lingkungan dan memiliki struktur serta spesifitas yang sama dengan antigen eritrosit. lingkungan dan memiliki struktur serta spesifitas yang sama dengan antigen eritrosit. Sed

Sedangkangkan an pada pada sissistem tem RheRhesussus, , terterdiri diri ataatas s berbermacamacam-mm-macam acam antantigeigen, n, antaantara ra lailainn antigen D, C, E, c dan e. Antigen utama dalan sistem Rhesus adalah antigen D yang antigen D, C, E, c dan e. Antigen utama dalan sistem Rhesus adalah antigen D yang  paling

 paling mudah mudah merangmerangsang sang pembentpembentukan ukan antibodi. antibodi. Rhesus Rhesus positipositif f [Rh [Rh +] +] adalahadalah seseor

seseorang yang ang yang mempunmempunyai rh-antigen pada yai rh-antigen pada eritreritrositnya sedang Rhesus negatif [rh ositnya sedang Rhesus negatif [rh -]-] adalah seseorang yang tidak mempunyai rh-antigen pada eritrositnya.

adalah seseorang yang tidak mempunyai rh-antigen pada eritrositnya.1,2,31,2,3

Mekanisme inkompatibilitas eritrosit golongan ABO maupun Rhesus dalam sirkulasi Mekanisme inkompatibilitas eritrosit golongan ABO maupun Rhesus dalam sirkulasi darah dapat terjadi melalui transfusi darah ataupun kehamilan. Sekitar 20% ibu dengan darah dapat terjadi melalui transfusi darah ataupun kehamilan. Sekitar 20% ibu dengan [rh -]

[rh -] membentuk anti-D setelah mengandung janin [Rh membentuk anti-D setelah mengandung janin [Rh +]. Antibodi maternal isoimun+]. Antibodi maternal isoimun  bersif

 bersifat at spesifspesifik ik terhadap terhadap eritroseritrosit it janin, janin, dan dan timbul timbul sebagai sebagai reaksi reaksi terhadaterhadap p antigeantigenn eritro

eritrosit janin yang sit janin yang dapat melewatdapat melewati pi plasentlasenta serta a serta merusmerusak eritrosit janin. ak eritrosit janin. Hal inilahHal inilah yang

(2)

Penyakit hemolisis pada bayi sering ditandai dengan gejala kuning (ikterus) sejak lahir  Penyakit hemolisis pada bayi sering ditandai dengan gejala kuning (ikterus) sejak lahir  yang

yang disedisebabkbabkan an oleoleh h penpenumpuumpukan kan bilibilirubrubin in indindireirek k sebsebagaagai i hasihasil l dardari i pempemecaecahanhan eritrosit, dimana eritrosit janin dan bayi memiliki jenis Hb dan sifat membran yang eritrosit, dimana eritrosit janin dan bayi memiliki jenis Hb dan sifat membran yang  berbeda serta umur yang lebih

 berbeda serta umur yang lebih singkasingkat. Namun demikian gejala ikterus pada t. Namun demikian gejala ikterus pada bayi barubayi baru lahi

lahir r dapadapat t pulpula a disedisebabkbabkan an berberbagabagai i hal hal lainlain, , sepeseperti rti iktikteruerus s fisfisioloiologisgis, , brebreastastmilmilk k   jaundice

 jaundice, disfungs, disfungsi plasei plasenta, kelanta, kelainan pembinan pembekuan darekuan darah, dan seah, dan sepsis.psis.4,54,5

Sepsis pada bayi baru lahir merupakan sindrom respon inflamasi sistemik (

Sepsis pada bayi baru lahir merupakan sindrom respon inflamasi sistemik (SystemicSystemic  Inflam

 Inflammatory Respons matory Respons SyndromeSyndrome – SIRS) yang terjadi sebagai akibat infeksi bakteri,– SIRS) yang terjadi sebagai akibat infeksi bakteri, virus, jamur ataupun parasit sesuai dengan konsensus dari

virus, jamur ataupun parasit sesuai dengan konsensus dari Americ American College an College of Chest of Chest   Physici

 Physicians/Socians/Society ety of of CritiCritical cal Care Care MediciMedicinene (AC/CPSCCM). Sepsis neonatal dibagi(AC/CPSCCM). Sepsis neonatal dibagi dalam dua kelompok yaitu sepsis awitan dini dan awitan lambat. Angka insiden di dalam dua kelompok yaitu sepsis awitan dini dan awitan lambat. Angka insiden di negara yang sedang berkembang dibanding di negara maju masih cukup tinggi negara yang sedang berkembang dibanding di negara maju masih cukup tinggi (1,8-18:1,5/1

18:1,5/1000 kelahira000 kelahiran). n). ManifeManifestasi klinis yastasi klinis yang bervariasng bervariasi menyebabkai menyebabkan kesulitann kesulitan dalam menentukan diagnosis pasti, sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang untuk  dalam menentukan diagnosis pasti, sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang untuk  membantu konfirmasi diagnosis.

membantu konfirmasi diagnosis.66

Tujuan sajian kasus ini

Tujuan sajian kasus ini adalah untuk menampilkan sebuah kasus yang adalah untuk menampilkan sebuah kasus yang jarang dijumpaijarang dijumpai serta untuk mendiskusikan diagnosis, tatalaksana dan prognosis inkompatibilitas rhesus serta untuk mendiskusikan diagnosis, tatalaksana dan prognosis inkompatibilitas rhesus dengan sepsis neonatorum.

dengan sepsis neonatorum.

KASUS KASUS

Seorang bayi laki-laki, F, berusia 0 hari, dengan nomor rekam medik 980633 lahir di Seorang bayi laki-laki, F, berusia 0 hari, dengan nomor rekam medik 980633 lahir di OK IGD Rumah Sakit Dr. Moewardi (RSDM) pada tanggal 8 November 2009, pk. OK IGD Rumah Sakit Dr. Moewardi (RSDM) pada tanggal 8 November 2009, pk.

(3)

22.35 WIB secara

22.35 WIB secara  sectio  sectio cesariacesaria. Saat lahir menangis kuat, gerak aktif dan tidak . Saat lahir menangis kuat, gerak aktif dan tidak  sianosis. Umur kehamilan 41 minggu, berat badan lahir 2950 gram, panjang badan lahir  sianosis. Umur kehamilan 41 minggu, berat badan lahir 2950 gram, panjang badan lahir  47 cm sedangkan lingkar kepala 31 cm, lingkar dada 32 cm. Dari anamnesis sebelum 47 cm sedangkan lingkar kepala 31 cm, lingkar dada 32 cm. Dari anamnesis sebelum  persal

 persalinan didapatkan ketubainan didapatkan ketuban pecah n pecah 39 jam sebelumnya, keruh dan berbau serta tidak 39 jam sebelumnya, keruh dan berbau serta tidak  didapatkan demam > 38°C. Pada pemeriksaan golongan darah ibu didapatkan hasil didapatkan demam > 38°C. Pada pemeriksaan golongan darah ibu didapatkan hasil golongan darah [O,rh -] dan golongan darah ayah [A,Rh+].

golongan darah [O,rh -] dan golongan darah ayah [A,Rh+].

Pasien mulai tampak kuning pada umur 1 hari setelah lahir, gejala kuning dimulai dahi, Pasien mulai tampak kuning pada umur 1 hari setelah lahir, gejala kuning dimulai dahi, kepa

kepala, la, leheleher r berlberlanjut kulit anjut kulit daddada a perperut, ut, semsemakin akin bertbertambaambah h pada pada lenlengan, gan, tuntungkaigkai,, telapak tangan dan kaki. Pasien menangis kuat, gerak aktif, dapat minum kuat (ASB telapak tangan dan kaki. Pasien menangis kuat, gerak aktif, dapat minum kuat (ASB oleh karena ASI ibu belum keluar), toleransi minum baik, tidak demam, BAK sudah oleh karena ASI ibu belum keluar), toleransi minum baik, tidak demam, BAK sudah keluar warna kuning jernih, mekonium keluar 2 jam setelah lahir.

keluar warna kuning jernih, mekonium keluar 2 jam setelah lahir.

Riwayat kehamilan merupakan kehamilan yang pertama. Ibu kontrol teratur ke bidan Riwayat kehamilan merupakan kehamilan yang pertama. Ibu kontrol teratur ke bidan selama hamil, mendapat vitamin tambah darah, tidak pernah sakit selama hamil, seperti selama hamil, mendapat vitamin tambah darah, tidak pernah sakit selama hamil, seperti demam, sering batuk pilek, sakit gigi ataupun gigi berlubang, tidak minum obat-obatan, demam, sering batuk pilek, sakit gigi ataupun gigi berlubang, tidak minum obat-obatan, tidak minum minuman alkohol dan tidak mengalami keluhan selama masa kehamilan. tidak minum minuman alkohol dan tidak mengalami keluhan selama masa kehamilan.

Ayah pasien berusia 24 tahun, agama Islam, suku jawa, berpendidikan SMP, bekerja Ayah pasien berusia 24 tahun, agama Islam, suku jawa, berpendidikan SMP, bekerja sebagai wiraswasta (membuka warung) dengan penghasilan rata-rata Rp 1.000.000 sebagai wiraswasta (membuka warung) dengan penghasilan rata-rata Rp 1.000.000  perbula

 perbulan.n.

Ibu pasien berusia 25 tahun, agama Islam, suku jawa, berpendidikan SMP sebagai ibu Ibu pasien berusia 25 tahun, agama Islam, suku jawa, berpendidikan SMP sebagai ibu rumah tangga. Ayah dan Ibu tidak ada hubungan keluarga. Dari pohon keluarga baik  rumah tangga. Ayah dan Ibu tidak ada hubungan keluarga. Dari pohon keluarga baik  dari keluarga ayah maupun dari keluarga ibu tidak didapatkan adanya penyakit atau dari keluarga ayah maupun dari keluarga ibu tidak didapatkan adanya penyakit atau riwayat keluarga yang berhubungan dengan penyakitnya sekarang.

