DAFTAR ISI Kata sambutan Kata Pengantar Daftar Isi I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Sasaran D. Ruang Lingkup E. Landasan Hukum F. Pengertian
II.PENGENALAN POTENSI BAHAYA DI PUSKESMAS DAN MASALAH YANG DITIMBULKANNYA
A. Potensi Bahaya B. Hirarki Pengendalian
III.PELAKSANAAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PUSKESMAS A. Tahap Perencanaan
B. Tahap Pelaksanaan
C. Tahap Pengawasan ,pemantauan dan evaluasi IV.STANDAR PRECAUSTION DI PUSKESMAS
A. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
B. Pemakaian sarung tangan dan alat pelindung diri
C. Pengelolaan jarum dan alat untuk mencegah perlukaan D. Penatalaksanaan peralatan
E. Pengelolaan limbah dan sanitasi puskesmas
F. Penatalaksanaan tertusuk jarum bekas/benda tajam
V.INDIKATOR KEBERHASILAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS
VI.PENUTUP
Lampiran evaluasi pelaksanaan K3 di Puskesmas Ceklis manajemen K3 di Puskesmas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Deklarasi Alma Alta Tahun 1978 mengakui akan pentingnya petugas kesehatan untuk memelihara kesehatan di lenkungan kerjanya.petugas puskesmas di kebanyakan negara berkembang tidak terlatih dalam hal pencegahan dan pengendalian sederhana terhadap berbagai masalah kesehatan kerja.
Mengingat potensi bahaya yang tinggi bagi petugas puskemas maka Pedoman Kesehatan dan keselamatan kerja ini dapat dijadikan acuan terhadap perlindungan kesehatan petugas kesehatan .
Salah satu teknik pengelolaan resiko penularan penyakit di puskesmas adalah dengan penerapan standar precaution.
B. Tujuan
Tujuan Umum :Menciptakan lingkungan kerja yang aman ,sehat dan produktif untuk petugas puskesmas,pasien ,pengunjung/pengantar pasien,masyarakat dan lingkungan sekitar pasien.
Khusus
a. Terbentuknya kelompok kerja atau tim sebagai penanggung jawab kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja di Puskesmas.
b. Teridentifikasinya potensi bahaya/resiko dan cara pengendaliannya. c. Tersusunnya rencana kerja keselamatan dan kesehatan kerja di
Puskesmas.
d. Terlaksanaya kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja di Puskesmas. e. Terlaksananya monitoring dan evaluasi kegiatan keselamatan dan
kesehatan kerja di Puskesmas. C. Sasaran
Sasaran pedoman ini adalah petugas puskesmas dan pengguna jasa puskesmas.
D. Ruang Lingkup
1. Pengenalan potensi bahaya di puskesmas dan masalah kesehatan yang ditimbulkannya.
f. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di Puskesmas. 2. Standard Precaution di Puskesmas
3. Indikator keberhasilan E. Landasan Hukum
1. UU no 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU no 13 Tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan
3. UU no 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup 4. UU no no 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan
5. Peraturan Pemerintah no 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan limbah berbahaya
6. Permenkes no 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat F. Pengertian
1. Bahaya adalah suatu potensi yang dapat menimbulkan kerugian ,gangguan kesehatan,cidera,kerusakan properti dan lingkungan atau kerugian dalam produksi.
2. Kesehatan kerja adalah suatu layanan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan (fisik,mental dan sosial ) yang
setinggi-tingginya bagi pekerja di semua
jabatan,pencegahan,penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan dari resiko akibat faktor yang merugikan kesehatan,penempatan dan pemeliharaan pekerjaan dalam suatu lingkungan kerja yang adaptasi antara pekerjaan dan manusia dengan jabatannya
3. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa dengan unsur unsur tidak terduga dan ruda paksa ,kecacatan dan kematian disamping menimbulkan kerugian dan atau kerusakan properti
4. Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya memberikan jaminan kesehatan,keselamatan dan peningkatan derajat kesehatan pekerja ,dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja ,promosi kesehatan,pengobatan dan rehabilitasi.
5. Manajemen resiko adalah proses pengendalian resiko secara berkelanjutan mulai dari identifikasi ,penilaian resiko ,penetapan program pengendalian,pelaksanaan program pengendalian,monitoring dan evaluasi resiko.
6. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten 7. Penyakit akibat kerja adalah setiappenyakit diakibatkan oleh pekerjaan
atau lingkungan kerja.
8. Penilaian resiko adalah proses perkiraan kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang tidak diinginkan dan besarnya akibat dalam jangka waktu tertentu
9. Resiko adalah kesempatan untuk terjadinya cedera kerugian dari suatu bahaya,atau kombinasi dari kemungkinan dan akibat.
