• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ded - Rks Ampyang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ded - Rks Ampyang"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

(RKS)

PEKERJAAN AMPYANG RT 08 RW 04

KELURAHAN PENANGGUNGAN KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG

I. URAIAN UMUM

Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca dan dimengerti bersama-sama dengan gambar-gambar rencana, yang keduanya menguraikan tentang pekerjaan seperti peta lokasi, tempat pekerjaan dilaksanakan dijelaskan dalam gambar rencana. Dalam uraian ini disebutkan detail dari spesifikasi teknis untuk :

“Kegiatan Ampyang di Wilayah RT 08 RW 04 Kelurahan Penanggungan, Kecamatan Klojen, Kota Malang.”

Pengerjaannya akan diselenggarakan dengan baik dan efisien, disesuaikan dengan Spesifikasi Teknis ini dan dengan petunjuk-petunjuk Koordinator BKM kelurahan. II. LINGKUP PEKERJAAN

1. Pekerjaan Pokok

Lingkup pekerjaan yang menjadi tanggung jawab KSM Pelaksana sesuai dengan Surat Perjanjian Pemborongan terdiri dari pekerjaan ampyangan RT 08 RW. 04 Kel.Penanggungan Kota Malang. berikut pekerjaan-pekerjaan yang menyertainya, meliputi:

(a) Pekerjaan Persiapan (b) Pekerjaan Beton (c) Pekerjaan Pasangan 2. Pekerjaan Pendukung

Selain pekerjaan di atas yang merupakan pekerjaan pokok yang harus diselesaikan, KSM Pelaksana dituntut harus melaksanakan pekerjaan- pekerjaan pendukung, yang terdiri atas:

(a) Pembuatan Rencana Jadwal Pelaksanaan.

(b) Penyediaan perlengkapan dan penjagaan keamanan. (c) Penyediaan Peralatan.

(2)

(e) Pembuatan Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing).

(f) Pembuatan Gambar Sesuai Pelaksanaan (As Built Drawing). (g) Pembuatan Buku Pedoman Operasional dan Pemeliharaan.

(h) Pembenahan/Perbaikan Kembali Lingkungan Sekitar (Pembersihan Akhir). III. KETENTUAN PENGUKURAN

1. Unsur-unsur yang terkait dengan pekerjaan pengukuran dan pasang Patok adalah pihak BKM kelurahan dan KSM Pelaksana.

2. Dasar untuk pengukuran adalah gambar Lay Out bangunan dari Perencana.

3. Alat ukur yang dipergunakan adalah theodolith / Waterpass / prisma ukur untuk menentukan duga/peil bagian bangunan terhadap jalan/gedung terdekat serta letak sudut-sudut bangunan dan roll meter (panjang 50 meter).

IV. PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN

1. KSM Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadwal pelaksanaan dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawarannya.

2. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh KSM Pelaksana selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan.

Penyelesaian yang dimaksud disini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas serta tim Teknis Dinas Pekerjaan Umum Kota Malang.

3. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanan disusun, KSM Pelaksana harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat memulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan 2 (dua) mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas serta tim Teknis Dinas Pekerjaan Umum Kota Malang.

V. PENYEDIAAN PERLENGKAPAN DAN PENJAGAAN KEAMANAN

1. KSM Pelaksana harus menyediakan/mendirikan gudang penyimpanan alat dan bahan bangunan untuk keperluan pekerjaan yang harus disediakan sendiri oleh KSM Pelaksana dan berada di luar lapangan pekerjaan.

(3)

2. KSM Pelaksana harus senantiasa menyediakan 1 (satu) set dokumen kontrak (lengkap) untuk keperluan diskusi teknis sewaktu-waktu yang diperlukan oleh Pengawas maupun Pejabat Pembuat Komitmen.

3. KSM harus menyediakan air untuk kerja yang cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja, kotak obat yang memadai untuk PPPK, serta perlengkapan-perlengkapan keselamatan kerja. Bila terjadi kecelakaan di tempat pekerjaan, KSM Pelaksana harus segera mengambil tindakan penyelamatan. Biaya pengobatan dan lain-lain sepenuhnya menjadi tanggungjawab KSM Pelaksana.