(4)

Pemeriksaan fisik 2 jam setelah kelahiran bayi tidak tampak sianosis, menangis kuat, Pemeriksaan fisik 2 jam setelah kelahiran bayi tidak tampak sianosis, menangis kuat, gerak aktif, tonus otot baik, tidak tampak ikterik. Laju nadi sama dengan laju jantung gerak aktif, tonus otot baik, tidak tampak ikterik. Laju nadi sama dengan laju jantung 140 kali permenit (isi dan tegangan cukup, teratur), laju napas 44 kali permenit (teratur, 140 kali permenit (isi dan tegangan cukup, teratur), laju napas 44 kali permenit (teratur, kedalaman cukup), suhu 35,7°C (peraksilla). Berat badan lahir 2950 gram berdasar  kedalaman cukup), suhu 35,7°C (peraksilla). Berat badan lahir 2950 gram berdasar  kurva Lubchenco sesuai masa kehamilan. Lingkar kepala 33 cm (> +2 SD Nellhaus). kurva Lubchenco sesuai masa kehamilan. Lingkar kepala 33 cm (> +2 SD Nellhaus). Ubun-ubun besar datar. Pada pemeriksaan kulit dahi tidak tampak ikterik. Pemeriksaan Ubun-ubun besar datar. Pada pemeriksaan kulit dahi tidak tampak ikterik. Pemeriksaan  pada kedua

 pada kedua mata dimata didapatkan pdapatkan pupil isupil isokor dengokor dengan diamean diameter 2 mmter 2 mm, refle, refleks cahaya poks cahaya positifsitif,, konjungtiva palpebra tidak pucat dan tidak sianosis, konjungtiva bulbi tidak hiperemis, konjungtiva palpebra tidak pucat dan tidak sianosis, konjungtiva bulbi tidak hiperemis, sklera tidak ikterik, tidak ditemukan napas cuping hidung. Mukosa mulut dan daerah sklera tidak ikterik, tidak ditemukan napas cuping hidung. Mukosa mulut dan daerah sekitar mulut tidak biru.

sekitar mulut tidak biru.

Pada pemeriksaan dinding dada tidak ditemukan adanya retraksi dinding dada. Iktus Pada pemeriksaan dinding dada tidak ditemukan adanya retraksi dinding dada. Iktus cordis tidak tampak, tidak kuat angkat. Hasil pemeriksaan auskultasi jantung tidak  cordis tidak tampak, tidak kuat angkat. Hasil pemeriksaan auskultasi jantung tidak  didapatkan bising, thrill(-), sedangkan pada pemeriksaan fisik paru dalam batas normal, didapatkan bising, thrill(-), sedangkan pada pemeriksaan fisik paru dalam batas normal, tidak ditemukan suara nafas tambahan. Pemeriksaan pada abdomen didapatkan dinding tidak ditemukan suara nafas tambahan. Pemeriksaan pada abdomen didapatkan dinding  perut

 perut sejajar sejajar dinding dinding dada, dada, tali tali pusat pusat tidak tidak layu,layu, darm contour darm contour  (-). Pada auskultasi(-). Pada auskultasi abdome

abdomen n didapatkadidapatkan n bising usus normal, palpasi abdomen masih supel, hepar teraba bising usus normal, palpasi abdomen masih supel, hepar teraba 22 By F, 0 hari By F, 0 hari 25 th 25 th hari hari 24 th 24 th II III III II II

(5)

cm BACD

cm BACD dan lien tidak teraba. Pada perkusi didapatkan timpani dan tidak didapatkandan lien tidak teraba. Pada perkusi didapatkan timpani dan tidak didapatkan asites. Pada pemeriksaan genitalia didapatkan penis, skrotum (+/+) serta testis (+/+). asites. Pada pemeriksaan genitalia didapatkan penis, skrotum (+/+) serta testis (+/+). Pem

Pemerieriksaksaan an pada pada keekeempat mpat eksekstretremitamitas s tidatidak k didadidapatkpatkan an akraakral l dingdingin, in, tidtidak ak adaada sianosis pada kuku, serta tidak didapatkan ikterik ataupun pucat pada telapak tangan sianosis pada kuku, serta tidak didapatkan ikterik ataupun pucat pada telapak tangan maupun kaki. Pada pemeriksaan skor Ballard diperoleh skor 40 yang setara dengan maupun kaki. Pada pemeriksaan skor Ballard diperoleh skor 40 yang setara dengan umur kehamilan 40 minggu.

umur kehamilan 40 minggu.

Di

Diagagnosnosis is kekerjrja a sasaat at ititu u adaadalalah h neoneonanatustus, , lalakiki-l-lakiaki, , cucukup kup bulbulanan, , sesesusuai ai mamasasa keha

kehamilmilan, an, lahilahir r secsecaraara  sectio  sectio cesariacesaria dardari i ibu ibu gogololongangan n dardarah ah [O[O, , Rh Rh negnegatatifif],], tersangka sepsis awitan dini

tersangka sepsis awitan dini unprovenunproven, , hipohipotertermi. mi. PenPenderderita ita dirdirawaawat t di di ruaruang ng bayibayi ri

risisiko ko titinggnggi i dan dan didirerencancanaknakan an pepememeririksaksaan an lalaborboratatororium ium dardarahah, , memeliliputputi i kadkadar ar  hemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit, jumlah lekosit, hitung jenis leukosit, jumlah hemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit, jumlah lekosit, hitung jenis leukosit, jumlah trombosit, kadar gula darah

trombosit, kadar gula darah sewaktu, albumin, sewaktu, albumin, kultur darah, gambaran darah kultur darah, gambaran darah tepi sertatepi serta CRP. Direncanakan pula pemeriksaan urin dan feses. Penatalaksanaan penderita saat CRP. Direncanakan pula pemeriksaan urin dan feses. Penatalaksanaan penderita saat itu adalah diberikan perawatan inkubator dengan suhu 32 – 34°C untuk mengatasi itu adalah diberikan perawatan inkubator dengan suhu 32 – 34°C untuk mengatasi hipoter

hipotermi, mi, diet diet ASI/ASASI/ASBB on demand on demand , injeksi Ampisilin 150 mg/12 jam intravena,, injeksi Ampisilin 150 mg/12 jam intravena, inje

injeksi Gentamksi Gentamisiisin n 15 15 mg/mg/24 24 jam intravjam intravena ena serserta ta eksekstra injekstra injeksi i vitvitamiamin n K K 1 1 mgmg intramuskuler.

intramuskuler.

Pada pemantauan hari kedua perawatan (9 November 2009), umur 1 hari, pasien mulai Pada pemantauan hari kedua perawatan (9 November 2009), umur 1 hari, pasien mulai tampak kuning pada dahi, lehe sampai dada, pasien tidak demam, toleransi minum baik  tampak kuning pada dahi, lehe sampai dada, pasien tidak demam, toleransi minum baik  (AS

(ASB), tidak B), tidak ada ada resresidu idu lamlambungbung, , tidatidak k ada ada perperdaradarahan han spospontanntan, , gergerak ak aktaktif if dandan menangis kuat, tanda vital : laju nadi sama dengan laju jantung 150 kali permenit (isi menangis kuat, tanda vital : laju nadi sama dengan laju jantung 150 kali permenit (isi dan tegangan cukup, teratur), laju napas 48 kali permenit (teratur, kedalaman cukup), dan tegangan cukup, teratur), laju napas 48 kali permenit (teratur, kedalaman cukup), suhu 37,1°C (peraksilla). BB pasien 2950 gram. Pemeriksaan fisik didapatkan ikterik  suhu 37,1°C (peraksilla). BB pasien 2950 gram. Pemeriksaan fisik didapatkan ikterik   pada kulit

 pada kulit dahi dan dadahi dan dada, pemerda, pemeriksaan fiiksaan fisik lain msik lain masih relasih relatif sama atif sama dengan sedengan sebelumnya.belumnya. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 9 November 2010 di RSDM Dr. Moewardi Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 9 November 2010 di RSDM Dr. Moewardi didapatk

didapatkan kadar an kadar hemoglhemoglobin 10,6 g/dl, hematobin 10,6 g/dl, hematokrit 35 %, jumlaokrit 35 %, jumlah eritrosih eritrosit 3,11.10t 3,11.1066 // µl, jumlah lekosit 9500/µl, hasil hitung jenis leukosit E

(6)

trombosit 224.000/ µl, MCV 113,1 /um, MCH 34,0 pg, MCHC 30,1 g/dl, kadar gula trombosit 224.000/ µl, MCV 113,1 /um, MCH 34,0 pg, MCHC 30,1 g/dl, kadar gula darah sewaktu (GDS) 105 mg/dl, golongan darah [A, Rh positif], kadar albumin serum darah sewaktu (GDS) 105 mg/dl, golongan darah [A, Rh positif], kadar albumin serum 4,0 g/dl, CRP 2,36 mg/l dan albumin 4,2 g/dl. Diagnosis saat itu ditambah Ikterus 4,0 g/dl, CRP 2,36 mg/l dan albumin 4,2 g/dl. Diagnosis saat itu ditambah Ikterus neonatorum Kramer II, Anemia mikrositik hipokromik e/c tersangka anemia hemolitik  neonatorum Kramer II, Anemia mikrositik hipokromik e/c tersangka anemia hemolitik  e/c Inkompatibilitas Rhesus DD ABO serta riwayat hipotermi. Direncanakan untuk  e/c Inkompatibilitas Rhesus DD ABO serta riwayat hipotermi. Direncanakan untuk   pemeri

 pemeriksaan ksaan kadar kadar hemoglohemoglobin, bin, retikulretikulosit, osit, bilirbilirubin ubin total, total, direk, direk, indirek indirek serta serta testes Coombs (

Coombs (direct Coombs test/ DAT direct Coombs test/ DAT ). Dilakukan pemantauan secara klinis gejala kuning). Dilakukan pemantauan secara klinis gejala kuning  pada pasi

 pada pasien.en.

Pemantauan pada hari ketiga perawatan (10 November 2009), pasien berumur 2 hari, Pemantauan pada hari ketiga perawatan (10 November 2009), pasien berumur 2 hari, BB 2950 gram, gejala kuning bertambah sampai pada dada, perut sampai melebihi BB 2950 gram, gejala kuning bertambah sampai pada dada, perut sampai melebihi  pusat,

 pusat, paha, paha, lutut, lutut, tungkai atas, tungkai atas, bawah, bawah, serta serta telapak tangan telapak tangan dan dan kaki. kaki. Pasien tampak Pasien tampak  aktif, menangis kuat, minum kuat, toleransi minum baik dan tidak demam. Tanda vital : aktif, menangis kuat, minum kuat, toleransi minum baik dan tidak demam. Tanda vital : laju nadi sama dengan laju

laju nadi sama dengan laju jantung 158 kali permenit (isi dan tegangan cukup, teratur),jantung 158 kali permenit (isi dan tegangan cukup, teratur), laju napas 50 kali permenit (teratur, kedalaman cukup), suhu 37,0°C (peraksilla). BB laju napas 50 kali permenit (teratur, kedalaman cukup), suhu 37,0°C (peraksilla). BB  pasien

 pasien 2950 2950 gram. gram. Pada Pada pemerikpemeriksaan saan mata mata didapatdidapatkan kan kedua kedua sklera sklera tampak tampak ikterikikterik,, konjungtiva palpebra tidak pucat, ekstremitas ikterik, telapak tangan dan kaki tidak  konjungtiva palpebra tidak pucat, ekstremitas ikterik, telapak tangan dan kaki tidak   pucat,

 pucat, pemeripemeriksaan ksaan fisik fisik lain lain sama sama dengan dengan sebelusebelumnya. mnya. Hasil Hasil pemerpemeriksaan iksaan adalahadalah kadar hemoglobin 9,6 g/dl, retikulosit 6%, bilirubin total 25,43 mg/dl, bilirubin direk  kadar hemoglobin 9,6 g/dl, retikulosit 6%, bilirubin total 25,43 mg/dl, bilirubin direk  0,22 mg/dl, bilirubin indirek 25,21 mg/dl. Hasil gambaran darah tepi yaitu eritrosit 0,22 mg/dl, bilirubin indirek 25,21 mg/dl. Hasil gambaran darah tepi yaitu eritrosit hipokromik, poikilositosis, mikrositik,

hipokromik, poikilositosis, mikrositik, burr cell burr cell  (+),(+),  schizto schiztocytecyte (+),(+), tear droptear drop (+),(+),  polikrom

 polikromasi (+), eriasi (+), eritroblas (+troblas (+); lekosit jum); lekosit jumlah dalam batalah dalam batas normal, doms normal, dominan netrofinan netrofil selil sel muda (-), granula toksik (+), vakuolisasi (+); trombosit jumlah dalam batas normal, muda (-), granula toksik (+), vakuolisasi (+); trombosit jumlah dalam batas normal, giant trombosit (-),

giant trombosit (-), penyebarpenyebaran an meratmerata; a; kesimkesimpulan anemia pulan anemia mikrosmikrositik hipokromik,itik hipokromik, su

suspespek k prprososes es perperdardarahaahan n DD DD hehemomolilititik k bebersrsamaamaan an dedengangan n infinfekeksisi, , sasararan n CRCRP.P. D

