• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jhontera Parlindungan,Henni Indriyani,Jaka Darmawan Universitas Bina Darma Jalan Jend. A. Yani No. 12 Palembang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jhontera Parlindungan,Henni Indriyani,Jaka Darmawan Universitas Bina Darma Jalan Jend. A. Yani No. 12 Palembang"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS RASIO TERHADAP KINERJA KEUANGAN KLUB SEPAKBOLA PROFESIONAL

(Studi Kasus Pada Klub Sepakbola Inggris)

Jhontera Parlindungan,Henni Indriyani,Jaka Darmawan

Universitas Bina Darma

Jalan Jend. A. Yani No. 12 Palembang 085267890080

Jonian_jhonyan@yahoo.com

ABSTRACT

Perkembangan industri pada saat ini telah berkembang pesat. Tidak hanya industri manufaktur, jasa, dan perbankan, tetapi banyak industri baru seperti industri sepak bola. Dalam hal pendapatan, klub sepak bola keuangan dapat dikatakan sangat baik. Namun, banyak klub sepak bola di klub-klub sepak bola Eropa terutama dalam krisis keuangan. Karakteristik unik dari industri sepak bola menimbulkan beberapa pertanyaan mengenai kinerja keuangan sebuah klub sepak bola secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rasio keuangan terhadap kinerja keuangan klub sepakbola profesional, danmengetahui penggunaan yang tepat dari rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan klub sepak bola, Dan mengidentifikasi industri yang tepat bagi klub sepak bola. Obyek penelitian adalah klub sepak bola pertama yang mencatatkan namanya di Bursa Efek New York, Manchester United PLC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komponen utama dalam laporan keuangan klub sepak bola ada 2, pendapatan dan pendaftaran pemain. Manchester United PLC memiliki tingkat yang cukup baik dari profitabilitas, laba meningkat setiap tahun tapi untuk di Return on Equity sangat menurun. keuntungan meningkat setiap tahun, tetapi likuiditas kurang baik. Manchester United PLC dinilai tidak baik untuk rasio solvabilitasnya. Investasi di klub-klub sepak bola yang cukup menguntungkan, tetapi risiko hutang yang dimiliki klub sepak bola yang cukup besar. Kata kunci: kinerja keuangan, komponen keuangan, standar skala rasio industri, klub sepak bola

(2)

ABSTRACT

Industrial development at the present time has been growing rapidly. Not only the manufacturing industry, services, and banking, but many new industry such as the football industry. In terms of revenue, finance football clubs can be said to be very good. However, many football clubs in European football clubs especially in financial crisis. Unique characteristics of the football industry raises several questions regarding the financial performance of a football club as a whole. This study aims to analyze financial ratios on the financial performance of professional football club,and knowing the proper use of financial ratios to measure the financial performance of the football club, and identifying the right industry for the football club. Object of study is the first football club to register his name in the New York Stock Exchange, Manchester United PLC. Results of this study showed that the main components in the financial statements of the football club there are 2, revenue and players’ registration. Manchester United PLC has a pretty good level of profitability, profits increased every year, but liquidity is not good.Manchester United PLC judged to be good for its solvency ratio. Investment in football clubs is quite profitable, but the risk of debt held pretty big football club.

Keywords: : financial performance, financial components,industry standard scale ratio, football club

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Survey yang dilakukan oleh FIFA pada tahun 2009 yang menunjukkan bahwa lebih dari 240 juta orang di 200 negara memainkan sepakbola. Sepakbola adalah olahragayang paling digemari di dunia, karena sepakbola adalah olahraga yang tidak hanya menjadi sebuah permainan tetapi juga sebagai hiburan, bisnis, alat komunikasi, tanda identitas dan ideologi secara bersamaan.Sepakbola juga mempunyai pengaruh yang menonjol di bidang ekonomidan berdampak pada pendapatan yang diperoleh oleh sebuah klub sepakbola.

Pendapatan klub sepakbola diperoleh tidak hanya dari penjualan

tiket pertandingan, tetapi berasal dari tiga sumber utama yaitu : pemasukan dari penjualan tiket, pendapatan hak siar TV, dan komersial : termasuk

sponsorship dan penjualan

merchandise. ketiga sumber utama

pendapatan klub ini harus seimbang, dimana masing-masing sumber harus menyumbang 1/3 dari pendapatan klub. Tetapi, kebanyakan klub-klub kaya sepakbola di Eropa, termasuk inggris tidak memiliki proporsi yang seimbang dalam memperoleh pendapatan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya penggemar klub-klub sepakbola.

