• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU PANDUAN EKOLOGI PERAIRAN. Disusun Oleh: TIM ASISTEN EKOLOGI PERAIRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUKU PANDUAN EKOLOGI PERAIRAN. Disusun Oleh: TIM ASISTEN EKOLOGI PERAIRAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU PANDUAN EKOLOGI PERAIRAN

Disusun Oleh:

TIM ASISTEN EKOLOGI PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2020 NAMA : NIM : KELOMPOK : ASISTEN :

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga Buku Panduan Praktikum Ekologi Perairan ini dapat disusun.

Memahami akan kekurangan dan keterbatasan referensi dalam pelaksanaan praktikum Ekologi Perairan, maka kami menyajikan suatu pedoman pelaksanaan praktikum yang pada dasarnya dirangkum dari berbagai referensi untuk menuntun praktikan. Metode-metode praktis diutamakan untuk memudahkan dalam pengukuran (pengambilan data di lapang). Buku Panduan Praktikum ini terbatas pada pengukuran parameter-parameter utama yang penting dan dilakukan di lapang.

Buku ini merupakan revisi dan pembakuan dari penuntun-penuntun praktikum Ekologi Perairan terdahulu (non-publicated). Besar harapan bahwa Buku Penuntun Praktikum ini dapat bermanfaat bagi praktikan dan berbagai pihak.

Kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam penyelesaian buku ini. Menyadari akan keterbatasan yang kami miliki, maka kami sangat mengharapkan saran atau kritik konstruktif bagi penyempurnaan buku ini di lain waktu.

Malang, 3 Maret 2020

(3)

Tim Asisten Ekologi Perairan 2020 FPIK UB

1 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu organisme memerlukan lingkungan hidup yang sesuai dengan kehidupannya. Air mempunyai beberapa sifat penting sebagai lingkungan bagi organisme air yang dikaitkan dengan bahan-bahan dan energi yang dikandungnya dengan sifat fisiknya. Air merupakan media hidup untuk organisme perairan baik tumbuhan maupun hewan, sedangkan sifat kimia air mempunyai fungsi sebagai pembawa zat-zat hara yang diperlukan bagi pembentukan bahan-bahan organik oleh produsen primer perairan tersebut.

Sinar matahari merupakan penunjang kehidupan makhluk hidup, kecuali organisme kimia sintetis yang relatif tidak banyak. Semua bentuk kehidupan mendapatkan hara organik berenergi tinggi baik langsung maupun tidak langsung dari fotosintesis. Melalui alur rantai makanan pada akhirnya siklus energi juga akan dimanfaatkan oleh produsen, begitu pula yang terjadi pada lingkungan perairan. Salah satu cara untuk memahami interaksi organisme-organisme dengan lingkungan perairan adalah dengan mempelajari proses yang terjadi pada rantai makanan. Tingkatan berlapis ekologi meliputi ekosistem individu/organisme dengan ciri biasanya memiliki struktur khusus yang disebut dengan adaptasi, ekosistem populasi yaitu kumpulan individu sejenis pada suatu daerah dan pada waktu tertentu, ekosistem komunitas yang terdiri dari beberapa populasi yang berbeda dan berinteraksi antar spesies, ekologi ekosistem yaitu suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen biotik dan abiotik terdapat siklus kehidupan.

Ekologi umumnya didefinisikan sebagai ilmu tentang interaksi antara organisme-organisme dan lingkungannya. Lingkungan di sini mempunyai arti luas, mencakup semua hal di luar organisme yang bersangkutan. Tidak saja termasuk cahaya, suhu, curah hujan, kelembaban dan topografi, tetapi juga parasit, predator dan kompetitor.

Ekologi perairan adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik/interaksi antara organisme perairan dengan lingkungannya. Dengan demikian ada beberapa cabang ilmu yang menunjang ekologi yang harus dipahami mahasiswa misalnya: Klimatologi, Limnologi, Geologi, Fisika, Kimia, Biologi, Planktonologi dan sebagainya.

