• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Psikologi Belajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Psikologi Belajar"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Psikologi Belajar – Teori Belajar

Makalah Psikologi Belajar – Teori Belajar

B BAABB II PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang A. Latar Belakang

Banyak negara yang mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan yang pelik. Banyak negara yang mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan yang pelik.  Namun

 Namun semuanya semuanya merasakan merasakan bahwa bahwa pendidikan pendidikan merupakan merupakan salah salah satu satu tugas tugas negara negara yangyang amat penting. Bangsa yang ingin maju, membangun, dan berusaha memperbaiki keadaan amat penting. Bangsa yang ingin maju, membangun, dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia tentu mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci keberhasilan masyarakat dan dunia tentu mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa.

suatu bangsa.

Pengemasan pendidikan, pembelajaran, dan pengajaran sekarang ini belum optimal seperti Pengemasan pendidikan, pembelajaran, dan pengajaran sekarang ini belum optimal seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat dengan kekacauan-kekacauan yang muncul di masyarakat yang diharapkan. Hal ini terlihat dengan kekacauan-kekacauan yang muncul di masyarakat  bangsa ini,

 bangsa ini, diduga bermula dari diduga bermula dari apa yang apa yang dihasilkan oleh dunia dihasilkan oleh dunia pendidikan. Pendidikan yangpendidikan. Pendidikan yang sesungguhnya paling besar memberikan kontribusi terhadap kekacauan ini.

sesungguhnya paling besar memberikan kontribusi terhadap kekacauan ini. Tanta

Tantangan dunia ngan dunia pendpendidikan ke idikan ke depan adalah depan adalah mewumewujudkajudkan n proseproses s demodemokratisaskratisasi i belajarbelajar.. Pe

Pembmbelelajajararan an yyanang g memengngakakui ui hahak k ananak ak ununtutuk k memelalakukukakan n titindndakakan an bebelalajajar r sesesusuaiai karakt

karakteristikeristiknya. Hal nya. Hal pentipenting ng yanyang g perlu ada perlu ada dalam lingkundalam lingkungan belajar gan belajar yanyang g demodemokratiskratis ada

adalah lah reareallnllness. ess. SadSadar ar bahbahwa wa anaanak k memmemilikiliki i kekkekuatuatan an disadisampimping ng kelkelemaemahanhan, , memmemilikilikii keberanian di samping rasa takut dan kecemasan, bisa marah di samping juga bisa gembira keberanian di samping rasa takut dan kecemasan, bisa marah di samping juga bisa gembira Realness bukan hanya harus dimiliki oleh anak, tetapi juga orang yang terlibat dalam proses Realness bukan hanya harus dimiliki oleh anak, tetapi juga orang yang terlibat dalam proses  pembelajaran.

 pembelajaran. Lingkungan Lingkungan belajar belajar yang yang bebas bebas dan dan didasari didasari oleh oleh realness realness dari dari semua semua pihak pihak  yang telibat dalam proses pembelajaran akan dapat menumbuhkan sikap dan persepsi yang yang telibat dalam proses pembelajaran akan dapat menumbuhkan sikap dan persepsi yang  positif terhadap belajar.

 positif terhadap belajar.

Bagi para guru, salah satu pertanyaan yang paling penting tentang belajar adalah : Kondisi Bagi para guru, salah satu pertanyaan yang paling penting tentang belajar adalah : Kondisi seperti apa yang paling efektif untuk menciptakan perubahan yang diinginkan dalam tingkah seperti apa yang paling efektif untuk menciptakan perubahan yang diinginkan dalam tingkah laku? Atau dengan kata lain, bagaimana bisa apa yang kita ketahui tentang belajar diterapkan laku? Atau dengan kata lain, bagaimana bisa apa yang kita ketahui tentang belajar diterapkan dal

dalam am insinstrutruksiksi? ? SebSebeluelum m kitkita a menmenjawajawab b perpertantanyaayaan n tertersebusebut, t, kitkita a harharus us melmelihaihat t padpadaa  penjelasan-penjelasan psikologis tentang belajar.

 penjelasan-penjelasan psikologis tentang belajar.

Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak  sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak  lepas dari individu yang lainnya. Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup lepas dari individu yang lainnya. Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup  bersama

 bersama antarmanusia antarmanusia akan akan berlangsung berlangsung dalam dalam berbagai berbagai bentuk bentuk komunikasi komunikasi dan dan situasi.situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi. Dengan demikian kegiatan hidup manusia Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi. Dengan demikian kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan proses interaksi atau komunikasi, baik interaksi dengan alam akan selalu dibarengi dengan proses interaksi atau komunikasi, baik interaksi dengan alam lingkungan, interaksi dengan sesama, maupun interaksi dengan tuhannya, baik itu sengaja lingkungan, interaksi dengan sesama, maupun interaksi dengan tuhannya, baik itu sengaja maupun tidak disengaja.

maupun tidak disengaja.

Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal dan keinginan manusia, Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal dan keinginan manusia, unt

untuk uk itu itu perperlu lu difdifahaahami mi secasecara ra benbenar ar menmengengenai ai penpengergertiatian n proproses ses dan dan intinterakeraksi si belbelajarajar.. Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan yang tunggal tapi memang memiliki makna yang Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan yang tunggal tapi memang memiliki makna yang  berbeda.

 berbeda. Belajar Belajar diartikan diartikan sebagai sebagai suatu suatu perubahan perubahan tingkah-laku tingkah-laku karena karena hasil hasil daridari  pengalaman yang diperoleh. Sedangkan mengajar

 pengalaman yang diperoleh. Sedangkan mengajar adalah kegiatan menyediakan adalah kegiatan menyediakan kondisi yangkondisi yang merang

(2)

 pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang dapat membawa perubahan serta kesadaran diri sebagai pribadi.

Menurut Arden N. Frandsen mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang itu untuk   belajar antara lain sebagai berikut: 1. adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas; 2. adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju; 3. adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman; 4. adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik  dengan koperasi maupun dengan kompetensi; 5. adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman; 6. adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada belajar. (Frandsen, 1961, p. 216). Secara luas teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup bidang psikologi atau  bagaimanapun juga membicarakan masalah belajar ialah membicarakan sosok manusia. Ini dapat diartikan bahwa ada beberapa ranah yang harus mendapat perhatian. anah-ranah itu ialah ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Akan tetapi manusia sebagai makhluk yang berpikir, berbeda dengan binatang. Binatang adalah juga makhluk yang dapat diberi pelajaran, tetapi tidak menggunakan pikiran dan akal budi. Ivan Petrovich Pavlov, ahli  psikologi Rusia berpengalaman dalam melakukan serangkaian percobaan.

Dalam percobaan itu ia melatih anjingnya untuk mengeluarkan air liur karena stimulus yang dikaitkan dengan makanan. Proses belajar ini terdiri atas pembentukan asosiasi (pembentukan hubungan antara gagasan, ingatan atau kegiatan pancaindra) dengan makanan. Proses belajar  yang digambarkan seperti itu menurut Pavlov terdiri atas pembentukan asosiasi antara stimulus dan respons refleksif.

Dasar penemuan Pavlov tersebut, menurut J.B. Watson diberi istilah behaviorisme. Watson  berpendapat bahwa perilaku manusia harus dipelajari secara objektif. la menolak gagasan mentalistik yang bertalian dengan bawaan dan naluri. Watson menggunakan teori classical conditioning untuk semuanya yang bertalian dengan pembelajaran. Pada umumnya ahli  psikologi mendukung proses mekanistik. Maksudnya kejadian lingkungan secara otomatis akan menghasilkan tanggapan. Proses pembelajaran itu bergerak dengan pandangan secara menyeluruh dari situasi menuju segmen (satuan bahasa yang diabstraksikan dari kesatuan wicara atau teks) bahasa tertentu. Materi yang disajikan mirip dengan metode dengar ucap.

B.Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian teori belajar humanisme? 2. Apakah pengertian teori belajar Behaviorime? 3. Bagaimanakah penerapan kedua teori belajar tersebut? 4. Siapa saja tokoh-tokoh teori belajar? 5. Bagaimana implikasi teori-teori belajar tersebut?

C.Tujuan dan Manfaat penyusunan makalah 1. Agar kita memahamai tentang berbagai macam teori belajar   2. Untuk mengetahui bagaimana cara menerapkan teori-teori belajar dala pendidikan 3. Mendeskripsikan implikasi teori belajar   4. Mengkaji implikasi teori belajar 

(3)

Adapun penyusunan makalah ini bermanfaat secara: a. Teoretis, untuk mengkaji ilmu pendidikan khususnya dalam memahami implikasi  pendidikan, pembelajaran, pengajaran, prinsip-prinsip pembelajaran, dan perkembangan teori  pembelajaran.

 b. Praktis, bermanfaat bagi:

(1) para pendidik agar pendidik tidak salah persepsi tentang pendidikan, pembelajaran, dan  pengajaran, serta dapat menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran dan teori pembelajaran

yang sesungguhnya,

(2) mahasiswa agar memahami tentang pengertian, prinsip, dan perkembangan teori  pembelajaran.