Keberadaan sepakbola yang memiliki banyak penggemar memicu klub-klub sepakbola untuk berbisnis

(3)

syal,jersey,patung-patung,bola, dan produk merchandise lainnya dan juga membuat begitu banyak perusahaan melirik sepakbola sebagai ladang bisnis. Banyak perusahaan-perusahaan menawarkan diri untuk menjadi sponsor, sehingga produknya dapat terkenal melalui pertandingan-pertandingan sepakbola yang ditampilkan klub-klub sepakbola tersebut. Banyak juga stasiun tv berlomba-lomba untuk menyiarkan pertandingan sepakbola, bahkan ada yang mengkhususkan siarannya untuk sepakbola. Hal ini tidak hanya menguntungkan bagi perusahaan yang mensponsori maupun stasiun TV, tetapi menguntungkan bagi klub-klub tersebut

Besarnya dampak dari sepakbola membuat pengusaha-pengusaha tidak ragu-ragu untuk berbisnis sepakbola. Selain itu keberadaan sumber pendapatan yang banyak tersebut membuat publik penasaran bagaimana sebuah klub sepakbola melaporkan pendapatan yang dia peroleh, dan mempengaruhi Investor untuk menginvestasikan dananya ke sebuah klub sepakbolauntuk berbisnis murni dan merelakan dananya diinvestasikan pada sepakbola yang populer. Kepopuleran sepakbola sudah merubah sepakbola menjadi sebuah industri baru di dunia. Tidak lagi hanya sebagai permainan atau cabang olahraga, tetapi sepakbola sudah menjadi sebuah bisnis atau industri yang menguntungkan bagi beberapa pihak. Bahkan sepakbola sudah menarik perhatian miliader dunia untuk memiliki salah satu dari klub sepakbola professional.

Popularitas sebuah klub sepakbola professional menjadi salah satu pertimbangan bagi para investor atau miliader dunia untuk berinvestasi di klub sepakbola professional tersebut. Hal ini bisa terjadi dikarenakan para investor atau miliader dunia melihat peluang klub sepakbola tersebut dapat memberikan keuntungan atau pendapatan bagi investor atau miliader tersebut.

Populernya pemain juga mempengaruhi pendapatan klub misalnya dengan menambahnya penjualan tiket karena ada pemain bintang yang berlaga, atau penjualan

merchandise terkait sang pemain, dan

lain sebagainya. Kualitas dari pemain tidak menjadi satu-satunya alasan membeli seorang pemain tetapi kepopuleran dari pemain juga menjadi bahan pertimbangan.

Karakteristik yang unik dari bisnis sepakbola menimbulkan beberapa pertanyaan diantaranya apakah bisnis atau industri sepakbola menguntungkan bagi para investor, bagaimana kinerja keuangan dari sebuah klub sepakbola, dan bagaimana kinerja keuangannya jika dibandingkan dengan bisnis atau industri lain, apakah bisnis atau industri sepakbola dapat bersaing dengan bisnis atau industri lainnya. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan mengambil judul :

“Analisis Rasio Terhadap Kinerja Keuangan Klub Sepakbola Profesional (Studi Kasus Pada Klub Sepakbola Inggris)”

(4)

Berdasarkan fenomena diatas maka permasalahan yang akan diteliti adalah: “Bagaimana Analisis Rasio Terhadap Kinerja Keuangan Klub Sepakbola Profesional (Studi Kasus Pada Klub Sepakbola Inggris)”

1.3 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini menitik beratkan pada pembahasan Analisis Rasio Terhadap Kinerja Keuangan Klub Sepakbola Profesional (Studi Kasus Pada Klub Sepakbola Inggris)”.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis rasio terhadap kinerjakeuangan dari klub sepakbola professional (studi kasus pada klub sepakbola inggris).

LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja

Keuangan

Menurut (Munawir, 2008 :53)Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan

atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik. Kinerja suatu perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Menurut (Subramanyam dan Wild 2008:101) Kinerja keuangan merupakan pengakuan pendapatan dan pengaitan biaya menghasilkan angka laba yang lebih unggul dibandingkan arus kas untuk mengevaluasi kinerja keuangan. Pengakuan pendapatan memastikan bahwa semua pendapatan yang dihasilkan dalam suatu periode telah diakui. Pengaitan memastikan bahwa beban yang dicatat pada suatu periode hanya beban yang terkait dengan periode tersebut.

