• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN DAN PERANCANGAN INSTRUMEN MUSIK SCORING CINEMATIC MENGGUNAKAN PENGOLAHAN DIGITAL NASKAH PUBLIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBUATAN DAN PERANCANGAN INSTRUMEN MUSIK SCORING CINEMATIC MENGGUNAKAN PENGOLAHAN DIGITAL NASKAH PUBLIKASI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN DAN PERANCANGAN INSTRUMEN MUSIK SCORING

CINEMATIC MENGGUNAKAN PENGOLAHAN DIGITAL

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

Bagus Andy Sanjaya

13.11.7425

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

(2)
(3)

1

PEMBUATAN DAN PERANCANGAN INSTRUMEN MUSIK SCORING CINEMATIC

MENGGUNAKAN PENGOLAHAN DIGITAL

Bagus Andy Sanjaya

1)

, Dhani Ariatmanto

1)

,

1,2)

Tek nik Informatik a STMIK AMIKOM Yogyak arta

Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok , Sleman, Yogyak arta Indonesia 55283 Email : bagus.sanjaya@students.amikom.ac.id 1), dhaniari@amikom.ac.id 2) Abstract - Digital music is growing rapidly. Especially

music for film, digital technology is very helpful every music production. Film Scoring is the process of making the film music or incidental music which is original music written specifically to supports a dramatic situation. Technology makes the process of film scoring is

increasingly easy and simple, a film producer does not need to use the services of the orchestra, just with one or more sound designer can create sound effects or music of any genre through Plug-Ins are available in the software DAW (Digital Audio Workstation). MIDI is a music format that is easy to create musical score. Utilization DAW and plug -ins in filmmaking allows film producers to reduce budget. In making the action film " Assassin's Creed" the author focuses on the process of making film score to amplify the emotions and the atmosphere of each of scenes, especially using Fl Studio DAW software 12 and Kontakt Version 5. Keywords: Movie Scoring, DAW, MIDI, Trailer film, Fl Studio 12, Kontakt 5

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Musik merupakan salah satu cabang seni yang selalu dijumpai dalam keseharian. Musik sendiri mempunyai banyak fungsi, antara lain sebagai media komunikasi, alat hiburan, pendidikan, dan kesehatan bagi yang menerapkanya. Musik mempunyai banyak fungsi dalam dunia industri seperti industri periklanan, pariwisata, kesehatan, pertelevisian dan perfilman. Fungsi musik tidak bisa dilepaskan begitu saja dalam industri film. Musik mempunyai peranan penting dalam membangun suasana yang ada atau tertulis di dalam sebuah naskah film sehingga para editor musik kerap kali memanfaatkan musik untuk pembuatan film mereka.

Musik dalam film dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu ilustrasi musik dan lagu. Ilustrasi musik adalah musik latar yang mengiringi aksi selama cerita berjalan. Musik latar tersebut sering berupa musik tema. Musik tema membentuk dan memperkuat mood cerita serta tema utama filmnya. Sejak ditemukannya teknologi digital dan audio sampling banyak produksi-produksi film minim anggaran mampu membuat musik untuk kebutuhan film tersebut dengan

menggunakan bunyi-bunyian imitasi yang ada di dalam software musik tertentu. Hampir semua musik p ernah berperan dalam pembuatan sebuah film pasti berbeda pula efek yang ditimbulkan.

Sound Effect adalah semua suara tambahan selain suara dialog, musik latar serta lagu. Berdasarkan efek yang ditimbulkan. Sound effect lebih dapat memberi suasana penikmat filmnya untuk membawa imaginasi seseorang. Bermacam musik dan sound effect digunakan untuk mendukung film. Terdapat beragam instrumen sebagai pendukung musik dan sound effect dalam penggarapan film. Instrumen atau alat musik yang digunakan tidak hanya berupa alat musik konvensional saja melainkan alat musik non-konvensional juga termasuk di dalamnya. Jika dipergunakan dengan baik, musik dalam film sangat berpengaruh besar pada penontonnya.