(4)

Tim Asisten Ekologi Perairan 2020 FPIK UB

2 1.2 Tujuan Praktikum Ekologi Perairan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melatih dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam:

1. Mengetahui dan memahami hasil pengukuran parameter fisika yang mempengaruhi perairan Bedengan

2. Mengetahui dan memahami hasil pengukuran parameter kimia yang mempengaruhi perairan Bedengan

3. Mengetahui dan memahami hasil pengukuran parameter biologi yang mempengaruhi perairan Bedengan

4. Menentukan kualitas perairan Bedengan berdasarkan hasil pengukuran parameter fisika, kimia dan biologi.

1.3 Kegunaan Praktikum Ekologi Perairan Kegunaan dari kegiatan praktikum ini adalah:

1. Mengenalkan sekaligus menumbuhkan rasa empati mahasiswa terhadap ekosistem sungai.

2. Meningkatkan kemampuan teknis dalam mengukur parameter fisika, kimia dan biologi.

3. Bagi peneliti atau lembaga ilmiah, sebagai sumber informasi keilmuan dan dasar untuk penulisan ataupun penelitian lebih lanjut berkaitan dengan ekosistem sungai dan ekosistem kolam.

(5)

Tim Asisten Ekologi Perairan 2020 FPIK UB

3 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sungai

Sungai merupakan daerah dimana terdapat air yang mengalir dari hulu (pegunungan) menuju hilir (laut). Selain mengalirkan air dari hulu, sungai juga membawa material-material organik maupun anorganik dan mengantarkannya keseluruh bagian sungai sampai hilir. Oleh karena itu, sungai dapat digolongkan sebagai perairan yang mengalir. Odum (1998) menyatakan bahwa ada 2 zona utama pada aliran sungai yaitu:

• Zona Air Deras yaitu daerah yang dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang lepas, sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni benthos yang beradaptasi khusus atau organisme perifitik yang dapat melekat atau berpegang dengan kuat pada dasar yang padat dan oleh ikan yang kuat berenang. Zona ini umumnya terdapat pada hulu sungai didaerah pegunungan.

• Zona Air Tenang yaitu bagian sungai yang dalam dimana kecepatan arus sudah berkurang, maka lumpur dan materi lepas cenderung mengendap di dasar sehingga dasarnya lunak. Zona ini umumnya terdapat pada bagian hilir.

Arus merupakan faktor pembatas utama pada aliran deras, tetapi dasar yang keras terdiri dari batu, dapat menyediakan permukaan yang cocok untuk organisme (flora dan fauna) untuk menempel dan melekat. Dasar air yang tenang bersifat lunak dan terus-menerus berubah umumnya membatasi organisme bentik, tetapi bila kedalaman lebih besar lagi, dimana gerakan air lebih lambat, lebih sesuai untuk plankton dan neuston.

2.2 Parameter Kualitas Air 2.2.1 Fisika

a. Suhu

Suhu adalah derajat panas dinginnya suatu perairan. Kisaran suhu pada perairan Indonesia antara 23-32oC. Menurut Mahida (1986), tingkat oksidasi senyawa organik jauh lebih besar pada suhu tinggi dibanding pada suhu rendah. Clark (1974), menjelaskan bahwa keadaan suhu alami memberikan kesempatan bagi ekosistem untuk berfungsi secara optimum. Banyak kegiatan hewan air

(6)

Tim Asisten Ekologi Perairan 2020 FPIK UB

4 dikontrol oleh suhu, misalnya: migrasi, pemangsaan, kecepatan berenang, perkembangan embrio dan kecepatan proses metabolisme. Oleh sebab itu, perubahan suhu yang besar pada ekosistem perairan dianggap merugikan (Clark, 1974). Sedangkan menurut Irawan (2009), suhu air normal adalah suhu air yang memungkinkan makhluk hidup dapat melakukan metabolism dan berkembang biak.

b. Kecepatan Arus

Arus adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horizontal. Menurut Barus (2001), pada ekosistem lentik arus dipengaruhi oleh kekuatan angin, semakin kuat tiupan angin akan menyebabkan arus semakin kuat dan semakin dalam mempengaruhi lapisan air. Pada perairan lotik umumnya kecepatan arus berkisar antara 3 m/detik. Meskipun demikian sangat sulit untuk membuat suatu batasan mengenai kecepatan arus. Karena arus di suatu ekosistem air dapat berfluktuasi dari waktu ke waktu tergantung dari fluktuasi debit dan aliran air dan kondisi substrat yang ada. Arus air pada perairan lotik umumnya bersifat turbulen yaitu arus air yang bergerak ke segala arah sehingga air akan terdistribusi ke seluruh bagian dari perairan. Peranan arus adalah membantu difusi oksigen serta membantu distribusi bahan organik dan nutrien.