Diiaaggnonossiis s ssaaaat t iittu u ddititamambabahkhkaan n IIktkteerruus s neneoonanattoorrum um KKrraammeer r V V dedengnganan hiperbilirubinemia

hiperbilirubinemia high risk zonehigh risk zone. Penatalaksanaan saat itu dilakukan terapi sinar (. Penatalaksanaan saat itu dilakukan terapi sinar (light light  therapy

therapy) selama 12 jam intermitten, terapi lain tetap dilanjutkan, pemantauan klinis) selama 12 jam intermitten, terapi lain tetap dilanjutkan, pemantauan klinis status hidrasi, balans cairan serta efek samping terapi sinar.

(7)

Pem

Pemantaantauan uan pada hari pada hari kelkelima perawaima perawatan tan (12 Novem(12 November ber 20092009), ), paspasien ien umuumur r 4 4 harihari,, tampak lemah, gejala kuning belum

tampak lemah, gejala kuning belum berkurang, tidak tampak pucat dan berkurang, tidak tampak pucat dan sianosis, sianosis, gerak gerak  mulai kurang aktif, mulai malas minum, toleransi minum kurang baik, residu (+) warna mulai kurang aktif, mulai malas minum, toleransi minum kurang baik, residu (+) warna susu + 10 cc, tanda vital : laju nadi sama dengan laju jantung 152 kali permenit (isi dan susu + 10 cc, tanda vital : laju nadi sama dengan laju jantung 152 kali permenit (isi dan tegangan cukup, teratur), laju napas

tegangan cukup, teratur), laju napas 46 kali 46 kali permepermenit (teratur, kedalaman cukup), suhunit (teratur, kedalaman cukup), suhu 37,2°C (peraksilla). BB pasien turun menjadi 2900 gram. Pemeriksaan fisik masih 37,2°C (peraksilla). BB pasien turun menjadi 2900 gram. Pemeriksaan fisik masih relatif sama dengan sebelumnya. Penatalaksanaan saat itu terapi sinar tetap dilanjutkan, relatif sama dengan sebelumnya. Penatalaksanaan saat itu terapi sinar tetap dilanjutkan, terapi ditam

terapi ditambahkan jalur parenterbahkan jalur parenteral dengan D1/4 S al dengan D1/4 S 465 cc + 465 cc + D40% 35 cc kecepatan 12D40% 35 cc kecepatan 12 cc/jam, injeksi Fenobarbital 6 mg/12 jam intravena serta transfusi plasma segar 60 cc/jam, injeksi Fenobarbital 6 mg/12 jam intravena serta transfusi plasma segar 60 cc/hari selama 3 hari. Hasil

cc/hari selama 3 hari. Hasil crossmatchcrossmatch (uji silang) dari PMI menyatakan bahwa donor (uji silang) dari PMI menyatakan bahwa donor   plasma

 plasma darah yang darah yang sesuai usesuai untuk pasintuk pasien adalaen adalah darah darh darah dari golongi golongan [A, Ran [A, Rh+].h+].

Pada hari ketujuh perawatan (14 Novembe

Pada hari ketujuh perawatan (14 November 2010), pasien umur 6 r 2010), pasien umur 6 hari, BB 2900 gram,hari, BB 2900 gram, gejala ikterik belum berkurang, gerak kurang aktif, toleransi minum belum membaik, gejala ikterik belum berkurang, gerak kurang aktif, toleransi minum belum membaik, tidak sesak, pasien mulai demam. Tanda vital : laju nadi = laju jantung 158 x/mnt, laju tidak sesak, pasien mulai demam. Tanda vital : laju nadi = laju jantung 158 x/mnt, laju napas 54x/mnt, suhu 37,8°C peraksiler. Pemeriksaan fisik abdomen didapatkan dinding napas 54x/mnt, suhu 37,8°C peraksiler. Pemeriksaan fisik abdomen didapatkan dinding  perut

 perut lebih lebih tinggi tinggi dari dari dinding dinding dada, dada, supel, supel, teraba teraba hepar hepar 3 3 cm cm dibawah dibawah arcus arcus costacosta kan

kanan an dadan n teteraraba ba lilien en 1 1 scschufhuffnefner. r. HaHasisil l kukultltur ur dardarah ah sasaat at ititu u ditditememukaukan n kumkumanan Staphylococcus haemoliticus

Staphylococcus haemoliticus. Hasil tes Coombs langsung (DAT) adalah positif, yakni. Hasil tes Coombs langsung (DAT) adalah positif, yakni ditemukannya IgG anti-D dan anti-A pada sel darah merah bayi dan serum bayi. ditemukannya IgG anti-D dan anti-A pada sel darah merah bayi dan serum bayi. Disarankan apabila akan memberikan darah kepada pasien, darah yang akan diberikan Disarankan apabila akan memberikan darah kepada pasien, darah yang akan diberikan adalah golongan [O, Rh+]. Diagnosis saat itu ditambahkan Inkompatibilitas Rhesus dan adalah golongan [O, Rh+]. Diagnosis saat itu ditambahkan Inkompatibilitas Rhesus dan AB

ABO O dadan n sesepspsis is neneononatatororum um awawititan an didini ni e/e/cc StaphyloStaphylococcus coccus haemolihaemoliticusticus.. Penatalaksanaan saat itu terapi sinar tetap dilanjutkan, antibiotik diganti sesuai kultur  Penatalaksanaan saat itu terapi sinar tetap dilanjutkan, antibiotik diganti sesuai kultur  yakni Gentamisin diganti dengan Amikasin 45 mg/hr intravena, ditambahkan injeksi yakni Gentamisin diganti dengan Amikasin 45 mg/hr intravena, ditambahkan injeksi Me

Metiltilpreprednidnisosololon n 45 45 mgmg/1/12 2 jajam m intintraravevena na seselalama ma 3 3 harhari, i, sesertrta a motmotivaivasi si untuntuk uk   penamba

(8)

Pem

Pemantaantauan uan harhari i kedekedelapalapan n perperawaawatan tan (15 (15 NovNovembember er 2002009), 9), paspasien ien umuumur r 7 7 harhari,i, keadaan umum tampak lemah, pasien tampak pucat, ikterik masih didapatkan, toleransi keadaan umum tampak lemah, pasien tampak pucat, ikterik masih didapatkan, toleransi minum belum membaik, masih didapatkan demam, tampak sesak. Tanda vital : laju minum belum membaik, masih didapatkan demam, tampak sesak. Tanda vital : laju nadi = laju jantung 157 x/mnt, laju napas 68x/mnt, suhu 38,1°C peraksiler, SiO2 100%. nadi = laju jantung 157 x/mnt, laju napas 68x/mnt, suhu 38,1°C peraksiler, SiO2 100%. Pemeriksaan fisik mata tampak sklera ikterik, konjungtiva pucat, telapak tangan dan Pemeriksaan fisik mata tampak sklera ikterik, konjungtiva pucat, telapak tangan dan kaki pucat, dada, perut dan ekstremitas ikterik. Tidak didapatkan napas cuping hidung kaki pucat, dada, perut dan ekstremitas ikterik. Tidak didapatkan napas cuping hidung dan

dan tidtidak ak didadidapatkpatkan an retretraksraksi i dinddinding ing dadadada. . PadPada a pempemerieriksaaksaan n ausauskulkultastasi i jantjantungung didapatk

didapatkan bising sistan bising sistolik derajat 2/Volik derajat 2/VI di semua katup, penjalI di semua katup, penjalaran(-). aran(-). PemerPemeriksaaniksaan abdomen : dinding perut lebih tinggi dari dinding dada, supel, teraba hepar 3 cm abdomen : dinding perut lebih tinggi dari dinding dada, supel, teraba hepar 3 cm dibawah arcus costa kanan dan lien 1 schuffner. Hasil pemeriksaan hemoglobin saat itu dibawah arcus costa kanan dan lien 1 schuffner. Hasil pemeriksaan hemoglobin saat itu 3,8 g/dl,

3,8 g/dl, hemathematokrit 11,8 okrit 11,8 %, jumlah lekosit 10.700/µl, hasil %, jumlah lekosit 10.700/µl, hasil jumlajumlah h trombostrombosit 132.000/it 132.000/ µl,

µl, jumjumlah lah erieritrotrosit sit 1,01,08.108.1066 / µl. / µl. DiaDiagnosgnosis is ditditambaambahkanhkan  Anemia  Anemia Heart Heart DiseaDiseasese..

Penatalaksanaan ditampahkan transfusi PRC sampai kadar hemoglobin 14 g/dl. Hasil Penatalaksanaan ditampahkan transfusi PRC sampai kadar hemoglobin 14 g/dl. Hasil croosmatch

croosmatch dari PMI menyatakan bahwa donor yang dari PMI menyatakan bahwa donor yang sesuai untuk transfusi komponesesuai untuk transfusi komponenn darah pasien adalah golongan darah

darah pasien adalah golongan darah [O, rh-]. Transfusi plasma segar tetap dilanjutkan,[O, rh-]. Transfusi plasma segar tetap dilanjutkan, kemudian transfusi FFP (fresh frozen plasma) 10 cc/kgBB selama 3 hari, dengan donor  kemudian transfusi FFP (fresh frozen plasma) 10 cc/kgBB selama 3 hari, dengan donor  golonga

golongan n darah [A, Rh+]. Diberikan Oksigen nasal 2L/mnt, diet ASI/ASB per NGTdarah [A, Rh+]. Diberikan Oksigen nasal 2L/mnt, diet ASI/ASB per NGT 8x20-25 cc dinaikkan bertahap.Terapi sinar tetap dilanjutkan.

8x20-25 cc dinaikkan bertahap.Terapi sinar tetap dilanjutkan.