BAB II

TEORI BELAJAR 

1. Pengertian Teori Belajar

1. Teori Behaviorisme

Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan,  bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata

melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perbahan perilaku organise sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan.

Dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Dari hal ini, timbulah konsep ”manusia mesin” (Homo Mechanicus). Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil  belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah

munculnya perilaku yang diinginkan.

Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi  behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkahl laku adalah hasil  belajar.

1. Teori Humanistik  

Pengertian humanistik yang beragam membuat batasan-batasan aplikasinya dalam dunia  pendidikan mengundang berbagai macam arti pula. Sehingga perlu adanya satu pengertian yang disepakati mengenai kata humanistik dala pendidikan. Dalam artikel “What is Humanistik Education?”, Krischenbaum menyatakan bahwa sekolah, kelas, atau guru dapat dikatakan bersifat humanistik dalam beberapa kriteria. Hal ini menunjukkan bahwa ada

(4)

 beberapa tipe pendekatan humanistik dalam pendidikan. Ide mengenai pendekatan- pendekatan ini terangkum dalam psikologi humanistik.

Dalam artikel “some educational implications of the Humanistic Psychologist” Abraham Maslow mencoba untuk mengkritisi teori Freud dan behavioristik . Menurut Abraham, yang terpenting dalam melihat manusia adalah potensi yang dimilikinya. Humanistik lebih melihat  pada sisi perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada “ketidaknormalan” atau “sakit” seperti yang dilihat oleh teori psikoanalisa Freud. Pendekatan ini melihat kejadian setelah “sakit” tersebut sembuh, yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk  melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai  potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanistik biasanya memfokuskan  penganjarannya pada pembangunan kemampuan positif ini.

Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif, misalnya ketrampilan membangun dan menjaga relasi yang hangat dengan orang lain, bagaimana mengajarkan kepercayaan, penerimaan, keasadaran, memahami perasaan orang lain, kejujuran interpersonal, dan pengetahuan interpersonal lainnya. Intinya adalah meningkatkan kualitas ketrampilan interpersonal dalam kehidupan sehari-hari.

Selain menitik beratkan pada hubungan interpersonal, para pendidikan yang beraliran humanistik juga mencoba untuk membuat pembelajaran yang membantu anak didik untuk  meningkatkan kemampuan dalam membuat, berimajinasi, mempunyai pengalaman,  berintuisi, merasakan, dan berfantasi. Pendidik humanistik mencoba untuk melihat dalam spektrum yang luas mengenai perilaku manusia. “Berapa banyak hal yang bisa dilakukan manusia? Dan bagaimana aku bisa membantu mereka untuk melakukan hal-hal tersebut dengan lebih baik?

Melihat hal-hal yang diusahakankan oleh para pendidik humanistik, tampak bahwa  pendekatan ini mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia pendidikan. Freudian melihat emosi sebagai hal yang mengganggu perkembangan, sementara humanistik melihat keuntungan pendidikan emosi. Jadi bisa dikatakan bahwa emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanistik. Karena berpikir dan merasakan saling beriringan, mengabaikan pendidikan emosi sama dengan mengabaikansalah satu potensi terbesar manusia. Kita dapat belajar menggunakan emosi kita dan mendapat keuntungan dari pendekatan humanistik ini sama seperti yang kita dapatkan dari pendidikan yang menitikberatkan kognisi.

1. Tokoh-Tokoh Teori Belajar

1. Teori Behaviorisme

Beberapa tokoh besar dalam aliran behaviorisme antara lain adalah :

a. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia. Ia mengemukakan bahwa dengan menerapkan strategi ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.

(5)

Pavlov mengadakan percobaan laboratories terhadap anjing. Dalam percobaan ini anjing di  beri stimulus bersarat sehingga terjadi reaksi bersarat pada anjing. Contoh situasi percobaan

tersebut pada manusia adalah bunyi bel di kelas untuk penanda waktu tanpa disadari menyebabkan proses penandaan sesuatu terhadap bunyi-bunyian yang berbeda dari pedagang makan, bel masuk, dan antri di bank. Dari contoh tersebut diterapkan strategi Pavlo ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan. Sementara individu tidak  sadar dikendalikan oleh stimulus dari luar. Belajar menurut teori ini adalah suatu proses  perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan reaksi.Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya latihan dan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah belajar hanyalah terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan  pribadi dihiraukan.

 b. Thorndike (1874-1949)

