Efta Triastuti, M.Farm.Klin., Apt.
Progran Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran-Universitas Brawijaya
2012
PENDAHULUAN KULIAH
• Farmakoterapi adalah ilmu yang mempelajari
penatalaksanaan (terapi) penyakit dan materi konseling
untuk pasien pada berbagai serta pemantauan
terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi
keberhasilan terapi
• Sifat: Wajib
• SKS: 2 (1) 2 SKS kuliah & 1 SKS tutorial
• Cakupan:
1. Sistem Kardiovaskular
2. Sistem Urologi
3. Sistem Respirasi
4. Sistem optalmologi & THT
1. Hiperlipidemia
2. Hipertensi
3. Shock
4. Stroke
5. Gagal jantung
6. Penyakit jantung iskemik (Infark miokard &
angina)
1. BPH &Inkontinensia urin
2. Disfungsi erektil
SISTEM OPTALMOLOGI & THT
1. Glaucoma (optalmologi)
2. Otitis media (THT)
1. Rhinitis alergi & batuk
2. Asma akut
3. Asma kronis
4. PPOK (Penyakit Pernafasan Obstruktif Kronis)
Mampu menguasai penatalaksanaan (terapi) penyakit
dan materi konseling untuk pasien pada berbagai
penyakit sistem kardiovaskular, urologi, dan respiratori
serta pemantauan terhadap hal-hal yang dapat
mempengaruhi keberhasilan terapi memastikan pasien
mendapatkan terapi obat yang rasional:
•Tepat obat
•Tepat pasien
•Tepat indikasi
•Tepat dosis
•Monitoring ESO
TUJUAN PERKULIAHAN
• Tugas mandiri diberikan dengan berbagai metode
tergantung pada pengampu materi
• Perkuliahan bersifat ‘student active learning’
• Perkuliahan lebih bersifat diskusi dua arah dan
dosen memberikan kebebasan untuk bertanya
atau mengemukakan pendapat yang ilmiah
• Ujian sumatif dilaksanakan 2 kali di
pertengahan dan akhir semester, selain itu
akan dilaksanakan ujian formatif berupa kuis
atau tes lain
• 20% Tugas mandiri
• 10% Partisipasi & keaktifan
• 35% UTS
• 35% UAS
• Mahasiswa dibagi menjadi 8 kelompok yang
masing-masing didampingi oleh 1 asisten
• Dosen pembimbing tutorial mendampingi asisten
dari dua kelompok
• Mahasiswa akan diberi kasus sesuai dengan
materi kuliah sebelumnya
• Tiap anggota kelompok wajib aktif dalam diskusi
kasus
• Mahasiswa mengemukakan pendapatnya dengan
sopan dan penuh kesungguhan sesuai dengan
pengetahuannya yang didukung oleh sumber
yang ilmiah
• ADA INDIKASI-TIDAK ADA TERAPI
• TIDAK ADA INDIKASI-ADA TERAPI
• PEMILIHAN OBAT TIDAK SESUAI
• REGIMEN PEMBERIAN TIDAK SESUAI
• UNDER DOSE
• OVER DOSE
• INTERAKSI
• ESO
• 30% Partisipasi, kemampuan komunikasi &
keaktifan
• 35% UTS OSCE
• 35% UAS OSCE
• Berpakaian sopan dan mengenakan sepatu
• Tidak diperbolehkan mengenakan celana jeans/denim
• Maksimum ketidak hadiran untuk kuliah dan tutorial jika diakumulasi adalah 3kali pertemuan. Apabila mahasiswa tidak hadir lebih dari 3 kali perkuliahan dan tutorial maka mahasiswa dianggap mengundurkan diri dari keikutsertaannya dalam mata kuliah farmakoterapi dan wajib mengulang mata kuliah yang sama.
• Maksimum keterlambatan dalam kuliah dan responsi adalah 15 menit, lebih dari waktu tersebut maka mahasiswa tidak diperbolehkan mengikuti perkuliahan dan tutorial dan dianggap tidak hadir.