Pada hari

Pada hari keskesepulepuluh uh perperawatawatan an (17 Novemb(17 November er 20092009), ), pasipasien en umuumur r 9 9 harihari, , keakeadaandaan umu

umum m pasipasien en memmembaibaik, k, iktikterierik k berberkurakurang ng dardari i sebsebelumelumnya, nya, tidatidak k tamtampak pak pucapucat,t, toleransi minum membaik, tidak demam, tidak tampak sesak. Tanda vital : laju nadi = toleransi minum membaik, tidak demam, tidak tampak sesak. Tanda vital : laju nadi = laju jantung 148

laju jantung 148 x/mntx/mnt, , laju napas 58x/mnt, suhu laju napas 58x/mnt, suhu 37,3°C peraksile37,3°C peraksiler. Pemeriksaan fisik r. Pemeriksaan fisik  tidak didapatkan konjungtiva pucat dan ektremitas pucat. Pemeriksaan jantung tidak  tidak didapatkan konjungtiva pucat dan ektremitas pucat. Pemeriksaan jantung tidak  didapatkan bising jantung. Hasil laboratorium kadar hemoglobin (post transfusi) 14 didapatkan bising jantung. Hasil laboratorium kadar hemoglobin (post transfusi) 14 g/dl, kadar bilirubin total 0,58

g/dl, kadar bilirubin total 0,58 mg/dl, bilirubimg/dl, bilirubin n direk 0,07 mg/dl, direk 0,07 mg/dl, bilirubbilirubin indirek 0,51in indirek 0,51 mg/

mg/dl, dl, albalbumiumin n 3,6 3,6 g/dg/dl. l. Pada Pada penapenataltalaksaaksanaan naan terterapi api oksioksigen, gen, terterapi api sinasinar, r, injeinjeksiksi antibiotik dan Fenobarbital dihentikan. Pasien dipindahkan dari inkubator dan dipantau antibiotik dan Fenobarbital dihentikan. Pasien dipindahkan dari inkubator dan dipantau  perbaika

(9)

Pada perawatan hari keduabelas (19 Nvember 2009), pasien umur 11 hari, keadaan Pada perawatan hari keduabelas (19 Nvember 2009), pasien umur 11 hari, keadaan umum pasien semakin membaik, tidak tampak ikterik, tidak pucat, toleransi minum umum pasien semakin membaik, tidak tampak ikterik, tidak pucat, toleransi minum membaik, tidak demam. Tanda vital stabil : laju nadi = laju jantung 150 x/mnt, laju membaik, tidak demam. Tanda vital stabil : laju nadi = laju jantung 150 x/mnt, laju napas 48x/mnt, suhu 36,9°C peraksiler. Pemeriksaan fisik mata tidak ada sklera ikterik  napas 48x/mnt, suhu 36,9°C peraksiler. Pemeriksaan fisik mata tidak ada sklera ikterik  da

dan n kokonjnjunungtgtiviva a pupucacat, t, ekekststreremimitatas s pupucacat t dadan n ikikteteririk k titidadak k dididadapapatktkanan. . PaPadada  pemeri

 pemeriksaan ksaan abdomeabdomen n tidak tidak teraba teraba lien, lien, perabaaperabaan n hepar hepar masih masih relatrelatif if sama sama dengandengan sebelumnya. Pasien diperbolehkan pulang dan diminta kontrol 1 minggu kemudian. sebelumnya. Pasien diperbolehkan pulang dan diminta kontrol 1 minggu kemudian.

Pada usia 20 hari, pasien kontrol ke poliklinik perinatologi RS Dr.Moewardi Surakarta. Pada usia 20 hari, pasien kontrol ke poliklinik perinatologi RS Dr.Moewardi Surakarta. Keadaan umum membaik, gerak aktif, minum kuat, tidak tampak pucat dan ikterik. Keadaan umum membaik, gerak aktif, minum kuat, tidak tampak pucat dan ikterik. Pemeriksaan fisik tanda vital stabil. Pemeriksaan abdomen tidak didapatkan perabaan Pemeriksaan fisik tanda vital stabil. Pemeriksaan abdomen tidak didapatkan perabaan lien, hepar teraba 2 cm dibawah arcus costa kanan. Diberikan edukasi kepada orangtua lien, hepar teraba 2 cm dibawah arcus costa kanan. Diberikan edukasi kepada orangtua dan keluarga, terutama mengenai kehamilan berikutnya.

dan keluarga, terutama mengenai kehamilan berikutnya.

DISKUSI DISKUSI

Peny

Penyakit kuning akit kuning ataatau u iktikteruerus s mermerupakupakan an masmasalaalah h yang sering didapatyang sering didapatkan kan pada bayipada bayi  baru

 baru lahir, lahir, merupakmerupakan an hal hal yang yang memerlmemerlukan ukan perhatiperhatian an khusus, oleh khusus, oleh karena, karena, neonatusneonatus sedang mengalami proses maturasi yang mungkin akan mempengaruhi perjalanan suatu sedang mengalami proses maturasi yang mungkin akan mempengaruhi perjalanan suatu  penyakit

 penyakit.. 55 SebagiSebagian an besar ikterus adalah fisiologis, namun karena besar ikterus adalah fisiologis, namun karena potensi toksik daripotensi toksik dari

 bilirub

 bilirubin, in, maka semua maka semua bayi bayi baru lahir baru lahir harus dipantau harus dipantau untuk mendeteksi untuk mendeteksi kemungkkemungkinaninan menjadi hiperbilir

menjadi hiperbilirubinemia berat. ubinemia berat. IkterIkterus us fisiolfisiologis muncul ogis muncul pada hari pada hari kedua-kekedua-ketigatiga setelah lahir, jarang berpotensi menjadi kernikterus, biasanya hilang dalam 2 minggu, setelah lahir, jarang berpotensi menjadi kernikterus, biasanya hilang dalam 2 minggu, kadar bilirubin indirek < 20 mg/dl. Ikterus pada neonatus perlu dievaluasi lebih lanjut kadar bilirubin indirek < 20 mg/dl. Ikterus pada neonatus perlu dievaluasi lebih lanjut  bila

 bila : : (1) (1) timbul saat timbul saat lahir lahir atau atau hari hari pertampertama a kehidupakehidupan, n, (2) (2) kenaikan kenaikan kadar kadar bilirubbilirubinin  berlang

 berlangsung sung cepat cepat yakni yakni > > 5mg/dl/5mg/dl/hari, hari, (3) (3) BST BST > > 12 12 mg/dl, mg/dl, (4) (4) ikteruikterus s menetamenetapp sampai > 2 minggu, dan (5) peningkatan bilirubin direk > 2 mg/dl (Maisel S, 2006). sampai > 2 minggu, dan (5) peningkatan bilirubin direk > 2 mg/dl (Maisel S, 2006). Hiperbilirubinemia neonatal diartikan sebagai kadar bilirubin serum total (BST) ≥ 5 Hiperbilirubinemia neonatal diartikan sebagai kadar bilirubin serum total (BST) ≥ 5

(10)

mg/

mg/dl. dl. EnseEnsefalofalopati pati bilbilirubirubin in adaladalah ah manimanifesfestastasi i akut akut dari dari tokstoksisiisitas tas bilbilirubirubin in yangyang terlihat pada minggu-minggu pertama kehidupan.

terlihat pada minggu-minggu pertama kehidupan.77

Di Indonesia terdapat dua etiologi terbanyak penyakit hemolitik yang menyebabkan Di Indonesia terdapat dua etiologi terbanyak penyakit hemolitik yang menyebabkan ikterus pada bayi, yakni inkompatibilitas ABO dan defisiensi enzim ikterus pada bayi, yakni inkompatibilitas ABO dan defisiensi enzim glukosa-6-fosfat-dehidrogenase (G6PD). Inkompatibilitas Rhesus merupakan kasus yang jarang terjadi dehidrogenase (G6PD). Inkompatibilitas Rhesus merupakan kasus yang jarang terjadi di

di IndIndonesonesia ia dikadikarenarenakan kan golgolongaongan n dardarah ah sebsebagiagian an besbesar ar oraorang ng IndoIndonesnesia ia adaladalahah Rhesus positif.

Rhesus positif.

Penyakit hemolisis pada janin dan bayi baru lahir adalah anemia hemolitik akut yang Penyakit hemolisis pada janin dan bayi baru lahir adalah anemia hemolitik akut yang diakibatkan oleh alloimun antibodi (anti-D atau inkomplit IgG antibodi golongan darah diakibatkan oleh alloimun antibodi (anti-D atau inkomplit IgG antibodi golongan darah ABO) dan

ABO) dan merupakamerupakan n salah satu salah satu komplikomplikasi kehamilan. Antibodi maternal isoimunkasi kehamilan. Antibodi maternal isoimun  bersif

 bersifat at spesifspesifik ik terhadap terhadap eritroseritrosit it janin, janin, dan dan timbul timbul sebagai sebagai reaksi reaksi terhadaterhadap p antigeantigenn eritro

eritrosit janin. Penyebab hemolsit janin. Penyebab hemolisis terseisis tersering pada neonatus adalah ring pada neonatus adalah antibodi matantibodi maternalernal melalui plasenta yang merusak eritrosit janin.

melalui plasenta yang merusak eritrosit janin.4,54,5

Pelacaka

Pelacakan n adanya proses hemolisis ditandai dengan adanya proses hemolisis ditandai dengan adanya anemia, kadar adanya anemia, kadar hemoglhemoglobinobin kurang dari normal (sesuai umur), peningkatan retikulosit, dimana pada bayi cukup kurang dari normal (sesuai umur), peningkatan retikulosit, dimana pada bayi cukup  bulan jumla

 bulan jumlah normal retikulh normal retikulosit 4-5%, bayi kuraosit 4-5%, bayi kurang bulan 6-10%. Pada gambang bulan 6-10%. Pada gambaran darahran darah tepi didapatkan eritrosit mikrositik hipokromik, mikrosferosit, polikromasia, normoblas tepi didapatkan eritrosit mikrositik hipokromik, mikrosferosit, polikromasia, normoblas dan adanya eritrosit berinti.

dan adanya eritrosit berinti.88 Pada kasus ini bayi lahir dari ibu golongan darah [O, rh-]Pada kasus ini bayi lahir dari ibu golongan darah [O, rh-]

dan ayah [A,Rh+], pasien tampak kuning mulai pada hari pertama dan semakin lama dan ayah [A,Rh+], pasien tampak kuning mulai pada hari pertama dan semakin lama semakin meluas hingga Kramer V pada usia 2 hari. Pada pemeriksaan fisik tampak  semakin meluas hingga Kramer V pada usia 2 hari. Pada pemeriksaan fisik tampak  ikterik pada kedua sklera mata, dahi, leher, dada, abdomen, hingga keempat ekstremitas ikterik pada kedua sklera mata, dahi, leher, dada, abdomen, hingga keempat ekstremitas serta telapak tangan dan

serta telapak tangan dan kaki. Pada kaki. Pada palpasi abdomen didapatkan adanya hepatomegalpalpasi abdomen didapatkan adanya hepatomegali.i. Pemer

Pemeriksaan laboratorium menunjukkaiksaan laboratorium menunjukkan n adanya penurunan adanya penurunan kadar hemoglobin yangkadar hemoglobin yang nyata dari 10,6 menjadi 9,6 sampai 3,8 g/dl, retikulosit 6%, BST 25,43 mg/dl dengan nyata dari 10,6 menjadi 9,6 sampai 3,8 g/dl, retikulosit 6%, BST 25,43 mg/dl dengan dominasi bilirubin indirek 25,21 mg/dl. Selain itu pada pemeriksaan gambaran darah dominasi bilirubin indirek 25,21 mg/dl. Selain itu pada pemeriksaan gambaran darah tepi

tepi didadidapatkpatkan an erieritrotrosit sit hipohipokrokromik, mik, poikpoikilosilositoitosissis, , mikmikrosrositiitik,k,  schizt schiztocyteocyte (+),(+),  polikrom

(11)

diagnosis anemia hemolitik. Dengan berdasarkan data golongan darah ibu [O, rh-], diagnosis anemia hemolitik. Dengan berdasarkan data golongan darah ibu [O, rh-], maka

maka selselanjuanjutnya tnya dildilakukakukan an pelpelacakacakan an diadiagnosgnosis is kearkearah ah inkoinkompampatibitibilitlitas as RheRhesussus,, dengan diagnosis banding inkompatibilitas ABO.

dengan diagnosis banding inkompatibilitas ABO.