Menurut Thorndike belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara  peristiwa yang disebut stimulus dan respon. Thorndike menggambarkan proses belajar  sebagai proses pemecahan masalah. Dalam penyelidikannya tentang proses belajar, pelajar  harus diberi persoalan, dalam hal ini Thorndike melakukan eksperimen dengan sebuah  puzzlebox. Eksperimen yang dilakukan adalah dengan kucing yang dimasukkan pada sangkar 

tertutup yang apabila pintunya dapat dibuka secara otomatis bila knop di dalam sangkar  disentuh. Percobaan tersebut menghasilkan teori Trial dan Error. Ciri-ciri belajar dengan Trial dan Error Yaitu : adanya aktivitas, ada berbagai respon terhadap berbagai situasi, ada eliminasai terhadap berbagai respon yang salah, ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Atas dasar percobaan di atas, Thorndike menemukan hukum-hukum belajar : 1. Hukum kesiapan (Law of Readiness) Jika suatu organisme didukung oleh kesiapan yang kuat untuk memperoleh stimulus maka  pelaksanaan tingkah laku akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosaiasi cenderung

diperkuat.

2. Hukum latihan

Hukum latihan akan menyebabkan makin kuat atau makin lemah hubungan S-R. Semakin sering suatu tingkah laku dilatih atau digunakan maka asosiasi tersebut semakin kuat. Hukum ini sebenarnya tercermin dalam perkataan repetioest mater studiorum atau practice makes  perfect.

3. Hukum akibat ( Efek )

Hubungan stimulus dan respon cenderung diperkuat bila akibat menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan. Rumusan tingkat hukum akibat adalah, bahwa suatu tindakan yang disertai hasil menyenangkan cenderung untuk  dipertahankan dan pada waktu lain akan diulangi. Jadi hokum akibat menunjukkan  bagaimana pengaruh hasil suatu tindakan bagi perbuatan serupa.

c. Skinner (1904-1990)

Skinner menganggap reward dan reinforcement merupakan faktor penting dalam belajar. Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal, mengontrol tingkah laku. Pada teori ini guru memberi penghargaan hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan lebih rajin. Teori ini juga disebut dengan operant conditioning. Operant conditioning adalah suatu proses  penguatan perilaku operant yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulang

(6)

Operant conditing  menjamin respon terhadap stimuli. Bila tidak menunjukkan stimuli maka guru tidak dapat membimbing siswa untuk mengarahkan tingkah lakunya. Guru memiliki  peran dalam mengontrol dan mengarahkan siswa dalam proses belajar sehingga tercapai

tujuan yang diinginkan.

Prinsip belajar Skinners adalah : 1. Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa jika salah dibetulkan jika benar diberi  penguat.

* Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran digunakan sebagai

sistem modul.

* Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri, tidak digunakan hukuman. Untuk itu lingkungan perlu diubah untuk menghindari hukuman. * Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebaiknya hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variable ratio reinforcer. * dalam pembelajaran digunakan shapping

1. Teori Humanistik  

a. Arthur Combs (1912-1999)

Bersama dengan Donald Snygg (1904-1967) mereka mencurahkan banyak perhatian pada dunia pendidikan. Meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar yang sering digunakan. Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah dari ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya.

Untuk itu guru harus memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi  bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana

mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi  pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya.

Combs memberikan lukisan persepsi diri dan dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar  dan kecil) yang bertitik pusat pada satu. Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari  persepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang

mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.

 b. Abraham Maslow

Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai  perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah  berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada

(7)

Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik . Maslow percaya  bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan). Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang  paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun

hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut: * Kebutuhan fisiologis / dasar   * Kebutuhan akan rasa aman dan tentram * Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi

* Kebutuhan untuk dihargai

* Kebutuhan untuk aktualisasi diri

c. Carl Rogers

Carl Ransom Rogers dilahirkan di Oak Park, Illinois, pada tahun 1902 dan wafat di LaJolla, California, pada tahun 1987. Semasa mudanya, Rogers tidak memiliki banyak teman sehingga ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membaca. Dia membaca buku apa saja yang ditemuinya termasuk kamus dan ensiklopedi, meskipun ia sebenarnya sangat menyukai buku-buku petualangan. Ia pernah belajar di bidang agrikultural dan sejarah di University of Wisconsin. Pada tahun 1928 ia memperoleh gelar Master di bidang psikologi dari Columbia University dan kemudian memperoleh gelar Ph.D di dibidang psikologi klinis  pada tahun 1931.

