• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Proyek adalah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan sasaran program sebagai bagian dari usaha merealisasikan tujuan umum yang telah dicanangkan. Kegiatan dijalankan dengan memanfaatkan sumber daya ekonomi dengan kombinasi yang mematuhi norma kapasitas ekonomi yang optimal (Salim Basalamah, dkk. 1988)

Menurut Iman Soeharto (1999) proyek investasi akan mempergunakan sumber-sumber yang ada pada saat sekarang ini dengan harapan bahwa pemakaian sumber-sumber daya tersebut mampu menyumbangkan manfaat ekonomis yang lebih besar di masa yang akan datang. Proyek investasi umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang, oleh karena itu untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan perlu diadakan studi kelayakan. Menurut Roslan K (2011) dalam Mini Hydro Power Development mengatakan bahwa alternatif dalam menghadapi peningkatan harga jual minyak dunia adalah mengurangi penggunaan bahan bakar minyak sebagai sumber energi listrik dan diharapkan dapat mengganti dengan sumber daya energi terbarukan seperti air, angin, dan matahari. Dengan pertimbangan efisiensi biaya waktu dan ketersediaannya di alam, maka air merupakan alternatif sumber energi yang dapat diandalkan saat ini.

Agus H. W. (1987) menyimpulkan bahwa kriteria yang digunakan dalam menentukan alternatif terbaik adalah perhitungan investment kriteria, dimana alternatif yang paling baik akan memberikan harga Net Present Value positif yang optimal dan Net BCR yang optimal pula.

Nanang Sulistianto (2011) di dalam penelitiannya pada Studi Kelayakan Pembangunan PLTA Pada Waduk Pacal, menyimpulkan bahwa besarnya energi listrik yang dihasilkan dengan analisis debit andalan outflow sebesar 206.398 KWh sedang berdasarkan hasil simulasi pola operasi waduk adalah 460.532 KWh.

(2)

commit to user

Keuntungan dari rencana pembangunan unit PLTA yang dihitung dengan keandalan outflow waduk adalah Rp. 135.000.000,00 sedang berdasarkan analisis operasi waduk adalah Rp. 302.000.000,00. Besarnya biaya investasi diperkirakan sebesar Rp 19.885.864.000,00 sedang berdasarkan analisis ekonomi menghasilkan BCR sebesar 1,05 dan nilai IRR sebesar 12,33% lebih besar dari nilai suku bunga yang diasumsikan untuk digunakan yaitu sebesar 12% sehingga pelaksanaan proyek pembangunan PLTA layak untuk dilaksanakan.

Tinawati (2015) pada Perencanaan Dasar Bangunan PLTA Kalibeber Kabupaten

Wonosobo menggunakan debit banjir 50 tahunan sebesar 373,175 m3/detik

sebagai dasar dalam desain bangunan bendung pada PLTA Kalibeber. Dari hasil perhitungan diperoleh tinggi mercu 5 m, jari-jari mercu 2,5 m, tinggi vertikal bendung 16,5 m, panjang bendung 12,5 m dan pajang kolam olak 32 m. Debit andalan dengan probabilitas 90% sebesar 2,07 m3/det dan data debit inflow PLTA Garung sebesar 1,39 m3/det digunakan untuk desain bangunan utama PLTA. Dari hasil perhitungan diperoleh dimensi intake dengan lebar pintu 2 m, tinggi pintu 1,4 m, dan jumlah pintu 2 buah. Bangunan pembilas bendung dengan lebar pintu pembilas 1,5 m, tinggi pintu pembilas 1 m, jumlah pintu pembilas 2 buah. Saluran terbuka dengan lebar 4 m, tinggi 1,5 m, tinggi jagaan 0,6 m dan kemiringan saluran 1:1,5. Kantong lumpur dengan lebar 8,5 m dan panjang 70 m. Bak penenang dengan lebar 9 m, panjang 27 m dan kedalaman bak penenang 4 m. Pipa pesat (penstok) dengan diameter 1,5 m dan tebal 6 mm. Besarnya daya yang dihasilkan oleh sistem PLTA Kalibeber dengan debit 3,46 m3/detik adalah 1.218,73 kW. Analisis produksi energi listrik dilakukan dengan periode 15 harian, dengan jumlah produksi energi listrik yang dihasilkan setiap tahun adalah 10,463,342 kWh.