Fruity Loop Studio 12 adalah Salah satu software aplikasi audio yang dapat digunakan untuk merekam, mengedit ataupun memproduksi sebuah audio bahkan bisa juga tanpa campur tangan alat music secara langsung. Software ini merupakan pioneer untuk audio editing, serta rekaman penuh untuk audio dan pasca-produksi alat internal dan eksternal. Memungkinkan untuk titik tangan menggambar berdasarkan splines kurva serta memungkinkan pengguna untuk mengakses playlist, piano roll, dan fitur otomatisasi acara. Efektifitas permainan dan efisiensi waktu merupakan kelebihan utama penggunaan software audio making Fruity loop Studio 12 ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana menerapkan instrument musik ilustrasi dalam Trailer film “Assassin's Creed”.

2. Bagaimana mengfungsikan peran musik ilustrasi dalam Trailer film “Assassin's Creed”.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti lebih dalam tentang pembuatan film score dengan menggunakan musik ilustrasi.

Tujuan untuk membuat instrument audio yang dipakai dalam scoring film serta bisa menggabungkan lagu dan effek sound, juga mampu membentuk kuat karakter musik serta mood film.

(4)

2

1.4 Metode Penelitian

Peneliti menjabarkan cara - cara memperoleh data - data yang digunakan untuk kebutuhan penelitian.

1.4.1 Metode Pengumpulan Data

Demi mendapatkan data yang benar, relevan dan terarah sesuai topik yang dihadapi, maka diperlukan metode yang tepat untuk mencapai maksud dan tujuan penelitian. Sumber data untuk kelengkapan penelitian ini yaitu menggunakan metode – metode sebagai berikut :

1. Studi Pustaka

Mempelajari referensi dari jurnal ilmiah internasional maupun buku yang membahas proses pembuatan musik ilustrasi, buku tentang teori musik, dan tutorial pembuatannya.

2. Pengamatan

Pengamatan yaitu mengamati langsung terhadap Trailer film “Assassin's Creed” serta mencari informasi detail pada film untuk mendapatkan data film, cue “film Assassin's Creed” dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian. Untuk kemudian diterapkan pada proses scoring film.

3. Dokumentasi

Pada tahap ini dilakukan pembuatan laporan mulai dari studi pustaka hingga implementasi, serta penarikan kesimpulan dan saran.

1.4.2 Metode Analisis

Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan secara musikologis. Metode penelitian kualitatif yaitu memberikan penjelasan mengenai keadaan atau gejala yang terjadi tanpa mengabaikan objek yang diteliti, dikarenakan data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar bukan berupa angka-angka (Sugiyono, 2009: 13).

1.4.3 Metode Perancangan

Pada tahap ini film score belum dibuat, tetapi persiapan apa saja yang dibutuhkan sudah direncanakan mulai dari pertemuan antara penulis sebagai ilustrator musik dengan sutradara atau produser film. Untuk mendapatkan gambaran cerita dan pendekatan storytelling dan juga catatan spotting. 1.4.3.1 Pra Produksi 1. Idea Gathering a. Storytelling b. Genre c. Cue Sheet 2. Sample Score 1.4.4 Metode Pengembangan 1.4.4.1 Proses Produksi 1. Spotting 2. Editing Guide

3. Final Score Production

1.4.4.2 Pasca Produksi

Tahap pasca produksi adalah tahap pengkomposisian final film score menjadi satu dengan film.

1.4.1 `Metode Testing

Metode testing yang digunakan yaitu diuji tingkat bit rate dan sample rate-nya, atau bit depth (nilai resolusi suara atau jumlah tinkat level suara). Lalu penilaian dari ahli dibidang film score untuk mengetahui apakah hasil dari penelitian ini layak atau tidak, untuk digunakan dalam composing film score.