2.2.2 Kimia

a. Potential of Hydrogen (pH)

pH (potential of Hydrogen) adalah negatif logaritma dari ion H+. Menurut Kordi dan Tancung (2007), derajat keasaman (pH) yaitu logaritma dari kepekatan ion-ion H (hidrogen) yang terlepas dalam satu cairan. Derajat keasaman atau pH air menunjukkan aktifitas ion hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen (dalam nol per liter) pada suhu tertentu atau dapat ditulis pH = - log (H+). Manik (2003), menyatakan bahwa peningkatan keasaman air (pH rendah) umumnya disebabkan limbah yang mengandung asam-asam mineral bebas dan asam karbonat. Keasaman tinggi (pH rendah) juga dapat disebabkan adanya FeS2 dalam air akan membentuk H2SO4 dan ion Fe2+ (larut dalam air).

(7)

Tim Asisten Ekologi Perairan 2020 FPIK UB

5 b. Dissolved Oxygen (DO)

DO (Dissolved Oxygen) adalah jumlah oksigen terlarut dalam perairan yang dimanfaatkan oleh organnisme perairan untuk respirasi dan penguraian zat-zat anorganik oleh mikroorganisme. Menurut Simanjuntak (2012), sumber utama oksigen di perairan adalah difusi udara dan dari proses fotosintesis fitoplankton. Sedangkan pemanfaatannya digunakan untuk respirasi, dekomposisi dan oksidasi unsur kimia. Oksigen terlarut merupakan salah satu penunjang utama dalam kehidupan di perairan dan indikator kesuburan perairan.

c. Biological Oxygen Demand (BOD)

Menurut Andriani (2007), Biological Oxygen Demand (BOD) atau kebutuhan oksigen bilogis, adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme di dalam air lingkungan untuk memecah (mendegradasi) bahan buang organik yang ada di dalam air lingkungan tersebut. Reaksi oksidasi selama pemeriksaan BOD merupakan hasil dari aktifitas biologis dan reaksi yang berlangsung dipengaruhi oleh jumlah populasi dan suhu. Bahan organik yang terdiri dari karbohidrat (selulosa, pati, gula), protein, minyak hidrokarbon dan bahan organik yang lain masuk ke dalam badan air berasal dari sumber alam maupun dari sumber pencemar. Sumber bahan organik alami di dalam air permukaan berasal dari pembusukan tanaman dan kotoran hewan, sedangkan sumber BOD dari kegiatan manusia berasal dari feses, urin, detergen, minyak dan lemak. Parameter BOD, secara umum banyak digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran air buangan.

d. Carbon Dioxide (CO2)

Menurut Susana (1988), karbondioksida adalah senyawa yang terbentuk dari 1 atom Karbon dan 2 atom Oksigen (CO2), mudah larut dalam air, tidak berbau dan tidak berwarna. Karbondioksida termasuk gas yang reaktif dan banyak terdapat dalam air. Karbondioksida yang terdapat dalam air umumnya berasal dari udara melalui proses difusi dan terbawa oleh air hujan. Selain itu karbondioksida juga berasal dari hasil proses respirasi mikroorganisme dan dari hasil penguraian zat-zat organik oleh mikroorganisme.

(8)

Tim Asisten Ekologi Perairan 2020 FPIK UB

6 e. Total Organic Matter (TOM)

TOM (Total Organic Matter) adalah kumpulan bahan organik kompleks yang sedang dan belum mengalami proses dekomposisi yang terdiri dari bahan organik terlarut, tersuspensi (particulate) dan koloid di dalam suatu perairan. Menurut Kohangia (2002), bahwa kandungan bahan organik yang terdapat di sedimen perairan terdiri dari partikel-partikel yang berasal dari hasil pecahan batuan dan potongan-potongan kulit (shell) serta sisa rangka dari organisme perairan atau dari detritus organik yang telah tertransportasi oleh berbagai media alam dan terendapkan didasar perairan dalam waktu yang cukup lama. TOM berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi autochnus (dari perairan itu sendiri) dan allotochnus (dari perairan luar).

f. Amonia

Menurut Umroh (2007), amonia merupakan hasil katabolisme protein yang diekskresikan oleh organisme dan merupakan salah satu hasil dari penguraian zat organik oleh bakteri. Amonia di dalam air terdapat dalam bentuk tak terionisasi (NH3) atau bebas, dan dalam bentuk terionisasi (NH4) atau ion ammonium. Sumber amonia di perairan adalah dari sisa metabolism dan pemecahan nitrogen organik.