10.Resiko kesehatan adalah besarnya kemungkinan yang dimiliki oleh suatu bahan,proses atau kondisi untuk menimbulkan kesakitan ,gangguan kesehatan,dan penyakit akibat kerja yang dipengaruhi oleh magnitude of hazard (konsentrasi dan dosis)efek rating (tingkat dampak,fatality,very
serious,serious,moderate.low,trivial)probabilitas,frekwensi pajanan,durasi pajanan.
11.Standar operasional prosedur adalah penetapan standar pelaksanaan pekerjaan baik secara resmi maupun tidak resmi oleh manajemen tentang tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan pekerjaan sebagai acuan dalam bekerja.
12.Standar precaution yaitu pengurangan terjadinya penyakit infeksi yang disebabkan oleh penularan kontak langsung terhadap bahan infeksius maupun alat yang tidak steril atau mengandung bahan infeksius.
BAB II.
PENGENALAN POTENSI BAHAYA DI PUSKESMAS DAN MASALAH YANG DITIMBULKANNYA
A. Potensi Bahaya
Puskesmas sebagai tempat kerja mempunyai potensi bahaya beragamterhadap kesehatan,terdapat disemua tempat baik didalam maupun diluar gedung yang dapat timbul dari lingkungan tempat kerja,proses kerja,cara kerja,alat dan bahan kerja yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja.
tujuan dari pengenalan potensi bahaya di puskesmas dan masalah yang ditimbulkannya adalah agar petugas puskesmas dapat melakukan pengendalian resiko dengan benar sehingga terhindar dari berbagai masalah yang ditimbulkan akibat pekerjaan.
1. Potensi Bahaya Umum;
Yaitu potensi bahaya yang sama terdapat disemua ruangan ,al: N
o
Potensi Bahay
a
Jenis Bahaya Masalah
Kesehatan/kecelakaan kerja 1 fisisk Pencahayaan Suhu kelembaban ventilasi gangguan mata kepanasan/kedinginan stress pengap 2 Biologi lalat,kecoa,tikus,nyamu k, kucing diare,pes,malaria,dbd,typhoi d, torch 3 Ergono mi
Posisi duduk terlalu lama > 6 jam. Posisi berdiri terlalu
lama > 4 jam Gangguan musculoskeletal 4 Psikosos ial Hubungan antara petugas Beban kerja Shift kerja kesejahteraan
stres kerja dan kelelahan
5 Sanitasi sampah non medis air bersih
jamban
Pencemaran
lingkungan,penularan penyakit infeksi
hidup Olah raga Merokok Perilaku kerja PTM Gangguan paru PAK/KAK 7 Konstruk si banguna n Bangunan Pintu masuk/keluar Tata letak ruangan Ukuran ruangan
Kabel listrik terkelupas Instalasi listrik tak
standar
Hubungan arus pendek Beban listrik berlebihan
Kecelakaan akibat tertimpa,tersandung,terpel eset,tertabrak Kenyamanan terganggu Luka setrum,bakar Kebakaran
2.Potensi bahaya khusus
Lokasi Potensi Bahaya
Jehis bahaya Masalah
Kesehatan/kecelakaan kerja
Poli umum Kecelakaa n kerja Benda tajam,alat medis Tertusuk,tersayat,ced era biologi mikroorganisme,vir us bakteri dll infeksi hepatitis,tbc,cacar air,influenza,HIV,ebol a kimia desinfektan,mercur i gangguam SSP
ergonomi posisi janggal musculoskeletal disorder
Poli Gigi Kecelakaa n kerja Benda tajam,alat medis Tertusuk,tersayat,ced era biologi mikroorganisme,vir us bakteri dll infeksi hepatitis,tbc,cacar air,influenza,HIV,ebol a kimia mercuri,amalgam, silikat,klor etil,clorin gangguam SSP, ginjal, dermatitis
ergonomi posisi janggal musculoskeletal disorder
fisik getaran,bising renauld
syndrom.pendengara n
Psikososial Bekerja yang monoton Stres kerja KIA/KB Kecelakaa n kerja Benda tajam,alat medis Tertusuk,tersayat,ced era biologi mikroorganisme,vir us bakteri dll infeksi hepatitis,tbc,cacar air,influenza,HIV,ebol a, jamur
kimia mercuri,clorin gangguam SSP, ginjal, dermatitis ergonomi posisi janggal musculoskeletal
disorder Psikososial Bekerja yang
monoton
Stres kerja
Ruang tindakan