1.5 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan karya-karya yang menjadi rujukan atau pedoman untuk memahami dan menyelidiki masalah penelitian dalam penulisan skripsi ini, yaitu dapat berupa publikasi jurnal, jurnal elektronik, buku, skripsi, tesis dan disertasi. Beberapa tinjauan pustaka untuk acuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

Musik sama pentingnya dengan aktor, di mana menciptakan sebuah jembatan dari adegan-adegan ke scene, atau membatu untuk meningkatkan kejadian-kejadian dengan cara yang lembut. Dalam adegan ini, musik adalah benar-benar menjadi latar belakang dari film.[1]

Pemanfaatan virtual instrument dikomputer dapat menekan biaya dalam proses pembuatan musik, dan kemampuan komputer yang mampu mengolah berbagai jenis instrumen yang telah disediakan di dalam aplikasi. Bayangkan saja jika membuat sebuah instrumen musik dengan musik yang memerlukan banyak alat instrumen, contohnya seperti musik orchestra. Bila menggunakan alat instrumen asli seperti gitar, bass, drum, piano, biola, dan banyaknya orang dengan kemampuan yang berbeda – beda yang harus terlibat serta ruangan yang sangat besar agar proses dalam pembuatan instrumen musik terlaksana, tentunya akan membutuhkan biaya yang sangat mahal. Skripsi berjudul ‘Pemanfaatan Virtual Instrument sebagai Alternatif Pembuatan Musik untuk Film’.[2]

Ketiga unsur utama suara dari sebuah film yang terdiri dari sound effect, dialog dan musik. Masing-masing elemen memiliki spotting session sendiri, sesuai dengan keinginan sutradara. Untuk sound effect berkaitan dengan desain suara dan foley (diambil dari nama Jack Foley seorang editor suara Hollywood). Spotting music mencangkup semua masalah musik. Komposisi ini sangat bervarias i.[3]

(5)

3

1.6 Tempo Musik

Tempo adalah ukuran kecepatan dalam birama musik. Ukuran kecepatan bisa diukur dengan alat bernama metronom. Di dalam keyboard terdapat digital metronom yang bisa berfungsi sebagai pengukur kecepatan dalam birama.

Teknis penulisan tempo pada metronom berupa huruf singkatan berupa MM, singkat kata dari Metronome Malzel diambil dari nama pemilik hak cipta penemu alat ini yaitu, Johann Nepomuk Malzel (1770 – 1838). Contoh tanda metronom : MM = 130 ini berarti 130 ketukan dalam setiap menit. Jadi semakin besar besar angka MM maka semakin cepat tempo lagunya. Apabila kita sejajarkan dengan tempo lagu maka jumlah ketukan metronom kurang lebih adalah sebagai berikut.

Tabel 1. 1 Jenis Tempo

Jenis Tempo Kecepatan MM Waktu

Largo Lambat Sekali 40 – 60 /Menit Lento Lambat Sekali 60 – 66 /Menit

Adagio Lambat 66 – 76 /Menit

Adantte Sedang 76 – 108 /Menit

Moderato Sedang 108 – 120 /Menit

Allergo Cepat 120 – 160 /Menit

Vivace Cepat Sekali 160 – 184 /Menit Presto Cepat Sekali 184 - 208 /Menit 1.7 Film Score

Sebuah musik film (film score) adalah musik latar belakang, musik asli yang ditulis secara khusus untuk film. Musik tersebut merupakan bagian dari film, yang juga biasanya termasuk dialog dan efek suara, dan terdiri d ari sejumlah instrumental atau paduan suara, dan musik itu disebut isyarat yang dihitung untuk memulai dan mengakhiri pada titik-titik tertentu selama film dalam rangka meningkatkan dramatis narasi dan dampak emosional dari adegan tersebut. Musik film ditulis oleh satu atau lebih komposer, di bawah bimbingan atau bekerja sama dengan sutradara film dan / atau produsen, dan kemudian biasanya dilakukan oleh sebuah ensemble dari musisi paling sering terdiri dari sebuah orkestra atau Band, solois instrumental, dan paduan suara atau vokalis, dan direkam oleh sound engineer.[7]