• Apabila mahasiswa tidak hadir, diwajibkan memberikan pernyataan izin tertulis. • Mahasiswa wajib mempersiapkan diri untuk mengikuti perkuliahan yang akan diuji
dengan tanya jawab yang harus dijawab oleh mahasiswa di setiap perkuliahan. • Mahasiswa wajib membawa buku atau laptop atau sumber referensi lain yang
diperlukan dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
• Pada waktu tutorial mahasiswa wajib membawa buku atau laptop atau sumber referensi lain ke dalam kelas.
PERATURAN PERKULIAHAN &
TUTORIAL
• Wells, B., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., Dipiro,
C.V., 2009. Pharmacotherapy Handbook. 7
thEd. Mc
Graw Hill Companies. Inc. New York
• Schwinghammer, T.L. & Koehler, J.M. 2009.
Pharmacotherapy Casebook: A Patient-Focused
Approach. 7
thEd. Mc Graw Hill Companies. Inc. New
York
• Fletcher, A.J., Edwards, L.D., Fox, A.W., Stonier, P.
2002. Principles and Practice of Pharmaceutical
Medicine. John Wiley & Sons, Ltd. UK
HIPERLIPIDEMIA
Efta Triastuti, M.Farm.Klin., Apt.
Progran Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran-Universitas Brawijaya
2012
DEFINISI
Dislipidemia
• pe↑ kadar kolesterol total, LDL atau TG, dan pe↓ HDL atau kombinasi
dari abnormalitas
Hiperlipidemia primer
• monogenik (disebabkan oleh efek genetik tunggal) & poligenik
(disebabkan oleh efek genetik & faktor lain)
Hiperlipidemia sekunder
• Disebabkan oleh penyakit lain (diabetes, bulimia, gagal ginjal kronis
hiperTG; hipotiroid, sindroma nefrotik, obstruksi sal empedu,
DEFINISI OPERASIONAL
Total kolesterol = LDL + HDL + TG
Bila TG > 400 mg/dL rumus menjadi
tidak akurat shg LDL harus diukur scr
KOLESTEROL
Terdapat di darah dalam
bentuk kompleks dengan
protein (lipoprotein)
Kolesterol
Menjaga integritas dinding sel Biosintesis asam empedu Biosntesis hormon steroidLIPOPROTEIN
STRUKTUR LIPOPROTEIN:
kompleks agregasi lipid
& protein
Ukuran, tipe
apolipoprotein & BJ
bervariasi
KARAKTERISTIK LIPOPROTEIN
LIPOPROTEIN DENSITY (g/dL) DIAMETER (nm) LIPID (%) TG CHOL PL Kilomikron 0,95 75-1200 80-95 2-7 3-9 VLDL 0,95-1,006 30-80 55-80 5-15 10-20 IDL 1,006-1,019 25-35 20-50 20-40 15-25 LDL 1,019-1,063 18-25 40-50 40-50 20-25 HDL 1,063-1,210 5-12 15-25 15-25 20-30 KETERANGAN: PL: Phospholipid Chol: Cholesterol TG: TrigliseridaVLDL: Very Low Density Lipoproteins IDL: Intermediate Density Lipoproteins LDL: Low Density Lipoproteins
FUNGSI LIPOPROTEIN
Kilomikron
LDL
VLDL
HDL
IDL
mentransport TG dari lumen usus ke plasma melalui sistem limfe transport utama kolesterol membawa kolesterol & TG hasil sintesis endogen mediasi transport balik kolesterol dari jaringan perifer ke heparAPOLIPOPROTEIN
Protein di
permukaan
lipoprotein
Pembentukan & sekresi lipoprotein (apolipoprotein B-48
& B-100)
Struktur utama komponen lipoprotein
Ligand (apolipoprotein B-100 & E) berikatan dengan
reseptor di permukaan sel (reseptor LDL)
Co-faktor (apolipoprotein C-II) aktivasi enzim LPL