Menurut (Irhan Fahmi 2011:2) Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.

2.1.2 Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan

Menurut Sucipto (2003) penilaian kinerja keuangan dimanfaatkan oleh

manajemen untuk hal – hal sebagai berikut:

a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisian

(5)

melalui pemitivasian karyawan secara maksimum.

b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti promosi, transfer dan pemberhentian. Penilaian kinerja akan menghasilkan data yang dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan yang dinilai berdasarkan kinerjanya.

c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka.

e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

2.1.3 Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan

Tujuan Penilaian kinerja perusahaan Menurut Munawir (2010:31) adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi pada saat ditagih. 2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. 3. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan rentabilitas, yaitu

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu yang dibandingkan dengan penggunaan aset atau ekuitas secara produktif.

4. Untuk mengetahui tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan

dalammenjalankan dan

mempertahankan usahanya agar tetap stabil, yang diukur dari kemampuan perusahaan dalam membayar pokok utang dan beban bunga tepat waktu, serta pembayaran dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami kesulitan atau krisis keuangan.

2.1.4 Pengukuran Kinerja Keuangan

Menurut (Hanafi 2003:76) Ada tiga macam yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara kuantitatif:

1. Ukuran kriteria tunggal (single

criterion), adalah ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran. 2. Ukuran kriteria beragam

(multiple criteria), adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kinerja manajer.

3. Ukuran kinerja gabungan (composite criteria), ukuran yang menggunakan berbagai

macam ukuran,

memperhitungkan bobot masing-masing ukuran, dan menghitung rata-ratanya sebagai ukuran menyeluruh kinerja manager.

(6)

Kinerja keuangan perusahaan pada dasarnya digunakan untuk mengukur financial health (kesehatan keuangan) perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan menggambarkan situasi keuangan perusahaan dan keefektifitasan penggunaan aset perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.

Menurut Munawir (2008:55) ada beberapa indikator untuk melihat kesehatan atau kinerja suatu perusahaan meliputi:

1. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi dalam jangka pendek atau pada saat jatuh tempo (short-term

liquidity).

2. Kemampuan perusahaan untuk

memenuhi semua

kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang dan struktur modalnya (capital

structure and solvency).

3. Kemampuan dan kinerja

perusahaan untuk

menghasilkan laba dalam periode tertentu (operating

performace and profitability).

4. Tingkat pengembalian yang dapat dicapai dari total aktiva yang digunakan (return on

invested capital).

5. Efisiensi penggunaan aktiva (assets utilization atau turnover

aktiva).

Menurut Riyanto (2010:329), dalam mengadakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan 2 macam cara pembandingan, yaitu :

a. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu (rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama. Dengan cara pembanding ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan dari rasio tersebut dari tahun ke tahun. Kalau diketahui perubahan dari angka rasio tersebut maka dapatlah diambil kesimpulan mengenai tendensi atau kecenderungan keadaan keuangan serta hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. b. Membandingkan rasio-rasio dari

suatu perusahaan dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio industri/rasio standar) untuk waktu yang sama. Dengan cara ini akan dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan dalam aspek keuangan tertentu berada di atas rata-rata industri, berada pada rata-rata atau terletak dibawah rata-rata industri.

Penilaian kinerja dapat dilakukan dengan mengukur tingkat rasio keuangan yang ada. Pengukuran rasio adalah alat ukur paling mudah untuk mengukur kinerja keuangan. 2.2 Analisis Rasio

2.2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Menurut buku Kasmir (2012:104) Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah

(7)

dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing. Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti jika hanya dilihat satu sisi saja. Artinya jika hanya dengan melihat apa adanya. Angka-angka ini akan menjadi lebih apabila dapat kita bandingkan antara satu komponen dengan komponen lainnya. Caranya adalah dengan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan atau antarlaporan keuangan. Setelah melakukan perbandingan, dapat disimpulkan posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode tertentu. Pada akhirnya kita dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tertentu. Perbandingan ini kita kenal dengan nama analisis rasio keuangan . 2.2.3 Bentuk-Bentuk Rasio

Keuangan

Berikut ini adalah bentuk-bentuk rasio keuangan menurut ahli keuangan yaitu:

Menurut ahli keuangan J. Fred Weston (2012) , bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas (Liquiditiy

Ratio)

a. Rasio Lancar (Current

Ratio)

b. Rasio Sangat Lancar (Quick

Ratio atau Acid Test Ratio)

2. Rasio Solvabilitas (Leverage

Ratio)

3. Rasio Aktivitas (Aktivity Ratio)

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

5. Rasio pertumbuhan (Growth

Ratio)

6. Rasio penilaian (valuation

Ratio

Beberapa jenis rasio dan formula untuk menghitung rasio-rasio tersebut

dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

2.3 Keunggulan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering dilakukan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dibandingkan alat analisis keuangan lainnya.

(8)

2.4 Keterbatasan Rasio Keuangan Dalam praktiknya, walaupun rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi dan kegunaan yang cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, bukan berarti rasio keuangan yang dibuat sudah menjamin 100% kondisi dan posisi keuangan yang sesungguhnya.

OBJEKDANMETODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan klub sepakbola Manchester United (studi kasus klub sepakbola inggris) melalui situs web resmi mereka.

3.2 Metodologi Penelitian 3.2.1 Operasional Variabel

Operasional variabel adalah sesuatu yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau mengimplementasikan bagaimana variabel kegiatan tersebut diukur agar penelitian ini memiliki arah yang jelas, maka perlu ditetapkan operasional variabel sebagai berikut:

1. Variabel Independen

Menurut Anwar Sanusi (2011:50) variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel Independen (X) dari penelitian ini adalah rasio keuangan : rasio likuiditas,rasio solvabilitas,rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas. 2. Variabel Dependen

Menurut Anwar Sanusi (2011:50) variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel lain. Variabel dependen (Y) dari penelitian ini adalah kinerja keuangan klub sepakbola. Agar Penelitian ini memiliki akar yang jelas, maka perlu ditetapkan operasional variabel sebagai berikut:

Variabeldan Operasional Independen (X) Rasio

Keuangan

Suatu cara yang membuat perbandingan data keuangan perusahaan menjadi lebih berarti.

Indikator : Likiuditas,Rasio Solvabilitas,RasioProfitabilitas, Rasio Aktivitas

Dependen (Y) Kinerja Keuangan klub sepakbola

untuk mengukur financial health (kesehatan keuangan)

perusahaan dan menggambarkan situasi keuangan perusahaan dan keefektifitasan penggunaan aset perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.

Indikator : Laporan KeuanganSepakbola

3.2.2 Jenis dan Sumber Data

Menurut Anwar Sanusi (2011:104) data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang sudah tersedia dari sumbernya. Sumber Data yang digunakan yaitu laporan keuangan MANCHESTER UNITED yang berasal dari prospectus

(9)

MANCHESTER UNITED yang diterbitkan SEC (Securities and Exchange Comission) pada tahun 2012

dan annual report MANCHESTER UNITED tahun 2012. Analisis dokumen yang digunakan adalah dokumen perusahaan yang didapat dari website MANCHESTER UNITED. 3.2.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif.yaitu suatu bentuk penelitian yang berdasarkan data yang dikumpulkan selama penelitian secara penelitian mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari objek yang diteliti dengan menggabungkan hubungan antar variabel yang terlibat

didalamnya, kemudian

diinterprestasikan berdasarkan teori-teori dan literature-literatur yang berhubungan dengan perkembangan nilai perusahaan. Pada penelitian ini data yang dikumpulkan dan digunakan adalah:

1. Mengumpulkan laporan keuangan MANCHESTER UNITED dari tahun 2009 sampai 2012.

2. Menganalisis laporan keuangan dengan melihat komponen yang paling signifikan mempengaruhi laporan keuangan klub sepakbola tersebut.

3. Melakukan perhitungan rasio

keuangan dengan

menggunakan seluruh perhitungan rasio keuangan, dan

4. Melakukan analisis kinerja keuangan berdasarkan data rasio keuangan serta membandingkan dengan standar rasio keuangan dari industri lain yang go publicmenurut NYSE ( New York Stock Exchange).