2.2. Dasar Teori

2.2.1. Teori Studi Kelayakan 2.2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan

Studi kelayakan proyek adalah pengkajian menyeluruh dan teliti terhadap rencana pengeluaran suatu modal investasi. Hasil perbandingan antara biaya investasi dengan manfaat yang akan diperoleh digunakan sebagai dasar apakah rencana investasi tersebut memenuhi syarat atau tidak untuk dilaksanakan (Salim Basalamah, 1988).

(3)

2.2.1.2. Tujuan dan Manfaat Studi Kelayakan

Tujuan dilakukannya studi kelayakan menurut Suad Hasnan & Suwarsono (1993) adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.

Menurut Salim Basalamah (1988), manfaat dilaksanakan studi kelayakan adalah : 1. Memandu pemilik dana / investor untuk mengoptimalkan penggunaan dana

yang dimilikinya itu.

2. Memperkecil resiko keputusan investasi, sekaligus memperbesar peluang keberhasilannya.

3. Mengungkapkan alternatif investasi yang didukung oleh hasil kuantitas yang teruji kecermatannya, sehingga manajer puncak mudah mengambil keputusan akurat. Mengungkap keseluruhan aspek proyek seutuhnya sehingga keputusan menerima atau menolak sebuah usulan proyek tidak hanya dikhususkan atas kelayakan finansial saja, melainkan atas seluruh aspek berpengaruh.

2.2.1.3. Aspek Studi Kelayakan

Menurut Kadariah (1986), ada beberapa aspek dalam evaluasi proyek, yaitu aspek teknis, aspek manajerial dan administrasi, aspek organisasi, aspek komersil, aspek finansial dan aspek ekonomis.

1) Aspek Teknis

Aspek teknis meliputi evaluasi tentang input dan output berupa barang dan jasa yang akan diperlukan dan dihasilkan proyek.

2) Aspek Manajerial dan Administrasi

Aspek ini menyangkut kemampuan staf proyek menjalankan administrasi kegiatan dalam skala besar (large scale activities).

3) Aspek Komersial

Aspek ini menganalisa penawaran input (barang dan jasa) yang diperlukan proyek, baik pada waktu membangun proyek maupun ketika proyek sudah berproduksi, dan menganalisa pasaran output yang akan dihasilkan proyek. 4) Aspek Finansial

Pada aspek finansial, menyelidiki terutama perbandingan antara pengeluaran dan pendapatan (revenue earnings) proyek, apakah proyek itu

(4)

commit to user

akan terjamin dana yang diperlukan, apakah proyek akan berkembang sedemikian rupa sehingga secara finansial dapat berdiri sendiri.

5) Aspek Ekonomi

Menyelidiki apakah proyek itu akan memberikan sumbangan atau mempunyai peranan yang cukup besar dalam pembangunan ekonomis seluruhnya, dan apakah peranannya cukup besar untuk membenarkan penggunaan yang langka.

Bahwa hampir semua kegiatan ekonomi menyangkut pula aspek hukumnya. Pembelian tanah, pembelian gedung, penjualan saham, pemasangan mesin, pemasaran hasil produksi, pendirian agen penjualan, semuanya mempunyai aspek hukum. Penelitian aspek hukum sepantasnya dilakukan oleh ahli hukum termasuk seorang notaris. Banyak usaha pendirian proyek (swasta) terhenti atau gagal karena melupakan aspek hukum ini (Soetrisno PH, 1983).