Fisik Benda tajam,alat medis Tertusuk,tersayat,ced era biologi mikroorganisme,vir us bakteri dll infeksi hepatitis,tbc,cacar air,influenza,HIV,ebol a, jamur kimia mercuri,klor etil,clorin,desinfe ktan gangguam SSP, ginjal, dermatitis
ergonomi posisi janggal musculoskeletal disorder
Psikososial Situasi gawat Stres kerja
UGD Fisik Benda tajam,alat medis Tertusuk,tersayat,ced era biologi mikroorganisme,vir us bakteri dll infeksi hepatitis,tbc,cacar air,influenza,HIV,ebol
a, jamur kimia mercuri,klor etil,clorin,desinfe ktan gangguam SSP, ginjal, dermatitis
ergonomi posisi janggal musculoskeletal disorder
Psikososial Situasi gawat Stres kerja
Ruang Persalinan
Fisik Benda tajam,alat medis Tertusuk,tersayat,ced era biologi mikroorganisme,vir us bakteri dll infeksi hepatitis,tbc,cacar air,influenza,HIV,ebol a, jamur kimia mercuri,klor etil,clorin,desinfe ktan gangguam SSP, ginjal, dermatitis
ergonomi posisi janggal musculoskeletal disorder
Psikososial Situasi gawat Stres kerja
Laboratori um
Fisik Benda tajam,alat medis,api Tertusuk,tersayat,ced era, kebakaran biologi mikroorganisme,vir us bakteri,spora dll infeksi hepatitis,tbc,cacar air,influenza,HIV,ebol a, jamur kimia desinfektan, reagen gangguam SSP, ginjal, dermatitis ergonomi posisi janggal,statis,visu al acuity musculoskeletal disorder
Apotik Fisik Pencahayaan,ventil asi Tertusuk,tersayat,ced era biologi mikroorganisme,vir us bakteri dll infeksi hepatitis,tbc,cacar air,influenza,HIV,ebol a, jamur
kimia debu obat, desinfektan
keracunan, dermatitis
ergonomi posisi janggal musculoskeletal disorder
Psikososial Beban kerja Stres kerja
Ruang konsultasi
Fisik Tata letak ruangan Kecelakaan kerja,tersandung biologi mikroorganisme,vir us bakteri dll infeksi hepatitis,tbc,cacar air,influenza,HIV,ebol a, jamur ergonomi posisi janggal.duduk lama musculoskeletal disorder
Psikososial Hubungan petugas pasien
Stres kerja
Gudang Obat
Fisik Suhu ,kelembaban, ruangan sempit Kelelahan, tertimpa biologi mikroorganisme,vir us bakteri dll infeksi hepatitis,tbc,cacar air,influenza,HIV,ebol a, jamur
kimia desinfektan, debu obat,larutan
keracunan, dermatitis
ergonomi angkat-angkat musculoskeletal disorder
Gudang alat
Fisik Suhu ,kelembaban, ruangan sempit Kelelahan, tertimpa biologi mikroorganisme,vir us bakteri dll infeksi hepatitis,tbc,cacar air,influenza,HIV,ebol a, jamur
ergonomi angkat-angkat musculoskeletal disorder
Loket Fisik Suhu ,kelembaban, ruangan sempit
Kelelahan, tersayat
kimia debu dermatitis. Iritasi mata ergonomi posisi janggal.duduk lama musculoskeletal disorder
Psikososial Hubungan petugas pasien
Stres kerja
Ruang administra si
Fisik Suhu ,kelembaban, ruangan sempit, komputer Kelelahan, terbentur,mata lelah ergonomi posisi janggal.duduk lama musculoskeletal disorder
Psikososial Hubungan petugas pasien
Stres kerja
Ruang rapat
Fisik Suhu ,kelembaban, ruangan sempit, komputer Kelelahan, terbentur,mata lelah ergonomi posisi janggal.duduk lama musculoskeletal disorder Ruang Perawatan
Fisik Benda tajam,alat medis Tertusuk,tersayat,ced era kimia mercuri,klor etil,clorin,desinfe ktan gangguam SSP, ginjal, dermatitis
biologi mikroorganisme, virus bakteri dll infeksi hepatitis,tbc, cacar air,influenza,HIV, ebola, jamur ergonomi posisi janggal.angkat angkat musculoskeletal disorder
Psikososial Beban kerja,shift kerja
Stres kerja
Toilet Fisik Suhu ,kelembaban, ruangan sempit,ventilasi, pencahayaan,lant ai licin Gangguan musculoskeletal,peng ap, terpeleset biologi mikroorganisme, virus bakteri dll infeksi Psikososial Perilaku penggunaan kloset tidak benar
kecelakaan