4. Semua material/bahan/perlengkapan yang tersebutkan di atas setelah selesainya pelaksanaan, kembali menjadi milik KSM Pelaksana dan harus dibersihkan dari lapangan pekerjaan.

VI. PENYEDIAAN PERALATAN

1. KSM Pelaksana harus menyediakan peralatan yang memadai jumlahnya serta berfungsi dengan baik yang macamnya sesuai dengan tahapan pelaksanaan masing-masing pekerjaan.

2. Pihak pengawas dapat menghentikan pelaksanaan komponen pekerjaan bila secara teknis peralatan yang dipergunakan Pelaksana dinilai tidak memenuhi persyaratan, baik jumlah maupun kelayakan fungsinya.

3. Guna kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan, selama masa pelaksanaan pembangunan Ampyang , Pelaksana harus senantiasa menyediakan alat ukur guna pengukuran dan pengontrolan kebenarannya oleh Pengawas. Bila KSM Pelaksana tidak dapat menyediakannya, Pengawas berhak menyediakannya dengan biaya sewa sepenuhnya harus ditanggung oleh KSM Pelaksana.

VII. PENYEDIAAN BAHAN/MATERIAL

1. KSM Pelaksana harus menyediakan bahan-bahan/material yang memenuhi persyaratan mutu dan jumlah/volumenya sesuai dengan tahap - tahap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan.

2. Persyaratan mutu bahan/material disyaratkan langsung mengenai persyaratan pelaksanaan komponen masing-masing pekerjaan.

3. Semua bahan/material, baik hardscape maupun softscape, yang akan dipasang oleh Kotraktor Pelaksana terlebih dahulu harus diajukan contohnya untuk mendapatkan

(4)

persetujuan Konsultan Pengawas, Tim Teknis Dinas Pekerjaan Umum dan/atau Pejabat Pembuat Komitmen.

VIII. PEMBUATAN SHOP DRAWING

1. Shop drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh KSM Pelaksana sebelum suatu komponen pekerjaan dilaksanakan, apabila:

(a) Gambar detail yang tertuang didalam dokumen kontrak tidak ada atau kurang memadai.

(b) Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas toleransi yang diijinkan) pada pekerjaan yang mendahuluinya.

(c) Konsultan Pengawas memerintahkan secara tertulis untuk itu demi kesempurnaan suatu bagian pekerjaan tertentu.

2. Shop drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Tim Teknis Dinas Pekerjaan Umum sebelum bagian pekerjaan yang bersangkutan dilaksanakan.

3. KSM harus menyerahkan shop drawing tersebut termasuk softcopy-nya kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan Penanggung jawab Kegiatan sebelum penyerahan pertama.

IX. PEMBUATAN GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING) 1. Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, KSM Pelaksana sudah harus

menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing) yang terdiri atas: (a) Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam

pelaksanaannya.

(b) Gambar penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar perubahan.

2. Penyelesaian di atas harus diartikan telah memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.

3. Gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing) serta buku pedoman operasional dan pemeliharaan merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan pertama pekerjaan, termasuk softcopy-nya. Kekurangan dalam hal ini akan berakibat penyerahan pertama pekerjaan tidak dapat dilakukan.

(5)

X. PEMBENAHAN/PERBAIKAN KEMBALI

1. Pembenahan/perbaikan/penanaman kembali harus dilaksanakan oleh KSM Pelaksana dalam masa pemeliharaan, apabila terdapat hal-hal sebagai berikut:

(a) Komponen-komponen pekerjaan pokok yang mengalami kerusakan atau dijumpai kekurang-sempurnaan pelaksanaan.

(b) Komponen-komponen lain atau keadaan lingkungan di luar pekerjaan pokok yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan (misalnya: jalan, halaman dan lain sebagainya).

(c) Komponen pekerjaan vegetasi (tanaman) yang mengalami kerusakan/layu/mati.

2. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan dan sisa-sisa pelaksanaan harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir.