Pada tahun 1931, Rogers bekerja di Child Study Department of the Society for the prevention of Cruelty to Children (bagian studi tentang anak pada perhimpunan  pencegahan kekerasan tehadap anak) di Rochester, NY. Pada masa-masa berikutnya ia sibuk 

membantu anak-anak bermasalah/nakal dengan menggunakan metode-metode psikologi. Pada tahun 1939, ia menerbitkan satu tulisan berjudul “The Clinical Treatment of the  Problem Child”, yang membuatnya mendapatkan tawaran sebagai profesor pada fakultas  psikologi di Ohio State University. Dan pada tahun 1942, Rogers menjabat sebagai ketua dari

American Psychological Society.

Carl Rogers adalah seorang psikolog humanistik yang menekankan perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan terapist) dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Rogers menyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas terapist hanya membimbing klien menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, teknik-teknik assessment dan  pendapat para terapist bukanlah hal yang penting dalam melakukan treatment kepada klien. Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:

* Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus  belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya. * Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan  pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi

siswa

* Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai

 bagian yang bermakna bagi siswa.

(8)

Dari bukunya Freedom To Learn, ia menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip dasar humanistik  yang penting diantaranya ialah : * Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami. * Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri. * Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri diangap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya. * Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil. * Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar. * Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya. * Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut  bertanggungjawab terhadap proses belajar itu. * Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari. * Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai terutama  jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting. * Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar  mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan  penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu.

1. Aplikasi Teori Belajar

Perkembangan teori belajar cukup pesat. Berikut ini adalah teori belajar dan aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran.

1. Teori Behaviorisme

Belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Perubahan perilaku dapat berujud sesuatu yang konkret atau yang non konkret,  berlangsung secara mekanik memerlukan penguatan. Aplikasi teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran, tergantung dari beberapa hal seperti tujuan pembelajaran, sifat meteri  pelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.

Aplikasi teori belajar behaviorisme menurut tokoh-tokoh antara lain :

a. Aplikasi Teori Pavlov

Contohnya yaitu pada awal tatap muka antara guru dan murid dalam kegiatan belajar  mengajar, seorang guru menunjukkan sikap yang ramah dan memberi pujian terhadap murid-muridnya, sehingga para murid merasa terkesan dengan sikap yang ditunjukkan gurunya.

 b. Aplikasi Teori Thorndike

* Sebelum guru dalam kelas mulai mengajar, maka anak-anak disiapkan mentalnya terlebih dahulu. Misalnya anak disuruh duduk yang rapi, tenang dan sebagainya. * Guru mengadakan ulangan yang teratur, bahkan dengan ulangan yang ketat atau sistem drill.

* Guru memberikan bimbingan, pemberian hadiah, pujian, bahkan bila perlu hukuman sehingga memberikan motivasi proses belajar mengajar.

(9)

c. Aplikasi Teori Skinner Guru mengembalikan dan mendiskusikan pekerjaan siswa yang telah diperiksa dan dinilai sesegera mungkin.

1. Aplikasi Teori Humanistik  

Belajar adalah menekankan pentingnya isi dari proses belajar bersifat eklektik, tujuannya adalah memanusiakan manusia atau mencapai aktualisasi diri. Aplikasi teori humanistik  dalam pembelajaran guru lebih mengarahkan siswa untuk berpikir induktif, mementingkan  pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar. Hal ini

dapat diterapkan melalui kegiatan diskusi, membahas materi secara berkelompok sehingga siswa dapat mengemukakan pendapatny masing-masing di depan kelas. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila kurang mengerti terhadap materi yang diajarkan.Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterpkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir,  perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.

Guru yang baik menurut teori ini adalah : Guru yang memiliki rasa humor, adil, menarik, lebih demokratis, mampu berhubungan dengan siswa dengan mudah dan wajar.Ruang kelads lebih terbuka dan mampu menyesuaikan pada perubahan. Sedangkan guru yang tidak efektif  adalah guru yang memiliki rasa humor yang rendah ,mudah menjadi tidak sabar ,suka melukai perasaan siswa dengan komentsr ysng menyakitkan,bertindak agak otoriter, dan kurang peka terhadap perubahan yang ada.

1. Perbandingan Teori Behaviorisme dengan Teori Humanisme Beberapa perbandingan antara teori behaviorisme dengan teori humanistik yaitu :

a. Teori behaviorisme

Teori :proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulis dan respon.

Tujuan :adanya perubahan tingkah laku pada peserta didik. Metode :dibagi dalam bagian-bagian kecil sampai kompleks. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan.berorientasi pada hasil yang dicapai, tidak menggunakan hukuman.