Dapur Fisik Suhu ,kelembaban, ruangan sempit,ventilasi, pencahayaan,lant ai licin,api Gangguan musculoskeletal,peng ap, terpeleset,kebakaran biologi mikroorganisme, virus bakteri dll,tikus,lalat infeksi ergonomi posisi janggal.angkat angkat musculoskeletal disorder
kimia debu,detejen dermatitis
Ruang cuci Fisik Kelembaban,lantai licin
Kelelahan,terpeleset
kimia deterjen,klorin dermatitis
ergonomi kerja monoton, angkat-angkat
musculoskeletal disorder
Psikososial Beban kerja Stres kerja
Ruang sterilisasi Fisik Kelembaban,lantai licin,benda tajam,alat medis Kelelahan,terpeleset, tertusuk kimia deterjen,klorin, debu dermatitis,tersedak, iritasi, batuk
biologi bakteri,virus infeksi
Kantin Fisik Suhu ,kelembaban, ruangan sempit,ventilasi, pencahayaan,lant ai licin,api Gangguan musculoskeletal,peng ap, terpeleset,kebakaran biologi mikroorganisme, virus bakteri dll,tikus,lalat infeksi ergonomi posisi janggal.angkat angkat musculoskeletal disorder
Psikososial Hubungan petugas pembeli Stres kerja Sistem pembuang an air limbah
kimia limbah dermatitis
biologi mikroorganisme, virus bakteri dll,tikus,lalat infeksi Sistem air bersih
Fisik Kebisingan mesin pompa
Gangguan pendengaran kimia larutan desinfektan dermatitis
3.Potensi masalah diluar gedung
kerja
1 Pusling Kendaraan Kecelakaan
transportasi Peralatan
medis
Infeksi
Psikososial Stres kerja
2 Taman Biologi
parasit, cacing
Kecacingan
Kimia pupul Keracunan 3 Kunjungan rumah Kendaraan Kecelakaan
transportasi Peralatan
medis
Infeksi
4 UKBM Kendaraan Kecelakaan
transportasi Peralatan medis Infeksi 5 fogging Lar organophosph at Gangguan pernafasan,keracun an, luka bakar
B. Hirarki Pengendalian
menghilangkanmenghilangkanpenggantianpenggantianrekayasarekayasaadministrasiadministrasialat pelindung dirialat pelindung diri
1. alat pelindung diri ;merupakan upaya pencegahan oleh pekerja dengan menggunakan Alat Pelindung Diri.contohnya sarung tangan,kacamata,apron,masker,penutup kepala,sepatu boat.
2. Administrasi;mengatur cara kerja mencakup pemilihan pekerjaan,kebijakan-kebijakan,SOP,pengaturan shift kerja,imunisasi 3. Rekayasa;pengendalian resiko melalui perubahan desain,sistem
ventilasi,dan proses yang mengurangi sumber eksposure
4. Penggantian; prinsipnya mengganti bahaya dengan bahan lain yang mempunyai resiko lebih kecil contohnya tambal amalgam dengan glass ionomer
5. Menghilangkan;mengganti alat atau bahan yang berpotensi bahaya dengan yang lebih aman , contohnya mengganti tensi raksa dengan digital.
PELAKSANAAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PUSKESMAS
A. Tahap Perencanaan
1. Sosialisasi K3 di puskesmas
2. Membuat komitmen dan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja di Puskesmas .Komitmen adalah kesepakatan seluruh pegawai puskesmas untuk menjalankan K3 di puskesmas dilakukan secara tertulis dan ditandatangani oleh seluruh petugas.
3. Pembentukan tim K3;ditetapkan dengan surat keputusan kepala puskesmas
4. Perencanaan K3’
a. Mapping potensi masalah di puskesmas
b. Membuat perencanaan (RPK) dan renstra dalam satu tahun dan lima tahun
B. Tahap Pelaksanaan
1. Menyusun SOP,rambu,petunjuk K3 2. Pembudayaan SOP K3
3. Penyediaan sarana dan prasarana K3 (APD,APAR,vaksin dll) 4. Pelayanan kesehatan kerja dan tanggap darurat
5. Pengelolaan alat (penyediaan,pemeliharaan dan lain-lain) 6. Pengelolaan limbah
7. Peningkatan kemampuan sumber daya (pelatihan pencegahan infeksi,cuci tangan benar,pemadaman kebakaran,desinfeksi )
8. Pengendalian resiko dengan upaya; i. Promotif;
a. Menginformasikan potensi bahaya ditempat kerja kpd seluruh petugas
b. Memasang leaflet,brosur budaya kesehatan dan keselamatan kerja.