2.2.1.4. Analisa Ekonomi Dalam Studi Kelayakan

Menurut Salim Basalamah (1988), studi mengenai ekonomi keuangan harus menjawab dengan menyelesaikan masalah yang menyangkut :

1. Jumlah dana yang diperlukan, baik untuk keperluan investasi awal maupun untuk kebutuhan modal kerja

2. Sumber dana, biaya modal & rancangan struktur modal yang layak. 3. Proyeksi anggaran kas yang merinci perkiraan arus kas masuk dan arus

kas keluar. Proyeksi arus kas ini berguna untuk melaksanakan analisis kelayakan finansial dengan menggunakan Payback Period (PP), Net

Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Benefit Cost Ratio (BCR).

4. Pembuatan laporan keuangan pertama, analisis sumber dan penggunaan dana, serta analisis titik impas (Break Event Point / BEP).

2.2.1.5. Analisis Finansial Dalam Studi Kelayakan

Aspek ekonomi finansial mengkaji manfaat dan biaya bagi masyarakat secara menyeluruh misalnya untuk keperluan negara/publik. Disini digunakan pendekatan analisis Cost and Benefit & Cost Effectiveness (Iman Soeharto, 1999). Menurut Salim Basalamah (1988), aspek ekonomi harus bisa menyelesaikan :

(5)

1. Proyek yang dikerjakan dapat member pengaruh pada publik dan negara.

2. Membuka kesempatan kerja bagi masyarakat dan mendorong

perkembangan teknologi aplikatif.

3. Kegunaan umum yang disumbangkan kepada masyarakat seperti jalan lingkungan, penerangan listrik dan fasilitas lainnya.

4. Hubungan proyek dengan proyek lainnya, khususnya berbagai output dan input apakah proyek menjadi pembekal proyek dengan proyek lainnya (industri hulu) atau pasar dari proyek lainnya (industri hilir).

2.2.2. Bangunan Inti PLTA dan Konsep Dasar Analisis Ekonomi 2.2.2.1. Bangunan Inti PLTA

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga aliran air dengan keluaran daya yang dihasilkan mencapai lebih dari 200 kW (Anton Hermanto, 2013)

Dasar analisis ekonomi rencana pembangunan PLTA adalah estimasi biaya konstruksi pembangunan, disertai dengan biaya langsung dan tidak langsung yang dihitung sebagai modal awal investasi proyek. Menurut Anton Hermanto (2013) Perencanaan bangunan inti sistem pembangkit tenaga listrik air terdiri dari : a) Bendung, didefinisikan sebagai bangunan yang berada melintang sungai yang

berfungsi untuk meninggikan muka air sungai. Konstruksi bendung bertujuan untuk meninggikan dan mengontrol tinggi muka air dalam sungai secara signifikan sehingga elevasi muka air cukup untuk dialihkan ke dalam intake (saluran pengambil) pembangkit air.

b) Saluran pembawa (headrace channel) untuk mengalirkan air dari intake ke bak penenang (forebay) dan untuk mempertahankan kestabilan debit air. c) Kantong lumpur

Fungsi dan karakteristik bangunan ini adalah :

1) Bangunan yang menghubungkan intake dengan bak pengendap sehingga panjangnya harus dibatasi

2) Pengatur aliran air dari saluran penyalur sehingga harus mencegah aliran turbulen serta mengurangi kecepatan aliran masuk ke bak pengendap, sehingga perlu bagian yang melebar.

(6)

commit to user

3) Bangunan untuk mengendapkan sedimen dimana untuk desainnya perlu dihitung dengan formulasi hubungan panjang bak, kedalaman bak, antara kecepatan pengendapan dan kecepatan aliran.

d) Bak penenang (forebay), merupakan tempat penenangan air dan pengendapan akhir, penyaringan akhir setelah kantong lumpur, untuk menyaring benda-benda yang masih terbawa dalam aliran air. Forebay merupakan tempat permulaan pipa pesat (penstock) yang mengendalikan aliran minimum, sebagai antisipasi aliran yang cepat pada turbin, tanpa menurunkan elevasi muka air yang berlebihan dan menyebabkan arus balik pada saluran.