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Komponen Keuangan

Manchester United PLC

Berdasarkan penelitian, dari beberapa komponen keuangan di

income statement dan balance sheet

seperti: Revenue (Pendapatan)Expense

(Biaya)Owners of the company (Pemilik Perusahaan)Fixed assets (Aktiva Tetap)Players’ registration trade (Perdagangan Pendaftaran Pemain)Cash (Uang Tunai)Kewajiban

jangka panjang dan Kewajiban jangka pendekdari komponen keuangan tersebut diperoleh dua komponen keuangan yang memiliki pengaruh signifikan dalam laporan keuangan Manchester United PLC. Komponen tersebut adalah revenue dan players’

registration.

Pada income statement Manchester United PLC, komponen revenue

merupakan komponen yang paling besar nominalnya dibandingkan dengan komponen lainnya, sehingga pendapatan dan keuntungan dari klub sepakbola sangat dipengaruhi oleh beberapa komponen revenue. Terdapat 3 komponen utama dari revenue yaitu: 1. Commercial revenue terdiri

dari pendapatan merek dagang Manchester United PLC

(10)

melalui sponsor dan perjanjian komersil lainnya seperti:

sponsorship, retail, merchandising, apparel and product licensing, dan new media and mobile.Commercial revenue dari Manchester

United PLC setiap tahunnya mengalami penngkatan yang signifikan.

2. Broadcasting revenue adalah

pendapatan yang berasal dari semua kontrak siar baik yang terdapat di UK ataupun dari luar negeri, termasuk kontrak yang berasal dari FA Premier

League dan UEFA. Semua hak

siar dari pertandingan yang dijalankan oleh Manchester United FC baik yang gratis ataupun dari televise berbayar. 3. Matchday revenue termasuk

pendapatan dari pertandingan yang diikuti oleh Manchester United FC, baik pertandingan domestik maupun pertandingan Eropa yang diselenggrakan di Old Trafford. Pendapatan yang dimaksud berupa hasil penjualan tiket pada saat pertandingan di Old Trafford dan semua aktifitas yang diselenggarakan di stadion Old Trafford.

Pemain sepakbola memiliki nilai ekonomis sehingga perlu untuk diakui dalam laporan keuangan. Pemain sepakbola juga memberi keuntungan ekonomis untuk klub sepakbola yang dibelanya. Keuntungan yang dijanjikan oleh pemain sepakbola adalah sesuatu yang intangiable yaitu kontribusinya (jasanya) dalam pertandingan bagi kesuksesan klub

(Devi, 2004). Pemain dikategorikan sebagai intangiable assets. Dalam pengakuannya pada laporan keuangan, pemain sepakbola dicatat bukan dari gaji atau bonus yang didapatkan dari klub sepakbola tempat dia bermain, tetapi dicatat berdasarkan nilai transfer dari pemain tersebut atau players’

registrations. Karena sifatnya sebagai

aset, maka akun players’ registration juga perlu di amortisasi sama seperti aset lainnya.

4.2 Analisis Rasio terhadap kinerjakeuangan Klub sepakbola profesional

Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dan dianalisis berdasarkanangka-angka yang tersaji dalam laporan keuangan. Berbagai macam rasiodikembangkan untuk melihat kinerja suatu perusahaan. Seperti halnya suatuperusahaan, kinerja keuangan klub sepakbola juga dapat dilihat berdasarkan angka

yang tersaji dalam laporan keuangannya.

Beberapa rasio keuangan tidak dapat secara tepat dihitung karenaketerbatasan data untuk mengetahui kinerja keuangan klub selama 4 tahun terakhir.Rasio keuangan yang dihitung hanya berdasarkan data yang benar-benar tersedia dandapat digunakan dalam menghitung rasio keuangan klub. Sebelum menghitung laporan keuangan terlebih dahulu kita mengetahui laporan keuangan Manchester United tersebut.

(11)

Rasio ini bertujuan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi liabilitas jangka pendeknya.

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dapat dilihat bahwa terjadi penurunan sebanyak 1.28 kali dan 1,52 kali pada tahun 2009 dan tahun 2010. Hal ini dapat dikatakan tidak memuaskan karena berada dibawah standar rata-rata industri, namun sebaliknya pada tahun 2011 dan 2012 dapat dikatakan memuaskan karena sesuai dengan standar rata-rata rasio tersebut. Jika standar skala ukur untuk current ratio adalah 2 kali,

current ratio Manchester United PLC

tahun 2011 dan 2012 dikatakan baik. Namun, untuk tahun sebelumnya pada tahun 2009 dan 2010 dikatakan kurang baik karena tidak memenuhi syarat standar skala ukur rasio.