c. Melaksanakan latihan fisik,bimbingan rohani,rekreasi ii. Preventif
a. Penerapan prinsip pencegahan meliputi cuci tangan pakai sabun,APD,mengganti alat berbahaya,pengaturan shift kerja b. Vaksinasi hepatitis
c. Penatalaksanaan limbah puskesmas No Jenis Limbah Asal Perlakuan 1 Limbah domestik Kegiatan dapur,kardus obat, plastik lain yang tidak infeksius,terkont aminasi Ditampung dalam kantong hitam Selanjutnya di bawa ke TPA 2 Limbah benda tajam Materi padat yang memiliki sudut lancip ,dapat Tidak boleh recapping langsung Dikumpul dalam
menyebabkan luka tusuk ataupun iris ;contohnya ;jarum suntik,kaca sedian,infus set,vial obat safety box atau kontener lain yang tidak bocor Tidak boleh didaur ulang 3 Limbah infeksius Limbah yang diduga mengandung patogen dalam jumlah cukup untuk menyebabkan infeksi misalnya limbah kultur,stok agen infeksius dari laboratorium.lim bah hasil operasi, limbah pasien dengan penyakit menular Ditampung dalam wadah yang kuat dan tidak bocor,tidak boleh dicampur dengan limbah lain Penyimpanan di pkm tidak boleh lebih dari 48 jam sejak mulai dari penyimpanan Penyimpanan di ruang khusus,tertutu p,ada pencatatan jumlah timbulan limbah setiap hari, tidak mungkin binatang pengerta masuk,termas uk pembatasan orang masuk keruang tersebut. 4 Limbah patologis Limbah berasal dari organ tubuh misalnya janin,organ Masukkan dalam kontener kuat dan tidak
tubuh,darah,mu ntahan. bocor Perlakuannya sama dengan limbah infeksius Jika limbah padat maka diolah dengan alat pengolahan limbah padat Jika cair diolah
dengan alat pengolahan limbah cair 5 Limbah Farmasi Limbah yang mengandung bahan bahan obat,vaksin,prod uk farmasi, serum kadaluarsa Dapat dikembalikan pada produsannya Bila terjadi tumpahan obat dapat menggunaka n pasir absorben untk menyerap tumpahan farmasi,tump ahan farmasi termasuk sampah B3 dan harus dikelola dan diolah oleh pihak yang khusus dapat mengelola limbah farmasi 6 Limbah Kimia Limbah berasal dri zat kimia misalnya formaldehid,zat rontgen,dll, Jika jumlahnya kecil pengelolaann ya sama dengan
limbah infeksius.
7 Limbah logam berat
Berasal dari alat medis yang mengandung logam berat misalnya dari bocoran tensi air raksa Penampunga nnya ditempat yang tidak bocor dan kuat pengelolaann ya bekerjasama dengan dinas atau lingkugan hidup
d.Deteksi dini melalui medical check up;pemeriksaan pekerja sebelum masuk kerja,pindah,pemeriksaan berkala pada pekerja ,pemeriksaan khusus pada petugas yang terpajan bahan berbahaya seperti petugas lab,radiologi.
iii. Kuratif:
1. Penatalaksanaan kecelakaan kerja seperti tertusuk jarum 2. Penatalaksanaaan kecelakaan akibat kerja
3. Melakukan pengobatan penyakit akibat kerja 4. Melakukan rujukan kasus
iv. Rehabilitatif
Ditujukan untuk mencegah kecacatan dan kematian,dan rekomendasi penempatan kembali petugas pasca kecelakaan kerja C. Tahap Pengawasan ,pemantauan dan evaluasi
Pengawasan dilakukan oleh tim K3 secara berkala sesuai jadwal dalam rencana.
Pemantauan dilakukan terhadap kepatuhan SPO,penyediaan APD, penyediaan kebutuhan sarana prasarana, pelayanan kesehatan kerja dan tanggap darurat, pengelolaan alat, pengelolaan limbah, peningkatan kemampuan sumber daya,penyediaan alat dukungan K3,penilaian resiko.dengan menggunakan instrumen.
Evaluasi dilakukan secara internal oleh tim k3 setiap tahun bertujuan untuk menilai pelaksanaan K3 di Puskesmas ,hasilnya digunakan untuk perencanaan tahun berikutnya
BAB IV.STANDAR PRECAUSTION DI PUSKESMAS
Standar precaution adalah suatu upaya pencegahan terhadap penularan infeksi hepatitis B virus (HBV),hepatitis virus C (HVC) dan HIV secara parenteral melalui membran mukosa,permukaan kulit yang intak,dengan memperlakukan semua darah,secret vagina,air mani,cairan amnion,dan cairan tubuh lainnya kecuali feces,urin,keringat,dahak,ingus,air mata,muntahan tanpa campuran darah dari semua pasien sebagai sumber yang potensial untuk menularkan infeksi tanpa memperhatikan diagnosis maupun resiko yang ada pada pasien itu,tahapan kewaspadaan standar adalah
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian sarung tangan dan alat pelindung diri
3. Pengelolaan jarum dan alat untuk mencegah perlukaan 4. Penatalaksanaan peralatan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi puskesmas
6. Penatalaksanaan tertusuk jarum bekas/benda tajam A. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
Mencuci tangan dengan cara yang benar.dengan menggesekkan tangan dan menggunakan deterjen.