(untuk dlm pembentukan TG dari VLDL & kilomikron)
Struktur protein utama di permukaan HDL
(Apolipoprotein A-I ) mengikat ATP untuk
transportasi kolesterol dari jaringan ekstra-hepatik
menjadi HDL
PERANAN LIPOPROTEIN DI VASKULAR
LIPOPROTEIN
KADAR NORMAL FINE
KADAR ABNORMAL WARNING ATHEROSCLEROSIS RISK CARDIOVASCULAR DISEASE RISK
PATOFISIOLOGI PENYAKIT KARDIOVASKULAR
FAKTOR ATHEROGENIK: • LDL kolesterol
• riwayat keluarga dengan CHD • merokok • hipertensi • HDL < 35 mhg/dL • hiperhomosisteinemia (16μM) • kadar lipoprotein a > 30 mg/dL • DM • adanya penyakit
cerebrovaskular dan penyakit vaskular perifer
• obesitas •Radikal bebas
• disfungsi endotel • inflamasi endotel
• pembentukan sel busa (foam cells) yang mengandung inti lipid
TAHAP INISIASI ATHEROSCLEROSIS (AKTIVASI)
• endotel berubah bentuk akibat migrasi monosit dan limfosit yg mengerumuni sel busa •proliferasi sel busa
TAHAP LESI AWAL (MIGRASI & PROLIFERASI)
TAHAP PEMBENTUKAN PLAK YANG RENTAN
•pembentukan plak yang terdiri atas inti lemak ditempeli oleh monosit, limfosit, growth factor, dan fibroblast
•plak yg terbentuk sangat mudah rusak dan lepas
TAHAP LESI BERAT
•lokasi tempat lepasnya
plak memicu
berkumpulnya
trombus, platelet, & fibrin (semakin menutup vaskuler)
•lesi semakin berat memicu pembuntuan vaskuler yg lebih berat Penyakit
TARGET KADAR PARAMETER LIPID
Parameter lipid
Kadar normal
Kolesterol total
< 200 mg/dL
HDL
40 – 60 mg/dL
LDL
< 100 mg/dL
SEKUALE DISLIPIDEMIA
TG sedang (200-500 mg/dL) kadar HDL tidak rendah
Bukan faktor resiko CHD yang independen
Namun hiperTG adalah faktor resiko independen untuk stroke iskemik
TG sangat tinggi (>1000 mg/dL) Faktor resiko terjadinya shg hrs diterapi pankreatitis
KLASIFIKASI HIPERLIPOPROTEINEMIA
GANGGUAN TIPE PE↑ LIPOPROTE IN LIPID UTAMA YG ME↑ MEKANISME RESIKO PENYAKIT Hiperkolesterol emia familial atau poligenik
IIa LDL Chol Defisiensi aktivitas
reseptor LDL, abnormalitas Apo B100, diet tinggi lemak, kelebihan
kalori, kurang aktivitas
CHD, Stroke
Hiperlipidemia kombinasi familial
IIb LDL & VLDL Chol & TG Pe↑ produksi VLDL, pe↑ konversi VLDL menjadi LDL
CHD, Stroke
Dislipoproteine mia familial
III IDL & β-VLDL
Chol & TG Pe↓ klirens plasma VLDL & kilomikron remnant akibat abnormalitas Apo E CHD, Stroke Hipertrigliserid emia familial IV VLDL TG Overproduksi VLDL, pe↓ aktivitas lipoprotein lipase Pankreatitis, CHD jika HDL rendah
TARGET LDL
Faktor resiko yang menyertai Target LDL minimal yang harus dicapai
Dewasa normal <190 mg/dL
Tidak ada CHD dan 2 faktor resiko CHD yang lain atau kurang
<160 mg/dL Tanpa CHD dan ada 2 faktor resiko CHD
atau lebih
<130 mg/dL
Dengan CHD <100 mg/dL
Faktor resiko lain: • laki-laki
• riwayat keluarga dengan CHD • merokok
• hipertensi
• HDL < 35 mhg/dL
•hiperhomosisteinemia (16μM) menstimulasi pembentukan aterosklerosis melalui stimulasi proliferasi dinding sel arteri