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan bahwa quick ratio dari tahun 2009 smpai 2012 mengalami naik turun. Jika semula pada tahun 2009 rasio cepatnya 0,43 kali, dan pada tahun 2010 turun menjadi 0,21 kali begitu sebaliknya untuk tahun 2011 dan tahun 2012. Jika standar rata-rata skala ukur rasio quick ratio adalah 1,5 kali maka dapat dikatakan kondisi rasio likuiditas khususnya di quick

ratio Manchester united PLC sangat

buruk karena tingkat quick rationya dibawah 1,5 kali yang merupakan standar dari skala ukur rasio likuiditas. 4.2.2 Rasio Solvabilitas

Rasio ini bertujuan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengelola dan melunasi kewajibannya.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas debt to asset ratio Manchester United PLC pada tahun 2009 sebanyak 0,85% atau 85% artinya dari aktiva Manchester United didanai utang (modal pinjaman) sebesar 85% dan ini juga berarti sebanyak 15% dibiayai dengan modal dari pemegang saham begitu juga juga sebaliknya untuk tahun berikutnya. Namun, terjadi penurunan pada tahun 2012 dimana

debt to total asset rationya 0,82% atau

82% turun 6% dari tahun 2010. Jika dibandingkan dengan standar rata-rata skala ukur rasio yaitu 35%, kondisi Manchester United untuk debt to asset

rationya dinilai sangat tidak baik

karena di bawah rata-rata skala ukur rasio sehingga akan sulit bagi Manchester United untuk memperoleh pinjaman. Kondisi tersebut juga menunjukkan Manchester United dibiayai hampir separuhnya hutang. Jika Manchester United bermaksud menambah utang, pihak Manchester perlu menambah ekuitasnya terlebih dahulu. Secara teoritis, apabila perusahaan mereka dilikuidasi masih mampu menutupi utangnya dengan aktiva yang dimilki. Berdasarkan hasil perhitungan diatas debt to equity ratio bahwa kreditor menyediakan Rp.22,00 pada tahun 2009 untuk setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham. Manchester united dibiayai oleh utang sebanyak 22%. Demikian pula untuk tahun 2010 kreditor menyediakan Rp.16,00 pada tahun 2010 yaitu sebesar 16%. Jika dilihat

(12)

dari skala ukur rasio tersebut maka dapat dikatakan debt to equity ratio mereka sangatlah buruk karena dibawah jauh dari standar skala ukur rasio keuangan yaitu 90%.

4.2.3 Rasio Profitabilitas

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Rasio laba umunya diambildari laporan keuangan laba rugi. Berdasarkan hasil perhitungan diatas kondisi ROA Manchester united cukup baik. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2009 diperoleh ROA 0,73% atau 73%, namun pada tahun 2010 mengalami penurunan cukup besar dari tahun 2009 sebesar 0,48% atau 48% ini masih terlihat baik karena standar skala rata-rata rasio yang ditetapkan adalah 30%. Namun, terjadi penurunan yang cukup drastis pada tahun 2011 dimana ROA nya turun menjadi 0,21% atau 21% ini dikatakan kurang baik karena tidak memenuhi standar skala rata-rata rasio keuangan yaitu 30%. Tetapi pada tahun 2012 mengalami kenaikan kembali walaupun tidak berbeda jauh dari standar skala rata-rata rasio keuangannya. Dari penjelasan diatas return yang mereka dapatkan cukup baik karena setiap tahunnya persentanse pendapatan yang mereka peroleh tidak kurang dari 30% hanya saja pada tahun 2011 menagalami penurunan yang buruk.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas kondisi ROE Manchester united PLC pada tahun 2009 mengalami penurunan cukup tajam yaitu sebesar 0,21% atau 21% ini merupakan ROE yang buruk karena ROE sebuah

perusahaan dapat dikatakan baik apabila memenuhi standar skala rata-rata rasio untuk ROE standar skala rata-ratanya adalah 40%. Tetapi pada tahun 2010 mengalami kenaikan yang luar biasa dimana ROEnya meningkat tajam menjadi 0,97% atau 97% melebihi standar skalanya, berarti kondisi Manchester United PLC pada tahun tersebut sangat baik dan untuk tahun 2011 dan tahun 2012 walaupun mengalami penurunan tetapi hal masih dianggap baik karena nilai ROE nya pada tahun 2011 dan 2012 melebihi standar skala rata-rata rasio keungan tersebut.