Jenis cuci tangan;
1. Cuci tangan rutin;cuci tangan dengan air mengalir 10-15 menit dengan sabun.Jika tidak terdapat air dan tangan tidak dalam keadaan kotor oleh darah atau oleh bahan organik lainnya dapat menggunakan gliserin dan alkohol 60%-90%.
2. Cuci tangan aseptik
Cuci tangan dengan sabun aseptik selama 1 menit pada air mengalir dan dilakukan pada kegiatan non bedah yang memerlukan tindakan aseptik.
3. Cuci tangan bedah
Membersihkan tangan kuku dan lengan dengan menggunakan sabun antiseptik (4% chlorhexaxidine atau detergen yang mengandung povidon iodin 0,75 % selama 3-5 menit (5 menit untuk pencucian pertama dan 3 menit untuk pencucian berikutnya)posisi tangan lebih tinggi dari siku dan jangan menutup keran dengan tangan yang telah di cuci.
Indikasi cuci tangan untuk mencegah infeksi silang adalah: Cuci tangan sebelum tindakan:
Saat akan mulai pekerjaan Saat akan memeriksa pasien
Saat akan memakai alat yang telah dilakukan Desinfeksi tingkat tinggi (DTT)
Cuci tangan sesudah tindakan: Saat hendak pulang kerumah Setelah memeriksa pasien
Setelah menyentuh membran mukosa,darah,atau ,cairan tubuh Setelah membuka sarung tangan
Setelah dari toilet
Setelah bersin atau batuk
B. Pemakaian sarung tangan dan alat pelindung diri Sarung tangan :
Prosedur tindakan yang memerlukan sarung tangan:
PROSEDUR/TINDAKAN Perlu sarung tangan Sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi Sarung tangan steil Memeriksa tekanan darah, temperatur tubuh atau menyuntik
Ya Tidak Tidak
Menolong persalinan dan kelahiran bayi, menjahit laserasi atau
episiotomy
Ya Bisa diterima dianjurkan
Mengambil contoh darah/pemasangan IV
Ya Tidak Tidak
Menghisap lendir bayi dan jalan nafas
Ya Ya Tidak
Memegang membersihkan
peralatan yang terkontaminasi Memegang sampah yang terkontaminasi Ya Tidak Tidak Membersihkan percikan darah atau cairan
tubuh
Ya Tidak Tidak
Hal yang harus diperhatikan saat memakai sarung tangan;
1. Dianjurkan memakai sarug tangan untuk sekali pakai kecuali sarung tangan untuk membersihkan tempat kerja.
2. Jangan menggunakan sarung tangan bocor 3. Tidak dianjurkan pakai sarung tangan rangkap
4. Sarung tangan yang di DTT jangan dipakai lebi dari 3 kali.
Alat pelindung diri seperti kacamatan,apron,masker,sepatu bergantung pada jenis pekerjaan atau tingkat paparan dengan darah dan cairan tubuh lain saat melakukan tindakan.
C. Pengelolaan jarum dan alat untuk mencegah perlukaan:
Tindakan mencegah kecelakaan kerja akibat jarum dan alat tajam untuk mengurangi resiko kecelakaan adalah;
1. Memperhatikan secara cermat ketika menggunakan jarum
2. Meletakkan jarum yang sudah di pakai pada tempat yang kedap tusuk. 3. Memastikan bahwa setiap ruangan tindakan memiliki safety box
4. Menggunakan sarung tangan tebal saat mencuci peralatan
5. Tindakan menyerahkan alat secara langsung antar petugas (hands free teknis).
6. Tidak membengkokkan ,mematahkan atau menutup kembali jarum bekas pakai,jika terpaksa menggunakan teknis satu tangan.
7. Menggunakan forcep atau pinset saat mengerjakan jahitan. D. Penatalaksanaan peralatan
Bertujuan untuk menjamin peralatan dalam kondisi steril.semua alat,bahan dan obat yang dimasukkan ke dalam jaringan yang steril harus dalam keadaan steril.
Proses penetalaksanaan peralatan melalui 4 tahap: 1. Dekontaminasi:
Merupakan proses merendam peralatan pada larutan khlorin 0,5 % selama 10 menit segera setelah melakukan tindakan.Alat yang didekontaminasi adalah peralatan operasi/tindakan,jarum atau semprot yang akan dipakai ulang,sarung tangan,kontener tempat penyimpanan peralatan
2. Pencucian :
Nerupakan langkah pencucian dan penyikatan peralatan dengan sabun dan deterjen sebelum dilakukan sterilisasi atau DTT.proses pencucian harus dapat menghilangkan darah,cairan tubuh dan jaringan lain.
Sterilisasi bertujuan menghilangkan seluruh mikroorganisme dan direkomendasikan pada alat yang berkontak langsung dengan darah atau jaringan bawah kulit..