e) Pipa Pesat (Penstock Pipe) sebagai saluran tertutup (pipa) aliran air yang menuju turbin yang ditempatkan di rumah pembangkit. Saluran ini yang akan berhubungan dengan peralatan mekanik seperti turbin.

f) Rumah pembangkit (power house) adalah bangunan yang berfungsi untuk melindungi peralatan mekanikal elektrikal seperti turbin, generator, panel

control dan yang lain dari gangguan berupa cuaca, pencegahan dari pihak

yang tidak berkepentingan dan pencurian peralatan barang tersebut.

g) Saluran Pembuang (tail race) merupakan saluran pembuang aliran air dari rumah pembangkit dan menggerakkan turbin. Saluran ini bersatu dengan rumah pembangkit dan aliran sungai.

2.2.2.2. Komponen Mekanikal Elektrikal PLTA

Komponen mekanikal elektrikal di dalam sistem pembangkit listrik tenaga air terdiri atas:

a. Turbin

Menurut Soepriono (2011), turbin merupakan komponen putar yang berfungsi mengubah energi potensial air menjadi energi mekanik. Pemilihan turbin pada sistem PLTA berdasarkan head/tinggi jatuh dan kapasitas daya yang dihasilkan. b. Generator

Generator berfungsi untuk mengkonversi daya mekanik pada poros turbin yang disalurkan ke poros generator menjadi daya listrik. Jenis generator yang direkomendasikan adalah generator tanpa sikat karbon (brushless synchronous

generator) yang dilengkapi dengan AVR (Automatic Voltage Regulator) untuk

(7)

c. Governor

Governor adalah alat pengatur jumlah air yang masuk ke dalam turbin agar tenaga air yang sesuai dengan daya listrik yang dikeluarkan oleh pembangkit, sehingga putaran akan konstan (Soepriono, 2011).

d. Transformator

Transformator (trafo) adalah alat untuk menaikkan atau menurunkan tegangan dari pembangkit menuju gardu induk maupun dari gardu induk menuju gardu hubung dan saluran transmisi. Tujuan menaikkan dan menurunkan tegangan adalah untuk memperkecil kerugian kerugian daya listrik pada saluran transmisi. (Hanif Guntoro, 2010).

e. Jaringan Tegangan Menengah

Jaringan tegangan menengah merupakan klasifikasi saluran distribusi tegangan listrik dengan tegangan 30 kV, 70 kV dan 150 kV. Pada umumnya jaringan ini menjadi tempat pengaturan untuk membagi suplai listrik sesuai beban puncak. Namun jika jaringan langsung melayani beban konsumsi listrik pelanggan, maka disebut juga jaringan distribusi (Kristian Mairi, 2010). Penggunaan jaringan dimulai dari pembangkit dan dihitung berdasarkan lama operasi dalam sehari selama setahun, sebagai berikut:

Pemakaian energi sendiri = 0.8 x besar tegangan x jumlah jam operasi /hari x jumlah operasi /tahun.

f. Rugi-rugi Daya

Rugi-rugi daya merupakan kehilangan daya listrik yang tersalurkan pada jaringan distribusi maupun pada trafo akibat komponen elektrik seperti tembaga kabel penghantar, inti trafo, dan panas akibat arus. Rugi-rugi daya maksimum yang dialami oleh unit pembangkit dalam setiap lama operasi pembangkit dapat diasumsi sebesar 1% dari produksi energi yang dihasilkan (Restu Dwi, 2008). Potensi listrik merupakan kapasitas listrik yang akan dihasilkan dalam usaha pembangkitan energi listrik, berdasarkan sistem operasional yang dijalankan selama jumlah jam dalam hari. Kapasitas yang dihasilkan kemudian digunakan sebagai pendapatan utama dari investasi yang dikeluarkan setelah dikalikan dengan tarif dasar listrik yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