XI. PERATURAN TEKNIS YANG DIPERGUNAKAN

1. Peraturan teknis yang dikeluarkan/ditetapkan oleh Pemerintah RI.

Apabila tidak disebutkan lain dalam speksifikasi dan/atau Gambar, maka berlaku mengikat peraturan-peraturan di bawah ini:

(a) Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPBB NI-3/56). (b)Peraturan Umum Bahan Indonesia (PUBI 1982).

(c) Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang Pengerahan Tenaga Kerja). (d)Peraturan-peraturan Pemerintah / Perda setempat.

(e) SNI – 2847 : 2017.

2. Persyaratan teknis pada Gambar/spesifikasi yang harus diikuti adalah sebagaiberikut:

(a) Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail,maka gambar detail yang diikuti.

(b) Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan ketidak-sempurnaan/ketidak-sesuaian konstruksi. Untuk itu, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas terlebih dahulu. (c) Bila terdapat perbedaan antara spesifikasi dan gambar, maka spesifikasi yang

diikuti, kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan yang jelas mengakibatkan kerusakan / kelemahan konstruksi. Untuk itu, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas.

(6)

(d) Spesifikasi dan Gambar saling melengkapi, dimana apabila didalam gambar menyebutkan lengkap sedang spesifikasi tidak, maka gambar yang harus diikuti, demikian juga sebaliknya.

(e) Yang dimaksud dengan spesifikasi dan Gambar tersebut di atas adalah spesifikasi dan Gambar setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (aanwijzing)

XII. PENELITIAN DOKUMEN PELAKSANAAN

1. KSM Pelaksana berkewajiban meneliti kembali seluruh dokumen pelaksanaan secara seksama dan bertanggungjawab.

Bila didalam penelitian tersebut dijumpai: (a) Hal-hal yang disebutkan di atas.

(b) Gambar atau persyaratan pelaksanaan yang tidak memenuhi syarat teknis yang apabila dilaksanakan dapat menimbulkan kerusakan kegagalan. Maka KSM Pelaksana wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dan menangguhkan pelaksanaan sampai memperoleh keputusan yang pasti dari Pejabat Pembuat Komitmen dan/atau Penanggungjawab Kegiatan.

2. Bila akibat kekurang-telitian KSM Pelaksana dalam melakukan pemeriksaan Dokumen Pelaksanaan tersebut, terjadi ketidak-sempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur, maka KSM Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap bagian pekerjaan yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki / melaksanakan kembali setelah memperoleh keputusan Pengawas, dan / atau Pejabat Pembuat Komitmen tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.

XIII. PEKERJAAN PERSIAPAN / PENDAHULUAN

1. Uraian Umum Pekerjaan

Bagian ini mencakup sebagai sarana pelengkap untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

(a) Mengadakan pengaman lokasi dari segala gangguan.

(b) Mengadakan peralatan, fasilitas dan mesin-mesin pembantu pekerjaan guna menjamin kelancaran pekerjaan.

(7)

(c) Melaksanakan pengukuran guna menentukan duga lapangan dan ukuran-ukuran lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan bangunan ini serta memasang bouwplang/ benangan sebagai garis patokan ukuran.

(d) Menyediakan kotak PPPK dan perlengkapannya. (e) Jalan masuk ke lokasi proyek.

2. Pengukuran

(a) Dasar untuk pengukuran dan layout adalah gambar rencana (b) Alat ukur yang digunakan adalah meteran.

3. Pembuatan jalur masuk keluar lokasi pekerjan

(a) Menyiapkan lokasi masuk ke proyek untuk menyuplai bahan material agar mempermudah mobilisasi material

(b) Menyiapkan jalur lintas untuk warga secara terbatas dilokasi, khususnya warga yang terkena dampak langsung akibat adanya kegiatan pekerjaan.

XIV. PEKERJAAN BETON 1. Uraian Umum Pekerjaan

(a) Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton yang diminta menurut Dokumen Kontrak.

(b) Beton tidak bertulang seperti beton dan rabatan dibuat dengan beton campuran 1Pc : 2Ps : 3Kr

2. Ketentuan Ukuran

Ketentuan ukuran pekerjaan beton tumbuk pada pekerjaan diambil dari gambar rencana yakni sebesar 180 m2 dengan ukuran panjang 100 meter dan lebar 1,8 meter, dengan tebal 6 cm.

3. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan beton pada pekerjan ampyang yakni meliputi Pengecoran Beton 1 Pc :2 Ps : 3 Kr.

4. Syarat-Syarat Bahan

(a) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan PBI 1971 (NI-2), PUBB 1956 dan NI-8.

(b) Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya kepada Koordinator BKM kelurahan dan Pengawas Lapangan untuk disetujui.

5. Klasifikasi & Spesifikasi Bahan (a) Semen

(8)

 Semen yang dipakai pada pekerjaan ini berkualitas sama dengan portland cement seperti yang disebutkan pada PBI 1971 atau seperti standart JIS R 5210 atau yang disarankan ASTM C-150 dan atau yang disarankan oleh Direksi /BKM kelurahan.  Semen yang akan dipergunakan harus diperoleh dari pabrik yang telah disetujui

oleh Direksi /BKM kelurahan. (b) Agregat Halus (Pasir)

 Penyedia Jasa (KSM ) harus menyediakan agregat halus (pasir) untuk beton dari berbagai sumber yang disetujui sesuai dengan spesifikasi atau sesuai dengan petunjuk Koordinator BKM kelurahan.

 Agregat halus hendaknya mempunyai ukuran yang seragam dan moisture content yang tetap.

 Agregat halus disini dimaksudkan untuk memberi istilah agregat dengan partikel maksimum 5 mm.

(c) Agregat kasar (Kerikil)

 Penyedia Jasa (KSM ) harus meyediakan agregat kasar (batu pecah) untuk beton dari berbagai sumber yang disetujui sesuai dengan spesifikasi atau sesuai petunujuk Direksi /BKM kelurahan.

 Agregat kasar hendaknya mempunyai ukuran yang seragam (uniform) dan moisture content yang tetap.

 Agregat kasar disini dimaksudkan untuk Agregat yang berukuran minimum nomimalnya 5 mm dan digradasikan mulai dari 5 mm sampai ukuran terbesar seperti yang diperlukan dalam pekerjaan beton.

(d) Air

 Air yang digunakan pada pekerjan beton tumbuk menggunakan air bersih yakni air PDAM atau air Sungai yang tidak tercampur koloid atau endapan kotoran.  Penggunaan air pada campuran disesuaikan dengan kebutuhan material atau

campuran sesuai dengan perencanaan. 6. Syarat-Syarat Pelaksanaan

(a) Peralatan Kerja dan Pengujian

Yang disebut dengan peralatan kerja adalah :

 Mesin pengaduk (beton molen) apabila membuat campuran sendiri  Takaran-takaran bahan bahan beton dan alat pengangkut adukan. (b) Dimensi Beton

Dimensi beton adalan ukuran beton sendiri, tanpa adanya plesteran yang merupakan ukuran dalam (rong) bekisting.

(9)

(c) Pelaksanaan Pengecoran dengan cara manual.  Pengecoran

Pengadukan, pengangkutan, pengecoran, pemadatan dan perawatan beton, harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.

 Takaran Campuran Beton.

Pelaksanaan penakaran campuran beton, harus dengan kotak-kotak takaran yang sama volumenya, yang merupakan volume yang sama dengan atau kelipatan satu zak semen. Hal ini akan diatur oleh BKM.

 Pengadukan Campuran Beton.

Pengadukan beton harus dilaksanakan dengan menggunakan mesin pengaduk beton (beton molen) yang bekerja baik. Pemberhentian pengadukan dilakukan bila adukan sudah rata/homogen.

 Pengangkutan Campuran Beton

Pengangkutan beton dari molen sampai tempat cetakan harus hati hati, dapat dipergunakan ember talang atau kereta dorong, sedemikian rupa sehingga adukan yang sudah homogen tidak berubah/terjadi pemisahan bahan.

 Penuangan adukan beton.

Penuangan adukan diusahakan tidak terjadi segregasi, sehingga terjadi penguraian campuran. Apabila terpaksa dapat dilakukan dengan membuat lobang-lobang pada bagian tertentu untuk penuangan campuran beton.