Penegakan diagnosis isoimunisasi

Penegakan diagnosis isoimunisasi berdasarkan deteksi antibodi pada berdasarkan deteksi antibodi pada serum ibu serum ibu dengandengan tes Coombs. Ada 2 metode tes Coombs yang sering digunakan, yakni metode langsung tes Coombs. Ada 2 metode tes Coombs yang sering digunakan, yakni metode langsung dan tak langsung. Metode langsung yakni eritrosit yang akan diperiksa dicuci lebih dan tak langsung. Metode langsung yakni eritrosit yang akan diperiksa dicuci lebih da

dahuhulu lu kekemumudidian an didicacampmpur ur dedengngan an seserurum m CoCoomombsbs, , yayaititu u seserurum m hehewawan n yayangng mengandung anti zat spesifik terhadap human globulin. Terjadinya aglutinasi pada tes mengandung anti zat spesifik terhadap human globulin. Terjadinya aglutinasi pada tes ini

ini memembmbuktuktikaikan n adaadanya nya antantizizat at yayang ng memelalapispisi i ererititrorosisit. t. MeMetotode de tatak k lalangsngsungung,, merupakan tes untuk menunjukkan adanya antibodi dalam serum yang diperiksa, dalam merupakan tes untuk menunjukkan adanya antibodi dalam serum yang diperiksa, dalam hal ini bayi. Tes ini bergantung pada kemampuan anti IgG (Coombs) serum untuk  hal ini bayi. Tes ini bergantung pada kemampuan anti IgG (Coombs) serum untuk  mengaglutinasi eritrosit yang dilapisi dengan IgG. Untuk melakukan uji ini, serum mengaglutinasi eritrosit yang dilapisi dengan IgG. Untuk melakukan uji ini, serum dar

darah ah pasipasien en dicdicampuampur r dengdengan an erieritrotrosit sit yang yang dikediketahutahui i menmengandgandung ung memengandngandungung antigen eritrosit tertentu, diinkubasi, kemudian dilakukan pencucian. Suatu substansi antigen eritrosit tertentu, diinkubasi, kemudian dilakukan pencucian. Suatu substansi lal

lalu u ditaditambambahkan hkan untuuntuk k menumenurunkrunkan an potepotensi nsi lislistritrik k dardari i memmembrabran n erieritrotrositsit, , yangyang  penting

 penting untuk untuk membantmembantu u terjaterjadinya dinya aglutiaglutinasi nasi eritreritrosit, osit, kemudiakemudian n serum serum CoombsCoombs dit

ditambaambahkanhkan. . AdaAdanya nya aglaglutiutinasi nasi memenunjnunjukkaukkan n bahwbahwa a serserum um yang yang dipediperikriksa sa berberisiisi antizat yang melapisi eritrosit.

antizat yang melapisi eritrosit.1,91,9

Ant

Anti i D D memerurupakpakan an antantiboibodi di imimun un titipe pe IgIgG G dedengangan n berberat at molmolekekul ul 16160.0.000000, , daydayaa endapnya (

endapnya ( sedime sedimentation coeffntation coefficient icient ) 7 detik, bersifat termo stabil dan dapat ditemukan) 7 detik, bersifat termo stabil dan dapat ditemukan selain dalam serum juga cairan tubuh, seperti air ketuban, air susu dan air liur. Imun selain dalam serum juga cairan tubuh, seperti air ketuban, air susu dan air liur. Imun anti

antibodi IgG bodi IgG antianti-D -D dapadapat t melmelewatewati i plasplasenta enta dan dan masmasuk uk kedkedalam sirkulalam sirkulasi asi janijanin,n, sehingga janin dapat menderita penyakit hemolisis. Pada wanita Rhesus negatif yang sehingga janin dapat menderita penyakit hemolisis. Pada wanita Rhesus negatif yang mel

melahirahirkan kan bayi bayi pertpertama ama RheRhesus sus pospositiitif, f, risrisiko iko terterbentbentuknya uknya antantibodibodi i sebesebesar sar 8%.8%. Sed

Sedangkangkan an insinsideidens ns timtimbulbulnya nya antantibodibodi i pada pada kehakehamilmilan an berberikutikutnya nya sebsebagai agai akibakibatat sensitisitas pada kehamilan pertama sebesar 16%. Tertundanya pembentukan antibodi sensitisitas pada kehamilan pertama sebesar 16%. Tertundanya pembentukan antibodi  pada

(12)

 berhubung

 berhubungan dengan rean dengan respons imun sspons imun sekunder yang tekunder yang timbul akibimbul akibat produksat produksi antibodi padi antibodi padaa kadar yang memadai. Kurang lebih 1% dari wanita akan tersensitasi selama kehamilan, kadar yang memadai. Kurang lebih 1% dari wanita akan tersensitasi selama kehamilan, terutama trimester ketiga.

terutama trimester ketiga.2,32,3

Pada pasien ini

Pada pasien ini didapatkadidapatkan n hasil tes Coombs langsung (DAT/hasil tes Coombs langsung (DAT/direct antiglobulin test direct antiglobulin test )) adalah positif, yakni ditemukannya IgG anti-D dan anti-A pada sel darah merah bayi adalah positif, yakni ditemukannya IgG anti-D dan anti-A pada sel darah merah bayi dan serum bayi. Hasil ini menyatakan adanya aglutinasi yang terjadi antara anti-D yang dan serum bayi. Hasil ini menyatakan adanya aglutinasi yang terjadi antara anti-D yang terdapat pada serum ibu dengan antigen-D yang terdapat pada eritrosit bayi, dengan terdapat pada serum ibu dengan antigen-D yang terdapat pada eritrosit bayi, dengan ditemukannya IgG anti-D yang terbukti melapisi eritrosit janin, serta adanya aglutinasi ditemukannya IgG anti-D yang terbukti melapisi eritrosit janin, serta adanya aglutinasi antara antigen-A pada bayi dengan IgG anti-A serum ibu, hal inilah yang menyebabkan antara antigen-A pada bayi dengan IgG anti-A serum ibu, hal inilah yang menyebabkan aglutina

aglutinasi dan si dan hemolishemolisis pada is pada eritreritrosit bayi. osit bayi. Jumlah darah fetus yang Jumlah darah fetus yang diperldiperlukan untuk ukan untuk  menyeb

menyebabkan abkan inkompainkompatibilitibilitas tas rhesus rhesus bervarbervariasi. iasi. SetelaSetelah h tersetersensitisasnsitisasi, i, diperldiperlukanukan waktu sekitar 1 bulan untuk antibodi rhesus yang dibentuk ibu masuk kedalam sirkulasi waktu sekitar 1 bulan untuk antibodi rhesus yang dibentuk ibu masuk kedalam sirkulasi fetus.

fetus.

Terjadinya hemolisis akibat inkompatibilitas ABO disebabkan oleh antibodi anti-A dan Terjadinya hemolisis akibat inkompatibilitas ABO disebabkan oleh antibodi anti-A dan anti-B yang masuk dalam sirkulasi fetus bereaksi dengan antigen-A atau antigen-B anti-B yang masuk dalam sirkulasi fetus bereaksi dengan antigen-A atau antigen-B  pada

 pada permukapermukaan an eritreritrosit. osit. Pada Pada ibu ibu yang yang memilmemiliki iki darah darah tipe tipe A A atau atau B B secarsecara a alamialami terdapat anti-A atau anti-B dalam bentuk

terdapat anti-A atau anti-B dalam bentuk molekmolekul IgM, ul IgM, sehinggsehingga tidak a tidak dapat melewatdapat melewatii  plasent

 plasenta, a, namun namun pada pada ibu ibu dengan dengan golongagolongan n darah darah O O mempunymempunyai ai antibodi antibodi terutterutamaama terdiri dari molekul IgG. Dengan alasan inilah maka inkompatibilitas ABO biasanya terdiri dari molekul IgG. Dengan alasan inilah maka inkompatibilitas ABO biasanya terbatas pada ibu golongan darah O dengan fetus golongan darah A atau B. Adanya terbatas pada ibu golongan darah O dengan fetus golongan darah A atau B. Adanya IgG anti-A atau anti-B pada ibu tipe O dapat menjelaskan proses hemolisis yang IgG anti-A atau anti-B pada ibu tipe O dapat menjelaskan proses hemolisis yang disebabkan inkompatibilitas ABO, yang sering terjadi pada kehamilan pertama tanpa disebabkan inkompatibilitas ABO, yang sering terjadi pada kehamilan pertama tanpa diperlukan sensitisasi terlebih dahulu. Inkompatibilitas ABO jauh lebih ringan daripada diperlukan sensitisasi terlebih dahulu. Inkompatibilitas ABO jauh lebih ringan daripada inkompat

inkompatibilitaibilitas s rhesusrhesus, , hasil DAT hasil DAT seringseringkali nkali negatiegatif f dan dan gejala hiperbilirugejala hiperbilirubinemiabinemia tidak berat.

tidak berat.2,102,10 Tidak adanya peningkatan kadar IgG pada ibu dapat digunakan untuk Tidak adanya peningkatan kadar IgG pada ibu dapat digunakan untuk 

meyingkirkan diagnosis inkompatibilitas ABO

meyingkirkan diagnosis inkompatibilitas ABO88, namun pada kasus ini, kadar IgG ibu, namun pada kasus ini, kadar IgG ibu tidak diperiksa.