(8)

commit to user

2.2.2.3. Harga Pembelian Tenaga Listrik Dari Pembangkit Listrik Tenaga Air

Pasal 4 ayat (1) pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 Tahun 2014 menerangkan bahwa harga pembelian tenaga listrik dari PLTA dengan kapasitas sampai dengan 10 MW (sepuluh megawatt) ditetapkan dengan memperhatikan tegangan jaringan listrik PT PLN (Persero), dan lokasi /wilayah pembangkit (faktor F) dengan besaran sebagaimana yang telah ditetapkan. Dalam hal ini PLTA Kalibeber dengan kapasitas pembangkit tegangan menengah sebesar 1.218 kW yang termasuk pada wilayah Jawa, Bali dan Madura, harga rata-rata tertimbang adalah Rp 880,0 x F dengan faktor F = 1,00. Sehingga harga pembelian listrik adalah Rp 880,00 x 1,00 = Rp 880,0 /Kwh.

2.2.2.4. Konsep Dasar Analisa Ekonomi

Konsep dasar analisa ekonomi menurut Rochmanhadi (1996), adalah sebagai berikut:

1) Biaya (cost)

Biaya (cost) adalah semua barang dan jasa yang mengurangi pendapatan bersih pihak-pihak yang terkait.

Jenis biaya dalam ekonomi proyek:

a. Biaya investasi (investment cost) adalah biaya atau modal yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek.

b. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak terpengaruh oleh adanya kegiatan-kegiatan, misalnya gaji.

c. Biaya variabel (variable cost), adalah biaya yang langsung berhubungan dengan kegiatan-kegiatan, misalnya biaya bahan baku.

d. Biaya hilang (sunk cost), yaitu biaya yang dikeluarkan pada waktu yang lalu sebelum kepastian pelaksanaan proyek.

2) Manfaat (benefit)

Manfaat (benefit) adalah peningkatan penerimaan barang ataupun jasa yang meningkatkan pendapatan bersih pihak-pihak terkait.

Terdapat dua macam benefit, yaitu:

a. Direct benefit atau manfaat langsung, yaitu manfaat yang langsung diperoleh sesuai dengan tujuan investasi.

(9)

b. Indirect benefit atau manfaat tidak langsung, yaitu manfaat yang merupakan dampak dari adanya proyek suatu investasi.

Sedangkan menurut Johar Arifin (2000), analisa ekonomi proyek harus terperinci secara detail mengenai faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap pelaksanaan proyek, sebagai berikut:

1) Modal Sendiri (Capital Equity)

Modal sendiri adalah modal yang ditanamkan untuk membiayai pekerjaan-pekerjaan pra konstruksi, seperti pembebasan tanah, perencanaan dan penasehat hukum.

2) Modal pinjaman (borrowed capital)

Modal pinjaman adalah pembiayaan proyek yang berasal dari : a) Kredit langsung dari bank atau institusi keuangan lainnya

b) Dana dari pasar uang dan modal (hasil penjualan saham obligasi, surat berharga dan lain lain).

3) Perbandingan modal pinjaman terhadap modal sendiri (loan equity ratio) Perbandingan ini tidak mutlak, tergantung jenis proyek yang mempengaruhi resiko proyek.

4) Suku bunga (interest)

Suku bunga atas sesuatu pinjaman adalah sejumlah uang sebagai imbalan atas jasa yang dinikmati oleh pemberi pinjaman. Hal ini juga berkaitan dengan perubahan nilai terhadap waktu. Suku bunga dinyatakan dalam persen pertahun.

5) Masa Konstruksi (construction periode)

Untuk proyek komersil yang dibiayai dengan modal pinjaman yang dikenakan bunga meskipun proyek belum mulai menghasilkan pendapatan, masa konstruksi diusahakan sesingkat-singkatnya agar beban bunga selama masa periode sekecil-kecilnya. Kreditur umumnya memberi keringanan berupa penangguhan pokok kredit dan bunganya selama masa konstruksi (grace

periode). Adakalanya diberikan penangguhan pembayaran pokok kreditnya

(10)

commit to user

6) Masa pelunasan proyek (pay out time)

Masa pelunasan kredit adalah jangka waktu kredit dikurangi masa konstruksi. Panjangnya jangka waktu kredit adalah tergantung situasi, kondisi dan jenis proyek. Untuk proyek komersil sekitar 15-20 tahun.