g. Nitrat

Menurut Hendrawati, et al. (2007), nitrat (NO3-) adalah bentuk utama Nitrogen di perairan dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Nitrat merupakan unsur yang diperlukan untuk membentuk senyawa penting termasuk DNA dan RNA. Tatangidatu (2013), menyatakan bahwa tingginya kadar nitrat dipengaruhi oleh tingkat pencemaran dan pemupukan, kotoran hewan dan manusia. Peran nitrat dalam perairan adalah sebagai nutrien utama bagi alga dan mengklasifikasi kesuburan perairan.

h. Orthofosfat

Orthofosfat merupakan salah satu bentuk fosfat yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tanaman air. Sedangkan polifosfat harus mengalami hidrolisis membentuk orthofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan

(9)

Tim Asisten Ekologi Perairan 2020 FPIK UB

7 sebagai sumber fosfor. Menurut Sembering (2008), orthofosfat merupakan nutrisi yang paling penting dalam menentukan produktivitas perairan. Selain sebagai nutrisi untuk fitoplankton, orthofosfat juga berfungsi sebagai indikator kesuburan perairan.

2.2.3 Biologi a. Benthos

Benthos adalah organisme yang hidup di dasar perairan (substrat) baik yang sesil maupun vagil. Benthos hidup di pasir, lumpur, batuan, patahan karang atau karang yang sudah mati. Substrat perairan dan kedalaman mempengaruhi pola penyebaran dan morfologi fungsional serta tingkah laku hewan bentik. Hal tersebut berkaitan dengan karakteristik serta jenis makanan benthos.

Organisme yang termasuk makrozoobenthos diantaranya adalah: Crustacea, Isopoda, Decapoda, Oligochaeta, Mollusca, Nematoda dan Annelida. Klasifikasi benthos menurut ukurannya: Makrobenthos merupakan benthos yang memiliki ukuran lebih besar dari 1 mm (0.04 inch), contohnya cacing, pelecypod, anthozoa, echinodermata, sponge, ascidian, and crustacea. Meiobenthos merupakan benthos yang memiliki ukuran antara 0.1-1 mm, contohnya polychaete, pelecypoda, copepoda, ostracoda, cumaceans, nematoda, turbellaria, dan foraminifera. Mikrobenthos merupakan benthos yang memiliki ukuran lebih kecil dari 0.1 mm, contohnya bakteri, diatom, ciliata, amoeba, dan flagellata.

Menurut Barus (2004), menyatakan bahwa berdasarkan tempat hidupnya, benthos dapat dibedakan menjadi epifauna yaitu benthos yang hidupnya di atas substrat dasar perairan, dan infauna yaitu benthos yang hidupnya tertanam di dalam substrat dasar perairan. Sedangkan berdasarkan siklus hidupnya, benthos dapat dibagi menjadi holobenthos, yaitu kelompok benthos yang seluruh hidupnya bersifat benthos dan merobenthos, yaitu kelompok benthos yang hanya bersifat benthos pada fase-fase tertentu dari siklus hidupnya. Sedangkan Odum (1971), mengklasifikasikan benthos berdasarkan kebiasaan makannya yaitu filter-feeder (menyaring partikel-partikel detritus yang melayang di perairan) dan deposit-feeder (memakan partikel-partikel detritus yang mengendap di dasar perairan).

Hewan makrobenthos mempunyai peranan yang sangat penting dalam siklus nutrien di dasar perairan. Menurut Montagna et al. (1989) menyatakan

(10)

Tim Asisten Ekologi Perairan 2020 FPIK UB

8 bahwa dalam ekositem perairan makrobenthos berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi.

b. Perifiton

Perifiton adalah nama yang diberikan pada kelompok berbagai organisme yang tumbuh atau hidup menempel pada substrat dalam air seperti tanaman, kayu, batu dan sebagainya. Meskipun perifiton umumnya diperlakukan sebagai bentos, ini bukanlah ciri khas komunitas tersebut dalam hal tertentu. Ia hadir sangat banyak pada substrat apapun, misalnya ujung kayu yang berada dalam air beberapa centimeter dari dasar.