• kadar lipoprotein a > 30 mg/dL • DM
• adanya penyakit cerebrovaskular dan penyakit vaskular perifer • obesitas
FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT
MEMPENGARUHI KADAR LIPID
↑ TG & kolesterol
Alkohol
Obat
• Tiazid
• BB
• Kortikosteroid
• antiretroviural
TERAPI NONFARMAKOLOGI
Peningkatan
aktivitas
fisik
Penurunan
BB
Pengaturan
diet
• Lemak total 25-35% dari total kalori • Lemak jenuh < 7%
• Polyunsaturated ≤ 10% • Monounsaturated ≤ 10% • Karbohidrat 50-60%
• Protein 15% dari total kalori • Lolesterol < 200 mg/hari • Serat 20-3-g/hari
TERAPI FARMAKOLOGI
1. STATIN
Simvastatin,
pravastatin, atorvastatin
lovastatin,
1
stline treatment untuk
hiperkolesterolemia
Inhibitor kompetitif
dari enzim HMG coA
reduktase (enzim
dalam biosintesis
kolesterol)
me↓ sintesis
kolesterol hepatik
MacamSTATIN
Pe↑ aktivitas reseptor LDL & perubahan komposisi lipoprotein Me↓ LDL dalam sirkulasi
Me↓ kolesterol (hiperkolesterolemia familial atau
poligenik/multifaktorial) tipe IIA, dapat dikombinasi dengan pe↓ TG (kecuali fibrat)
Atorvastatin efek paling poten dalam golongan statin, dapat me↓ TG
Sebaiknya tidak dikombinasi dengan golongan fibrat (untuk menurunkan TG) dapat me↑ toksisitas statin (rhabdomyolisis)
STATIN
ES:
1% myositis ditandai dengan nyeri
& lemah otot, pe↑ serum kreatin
kinase, rhabdomyolisis, serta ekskresi
myoglobin dalam urin dan kerusakan
ginjal
STATIN
Metabolisme
statin melalui
sitokrom
P450 3A4
obat yang
menginhibisi
sitokrom P450 3A4,
ex: itraconazole,
siklosporin,
eritromisin
pe↑ kadar statin dlm
plasma shg me↑ resiko
toksisitas statin
obat yang
menginduksi
sitokrom P450 3A4
(ex: barbiturat)
mempercepat
metabolisme statin &
me↓ kadar statin dlm
CLINICAL TRIAL UNTUK STATIN
Penelitian WOSCOPS Tx rutin pravastatin
(40mg/hr) selama ± 4,9 tahun me↓ insiden infark
miokard & mortalitas akibat kejadian cardiovaskular
sebesar 31%
Penelitian AFCAPS/TexCAPS Tx rutin lovastatin
(20-40mg/hr) selama ± 5,2 tahun dpt me↓ insiden
infark miokard & kematian akibat kejadian
REGIMEN TERAPI STATIN
aturan pakai sekali sehari
Secara umum statin diberikan malam hari menjelang tidur krn sintesis kolesterol hepatik paling tinggi pd malam hari Dapat diberikan sebelum atau sesudah makan Dosis disesuaikan dengan respon individu
PERHATIAN
Kontra indikasi untuk pasien: dg penyakit hepar aktif
& serum aminotransferase tinggi yang menetap Monitoring ketat untuk pasien: alkoholism & dg riwayat penyakit hepar Pasien dg gangguan fungsi ginjal (CCl<60mL/mnt) inisiasi dg dosis rendah & monitoring efek scr individual
2. RESIN PENUKAR ASAM EMPEDU
kolestiramin,
kolestipol,
kolesevelam
2
ndline treatment untuk
hiperkolesterolemia untuk
pasien yg intoleran thd gol
statin atau diketahui
potensial mengalami
toksisitas statin
tidak
diabsorbsi
dari saluran
cerna
RESIN PENUKAR ASAM EMPEDU
Me↓ reabsorbsi asam empedu konsentrasi asam empedu
yang kembali pada hepar me↓ shg stimulasi 7-α-hidroksilase