7) Depresiasi

Depresiasi adalah nilai ganti rugi pertahun yang harus dikeluarkan atas beban pendapatan sebelum pajak yang besarnya tergantung dari umur pendapatan sebelum pajak yang besarnya tergantung dari umur ekonomis (useful life).

Biaya penyusutan = (2.1)

8) Pajak penghasilan (Taxiable Profit)

Pajak penghasilan merupakan besarnya pajak yang dibebankan terhadap laba kena pajak. Laba kena pajak ialah pendapatan kotor dikurangi dengan :

a) Pengeluaran untuk pembayaran modal pinjaman b) Pengeluaran untuk pajak atas bunga

c) Depresiasi / penyusutan gedung dan peralatan d) Asuransi

e) Biaya operasi gedung

2.2.3. Analisis Ekonomi Teknik

2.2.3.1. Perubahan nilai uang terhadap waktu (Discount Factor)

Nilai mata uang dapat berubah terhadap waktu berdasarkan tingkat perekonomian suatu negara serta nilai tukar mata uang terhadap mata uang asing, dalam hal ini berdasarkan keadaan perekonomian dunia.

2.2.3.2. Perhitungan Bunga (Interest)

Menurut Iman S. (1995), keputusan investasi diambil berdasarkan konsep bahwa nilai rupiah sebagai mata uang saat ini. dapat berubah menjadi lebih tinggi di waktu mendatang. Jika periode investasi berlangsung multi tahun, maka pengaruh waktu terhadap nilai uang mutlak diperhitungkan sebagai pertimbangan kelayakan secara ekonomi. Ini dirumuskan sebagai bunga (interest) atau tingkat arus pengembalian (rate of return).

Harga peroleh – nilai sisa Umur ekonomis

(11)

2.2.3.3. Istilah dan Rumus Dalam Analisis Ekonomi

Beberapa istilah penting yang akan dipakai dalam analisis ekonomi sebagai berikut:

i = Interest (bunga), yaitu besarnya suku bunga tahunan (%)

P = Present Value (nilai sekarang), yaitu sejumlah nilai uang pada saat ini

F = Future Value (nilai yang akan datang), yaitu sejumlah uang pada saat yang akan datang

A = Annual payment (pembayaran tahunan), yaitu sejumlah uang yang

dibayarkan setiap tahun

N = jumlah tahun

G = Gradient series, yaitu annual yang jumlah nilainya tidak konstan,

membentuk suatu kenaikan atau penurunan yang teratur.

Rumus dasar yang digunakan untuk analisis ekonomi berdasarkan sistem bunga berganda (interest compound) dan metode penggandaan yang berperiode (discrete

compounding) menurut Robert J. Kodoatie (1995) adalah :

1) F = P(1 + i)n (2.2) 2) P = (2.3) 3) A = (2.4) 4) A = (2.5) 5) F = (2.6) 6) P = (2.7) 7) G = G (2.8)

Dalam analisa yang sifatnya rumit, untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan data dibuat dalam bentuk tabel sesuai kondisi, periode waktu dan tingkat suku bunga. Penulisan rumus berdasarkan kondisi tersebut adalah sebagai berikut: 1) F = P(F/P, i%, n) (2.9) % F (1 + i)n Fi (1 + i)n - 1 Pi(1 + i)n (1 + i)n - 1 A[(1 + i)n – 1] i A[(1 + i)n – 1] i(1 + i)n 1 n i (1 + i)n - 1

(12)

commit to user

3) A = F(A/F, i%, n) (2.11) 4) A = P(A/P, i%, n) (2.12) 5) F = A(F/A, i%, n) (2.13) 6) P = A(P/A, i%, n) (2.14) 7) A = X(A/G, i%, n) (2.15)

2.2.3.4. Diagram Aliran Kas (cash flow diagram)

Diagram aliran kas dibuat sebagai bentuk visualisasi flow (aliran) dari pembayaran maupun penerimaan uang pada suatu periode waktu tertentu. Notasi yang digunakan pada diagram aliran kas seperti yang telah dijelaskan pada Subbab 2.2.3.4.