1.8 Recording

Orang awam mengartikan kata “recording” sebagai sebuah proses merekam sumber suara kedalam sebuah mesin. Namun, bagi para operator rekam, istilah recording secara lebih spesifik mengacu pada sebuah proses pengambilan sumber suara dari sebuah media (pita kaset, DAT, maupun harddisk). Proses itu sering juga disebut dengan istilah tracking karena pada proses sesungguhnya Anda merekam sebuah komposisi musik kedalam track -track yang terpisah. Misalnya, piano pada track 1, bass pada track 2, vocal pada track 3, dan seterusnya. Secara sederhana, recording adalah merekam permainan anda, baik vokal maupun musik. Proses untuk mendapatkan hasil yang maksimal tidaklah cukup dengan itu. Jika sud ah selesai merekam musik dasar, Anda bisa mendengarkan kembali dan mungkin menambahkan beberapa harmoni tertentu dalam komposisi musik. Itulah yang kadang akan mempermanis musik. Harmoni tersebut biasanya datang belakangan atau belum dipikirkan sebelumnya. Proses itu disebut overdubbing, yaitu menambahkan beberapa harmoni tertentu kedalam musik[7].

1.9 Editing

Setelah recording/track ing, tahap selanjutnya adalah editing. Dalam sekala kecil editing, noise atau suara-suara yang tidak diperlukan dibuang, terutama noise dari track vokal yang biasanya terjadi sebelum bernyanyi. Editing pada skala yang lebih besar adalah memindahkan bagian -bagian lagu[8].

1.10 Mixing

Dalam proses mixing, audio dari hasil recording akan diolah dengan cara menambahkan atau mengatur parameter-parameter yang ada. Penambahan atau pengaturan parameter-parameter tersebut harus mencakup dimensi tall, deep dan wide agar seimbang. Dimensi tall didasarkan pada perubahan volume. Dimensi deep didasarkan pada perubahan range frequency. Dan dimensi wide d idasarkan pada perubahan pan. Pada dimensi tall, pengaturan volume dimaksudkan agar setiap instrumen tidak saling menutupi. Sedangakan pada dimensi deep, pengaturan range frequency dilakukan di equalizer. Pengubahan range frequency pada equalizer akan merubah karakter dari sebuah audio. Dan pada dimensi wide, pengaturan pan dimaksudkan untuk mengatur posisi dari suatu instrumen, apakah instrumen tersebut berada di tengah, cenderung kearah kiri atau cenderung kearah kanan. Hal ini juga berfungsi agar instrumen menempati area yang ada agar tidak saling menindih.[9]

1.11 Mastering

Ada dua makna mastering dalam industri rekam. Pertama, mastering bisa diartikan sebagai final touch atau sentuhan akhir dari lagu yang sudah anda mixing sebelumnya. Kedua, mastering juga bisa diartikan sebagai pembuatan CD master atas karya musik Anda. Jika mendengarkan hasil mixing tersebut dengan baik, ada

(6)

4 beberapa kejanggalan yang bisa ditemui. Kejanggalan yang paling umum adalah suara yang tidak konsisten, ada perbedaan antara volume lagu satu dengan lagu berikutnya atau dengan lagu yang biasa ada dipasaran. Misalnya suara Keyboard pada lagu pertama enak didengar, tetapi tidak demikian yang terjadi di lagu yang kedua padahal instrument ang dipakai sama. Pada tahap mastering ini, masalah tersebut dicoba untuk diselesaikan. Salah satunya membuat lagu menjadi konsisten dalam hal volume dan frekuensinya. Dengan demikian mastering menjadi sangat penting dan tak terpisahkan dengan sebuah proses produksi agar hasil musik terdengar lebih professional[6].

1.12 Metode Perancangan

Cue Sheet adalah titik penempatan musik di dalam suatu rangkaian picture lock pada sebuah film. Picture lock merupakan hasil editing visual yang sudah dalam keadaan lock (tidak berubah).