Perifiton adalah hewan maupun tumbuhan yang hidup di bawah permukaan air, sedikit bergerak atau melekat pada batu-batu, ranting, tanah atau substrat lainnya. Menurut Wetzel (1982), perifiton berdasarkan substrat menempelnya dibedakan atas epifitik (menempel pada permukaan tumbuhan), epipelik (menempel pada permukaan sedimen), epilitik (menempel pada permukaan batuan), epizooik (menempel pada permukaan hewan), dan epipsammik (hidup dan bergerak di antara butir-butir pasir).

Dalam suatu perairan mengalir (lotik), alga perifiton lebih berperan sebagai produsen daripada fitoplankton. Hal ini disebabkan karena fitoplankton akan selalu terbawa arus, sedangkan alga perifiton relatif tetap pada tempat hidupnya. Alga perifiton juga penting sebagai makanan beberapa jenis invertebrata dan ikan (Graham dan Wilcox, 2000). Karena perifiton relatif tidak bergerak, maka kelimpahan dan komposisi perifiton di sungai dipengaruhi oleh kualitas air sungai tempathidupnya.

(11)

Tim Asisten Ekologi Perairan 2020 FPIK UB

9 LAMPIRAN Skema Kerja - Fisika a. Suhu b. Kecepatan Arus

− Dimasukkan kedalam dimasukkan ke dalam perairan (usahakan pengukuran membelakangi matahari dan thermometer tidak bersentuhan langsung dengan tangan pengukur).

− Dibiarkan 2-5 menit sampai skala suhu pada thermometer menunjukkan angka yang stabil.

− Diangkat thermometer pada perairan dan dicatat hasilnya. Thermometer Hg

Hasil

− Diisi air pada salah satu botol sebagai pemberat, dan botol lain dibiarkan kosong

− Dihanyutkan pada peraitan dan ditunggu hingga tali rafia merenggang

− Dicatat waktu tali merenggang dengan stopwatch − Dicatat hasil dan dihitung dengan rumus:

Current Meter

(12)

Tim Asisten Ekologi Perairan 2020 FPIK UB

10 Kimia

a. Potential of Hydrogen (pH)

b. Dissolved Oxygen (DO)

− Dimasukkan ke dalam air sampel sekitar 1 menit − Dikibas-kibaskan sampai setangah kering

− Dicocokkan perubahan warna pH paper dengan kotak standar pH dan dicatat hasilnya.

pH Paper

Hasil

− Dicatat volume botol DO

− Dimasukkan ke dalam perairan dengan kemiringan 450

− Ditutup botol saat masih berada di dalam perairan agar tidak terjadi gelembung udara.

− Ditambahkan 2 ml MnSO4 dan 2 ml NaOH+KI.

− Dihomogenkan dan ditunggu sampai terbentuk endapan. − Dibuang air bening di atas endapan

− Ditambahkan 2 ml H2SO4 (1:1) dan dihomogenkan sampai endapan larut

− Ditambahkan 4 tetes amilum dan dititrasi dengan Na2S2O3 0,025 N sampai berubah menjadi tidak berwarna (bening) pertama kali − Dicatat ml titran dan dihitung menggunakan rumus:

Botol DO

(13)

Tim Asisten Ekologi Perairan 2020 FPIK UB

11 c. Biology Demand Oxygen (BOD)

d. Carbondioxide (CO2)

− Diukur 25 ml dengan gelas ukur − Dimasukkan ke dalam erlenmeyer − Ditambahkan 3 tetes indikator PP

− Bila air berwarna merah jambu berarti air tersebut tidak mengandung CO2 bebas

− Bila air sampel tetap tidak tidak berwarna, maka dilakukan titrasi dengan Na2CO3 0,0454 N sampai warna menjadi merah jambu pertama kali

− Dihitung kadar CO2 dengan menggunakan rumus: Air Sampel

Hasil

− Dicatat volume botol BOD

− Dimasukkan ke dalam perairan dengan kemiringan 450

− Ditutup botol saat masih berada di dalam perairan agar tidak terjadi gelembung udara.

− Dilakukan aerasi pada air sampel dengan memindahkan air sampel dari botol winkler ke dalam beaker glass 1000 mL lalu diaerasi selama 15 menit

− Dimasukkan air sampel hasil aerasi ke dalam botol winkler dan ditutup rapat

− Dibungkus botol winkler dengan alumunium kemudian disimpan selama 5 hari

− Diukur BO5 dengan metode titrasi seperti penentuan kadar DO − Dihitung nilai BOD menggunkan rumus :

Botol BOD

Hasil

(14)

Tim Asisten Ekologi Perairan 2020 FPIK UB

12 e. Total Organic Matter (TOM)

f. Amonia g.