Kekurangan :

* sentral,bersikap otoriter,komunikadi satu arah. * Guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari siswa. * Pasif, perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengarihi oleh penguatan yang diberikan oleh

guru,mendengarkan dan menghafal.

Penerapan :pada mata pelajaran yang membutuhkan praktek dan pembicaraan yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, daya tahan, dan sebagainya. Misal dalam: percakapan bahasa asing, mengetik, menari, olagraga,dll. Guru :guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi Murid :melakukan sendiri apa yang menjadi instruksi dan melakukannya berulang-ulang

sampai hasilnya baik.

Evaluasi :didasarkan pada perilaku yang dicapai sebagai hasil dari latihan yang dilakukan.

 b. Teori humanistik  

(10)

Tujuan :menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai

metode-metode yang diterapkan.

Metode :mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas

,jujur , dan positif.

Kekurangan :terlalu memberi kebebasan pada siswa. Penerapan :materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan. Guru :memberi motivasi,kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Siswa :pelaku utama (student center) yang memaknai poses pengalaman belajar sendiri Evaluasi :diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa.

BAB III

PENUTUP A.Kesimpulan

Teori belajar humanisme dan behaviorisme memiliki ciri khas masing-masing. Teori belajar  humanisme berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang perilakunya bukan sudut  pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah mambantu siswa untuk 

mengembangkan dirinya yaitu membantu masing- masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik & membantu dalam mewujudkan potensi- potensi yang ada pada diri mereka.Sedangkan teori belajar behavioristik merupakan proses  perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus dengan respons yang menyebabkan siswa mempunyai pengalaman baru. Aplikasinya dalam pembelajaran adalah  bahwa guru memiliki kemampuan dalam mengelola hubungan stimulus respons dalam situasi  pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat optimal.

Manfaat dari beberapa teori belajar adalah : 1. Membantu guru untuk memahami bagaimana siswa belajar, 2. Membimbing guru untuk merancang dan merencanakan proses pembelajaran, 3. Memandu guru untuk mengelola kelas, 4. Membantu guru untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri serta hasil belajar siswa

5. yang telah dicapai,

6. Membantu proses belajar lebih efektif, efisien dan produktif, 7. Membantu guru dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada siswa sehingga dapat 8. mencapai hasil prestasi yang maksimal. Implikasi perkembangan teori pembelajaran sekarang sangatlah beragam. Guru dapat menerapkan menurut aliran-aliran teori tertentu. Seperti teori behavioristik dalam  pembelajaran guru memperhatikan tujuan belajar, karakteristik siswa, dan sebagainya.

B.Saran

Pengertian, prinsip, dan perkembangan teori pembelajaran hendaknya dipahami oleh para  pendidik dan diterapkan dalam dunia pendidikan dengan benar, sehingga tujuan pendidikan akan benar-benar dapat dicapai. Dengan memahami berbagai teori belajar, prinsip-prinsip  pembelajaran dan pengajaran, pendidikan yang berkembang di bangsa kita niscaya akan menghasilkan out put-out put yang berkualitas yang mampu membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

* Budiningsih, Asri C. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. * Darsono, Max. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang .

(11)

(www.kosmaext2010.com/makalah-psikologi-belajar -teori -belajar .php)

PERANAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN

Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, baik dalam lingkungan masyarakat Islam maupun nonIslam. Karena keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang  pertama di mana dia mendapatkan pengaruh dari anggota-anggotanya pada masayang amat  penting danpaling kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun tahun pertama dalam kehidupanya(usiapra sekolah).Sebab pada masa tersebut apa yang ditanamkan dalam diri anak akan sangat membekas, sehingga tak mudah hilang atau berubah sudahnya. Dari sini, keluarga mempunyai peranan besar dalam pembangunan masyarakat. Karena keluarga merupakan batu pondasi bangunan masyarakat dan tempat pembinaan pertama untuk  mencetak dan mempersiapkan personil personilnya. Musuh musuh Islam telah menyadari  pentingya peranan keluarga ini. Maka merekapun tak segan segan dalam upaya menghancurkan dan merobohkannya. Mereka mengerahkan segala usaha Untuk mencapai tujuan itu. Sarana yang mereka pergunakan antara lain:

1. Merusak wanita muslimah dan mempropagandakan kepadanya agar meninggallkan tugasnya yang utama dalam menjaga keluarga dan mempersiapkan generasi.

2. Merusak generasi muda dengan upaya mendidik mereka ditempat tempat pengasuhan yang  jauh dari keluarga,agar mudah dirusak nantinya.