Tabel 1.2 Cue Sheet

Time

Code Length Cue Title

0:00:00:00 (0:00:10) 1M1

Opening logo New Regency, 20th Century Fox dan Ubisoft. 0:00:10:00 (0:00:08) 1M2

Dubbing Pria dan Wanita bercakap 0:00:18:30 (0:00:04) 1M3 Dalam ruangan

0:00:22:00 (0:00:18) 1M4

Dubbing Percakapan dalam sebuah ruangan 0:00:39:00 (0:00:02) 1M5 Saat terkejut

0:00:41:00 (0:00:05) 1M6

Dubbing Dialog percakapan 0:00:46:00 (0:00:04) 1M7

Dubbing wanita selamat datang

0:00:50:00 (0:00:05) 1M8

Suasana hening masuk dalam perang 0:00:55:00 (0:00:04) 1M9 Situasi Peperangan 0:00:59:30 (0:00:05) 1M10 Hening sejenak 0:01:04:00 (0:00:04) 1M11 Mulai berkelahi menggunakan tombak besi 0:01:08:00 (0:00:04) 1M12

Adegan berkelahi mulai memuncak

0:01:12:00 (0:00:03) 1M13 Berlari dan mengejar 0:01:15:00 (0:00:09) 1M14 Memukul

0:01:28:00 (0:00:05) 1M15

Adegan puncak

berkelahi dan pengejaran 0:01:33:00 (0:00:06) 1M16 Dubbing Pria

0:01:38:00 (0:00:11) 1M17

Ending logo Assassin’s Creed

0:01:48:00 (0:00:00) 1M18 Selesai

1.13 Metode Implementasi

Pada trailer film yang akan dibuat berjudul “Assassin's Creed”, Media online merupakan salah satu jenis media masa. takhanya memperoleh informasi, internetpun dapat menjadi sararana untuk menonton film, baik film dengan durasi panjang maupun durasi pendek, salah satunya dengan mengakses www.youtube.com umumnya video-video diyoutube adalah videao klip musik, film, serta berbagai kreatifitas buatan para pengguna sendiri. Sementara kelebihan youtube sebagai video pembelajaran adalah potensial, ekonomis, user friendly, shareadble, dan interaktif.

2. Implementasi dan Pembahasan

Pengaturan dan konfigurasi dari pemanfaatan software sangat diperlukan dalam sinkronisasi antara perpaduan instrument dalam satu proyek. Dalam pembuatan film score ini menggunakan 56 channel yaitu untuk audio, instrument dan effect yang direkam menggunakan MIDI Controller. Hasil dari pembuatan film score ini berupa satu file audio dengan format .wav hasil dari FL Studio 12 yang kemudian akan di gabungkan dengan visual Trailer film “Assassin Creed”.

2.1 Produksi

Proses produksi adalah kelanjutan dari proses pra-produksi yang telah dibuat sebelumnya. Tahap produksi dalam penelitian ini meliputi proses pemilihan instrument dan effect. Tahapan yang dilakukan dalam pemilihan instrument dan effect adalah sebagai berikut :

2.1.1 Penambahan Instrument Track

Langkah pertama menjelaskan sedikit tentang penggunaan karna ini termasuk dalam proses produksi bagaimanan komposisi pada tahap perancangan dan pembuatan musik ilustrasi yang tepat sehingga meminima lisir keselahan yang akan terjadi.

2.1.2 Dubbing

Dubbing Percakapan menggunakan Samson Meteor Microphone pada Adobe Audition 1.5 sangat penting untuk memahami cerita sebuah film, sehingga percakapan yang mudah dimngerti dan dialog yang realistis sangat dibutuhkan. Beberapa cara pengambilan dialog adalah suara direkam selama seperti pengambilan gambar agar menetukan atmosfer yang sama pada saat percakapan film trailer tersebut. Synchronized dialog dilakukan selama post production untuk kebutuhan tertentu. Dengan format standart audio Sample rate 48000, channels pemilihan stereo, resolution 32-bit agar dapat hasil kualitas audio yang maksimal serta pengeditan noice agar hasil yang detail.