(enzim yang mengubah kolesterol menjadi asam empedu)
Efektif dlm me↓ LDL shg baik untuk hiperkoleserolemia
tipe IIa
Dapat me↑ plasma VLDL tdk direkomendasikan untuk
hiperlipidemia tipe IIb (Pe↑ LDL, TG dan VLDL)
RESIN PENUKAR ASAM EMPEDU
ES mengganggu absorbsi lemak
& vitamin larut lemak (A,D,E,K),
rasa tidak nyaman di perut, diare,
hipoprotrombinemia, batu
empedu (jarang) terutama pada
kondisi obesitas
Interaksi obat mengganggu
absorbsi obat lain & vitamin larut
lemak (A,D,E,K) jika diberikan
bersamaan obat lain diberikan
1 jam sebelum atau 4-6 jam
setelah golongan resin
REGIMEN TERAPI RESIN PENUKAR
ASAM EMPEDU
Dapat diberikan 1-6 kali per hari (umumnya
dua kali)
Dapat diberikan pada pasien dengan
gangguan ginjal dan hepar karena tidak
diabsorbsi
Diberikan secara oral bersamaan dg
makanan (waktu makan)
PERHATIAN
Kombinasi dengan antikoagulan
Monitoring protrombin time (waktu
koagulasi darah)
Paling baik efeknya jika diminum pada saat
makan
Dapat me↑ VLDL sebaiknya
dikombinasi dengan obat hiperlipidemia
yang lain yg dpt me↓ VLDL (ex: niasin)
Pemberian obat lain (kecuali niasin) 1
jam sebelum atau 4-6 jam setelah obat
golongan ini
3. ASAM NIKOTINAT (NIASIN)
Efek benefit pada kadar lipoprotein plasma, harga terjangkau, dapat ditolerir dg baik
Mekanisme kerja: me↓ pembentukan & sekresi VLDL oleh hepar, menginhibisi mobilisasi asam lemak dari jaringan lemak
Me↓ VLDL shg LDL ↓ (krn VLDL merupakan bahan LDL)
Me↑ HDL (mekanisme tdk diketahui)
Dapat diberikan sebagai kombinasi obat gol statin dan resin penukar asam empedu pada kondisi LDL yg sgt ↑
ASAM NIKOTINAT (NIASIN)
Efektif dalam mengatasi
hipertrigliseridemia tipe
IV dan tipe IIb (jika
dikombinasi dg statin)
KI: px dg gangguan
hepar, tukak peptik
(maag), DM, dan gout.
ASAM NIKOTINAT
ES pada dosis tinggi dpt menyebabkan gangguan sal
cerna dan hepar, me↓ toleransi glukosa,
hiperglikemia, dan hiperuricemia
ES cutaneus flush dpt diatasi dg memulai
pemberian pada dosis rendah (2 x 250 mg/hari) dapat
di↑ hingga maksimal 3 g/hari; minum setelah makan
saat lambung penuh; didahului dg minum aspirin;
minum sediaan lepas lambat
REGIMEN TERAPI ASAM NIKOTINAT
Diberikan scr oral sebaiknya malam hari
menjelang tidur setelah makan snack
rendah lemak
Bahaya nekrosis hepar jika pasien yang
biasa mendapatkan sediaan lepas lambat
diubah menjadi sediaan lepas segera
REGIMEN TERAPI ASAM NIKOTINAT
Pemberian asam nikotinat bersama dengan alkohol atau air panas meningkatkan resiko ESO berupa pruritis (flushing)
Untuk me↓ resiko pruritis inisiasi dg dosis rendah, dosis ditingkatkan scr bertahap jika kadar target lipid blm tercapai, hindari pemberian pd saat perut kosong, dahului minum aspirin 325 mg atau ibuprofen 200 mg 30 menit sebelum niasin
Banyak suplemen makanan mengandung niasin NAMUN tidak
diperbolehkan mengganti Tx dislipidemia menggunakan suplemen makanan tersebut
4. FIBRAT