4.2.4 Rasio Aktivitas

Rasio bertujuan mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas di jelaskan bahwa setiap setiap tahun total aset Manchester united selalu berputar sesuai angka yang di tunjukkan di setiap tahunnya. Misalkan pada tahun 2009 total asset turnover Manchester united sebesar 0,89 ini artinya total aset yang Manchester united berputar sebanyak 0,89 kali. Untuk standar skala ukur rasio keuangan aktivitas khususnya di total

asset turnover adalah 2 kali, dimana

(13)

mencapai angka tersebut maka dapat dikatakan perusahaan tersebut beroperasi baik. Tetapi dilihat dari

total asset turnover pada Manchester

United PLC itu beroperasi sangat buruk, dimana setiap tahunnya TATO mereka tidak mampu mendekati angka 2 kali. Ada yang yang mendekati angka 1 namun menurut standar itu masih dikatakan kurang baik karena

total asset turnover yang baik itu

adalah 2 kali.

4.3 Membandingkan Rasio Keuangan Manchester United PLC dengan Standar Rasio Industri Lain Selain membandingkan rasio keuangan dari tahun ke tahun, pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan dengan membandingkan rasio keuangan Manchester United PLC dengan standar rasio keuangan dari industri lain. Ada 10 jenis industri yang terdaftar di NYSE antara lain:

Energy, Basic Materials, Industrials, Cyclical Goods and Services, Non-Cyclical Goods and Services, Financial, Healthcare, Technology, Telecommunications, dan Utilities.

Berdasarkan hasil analisis dari perbandingan dengan standar rasio industri lain, dapat disimpulkan Bahwa Manchester United PLC memiliki tingkat profitabilitas yang cukup baik jika dibandingkan dengan industri lainnya. Tingkat keuntungan Manchester united PLC dapat dinilai menguntungkan, hal ini menunjukkan bahwa industri sepakbola dinilai cukup memberi keuntungan bagi investor yang menginvestasikan sahamnya di

sebuah sepakbola professional khususnya Manchester United.

Untuk tingkat solvabilitas Manchester united PLC cukup tinggi. Berdasarkan analisis perbandingan tingkat solvabilitas Manchester United PLC sangat tinggi, karena tidak sesuai dengan standar rasio yang ada dan standar rasio industri lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa risiko yang dapat dimilki oleh sebuah klub sangat tinggi, khususnya risiko hutangnya. Hutang klub yang tinggi diakibatkan karena pembiayaan aset lebih banyak menggunakan hutang, sehingga tingkat hutangnya juga sangat tinggi.

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan laporan keuangan Manchester United menggunakan rasio keuangan dapat disimpulkan bahwa : 1. Rasio profitabilitas dari Manchester

United PLC yang diwakili oleh nilai ROA, dan ROE terlihat cukup baik. Manchester United PLC cukup profitable, hanya saja pada tahun 2011 mengalami penurunan yang cukup drastis namun pada tahun berikutnya naik kembali sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

2. Rasio Likuiditas Manchester United PLC dinilai kurang likuid. Ini terlihatpada jenis rasionya yaitu

quick ratio dimana setiap tahunnya

mengalami naik turun tetapi tidak mencapai skala rata-rata rasio keuangan. Tetapi untuk Current

ratio dalam memenuhi liabilitas

jangka pendeknya terlihat sangat baik dari tahun ke tahun yang selalu

(14)

mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan kemampuan Manchester United PLC dalam memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi kurang baik. Aset lancar yang dimiliki Manchester United PLC kurang dapat digunakan untuk menutup semua hutang lancarnya.

3. Rasio Solvabilitas Manchester United PLC dinilai sangat buruk. Hal ini terlihat dari tahun ke tahun yang terus meningkat solvabilitasnya. ini terlihat dari hasil perhitungannya yang melebihi dari standar skala rata-rata rasio artinya Manchester United PLC dalam mengelola dan melunasi kewajibannya sangatlah buruk karena Manchester united sebagian besar di danai oleh hutang bukan dari pemegang saham Manchester United.

5.2SARAN

1. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, kurangnya literatur mengenai akuntansi untuk klub sepakbola sehingga penelitian mengenai akuntansi pada klub sepakbola kurang mendalam.