(13)

Penatalaksanaan untuk hiperbilirubinemia oleh karena proses hemolitik sesuai dengan Penatalaksanaan untuk hiperbilirubinemia oleh karena proses hemolitik sesuai dengan yang direkomendasikan oleh Subcommitte

yang direkomendasikan oleh Subcommitte on Hyperbilirubinemia, American Academyon Hyperbilirubinemia, American Academy of

of PediatrPediatricsics untuk bayi dengan usia gestasi > 35 minggu yakni fototerapi sesuaiuntuk bayi dengan usia gestasi > 35 minggu yakni fototerapi sesuai dengan kadar BST menurut usia bayi. Pada kasus ini diberikan fototerapi intermitten 12 dengan kadar BST menurut usia bayi. Pada kasus ini diberikan fototerapi intermitten 12  jam

 jam selama selama 6 6 hari, hari, total total adalah adalah 72 72 jam jam penyinarapenyinaran. n. Beberapa Beberapa studi studi menelmeneliti iti tentangtentang  perbandi

 perbandingan fototngan fototerapi inteerapi intermiten darmiten dan intensif dan intensif dalam menurlam menurunkan kadar bunkan kadar bilirubiilirubin, bilan, bila kadar bilirubin mencapai zona transfusi tukar, maka fototerapi harus diberikan secara kadar bilirubin mencapai zona transfusi tukar, maka fototerapi harus diberikan secara kontinyu sampai tejadi penurunan BST yang diharapkan. Sampai saat ini belum ada kontinyu sampai tejadi penurunan BST yang diharapkan. Sampai saat ini belum ada standar pasti untuk menghentikan fototerapi, namun fototerapi dapat dihentikan bila standar pasti untuk menghentikan fototerapi, namun fototerapi dapat dihentikan bila kadar BST sudah berada dibawah nilai

kadar BST sudah berada dibawah nilai cut off point cut off point  dari setiap kategori. Untuk bayidari setiap kategori. Untuk bayi yan

yang g dirdirawawat at di di rurumamah h sasakikit t mulmulai ai pepertrtamama a setsetelelah ah lalahirhir, , mamaka ka fofotototeterarapi pi dapdapatat di

dihenhentitikakan n bibila la kadkadar ar BSBST T turturun un sasampmpai ai didibawbawah ah 13-13-14 14 mgmg/dl/dl. . PaPada da paspasieien n iniini,, fot

fototeoterapi rapi dihedihentikntikan an berberdasdasarkaarkan n pengpengamaamatan tan secsecara ara kliklinis, nis, berberkurakurangnyngnya a gejgejalaala ikterik dan kondisi pasien yang mulai membaik, serta pemeriksaan kadar BST yang ikterik dan kondisi pasien yang mulai membaik, serta pemeriksaan kadar BST yang normal yaitu < 5 mg/dl.

normal yaitu < 5 mg/dl.7,107,10

Pem

Pemberiberian an tratransfnsfusi usi komkomponeponen n PRC golongPRC golongan an daradarah h [O, rh-] [O, rh-] pada pasien ini pada pasien ini yaknyaknii untuk mengantisipasi terjadinya destruksi eritrosit yang berlebihan yang lebih berat, untuk mengantisipasi terjadinya destruksi eritrosit yang berlebihan yang lebih berat, untuk menjaga homeost

untuk menjaga homeostasis dalam darah dimana tidak asis dalam darah dimana tidak terdapaterdapat antigen A,B t antigen A,B ataupun Dataupun D  pada

 pada komponekomponen n darah darah donor, donor, sehinggsehingga a dapat dapat diberidiberikan kan pada pada pasien. pasien. PemberPemberianian transf

transfusi plasma segar dan FFP usi plasma segar dan FFP golongan darah [A,Rh+] pada kasus ini adalah sebagaigolongan darah [A,Rh+] pada kasus ini adalah sebagai su

sumbmber er alalbubumimin n ununttuk uk pepengngikikat at bibililirurubibin n inindidirerek. k. PePenanatatalalaksksananaaaan n ununtutuk k  inko

inkompatmpatibilibilitaitas s RheRhesus sus maumaupun pun ABO ABO memmemerlerlukan ukan pempemberberian ian IVIIVIG G ((intravenousintravenous immunoglobulin

immunoglobulin) ) berbersamsamaan aan dengdengan an fotfototeroterapi api untuntuk uk menmengatgatasi asi terterjadijadinya nya reareaksiksi antigen antibodi yang berlebihan dalam darah bayi

antigen antibodi yang berlebihan dalam darah bayi11,1211,12, namun pada kasus ini, IVIG, namun pada kasus ini, IVIG tidak diberikan oleh karena alasan biaya.

(14)

Sepsis awit

Sepsis awitan dini ditemukan pada hari-haran dini ditemukan pada hari-hari pertama kehidupan bayi baru lahir i pertama kehidupan bayi baru lahir (umur (umur  dibawah 3 hari), infeksi terjadi secara vertikal dari ibu ke bayi selama persalinan atau dibawah 3 hari), infeksi terjadi secara vertikal dari ibu ke bayi selama persalinan atau kelahiran. Tabel dibawah ini menunjukkan faktor risiko sepsis awitan dini.

kelahiran. Tabel dibawah ini menunjukkan faktor risiko sepsis awitan dini. Tabel 1. pengelompokan faktor risiko sepsis.

Tabel 1. pengelompokan faktor risiko sepsis.

R

Riissiikko o mmaayyoorr RRiissiikko o mmiinnoorr 1.

1. KKetetububan an pepecacah > 2h > 24 j4 jamam

2.

2. Ibu demam; saat intrapartum > 38ºCIbu demam; saat intrapartum > 38ºC 3.

3. KoKoririoaoamnmnioioninititiss 4

4.. DDeennyyuut t jjaannttuunng g jjaanniin n yyaanngg menetap>160x/menit

menetap>160x/menit 5.

5. KKetetububaan bn bererbbaauu

1.

1. KeKetutubaban pen pecacah > 1h > 12j2jamam 2.

2. IbIbu u dedemamam; saam; saat t inintrtrapaparartutum m susuhuhu >37,5ºC

>37,5ºC 3.

3. NiNilai lai APAPGAGAR rR rendendah (ah (memenit nit ke1ke1<5,<5, menit ke 5<7)

menit ke 5<7) 4

4.. BBaayyi i bbeerraat t llaahhiir r ssaanngagat t rreennddaahh (BBLSR),<1500 gram

(BBLSR),<1500 gram 5.

5. UsUsia kia kehehamamililan < an < 37 37 mimingnggugu 6

6.. KKehehaammililan gan ganandada 7.

7. KeKepuputtihihan an papada da ibibuu 8.

8. IbIbu u dedengngan infan infekeksi salsi salururan keman kemihih (I

(ISKSK)/ )/ tetersrsngngka ka ISISK K yayang ng titidadak k  diobati.

diobati.

Sepsis awitan lambat terjadi disebabkan kuman berasal dari sekitar bayi setelah hari Sepsis awitan lambat terjadi disebabkan kuman berasal dari sekitar bayi setelah hari ketiga lahir. Keadaan ini sering ditemukan pada bayi yang dirawat di ruang intensif, ketiga lahir. Keadaan ini sering ditemukan pada bayi yang dirawat di ruang intensif,  bayi

 bayi kurang kurang bulan bulan yang yang mengalmengalami ami perawaperawatan tan lama, lama, nutrisi nutrisi parenteparenteral ral yangyang  berkepa

 berkepanjangan, infeksi njangan, infeksi nosokomnosokomial ial atau atau infeksinfeksi i silang dari silang dari bayi lain bayi lain atau dari atau dari tenagatenaga medis yang merawat bayi.

medis yang merawat bayi.

Diagnosis pasti sepsis yaitu dengan ditemukannya bakteri pada hasil biakan darah, akan Diagnosis pasti sepsis yaitu dengan ditemukannya bakteri pada hasil biakan darah, akan tetapi pemeriksaan ini membutuhkan waktu sekitar 3-5 hari. Hasil biakan darah ini tetapi pemeriksaan ini membutuhkan waktu sekitar 3-5 hari. Hasil biakan darah ini di

dipepengngararuhuhi i ololeh eh pepembmbereriaian n anantitibibiototikika, a, jujumlmlah ah sasampmpel el dadararah h sesertrta a dadapapatt terkontaminasi kuman nosokomial. Karena itu beberapa ahli membuat formulasi untuk  terkontaminasi kuman nosokomial. Karena itu beberapa ahli membuat formulasi untuk  dapat mendiagnosis terjadinya sepsis secara dini.

dapat mendiagnosis terjadinya sepsis secara dini.66

Me

Menunururut t HaHaquque, e, FIFIRS RS (( fetal  fetal inflaminflamatory atory responresponse se syndromsyndrome)e) ditegakditegakkan kan apabilaapabila terdapat 2 atau lebih keadaan sebagai berikut :

terdapat 2 atau lebih keadaan sebagai berikut : 1.

1. lajlaju nafas > 60u nafas > 60x/m denx/m dengan atgan atau tanpa rau tanpa retretraksi daaksi dan desatn desaturasurasi O2i O2 2.

2. suhsuhu tubu tubuh tiuh tidak sdak stabitabil (<l (<36C a36C atau >tau >37,537,5C)C) 3.

(15)

4.

4. hihitutung ng lelekoskosit it <4<400000x0x101099/L atau >34000x10/L atau >34000x1099/L/L

5

5.. CCRRP >P >110 m0 mgg//dldl 6.