3. Merusak masyarakat dengan menyebarkan kerusakan dan kehancuran, sehingga keluarga, individu dan masyarakat seluruhnya dapat dihancurkan.

Sebelum ini, para ulama umat Islam telah menyadari pentingnya pendidikan melalui keluarga. SyaikhAbuHamid AlGhazali ketika membahas tentang peran kedua orangtua dalam  pendidikan mengatakan:”Ketahuilah, bahwa anak kecil merupakan amanat bagi kedua orangtuanya.Hatinya yang masih suci merupakan permata alami yang bersih dari pahatan dan  bentukan,dia siap diberi pahatan apapun dan condong kepada apa saja yang disodorkan kepadanya Jika dibiasakan dan diajarkan kebaikan dia akan tumbuh dalam kebaikan dan  berbahagialah kedua orang tuanya didunia dari akherat, juga setiap pendidik dan gurunya. Tapi jika dibiasakan kejelekan dan dibiarkan sebagaimana binatang temak, niscaya akan menjadi jahat dan binasa. Dosanya pun ditanggung oleh penguru dan walinya.

Maka hendaklah ia memelihara mendidik dan membina serta mengajarinya akhlak yang baik, menjaganya dari teman teman jahat, tidak membiasakannya bersenang senang dan tidak pula menjadikannya suka kemewahan, sehingga akan menghabiskan umurnya untuk mencari hal tersebut bila dewasa.” dari akherat, juga setiap pendidik dan gurunya. Tapi jika dibiasakan kejelekan dan dibiarkan sebagaimana binatang temak, niscaya akan menjadi jahat dan binasa. Dosanya pun ditanggung oleh penguru dan walinya.Maka hendaklah ia memelihara mendidik  dan membina serta mengajarinya akhlak yang baik, menjaganya dari teman teman jahat, tidak  membiasakannya bersenang senang dan tidakpula menjadikannya suka kemewahan, sehingga akan menghabiskan umurnya untuk mencari hal tersebut bila dewasa.” Syaikh Yūsuf  Muhammad al Hasan

(12)

Peran Keluarga Dan Masyarakat Dalam Pendidikan BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Meskipun barangkali sebagian diantara kita mengetahui tentang apa itu pendidikan, tetapi ketika pendidikan tersebut diartikan dalam suatu batasan tertentu maka terdapatlah bermacam-macam pengertian yang diberikan.

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. 1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana peranan keluarga dalam pendidikan? 2. Bagaimana peranan masyarakat dalam pendidikan?

3. Bagaimana hubungan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan? 1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui peranan keluarga dalam pendidikan 2. Untuk mengetahui peranan masyarakat dalam pendidikan

3. Untuk mengetahui hubungan keluarga dan masyarakat dalam pendi

BAB II PEMBAHASAN

PERAN KELUARGA DAN MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN

(13)

Keluarga adalah tempat atau lingkungan yang pertama dan utama bagi individu. Kita sejak lahir hingga saat ini di besarkan di lingkungan keluarga, sebab itu pendidikan pertama dan utama kita peroleh dari lingkungan keluarga itu sendiri, dalam hal ini peran keluarga atau khususnya orang tua sangat besar pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Demikian pula halnya dengan sekolah yang merupakan rumah ke dua bagi siswa sedangkan tenaga pendidik adalah orang tua atau keluarga ke dua bagi siswa, begitu pula dengan pemahaman tentang diri anak, guru dapat “memahami” siswanya ke dua setelah keluarga. Guru dapat memahami bagaimana lingkungan sosial, belajar maupun keperibadiannya hanya saja ada perbedaan pola asuh.Dilihat dari segi pendidikan, kelurga merupakn satu kesatuan hidup (system social), dan kelurga menyediakan situasi belajar .

Sebagai suatu kesatun hidup bersama (system social),keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak . I kataan kekeluargaan membatu anak dalam mengembangkan sifat persahabatan, cinta kasih, hubungan antara pribadi,kerja sama , disiplin, tingkah laku yang baik,serta pengakuan akan kewibawaan.

Sementara itu,yang berkenaan dengan kelurga menyediakan situasi belajar, dapat di lihat bahwa bayi dan anak-anak sangat begntung kepada orang tua, baik karena keadaan jasmaniahnya maupun itelektual, sosial, dan moral. Bayi dan anak belajar menerima dan meniru apa yang di ajarkan oleh orang tua.

Sumbangan kelurga bagi pendidikan anak adalah sebagai berikut:

1. Cara orang tua melatih anak untuk menguasai cara-cara mengurus diri, seperti cara makan, buang air, berbicara,berjalan,berdoa,sungguh-sungguh membekas dalam diri anak karena berkaitan erat dengan perkembangan dirinya sebagai pribadi.