(7)

5

Gambar 2. 1 Dubbing pada Adobe Audition 1.5 2.1.3 Playlist

pada playlist disinilah tempat mengatur dan menyusun setiap nada-nada audio, loop,vocal, drum kit, dan lainya menjadi lagu atau sembuah komposisi nada yang menjadi satu pengaturan dan penempatan nada visual serta audio yang tepat pada tempatnya sesuai konsep film. Setelah semua terekam tahapan selanjutnya ialah menyeimbang kan setiap track mulai dari volume, panning, frekuensi, dan volume effect masing-masing track. Berikut adalah tampilan playlist dan mixer lihat pada gambar 4.19 dengan jumlah 56 channel yang terdiri dari :

a) 34 channel mixer track instrument b) 26 channel audio

c) 30 channel visual dan sound effect

Gambar 2.2 Playlist 2.1.4 Mixer

Dalam proses mixing, audio dari hasil recording akan diolah dengan cara menambahkan atau mengatur parameter-parameter yang ada.

Gambar 2.3 Mixer 2.2 Pasca Produksi

Audio hasil export dari Fl Studio 12 ialah satu audio berformat .Wav yang berisi audio folley, dialog, sound effect dan musik ilustrasi.

a) Compositing

Proses compositing pada Adobe Premiere pro CS6 dilakukan untuk menggabungkan hasil Export file .Wav dengan film yang sudah lock picture. b) Rendering

Tahap rendering di pasca produksi ini bertujuan untuk menjadikan hasil akhir export audio dari Fl Studio 12 utuh dengan video film Assassin's Creed. Pengaturan render yang digunakan sebagai berikut : c) Mencentang export audio dan export video d) Mengbah format menjadi H.264

e) Preset HD 1080p 25

f) Menentukan output directory lalu klik ok dan export

g) Lama proses rendering pada tahap pasca produksi ini yaitu 2 menit 30 detik dan dihasilkan satu file akhir yang diberi nama “Assassin's Creed Movie Trailer.mp4”.

(8)

6

2.3 Penayangan Trailer Film

Setelah finish File di unggah kesosial media YouTube dan kemedia sosial lainya sebagai trailer film dari film Assassin's Creed.

Gambar 4. 29 Penayangan Trailer Film 2.4 Kesimpulan

1. Dalam pembuatan film score ini menggunakan 56 channel yaitu 26 channel audio, 30 channel visual, sound effect dan 34 channel mixer yang di komposisikan menjadi satu harmonisasi dalam film. 2. Sangat penting dalam pembuatan film score Cue

Sheet sudah di buat karna titik penempatan musik di dalam suatu rangkaian picture lock pada sebuah film itu dapat menjadi konsep sebelum perancangan.

3. Kualitas editing record penting terhadap hasil audio yang digunakan karna dalam score film audio yang baik, berpengaruh terhadap penonton, menggunakan format standart audio Sample rate 48000, channels pemilihan stereo, resolution 32-bit. 4. Pada score film ini composer harus mempunyai kreatifitas imajinasi dan ekspresi seninya agar dapat mengkomposisikan audio yang tepat sesuai dengan adegan.

5. penempatan Instrumen bersuara Tunggal (Ritmis) Contoh : Marawis, drum, perkusi itu terdengar sangat tepat di letakan pada saat adegan memuncak seperti saat berlari, berkelahi, dan memukul membuat suasana atmosfir itu sangat terasa seolah -olah penonton menjadi bagian dari film.

6. Penggabungan audio pada track channel harus berbeda karna pada mixer pengaturan jalur (routing) dan mengubah level, serta harmonisasi dinamis dari sinyal audio. Sinyal - sinyal audio agar suara yang masuk dapat dengan mudah di di atur balanced, menjadikannya stereo atau mono.