6. ILIL-6 -6 atatau au ILIL-8>-8>70 70 pg/pg/mlml 7.

7. 16 S 16 S rRrRNA gNA gene ene PCPCR: pR: pososititifif.. Seps

Sepsis is ditditegakegakkan kan apabapabila ila diddidapatapatkan kan satsatu u ataatau u leblebih ih krikriterteria ia FIRFIRS S disdisertertai ai dengdenganan gambaran klinis infeksi seperti trelihat pada tabel dibawah ini.

gambaran klinis infeksi seperti trelihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2 : Gambaran klinis sepsis neonatal

Tabel 2 : Gambaran klinis sepsis neonatal

Variabel klinis Variabel klinis

Suhu tubuh tidak stabil Suhu tubuh tidak stabil

Laju nadi > 180 kali/menit atau < 100 kali/menit Laju nadi > 180 kali/menit atau < 100 kali/menit

Laju nafas >60kali/menit, dengan retraksi atau desaturasi oksigen Laju nafas >60kali/menit, dengan retraksi atau desaturasi oksigen Letargi

Letargi

Intoleransi glukosa ( plasma glukosa > 10 mmol/L) Intoleransi glukosa ( plasma glukosa > 10 mmol/L) Intoleransi minum

Intoleransi minum

Variabel hemodinamik  Variabel hemodinamik 

Tekanan darah < 2 SD menurut usia bayi Tekanan darah < 2 SD menurut usia bayi

Tekanan darah sistolik < 50 mmHg (bayi usia 1 hari) Tekanan darah sistolik < 50 mmHg (bayi usia 1 hari)

Tekanan darah sistolik < 65 mmHg (bayi usia kurang dari 6 bulan) Tekanan darah sistolik < 65 mmHg (bayi usia kurang dari 6 bulan)

Variabel perfusi jaringan Variabel perfusi jaringan

Pengisian kembali kapiler/capillary refill > 3 detik  Pengisian kembali kapiler/capillary refill > 3 detik  Asam laktat plasma > 3 detik 

Asam laktat plasma > 3 detik 

Variabel inflamasi Variabel inflamasi Leukositosis (>34000x10 Leukositosis (>34000x1099)) Leukopenia (<5000x10 Leukopenia (<5000x1099))  Neutr

 Neutrofil mudofil muda > 10%a > 10%  Neutr

 Neutrofil mudofil muda/ totaa/ total neutrofl neutrofil (I/T il (I/T ratio)>ratio)>0.20.2 Trombositopenia <100000x10

Trombositopenia <100000x1099/L/L

C reaktive protein > 10 mg/dl atau > 2 SD dari nilai normal C reaktive protein > 10 mg/dl atau > 2 SD dari nilai normal Procalsitonin > 8,1 mg/dL atau > 2 SD dari normal

(16)

IL-6 atau IL-8 >70pg/ml IL-6 atau IL-8 >70pg/ml

16 S rRNA gene PCR : positif  16 S rRNA gene PCR : positif 

Sumber: Haque, 2005 Sumber: Haque, 2005

Penegakan diagnosis sepsis pada pasien ini didasarkan pada adanya riwayat ketuban Penegakan diagnosis sepsis pada pasien ini didasarkan pada adanya riwayat ketuban  pecah dini

 pecah dini > > 24 jam, 24 jam, berwarberwarna na keruh dan keruh dan berbau. Pada berbau. Pada pemerpemeriksaan klinis tidak iksaan klinis tidak khas,khas, yakni aadanya keadaan umum lemah, intoleransi minum, dan suhu tubuh yang tidak  yakni aadanya keadaan umum lemah, intoleransi minum, dan suhu tubuh yang tidak  st

stababil il papada da wawaktktu u kukurarang ng dadari ri 72 72 jajam, m, dadan n papada da hahasisil l bibiakakan an dadararah h tutumbmbuhuh Staphyloc

Staphylococcus occus haemolihaemoliticusticus, , makmaka a diagdiagnosinosis s pasipasien en ini ini adaladalah ah sepsepsis sis neonneonatoatorumrum awitan dini e/c

awitan dini e/c StaphylStaphylococcus ococcus haemolihaemoliticus.ticus. PenatalPenatalaksanaan sepsis aksanaan sepsis yakni denganyakni dengan  pember

 pemberian antibiotik yang sensitian antibiotik yang sensitif sesuai dengan biakan kultur selaif sesuai dengan biakan kultur selama 7-10 hari sesuaima 7-10 hari sesuai dengan perbaikan klinis penderita.

dengan perbaikan klinis penderita.

Prognos

Prognosis pada is pada pasien ini adalah pasien ini adalah baik, karena baik, karena ikterikterus mengalami perbaikan ditandaius mengalami perbaikan ditandai dengan penurun

dengan penurunan kadar BST, bilirubin direan kadar BST, bilirubin direk k serta indireserta indirek dalam batas normal dalamk dalam batas normal dalam waktu kurang dari 2 minggu. Dan saat usia 20 hari pasien kontrol ke poliklinik, kondisi waktu kurang dari 2 minggu. Dan saat usia 20 hari pasien kontrol ke poliklinik, kondisi  pasien

 pasien membaikmembaik, , tidak tidak ada ada gejala gejala ikerik. ikerik. Untuk Untuk pemantapemantauan uan jangka jangka panjang panjang perluperlu dimonitoring mengenai kadar bilirubin darah secara berkala untuk mengetahui proses dimonitoring mengenai kadar bilirubin darah secara berkala untuk mengetahui proses hemolitik yang terjadi di kemudian hari, serta skrining pendengaran, perkembangan hemolitik yang terjadi di kemudian hari, serta skrining pendengaran, perkembangan fung

fungsi si kogkognitinitif f sebsebagaagai i akibakibat at dari dari terterjadijadinya nya hipehiperbirbilirlirubinubinemiemia. a. EduEdukasi kasi perperlulu diberikan kepada orang tua pasien mengenai penyakit yang diderita, pertumbuhan dan diberikan kepada orang tua pasien mengenai penyakit yang diderita, pertumbuhan dan  perkem

 perkembangannya serta bangannya serta kemungkemungkinan kinan terjadi berulang terjadi berulang dengan gejala dengan gejala yang yang lebih beratlebih berat  pada keham

(17)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

1.

1. KrKresesnono, , GaGandndasasoeoebrbratata a R, R, BoBoededinina a S. S. 19199595. . TiTinjnjauauan an KlKlininis is AtAtas as HaHasisill Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta. EGC. h:203-7.

Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta. EGC. h:203-7. 2.

2. Salem Salem L. 2L. 2006. 006. Rh iRh incompancompatibility. tibility. www. www. NeonNeonatologyatology.org..org. 3.

3. Wagle SWagle S. 200. 2002. Hem2. Hemolytic dolytic disease of tisease of the newbhe newborn. worn. www. Nww. Neonatoleonatology.ogy.org.org. 4.

4. Maisels Maisels J. neJ. neonatal onatal jaundicjaundice. 20e. 2006. 06. Pediatr Pediatr Rev; Rev; 27:4427:443-54.3-54. 5.

5. SchwoSchwoebel A, ebel A, Gennaro Gennaro S. 20S. 2006. Ne06. Neonatal hyonatal hyperbiliruperbilirubinemiabinemia. J Perina. J Perinat Neot Neonatnat  Nurs; 20

 Nurs; 20:103:103-7.-7. 6.

6. AmiAminulnullah A. 200lah A. 2009. Seps9. Sepsis pada bayis pada bayi baru lahiri baru lahir. Dalam. Dalam: Kosim S, Yu: Kosim S, Yunantnanto A,o A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A, penyuting. Buku Ajar Neonatologi. Edisi ke-1. Dewi R, Sarosa GI, Usman A, penyuting. Buku Ajar Neonatologi. Edisi ke-1. Jakarta: IDAI:178-87.

Jakarta: IDAI:178-87. 7.

7. WalWaldrodron PE, Cashn PE, Cashore WJ. 20ore WJ. 2005. He05. Hemolmolytic diseytic disease of the fetus and nease of the fetus and newbwborn.orn. D

Dalalamam: : AlAlararcocon n PPDD, , WWerernener r EE, , pepenynyununtiting ng NeNeononatatal al HHemematatolologogy.y. Cambridge:Cambridge University Press. h:91-119.

Cambridge:Cambridge University Press. h:91-119. 8.

8. GomGomella TL.ella TL.2002004. Blood Abn4. Blood Abnormormalitalities. Dalam Cuies. Dalam Cunninnninghagham MD, Eyal FG,m MD, Eyal FG, Zen

Zenk k KEKE, , editeditor. or. NeoNeonatonatologlogy; y; manmanageagemenment, t, proprocedcedureures, s, on on call call proprobleblem,m, diseases, and progres. Edisi 15. Lange medical books.h:332-40; 344-48.

diseases, and progres. Edisi 15. Lange medical books.h:332-40; 344-48. 9.

9.

Giancarlo ML, dkk. 2008. The role of the direct antiglobulin test

Giancarlo ML, dkk. 2008. The role of the direct antiglobulin test

in pre-transfusion investigations and the approach to selecting

in pre-transfusion investigations and the approach to selecting

blo

blood

od fo

for

r tr

tran

ansf

sfus

usio

ion

n in

in au

auto

toim

immu

mune

ne ha

haem

emol

olyt

ytic

ic an

anae

aemi

mia:

a:

results of a regional survey.

results of a regional survey.

Blood Transfus; 6:156-62.Blood Transfus; 6:156-62. 10.

10. Madan A, Macmahon JR, StevensoMadan A, Macmahon JR, Stevenson DK. 2005. Neonatal hyperbiln DK. 2005. Neonatal hyperbilirubinemirubinemia.ia. Dalam: Taeusch HW, Ballard RA, Gleason CA, penyunting Acery’s Diseases of  Dalam: Taeusch HW, Ballard RA, Gleason CA, penyunting Acery’s Diseases of  The Newborn. Philadelphia:Elsevier Saunders.h:1226-32.

The Newborn. Philadelphia:Elsevier Saunders.h:1226-32. 11.

11. Giroux AGGiroux AG, Moore TR. 1997. Eryt, Moore TR. 1997. Erythroblastohroblastosis fetalis. In: sis fetalis. In: FanaroFanaroff AA, Martinff AA, Martin RJ. Neonatal perinatal medicine diseases of the fetus and infant, I, 6

RJ. Neonatal perinatal medicine diseases of the fetus and infant, I, 6thth ed. St.ed. St. Louis: Mosby Year Book.h:300-11.

Louis: Mosby Year Book.h:300-11. 1

12.2. GoGottttststeiein n RR, , CCooooki ki RRWWI. I. 2200003. 3. SSysystetemamatitic c rerevivieew w oof f inintrtravavenenoousus immunoglobulin in haemolytic disease of the newborn. Arch Dis Child Fetal immunoglobulin in haemolytic disease of the newborn. Arch Dis Child Fetal  Neonat

 Neonatal; 88:6al; 88:6-10.-10. 13.

13. Haque K. 2006. ManaHaque K. 2006. Management of bacterial infection in newborgement of bacterial infection in newborn. J n. J Arab NeonatArab Neonatalal Forum; 3:41-5.

(18)

EVIDENCE BASED CASE REPORT EVIDENCE BASED CASE REPORT

METODE DIAGNOSTIK INKOMPATIBILITAS RHESUS DAN ABO METODE DIAGNOSTIK INKOMPATIBILITAS RHESUS DAN ABO

Formulasi pertanyaan klinis Formulasi pertanyaan klinis ::

Apakah uji Coombs merupakan metode diagnostik yang cukup sensitif dan spesifik  Apakah uji Coombs merupakan metode diagnostik yang cukup sensitif dan spesifik  dalam mendiagnosis penyakit inkompatibilitas Rhesus dan ABO pada bayi baru lahir  dalam mendiagnosis penyakit inkompatibilitas Rhesus dan ABO pada bayi baru lahir  dengan gejala ikterik?

dengan gejala ikterik?

Metode penelusuran bukti Metode penelusuran bukti Pe

Penelnelususururan an dildilakakukukan an memelalalului i sitsitusus tripdatabasetripdatabase (http:www.tripdatabase.org/),(http:www.tripdatabase.org/),  pubme

 pubmed d  (http:w(http:www.puww.pubmed.bmed.org/), org/), dandan  goog googlele (http:ww(http:www.tripdw.tripdatabase.atabase.org/) org/) dengandengan menggunakan kata kunci :

menggunakan kata kunci : Coombs test, incompatibility, neonatal jaundiceCoombs test, incompatibility, neonatal jaundice. Dari . Dari ketigaketiga kata kunci tersebut hanya diperoleh 2 artikel yang relevan.

kata kunci tersebut hanya diperoleh 2 artikel yang relevan.