 Pengujian slump spesi beton.

 Pengujian slump dilakukan pada waktu pemeriksaan oleh Koordinator BKM kelurahan. Sebelum pengecoran dilaksanakan, berdasar referensi dari hasil percobaan pendahuluan.

 Pengujian slump, sesuai dengan kebutuhan berdasarkan pada pasal-pasal dalam PBI 1971 yang mash berlaku disesuaikan dengan kondisi bahan di lapangan.

 Apabila takaran air telah ditentukan, berdasar kan pengujian slump, maka alat penakar tersebut harus digunakan selama pelaksanaan pengecoran.  Apabila takaran air adalah ember maka pada muka air yang telah

ditentukan, dibuat lubang, sehingga tinggi air tetap seperti yang dikehendaki.

 Peralatan pengujian slump harus tersedia di lapangan dimana sewaktu-waktu Pengawas Lapangan dapat melakukan pengujian slump sesuai dengan hasil pencampuran bahan yang ada di lapangan.

(10)

 Beton adukan yang tidak memenuhi syarat slump tersebut tidak boleh dicor kedalam cetakan.

XV. PEKERJAAN PASANGAN 1. Pekerjaan Wiremesh

(a) Uraian Umum Pekerjaan

 Pekerjaan ini mencakup pemasangan tulangan besi wiremesh pada rabat beton baru.

 Pekerjaan pasangan besi wiremesh dipakai untuk perkuatan pada beton untuk perkutatan beton eksisting yang sudah ada tanpa ada pembongkaran.

(b) Ketentuan Ukuran

 Pekerjaan wiremesh termasuk dalam pekerjaan pembesian tulangan baja yang mana di jelaskan pada PBI 1971.

 Ukuran Wiremesh mengikuti standard ukuran pabrik yang digunakan sesuai dengan dimensi / ukuran pekerjaan yang disetujui oleh BKM.

(c) Lingkup Pekerjaan

 Lingkup pekerjaan berupa pemasangan besi Wiremesh sepanjang ukuran dalam gambar rencana yang telah disetujui oleh BKM sesuai dengan Dokumen Kontrak. (d) Syarat-Syarat Bahan

 Baja tulangan harus memenuhi ketentuan dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 71), dengan mutu U-41 (tegangan leleh karakteristik = 4000 kg/cm2) untuk diameter lebih besar dari 12 mm; sedangkan untuk diameter yang lebih kecil digunakan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik = 2400 kg/cm2). Berat besi dapat diperhitungkan dengan menggunakan nominal diameter. Bila menggunakan Wire-mesh, maka harus digunakan tipe dengan electrically welded wire-mesh, dan memenuhi ketentuan-ketentuan dalam ASTM A 185.

 Semua besi tulangan harus bebas dan bersih dari karat, olie, gemuk, cat dan lain sebagainya atau hal lain yang dapat menyebabkan berkurangnya daya ikat besi tulangan terhadap beton.

 Apabila diperlukan maka Direksi /BKM kelurahan akan memerintakan untuk menyikat dan membersihkan besi tulangan dengan sikat kawat sebelum dipergunakan.

 Semua baja tulangan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak/minyak, karat, dan tidak bercacat seperti retak dll.

(11)

(e) Klasifikasi & Spesifikasi Bahan

 Semua besi tulangan harus menggunakan besi tulangan yang di buat oleh pabrik yang telah disetujui oleh Direksi /BKM kelurahan dan harus sesuai dengan JIS G 3112 atau ASTM A 15 – 16 atau standard yang sejenis yang disetujui oleh Koordinator BKM kelurahan.

 Semua besi tulangan yang dipergunakan harus mempunyai mutu sebagai berikut :

 Kode : BJTP 24 Kode D : BJTD 40  Dimana :

ø

= tulangan polos

D = tulangan ulir (f) Syarat-Syarat Pelaksanaan

 Besi tulangan harus ditempatkan seperti tertera pada gambar atau sesuai dengan saran Koordinator BKM kelurahan.

 Jarak antara tulangan dan permukaan beton serta detail kait, bengkokkan, overlap dan angker, semuanya harus sesuai dengan standard yang tertera pada gambar.