2.5 Saran

1. Dalam pembuatan dilakukan perancangan terlebih dahulu dengan tahapan proses pra produksi, proses produksi dan pasca produksi agar mendapatkan hasil maksimal.

2. Penggunaan dinamik dalam musik iringan dapat lebih bervariasi sesuai dengan adegan yang dilakukan agar pesan dari adegan tersebut dapat diterima dengan baik oleh penonton.

3. Dalam musik scoring nada dapat di kembangkan lagi dengan teknik yang lebih luas. Serta penambahan sound effect menunjang kuliatas kaya akan sound effect sesuai dengan konsep.

4. Lebih memperhatikan pemotongan ilustrasi musik dengan backsound.

5. Menentukan visual yang baik akan berpengaruh pada hasilnya dan penempatan audio record dapat disesuaikan dengan mood adegan film.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Setiawan Hanny, Movie Scoring, Compusician Edisi 06 2015.

[2] Steven Saltzman MPSE., Music Editing for Film and Television, 2015.

[3] Danny Noviadri Suherman, S.Kom., STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Pemanfaatan Virtual Instrument sebagai Alternatif Pembuatan Musik untuk Film, 2014. [4] George Burt, The art of film music, Northeastern

University Press, 1994.

[5] Endang Mari Astuty, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA, Hubungan antara kematangan Emosi dan Jenis Kelamin Dengan Agresivitas Pada Komunitas Slanker, 2009.

[6] Heru Setiawan,

e-journal.uajy.ac.id/2174/3/2TA11210.pdf di akses tanggal 21 september 2016

[7] Alan Larson Williams . 1992. Republic of images: a history of French film mak ing Harvard University Press . [8] Pandan P. Purwacandra. 2005. Sound On Film,

Audiopro Edisi 02 Tahun 2014.

[9] M. Suyanto, Multimedia Alat untuk Meningk atk an Keunggulan Bersaing, Yogyakarta, Penerbit Andi. [10] Srisayekti, Wilis, and Caroline Maria D. Nugroho.

2013. "Pengaruh pemberian ilustrasi musik terhadap kelanjutan ceritera film." Skripsi. Bandung: Universitas Padjajaran.

Biodata Penulis

Bagus Andy Sanjaya, memperoleh gelar Sarjana Komputer

(S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2017.

Dhani Ariatmanto memperoleh gelar Sarjana Komputer

(S.Kom), Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2006. Memperoleh gelar Magister Teknik Infomatika (M. Kom) STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2012, dan telah menjadi Dosen tetap STMIK AMIKOM Yogyakarta.

Gambar

Tabel  1. 1 Jenis Tempo
Tabel  1.2 Cue Sheet  Time
Gambar  2.3 Mixer  2.2   Pasca Produksi
Gambar  4. 29 Penayangan  Trailer Film  2.4   Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Kepentingan instansi yang begitu tinggi terhadap arsip ,diantaranya sebagai bukti akuntabilitas bagi instansi tersebut ,maka arsip –arsip yang merupakan sumber informasi

aporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) tahun 2014 disusun berdasarkan capaian kinerja setiap sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategi (Renstra)

5.4.3 Pokok Pikiran dalam Regulasi Daerah Perda No 9 Tahun 2012 Dalam mengelola sampah, Kota Bogor mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

Pengaruh lingkungan/lokasi terhadap pa- rameter tinggi tanaman, jumlah cabang, jum- lah tandan, dan jumlah buah, tampak bahwa tinggi tanaman tidak berbeda nyata pada 3

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berpikir kreatif matematis adalah pengembangan instrumen atau alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif

Lansia di Panti Wredha St.Yoseph Kediri yang mengalami kecemasan ringan cenderung memiliki sikap terbuka, mudah bersosialisasi dengan orang lain bahkan dengan orang

Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka peneliti juga menemukan hal yang sama di SMA Negeri 1 Sibabangun dari hasil wawancara, diketahui berdasarkan hasil data