Macam: gemfibrozil, fenofibrat, clofibrat
Me↑ aktivitas LPL (lipoprotein lipase) yaitu enzim yg bertanggung jwb pada proses katabolisme VLDL serta me↓ transkripsi Apo CIII yang berfungsi untuk menginhibisi LPL shg dpt me↓VLDL
Induksi sintesis Apo A1 (apoprotein utama HDL) dan me↑ HDL baru dalam sirkulasi
Umumnya digunakan untuk hiperlipoproteinemia tipe III (disbetalipoproteinemia) dan tipe IV (hipertrigliseridemia)
FIBRAT
Efektif juga untuk hipertrigliseridemia sekunder akibat DM tipe II
Obat pilihan untuk hipertrigliseridemia terutama dengan kadar
HDL rendah & cenderung mengubah partikel LDL menjadi
partikel yang lebih besar dan tidak bersifat aterogenik
ES: gangguan sal cerna, myositis, gangguan erektil (terutama oleh
clofibrat), resiko batu empedu
FIBRAT
Clofibrat hanya digunakan sebagai 2nd line treatment
jika obat lain dalam golongan ini tidak sesuai atau tidak dapat ditolerir krn berdasarkan penelitian
dapat menyebabkan peningkatan tingkat
mortalitas Potensiasi efek
antikoagulan kumarin (ex: warfarin) dosis antikoagulan harus diturunkan jika diberikan
bersamaan & monitor kadar protrombin plasma
REGIMEN TERAPI FIBRAT
Diberikan scr oral dg aturan pakai sekali sehari
Sebaiknya diberikan bersama dg makanan untuk mengoptimalkan bioavailabilitasnya
Inisiasi dg dosis rendah dan disesuaikan dg respon individu
KI: px dg gangguan hepar, sirosis primer, fungsi liver abnormal scr menetap, gangguan ginjal berat, penyakit saluran empedu, adanya riwayat
PERHATIAN
Kombinasi dengan
golongan HMG-coA
Reductase me↑
resiko
rhabdomyolisis &
myopathy
Absorbsi sangat baik
saat diminum pada
saat makan
Hindari penggunaan
pada Px dengan
gangguan ginjal &
5. PROBUKOL
Me↓ LDL 15-30%
Efek negatif: me↓ kadar HDL juga shg tidak
lagi digunakan sebagai terapi pada kondisi
hiperlipoproteinemia
RINGKASAN TERAPI HIPERLIPOPROTEINEMIA
Obat P↓ resik o CHD Efek thd lipoprotein Tipe hiperlipoprot einemia untuk pemberian tunggal Tipe hiperlipoproteinemia untuk pemberian kombinasi ES utamaSTATIN Iya ↓ LDL IIa IIb dengan niasin Myositis, gangguan
hepar, rabdomyolisis RESIN
PENUKAR ASAM EMPEDU
Iya ↓ LDL IIa IIa berat dengan
statin atau niasin
Gangguan cerna, asidosis hiperkloremia ASAM NIKOTINAT Iya ↓ LDL, ↓VLDL, ↑ HDL
IIa, IIb, IV IIb dan IV berat dengan fibrat
Cutaneus flush, gangguan sal cerna, gangguan hepar, hiperglikemia, hiperuricemia FIBRAT Iya ↓ IDL,
↓VLDL, ↑ HDL
III, IV IIb dan IV berat dengan niasin
Myositis, gangguan sal cerna, batu empedu, gangguan erektil
DURASI & INTENSITAS TERAPI
DISLIPIDEMIA
Px dislipidemia tanpa disertai faktor resiko penyakit kardiovaskular sedapat mungkin menggunakan terapi nonfarmakologi
Target terapi farmakologi
dislipidemia menurunkan insiden morbiditas & mortalitas terkait
dengan penyakit kardiovaskular, dengan atau tanpa gejala
Intensitas terapi farmakologi tergantung status resiko pasien
(semakin intensif jika resiko semakin besar)