Gambar 2.1. Diagram rumus kondisi, tingkat suku bunga dan periode waktu

Faktor pembayaran tahunan (annuity) harus selalu digambarkan, walaupun dalam persoalan disebutkan bahwa pembayaran tahunan dilakukan pada awal tahun (Robert J.K, 1994).

2.2.4. Titik Impas (Break Event Point)

Analisis titik impas (break event point) menjadi salah satu faktor dalam pengambilan keputusan. Keadaan dimana manfaat atau pendapatan yang diperoleh telah sama dengan besarnya pengeluaran sebagai investasi, maka dalam hal ini titik impas dianggap telah tercapai. Makin rendah faktor okupasi impasnya makin kecil resiko investasi proyek. Pada proyek pembangunan PLTA, berapa harga jual listrik ditentukan berdasarkan tarif dasar listrik minimum, dan dianalisis pada tahun ke berapa keuntungan dapat menutup biaya investasi awal.

2.2.5. Teknik Penilaian Investasi

Pembahasan kriteria penilaian investasi diawali oleh konsep ekuivalen yang memberikan bobot kuantitatif faktor waktu terhadap nilai uang seperti bunga dan

rate of return. (Iman Soeharto, 1995).

6 5 4 3 2 1 P A F i = %

(13)

Dalam analisis proyek ada beberapa kriteria yang dipakai untuk diterima tidaknya suatu usulan proyek, atau untuk menentukan pilihan antara berbagai macam proyek. Dalam semua kriteria itu baik benefit maupun biaya bisa dinyatakan

worth present value-nya. Masing-masing kriteria ada kebaikan dan keburukannya

(Kadariah, 1986).

2.2.5.1. Periode Pengembalian (Payback Period)

Amalisis periode pengembalian digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi awal. Jika periode yang dihasilkan kurang dari atau lebih cepat daripada umur ekonomis, maka investasi dianggap layak. Dalam analisis ini, nilai uang terhadap waktu tidak diperhitungkan.

Bila aliran kas tiap tahun berubah, maka garis kumulatif aliran kas tidak lurus, dalam hal ini digunakan rumus :

PP = (n-1) + Cf – Ʃ An Dimana :

Cf = Biaya pertama

An = aliran kas pada tahun n

n = tahun pengembalian

2.2.5.2. Rasio Biaya dan Manfaat (Benefit Cost ratio/BCR)

BCR adalah perbandingan antara nilai ekuivalen dari benefit (manfaat) dengan nilai ekuivalen dari cost (biaya) pada suatu titik waktu yang sama misalnya

present worth (sekarang), future worth (yang akan datang) atau annual worth

(tahunan).

Secara umum rumus untuk perhitungan nilai ini dapat diuraikan sebagai berikut :

BCR

=

( )

:

( )

Dengan :

Bt = benefit pada tiap tahun (Rp) Ct = cost pada tiap tahun (Rp) 1/(1+1)t = rumus present value (pv)

t = 1,2,3, ……., n = jumlah tahun (th) i = tingkat bunga (%) 1 An n=1 i i = n i = 1

Ʃ

Ʃ

i = n i = 1

(14)

commit to user

BCR ≥ 1, maka proyek layak untuk dilaksanakan BCR<1, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan

2.2.5.3. Nilai Sekarang Neto (Net Present Value/NPV)

Kriteria nilai sekarang neto (Net Present Value – NPV) didasarkan pada konsep mendiskonto seluruh aliran kas ke nilai sekarang. Dengan mendiskontokan semua aliran kas masuk dan keluar selama umur proyek (investasi) ke nilai sekarang kemudian menghitung angka neto, maka akan diketahui selisihnya dengan memakai dasar yang sama, yaitu harga (pasar) saat ini. Berarti sekaligus dua faktor yang telah diperhatikan, yaitu faktor nilai waktu dari uang dan (selisih) besar aliran kas masuk dan keluar. Dengan demikian amat membantu pengambil keputusan untuk menentukan pilihan. NPV menunjukkan jumlah lumpsump yang dengan arus diskonto tertentu memberikan angka berapa besar nilai usaha (Rp) tersebut saat ini.