 Sebelum besi tulangan ditempatkan, permukaan besi tulangan dan permukaan sengkang harus bersih dari karat, kotoran, minyak atau zat-zat lain yang menurut Koordinator BKM kelurahan harus dibersihkan dari karat atau kotoran lain sebelum diisi beton.

 Bila perlu sesuai arahan Koordinator BKM kelurahan besi tulangan yang telah dipasang sebelumnya dan terkena matahari harus dibersihkan dari karat dipasang sebelumnya ditutupi dengan beton

 Besi tulangan yang telah dibentuk harus dipasang tepat pada posisinya seperti yang ditunjukkan pada gambar, sama sekali lepas atau tidak menempel pada bekisting dengan cara menyanggah dengan penyanggah beton yang dibuat sesuai dengan tebal selimut beton yang diinginkan atau dengan mempergunakan penggantungan besi apablia dibutuhkan dengan cara mengikat satu dengan yang lainnya pada persilangan diameter tidak kurang kurang dari 1,6 mm serta dengan membengkokkan akhiran dari kawat pengingkat baja tersebut ke arah dalam badan beton. Besi sengkang untuk balok atau kolom harus diletakkan tepat pada posisinya dengan cara dilas atau dengan cara mengikat dengan kawat baja

(12)

pada besi tulangan utama. Pengelasan tersebut harus disaksikan oleh Koordinator BKM kelurahan.

 Penyanggah beton yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan beton pada spesifikasi ini.

 Penyanggah besi tidak diperkenakan dipakai karena akan keluar dari permukaan beton nantinya, demikian juga penyanggah yang terbuat dari kayu ataupun batu pecahan dari batu kali atau koral tidal diperkenakan untuk dipakai.

 Penyanggah beton yang dipakai untuk mendapatkan selimut beton yang dikehendaki terhadap besi tulangan harus paling tidak mempunyai kekuatan yang sama dengan mutu beton yang akan dicor pada daerah tersebut, serta dibuat sekecil mungkin sehingga praktis untuk dipergunakan pada semua tempat.

 Penyanggah beton tersebut harus diikatkan dengan kuat pada besi tulangan sehingga apabila dilakukan pengecoran dengan penggetaran beton, penyanggah beton tersebut tidak mudah untuk terlepas.

 Sebelum digunakan maka penyanggah beton tersebut harus direndam air untuk waktu yang cukup lama.

 Sebelum dan selama dilakukannya pengecoran beton, maka pemasangan atau tukang besi tulangan yang berwenang harus hadir pada saat tersebut untuk memriksa dan membetulkan bagian-bagian besi tulangan yang masih perlu diperbaiki.

 Besi tulangan yang sebagian ada di bagian luar atau keluar dari permukaan untuk dibengkokkan atau dirubah posisinya pada saat pengecoran beton sedang berlangsung, kecuali sudah ada ijin dari Koordinator BKM kelurahan

 Sebelum diadakan atau dilakukan pengecoran maka besi-besi tulangan yang akan dicor harus dibersihkan terlebih dahulu dari semua atau sebagian beton yang terdahulu atau sebelumnya.

 Sebelum dilakukan pengecoran, maka Penyedia Jasa (KSM ) wajib memberitahukan kepada Koordinator BKM kelurahan dan Konsultan Pengawas Kontruksi untuk mengadakan pemerikasaan pembesian.

 Penyedia Jasa (KSM ) harus bertanggung jawab atas ketelitian pemotongan, pembengkokkan dan penempatan pembesian. Pembesian harus diperiksa ukuran, bentuk, panjang, lokasi sambungan, posisi dan banyaknya sesudah ditempatkan.  Penyedia Jasa (KSM ) tidak diperkenankan untuk melakukan pengecoran beton

(13)

besi tulangan yang terpasang sesuai dengan gambar serta memenuhi persyaratan spesifikasi.

2. Pekerjaan Pasangan Batu Granit (a) Uraian Umum Pekerjaan

 Pasangan batu ampyang menggunakan campuran 1 pc : 3 ps, dipasang rapi sesuai dengan yang tertera pada gambar. Sebelum melaksanakan pemasangan bahan yang akan dipasang harus mendapatkan persetujuan dari Koordinator BKM kelurahan.