− Diambil 12,5 ml air sampel

− Dimasukkan ke dalam erlenmeyer

− Ditambahkan 42,4 ml KMnO4 0,01 N menggunakan pipet volume − Ditambahkan 2,5 ml H2SO4 (1:4)

− Dipanaskan dengan hot plate sampai suhu mencapai 750C kemudian diangkat

− didiamkan sampai suhu mencapai 650C dan dutambahkan Na-oxalate 0,01 N perlahan sampai tidak berwarna

− dititrasi dengan KMnO4 0,01 N sampai terbentuk warna merah jambu − dicatat sebagai ml titran (x ml)

− diambil 12,5 ml aquades

− dilakukan prosedur (1-6) dengan bahan aquades dan dicatat titran yang digunakan sebagai (y ml)

− dihitung kadar TOM menggunakan rumus: Air Sampel

Hasil

− Diambil 25 ml air sampel

− Dimasukkan ke dalam beaker glass

− Ditambahkan 0,5 ml larutan nessler dan didiamkan 10 menit − Dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecil

− Dihitung kadar ammonia menggunakan spektrofotometer (panjang gelombang 425 nm dan nomor program 380 nm) − Dicatat hasilnya

Air Sampel

(15)

Tim Asisten Ekologi Perairan 2020 FPIK UB

13 g. Nitrat

`

h. Orthofosfat

− Disaring 12,5 ml air sampel

− Dimasukkan ke dalam cawan porselen

− Dipanaskan di atas hot plate sampai terbentuk kerak dan didinginkan

− Ditambahkan asam fenol disulfonik dan diaduk dengan spatula − Diencerkan dengan 3 ml aquades

− Ditambahkan NH4OH sampai berwarna kekuningan − Diencerkan dengan aquades sampai 12,5 ml − Dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecil

− Dihitung kadar nitrat menggunakan spektrofotometer (panjang gelombang 410 nm dan nomor program 353 nm)

− Dicatat hasilnya Air sampel

Hasil

− Diambil 25 air sampel

− Dimasukkan ke dalam erlenmeyer

− Ditambahkan 1 ml ammonium molybdat dan dihomogenkan − Ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

− Dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecil

− Dihitung kadar orthofosfat menggunakan spektrofotometer (panjang gelombang 690 nm dan nomor program 490 nm) − Dicatat hasilnya

− Air Sampel

(16)

Tim Asisten Ekologi Perairan 2020 FPIK UB

14 i. Penggunaan Spektrofotometer

Biologi a. Benthos

• Pengambilan sampel benthos

− Dipegang dengan arah melawan arus

− Diaduk dasar perairan dengan dua kaki secara bersamaan untuk melepas organisme dari dasar perairan agar masuk ke dalam jaring

− Dibalik jala ke arah luar untuk memindahkan sampel ke dalam wadah sampel

− Diberi alkohol 96% untuk mengawetkan −

Jaring Kicking

Hasil

− Memasang kabel alat ke sumber listrik

− Tekan “Power” dan ditunggu hingga selftest menjadi 0 (nol) − Ditekan “Method” atau diatur nomor program sesuai parameter

yang diukur

− Diatur nomer gelombang sesuai dengan parameter yang diukur

− Tekan “Enter”

− Diatur panjang gelombang sesuai dengan parameter yang diukur

− Tekan “Enter”

− Masukkan sampel blangko

− Tekan “Zero” hingga muncul angka 0,00 mg/l Spektrofotometer

(17)

Tim Asisten Ekologi Perairan 2020 FPIK UB

15 • Perhitungan kelimpahan benthos

b. Perifiton

• Pengambilan Sampel Perifiton

• Perhitungan Kelimpahan Perifiton

− Diamati secara langsung dengan bantuan loop − Diamati bentuk dan jenis benthos

− Dicocokkan dengan buku identifikasi benthos − Dihitung kelimpahan benthos menggunakan rumus: Sampel Benthos