Hasil penelusuran jurnal:

Hasil penelusuran jurnal:

Herschel M

Herschel M et al.et al.22 HerschelHerschel et al.et al.11

D

Deessaaiinn PPoottoonng g lliinnttaanngg PPoottoonng g lliinnttaanngg T

Teemmppaatt NNaattuus Ms Meeddiiccaal Il Inncc, S, Saan Cn Caarrllooss,, CA, Chicago

CA, Chicago

General Care Nursery, Chicago, USA General Care Nursery, Chicago, USA W

Waakkttuu 115 5 mmiinnggggu u ((ttiiddaak k ddiisseebbuuttkkaann)) S

Suubbjjeekk BBaayyi si suukkuup bp buullaann, l, laahhiir dr daarri ii ibbuu gol

golongongan an daradarah h O, O, klinklinis is ikteikterik rik   pada u

 pada usia < 24 sia < 24 jamjam

Bayi cukup bulan, klinis ikterik pada usia Bayi cukup bulan, klinis ikterik pada usia < 24 jam, tersangka hemolisis

< 24 jam, tersangka hemolisis B

Beessaar r ssaammppeell 66880 0 ppaassiieenn 66660 0 ppaassiieenn P

Peemmeerriikkssaaaann -- DDAAT T ((direct antiglobulin test direct antiglobulin test )) -

- KKaaddaar r bbililiriruubbin in ttoottal al ddaalalamm serum

serum

-

- DADAT T , , dadararah h rurutintin, , apapusausan n dadarah tepi,rah tepi, retikulosit, pengukuran BST, pengukuran retikulosit, pengukuran BST, pengukuran konsentrasi CO pada akhir volume tidal konsentrasi CO pada akhir volume tidal (ETCOc)

(ETCOc) H

Haassiill - T- Tiiddaak k aadda a ppeerrbbeeddaaaan n yyaanngg  bermak

 bermakna na antara antara rerata rerata kadar kadar   bilirub

 bilirubin in serum serum total total (BST(BST)) d

deennggaan n DDAAT T ((--) ) ppaaddaa iinnkkoommppaattiibbiilliittaas s AABBOO diba

dibandinndingkgkan an dendengan gan DADAT T (-)(-)  pada co

 pada compatibilitmpatibilitas ABOas ABO

-- DDAAT T spspeesisififik k (d(deennggan an sspepesisififittas as == 9

988,,55%%) ) nnaammuun n kkuurraanng g sseennssiittiif f  (sensitivit

(sensitivitas as = = 38,5%38,5%) ) untuk mendetekuntuk mendeteksisi  proses he

 proses hemolisis pamolisis pada BBda BBLL 55

-- PPPPV V (( positive p positive predictive vredictive valuealue)) DAT : 9/17 = 52,9%

DAT : 9/17 = 52,9% ETCOc : 17/26 = 65,4% ETCOc : 17/26 = 65,4%

(19)

-- TerdapTerdapat perbedat perbedaan namuaan namun tidak n tidak   bermak

 bermakna na antara antara rerata rerata kadar kadar  B

BSST T ppaadda a DDAAT T ((++) ) ppaaddaa ink

inkomompapatibtibiliilitatas s ABABO O dedengnganan DAT (-).

DAT (-).

 NPV

 NPV (( positive  positive predictive predictive value)value) DAT : 430/482 = 89,2%

DAT : 430/482 = 89,2% ETCOc : 429/473 = 90,7% ETCOc : 429/473 = 90,7%  Namun

 Namun hasil hasil ini ini tidak tidak bermakbermakna na secarasecara statistik 

statistik  K

Keessiimmppuullaann -- HHaassiil Dl DAAT (-T (-) ya) yanng dg diiddaappaattkkaann  pada

 pada bayi bayi baru baru lahir lahir (BBL(BBL)) dengan klinis ikterik belum tentu dengan klinis ikterik belum tentu d

daappaat t mmeennyyiinnggkkiirrkkaann inkompatibilitas ABO

inkompatibilitas ABO 55

Pengukuran kadar CO pada pernapasan Pengukuran kadar CO pada pernapasan  bayi

 bayi lebih lebih sensitif sensitif sebagai sebagai predikprediktor tor  ikterik akibat proses hemolisis, meskipun ikterik akibat proses hemolisis, meskipun secara statistik tidak bermakna.

secara statistik tidak bermakna.3,43,4

Pembahasan Pembahasan

Metode uji Coombs langsung atau DAT (

Metode uji Coombs langsung atau DAT ( direct Coombs positivedirect Coombs positive) ) untuk mendiaguntuk mendiagdosisdosis  penyak

 penyakit it hemolhemolisis isis pada pada bayi bayi baru baru lahir, lahir, khusukhususnya snya yang yang disebadisebabkan bkan oleh oleh adanyaadanya inkompatibilitas Rhesus maupun ABO, merupakan metode yang cukup sensitif dan inkompatibilitas Rhesus maupun ABO, merupakan metode yang cukup sensitif dan spesifik, meskipun masih ada metode lain yang dapat digunakan untuk mendiagnosis spesifik, meskipun masih ada metode lain yang dapat digunakan untuk mendiagnosis  penyak

 penyakit it ini, ini, seperti seperti pengupengukuran kuran kadar kadar CO CO pada pada pernappernapasan asan bayi bayi sebagsebagai ai prediktprediktor or  untuk penyakit hemolisis, namun

untuk penyakit hemolisis, namun cost cost effectiveneeffectivenessss-nya sangat tinggi. Hasil negatif dari-nya sangat tinggi. Hasil negatif dari DAT belum tentu menyingkirkan bahwa tidak terjadi proses inkompatibilitas.

DAT belum tentu menyingkirkan bahwa tidak terjadi proses inkompatibilitas.

Kesimpulan Kesimpulan Pen

Penegaegakan kan diagdiagnosinosis s untuntuk uk ikteikterus rus padpada a baybayi i baru baru lahlahir ir dendengan gan keckecurigurigaan aan keakearahrah adanya proses hemolitik dengan menggunakan metode DAT (Coombs tes langsung) adanya proses hemolitik dengan menggunakan metode DAT (Coombs tes langsung) ma

masisih h seseriring ng didilalakukukakan, n, memeskskipipun un kukurarang ng sesensnsititif if bibila la didibabandndiningkgkan an dedengnganan  pemerik

 pemeriksaan lain seperti kadar CO dalsaan lain seperti kadar CO dalam pernapaam pernapasan, namun msan, namun masih memilikasih memiliki spesifitasi spesifitas yang cukup tinggi untuk identifikasi terjadinya proses hemolisis.

yang cukup tinggi untuk identifikasi terjadinya proses hemolisis.

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

1.

1. HerHerscheschel M, l M, dkkdkk. 2002. 2002. Evalua. Evaluation of the Direction of the Direct Antiglt Antiglobuobulin (Coolin (Coombsmbs’) Test’) Test for Identifying Newborns at Risk for Hemolysis as Determined by End-Tidal for Identifying Newborns at Risk for Hemolysis as Determined by End-Tidal Carbon Monoxide Concentration (ETCOc); and Comparison of the Coombs’ Carbon Monoxide Concentration (ETCOc); and Comparison of the Coombs’

(20)

Test With

Test With ETCETCOc Oc for Detecting Significant Jaundice.for Detecting Significant Jaundice. Journa Journal l of Perinatologof Perinatologyy;; 22:341-47.

22:341-47. 2.

2. HeHersrschchel el M, M, dkdkk.k.20200101. . IsIsoioimmmmununizizatatioion n Is Is UUnlnlikikelely y to to Be Be ththe e CaCaususe e of of  Hem

Hemolyolysis sis in in ABABO-InO-Incomcompatibpatible le bubut t DireDirect ct AntAntigliglobuobulin lin TeTest-Nest-Negatgativeive  Neonate

 Neonates.s. Pediatr Pediatrics;ics;110:127-30.110:127-30. 3.

3. RamasetRamasethu J, Lhu J, Luban Nuban NLC. ALC. Alloimmlloimmune heune hemolytic molytic disease odisease of the newf the newborn.born. In: Beutler E, Coller BS, Lichtman MA, Kipps TJ, Seligsohn U, editors. In: Beutler E, Coller BS, Lichtman MA, Kipps TJ, Seligsohn U, editors.

Williams Hematology. 6th ed. New York: McGraw -Hill 2001;33( 2 ):p. 665–  Williams Hematology. 6th ed. New York: McGraw -Hill 2001;33( 2 ):p. 665–  75.

75. 4.

4. StevenStevenson DKson DK, Vrem, Vreman HJ. Can HJ. Carbon marbon monoxonoxide and ide and bilirubin bilirubin producproduction intion in neonates. Pediatrics 1997;100:252–9.

neonates. Pediatrics 1997;100:252–9. 5.

5. Alvarez Alvarez A, RiveA, Rives S, Mos S, Montoto Sntoto S, Sanz C, Sanz C, Pereira , Pereira A. ReA. Relative sensitlative sensitivity oivity of directf direct ant

antigiglolobubulin lin tetest, st, antantibibodody’s y’s elelutiution on anand d floflow w cycytotomemetry try in in the the serserolologogicic di

diagagnonosisis s of of imimmumune ne hehemomolylytitic c trtranansfsfususioion n rereacactitionons. s. HHaeaemamatotolologigicaca 2000;85:186–8.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data dengan Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara inkompatibilitas ABO golongan darah ibu dengan kejadian hiperbilirubin pada bayi

Hal ini dapat terjadi karena pada saat pertukaran darah, darah bayi yang mengandung antigen Rh+ menyebabkan tubuh ibu membentuk anti Rh, anti Rh ini akan masuk kembali ke darah

Persepsi ibu tentang pelaksanaan pijat bayi Beberapa informan menyatakan bahwa bayi mulai dipijat sejak lahir Hasil tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang telah dilakukan oleh Carolus et al (2013) yang menyatakan tidak ada hubungan antara berat badan lahir dalam bentuk

Asumsi peneliti menyatakan bahwa ibu yang tidak mengalami preeklamsia umumnya melahirkan bayi yang tidak BBLR tetapi masih terdapat ibu dengan preeklamsia melahirkan

Hasil tersebut menyatakan bahwa asfiksia bayi bisa saja terjadi pada ibu dengan usia yang normal, hal itu disebabkan karena ibu dalam usia yang normal bisa saja mengalami

W yang telah berlansung selama 45 jam kemudian memberitahu ibu hasil pemeriksaan saat ini keadaan umum bayi baik, tanda vital dalam batas normal, bayi kuat menyusu, dan telah

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan data bahwa ibu mendapatkan sumber informasi pijat bayi terbanyak menyatakan belum pernah mendapatkan informasi tentang pijat