Kedua, sulitnya mendapat laporan

keuangan publikasi dari klub sepakbola.

2. Berdasarkan keterbatasan tersebut, diharapkan pada penelitian selanjutnya menggunakan perbandingan kinerja keuangan selain klub sepakbola Manchester United. Kedua, diharapkan Federasi sepakbola dapat membuat standar yang baik mengenai akuntansi untuk sepakbola sehingga dapat

dijadikan acuan bagi klub sepakbola di seluruh dunia.

3. Khususnya untuk sepakbola Indonesia diharapkan dapat lebih berkembang seperti sepakbola di Negara-negara maju, dan juga dapat menyediakan laporan keuangan yang baik agar investor asing dapat menginveskan dana mereka ke klub yang ada di Indonesia dan yang lebih penting setiap klub tidak ada penunggakan gaji pemain karena itu bisa membuat klub tersebut menjadi jelek karena keuangan mereka terbukti tidak baik.

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, I (2012). Analisis Laporan

Kuangan. Bandung: Alfabeta.

Harahap, Sofyan Syafri. (2008).

Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2012.

Standar Akuntansi Keuangan. PSAK. Cetakan Keempat, Buku

Satu, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Munawir, S, 2004.” Analisa Laporan

Keuangan”, Edisi Keempat,

Liberty, Yogyakarta.

Munawir,S, (2010). Analisis Laporan

Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Kasmir. (2012). Analisis Laporan

keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Rahmad, 2011. Analisis Laporan

Keuangan. Blog Article. Malaysia.

(15)

Munawir, S, 2004.” Analisa Laporan

Keuangan”, Edisi Keempat,

Liberty, Yogyakarta.

Munawir,S, (2010). Analisis Laporan

Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Schwesernotes, 2011, CFA Level 1 Book 3: Financial Reporting and

Analysis, KaplanSchweser, USA.

Subramanyam, K.R. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Sanusi, Anwar. 2013. Metodologi

Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat

Wild, John J, K.R. Subramanyam dan Robert F. Halsey. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Delapan. Terjemahan Yanivi S. Bachtiar dan S. Nurwahyu Harahap. Jakarta: Salemba Empat. http://fadhilanalisis.blogspot.com/2011 /10/analisis-laporan-keuangan.html http://eprints.undip.ac.id/40104/1/HAR YOPRASETYO.pdf http://eprints.undip.ac.id/39666/1/SID DIK.pdf http://thesis.binus.ac.id/doc/Lain- lain/2012-2-00940-AK%20WorkingPaper001.pdf http://repository.widyatama.ac.id/xmlu i/bitstream/handle/123456789/1436/Ba b2.pdf?sequence=2).. http://ejournal.uajy.ac.id/4215/3/2MM 01669.pdf) http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/1325 35-T%2027773-Analisis%20atas-Tinjauan%20literatur.pdf http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/1325 35-T%2027773-Analisis%20atas Tinjauan%20literatur.pdf http://eprints.uny.ac.id/9203/3/BAB%2 02%20-%2008601244163.pdf.

Referensi

Dokumen terkait

Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengetahui berapa banyak responden yang memiliki hasil karya selama di institusi pendidikan yang nantinya akan digunakan untuk menjawab

Keuntungan tersebut dapat terbukti dengan sistem pinjaman kredit tersebut maka kelompok tani memperoleh omset penjualan pupuk yang sudah di targetkan dan bagi petani dapat

Dalam orchitis bakteri, sebagian besar kasus berhubungan dengan epididimitis (epididymo-orchitis), dan mereka terjadi pada laki-laki yang aktif secara seksual lebih tua dari 15

Aplikasi media interaktif berbasis komputer dapat menjadi alat bantu pada proses belajar mengajar yang mampu memberikan beberapa keuntungan, yaitu media interaktif

Uji coba dilakukan pada latar belakang atau background yang polos, jarak tangan dari depan webcam normal yaitu 50 cm , sudut jari tangan 0 o , sumber cahaya

Abadiyah Kuryokalangan Gabus -5 326 7408 Milatin Hasanah MTs.. Iqbal

penambahan 2 (dua) unit mesin cuci merek Elektrolux tahun 2012 pada Usaha Laundry Dewi layak dilaksanakan dilihat dari Payback Period, Net Present Value

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana Kementerian Pertanian melakukan komunikasi krisis dalam kasus penggerebekan gudang beras PT IBU oleh Satgas