Perhitungan NPV bila ddikemukakan dalam formula adalah : NPV = (1+ )

Dengan :

Bt = benefit pada tiap tahun (Rp)

Ct = cost pada tiap tahun (Rp)

1/(1+1)t = rumus present value (PV)

t = 1,2,3, …….,

n = jumlah tahun (th)

i = tingkat bunga (%)

apabila :

NPV positif atau > 0, maka proyek layak untuk dilaksanakan. NPV negatif atau <0, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan.

2.2.5.4. Arus pengembalian Internal (Internal of Return/IRR)

IRR merupakan nilai suku bunga yang diperoleh jika BCR bernilai sama dengan 1 atau nilai suku bunga yang diperoleh jika NPV bernilai sama dengan 0 (nol). IRR dihitung atas dasar pendapatan pertahun bersih dari tiotal investasi yang diperlukan.

Nilai IRR ini sangat penting diketahui untuk melihat sejauh mana kemampuan proyek ini dapat dibiayai dengan melihat nilai suku bunga pinjaman yang berlaku. Perhitungan nilai IRR dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut :

Ʃ

i = n

(15)

IRR = ∑ ( )

( ) = 0

Dengan :

Bt = benefit pada tiap tahun (Rp)

Ct = cost pada tiap tahun (Rp)

1/(1+i)t = rumus present value (PV)

t = 1,2,3, …….,

n = jumlah tahun (th)

i = tingkat bunga (%)

Apabila :

IRR > suku bunga yang ditetapkan, proyek layak untuk dilaksanakan IRR < suku bunga yang ditetapkan, proyek tidak layak untuk dilaksanakan

2.2.5.5. Indeks Profitabilitas

Variasi lain dari kriteria NPV adalah indeks profitabilitas (IP), yang menunjukkan kemampuan mendatangkan laba per-satuan nilai investasi. Didefinisikan sebagai berikut :

Indeks profitabilitas =

Dengan demikian dalam batas atau syarat tertentu indeks profitabilitas dapat digunakan untuk membandingkan secara langsung menarik tidaknya usulan investasi suatu proyek.

nilai sekarang aliran kas masuk nilai sekarang aliran kas keluar

Gambar

Diagram  aliran  kas  dibuat  sebagai  bentuk  visualisasi  flow  (aliran)  dari  pembayaran maupun penerimaan  uang  pada  suatu periode  waktu  tertentu

Referensi

Dokumen terkait

Akuntabilitas dari aspek jangka waktu, dalam pelayanan khususnya Pelayanan Surat Izin Usaha Perdagangan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Judul : Efektivitas Penerapan Pendekatan Value Clarification Technique (VCT) Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Tikke Raya Kab. Penelitian

Considering the germination rate, the mean germination time, and the germination value, 15 °C appeared to be the most approppriate germination temperature for the prechilled

Maka Ha diterima Ho ditolak ini berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel BI Rate dan jumlah simpanan masyarakat terhadap Penyaluran

Sebelum pembangunan saluran transmisi diatas tentu saja harus memperhatikan hal -hal yang mempengaruhi perancangan peralatan tegangan tinggi yang nantinya digunakan

Dengan adanya teknologi yang dapat memanfaatkan cahaya tampak (visible light) sebagai media komunikasi, seseorang tidak harus lagi membeli sebuah access point untuk menerima

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial ukuran perusahaan dan tingkat profitabilitas perusahaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap perencanaan

Konteks orangan terdapat dalam slogan iklan makanan ringan Twistko, Tango, Gery Salut Malkist Cheese ; konteks situasi terdapat dalam iklan makanan ringan Cheetos,