2. Sikap orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak. Sikap menerima atau menolak,sikap kasih saying atau acuh tak acuh sikap sabar atau tergesa-gesa,sikap melindungi atau membiarkan secara langsung mempengaruhi reaksi emosianal anak.

(14)

B. Peranan Masyarakat Terhadap Pendidikan

Masyarakat merupakan lembaga pendidikan, dalam konteks penyelenggaraan pendidikan sangat besar peranannya.

Menurut Fuad Ihsan:

“Kemajuan dan keberadaan suatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh peran serta masyarakat yang ada” [2]

 Tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat, jangan diharapkan pendidikan dapat berkembang dan tumbuh sebagaimana yang diharapkan.

C. Hubungan Keluarga dan Masyarakat dalam Pendidikan

Antara keluarga dan masyarakat sangat erat kaitannya dalam hal pendidikan, kedua hal tersebut tidak dapat terpisahkan dasar bagi seseorang, dimana apabila pendidikan keluarga berjalan dengan baik dan hasil tersebut didukung pula dengan pendidikan masyarakat yang baik maka seseorang sangat cepat berkembang dan memiliki kepribadian yang baik pula.

Menurut Abu Ahmad:

“Pendidikan nasional dikembangkan secara terpadu dan serasi baik antar berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan, maupun antara sektor pendidikan, maupun antara sektor pendidikan dengan sektor pembangunan lainnya serta antara daerah, keluarga dan masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam menyelenggarakan pendidikan nasional”.[3]

BAB III PENUTUP Kesimpulan

1. Segi pendidikan sangat berpengaruh terhadap keluarga, karena ikatan keluarga membantu anak dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya kelak sehingga bila ia telah dewasa mampu berdiri sendiri dan membantu orang lain.

(15)

2. Masyarakat berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah dan berperan dalam mengawasi pendidikan.

3. Di dalam keluarga dan masyarakat sangat erat kaitannya dengan pendidikan. Karena apabila pendidikan keluarga berjalan dengan baik dan didukung dengan pendidikan masyarakat yang baik maka kepribadian seseorang akan baik pula.

Implikasi

1. Keluarga dan masyarakat sangat berperan dalam hal pendidikan, maka hal itu perlu adanya kesadaran diri sendiri. Keluarga dan masyarakat betapa pentingnya pendidikan.

2. Dengan adanya pendidikan, seseorang dapat mengetahui dan menguasai dunia, oleh karena itu kita harus tanamkan betapa pentingnya peranan pendidikan dalam keluarga maupun masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abu. Ilmu pendidikan, semarang: Rineka Cipta 2001

Hasbullah. Dasar-dasar Pendidikan. Edisi Revisi Jakarta: PT. Grafindo Persada.

1996.

Ihsan, Fuad. Ilmu Pendidikan Cet. III; Semarang: Rineka Cipta, 2003.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang akan dilak ukan adalah merancang pemodelan ontolo gi dengan domain permasalahan Etnobotani d i Indonesia. Dalam penelitian ini Penulis akan menerapkan

Dalam beberapa kasus, menjadi social entrepreneur dalam konteks ini mengabdi sebagai volunteer atau amil lembaga zakat belumlah menjadi pilihan utama sebagian

Supositoria yang berisi obat antibakteri dengan bermacam-macam basis dipotong-potong dengan metode ini dapat diketahui absorpsi obat tersebut (Murrukmihadi, 1986). Untuk

Getah buah papaya diambil dan diisolasi enzim papain kemudian ditambahkan dalam proses pengolahan daging kerang darah baik dengan cara direbus maupun dikukus dan sebagai

Perbedaan utama penghitungan harga pokok produk antara akuntansi biaya tradisional dengan ABC adalah jumlah cost driver (pemicu biaya) yang digunakan. Dalam

Standar deviasi untuk kinerja sosial adalah 2.639 menunjukkan bahwa data pengungkapan kinerja sosial pada perusahaan sampel menyebar di jauh dari nilai mean sehingga dikatakan

Saya ingin menerapkan prinsip kasih, keadilan, keterbukaan dan pertumbuhan sehingga keluarga yang saya bangun layak menjadi menjadi teladan bagi anak anak saya dan orang lain..

Hasil analisis cuplikan cairan hasil lindi peleburan pasir zirkon dengan alat analisis spektrograf emisi menunjukkan bahwa konsentrasi masing-masing unsur Si, Cu, dan