(b) Ketentuan Ukuran

Pekerjaan pasangan batu ampyang dikerjakan berdasarkan gambar rencana yang telah disetujui/diperiksa oleh Koordinator BKM kelurahan sesuai dengan Dokumen Kontrak.

(c) Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjan pasangan batu granit yaitu meliputi pemasangan batu granit. (d) Syarat-Syarat Bahan

 Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan PBI 1971 (NI-2), PUBB 1956 dan NI-8.

 Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya kepada Koordinator BKM kelurahan dan Pengawas Lapangan untuk disetujui.

(e) Klasifikasi & Spekfikasi Bahan

 Semen yang digunakan sama dengan semen Portland (Portland Cement) yang diproduksi pada pabrik yang telah disetujui oleh BKM dan digunakan pada pekerjaan pasangan batu granit.

 Pasir yang digunakan adalah pasir pasang yang biasa digunakan pada pekerjaan plesteran beton.

 Batu ampyang yang dipakai merupakan batuan alam jenis koral, diperiksa oleh BKM.

(f) Syarat-Syarat Pelaksanaan

 Persiapan : Permukaan lantai kerja untuk pemasangan batu granit harus bersih dari kotoran dan debu.

(14)

 Bahan-bahan: disiapkan sesuai gambar desain yang direncanakan yang telah disetujui BKM .

 Tahap pengerjan pasangan batu granit dilakukan sesuai dengan petunjuk kerja dari Koordinator BKM kelurahan atau mengunakan metode kerja yang bisa dilakukan oleh KSM Pelaksana diawasi oleh Pengawas pekerjan yang telah disetujui terlebih dahulu oleh BKM.

 Setelah pekerjaan selesai dibutuhkan waktu pemeliharan untuk sampai bisa benar-benar siap dilalui oleh kendaraan dan masyarakat. Waktu pemeliharaan ditentukan oleh BKM.

XVI. PEKERJAAN PEMBERSIHAN 1. Lingkup Pekerjaan

(a) Penumpukan sisa-sisa pekerjaan ke suatu tempat yang ditentukan oleh pengelola proyek/Koordinator BKM kelurahan.

(b) Pengangkutan sisa pekerjaan dan kotoran-kotoran atau bekas pembersihan halaman site.

(c) Pembersihan bangunan keseluruhan dari noda atau kotoran sampai saat serah terima.

2. Bahan-bahan

Dalam hal ini tidak dijelaskan, karena merupakan peralatan kerja. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan

(a) Sisa bahan bangunan agar dibersihkan dari site, sehingga site kelihatan rapi dan bersih.

(b) Kotoran atau sampah-sampah sehingga jalannya air lancar dan tidak terjadi genangan-genangan air yang mengganggu kesehatan.

Referensi

Dokumen terkait

1) Kefasihan dalam pemecahan masalah mengacu pada keberagaman (bermacam-macam) jawaban masalah yang dibuat siswa dengan benar, sedang dalam pengajuan masalah

Dari uraian analisis tersebut tersimpul bahwa peraturan perundang-undangan baik menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 Tentang Perlindungan Dan Pemberdayaan

Yang bertanda tangan dibawah ini saya, Muhammad Sahlan, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : Analisis Permasalahan Aset Tetap pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi

c. Dalam hal Perseroan mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan serta sikap kerja yang diperlukan untuk melaksanakan pengumpulan data dan

Dari uraian di atas, pendidikan karakter yang diterapkan dalam pembelajaran di sekolah memberikan keuntungan kepada siswa, karena memberikan perlakuan yang positif sehingga

Nilai impor Sulawesi Tenggara pada bulan Mei 2015 tercatat US$ 36,66 juta atau mengalami peningkatan sebesar 52,24 persen dibanding impor April 2015 yang tercatat US$ 24,08

Kadar lemak pada surimi ikan gabus diduga dipengaruhi oleh banyaknya air yang tertarik oleh fraksi tepung sagu untuk membuat gel, dimana air yang tersuspensi