Dilakukan dengan :Uap panas bertekanan tinggi,panas kering,atau menggunakan bahan kimia.
DTT alternatif jika sterilisasi tidak dapat dilaksanakan .DTT tidak
membunuh semua kuman.DTT dilakukan dengan
merebus,menggunakan bahan kimia,atau menggunakan uap panas. 4. Penyimpanan:
Penyimpanan alat yang sudah disterilisasi.Cara menyimpan adalah: a) Peralatan dibungkus:
Peralatan dibungkus bertujuan untuk tetap menjamin sterilisasi alat.umur sterilisasi alat sangat bergantung pada packing,handling,jumlah petugas yang menangani packing,kebersihan,kelembaban,dan suhu penyimpanan.
b) Peralatan tidak dibungkus;
Peralatan harus digunakan setelah proses sterilisasi. E. Pengelolaan limbah dan sanitasi puskesmas
Kegiaytan kesehatan selain menghasilkan limbah domestik juga limbah medis dan limbah berbahaya
1.Sampah rumah tangga; a. Organik b. Non organik 2.Sampah medis; a. Padat b. Cair 3.Limbah berbahaya
F. Penatalaksanaan tertusuk jarum bekas/benda tajam
Kejadian tertusuk,terluka akibat pekerjaan harus didokumentasikan (dicatat dan dilaporkan)
Langkah-langkah pentik kejadian tertusuk; 1. Jangan panik
2. Segera keluarkan darah dengan memijat bagian tertusuk dan mencuci dengan air mengalir atau jumlah yang banyak,cuci dengan sabun atau anti septik
3. Jika darah mengenai kulit yang utuh tanpa luka segera cuci dengan air mengalir dan menggunakan sabun.
4. Jika darah mengenai mulut,ludahkan dan kumur-kumur beberapa kali 5. Jika darah mengenai mata cuci mata dengan mengalir atau garam
fisiologis
6. Jika darah mengenai hidung ,hembuskan keluar bersihkan dengan air 7. Luka tertusuk tidak boleh dihisap
8. Lapor ke tim K3 dlam 24 jam.
Tim PIN/K3 akan melakukan tindakan lanjut:
1. Menetukan status pasien sebagai sumber jarum/alat tajam bekas pakai terhadap status HIV,HBV,dan HVC.
2. Petugas yang terpapar diperiksa status HIV,HBV,dan HVC.jika tidak diketahui sumber paparannya
3. Bila status pasien HIV,HBV,dan HVC. Tidak dalam masa inkubasi tidak perlu dilakukan tindakan khusus untuk petugas,atau cukup konseling 4. Bila status pasien HIV,HBV,dan HVC positif maka tentukan status
petugas HIV,HBV,dan HVC petugas tersebut 5. Petugas dilakukan konseling pre test
BAB V.
INDIKATOR KEBERHASILAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS
1. Komitmen dan kebijakan kepala puskesmas 2. Adanya SK Tim
3. Adanya rencana kerja
4. Adanya dukungan sarana dan prasarana 5. Tingkat kepatuhan petugas akan SOP 6. Angka kecelakaan akibat kerja
7. Angka penyakit umum dan angka penyakit akibat kerja 8. Review sop,rambu,petunjuk
9. Pembudayaan k3 melalui SOP dan pertemua 10.Pelayanan kesehatan kerja dan tangggap darurat 11.Pengelolaan limbah.
VI.PENUTUP
NO Kegiatan Indikator
INPUT
1 Kebijakan Ka PKM Adanya kebijakan teknis SK Tim
2 Komitmen Adanya komitmen tertulis yang ditanda tangani oleh seluruh petugas
3 Rencana K3 Ada renja tahunan 4 Dukungan sumber
daya
SDM terlatih K3
Adanya peralatan pendukung K3 Tersediaanya dana K3 PROSES 5 Kepatuhan pelaksanaan K3 Kepatuhan standar K3 o Mencuci tangan
o Penggunaan sarung tangan o Pengelolaan jarum
o Kepatuhan pemilihan tempat sampah Kepatuhan mapping dan penilaian
OUT PUT
6 Pencatatan dan
pelaporan
Catatan kasus kecelakaan kerja (tertusuk jarum
Jumlah kasus diduga akibat kecelakaan kerja
Jumlah kasus diduga penyakit akibat kerja pada petugas puskesmas
Jumlah kasus penyakit akibat kerja pada petugas puskesmas
Jumlah kecelakaan kerja pada petugas puskesmas
LAMPIRAN
INSRUMEN EVALUASI INTERNAL PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS Nama Puskesma : Kecamatan : Kabupaten : Propinsi : Alamat :
Tanggal Pelaksanaan Evaluasi : Pelaksana Evaluasi : 1...Jabatan... ... 2...Jabatan... ... 3...Jabatan... ... 4...Jabatan... ...