Hasil

− Diambil menggunakan pipet tetes

− Diteteskan pada onjek glass sebanyak 1 tetes

− Ditutup menggunakan cover glass dengan kemiringan 450

− Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x, 100x, 400x, 1000x

− Diamati dan dihitung jumlah perifiton pada tiap bidang pandang − Diidentifikasi menggunakan bukuidentifikasi prescott

− Dihitung kelimpahan perifiton dengan rumus:

− −

Sampel Perifiton

Hasil

− Ditandai dengan cutter pada permukaan sunstrat deluas 3x3 cm − Disikat/dikerik bagian permukaan yang ditandai

− Dimasukkan hasil kerikan ke dalam botol film − Diberi aquades hingg botol film penuh

− Diberi lugol sebagai pengawet Substrat Perairan

(18)

Tim Asisten Ekologi Perairan 2020 FPIK UB

16

DAFTAR NAMA ASISTEN PRAKTIKUM EKOLOGI PERAIRAN

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2020/2021

No Nama NIM No Telpon/Id Line

1 Achmad Firu Yuda Putra 185080100111036 082139918707/achmadfiruy 2 Muhammad Azmi

Amanullah 175080501111026 081939440386/jogalz 3 Roudatul Ibdiah 185080101111003 081388283689/raudaibd 4 Rengga Retno Laila Saputri 185080201111009 083848871424/renggarls 5 Khibar Syiar Moehammad 185080100111011 081299395643/khibarsyiar 6 Vylzah Rizqa 185080100111031 081284833417/vylzahizun 7 Muhammad Habib Baihaqi

Firdaus 185080300111014 085230898788/jmkopral 8 Niko Dwikiatmoko 185080501111025 083114061723/dwikiatmoko_ 9 Celencya Trisna Alfaoundra 185080100111029 085259876993/celencya 10 Siti Zumrotul Munawaroh 185080100111007 082257866587/szmunwrh 11 Hikmah Karimatul

Maghfiroh 185080500111004 0895388241938/imekareem 12 Evi Nur Sokhikhatun

Nadhiroh 185080200111031 085733271670/evinursn 13 Khalimatus Sya'diyyah 185080501111031 085848355892/lisakhalimatus 14 Ahmad Pradana

Rachmadian Putra 185080500111050 087852773310/dana1013 15 Nisa Wahyu Ariastiti 185080500111022 081232716505/nisawahyua 16 Chalitta Karina Pitoyo 185080307111026 08113777679/chalittakarina. 17 Rhobithotus Mufidah 195080107111056 085732998198/rhomufi07 18 Dimas Diandra Nugraha 195080100111056 081226699473/diandradimas_ 19 Muhammad Asnin Alfarisi 195080100111072 0816552514/a_alfarisi

20 Meidina Maharani Azizah 195080507111028 081515426881/meidinn.mhrnn 21 Mochammad Febry

Pradana Hermawansyah 195080300111058 087830390486/kapthanbaw 22 Hefni Citra Afrilia 195080300111007 089686923665/hefnicitraa123

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat intensi kewirausahaan sosial mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis secara umum cukup tinggi (M=3.6), artinya para responden mempunyai intensi dan

4.1 Hasil Penelitian Sintesis grafit terlapisi karbon citric acid dilakukan dengan tiga variasi komposisi yaitu 1:0,5, 1:1 dan 1:3 yang digunakan sebagai bahan anoda pada baterai

Terlaksananya sistem pengelolaan dan pengembangan SDM & Diklat yang efektif, profesional dan islami sesuai dengan strategi dan kebijakan yang telah digariskan

Dengan teknik ini, penulis melakukan wawancara pada museum batik jawa tengah, salah satunya adalah museum pekalongan, didalamnya terdapat berbagai koleksi motif –

Hal ini antara lain juga didasari oleh besarnya potensi dan peluang ke depan yang dimiliki Indonesia dalam perdagangan lada di pasar internasional, diantaranya Indonesia sudah

Hal penting yang dilakukan dalam rangka penghormatan dan perlindungan hak asasi manuasia di Indonesia adalah dibentuknya satu lembaga nasional hak asasi manusia yaitu

Tekstur citra pada kenaikan arus filamen (mA) yaitu nilai kontras dan nilai energi matrik GLCM memiliki kecenderungan menurun pada tegangan 25 kV, sedangkan nilai

1. Mendeskripsikan pertimbangan hukum yang ditetapkan oleh Mahkamah Agung dalam putusannya tentang pembatalan putusan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya dan Pengadilan Agama