A.Perencanaan :
No Kegiatan Ada Tidak Lampiran Ket
SK Dok
1. Komitmen dan Kebijakan 2. Pembentukan tim K3 3. Perencanaan K3
B.PELAKSANAAN K3 DI PUSKESMAS
No Kegiatan Ada Tidak Lampiran Ket
SK Dok
1. Penyusunan SOP,tanda
bahaya,Petunjuk K3 2. Pembudayaan K3
3. Penyediaan kebutuhan dan sarana K3
4. Pelayanan Kesehatan Kerja: a. MCU
b. Emergency plan c. Mapping bahaya
d. Penyiapan sarana tanggap darurat,
5. Pengelolaan dan pemeliharaan alat puskesmas a. Alat sterilisasi b. Alat medis c. Alat K3 d. Kalibrasi alat 6. Pengelolaan Limbah; a. Limbah padat b. Limbah cair c. Limbah gas d. Limbah medis e. Limbah non medis. 7. Peningkatan kapasitas SDM
a. Pelatihan K3 eksternal b. Pelatihan K3 internal c. Sosialisasi K3
d. Sosialisasi pencegahan Infeksi
8. Penyediaan srana dan dukungan K3 a. APAR b. APD c. Sterilisasi d. Anti septik e. Vaksin
9. Monitoring dan pemantauan K3 di puskesmas
10. Penilaian resiko K3 di Puskesmas (sesuai mapping)
11. Pengendalian resiko kesehatan : a. Promotif
b. Preventif c. Kuratif d. Rehabilitatif
CEKLIST MANAJEMEN K3 PUSKESMAS XXXXX
TAHUN :
A. Tahap Perencanaan Ada Tida
k 1. Komitmen :
2. Kebijakan
3. Advokasi Dinas Kesehatan
4. SK Dinas Kesehatan
B. Tahap Pelaksanaan
B. 1
Dalam Gedung Puskesmas
2. Peningkatan Kemampuan petugas K3 3. Identifikasi bahaya potensial :
a. Umum b. khusus 4. Penilaian resiko K3 5. Pengendalian resiko K3 a. Secara umum: i. Menghilangkan bahaya ii. Subsitusi/mengganti iii. Rekayasa teknik iv. Administrasi:
1. Cara kerja yang aman 2. Bekerja sesuai SPO
3. Pengaturan waktu kerja atau shift kerja
4. Kebujakan /aturan
b. Pengendalian dalam aspek kesehatan i. Promotif
1. Penyuluhan bahaya potensial dengan gangguan yang timbul 2. Penyuluhan penggunaan APD yang
benar
3. Pemasangan leaflet dan brosur 4. Pemenuhan gizi
5. Penyusunan SPO pelayanan 6. PHBS Kerja 7. Pelatihan K3 8. Olahraga 9. Rekreasi bersama 10.Konseling 11.Manajemen stress 12.Bimbingan rohani ii. Preventif
1. Penggunaan APD berdasarkan potensi bahaya : a. Sarung tangan b. Masker c. Topi d. Kacamata e. Apron f. Sepatu bot g. Dll.. 2. Imunisasi a. Hepatitis b. Dll.. 3. Penatalaksanaan Limbah : a. Limbah domestik
b. Limbah benda tajam c. Limbah infeksius d. Limbah patologis e. Limbah farmasi f. Limbah kimia
g. Limbah logam berat 4. Deteksi dini melalui MCU
a. Pemeriksaan prakerja b. Pemeriksaan berkala c. Pemeriksaan khusus iii. Kuratif
1. Penatalaksanaan tertusuk jarum bekas/benda tajam
2. Penatalaksanaan kecelakaan kerja 3. Penatalaksanaan gawat darurat 4. Pengobatan penyakit akibat kerja 5. Rujukan kasus
6. Penatalaksana paska pajanan. iv. Rehabilitatif
1. Evaluasi tingkat kecacatan
2. Rekomendasi penempatan kembali sesuai kemampuan.
B2 .
Luar Gedung Puskesmas Puskesmas Keliling Kunjungan rumah: o PHN o Gizi o UKS o Surveilan UKBM o Posyandu o Pos UKK o Pos Lansia Fogging Pemantauan C. Pengawasan :
Dilakukan oleh Kepala Puskesmas: Dilakukan oleh Dinas Kesehatan D. Monitoring dan Evaluasi
1.Pencatatan dan pelaporan :
a. Pencatatan semua kegiatan K3 b. Pencatatan KAK
c. Pencatatan PAK
d. Pencatatan gaat darurat
f. Pencatatan pasca pajanan 2.-Inspeksi dan pengujian
-Inspeksi -Pengajian 3.Audit K3 - audit Internal -audit eksternal
4.Tindakan perbaikan dan pencegahan E. Tinjauan penerapan /pelaksaan K3